Perkembangan Filsafat Hukum
Perkembangan Filsafat Hukum
Salah satu hal yang penting adalah ius gentium yakni timbulnya hukum
bangsa-bangsa. Hukum bangsa-bangsa tidak lain dari pada hukum alam yang
sudah menjadi hukum positif pada segala bangsa. Pengaruh dari ius gentium itu
masuk codex iustinianus pada abad VI. Melalui jalaan ini hukum romawi kuno
menjadi sumber utama dari hukum perdata modern.
2. Sejarah Filsafat Hukum Pada Zaman Yunani Kuno (600 SM – 400 SM)
Tokoh-tokoh filsafat hukum yang hidup di zaman ini, antara lain Augustinus
(354-430) dan Thomas Aquino/Thomas Aquinas (1225-1275). Dalam
perkembangannya, pemikiran para filsuf di zaman pertengahan tidak terlepas dari
pengaruh filsuf pada zaman Yunani, misalnya saja Augustinus mendapat
pengaruh dari Plato tentang hubungan antara ide-ide abadi dengan benda-benda
duniawi. Tentu saja pemikiran Augustinus bersumber dari Tuhan atau Budi Allah
yang diketemukan dalam jiwa manusia.
Pada zaman ini ditandai oleh pemberontakan terhadap dominasi gereja, para
filsuf telah meletakkan dasar bagi hukum yang mandiri, yang terlepas sama sekali
dari hukum abadi yang berasal dari Tuhan. Tokoh-tokoh yang berperan sangat
penting pada abad pertengahan ini, antara lain: William Occam (1290-1350),
Rene Descartes (1596-1650), Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-
1704), George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776), Francis Bacon
(1561-1626), Samuel Pufendorf (1632-1694), Thomasius (1655-1728), Wolf
(1679-1754), Montesquieu (1689-1755), J.J. Rousseau (1712-1778), dan
Immanuel Kant (1724-1804). Zaman modern ini juga disebut Renaissance yang
artinya lahir kembali yaitu dilahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk
berfikir dan berkesenian. Terlepasnya alam pikiran manusia dari ikatan-ikatan
keagamaan menandai lahirnya zaman ini.Tentu saja zaman Renaissance
membawa dampak perubahan yang tajam dalam segi kehidupan manusia,
perkembangan teknologi yang sangat pesat, berdirinya negara-negara baru,
ditemukannya dunia-dunia baru, lahirnya segala macam ilmu baru, dan
sebagainya.
Demikian juga terhadap dunia pemikiran hukum, rasio manusia tidak lagi
dapat dilihat sebagai penjelmaan dari rasio Tuhan, sehingga rasio manusia sama
sekali terlepas dari ketertiban ketuhanan. Rasio manusia ini dipandang sebagai
satu-satunya sumber hukum. Pandangan ini jelas dikumandangkan oleh para
penganut hukum alam yang rasionalistis dan para penganut faham positivisme
hukum.
Awal tonggak penting perubahan pada masa modern ini adalah munculnya
teori baru yang dikenal dengan Revolusi Copernicus (1473-1543) dengan berani
menantang pandangan geosentris bahwa tata surya berpusat pada bumi dan
memperkenalkan teori baru yaitu helosentris bahwa matahari sebagai psat tata
surya.
Thomas Hobbes merupakan salah satu filsafat dengan aliran hukum alam
dimana mempunyai prinsip pokok yaitu hak alami utk menjaga diri. Asal mula
terbentuknya negara adalah kontrak sosial untuk hidup bersama sehingga
pentingnya kekuasaan negara yg besar harus diberikan kepada penguasa yg
absolut. Dan oleh karena negara dan hukum diwujudkan manusia, maka
kebenarannya tergantung dari manusia.
John Locke banyak mencetuskan filosofi mengenai Negara hukum yaitu suatu
Negara bisa dikatakan menjadi negara hukum jika prinsip-prinsip dari hukum
privat dan hukum publik diwujudkan untuk mengatasi kesewenang-wenangan.
John Locke juga membagi fungsi ketatanegaraan menjadi tiga bagian yaitu
legislative, eksekutif, federative. John Locke mempunyai prinsip pokok dimana
Negara dibentuk untuk menjamin hak-hak orang dan Negara tidak mempunyai
kemampuan untuk mencabut hak alam manusia.
Pada zaman modern juga berkembang aliran kritisme yang dipelopori oleh
Immanuel Kant (1724-1804) dimana menurut Immanuel Kant bahwa pendekatan
empiris maupun rasionalisme memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal ini,
ia berpendapat bahwa pada saat tertentu pengetahuan diperoleh melalui indera
manusia, akan tetapi pada sisi lain kondisi-kondisi batiniah manusia mengenai
proses-proses yang tunduk pada kausalitas yang tak terbantahkan sehingga dapat
dikatakan bahwa titik berat filsafat zaman modern adalah pada manusia itu sendiri
(mikro-kosmos), bukan pada kosmos seperti zaman kuno atau Tuhan seperti pada
Abad Pertengahan.