Anda di halaman 1dari 9

Sk

Uraian tugas

LAPORAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBERIAN TTD REMATRI


PUSKESMAS TAPIAN DOLOK
TAHUN 2019

OLEH

ESTER NAIBAHO
NIP 198503272010012022

PUSKESMAS TAPIAN DOLOK


KEC TAPIAN DOLOK
KAB SIMALUNGUN
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Laporan Monitoring Evaluasi TTD Rematri Tahun 2019

Nama Penyusun : Ester Naibaho

NIP : 198503272010012022

Mengetahui :

Kepala Puskesmas UPTD Tapian Dolok

dr Lenny R Napitupulu, MKM


NIP 197504162005022001
DAFTAR ISI

Bab 1. Pendahuluan ……………………………………....................... 1

A. Latar Belakang…………………………………………………. 1

B. Tujuan ………………………………………………………….. 1

1. Tujuan Umum………………………………………………. 2

2. Tujuan Khusus…………………………………………….... 2

C. Manfaat ………………………………………………………..... 3

Bab II. Tinjauan Pustaka………………………………………………. 4

Bab III. Hasil dan Pembahasan ……………………………………..... 5

Bab IV. Kesimpulan dan Saran………………………………………... 7

Daftar Pustaka…………………………………………………………... 8
Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan dan gizi di Indonesia pada periode 1000 HPK menjadi focus
perhatian karena tidak hanya berdampak pada angka kesakitan dan kematian pada ibu dan
anak, melainkan juga memberikan konsekuensi kualitas hidup individu yang bersifat
permanen sampai usia dewasa. Timbulnya masalah gizi pada anak usia dibawah dua
tahun erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang perempuan untuk
menjadi calon ibu, termasuk rematri.
Rematri yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil beresiko melahirkan
berat bayi lahir rendah (BBLR) dan stunting. Anemia gizi besi menjadi salah satu
penyebab utama anemia, diantaranya karena asupan makanan sumber zat besi yang
kurang. Hasil penelitian di Tangerang tahun 2004 (Kurniawan YAI dan Muslimatun,
2005).
Rematri pada masa pubertas sangat beresiko mengalami anemia gizi besi. Hal ini
disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. Selain itu diperburuk oleh
kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada rematri sangat dibutuhkan tubuh untuk
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan. Pada masa hamil, kebutuhan zat besi
meningkat tiga kali lipat karena terjadi peningkatan jumlah sel darah merah ibu untuk
memenuhi kebutuhan plasenta dan pertumbuhan janin. Suplemen zat besi secara
signifikan dengan penurunan resiko anemia (WHO, 2011;2016).
Untuk itu Puskesmas Tapian Dolok melakukan pemberian TTD pada rematri
dengan terlebih dahulu melakukan penyuluhan pada rematri di semua sekolah SMP dan
SMA. Pada saat pemberian TTD pada rematri dilakukan juga monitoring 4 kali setahun.
Untuk itu program gizi melakukan monitoring pemberian TTD pada rematri untuk
mengetahui intervensi yang akan dilakukan pada tahun berikutnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan prevalensi anemia pada rematri dan WUS.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pemberian TTD pada rematri dan WUS.
b. Memberikan edukasi/ penyuluhan TTD pada rematri dan WUS.
c. Melakukan monitoring konsumsi TTD pada rematri dan WUS.

C. Manfaat
a. Meningkatkan cakupan pemberian TTD pada rematri dan WUS
b. Meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi TTD pada rematri dan WUS
c. Meningkatkan pengetahuan sikap, dan perilaku rematri dan WUS
Bab II. Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar Hb dalam darah lebih rendah dari
normal (WHO, 2011). Hemoglobin adalah suatu komponen dalam sel darah merah
/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya keseluruh sel
jaringan tubuh. Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya.

B. Penyebab Anemia
Anemia terjadi karena berbahgai sebab, seperti defesiensi besi, asam folat, vitamin B12
dan protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel
darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun.
Penyebab anemia ada yaitu :
1. Defesiensi zat gizi
Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan pangan sumber
zat besi berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel
darah merah/eritrosit.
2. Perdarahan
- Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang mengakibatkan kadar Hb menurun.
- Perdarahan karena mentruasi yang lama dan berlebihan.
3. Hemolitik
- Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai terjadi hemilitik yang
mengakibatkan penumpukan zat besi (hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa.
- Pada penderita thalassemia, kelaianan darah terjadi secara genetic yang menyebabkan anemia
karena sel darah merah/eritrosit cepat pecah, sehingga mengalibatkan akumulasi zat besi
dalam tubuh.

C. Gejala Anemia
Gejala yang sering ditemuai pada penderita anemia adalah 5L (lesu, letih, lemah, lelah,
lalai), disertai sakit kepala dan pusing (kepala muter), mata berkunang-kunang, mudah
mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Secara klinis penderita anemia ditandai
dengan pucat pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.

D. Dampak Anemia
Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak pada rematri dan WUS sebagai berikut:
- Menurunnya daya tahan tubuh sehingga penderi anemia mudah terkena infeksi.
- Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurang oksigen ke sel otot dan sel
otak.
- Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja.
E. Cara pencegahan dan penanggulangan Anemia pada rematri dan wus
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dilakukan dengan memberikan asupan
zat besi cukup kedalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin. Hal ini
dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan makanan sumber zat besi, fortifikasi
makanan dengan zat besi, sumplementasi zat besi.
Selama mengkonsum TTD juga diperhatikan makanan yang membantu penyerapan zat
besi yaitu buah-buahan sumber zat besi dan sumber protein hewani. Dan hindari
mengkonsumsi teh, kopi, tablet kalsium, obat sakit maag secara bersamaan.

Bab III. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil
Berdasarkan rencana pelaksanaan yang dilakukan pada tahun lalu bahwa pemberian TTD
dilakukan disemua sekolah, berikut hasil monitoring konsumsi TTD pada Rematri:

JLH YANG MENDAPAT/ BELI


JLH YANG MINUM TTD
JUMLAH TTD
NO NAMA SEKOLAH
SISWI ≤ 50 51-80 81-99 ≥100 ≤ 50 51-80 81-99 ≥100
% % % % % % % %

SMP NEG 2 SINAKSAK 197


1 ₋ ₋ ₋ 100% ₋ ₋ 71.40% ₋
SMA TAMSIS SINAKSAK 143
2 ₋ ₋ ₋ 100% ₋ ₋ 87% ₋
SMP YMI SINAKSAK 167
3 ₋ ₋ ₋ 100% ₋ ₋ 90% ₋
MTS ANDALUSIA DLK
69
5 MARAJA ₋ ₋ ₋ 100% ₋ 80% ₋ ₋
MTD YPK ALMUSLIMIN
17
6 DLK MARAJA ₋ ₋ ₋ 100% ₋ ₋ 86% ₋
MTS ALWASHLIYAH
29
7 NAGA DOLOK ₋ ₋ ₋ 100% ₋ ₋ 86% ₋
SMP NEG 1 DOLOK
214
8 KAHEAN ₋ ₋ ₋ 100% ₋ 77% ₋ ₋
SMP ALMUSLIMUN
39
9 DOLOK KAHEAN ₋ ₋ ₋ 100% ₋ 60 ₋ ₋
SMP NB MUSLIMIN 64
10 ₋ ₋ ₋ 100% ₋ 69% ₋ ₋
SMA NB MUSLIMIN 53
11 ₋ ₋ ₋ 100% ₋ ₋ 82% ₋

Berdasarkan table diatas dari 11 sekolah ditemukan bahwa konsumsi TTD mayoritas
sebanyak 90.9% disekolah YMI Tamsis Sinaksak dan Minoritas 60% disekolah SMP
Almuslimun Dolok Kahean. Hasil kunjungan yang di dapat bahwa rata-rata siswi tidak
mengkonsumsi TTD dikarenakan siswi merasa akan ada perubahan tubuh, TTD dibawah
pulang ke rumah, TTD tidak dibagi disekolah karena masa kadaluarsa TTD sudah dekat
dan TTD lupa dimakan.

B. Pembahasan

Blanket Approach atau dalam bahasa Indonesia berarti “ Pendekatan Selimut “ ,


berusaha mencakup seluruh sasaran program. Dalam hal ini, seluruh rematri dan WUS
diharuskan minum TTD untuk mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi dalam
tubuh tanpa dilakukan skrining awal pada keompok sasaran.

Konsumsi zat besi secara terus menerus tidak akan menyebabkan keracunan karena tubuh
mempunyai sifat autoregulasi zat besi. Bila tubuh kekurangan zat besi, maka absorpsi zat besi
yang dikonsumsi akan banyak, sebaliknya bila tubuh tidak mengalami kekurangan zat besi akan
absorpsi besi hanya sedikit, oleh karena itu TTD aman untuk dikonsumsi. Namun, konsumsi
TTD secara terus menerus perlu mendapat perhatian pada kelompok populasi yang mempunyai
penyakit darah seperti thalassemia, hemosiderosis.

Monitoring berkala dilakukan dengan pemeriksaan kadar HB. Bila ada kecurigaan adanya
thalassemia dan atau malaria, harus dirujuk ke dokter. Konsumsi TTD kadang meneimbulkan
efek samping seperti :

- Nyeri/ perih di ulu hati


- Mual dan muntah
- Tinja berwarna hitam
Gejala diatas tidak berbahaya. Untuk mengurangi gejala diatas sangat dianjurkan minum
TTD setelah makan (perut tidak kosong) atau malam sebelum tidur. Bagi remaja putrid dan
WUS yang mempunyai gangguan lambung dianjurkan konsultasi kepada dokter.
Bab IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
1. Melakukan pemberian TTD pada rematri dan WUS.
2. Memberikan edukasi/ penyuluhan TTD pada rematri dan WUS.
3. Melakukan monitoring konsumsi TTD pada rematri dan WUS.

B. Saran
1. Agar Meningkatkan cakupan pemberian TTD pada rematri dan WUS
2. Agar Meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi TTD pada rematri dan WUS
3. Agar Meningkatkan pengetahuan sikap, dan perilaku rematri dan WUS

Diketahui
Kepala Puskemas Tapian Dolok

dr. Lenny R Napitupulu, MKM


NIP. 197504162005022001
Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan Republik ndonesia. 2018, Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan


Remaja Putrid an Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta : Kementerian Kesehatan

WHO. 2014/2015 .Comprehensive Promotion and preventasion program to improve health and
nutrition status among adolescence, maternal and young child pla. Terjemahan
Indriastuti, Yusnita A.,Achadi, Endang L., dan Latief, Dini. Rencana Komprehensif
ptomotif dan preventif untuk meningkatkan

Anda mungkin juga menyukai