Rangkuman Materi Manajemen Keperawatan
Rangkuman Materi Manajemen Keperawatan
Prodi : Keperawatan
MALUKU HUSADA
AMBON
2019
PENGERTIAN MANAJEMEN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi (Grant dan Massey, 1999). Manajemen juga didefinisikan sebagai proses
untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas
yang telah ditentukan pada tingkat administrasi (P. Siagian)
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2007). Manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan
untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber- sumber yang
ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat, Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkun
bagi individu, keluarga dan masyarakat.
Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat pelaksana
menduduki posisi yang lebih tinggi atau untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
perawat. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi: penilaian
pelaksanaan yang rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi, menetapkan standart dan
membandingkannya dengan penampilan serta memperbaiki kekurangan yang terjadi.
Pelayanan keperawatan di RS dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari 3 tingkatan
manajerial yaitu:
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Faktor
yang harus dimiliki manajeer adalah:
Keempat langkah dalam proses keperawatan ini berlangsung terus menerus dilakukan oleh
perawat melalui metode penugasan yang telah ditetapkan oleh para manajer keperawatan
sebelumnya.
Berikut ini merupakan penjabaran secara rinci tentang metode asuhan keperawatan
profesional. Ada lima metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah
ada dan akan terus dikembangkan dimasa depan dalam menghadapi tren pelayanan
keperawatan.
a. Fungsional (Bukan Model MAKP)
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu,
masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya
melakukan satu atau dua jenis intervensi keperawatan saja (misalnya, merawat
luka) kepada semua pasien di bangsal.
Kepala Ruangan
Pasien/pasien
Kelebihan :
1) Manajemen klasik yang menekan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik;
2) Sangat baik untuk dirumah sakit yang kekurangan tenaga;
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawatan pasien diserahkan perawat junior dan atau belum berpengalaman.
Kelemahan :
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan;
3) Persepsi perawat cenderung pada tindakan keperawatan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
b. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap kelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 – 3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, tehnikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihan :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh;
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan : komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
Konsep metode tim :
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
tehnik kepemimpinan;
2) Pentingnya komunikasi efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin;
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim;
4) Peran kepala ruangan penting dalam model tim, tim ini akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruangan.
Tanggung jawab anggota tim :
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya;
2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim;
3) Memberikan laporan.
Tanggung jawab ketua tim :
1) Membuat perencanaan;
2) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
3) Mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien;
4) Mengembangkan kemampuan anggota;
5) Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab kepala ruangan :
1) Perencanaan :
Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing;
Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan;
Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan;
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan dan asuhan,membimbing penerapan dan proses
keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecah masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga
yang baru masuk.
Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2) Pengorganisasian :
Merumuskan metode penugasan yang di gunakan.
Merumuskan tujuan metode penugasan.
Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat.
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.
Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada
ketua tim.
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3) Pengarahan:
Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.
Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,dan sikap.
Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
askep pasien.
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan:
Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di berikan
kepada pasien.
Melalui supervisi:
1. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki
pengawasan kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
2. Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua ti;
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
( didokumentasikan ), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
3. Evaluasi ;
4. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim.
5. Audit keperawatan.
Kepala Ruangan
PPI PPI
PA 1
PA 1
PA 2
PA 2
Pasien Pasien
Perawat Primer
Pasien/Klien
Kelebihan:
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensip;
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri;
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien,perawat, dokter dan rumah sakit
(Gillies,1989).
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di manusiawikan karna
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu
tinggi, dan tercapai pelayanan secara efektif terhadap pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model
primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbarui dan komprehensif.
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif,self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis,
penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer:
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
b. Ada otonomi.
c. Ketertiban pasien dan keluarga.
Tugas perawat primer:
a. Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dines.
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain atau perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
f. Menerima dan menyesuaikan rencana.
g. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat.
i. Membuat jadwal perjanjian klinis.
j. Mengadakan kunjungan rumah.
Peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer :
a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf.
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi.
Ketenangan metode primer:
a. Setiap perawat primer adalah perawat bed side atau berada didekat pasien
b. Beban kasus pasien 4 – 6 orang untuk satu perawat primer.
c. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
d. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun non profesional
sebagai perawat asisten
d. MAKP Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia
dinas. Perawat akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat. Umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau khusus seperti isolasi, intensive care.
Kelebihannya :
a. Perawat lebih memahami per kasus;
b. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah;
Kekurangannya :
a. Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab;
b. Perlu tenaga kerja yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama.
Kepala Ruangan
PP I PP II PP III PP IV
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA