Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM (DAM) DENGAN KEBERADAAN

Escherichia coli DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CILACAP UTARA 1 KABUPATEN CILACAP


TAHUN 2023

Aing Bela Nada*), Tri Cahyono **), Fauzan Ma’ruf***)

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang,


Jl. Raya Baturraden KM 12 Purwokerto, Indonesia
Abstrak

Latar belakang: Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.Untuk mengetahui air minum
yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan kesehatan maka perlu mengetahui hubungan higiene sanitasi DAM
dengan Keberadaan Escherichia coli di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Utara 1 Kabupaten Cilacap. Metode:
Variabel dari penelitian ini yaitu sanitasi tempat, higiene penjamah, sanitasi peralatan dan bakteri Escherichia coli
dengan jenis penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yaitu
15 depot air minum dengan menggunakan analisis uji Rank Spearman. Hasil: Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap
keberadaan bakteri Escherichia coli dari 15 DAM terdapat 3 sampel positif atau tidak memenuhi syarat (20%) dan 12
sampel negatif atau memenuhi syarat (80%). Hasil Penilaian Inspeksi Sanitasi tempat dari 15 DAM terdapat 4 DAM
yang tidak memenuhi syarat (35%) dan 11 DAM memenuhi syarat (65%). Hasil Penilaian Inspeksi Higiene penjamah
dari 15 DAM terdapat 3 DAM yang tidak memenuhi syarat (20%) dan 12 DAM memenuhi syarat (80%). Hasil
Penilaian Inspeksi Sanitasi peralatan dari 15 DAM terdapat 3 DAM yang tidak memenuhi syarat (20%) dan 12 DAM
memenuhi syarat (80%). Hasil uji statistik korelasi rank spearman yaitu Tidak ada hubungan antara sanitasi tempat
dengan keberadaan Escherichia coli pada DAM, karena nilai sig = 0,405 dan nilai rho = (-0,232). Tidak ada hubungan
antara higiene penjamah dengan keberadaan Escherichia coli pada DAM di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara
1 karena nilai sig = 0,326 dan nilai rho = (-0,273). Tidak ada hubungan antara sanitasi peralatan dengan keberadaan
Escherichia coli pada DAM karena nilai sig = 0,317 dan nilai rho = (-0,277). Simpulan: Tidak ada hubungan yang
signifikan antara keberadaan Escherichia coli dengan Sanitasi tempat, Higiene penjamah dan Sanitasi peralatan pada DAM
di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara 1.

Kata kunci : Air Minum, Escherichia coli, Higiene Sanitasi

Abstract
Background: Water is the most important substance in life after air. To find out drinking water that meets the
requirements according to health regulations, it is necessary to know the relationship between DAM hygiene and the
presence of Escherichia coli in the work area of the Cilacap Utara Health Center 1, Cilacap Regency. Method: The
variables of this study were place sanitation, handler hygiene, equipment sanitation and Escherichia coli bacteria with
this type of analytic observational study using a cross sectional approach. The number of samples is 15 drinking water
depots using Spearman's Rank test analysis. Results: T results of laboratory tests on the presence of Escherichia coli
bacteria from 15 DAMs found 3 samples were positive or did not meet the requirements (20%) and 12 samples were
negative or met the requirements (80%). The results of the Sanitation Inspection Assessment of 15 DAMs found that 4
DAMs did not meet the requirements (35%) and 11 DAMs met the requirements (65%). Results of the Hygiene
Inspection Assessment of handlers from 15 DAMs there were 3 DAMs that did not meet the requirements (20%) and
12 DAMs that met the requirements (80%). The results of the Equipment Sanitation Inspection Assessment of 15 DAMs
found that 3 DAMs did not meet the requirements (20%) and 12 DAMs met the requirements (80%). The results of the
Spearman rank correlation statistical test were that there was no relationship between place sanitation and the
presence of Escherichia coli in DAM, because the sig value = 0.405 and the rho value = (-0.232). There is no
relationship between handler hygiene and the presence of Escherichia coli in DAM in the Working Area of North
Cilacap Health Center 1 because sig = 0.326 and rho = (-0.273). There is no relationship between equipment
sanitation and the presence of Escherichia coli in DAM because sig = 0.317 and rho = (-0.277). Conclusion: There
is no significant relationship between the presence of Escherichia coli and place sanitation, handler hygiene and
equipment sanitation at DAM in the Working Area of North Cilacap Health Center 1.

Keywords: Drinking water, Escherichia coli, Sanitary Hygiene

*)E-mail:
**) E-mail: 1
***) E-mail:
PENDAHULUAN terdapatnya bakteri coliform (Nurkhikmah and
Budiono, 2018).
Air merupakan zat yang paling penting dalam Hasil pengujian kualitas 20 sampel air minum isi
kehidupan setelah udara Tanpa air, manusia tidak akan ulang di Kabupaten cilacap pada tahun 2022 di UPTD
bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk Laboratorium Kesehatan DLH Cilacap, menunjukkan
manusia, air pun diperlukan oleh makhluk lain misalnya bahwa kualitas air minum yang diproduksi oleh depot
hewan dan tumbuhan. Fungsi air bagi kehidupan tidak air minum isi ulang bervariasi dari satu depot ke depot
dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air lainnya. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa ada
yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah perbedaan dalam karakteristik air baku, teknologi
sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan produksi, dan atau proses operasi dan pemeliharaan
air dalam tubuh (Wyadnyana, 2020). yang diterapkan di depot isi ulang. Hasil studi sempat
Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari menjadi perhatian publik karena pada beberapa sampel
jumlah air yang ada di dalam organ, seperti 80% dari ditemukan adanya kontaminasi mikroorganisme.
darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat Sekitar 10% dari sampel tersebut terkontaminasi bakteri
syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati dan 75% dari otot Escherichia coli, yang mengindikasikan buruknya
adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan kualitas sanitasi depot air minum isi ulang (Himma,
dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh 2022). Penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum berdasarkan uraian diatas dengan judul “Hubungan
minimal sebanyak 1,5 – 2 liter sehari untuk Higiene Sanitasi DAM dengan Keberadaan Escherichia
keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses coli di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara 1
metabolisme (Maharani, 2018) Kabupaten Cilacap Tahun 2023”.
Air yang dipergunakan oleh masyarakat untuk
keperluan sehari-hari terutama untuk minum harus BAHAN DAN METODE
memenuhi persyaratan kesehatan untuk mencegah
timbulnya penyakit atau gangguan yang disebabkan Penelitian ini menggunakan studi cross sectional
atau ditularkan melalui air.Sebagian besar kebutuhan air yaitu mempelajari kolerasi antara faktor-faktor resiko
minum masyarakat selama ini dipenuhi dari air sumur dengan cara pendekatan atau pengumpulan data
dan juga air yang sudah diolah oleh Perusahaan Air sekaligus pada satu saat tertentu saja, dengan mengukur
Minum (PDAM). Air minum merupakan air yang variabel bebas yaitu sanitasi tempat, higiene penjamah,
melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses dan sanitasi peralatan dan variabel terikat yaitu bakteri
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat Escherichia coli. Data yang dikumpulkan adalah data
langsung diminum (Swastika, 2018). hasil wawancara dan observasi secara langsung dengan
Menurut Permenkes nomor 2 tahun 2023, tentang menggunakan formulir inspeksi higiene sanitasi DAM
syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, dengan sampel berjumlah 15 DAM yang aktif di
kandungan bakteri Escherichia coli dalam air minum wilayah kerja puskesmas cilacap utara 1. Sementara
tidak boleh lebih dari nol atau tidak ada tiap 100 ml pemeriksaan keberadaan bakteri Escherichia coli
sampel air dengan satuan CFU/100ml. Escherichia coli dilakukan pada Laboratorium Lingkungan DLH
adalah bakteri yang tergolong Coliform dan dapat hidup cilacap.
secara normal di dalam tinja manusia. Secara normal Penelitian ini di analisis dengan cara univariat dan
manusia setiap hari menghasilkan 100-150 gram berat bivariat. Analisis univariat dilakukan dengan
kering tinja yang mengandung sel bakteri Escherichia mendeskripsikan data karakteristik masing-masing
coli antara 2,5 x 1010 bakteri. Bakteri ini bersifat variabel bebas yaitu sanitasi tempat, higiene penjamah,
oportunis, artinya bakteri ini tumbuh normal di dalam dan sanitasi peralatan dan variabel terikat yaitu bakteri
usus manusia, tetapi dalam batas-batas keadaan dan Escherichia coli dalam bentuk tabel distribusi
lingkungan tertentu dapat mendatangkan penyakit atau frekuensi. Analisis bivariat menggunakan Analisis
minimal gangguan kesehatan terhadap manusia (Ester, Rank Spearman Uji Rank Spearman digunakan untuk
Samampouw and Umboh, 2019). menguji hipotesis korelasi dengan skala pengukuran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan variabel minimal ordinal. Dalam Uji Rank Spearman,
oleh astri wulandari pratiwi tahun 2007meneliti kualitas skala data untuk kedua variabel yang akan dikorelasikan
27 depot air minum menunjukkan bahwa sekitar 92,6 % dapat berasal dari skala yang berbeda (skala data ordinal
DAMIU memenuhi syarat dan 7,4 % tidak memenuhi dikorelasikan dengan skala data numerik) atau sama
syarat dengan jumlah bakteri coliform 7APM (skala data ordinal dikorelasikan dengan skala data
gram/100ml. Hasil pengujian laboratorium Dinas ordinal). Data yang akan dikorelasikan tidak harus
Kesehatan Kabupaten Banyumas, menunjukkan bahwa membentuk distribusi normal.
dari 16 sampel DAMIU terdapat 2 DAMIU yang tidak
memenuhi persyaratan kualitas air minum yaitu
2
HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Higiene Penjamah
A. Univariat Tabel 3. Hasil Analisis Univvariat Higiene
1. Mikrobiologi Escherichia coli Penjamah Pada DAM di Wilayah Keja Puskesmas
Tabel 1. Hasil Analisis Univvariat Escherichia coli Cilacap Utara 1.
Pada DAM di Wilayah Keja Puskesmas Cilacap Utara Persentase (%)
1. Higiene Penjamah Frekuensi

Escherichia coli Frekuensi Persentase (%)


Memenuhi syarat 12 80
Tidak memenuhi 3 20
Memenuhi syarat 12 80 syarat
Tidak memenuhi 3 20
syarat Total 15 100

Total 15 100
Hasil penilaian inspeksi pada tabel 3 higiene
penjamah pada 15 DAM diperoleh nilai 20% tidak
Hasil pemeriksaan keberadaan Escherichia coli memenuhi syarat dan 80% dinyatakan memenuhi
pada 15 sampel output DAM diperoleh 3 dari 15 sampel syarat. DAM yang tidak memenuhi syarat yaitu DAM
positif Escherichia coli atau dikatakan tidak memenuhi I, L dan M, sedangkan hasil penilaian inspeksi higiene
persyaratan mikrobiologis yaitu DAM I, DAM J, DAM penjamah yang memenuhi syarat ada pada DAM
M. Hasil 12 DAM lainnya yaitu DAM A, B, C, D, E, F, A,B,C,D,E,F,G,H,J,K,N, DAM O dengan skor nilai
G, H, K, L, N dan DAM O negatif atau memenuhi syarat terendah 40, nilai tertinggi 100 dan nilai rata - rata 66,6.
pemeriksaan mikrobiologis Escherichia coli dengan
skor nilai terendah 0, nilai tertinggi 29 dan nilai rata - 4. Sanitasi Pealatan
rata 2,46. Tabel 4. Hasil Analisis Univvariat Sanitasi
Pealatan Pada DAM di Wilayah Keja Puskesmas
2. Sanitasi Tempat Cilacap Utara 1.

Tabel 2. Hasil Analisis Univvariat Sanitasi Tempat


Pada DAM di Wilayah Keja Puskesmas Cilacap Utara
Sanitasi Pealatan Frekuensi Persentase (%)
1.
Sanitasi Tempat Frekuensi Persentase (%)
Memenuhi syarat 12 80
Tidak memenuhi 3 20
Memenuhi syarat 11 65 syarat
Tidak memenuhi 4 35
syarat Total 15 100

Total 15 100

Hasil penilaian inspeksi pada tabel 4.5 sanitasi


Hasil penilaian inspeksi pada tabel 2 sanitasi peralatan pada 15 DAM diperoleh nilai 20% tidak
tempat pada 15 DAM diperoleh nilai 35% tidak memenuhi syarat dan 80% dinyatakan memenuhi
memenuhi syarat dan 65% sampel dinyatakan syarat. DAM yang tidak memenuhi syarat yaitu DAM
memenuhi syarat. DAM yang tidak memenuhi syarat B, I dan M, sedangkan hasil penilaian inspeksi sanitasi
karena memiliki nilai 40% pada DAM F, I, L dan M, peralatan yang memenuhi syarat ada pada DAM
sedangkan hasil penilaian inspeksi sanitasi tempat yang A,C,D,E,F,G,H,J,K,L,N, DAM O dengan skor nilai
memenuhi syarat ada pada DAM A, B, C, D, E, G, H, J, terendah 40, nilai tertinggi 100 dan nilai rata - rata 69,3.
K, N, O dengan skor nilai terendah 40, nilai tertinggi
100 dan nilai rata - rata 66,6.

3
B. Bivariat dapat diartikan jika sanitasi tempat meningkat maka
Pada penelitian ini menggunakan analisis uji keberadaan Escherichia coli akan menurun.
korelasi rank spearman karena data penelitian sudah di Depot air minum menunjukkan bahwa hiegene
uji normalitas dan hasilnya tidak normal maka sanitasi tempat semakin memenuhi syarat, dan semakin
digunakan uji korelasi rank spearman. Uji korelasi rank banyak kandungan bakteri maka semakin tidak
spearman adalah uji yang bekerja untuk skala data memenuhi syarat. Keberadaan bakteri Escherichia coli
ordinal atau berjenjang au rangking, dan bebas yang tidak ada pada Higienesanitasi di beberapa DAM di
distribusi. Skala data yang digunakan untuk kedua wilayah Puskesmas Cilacap Utara 1. Diketahui bahwa
variabel yang akan dikorelasikan dapat berasal dari higiene sanitasi tempat memiliki pengaruh terhadap
skala yang berbeda (skala data ordinal dikorelasikan tingkat kehigienisan Depot Air Minum.
dengan skala data numerik) atau sama. Kondisi tersebut dapat terlihat dari ada atau tidak
nya kuman atau bakteri serta hama serangga di
1. Hubungan Sanitasi Tempat dengan lingkungan Depot seperti terdapatnya serangga kecoa,
Kebaradaan Escherichia coli pada DAM di lalat dan lainnya yang di pastikan akan membawa
Wilayah Keja Puskesmas Cilacap Utara 1. bakteri. Kebersihan tempat juga dapat terlihat dari
kondisi tempat sampah yang terbuka ataupun tertutup
Tabel 5. Hubungan Sanitasi Tempat dengan yang dapat berpengaruh terhadap kondisi udara di
Kebaradaan Escherichia coli pada DAM di lingkungan Depot. Sesuai dengan hasil Uji kelayakan
Wilayah Keja Puskesmas Cilacap Utara 1. pada puskesmas wilayah cilacap Utara Nilai korelasi (r)
hitung memperoleh nilai -0,232 < r tabel 0.514. Artinya
tidak memiliki hubungan yang kuat didukung oleh data.
Correlations Arah hubungan ini artinya tidak searah atau semakin
sedikit kandungan bakteri Escherichia coli dalam air
Keberad Sanit depot air minum isi ulang, hal inimenunjukkan bahwa
aan asi hiegene sanitasi tempat semakin memenuhi syarat.
Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Escheric temp
Fina Arumsari, Tri Joko, dan Yusniar Hanani
hia coli at Darundiati (2021) yang dilakukan di Kecamatan
Mondokan Kabupaten Sragen mengenai hubungan
Spearma Keberad Correlat 1.000 -.232 higiene sanitasi depot air minum dengan keberadaan
n’s rho aan ion bakteri Escherichia coli. Berdasarkan pada hasil uji
Escheric Coeffici statistik bivariat didapatkan hasil bahwa sebanyak 4
hia coli ent (36,4%) dari 11 depot air minum dengan sanitasi tempat
Sig. (2- . .405 yang kurang baik tidak memenuhi syarat dan 7 (63,6%)
memenuhi syarat bakteri Escherichia coli. 16 depot air
tailed)
minum dengan kondisi sanitasi tempat yang baik
N 15 15 terdapat 2 (12,5%) dari 16 depot air minum yang
kondisi sanitasi tempatnya baik tidak memenuhi syarat
Sanitasi Correlat -.232 1000 dan 14 (87,5%) memenuhi syarat bakteri Escherichia
tempat ion coli. Hasil uji fisher exact test diperoleh nilai p-value
Coeffici sebesar 0,187. Artinya tidak terdapat hubungan antara
ent sanitasi tempat dengan keberadaan bakteri Escherichia
Sig. (2- .405 . coli pada air minum isi ulang di Kecamatan Mondokan
Kabupaten Sragen.
tailed)
N 15 15 2. Hubungan Higiene Sanitasi dengan
Kebaradaan Escherichia coli pada DAM di
Wilayah Keja Puskesmas Cilacap Utara 1.
Nilai signifikansi sebesar 0,405 > α (0,05). Maka Tabel 6. Hubungan Higiene Sanitasi dengan
tidak terdapat hubungan antara Sanitasi tempat pada Kebaradaan Escherichia coli pada DAM di
DAM di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Utara1dengan Wilayah Keja Puskesmas Cilacap Utara 1.
keberadaan Escherichia coli. Nilai Correlation
Coefficient -0,232 bernilai negatif, sehingga hubungan
kedua variabel tersebut tidak searah, dengan demikian

4
Correlations hasil penelitian berdasarkan hasil uji statistik korelasi
rank spearman menunjukkan nilai signifikansi 0,326 <
Higien Keberad α (0,05) atau Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan r
e aan hitung -0,273 < 0,514 (r tabel) artinya tidak ada
Penja Escheric hubungan antara hiegene sanitasi penjamah tempat
mah hia coli depot air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas
Cilacap Utara 1 dengan kandungan bakteri Escherichia
coli.
Spearm Higiene Correlat 1.000 -.273
Ada lima sub variabel penjamah yang belum
an’s rho Penjama ion memenuhi persyaratan higiene sanitasi di depot air
h Coeffici minum. Penjamah perlu menjaga kebersihan agar tidak
ent menyebarkan kuman penyakit, berperilaku menjaga
Sig. (2- . .326 kebersihan dan sanitasi, selalu mencuci tangan dengan
tailed) sabun, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, dan
memastikan operator atau pemilik memiliki sertifikat
N 15 15
keahlian higiene sanitasi. Selain itu, mereka juga harus
sehat dan menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
Keberad Correlat -.273 1000
rapi dan Memenuhi persyaratan ini diharapkan dapat
aan ion meningkatkan kualitas higiene sanitasi di depot air
Escheric Coeffici minum dan mengurangi risiko penularan penyakit
hia coli ent melalui air minum. (Risti Iriani Saba dkk, 2019)
Sig. (2- .326 .
tailed) 3. Hubungan Sanitasi Peralatan dengan
Kebaradaan Escherichia coli pada DAM di
N 15 15 Wilayah Keja Puskesmas Cilacap Utara 1.

Tabel 7. Hubungan Sanitasi Peralatan dengan


Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman, Kebaradaan Escherichia coli pada DAM di
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,326 > α (0,05). Wilayah Keja Puskesmas Cilacap Utara 1.
Artinya tidak ada hubungan antara higiene penjamah
dengan keberadaan Escherichia coli. Nilai Correlation
Correlations
Coefficient -0,273 bernilai negatif, sehingga hubungan
kedua variabel tersebut tidak searah, dengan demikian
Higien Keberad
dapat diartikan jika higiene penjamah meningkat maka
keberadaan Escherichia coli akan menurun. e aan
Depot air minum menunjukkan bahwa hiegene Penja Escheric
penjamah semakin memenuhi syarat, dan semakin mah hia coli
banyak kandungan bakteri maka semakin tidak
memenuhi syarat. Kontaminasi yang dapat terjadi dapat Spearm Higiene Correlat 1.000 -.273
di akibatkan juga oleh kondisi dari pekerjanya atau an’s rho Penjama ion
higien penjamah yang kurang memperhatikan h Coeffici
kebersihan dirinya. Terlebih juga bisa terjadi akibat
ent
tercemarnya air yang digunakan untuk membersihkan
tangan sang penjamah, atau tidak menggunakan sabun. Sig. (2- . .326
Hal ini sama dengan penelitian Indrayani (jr3 2020) tailed)
pada puskemas Lebak wangi untuk melihat tingkat N 15 15
kekuatan (keeratan) hubungan antara hygiene sanitasi
dengan keberadaan bakteri Escherichia coli. Diperoleh Keberad Correlat -.273 1000
angka koefisien korelasi sebesar 0,326, artinya tingkat aan ion
kekuatan hubungan (korelasi) antara higiene sanitasi Escheric Coeffici
dengan keberadaan bakteri Escherichia coli. Pada DAM
hia coli ent
sebesar 0,326 atau korelasi sangat lemah. Untuk melihat
arah hubungan variabel hygiene sanitasi penjamah Sig. (2- .326 .
dengan variabel keberadaan bakteri Escherichia coli tailed)
bernilai positif yaitu 0,004, sesuai dengan hasil N 15 15
penelitian dari wilayah Puskesmas Cilacap Utara 1,
5
berikut :
.Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman, a. Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,317 > α keberadaan bakteri Escherichia coli dari 15
(0,05). Maka tidak terdapat hubungan antara Sanitasi DAM terdapat 3 sampel positif atau tidak
peralatan dengan keberadaan Escherichia coli. Nilai memenuhi syarat (20%) dan 12 sampel
Correlation Coefficient -0,277 bernilai negatif, negatif atau memenuhi syarat (80%).
sehingga hubungan kedua variabel tersebut tidak b. Sanitasi tempat dari 15 DAM terdapat 4 DAM
searah, dengan demikian dapat diartikan jika sanitasi yang tidak memenuhi syarat (35%) dan 11
peralatan meningkat maka keberadaan Escherichia coli DAM memenuhi syarat (65%).
akan menurun. c. Higiene penjamah dari 15 DAM terdapat 3
Depot air minum menunjukkan bahwa higiene DAM yang tidak memenuhi syarat (20%) dan
sanitasi peralatan semakin memenuhi syarat, dan 12 DAM memenuhi syarat (80%).
semakin banyak kandungan bakteri maka semakin tidak d. Sanitasi peralatan dari 15 DAM terdapat 3
memenuhi syarat. Kontaminasi yang dapat terjadi dapat DAM yang tidak memenuhi syarat (20%) dan
di akibatkan juga oleh kondisi dari pekerja nya atau 12 DAM memenuhi syarat (80%).
higien penjamah yang kurang memperhatikan 2. tidak ada hubungan antara sanitasi tempat dengan
kebersihan dirinya. Terlebih juga bisa terjadi akibat keberadaan Escherichia coli pada DAM di
tercemarnya air yang digunakan untuk membersihkan Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara 1 karena
peralatan yang akan digunakan. nilai sig = 0,405 dan nilai rho = (-0,232).
Hasil penelitian menunjukkan DAM menggunakan 3. Tidak ada hubungan antara higiene penjamah
metode sterilisasi ultraviolet. Air baku yang melewati dengan keberadaan Escherichia coli pada DAM di
ultraviolet secara langsung akan terpapar oleh sinar Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara 1 karena
ultraviolet, yang akan menyebabkan bakteri menyerap nilai sig = 0,326 dan nilai rho = (-0,273).
energi dari sinar ultraviolet, kemudian akan 4. Tidak ada hubungan antara sanitasi peralatan
menyebabkan bakteri mati. Mekanisme kerjaultraviolet dengan keberadaan Escherichia coli pada DAM di
adalah memancarkan sinar radiasi yang dapat Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara 1 karena
menyebabkan perubahan pada molekuler dalam nilai sig = 0,317 dan nilai rho = (-0,277).
komponen biochemical bakteri. Hasil penelitian ini
masih menemukan keadaan tempat yang digunakan SARAN
untuk mensterilkan dan lampu ultraviolet yang bekerja 1. Untuk Masyarakat
tidak sesuai dengan standard yang ada akan Bagi Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas
berpengaruh terhadap kualitas air yang terkontaminasi Cilacap Utara 1 Diharapkan masyarakat sekitar
virus dan bakteri Escherichia coli karena proses harus lebih memilih kualitas produk air minum
sterilisasi tidak berjalan dengan baik sebagaimana yang akan dibeli dengan mengetahui informasi
mestinya. terkait hasil uji laboratorium yang menyertakan
Upaya untuk mengatasi keberadaan bakteri hasil nol atau negatif dari Escherichia coli.
Escherichia coli pada DAM di Wilayah Kerja
2. Untuk Pemilik DAM
Puskesmas Cilacap Utara 1, dapat dilakukan perbaikan
Sebagai bahan masukan dan informasi
metode sterilisasi ultraviolet pada DAM agar berfungsi
pemilik/operator/karyawan depot air minum untuk
dengan baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
lebih memperhatikan dan menerapkan higiene
Pengawasan dan pengendalian kualitas air minum isi
sanitasi yang baik serta selalu melakukan
ulang harus dilakukan secara teratur untuk memastikan
pemeriksaan kualitas mikrobiologis secara berkala
bahwa air yang dihasilkan memenuhi standar kesehatan
untuk mengetahui kualitas air minum yang
yang ditetapkan. Untuk mencuci peralatan, sebaiknya
diproduksi dan rutin membersihkan peralatan
menggunakan deterjen tara pangan (food grade) yang
produksi lainnya.
sesuai dan air bersih dengan suhu sekitar 60 - 85°C. (
Raja Nauli Rambe dkk, 2022)
3. Bagi Puskesmas Cilacap Utara 1
SIMPULAN
Untuk meningkatkan pengawasan, pembinaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan
terkait depot air minum dan memberikan pelatihan
simpulan diantaranya :
secara teknis berupa penyuluhan terhadap
1. Hasil Pemeriksaan keberadaan Escherichia coli,
operator/karyawan/pemilik depot baik depot yang
Penilaian Inspeksi Sanitasi Tempat, Higiene
sudah lama beroperasi maupun baru serta sebagai
Penjamah, dan Sanitasi Peralatan pada DAM di
masukan untuk Pemerintah Kabupaten Cilacap
Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara 1 sebagai

6
agar menindak tegas terkait pengelolaan DAM Menteri Kesehatan (2004) ‘Keputusan
yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Republik
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Indonesia No.
Dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan 651/MPP/KEP/10/2004’, in.
masukan dan informasi untuk penelitian yang Kementerian Perindustrian
sejenis. danPerdagangan Republik
Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH Nadia, I. (2019) Faktor Determinan
Terima kasih kepada Jurusan Kesehatan Yang Berhubungan Dengan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Keberadaan Bakteri
yang telah mendanai keberlangsungan jurnal ini. Escherichia Coli Pada Air
Minum Isi Ulang Dam Di
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan Purwokerto
SelatanKabupaten Banyumas
Ariani, A. P. (2014) Aplikasi Tahun 2019, jurusan
Metodologi Penelitian Kesehatan Lingkungan.
Kebidanan Kesehatan PoltekkesKemenkes
Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Semarang.
Medika.
Ni Luh Putu Jayanti, J. (2018)
DPR RI (2019) ‘Undang-undang Nomor Efektivitas Penggunaan
17 Tahun 2019 tentang Sumber Kombinasi Pasir Kuarsa Dan
Daya Air’, Database BatuZeolit Dalam Penurunan
Peraturan RI, (011594), p. 50. Kadar Besi (Fe) Pada Air
Sumur Gali Studi
Ester, S., Samampouw, O.J. and
Dilaksanakan DiJalan
Umboh, J. (2019) ‘Kandungan
Sidakarya Gang Taman Suci,
Escherichia coli & Coliform
Desa Sidakarya, Kecamatan
Dan Kualitas Fisik Air Sumur
Denpasar Selatan.
Gali Di Jalan Sea Lingkungan
II Kelurahan Malalayang1 Notoatmodjo, S. (2010) Metodologi
Barat Kota Manado’, E- Penelitian Kesehatan. Jakarta.:
Journal Universitas Sam Rineka Cipta.
Ratulangi, pp. 1–13.
Nurkhikmah, S. and Budiono, Z. (2018)
Himma, E.D. (2022) Uji Kualitas Pada ‘Kualitas Mikrobiologis Air
Air Minum Isi Ulang Di Minum Isi Ulang pada Depot
Kecamatan Trucuk Kabupaten Air Minum Isi Ulang di
Bojonegoro Ditinjau Dari Wilayah Kerja Puskesmas
Perlakuan Petugas Dan Kebasen Kabupaten Banyumas
Pemeliharaan Alat. Tahun 2017’, Buletin
Keslingmas, 37(4), pp. 456–
kemenkumham (2020) Katalog Standar
468.
Oprasional Prosedur
doi:10.31983/keslingmas.v37i
Kementrian Hukum Dan Hak
4.3797.
Asasi Manusia Republik
Indonesia. Pasaribu, A.P.S. (2019) ‘Identifikasi
Bakteri Escherichia coli pada
Maharani, D. (2018) ‘Hubungan
Air Minum Isi Ulang di
Konsumsi Cairan Dan Status
Kabupaten Dairi pada Tahun
Gizi Dengan Status Hidrasi
2019’, Skripsi, Institut
Pada Remaja Di SMA Negeri 2
Kesehatan Helvetia [Preprint].
Tuban’, Thesis [Preprint].

7
Peraturan Menteri Kesehatan RI (2023)
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2023 tentang Peraturan
Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun
2014 tentang Kesehatan
Lingkungan. Jakarta.

Pramukti, Bangkit and, D.Y.P. (2021)


Zonasi Potensi Imbuhan
Airtanah Menggunakan
Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografi di
Kabupaten Bantul.

Rida Nitya, I.F.Y. (2014) Perencanaan


Sistem Jaringan Pipa
Distribusi Air Bersih Di
Kelurahan Lebung Gajah
Kecamatan Sematang Borang
Kota Palembang.

Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Tri Cahyono, SKM., M.Si. Fauzan Ma’ruf, S.ST., M.Kes


NIP : 19640821 198903 1 002 NIP : 198901180197

Anda mungkin juga menyukai