Fase e Atmosfer
Fase e Atmosfer
ATMOSFER
LAPISAN-LAPISAN ATMOSFER
1. Troposfer ( ketinggian 0–18 km dpl)
2. Stratosfer (ketinggian 18–50 km dpl)
3. Mesosfer (ketinggian 50–80 km dpl)
4. Thermosfer (ketinggian 80–800 km dpl)
5. Eksosfer (ketinggian di atas 800 km
dpl)
IKLIM DAN CUACA?
CUACA
Cuaca pagi hari di Jakarta cerah dan cuaca saat siang
hari cenderung mendung. Lalu cuaca saat sore di
Yogyakarta mendung, dan tiba-tiba cuaca menjadi cerah
dan suhu menjadi panas.
IKLIM
Terjadi perbedaan iklim tropis dan subtropis di Indonesia. Dan
untuk negara yang berada di garis lintang khatulistiwa
mempunyai iklim tropis. Sementara di negara lain, seperti China
dan Jepang mengalami iklim subtropis. Sehingga muncul musim
penyinaran matahari,
suhu udara,
kelembapan udara,
penguapan,
tekanan udara,
Presipitasi,
penyinaran matahari
Penggerak utama dinamika cuaca dan iklim
adalah radiasi matahari yang sampai ke bumi
yang menyebabkan suhu udara berubah.
Perbedaan suhu udara pada permukaan bumi
akan diikuti oleh perbedaan tekanan udara Gun Bellani merupakan
yang kemudian menyebabkan terjadinya angin. salah satu alat yang
Adanya pemanasan dari matahari juga digunakan untuk
menyebabkan masuknya uap air ke atmosfer mengukur radiasi
yang akan mempengaruhi kelembapan udara matahari khususnya
digunakan untuk
mengukur Intensitas
Cahaya
SUHU UDARA
Diketahui:
Tinggi X = 200 m
Menurut teori Braak, semakin tinggi suatu Tinggi Y = 500 m
tempat suhu udara akan semakin turun. Setiap Suhu di Y (To) = 300C
naik 100 m maka suhu udara akan turun 0,61 Ditanyakan : Suhu pada lokasi Y (Tx Y)?
derajat C. Jawab:
Keterangan :
Tx : Suhu udara pada ketinggian tempat (X m).
To : Suhu udara pada ketinggian awal.
h : selisih ketinggian tempat.
KELEMBABAN
Kelembaban atau humidity dapat diartikan sebagai banyaknya volume uap air dalam udara
dalam waktu dan lokasi tertentu. Pemanasan matahari menyebabkan air yang ada di
permukaan bumi menguap dan mengisi ruang udara. Semakin tinggi suhu suatu daerah
maka kelembabannya semakin tinggi sedangkan semakin rendah suhu maka kelembaban
semakin rendah.
ANGIN
Menurut seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot mengemukakan
hukumnya yang berbunyi: Udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum. Pada belahan
utara bumi, udara/angin berkelok ke kanan dan di belahan selatan berkelok ke kiri. Pembelokan arah
angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan karena bumi bulat.
JENIS HUJAN
Hujan siklonal merupakan suatu jenis hujan yang terjadi atau terbentuk karena
disebabkan adanya udara panas, suhu lingkungan yang tinggi dan juga sisertai
dengan angin besar yang berputar- putar. Hujan siklonal ini bisanya terjadi di daerah
yang berada di tengah- tengah Bumi atau yang dilewati oleh garis khayal
khatulistiwa atau equator. Penyebab hujan siklonal tersebut dapat terjadi karena
adanya pertemuan antara dua jenis angin, yakni angin pasat timur laut dan juga
angin pasat tenggara. Setelah kedua angin itu bertemu, kemudian angin tersebut
naik dan menggumpal di atas awan yang berada pada garis equator. Dan setelah
awan tersebut mencapai titik jenuh, maka baru terjadi proses turunnya hujan
siklonal tersebut.
Hujan Senithal
Hujan senithal “zenithal” ialah hujan yang diakibatkan pertemuan angin pasat
tenggara dan angin pasat timur. Hujan zenital (konveksi), merupakan hujan yang
terjadi di daerah tropis karena adanya proses udara yang naik akibat pemanasan
udara yang ada disekitarnya terlalu tinggi dan awan menjadi membesar dan
terjadilah hujan secara mendadak.
Hujan orografis terjadi karena ada angin yang memiliki uap air lalu pergerakannya
terjadi secara horizontal. Angin akan bergerak melewati pegunungan sehingga
menyebabkan suhu angin jadi dingin karena terjadi proses kondensasi. Titik-titik air
yang mulai mengendap menyebabkan hujan di lereng gunung yang menghadap pada
arah datangnya angin tadi. Angin enggak lagi membawa uap air dalam perjalanannya
menuruni lereng sehingga bagian itu enggak mengalami turunnya hujan.
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara
panas dengan massa udara dingin. Udara yang panas selalu ada di atas udara yang
dingin. Pertemuan itu mengakibatkan udara berkondensasi dan membentuk awan.
Hujan frontal biasa terjadi di daerah dengan iklim sedang.
jenis awan
jenis iklim
Iklim memiliki rentang waktu yang lama dan wilayah yang luas,
sehingga bisa dikenali dan dikelompokkan dengan mudah. Karena
hal ini, terdapat beberapa klasifikasi iklim yang digunakan secara
global. Klasifikasi tersebut adalah:
Iklim Matahari
Iklim Koppen
Iklim Junghuhn
Iklim Schmidt-Ferguson
Iklim Oldeman
1. Iklim Matahari
Iklim Matahari merupakan klasifikasi iklim yang didasarkan oleh
panas matahari yang diterima bumi. Menurut Iklim Matahari, iklim
di bumi dibagi menjadi 4, yaitu tropis, subtropis, sedang, dan
dingin.
Iklim Koppen
Koppen mengklasifikasikan iklim menurut indikator suhu dan
curah hujan. Koppen menggolongan iklim menggunakan kode
huruf sebagai berikut:
e. Iklim E, yaitu iklim arktis atau iklim salju yang terdiri atas:
1) ET : iklim tundra
2) EF : iklim dengan es abadi Karena iklim di pegunungan mempunyai sifat tersendiri maka Koppen masih mengadakan
pembagian sebagai berikut.
- Iklim RG : iklim pegunungan di bawah 3.000 m.
- Iklim H : iklim pegunungan di atas 3.000 m.
- Iklim RT : iklim pegunungan sesuai dengan ciri-ciri iklim ET.
Junghuhn mengklasifikasi daerah iklim secara vertikal
sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, seperti
yang terlihat pada gambar
Klasifikasi Iklim menurut Schmidt dan Ferguson
Penyelesaian :