Anda di halaman 1dari 2

V.a.

Perbedaan antara creep dan relaxation dapat dilihat dari apakah tegangan atau regangan
yang nilainya konstan. Pada creep, tegangan bernilai konstan dengan konsekuensi nilai
regangan akan bertambah seiring waktu sebagai fungsi beban dan fungsi waktu. Sedangkan,
pada relaxation, regangan bernilai konstan dengan cara mengurangi tegangan (beban) sebagai
fungsi waktu. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Sebagai ilustrasi perbedaan dari keduanya, digunakan kasus batang LCD proyektor yang
digantung pada sebuah eternit. Batang LCD memiliki panjang mula-mula Lo = 100 mm.
Kemudian, batang LCD diberi beban sebuah proyektor LCD sehingga panjangnya bertambah
ΔLelastis = 1 mm menjadi 101 mm.
➢ Pada kondisi Creep
Besar beban yang diberikan proyektor LCD kepada batang dibiarkan tetap (tegangan
bernilai konstan). Seiring berjalannya waktu dibiarkan sedemikian rupa, batang akan
mengalami pertambahan panjang sebagai fungsi beban dan fungsi waktu yang disebut
sebagai Δcreep. Sehingga, panjang batang akhir akan menjadi:

panjang awal (Lo = 100 mm) + perubahan panjang elastis (ΔLelastis = 1 mm) + perubahan
panjang creep sebagai fungsi beban dan fungsi waktu (Δcreep)

➢ Pada kondisi Relaxation


Pada kondisi tertentu, misalnya, terdapat ketentuan bahwa perubahan panjang maksimal
dari batang LCD yang diperbolehkan hanya 1 mm supaya mencegah terjadinya kerusakan.
Oleh sebab itu, beban (tegangan) harus dikurangi sebagai fungsi waktu supaya perubahan
panjanganya (regangannya) bernilai konstan, yaitu 100 mm + 1 mm.
V.b.
➢ Daerah Primary/Transient Creep
➔ Pada daerah primary, gradien regangan terhadap waktu menurun seiring waktu. Pada
daerah ini, terjadi proses work-hardening. Pada kenyataannya, daerah primary (dan
daerah tertiary) merupakan bagian kecil dari Creep Curve apabila dibandingkan dengan
daerah secondary. Hal ini dapat terlihat apabila Creep Curve dibuat dalam skala
logaritmik.
➢ Daerah Secondary
➔ Pada daerah secondary, laju peningkatan regangan terhadap waktu bernilai konstan
(epsilon dot = Δepsilon/Δt) sehingga berbentuk garis lurus apabila dilihat pada Creep
Curve. Selain itu, daerah secondary merupakan daerah pada Creep Curve dengan laju
peningkatan regangan yang paling rendah dibandingkan dengan daerah primary dan
tertiary. Namun demikian, daerah secondary adalah daerah yang berdurasi paling lama
pada Creep Curve dibandingkan dengan daerah primary dan tertiary. Hal ini dapat
terlihat terutama apabila Creep Curve dibuat dalam skala logaritmik. Sehingga, daerah
secondary ini adalah parameter/daerah yang paling penting untuk mengamati perilaku
creep pada penggunaan suatu material dalam jangka panjang. Pada daerah secondary,
terjadi keseimbangan antara work-hardening dengan recovery.
➢ Daerah Tertiary
➔ Pada daerah tertiary, terjadi peningkatan laju regangan secara cepat sebelum akhirnya
mengalami failure. Pada daerah ini, terjadi formasi keretakan internal, void, pemisahan
batas butir, dan necking. Karena daerah tertiary terjadi secara sangat singkat, daerah ini
sangat pendek dibandingkan dengan daerah secondary pada Creep Curve.

Anda mungkin juga menyukai