Daftar

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 225

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI


USIA DEWASA DI KOTA PADANG
TAHUN 2023

TESIS

OLEH :
SULISTIAWATI
BP. 2121312012

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2023
TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI
USIA DEWASA DI KOTA PADANG
TAHUN 2023

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Magister Keperawatan

OLEH :
SULISTIAWATI
BP. 2121312012

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2023
PANITIA SIDANG TESIS
PROGRAM STUDI S2 KEPERWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

Padang, April 2023

PEMBIMBING I

(Dr. Ns. Rika Sarfika, S. Kep., M. Kep)

PEMBIMBING II

(Esi Afriyanti, S. Kp, M. Kes)

ANGGOTA

(Dr. Rika Sabri, S.Kp., M. Kes., Sp. Kep. Kom)

(Dr. Reni Prima Gusty, S. Kp, M. Kes)

(Ns. Hendria Putra, M. Kep, Sp. Kep. MB)


HALAMAN PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh:

Nama Mahasiswa : Sulistiawati


BP : 2121312012
Program Studi : S2 Keperawatan
Judul Penelitian/Tesis : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Perawatan Diri Pasien Hipertensi Usia Dewasa di Kota
Padang Tahun 2023

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister
Keperawatan pada Program Studi S2 Keperawatan, Fakultas Keperawatan,
Universitas Andalas.

DEWAN PENGUJI

No Nama Keterangan Tanda


tangan
1 Dr. Ns. Rika Sarfika, S. Kep., M. Kep Ketua Penguji

2 Dr. Rika Sabri, S.Kp., M. Kes., Sp. Kep. Kom Anggota Penguji

3 Dr. Reni Prima Gusty, S. Kp, M. Kes Anggota Penguji

4 Ns. Hendria Putra, M. Kep, Sp. Kep. MB Anggota Penguji

Ditetapkan di : Padang

Tanggal : April 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian/Tesis : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Perawatan Diri Pasien Hipertensi Usia Dewasa di Kota
Padang Tahun 2023
Nama Mahasiswa : Sulistiawati
BP : 2121312012

Tesis ini telah diuji dan dipertahankan didepan sidang panitia ujian akhir magister
keperawatan Pada Program Studi S2 Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas dan dinyatakan lulus pada tanggal, April 2023.

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

(Dr. Ns. Rika Sarfika, S. Kep., M. Kep) (Esi Afriyanti, S. Kp, M. Kes)

Mengetahui

Ketua Program Studi S2 Keperawatan Dekan,

(Dr. Ns. Rika Sarfika, S. Kep., M. Kep) (Hema Malini, S.Kp, MN, PhD)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

ii
Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya tulis dengan judul “Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi Usia
Dewasa di Kota Padang Tahun 2023” adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain kecuali kutipan yang sumbernya
dicantumkan. Jika dikemudian hari pernyataan yang saya buat ini ternyata tidak
betul, maka status kelulusan dan gelar yang saya peroleh menjadi batal dengan
sendirinya

Padang, April, 2023

Yang membuat pernyataan,

Sulistiawati

PROGRAM STUDI S2 KEPERAWATAN

iii
KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS

Tesis, April, 2023


Sulistiawati

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien


Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Xiii + 68 hal+ 8 tabel+ 5 lampiran+ 2 skema

Abstrak

Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi diantaranya yaitu


stroke, jantung, gagal ginjal, diabetes melitus. Kota Padang termasuk dalam 2
besar kasus hipertensi tertinggi dari 12 Kabupaten dan 7 Kota. Tujuan penelitian
ini adalah mengidentifikasi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Perawatan Diri Pasien Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023.
Desain penelitian deskriptif analitik, pendekatan cross sectional. Sampel 270
orang penderita hipertensi dengan teknik non probability sampling. Hasil
penelitian diketahui bahwa faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, lama menderita,
dukungan sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku
perawatan diri. Sementara faktor suku, status perkawinan, Indeks Massa Tubuh
(IMT), pengetahuan dan efikasi diri memiliki hubungan yang signifikan terhadap
perilaku perawatan diri. Perlu adanya program edukasi umum secara rutin untuk
meningkatkan motivasi pada pasien hipertensi, pada hal ini dapat melibatkan
kelompok pasien hipertensi yang memiliki perawatan diri yang baik sebagai role
model bagi pasien lain dalam program edukasi tersebut

Kata kunci : usia, jenis kelamin, pendidikan, lama menderita, suku,


status perkawinan, Indeks Massa Tubuh (IMT),
pengetahuan dan efikasi diri, dukungan sosial, perawatan
diri
Daftar pustaka : 72 (1997 - 2022)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul

“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Perawatan Diri

PasienHipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023”. Berbagai hambatan

dan kesulitan ditemui oleh saya dalam proses penyusunan Tesis ini, namun berkat

usaha dan kerja keras serta bimbingan dan arahan dari berbagai pihak pada

akhirnya Tesis ini dapat diselesaikan.

Saya menyadari tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, Tesis

ini tidak dapat diselesaikan. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibu Hema Malini, S.Kp, MN, PhD, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas.

2. Ibu Dr. Rika Sabri, S.Kp., M. Kes., Sp. Kep. Kom, selaku Ketua

Program Studi S2 Keperawatan Universitas Andalas.

3. Ibu Dr. Ns. Rika Sarfika, S. Kep., M. Kep, selaku Pembimbing Utama

yang selama ini telah memberikan saran dan bimbingan sehingga Tesis

ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Esi Afriyanti, S. Kp, M. Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang

selama ini telah memberikan saran dan bimbingan sehingga Tesis ini

dapat diselesaikan.

v
5. Ibu Dr. Rika Sabri, S.Kp., M. Kes., Sp. Kep. Kom selaku Penguji I, Ibu

Dr. Reni Prima Gusty, S. Kp, M. Kes selaku Penguji II, dan Bapak Ns.

Hendria Putra, M. Kep, Sp. Kep. MB selaku Penguji III.

6. Seluruh pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian Tesis ini

yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan, melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam penyelesaian Tesis

ini.Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini masih belum sempurna,

oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan Tesis ini.

Padang, Maret 2023

Hormat Saya

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ................................................................ 13

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Teori Laurence Green........................................................................ 35

Bagan 2.2 Skema Prisma ....................................................................................48

Bagan 2.3 Kerangka Teori ..................................................................................53

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Permohonan Kepada Calon Responden

Lampiran 2: Format Persetujuan Responden

Lampiran 3: Kuesioner Penelitian

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi menjadi permasalahan kesehatan utama di Negara maju

dan Negara berkembang. Hipertensi merupakan penyebab kematian

nomor satu secara global yang dapat menyerang siapa saja dari berbagai

kelompok umur, sosial dan ekonomi (Mahfud et al., 2019). Data World

Health Organization (WHO) Tahun 2019 mencatat satu milyar orang di

dunia menderita hipertensi dan diperkirakan tahun 2025 terjadi

peningkatan penderita hipertensi di Negara berkembang.Prediksi pada

tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia menderita

hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang

setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3

populasinya menderita hipertensi sehingga dapat menyebabkan

peningkatan beban biaya kesehatan yang semakin membesar.

Sebelumnya prevalensi hipertensi mengalami peningkatan yang

signifikan pada pasien usia 60 tahun ke atas atau lanjut usia, namun

belakangan ini mulai sering mendapati kejadian hipertensi di usia yang

relatif lebih muda (Tirtasari & Kodim, 2019). Data Riskesdas (2018)

mengungkapkan bahwa prevalensi hipertensi yang terdiagnosis pada

penduduk usia 18 tahun keatas secara nasional sebanyak 25,8% pada

tahun 2013 dan meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2018. Dimana

prevalensi hipertensi pada tahun 2018 menurut karakteristik usia dewasa

sebesar 64,9% yaitu pada usia 18-24 tahun sebesar 13,2%, usia 25-34

1
2

tahun sebesar 20,1%, usia 35-44 tahun sebesar 31,6%, sedangkan pada

usia lansia sebesar 45,3%.

Kondisi hipertensi apabila tidak terkontrol akan menimbulkan

komplikasi diantaranya yaitu stroke sebanyak 22 (31,0%), infark miokard

5 (7,0%), diabetes melitus 44 (60,0%), gagal jantung 20 (6,0%), penyakit

gagal ginjal kronik 1 (1,25%), penyakit jantung koroner 1 (1,25) (Hadidi,

2020; Nurfanni & Kristinawati, 2021; Yanti et al., 2020). Oleh karena itu

hipertensi pada usia dewasa sangat perlu dilakukan perilaku perawatan

diri dan pencegahan komplikasi lebih lanjut untuk mengurangi

pengeluaran perawatan kesehatan.

Peningkatan pravelensi hipertensi ini juga terjadi di Sumatra Barat,

dimana Kota Padang termasuk dalam 2 besar kasus hipertensi tertinggi

dari 12 Kabupaten dan 7 Kota. Pada tahun 2021 kasus hipertensi berada

pada posisi teratas yaitu 162.979 jiwa penduduk usia ≥15 tahun terdapat

51.360 orang yang dilayani dengan diagnosa hipertensi sebesar 31.5 %.

(Dinkes Padang, 2022). Pravelensi hipertensi yang berusia > 15 tahun

yang tertinggi berdasarkan 11 Kecamatan di Kota Padang yaitu di

Puskesmas Pauh berjumlah 6.691, Puskesmas Andalas berjumlah 4.506,

Puskesmas Lubuk Kilangan berjumlah 4.056, Puskesmas Lapai

berjumlah 3.563, Puskesmas Air Tawar berjumlah 3.058 dan Puskesmas

Rawang Barat berjumlah 3.039 (Dinkes Padang, 2022).

Pengobatan hipertensi pada usia dewasa membutuhkan waktu sampai

seumur hidup, untuk dapat mengontrol tekanan darah hipertensi dapat


3

dicegah komplikasinya dengan cara penatalaksanaan farmakologi dan

nonfarmakologi seperti berhenti merokok, kurangi berat badan jika

overweight, diet hipertensi, olahraga teratur, kurangi konsumsi alkohol,

dan penanganan stress (Aspiani, 2016b). Semua ini merupakan bahagian

dari perilaku perawatan diri.Menurut penelitian Nurshahab et al., (2022)

faktor resiko hipertensi yang paling banyak yaitu pada umur usia dewasa

26-35 tahun yaitu 53,1%, pada jenis kelamin laki-laki 58,2%, riwayat

keturunan 52,0%, kebiasaan merokok 51.0% dan aktivitas fisik berat

45,9%.

Hipertensi dapat dipicu oleh faktor yang dapat dikontrol dan tidak

dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol diantara nya seperti

keturunan, jenis kelamin, dan usia, sedangkan faktor yang dapat

dikontrol diantaranya seperti obesitas, diet hipertensi, stres, aktivitas

fisik, dan merokok (Puspita et al., 2019). Urbanisasi yang cepat, gaya

hidup, dan stress juga merupakan faktor risiko yang bertanggung jawab

untuk terjadinya peningkatan prevalensi hipertensi (Sartika et al., 2020).

Perilaku perawatan diri dalam konteks pasien dengan penyakit kronis

merupakan hal yang kompleks dan sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien serta kontrol dari penyakit kronis

(Alligood, 2014). Hipertensi merupakan penyakit kronik, oleh sebab itu

pasien harus bertanggung jawab dalam melakukan perilaku perawatan

diri sendiri baik untuk menurunkan gejala maupun menurunkan risiko

komplikasi (Shahaj et al., 2019).


4

Menurut penelitian Lestari, I. G., & Isnaini (2018) menunjukkan

bahwa perilaku perawatan diri merupakan prosedur pada individu untuk

mengatur perilakunya sendiri dan dapat mendorong pasien menggunakan

sumber daya yang ada untuk mengelola penyakit yang dialaminya.

Perilaku perawatan diri pada pasien hipertensi merupakan salah satu

bentuk usaha positif klien untuk mengoptimalkan kesehatan dari klien,

mengontrol dan melakukan pengelolaan tanda dan gejala yang muncul,

mencegah terjadinya komplikasi dan meminimalkan gangguan yang

timbul pada fungsi tubuh (Winata et al., 2018).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Acharya et al., (2022) di

Nepal tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan menjelaskan

bahwa faktor pengetahuan, efikasi diri dan dukungan sosial

mempengaruhi perawatan diri pasien hipertensi yaitu sebanyak 52,3%

pasien hipertensi usia <40 tahun memiliki perawatan diriyang buruk

dengan jenis kelamin pria 59%, berat badan overweight 47,2%,

terdiagnosa hipertensi 1-5 tahun (44,8%), penyakit penyerta DM 65,5%,

memiliki riwayat keturunan 50,8%. Penelitian ini juga di dukung oleh

penelitian Samaneh et al., (2018), dimana hasil dari penelitian ini

menyatakan bahwa penderita hipertensi yang memiliki perilaku

perawatan diriyang buruk pada usia 25-34 tahun (46,31%), diikuti oleh

usia 35-44 tahun (28,97%), dimana kebanyakan penderita hipertensi pada

usia dewasa tidak sadar bahwa faktor gaya hidup, aktivitas fisik,

pengetahuan mempengaruhi perilaku perawatan diri pasien hipertensi


5

dengan hasil 56,92%, aktivitas fisik yang buruk 31,77%, perokok

14,20%, overweight sebanyak 70,96%.

Hasil penelitian yang sama juga didapatkan oleh Ademe et al., (2019),

yang dilakukan pada pasien hipertensi di Ethopia tentang perilaku

perawatan diri penderita hipertensi memiliki perawatan diri buruk < 40

tahun sebanyak 40,6% dengan jenis kelamin perempuan 53,4%, lama

menderita hipertensi > 2 tahun 38,3%, tidak melakukan aktivitas

olahraga 40,2%. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2019), di

Indonesia pada 40 pasien hipertensi didapatkan hasil sebanyak 45,7%

pasien hipertensi berusia < 45 tahun, dengan jenis kelamin perempuan

sebanyak 65,2%, lama menderita hipertensi > 5 tahun 41,3%,

pemantauan tekanan darah cukup (69,6%), melakukan aktivitas olahraga

yang kurang (13%) serta pasien memiliki perilaku perawatan diri yang

kurang. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fakhrunia (2017),

di Sukoharjo pada 66 responden didapatkan 18% memiliki perilaku

perawatan diri hipertensi yang kurang dengan diet rendah garam yang

tinggi 24,6%, aktivitas olahraga yang rendah 14,8%.

Dari hasil penelitian yang didapat di berbagai Negara dan di Indonesia

dapat disimpulkan bahwa perilaku perawatan diri pada pasien hipertensi

usia dewasa rata-rata masih buruk, hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan

hidup mereka. Konsep perilaku perawatan diri pada pasien hipertensi

mengacu pada konsep penyakit kronis yaitu harus dilakunan perilaku

perawatan diri sendiri dan terus berlanjut sampai seumur hidup. Perilaku
6

perawatan diri yang baik pada penderita hipertensi meliputi penggunaan

obat anti hipertensi secara benar, melakukan pemantauan tekanan darah

dan gejala yang muncul terkait penyakit hipertensi, pengaturan diet yaitu

diet yang sesuai untuk penatalaksanaan hipertensi, melakukan olahraga

sesuai petunjuk untuk menurunkan tekanan darah dan kegiatan untuk

mencegah komplikasi yang berhubungan dengan hipertensi (Sihotang et

al., 2020).

Menurut Lawrence Green (1980), bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3

faktor yaitu faktor predisposisi (Predisposing Factor), mencakup

pengetahuan, sikap, efikasi diri, pendidikan, faktor pemungkin

(Enabiling Factor), mencakup sarana prasarana, jarak dengan fasilitas

kesehatan, dan faktor pendorong/ penguat (Reinforcing Factor),

mencakup dukungan sosial, kelompok dan tenaga kesehatan. Penelitian

Ademe et al., (2019), menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku perawatan diri pasien hipertensi yaitu

pengetahuan, dimana pengetahuan yang baik pada pasien hipertensi dapat

meningkatkan motivasi diri untuk melakukan praktik perawatan diri

daripada pasien yang tidak mempunyai pengetahuan dan sikap

merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus. Sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Oleh karena itu, pemahaman terhadap penyakit harus dilakukan secara

menyeluruh, baik faktor risikonya, diagnosanya, penanganannya maupun


7

komplikasinya. Selain itu adalah dukungan sosial, dimana dukungan

sosial yang buruk pada pasien hipertensi mempengaruhi tingkat perilaku

perawatan diri sedangkan pasien yang mendapatkan dukungan sosial

yang baik memiliki prilaku yang benar dalam melakukan perawatan diri

(Ademe, et al., 2019). Penelitian lain yang dilakukan olehPakseresht et

al., (2019)menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan dalam diri

dan kemampuan diri dalam melakukan sesuatu perilaku dengan berhasil.

Penderita hipertensi yang mempunyai keyakinan dalam diri terhadap

kemampuannya dalam melakukan prilaku perawatan diri akan dapat

melakukan tugas-tugasnya secara berhasil (Harsono, 2017).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Puskesmas

Andalas, Puskesmas Rawang Barat, Puskesmas Air Tawar, dan

Puskesmas Padang Pasir terhadap 15 pasien hipertensi usia 18-45 tahun

didapatkan 10 responden mengatakan bahwa mereka kurang

menunjukkan perawatan diri yang buruk dimana dibuktikan dengan

merka masih melakukan pola hidup yang buruk seperti mengkonsumsi

makanan yang siap saji, makanan berlemak, konsumsi garam yang

berlebihan, serta jarang berolah raga. Sedangkan 5 pasien hipertensi

diantaranya mengatakan mereka mengetahui akan pentingnya perilaku

perawatan diri sebagai akibat lanjut dari penyakit darah tinggi.

Hasil dari wawancara dengan programmer penyakit tidak menular

(PTM) di 4 puskesmas menyatakan bahwa kunjungan pasien hipertensi

usia>15 tahun ke pelayanan kesehatan semangkin meningkat dikarenakan


8

pasien kurang mengetahui perilaku perawatan diri terhadap timbulnya

gejala hipertensi yang jika dibiarkan akan berdampak dan beresiko

terjadinya kompliasi lain.

Dari fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawatan diri

pada pasien hipertensi di Puskesmas Pauh, Puskesmas Andalas,

Puskesmas Lubuk Kilangan, Puskesmas Lapai, Puskesmas Air Tawar

dan Puskesmas Rawang Barat di Kota Padang. Fenomena tersebut harus

menjadi perhatian oleh perawat, karena hipertensi merupakan penyakit

kronis yan dijalani seumur hidup. Dimana ditemukan kasus hipertensi

pada usia dewasa yang meningkat setiap tahunnya, hal ini menjadi peran

penting bagi perawat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien

hipertensi agar terhindar dari komplikasi. Hal ini dapat terwujud apabila

perilaku perawatan diri pasien hipertensi dilakukan dengan baik dan

berkelanjutan disepanjang hidupnya, sehingga hipertensi dapat terkontrol

dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku perawatan diri pada pasien hipertensi usia

dewasa di Puskesmas Pauh, Puskesmas Andalas, Puskesmas Lubuk

Kilangan, Puskesmas Lapai, Puskesmas Air Tawar dan Puskesmas

Rawang Barat di Kota Padang.


9

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor - faktor yang

berhubungan dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi usia

dewasa.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi usia pasien hipertensi usia

dewasa

b. Mengetahui distribusi frekuensi jenis kelamin pasien hipertensi

usia dewasa

c. Mengetahui distribusi frekuensi suku pasien hipertensi usia

dewasa

d. Mengetahui distribusi frekuensi pendidikan pasien hipertensi

usia dewasa

e. Mengetahui distribusi frekuensi status perkawinan pasien

hipertensi usia dewasa

f. Mengetahui distribusi frekuensi pekerjaan pasien hipertensi

usia dewasa

g. Mengetahui distribusi frekuensi lama menderita hipertensi usia

dewasa

h. Mengetahui distribusi frekuensi IMT pasien hipertensi usia

dewasa

i. Mengetahui hubungan usia dengan perilaku perawatan diri

pasien hipertensi
10

j. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan perilaku

perawatan diri pasien hipertensi

k. Mengetahui hubungan suku dengan perilaku perawatan diri

pesien hipertensi

l. Mengetahui hubungan pendidikan dengan perilaku perawatan

diri pasien hipertensi

m. Mengetahui hubungan status perkawinan dengan dengan

perilaku perawatan diri pasien hipertensi

n. Mengetahui hubungan pekerjaan dengan dengan perilaku

perawatan diri pasien hipertensi

o. Mengetahui hubungan lama menderita hipertensi dengan

perilaku perawatan diri pasien hipertensi

p. Mengetahui hubungan IMT dengan perilaku perawatan diri

pasien hipertensi

q. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

r. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan pasien tentang

hipertensi

s. Mengetahui distribusi frekuensi efikasi diri pada pasien

hipertensi

t. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan sosial pada pasien

hipertensi

u. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku perawatan

diri pasien hipertensi


11

v. Mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku perawatan

diri pasien hipertensi

w. Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan perilaku

perawatan diri pasien hipertensi

x. Menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan perilaku

perawatan diri pada pasien hipertensi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi

dan referensi tentang perilaku perawatan diri pasien hipertensi usia

dewasa.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan


Sebagai bahan informasi bagi pelayanan kesehatan untuk mengetahui

perilaku perawatan diripasien hipertensi dewasa, sehingga dapat

melakukan kebijakan dimasa depan, seperti memberikan/informasi

yang terkait dengan hipertensi dalam rangka meningkatkan kesehatan

masyarakat, dan perhatian dalam upaya pencegahan penyakit

degenerative, sehingga dapat menurunkan prevalensi hipertensi. Hasil

penelitian ini dapat menjadi masukan dalam melakukan perilaku

perawatan diripasien hipertensi usia dewasa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaaruhi perilaku

perawatan diridapat dijadikan pembanding atau referensi kepada


12

peneliti selanjutnya sehingga penelitian ini dapat berkembang dalam

ilmu keperawatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Tekanan darah merupakan kekuatan atau tekanan sirkulasi darah

yang diberikan terhadap dinding pembuluh darah utama tubuh yakni

arteri. Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan sirkulasi darah terlalu

tinggi (WHO, 2019b).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi meningkatnya

tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik

di atas 90 mmHg dalam dua kali pengukuran yang dilakukan pada

selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

Peningkatan tekanan darah yang tidak terdeteksi sedini mungkin dan

berlangsung dalam jangka waktu lama serta tidak memperoleh

pengobatan yang optimal dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal

(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (stroke)

(Kemenkes, 2019). Hipertensi merupakan sebuah kondisi umum

namun cukup berbahaya.Memiliki tekanan darah tinggi berarti

tekanan darah di pembuluh darah lebih tinggi dari seharusnya.

Memiliki tekanan darah yang secara konsisten berada di atas normal

dapat didiagnosis sebagai hipertensi (CDC, 2020).

2. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Kemenkes (2019) klasifikasi hipertensi dibedakan

menjadi sebagai berikut:

13
14

a. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer

dan sekunder.

1) Hipertensi Primer/Essential Hypertension

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi primer

biasanya dikaitkan dengan faktor gaya hidup seperti pola makan dan

kurangnya aktivitas fisik. Sekitar 90% pengidap hipertensi mengalami

hipertensi primer atau hipertensi esensial.

2) Hipertensi Sekunder/Non-essential Hypertension.

Hipertensi yang penyebabnya diketahui secara pasti.Sekitar 5-10%

kejadian hipertensi disebabkan oleh penyakit ginjal.Sedangkan

sekitar 1-2% disebabkan oleh pemakaian obat tertentu maupun

kelainan hormonal.

b. Berdasarkan bentuknya, hipertensi dibedakan menjadi hipertensi diastolik,

hipertensi campuran dan hipertensi sistolik terisolasi.

1) Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan hipertensi

yang menyebabkan tekanan darah diastolik seseorang meningkat dan

melewati batas tekanan darah normal yang telah ditetapkan.

2) Hipertensi systolik (sistolic hypertension) merupakan hipertensi

yang menyebabkan tekanan darah sistolik seseorang meningkat dan

melewati batas tekanan darah normal yang telah ditetapkan.

3) Hipertensi campuran (systole dan diastole yang meninggi).

Hipertensi campuran merupakan hipertensi yang menyebabkan

tekanan darah sistolik maupun diastolik seseorang meningkat secara


15

bersama-sama sampai melebihi batas tekanan darah normal yang

telah ditetapkan.

c. Klasifikasi berdasarkan derajat Hipertensi

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC (The Joint

National Commite) VIII.

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mmHg

Pre hipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg

Hipertensi Stage I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Hipertensi Stage II > 160 mmHg > 100 mmHg

Sumber: JNC (The Joint National Commite) VIII (JNC-8., 2014).

3. Faktor Resiko

Seseorang yang menderita hipertensi akan memiliki penderitaan

yang lebih berat jika semakin banyak faktor resiko yang menyertai. Hampir

90% penderita hipertensi tidak diketahui penyebab dengan pasti.Para ahli

membagi dua kelompok faktor resiko pemicu timbulnya hipertensi yaitu

faktor resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat

dikontrol.

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Keturunan
16

Sekitar 70 - 80% penderita hipertensi Esensial ditemukan

riwayat hipertensi dalam keluarga.Apabila riwayat hipertensi

didapatkan pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih

besar.

2) Jenis Kelamin

Wanita penderita hipertensi diakui lebih banyak dari pada laki-

laki.Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan

jantung dan pembuluh darah.Pria lebih banyak mengalami

kemungkinan menderita hipertensi dari pada wanita.Pada pria hipertensi

lebih banyak disebabkan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman

dengan pekerjaan. Sampai usia 55 tahun pria beresiko lebih tinggi

terkena hipertensi dibanding wanita. Seorang pria dewasa akan

mempunyai peluang lebih besar yaitu satu diantara untuk mengidap

hipertensi (Sutrani, 2014).

3) Umur

Pada umumnya hipertensi menyerang pria pada usia diatas 31

tahun. Tetapi diatas usia tersebut justru wanita (setelah mengalami

monopouse) yang berpeluang lebih besar. Para pakar menduga

perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi

dikalangan wanita usia lanjut (Sutrani, 2014).

b. Faktor yang dapat dikontrol

1) Kegemukan
17

Obesitas merupakan ciri khas penderita hipertensi.Walaupun

belum diketahui pasti hubungan antara hipertensi dengan obesitas,

tetapi terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah

penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan

orang berat badan normal.

2) Diet tidak seimbang

1. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

Konsumsi gula berlebih berpengaruh terhadap tekanan darah,

sedangkan banyak mengkonsumsi serat banyak membantu menjaga

tekanan darah dalam batas normal.Konsumsi makanan yang tidak

seimbang banyak mengandung lemak disertai tinggi garam

meningkatkan resiko hipertensi.

3) Konsumsi garam berlebih

Garam mempunyai sifat menahan air. Konsumsi garam yang

berlebihan dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah.

Sebaiknya hindari pemakaian garam yang berlebihan atau makanan

yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam

sama sekali dalam makanan. Sebaiknya penggunaan garam dibatasi

seperlunya saja.WHO, (2019b) menganjurkan pembatasan konsumsi

garam dapur hingga 6 gram sehari (sama dengan 2400 mg Natrium).

4) Aktifitas Fisik (olah raga)

Faktor makanan dan kurangnya aktifitas fisik yang memadai

merupakan hal penting ke dua sebagai penyebab kematian yang dapat

dicegah, setelah penggunaan tembakau.Orang yang kurang aktif berolah


18

raga pada umumnya cendrung mengalami kegemukan.Olahraga

isotonic seperti bersepeda, jogging dan aerobic yang teratur dapat

memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan

darah. Olah raga juga dapat mengurangi atau mencegah obesitas,

mengurangi asupan garam kedalam tubuh, garam akan keluar dari tubuh

bersama keringat, mengurangi depresi dan kecemasan, memperbaiki

adaptasi terhadap stres, memperbaiki kualitas tidur, dan menaikkan

mood, percaya diri serta penampilan (Lingga, 2012).

5) Merokok dan konsumsi alkohol

Rokok merupakan penyebab terpenting morbiditas dan kematian

dini dinegara berkembang yang dapat dicegah.Rokok mempunyai dua

kali lipat resiko penyakit jantung.Kebiasaan merokok, minum minuman

beralkohol dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah.Rokok

mempunyai beberapa pengaruh langsung yang membahayakan

jantung.Hipertensi dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok

yang dihisap seseorang. Efek dari konsumsi alkohol juga merangsang

hipertensi karena adanya peningkatan sintesis katekholamin yang dalam

jumlah besar dapat memicu kenaikan tekanan darah (Sutrani, 2014).

6) Stres

Stres juga diyakini berhubungan dengan hipertensi yang diduga

melalui aktifitas syaraf simpatis.Peningkatan aktifitas syaraf simpatis

dapat meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu.Stres dapat

mengakibatkan tekanan darah naik untuk sementara waktu. Jika stres

telah berlalu maka tekanan darah akan kembali normal.


19

4. Gejala Hipertensi

Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita Hipertensi tidak

sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Menurut

(Aspiani, 2016b). Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita

Hipertensi sebagai berikut:

1. Sakit kepala

2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat

5. Telinga berdenging

5. Komplikasi

Pada tekanan darah tinggi atau hipertensi jika tidak diobati dan di

tanggulangi maka dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan

kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah

dari arteri tersebut (Aspiani, 2016b).

Hipertensi dapat berpotensi menjadi komplikasi berbagai penyakit

diantaranya adalah stroke haemoragik, penyakit jantung hypertensi,

penyakit arteri koronaria, anuerisma, gagal ginjal, enselopaty hipertensi

(Lingga, 2012).

a. Stroke

Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena

berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba - tiba. Jaringan

otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi.
20

Kadang pula stroke disebut dengan CVA (cerebrovaskuler

accident).Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada

dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi

lemah dan pembuluh darah rentan pecah.Namun demikian, haemoragic

stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hypertensi.Pada kasus

seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan tekanan darah

yang terjadi secara tiba tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya karena

makanan atau faktor emosional.Pecahnya pembuluh darah disuatu tempat

diotak dapat menyebabkan sel sel otak yang seharusnya mendapat

pasokan oksigen dan nutrisi dan akhirnya mati.Darah yang tersembur

dari pembuluh darah yang pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak

yang berada di sekitarnya.

b. Penyakit Jantung

Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi

terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sebagai akibatnya terjadi

hypertropi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Kebutuhan

oksigen oleh miokardium akan meningkatkan akibat hypertropi ventrikel,

hal ini mengakibatkan peningkatan beban kerja jantung yang pada

akhirnya menyebabkan angina dan infark miokardium. Disamping itu juga

secara sederhana dikatakan peningkatan tekanan darah mempercepat

aterosklerosis dan arteriosklerosis.

c. Penyakit arteri koronaria

Hipertensi umumnya diakui sebagai faktor resiko utama penyakit

arteri koronaria, bersama dengan diabetes melitus.Plak terbentuk pada


21

percabangan arteri yang kearah arterikoronaria kiri, arteri koronaria

kanan.Aliran darah kedistal dapat mengalami obstruksi secara permanen

maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plak atau

gumpalan.Sirkulasi kolateral berkembang disekitar obstruksi yang

menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.Kegagalan

sirkulasi kolateral untuk menyediakan suplay oksigen yang adekuat ke sel

yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria.

d. Aneurisme

Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang

terpisah sehingga memungkinkan darah masuk, pelebaran pembuluh darah

bisa timbul karena dinding pembuluh darah aorta terpisah. Kejadian ini

dapat menimbulkan penyakit aneurisma dimana gejalanya adalah sakit

kepala yang hebat, sakit perut sampai kepinggang belakang dan ginjal,

aenurisma pada perut dan dada penyebab utamanya pengerasan dinding

pembuluh darah karena proses penuaan (aterosklerosis) dan tekanan darah

tinggi memicu timbulnya aneurisme.

e. Kerusakan ginjal

Tekanan darah dipengaruhi oleh senyawa kimia yang dihasilkan

oleh ginjal bersama angiotensin.Saat tekanan darah tidak terkendali,

produksi angiotensin melonjak tajam sehingga ginjal kelelahan dan

akhirnya mengalami kerusakan.Kerusakan ginjal ditandai oleh beberapa

gejala berupa keringat berlebihan, kram otot, letih, sering berkemih, serta

denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur.Gejala tersebut datang


22

secara bertahap atau berbarengan. Hipertensi yang tidak tertangani dengan

baik akan menyebabkan gagal ginjal.

f. Diabetes militus

Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan

suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penyakit ini

disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik

secara absolut maupun relatif.

6. Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut Rudianto (2013) penatalaksanaan Hipertensi dibagi

menjadi 2 jenis yaitu:

1) Penatalaksanaan farmakologi

Banyaknya jenis obat anti hipertensi yang beredar saat ini. Untuk

pemilihan obat yang sangat tepat maka diharapkan menghubungi dokter

terlebih dahulu, diantaranya:

a. Diuretik

Obat yang bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh lewat air

kencing sehingga volume di dalam tubuh sangat berkurang yang

mengakibatkan daya pompa jantung yang lebih ringan dan berefek

menurunkan tekanan darah.

b. Penghambat Simpatetik
23

Golongan obat ini bekerja dengan cara menghambat aktifitas saraf

simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita sedang beraktifitas).

c. Betabloker

Proses kerja obat anti Hipertensi ini yaitu dengan cara penurunan

daya pompa jantung dan tidak dianjurkan pada penderita gangguan

pernafasan. Contoh golongan obatnya: atenolol, metoprolol dll.

d. Vasodilatator

Vasodilator bekerja pada pembuluh darah dengan relaksasi otot

polos. Contoh obatnya yaitu: prazosin dan hidralazim.

e. Penghambat Enzim Konvesi Angiotensi

Kerja obat ini yaitu dengan cara menghambat adanya pembentukan

zat angiotensin II (zat yang dapat menimbulkan peningkatan tekanan

darah).

2) Penatalaksanaan Nonfarmakologi (Modifikasi Gaya Hidup)

Pengobatan Hipertensi dimulai dengan perubahan - perubahan

gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan

mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Bahkan jika harus

mengkonsumsi obat-obatan hipertensi sebaiknya disertai dengan

perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi jumlah dan

dosis obat yang akan dikonsumsi (Darmawan, 2012). Pengobatan non


24

farmakologis sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan

yang optimal (Susilo, 2011).

a. Berhenti Merokok

Rokok memiliki banyak sekali kandungan kimia yang jahat

untuk tubuh, yaitu nikotin, karbonmonoksida, ter, dan

lainnya.Kandungan dari rokok tersebutlah yang dapat memicu

hipertensi. Nikotin yang ada didalam rokok dan produk rokok dari

tembakau menyebabkan pembuluh darah mengerut dan

menyebabkan jantung menjadi lebih cepat, yang secara sementara

akan menaikkan tekanan darah. Selain itu, nikotin memiliki

kemampuan memperkuat kerja jantung dan dapt mengecilkan

pembuluh darah sehingga sirkualasi darah berkurang dan tekanan

darah meningkat.

Asap rokok mengandung karbonmonoksida yang mengikat

hemoglobin lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan oksigen

sehingga akan mempengaruhi penyerapan oksigen oleh hemoglobin.

Oksigen sangat dibutuhkan oleh paru–paru dan otak. Kandungan

dalam asap rokok memiliki sifat karsinogen dan dalam jangka

panjang dapat merusak dinding pembuluh darah dengan efek

arteriosklerosis. Rokok terbukti menyebabkan hipertensi (Susilo,

2011). Jika berhenti merokok dapat dengan signifikan mengurangi

resiko terserang penyakit jantung dan dapat juga menurunkan

tekanan darah.Rokok dapat mempengaruhi kerja beberapa obat


25

antihipertensi. Dengan berhenti merokok efektifitas obat akan

meningkat (Sheps, 2005).

b. Kurangi berat badan jika overweight

Jika penderita hipertensi kelebihan berat badan (overweight)

mengurangi berat badan biasanya dapat membantu menurunkan

tekanan darah. Olah raga yang teratur adalah suatu kebiasaan dan

cara yang baik untuk mengurangi berat badan. Hal ini juga tampak

berguna untuk menurunkan tekanan tekan darah dengan sendirinya.

Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang

menderita overweigh atau obesitas adalah berdasarkan berat badan

dan tinggi badan, yaitu menggunakan suatu indeks berdasarkan berat

badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter pangkat dua,

yang disebut indeks masa tubuh (IMT). Tahun 2000 WHO telah

membuat klasifikasi IMT yang cocok untuk orang Asia.Obesitas

secara klinis dinyatakan dalam bentuk indeks masa tubuh (IMT) ≥

30 kg/m2. Wanita dikatakan obese bila lemak tubuhnya lebih dari

27% berat badan, sedangkan laki-laki disebut obese bila lemak

tubuhnya lebih dari 25% berat badannya. Overweigh dan obesitas

yang tidak ditangani secara tepat akan meningkatkan penyakit

penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi dan dislipidemia,

hilangnya produktifitas pada usia produktif dan memendeknya usia

harapan hidup.

Hubungan antara angka kejadian hipertensi dan berat badan

meningkat tajam sesuai peningkatan berat badan. Resiko terjadinya


26

hipertensi meningkat 1,6 kali untuk overweight. Penurunan berat

badan juga terbukti menurunkan tekanan darah (Adriani &

Wijatmadi, 2012).

c. Diet Hipertensi

Penderita hipertensi sebaiknya membatasi konsumsi sodium

dalam dietnya tiap hari kurang dari 2.400 mg. Jangan menambah

garam dalam dietnya. Periksalah label makan untuk kandungan

sodium pada diiet. Untuk mengendalikan hipertensi kita harus

membatasi asupan natrium, mengurangi makanan berlemak, makan

lebih banyak bijian, sayuran dan produk susu rendah lemak dengan

begitu akan meningkatkan kesehatan kita secara menyeluruh dan

memberikan manfaat khusus bagi penderita tekanan darah tinggi

(Sheps, 2005).

Menurut (Anggraeni, 2012) diet untuk pasien hipertensi

a) Kandungan garam (sodium / natrium)

Seseorang yang menderita hipertensi sebaiknya mengontrol

diri dalam mengkonsumsi garam. Pada penderita hipertensi

sebaiknya membatasi konsumsi sodium pada dietnya tiap hari

kurang dari 2.400 mg. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk

mengontrol diet sodium / natrium ini :

1) Jangan letakkan garam diatas meja makan

2) Pilih kandungan sodium rendah saat membeli makan

3) Batasi konsumsi daging dan keju

4) Hindari cemilan yang asin-asin


27

5) Hindari pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan

sodium

6) Mengurangi asupan garam menurut (Purwanto, 2006).

Mengurangi asupan garam sering juga diimbangi dengan asupan

lebih banyak kalsium, magnesium dan kalium.Umumnya kita

mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan

tubuh.Idealnya kita cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau

sekitar 5 gram perhari. Menurut (Nisa, 2012) mengurangi garam caranya

dengan memilih jenis makanan, diantaranya:

1) Hindari daging olahan

Daging olahan memiliki kandungan garam yang tinggi yang

bertujuan supaya daging olahan tersebut awet dan ketika

mengkonsumsinya tidak perlu bumbu tambahan lagi, dan ketika

mengolahnya orang akan menambah bumbu-bumbu lain sehingga

daging olahan tersebut banyak mengandung garam. Contoh daging

olahan diantaranya kornet, sosis, daging giling, hamburger, hot dog,

nugget, daging asap, daging dalam kemasan plastik atau kaleng.

2) Hindari bumbu masakan dalam kemasan

Bumbu masakan dalam kemasan lebih banyak mengandung garam

dibanding meracik bumbu secara langsung. Gunakan rempah-rempah

yang segar karena bumbu masakan dalam kemasan selain banyak

mengandung garam, juga mengandung pengawet dan zat kimia

lainnya.

3) Hindari buah-buahan dan sayur-sayuran dalam kaleng


28

Buah-buahan dan sayuran dalam kaleng mengandung garam yang

tinggi yang tidak baik untuk kesehatan.

4) Hindari mengkonsumsi ikan asin

Ikan asin memiliki kadar garam yang sangat tinggi. Untuk

mengurangi kadar garam dalam ikan asin terlebih dahulu rendam

dalam air, lalu airnya di buang, dikeringkan kembali, setelah itu

baru dikonsumsi. Akan tetapi sebaiknya tetap menghindari ikan asin.

b) Kandungan Potasium / kalium.

Suplement potasium 2 – 4 gram perhari dapat membantu penurunan

tekanan darah, potasium umunya banyak didapati pada beberapa buah-

buahan dan sayuran antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare,

labu siam, labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang merah dan

bawang putih.

c) Menurunkan kolesterol yang tinggi

Pilihan makan yang tepat dan modifikasi hidup sangat diperlukan

dengan penderita dengan faktor resiko penyakit jantung. Menurunkan

total kolesterol dan kolesterol jahat :

1) Perbanyak makan sayur, buah-buahan, padi-padian dan polong-

polongan

2) Pilih lemak secara bijak

Jika menambahkan lemak gunakanlah lemak yang tinggi

kandungan asam lemak tak jenuh tunggalnya seperti yang terdapat

dalam minyak zaitun dan minyak kacang tanah


29

3) Makan berbagai jenis protein dalam jumlah yang tepat dengan

menyeimbangkan sumber protein hewan, ikan dan sayuran

4) Menjaga konsumsi kolesterol

Kolesterol makanan dapat menaikkan kadar kolesterol darah,

terutama bagi orang yang beresiko. Membatasi kolesterol makanan

mempunyai nilai tambah, berarti kita juga mengurangi lemak jenuh

karena kolesterol dan lemak jenuh biasanya ditemukan pada

makanan yang sama. Dapatkan energi dengan makan karbohidrat

kompleks (pasta gandum, nasi beras coklat, roti gandum) dan

batasi karbohidrat sederhana. Jika punya kolesterol tinggi,

karbohidrat sederhana ini dapat memperburuk kondisi dan

meningkatkan resiko penyakit jantung

5) Makan secara teratur

Melewati makan (misalnya tidak makan pagi atau tidak makan

siang) sering menyebabkan makan berlebihan. Makanlah 3 kali

sehari dengan menu seimbang

6) Makanan sebagai therapi untuk menurunkan kolesterol.

Untuk menurunkan kolesterol juga bisa dengan therapi makanan.

Meningkatkan konsumsi serat makanan seperti sayuran, buah-

buahan, polong-polongan, makanan kedelai terdapat dalam tahu,

tempe, susu kedelai, yogurt kedelai, kacang kedelai (Darmawan,

2012).

d) Olahraga Teratur
30

Olah raga teratur mampu menurunkan jumlah lemak serta

meningkatkan kekuatan otot terutama otot jantung. Berkurangnya

lemak dan volume tubuh berarti mengurangi resiko hipertensi (Sheps,

2005). Mereka yang secara fisik kurang aktif paling beresiko

menderita hipertensi 20 tahun kemudian. Olah raga secara teratur

merupakan salah satu cara untuk menjaga tekanan darah berada

dalam kadar normal. Para ahli merekomendasikan minimal 30 menit

aktifitas fisik berskala menengah.Kegiatan fisik penting untuk

mengendalikan tekanan darah tinggi sebab membuat jantung lebih

kuat.Jantung mampu memompa lebih banyak darah dengan sedikit

usaha.Makin ringan kerja jantung untuk memompa darah, makin

sedikit tekanan pada pembuluh darah.

Olahraga sangat penting dilakukan seperti senam aerobik atau

jalan cepat sekitar 30 menit sebanyak beberapa kali dalam sepekan.

Jika seseorang sudah dinyatakan positif menderita hipertensi, pilihlah

olah raga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai dan

berenang.Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah

adalah aerobik dengan intensitas sedang. Lakukan selama 30 hingga

45 menit sehari sebanyak 3 – 5 kali dalam seminggu (Susilo, 2011).

Dengan olah raga aerobik secara teratur dan dalam takaran yang

cukup, penderita hipertensi bisa meningkatkan kebugaran sekaligus

kualitas hidupnya.

Banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa latihan olah

raga aerobik yang dilakukan secara teratur merupakan cara yang


31

sangat baik untuk mencegah dan mengobati hipertensi. Saat berolah

raga jalan cepat, bersepeda, jogging, berenang atau mengikuti

aktivitas aerobik lainnya, tekanan darah akan naik cukup banyak.

Selama melakukan latihan aerobik yang keras tekanan darah sistolik

dapat menjadi naik 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika

istirahat. Sebaliknya, segera setelah latihan aerobik selesai tekanan

darah akan turun sampai dibawah normal selama 30 - 120 menit.

Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran

dan relaksasi.

Pada penderita hipertensi penurunan ini nyata sekali, kalau olah

raga dilakukan berulang - ulang, lama kelamaan penurunan tekanan

darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olah raga

secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah, disamping itu

olah raga dapat merileksasikan pembuluh darah lama kelamaan

latihan olah raga dapat melemaskan pembuluh darah sehingga

tekanan darah menurun, aktivitas saraf, reseptor hormon, dan

produksi hormon-hormon tertentu menurun.

Aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat mencegah

atau menunda perkembangan hipertensi.Pada penderita hipertensi

pengaruh olah raga menurunkan tekanan darah tinggi sangat

tergantung pada teratur atau tidaknya latihan olah raga dilakukan.

Dari hasil penelitian pada penderita hipertensi tingkat ringan, bila

mau melakukan olah raga aerobik secara teratur dan cukup

takarannya, tekanan darah sistoliknya dapat turun 8 – 10 mmHg dan


32

diastoliknya turun hingga 6 – 10 mmHg, namun ada syaratnya.

Manfaat ini tergantung pada perubahan bobot badan atau pengaturan

makan. Sedangkan pada mereka yang tekanan darah normal, latihan

olahraga akan menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 4 mmHg,

sementara tekanan darah diastolik juga turun sekitar 3 mmHg.

Perbaikan tekanan darah dengan cara latihan olah raga dapat

dilakukan juga oleh penderita hipertensi berat, kendati awalnya masih

harus dibantu dengan obat-obatan.

Dari hasil penelitian diketahui, hipertensi dapat ditanggulangi

dengan efektif dengan kombinasi antara penggunaan obat-obatan dan

latihan olahraga teratur dengan intensitas sedang. Hasil penelitian

juga mengatakan bahwa aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur

dapat mencegah atau menunda perkembangan hipertensi (Susilo,

2011). Jadi untuk menurunkan tekanan darah penderita hipertensi

olah raga merupakan kontrak seumur hidup (Susilo, 2011).

e) Kurangi konsumsi alkohol

Pada beberapa orang alkohol dapat berakibat pada naiknya

tekanan darah yang cukup banyak. Pada orang lain terkadang tidak

memberikan efek pada naiknya tekanan darah. Jika anda minum

alkohol batasi konsumsi alkohol dengan minum tidak lebih dari 1

atau 2 minumnya perhari. Jika tekanan darah meningkat berhubungan

dengan alkohol yang dikonsumsi yang terbaik adalah tidak perlu

mengkonsumsi alkohol selain tidak bagus untuk kesehatan alkohol


33

juga membuat kita kecanduan yang akan sangat sulit untuk lepas

(Susilo, 2011).

f) Penanganan stres

Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan

curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatetik

yang akan memicu kerja jantung dan menyebabkan peningkatan

tekanan darah (Susilo, 2011). Stres merupakan respon tubuh yang

bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya.Hormon

epinefrin dan kortisol yang dilepaskan saat stres menyebabkan

peningkatan tekanan darah dengan menyempitnya pembuluh darah

dan meningkatkan denyut jantung. Besarnya peningkatan tekanan

darah tergantung pada beratnya stres, koping yang adekuat dapat

berpengaruh baik terhadap penurunan tekanan darah (Sheps, 2005).

Penanganan stres yang baik dapat dilakukan dengan bersabar

dan berfikiran positif (Nisa, 2012). Berlatih mengendalikan stres

dalam hidupnya (Susilo, 2011). Perbaiki hubungan spritual, karena

setiap agama mengajarkan keseimbangan. Orang yang memiliki

spritual yang baik biasanya lebih sehat dan lebih mampu

mengendalikan stres (Susilo, 2011).

3) Penatalaksanaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

a. HB/Ht (Hemoglobin/Hematokrit)
34

Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan

dan dapat mengidentifikasi faktor resiko yaitu seperti:

Hipokoagulabilitas dan anemia

b. BUN/kreatinin

Memberikan informasi tentang fungsi ginjal.

c. Glucosa

DM adalah salah satu pencentus hipertensi yang dapat

diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketolamin.

d. Urinalisa

Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal

e. CT-scan

Yaitu mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

f. EKG

Dapat menunjukkan pola regangan yang dimana luas

peninggian gelombang P merupakan salah satu dari tanda dini

penyakit jantung yaitu Hipertensi

g. IUP

Cara mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal,

perbaikan ginjal.

h. Rontgen

Menunjukkan destruksi klasifikasi area katub dan pembesaran

jantung.
35

B. Konsep Dewasa

Salah satu tahapan perkembangan yang paling dinamis sepanjang

rentang kehidupan manusia adalah dewasa, dimana seseorang mengalami

banyak perubahan-perubahan progresif secara fisik, kognitif, maupun

psikososioemiosional, untuk menuju integrasi kepribadian yang semakin

matang dan bijaksana. Orang dewasa adalah seseorang yang telah

menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di

masyarakat bersama orang dewasa lainnya (Hurlock, 1996).

Katagori umur dewasa menurut Departemen Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2009 yaitu dimulai usia 18 sampai dengan usia 45 tahun.

Masa dewasa juga merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-

pola kehidupan yang baru dan diharapkan memainkan peran baru,

keinginan-keingan baru, mengembangkan sikap-sikap baru, dan nilai-

nilai baru sesuai masa ini.Seseorang dewasa (adult) menampilkan profil

yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan

aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki

daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan

berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat dan produktif

(Dariyo, 2014).

C. KonsepPerilaku Perawatan Diri pada Pasien Hipertensi

1. Definisi Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas kegiatan

organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.Oleh sebab itu, dari


36

sudut pandang biologis semua mahluk hidup mulai dari tumbuh-

tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena

mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang

dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan

atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan

yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa,

bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah

semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoadmodjo, 2019).

Teori perilaku kesehatan dikembangkan oleh Lawrence Green

pada Tahun 1980.Lawrence Green menganalisa perilaku manusia

dari tingkat kesehatan dimana kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor di luar

perilaku.Kesehatan seseorang atau masyarakat dopengaruhi oleh 2

faktor, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar

perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku dipengaruhi

oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu faktor predisposisi (predisposing

factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor penguat

(reinforcement factors) (Irwan, 2020). Ketiga faktor ini merupakan

arahan dalam menganalisis atau diagnosis da evaluasi perilaku untuk

intervensi pendidikan (promosi) kesehatan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat


37

ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau

tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya

informasi tentang kesehatan kebebasan dari individu untuk

mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang memungkinkan ia

berprilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak

(Notoadmodjo, 2019).

Faktor predisposisi:
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan
4. Nilai
5. Variabel demografik

Fator pemungkin:
1. Ketersediaan sumber daya kesehatan
Spesifik
2. Aksesabilitas sumber daya kesehatan
3. Prioritas masyarakat/pemerintah dan permasalahan
komitmen terhaap kesehatan perilaku
4. Keterampilan yang terkait dengan
kesehatan

Fator penguat:
1. Keluarga
2. Rekan-rekan
3. Guru
4. Majikan atau pimpinan
5. Penyedia layanan kesehatan
38

Skema 2.1 Teori Green, LW, akta, SG, Partridge, KB (1980)

2. Definisi Perilaku Perawatan Diri

Departement of Health and Human Services, National Institute of

Health, National Hearth, Lung ang Blood Institute, National Hight Blood

Pressure Education Program (2003) dalam (Isnaini & Lestari, 2018)

menyatakan beberapa prilaku terkait upaya mengontrol tekanan darah

seperti: penurunan berat badan, menjaga pola makan, menghindari

konsumsi alkohol, olah raga teratur, berhenti merokok, dan penggunaan

terapi dengan obat-obatan. Hipertensi merupakan penyakit kronik, oleh

karenanya pasien harus bertanggung jawab dalam melakukan perawatan

diri baik untuk menurunkan gejala maupun menurunkan risiko komplikasi.

Model perilaku diri dari Kanfer dan gaelick-Buys (1991) dalam Anih

Kurnia (2020) menekankan pada proses pengaturan diri. Langkah pertama

adalah dengan menciptakan penetapaan tujuan.Penetapaan tujuan sangat

berguna bagi klien tentang hasil yang diharapkan.Klien mulai memikirkan

tentang prilaku yang ingin dicapai dan membangun motivasi untuk

mencapai motivasi ini. Kemudian, perilaku tersebut akan diamati oleh

klien itu sendiri. Pada tahap observasional yang dilakukan oleh dirinya

sendiri, klien akan memeriksa apakah mereka dapat mengontrol perilaku

mereka sendiri atau tidak.

Perilaku perawatan diri merupakan kegiatan praktik yang

mendewasakan dan orang dewasa memulai dan melakukan, dalam

kerangka waktu, atas nama mereka sendiri dalam rangka kepentingan


39

mempertahankan hidup, memfungsikan kesehatan, melanjutkan

pengembangan pribadi, dan kesejahteraan dengan memenuhi syarat yang

dikenal untuk pengaturan fungsional dan perkembangan (Orem, 2001).

Terdapat enam keharusan individu dalam perilaku perawatan diri pada

pasien hipertensi, yaitu:

1. Mencari dan memastikan bantuan medis yang sesuai.

Pemeriksaan rutin merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

penderita hipertensi untuk melakukan perawatan, pengendalian dan

pengobatan. Pemeriksaan rutin hipertensi sebaiknya dilakukan

minimal sebulan sekali, guna tetap menjaga atau mengontrol tekanan

darah agar tetap dalam keadaan normal (Purwanto, 2006). Dalam

menjalani pengobatan hipertensi jangan pernah sekali-kali

menggunakan obat secara bebas dan sembarangan, tapi harus dalam

perawatan dokter (Susilo, 2020).

2. Mengenali dan merawat kondisi-kondisi hipertensi

Pada banyak kasus terkadang tidak menimbulkan gejala dan hal ini

harus disadari oleh penderita hipertensi agar selalu menjaga tekanan

darah dengan kepatuhan minum obat dan selalu menjalankan pola

hidup sehat (Susilo, 2020). Hipertensi merupakan penyakit kronis

yang tidak bisa disembuhkan dan harus dijalani seumur hidup oleh

pasien. Pengobatan hipertensi yang dijalani oleh penderita hipertensi

kemungkinan besar akan terus dikonsumsi seumur hidup, untuk

mengendalikan tekanan darah supaya terkontrol dan tidak

menimbulkan komplikasi (Lany Gunawan, 2015).


40

Pasien hipertensi yang dalam perawatan penyakit hipertensi dan

telah diperiksa tekanan darahnya didapatkan hasil tekanan darah yang

normal, maka orang tersebut tetap memiliki resiko besar

mengalaminya kembali (Anggraeni, 2012). Bila tekanan darah tidak

dapat turun dalam satu bulan dosis obat dapat disesuaikan samapai

dosis makasimal atau menambahkan obat golongan lain. Sasaran

penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mmHg dapat

dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol

dengan baik selama satu tahun.

3. Menerapkan tindakan-tindakan diagnostik, therapeutik, dan

rehabilitatif yang diharuskan.

Sebelum pengobatan hipertensi pasien diharuskan terlebih dahulu

menjalani serangkaian proses pemerikasaan untuk mendiagnosis

keparahan dan memilih obat yang tepat untuk pasien. Rehabilitasi

dilakukan agar penderita tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk

dengan melakukan kontrol teratur dibawah pengawasan dokter. Pasien

hipertensi yang dalam perawatan penyakit hipertensi dan telah

diperiksa tekanan darahnya didapatkan hasil tekanan darah yang

normal, maka orang tersebut tetap memiliki resiko besar

mengalaminya kembali (Anggraeni, 2012). Bila tekanan darah tidak

dapat turun dalam satu bulan dosis obat dapat disesuaikan samapai

dosis makasimal atau menambahkan obat golongan lain. Sasaran

penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mmHg dapat


41

dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol

dengan baik selama satu tahun (Susilo, 2020).

4. Memodifikasi konsep diri dan penerimaan terhadap kondisi.

Hipertensi bukan penyakit yang langsung bisa disembuhkan dengan

pengobatan. Apabila seseorang sudah terkena hipertensi maka seumur

hidupnya ia harus hati-hati dan terus-menerus menjaga tekanan

darahnya. Sekali lengah, walaupun tekanan darah sudah normal, tidak

mustahil akan kembali terkena hipertensi. Sangat diperlukan

kesabaran dan kepatuhan dalam menjalani pengobatan yang mungkin

bahkan seumur hidup.

5. Belajar untuk hidup dengan kondisi dalam gaya hidup yang

meningkatkan perkembangan berkelanjutan.

a) Jalani pola hidup sehat sepanjang waktu

Miliki pola makan yang sehat, jangan sampai demi mengejar

kenikmatan kita mengabaikan kesehatan kita, dengan pola

makan sehat sehari-hari dapat membantu kita memiliki harapan

hidup yang lebih lama

b) Olah raga

Tidak peduli sesibuk apapun kita biasakan olah raga yang rutin

dan teratur, karena olah raga adalah kontrak seumur hidup bagi

pasien hipertensi. Orang yang banyak bergerak dengan olah raga

akan cendrung memiliki kesempatan hidup yang lebih lama

daripada orang yang tidak banyak bergerak


42

c) Jauhi sumber penyakit, seperti narkoba, minuman beralkohol,

bersoda, mengandung kafein (teh, kopi), begadang terus-

menerus, serta tidak memperdulikan waktu istirahat

d) Kelola stres dengan baik

e) Kurangi konsumsi garam dan kendalikan berat badan serta

kolesterol

f) Kembalilah ke alam, menggunakan segala sesuatu yang

berasal dari alam, selain lebih murah juga lebih sehat.

Pilihlah bahan-bahan yang bebas dari segala pengawet.

g) Perbaiki hubungan spritual, setiap agama mengajarkan

keseimbangan. Orang yang memiliki hubungan spritual baik

biasanya lebih sehat dari mereka yang tidak.

Stres yang dialami oleh seseorang bisa memicu kenaikan tekanan

darah pasien hipertensi, untuk itu sangat penting bagi penderita

hipertensi untuk berlatih mengendalikan stres dalam hidup.Aktifitas

perilaku perawatan diri adalah perilaku yang dilakukan atau dikerjakan

individu untuk mempertahankan hidup, kesehatan, dan

kejehateraan.Keharusan perilaku perawatan diri adalah aktivitas-

aktivitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

Keharusan ini umum bagi setiap orang sepanjang hidup dan disesuiakan

berdasarkan usia, tahap perkembangan, lingkungan dan faktor-faktor

lain. Keharusan perilaku perawatan diri dihubungkan dengan

pemeliharaan proses hidup, integritas struktural dan fungsi. Individu

yang mampu untuk memenuhi kebutuhanperilaku perawatan diri


43

universalnya adalah sudah berada pada satu ujung kontinum, dan

mereka yang membutuhkan bantuan total berada pada ujung lainnya.

Kebutuhan perilaku perawatan diri therapeutik adalah keharusan

perawatan diri universal dan terkait perkembangan, dan kemungkinan

keharusan perawatan diri terkait penyimpangan kesehatan yang

diperlukan untuk hidup, kesehatan, dan kesejahteraan.Kapabilitas

mengacu pada kemampuan individu mendapatkan pengetahuan agar

dapat bertindak dan menggunakan pengetahuan tersebut guna

memenuhi keharusan perilaku perawatan diri seseorang (Paula & Janet,

(2009).Orem (1985) dalam Nursalam, (2013) menyebutkan perawatan

diri diartikan sebagai wujud perilaku seseorang dalam menjaga

kehidupan, kesehatan, perkembangan dan kehidupan disekitarnya yang

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam melakukannya, yaitu :

a) Faktor dasar (Basic conditioning factor)

1) Usia

Merupakan salah satu faktor paling penting pada perilaku

perawatan diri. Bertambahnya usia sering dihubungkan dengan

berbagai keterbatasan maupun kerusakan fungsi sensoris.

Pemenuhan kebutuhan perilaku perawatan diriakan bertambah

efektif seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan jenis

kelamin.

2) Jenis kelamin
44

Mempunyai kontribusi dalam kemampuan perawatan diri. Pada

laki-laki lebih banyak melakukan penyimpangan kesehatan

seperti

kurangnya manajemen berat badan dan kebiasaan merokok

dibandingkan pada perempuan.

3) Suku

Sistem yang saling terkait dengan lingkungan sosial seseorang,

keyakinan spiritual, hubungan sosial dan fungsi unit keluarga.

4) Pendidikan

Pendidikan dianggap sebagai syarat penting untuk melakukan

perilaku perawatan diri dari penyakit kronis.Tingkat pendidikan

menjadi frekuensi perilaku perawatan diri.

5) Status perkawinanan

6) Pekerjaan

7) Lama Menderita

8) IMT

Salah satu cara pengukuran sederhana untuk mengetahui berat

badan ideal dan tinggi badan ideal yang biasa digunakan

untuk mengetahui seberapa besar risiko gangguan kesehatan

dan obesitas.

(Harpeni, 2018).

b) Faktor predisposisi (predisposing factor)

1) Pengetahuan
45

Kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan,

karena pendidikan bisa berpengaruh terhadap perilaku

seseorang. Pendidikan seseorang juga dapat mempengaruhi

dalam usaha pemeliharaan kesehatan (Notoatmojo, 2010).

Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan didasarkan pengetahuan dan kesadarannya melalui

proses pembelajaran. Pendidikan menurut Notoatmojo (2018)

menyatakan bahwa pendidikan adalah derajat tertinggi jenjang

pendidikan yang diselesaikan berdasar ijazah yang diterima

sekolah formal terakhir dengan sertifikat kelulusan. Pendidikan

merupakan suatu usaha atau pengaruh yang diberikan yang

bertujuan untuk proses pendewasaan.

2) Efikasi Diri

Bandura (2013) menjelaskan bahwa efikasi diri merupakan

keyakinan seseorang terhadap kemampuan untuk mengatur dan

melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan.Dapat disimpulkan bahwa efikasi diri merupakan

keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk

melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan.Silvestri (2013)

menjelaskan bahwa efikasi diri merupakan predictor penting

yang menentukan tingkat kepatuhan dalam melaksanakan

perawatan diri. Semakin tinggi efikasi diri, maka semakin baik

hasil perawatan diridari pasien (Bandura, 1997).


46

Efikasi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan dan pengalaman. Dari aspek jenis

kelamin terkait dengan streotipe dari gender dimana wanita

cenderung memiliki efikasi diri lebih rendah daripada laki-laki.

Dari aspek usia, efikasi diri dipengaruhi oleh pengalaman

hidup, seseorang yang lebih tuaakan lebih banyak pengalaman

dalam menghadapi masalah sehingga akan mempengaruhi

kepercayaan atau keyakinan pada dirinya dalam mengatasi

masalah atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

tertentu. Tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi efikasi

diri mengacu pada kemampuan pasien untuk peduli terhadap

kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari mereka seperti diet yang tepat, olahraga,

dan kontrol berat badan.

3) Dukungan Sosial

Salah satu dukungan sosial yaitu keluarga, dimana dalam

perubahan perilaku kearah perawatan diri dukungan keluarga

sangat berpengaruh dalam keefektifan perawatan diri pasien

hipertensi

.Friedman, (2018) mengatakan bahwa keluarga adalah

individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah,

atau adopsi dan tinggal di dalam rumah tangga yang sama.

Widyanto, (2018) keluarga bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan


47

fisik, mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga

(Findlow, 2019).

Adanya penyakit yang serius dan kronik pada salah satu

keluarga mempunyai dampak besar pada sistem keluarga.

Keluarga merupakan penyedia pelayanan kesehatan utama bagi

pasien yang mengalami penyakit kronik (Campel, (2000) dalam

Friedman (2018). Terdapat sebuah keterkaitan yang kuat antara

keluarga dan status kesehatan anggotanya, sehingga peran

keluarga amat penting dalam setiap aspek pelayanan kesehatan

individu anggota mulai dari tahap promosi kesehatan hingga

tahap rehabilitasi (Friedman, 2018).

Pasien dengan hipertensi sangat membutuhkan dukungan

dari orang-orang terdekatnya, yaitu keluarga. Dalam (Toulasik,

2019) dukungan dapat ditujukan melalui sikap yaitu dengan :

a. Memberikan perhatian, misalnya memertahankan makanan

meliputi porsi, jenis frekuensi dalam sehari-hari serta

kecukupan gizi

b. Mengingatkan, misalnya mengenai waktu penderita harus

minum obat, waktu istirahat serta waktu untuk melakukan

kontrol.

c. Menyiapkan obat yang harus diminum oleh pasien

d. Memberikan motivasi pada pasien

D. Penelitian Terkait
48

Peneliti mencari jurnal penelitian yang telah dipublikasikan di

internet menggunakan alat search engine PubMed, ScienceDirectdan

Google scholer. Peneliti menggunakan administrasi Sci-Hub ketika

peneliti mengalami masalah dalam mencarai jurnal karena jurnal itu

berbayar.Sci-Hub adalah situs yang diharapkan menjadi provider dalam

memberikan jurnal sehingga peneliti dapat sepenuhnya mendapatkannya

tanpa membayar.

Penentuan tulisan sesuai dengan subjek penelitian dilakukan

dengan menggunakan administrator boolean (AND, OR dan NOT) yang

menggunakan campuran kata atau ekspresi yang membahas gagasan tema

pemeriksaan sambil melihat melalui penulisan logis dalam inventaris

berbasis web tergantung pada semboyan digunakan, sehingga lebih

mudah bagi peneliti untuk menemukandan mengetahui jurnal atau

artikel.Peneliti menggunakan kata kunci Hipertensi (Hypertension) AND

PerilakuPerawatan Diri AND Faktor-faktor (Factors) AND Dewasa

(Adult).

Keputusan penyusunan dilakukan oleh peneliti berdasarkan kriteria

yang dapat ditemukan pada tabel 1.Selain kriteria inklusi, kriteria ekslusi

juga diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengevaluasi sifat jurnal

yang dapat menghapus informasi atau jurnal yang diperoleh untuk di

analisa lebih lanjut.Setelah jurnal dipilih sesuai kriteria yang telah

ditentukan oleh peneliti sebelumnya, jurnal dikumpulkan untuk ekstraksi

informasi. Jurnal penelitian disusun dalam struktur yang rata atau

berbentuk tabel dan diatur berdasarkan format Judul, nama peneliti,


49

tahuan terbit, masalah, intervensi, comparison dan outcome dalam

penelitian, untuk mengelompokkan informasi penting dalam artikel.

Tabel 2.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria Inklusi Eksklusi

Tema Jurnal Faktor-faktor yang Jurnal peneltian yang tidak

berhubungan manjemen berhubungan dengan topik

perawatan diri dengan permasalahan

hipertensi usia dewasa

Metode RCT, Experimental study, Cross- Literatur review/systematic

Penelitian sectional, kualitatif review,survey study

Tahun Terbit 2017-2022

Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris

Subyek Pasien Hipertensi

Jenis Jurnal Original artikel, full text

1. Hasil

Berdasarkan analisis dari 8 jurnal yang peneliti review, secara garis besar

semua jurnal memiliki tujuan penelitian yang sama yaitu untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawatan diri hipertensi,

bahkan ada yang berfokus pada lansia dan pada dewasa. Tempat dilakukan

penelitian bervariasi yakni Indonesia, Malaysia, Ethiopia, Iran, Nepal.Hal ini


50

membuktikan bahwa kurang nya perilaku perawatan diri terhadap penderita

hipertensi. Hampir seluruh jurnal penelitian yang di review dengan

menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian tersebut dilakukan

pada pasien Hipertensi dengan menggunakan kuesioner yang telah diolah para

peneliti dan diadopsi dari peneliti sebelumnya serta telah dilakukan uji

validasi sebelumnya.Beberapa peneliti juga menggunakan wawancara untuk

melengkapi data.Sebagian besar peneliti menggunakan uji statistik Chi-

Square.
51

2. Skema Prisma

Secara Skema dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

Pubmed: 43
Sciendirect: 22
Google Scholer: 24
n = 89

Duplikat: 6
n= 83

Tidak dapat di akses: 6 Tidak sesuai tujuan penelitian: 32


n = 77 Tidak menjawab pertanyaan peneliti: 13
Metode Penelitian tidak diperoleh: 6
n = 51
Kelengkapan: 16

Full text: 6 Bukan Full text: 6

6 Jurnal yang termasuk


dalam sistematik review
untuk menjawab
pertanyaan penelitian
52

Tabel 2.3 Tabel Ekstraksi Artikel Terkait Literatur Review


N Penulis (Tahun) Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian
o
Desain Instrumen Jumlah sampel Kriteria Inklusi

1 Self-Care Untuk menilai Penelitian ini Wawancara 386 pasien Pasien dengan Hasil dari penelitian ini
Management And Its tingkat menggunakan dengan hipertensi hipertensi menunjukkan bahwa
Associated Factors manajemen metode cross- meggunakan minimal 6 bulan setengah dari peserta
Among Patient With perawatan diri Hipertension Self dari kelompok memiliki praktik
sectional
Hypertension In dan faktor yang care Profile (HTN- usia dewasa dan perawatan diri yang
Nepal terkait antara SCP) dan dalam pengobatan buruk dengan 53,3%,
pasien dewasa Multidimential kebanyakan berjenis
Radha Acharya,
dengan hipertensi. Scale of Perceived kelamin pria 59%,
Ashmita Chaudhary
Jyotsna Pandey Social Support kelebihan BB 47,2%,
Chandranshu Pandey (MSPSS) untuk penyakit penyerta DM
(2022) menilai 65,5%, serta dukungan
manajemen sosial yang buruk 62%.
perawatan diri dan
dukungan sosial
yang dirasakan

2 Hypertension self-
Untuk menilai Penelitian ini Dengan 309 pasien Pasien hipertensi Sebagian besar peserta
care practice and praktik perawatan menggunakan menggunakan hipertensi usia usia dewasa 18 penelitian melaporkan
associated factors
diri hipertensi dan metode cross- status data dewasa tahun keatas praktik perawatan diri
among patients in faktor terkait di demografi (usia, yang sudah yang buruk pada usia
sectional
public health
antara pasien di jenis kelamin, terdiagnosis lebih dewasa sebanyak
facilities of Dessie
fasilitas kesehatan etnis, pendapatan, dari 6 bulan 40,6%, dengan jenis
town, Ethiopia
masyarakat di status kelamin perempuan
kota Dessie, perkawinaan, 53,4%, tidak
Sewunet Adame,
Fekadu Aga, Debela Ethiopia. tempat tinggal, melakukan aktivitas
Gela (2019) pendapatan dan fisik 40,2% dan lama
53

status pendidikan) menderita hipertensi >


skala perilaku 2 tahun.
perawatan diri
(HBP-SCP) untuk
mengukur
perawatan diri

3 Factors PredictingUntuk mengetahui Penelitian ini Dengan tes 152 pasien Pasien hipertensi Sebagian besar pasien
Self-Care Behaviors faktor-faktor yang menggunakan kesehatan hipertensi usia dewasa yang memiliki kepatuhan
among Low Health mempengaruhi metode cross- fungsional pada terdiagnosa perawatan diri serta
Literacy Hypertensive kepatuhan orang dewasa S- hipertensi lebih keyakinan diri yang
sectional
Patients Based on perilaku TOFHLA, skala dari 6 bulan dan rendah 48,7%. Dengan
Health Belief Model perawatan diri tingkat tidak memiliki hasil pasien yang
in Bushehr District,
pada pasien pengetahuan komplikasi perokok sebanyak
South of Iran
hipertensi di hipertensi, 55,9%, mengkonsumsi
Azam Larki, Rahim Distrik Bushehr, aklohol 78,9%
Tahmasebi and Iran Selatan
Mahnoush Reisi
(2018)
4 Faktor-Faktor Yang Untuk mengetahui Penelitian ini Dengan 96 pasien Pasien hipertensi Hasil dari perawatan
Berhubungan Dengan faktor-faktor yang menggunakan menggunkan hipertensi usia yang berobat pada diri pasien hipertensi
Self Care Pada Orang berhubungan metode cross- variabel dewasa saat penelitian, pada orang dewasa
Dewasa Yang dengan self care dan bersedia cukup 62,5%,
sectional independen
Mengalami pada orang menjadi kebanyakan penerita
Hipertensi Di dewasa yang meliputi status responden berjenis kelamin
Puskesmas Kendal 01 mengalami fungsional, perempuan 58,3%,
Kabupaten Kendal hipertensi di dukungan dengan tingkat stress
Puskesmas keluarga, dan berat 61,5%, dukungan
Indra Guna Winata, Kendal keluarga yang cukup
perubahan
Ahmad Asyrofi, 24,0% .
Andriyani Mustika emosional
Nurwijayanti dengan variabel
54

(2018) dependen yaitu


self care
5 Factors influencing Untuk Penelitian Dengan Dari 45 peserta Pasien hipertensi Beberapa tantangan
patients' hypertension mengeksplorasi kualitatif menggunakan pasaien hipertensi yang bersedia menjadi sorotan para
selfmanagement and faktor-faktor yang dengan diskusi tekhnik wawancara usia dewasa >18 menjadi peserta yang mengikuti
sustainable self-care mempengaruhi responden program HSME;
kelompok dalam tahun, 19 setuju
practices: a pasien dengan diantaranya termasuk
qualitative study hipertensi untuk terarah mempertahankan untuk kesulitan dalam
berpartisipasi perawatan diri berpartisipasi mempertahankan
H. M. Yatim, Y.Y. dalam program terhadap pengaruh dalam diskusi praktik perawatan diri
Wong, C.F. Neoh, pendidikan teman dan kelompok terarah yang dipelajari di
S.H. Lim, M.A. manajemen diri keluarga yang hadapan pengaruh
Hassali & (Malaysia), hipertensi telah mengikuti teman dan keluarga.
2019) (HSME) dan Kurangnya disiplin diri
program edukasi
tantangan juga dilaporkan oleh
mempertahankan perawatan diri individu yang
praktik perawatan pada pasien menderita penyakit
diri yang hipertensi kronis
dipelajari. Kurangnya manajemen
diri setiap hari.

6 Self-care Practice Penelitian ini Desain studi 480 pasien Dari 480 pasien 51%
and Associated bertujuan untuk cross-sectional hipertensi dewasa memiliki perawatan
Factors Among menilai praktik kuantitatif dan berusia 18 tahun diri yang buruk. Sekitar
Hypertensive Follow perawatan diri 44,6% memiliki
pendekatan ketas yang
Up Patients at East dan faktor-faktor kepatuhan minum obat
Gojam Zone yang terkait di fenomenologis terdiagnosa lebih antihipertensi yang
Public Hospitals, antara pasien dari 6 bulan buruk, 92,5% memiliki
North West Ethiopia tindak lanjut manajemen diet yang
Assefa et al., (2022) hipertensi di rendah, 82,8% aktivitas
rumah sakit fisik yang kurang baik,
umum Zona kelebihan BB 53,7%,
55

Gojjam Timur; di lama pengobatan >5


barat laut tahun 33,3% dan
Ethiopia. 47,4% memiliki
dukungan sosial yang
buruk
56

E. Kerangka Teori

Perilaku Perawatan Hipertensi Komplikasi:


Diri  Stroke
Hipertensi  Penyakit
jantung
Faktor yang  Penyakit arteri
Faktor dasar/ mempengaruhi: koronaria
predisposisi  Faktor yang tidak  Kerusakan
dapat dikontrol: ginjal
(predispioning factor) keturunan, jenis  Diabetes
 Pengetahuan kelamin, umur militus
 Efikasi  Faktor yang dapat
diri/Keyakinan dikontrol:
kegemukan, diet Penatalaksanaan
diri
tidak seimbang, Nonfarmakologi
konsumsi garam (Modifikasi gaya hidup):
berlebih, aktivitas  Berhenti merokok
Faktor pemungkin fisik (olahraga),  Kurangi BB jika
merokok, konsumsi overweight, diet
(enabiling factor)
alkohol dan stres hipertensi, olahraga
 Sarana prasarana teratur
 Jarak dengan  Kurangi konsumsi
fasilitas alkohol
 Penanganan stress

Faktor pendorong/ penguat


(rainforcing factor)  Pola hidup sehat
 Dukungan sosial  Tidak terjadi komplikasi
 Tenaga kesehatan

Keterangan:

= menyebabkan

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Modifikasi dari Teori Green, LW, akta, SG, Partridge, KB (1980)
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep (conceptual framework) mutlak diperlukan dalam

sebuah penelitian dimana kerangka konsep merupakan model pendahuluan

dari masalah penelitian. Sedangkan fungsi kritisnya adalah menggambarkan

hubungan antara semua variabel dan semua konsep yang telah diteliti

(Sugiyono, 2021). Variabel- variabel dalam penelitian ini adalah ;

1. Variabel dependen (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2021). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah perilaku perawatan diri.

2. Variabel Independen (independen variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2021). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independent yaitu usia, jenis kelamin,

suku, pendidikan, ststus perkawinan, pekerjaan, lama menderita, IMT,

pengetahuan, efikasi diri dan dukungan sosial

Berdasarkan pada konsep pemikiran tersebut, maka kerangka konsep

dari variabel yang diteliti sebagai berikut:


58

Variabel Independen Variabel Dependen

 Usia
Perawatan Diri
 Jenis kelamin
Pasen Hipertensi
 Suku
 Pendidikan
 Status
perkawinan
 Pekerjaan
 Lama
menderita
 IMT
 Pengetahuan
 Efikasi diri
 Dukungan
sosial

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Diteliti

: Garis penghubung

Bagan 3.1 Kerangka Konsep pada Faktor-faktor yang berhubungan dengan

perawatan diriPasien Hipertensi

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara rumusan masalah penelitian.

Hipotesis yang akan di uji disebut dengan hipotesis kerja (Ha) sedangkan

lawanya adalah hipotesis nol (Ho). Hipotesis kerja disusun berdasarkan

teori yang dianggap mampu menjawab penelitian. Sedangkan hipotesis nol

disusun karena teori digunakan masih diragukan (Sugiyono, 2021).


59

Berdasarkan kerangka konsep, maka hipotesis dari penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Ha 1: Ada hubungan usia dengan perilaku perawatan diripasien

hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

2. Ha 2: Ada hubungan jenis kelamin dengan perilaku perawatan

diripasien hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

3. Ha 3: Ada hubungan suku dengan perilaku perawatan diripasien

hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

4. Ha 4: Ada hubungan pendidikan dengan perilaku perawatan

diripasien hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

5. Ha 5: Ada hubungan status perkawinan dengan perilaku perawatan

diripasien hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

6. Ha 6: Ada hubungan pekerjaan dengan perilaku perawatan

diripasien hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

7. Ha 7: Ada hubungan lama menderita hipertensi dengan perilaku

perawatan diri pasien hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

8. Ha 8: Ada hubungan IMT dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

9. Ha 9: Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku perawatan

diripasien hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

10. Ha 10: Ada hubungan efikasi diri dengan perilaku perawatan

diripasien hipertensi dalam mengontrol hipertensinya

11. Ha 11: Ada hubungan dukungan sosial dengan perilaku perawatan

diripasien hipertensi dalam mengontrol hipertensinya


60

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut sehingga memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu obyek atas fenomena (Nursalam, 2020).

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur dan Cara Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur

Variabel Dependen
1. Perilaku Kegiatan yang dilakukan Kuesioner tentang 1=Baik, jika skor ≥ Ordinal
perawatan diri individu dalam Hypertension Blood 48,61%
hipertensi memelihara kesehatan, Pressure- Self Care 0=Buruk, Jika skor
kesejahteraan dan Profile(HBP SCP) <48,61%
mencegah kekambuhan (Isomah, 2008)
terhadap penyakit
hipertensi.
Varaiabel Independen

1. Usia Lama hidup pasien Kuesioner 1= usia 18-25 Ordinal


hipertensi dihitung dari 2 = usia 26-35
tanggal lahir sampai 3 = usia 36-45
dengan saat ini dihitung (Depkes,2009)
dalam tahun
2. Jenis kelamin Jenis kelamin hipertensi Kuesioner 1 : Laki-laki Nominal
2 : Perempuan
3. Suku Sistem yang saling Kuesioner 1: Minang Nominal
terkait dalam lingkungan 2: Jawa
sosial, keyakinan 3: Melayu
spiritual, hubungan 4: Batak
sosial dan fungsi unit 5: dll (sebutkan)
keluarga

4. Pendidikan Status pendidikan formal Kuesioner 1: Tidak sekolah Ordinal


terakhir yang didapatkan 2 : SD
oleh pasien 3 : SMP
4 : SMA
5:Perguruan tinggi

5. Status Status pernikahan pasien Kuesioner 1 : Menikah Nominal


perkawinan saat ini 2:Tidak menikah

6. Lama Lama menderita Kuesioner 1 : < 6 bulan Nominal


menderita hipertensi dari awal 2 : > 6 bulan
terdiagnosa sampai saat
61

ini

7 IMT Cara pengukuran Kuesioner 1 : Underweight (17- Ordinal


sederhana untuk <18,5)
mengetahui berat badan 2 : Normal (18,5 -
ideal dan tinggi badan 25,0)
ideal yang bisa 3 : Overweight (>25-
digunakan untuk 27)
mengetahui seberapa 4 : Obesitas (>27)
besar gangguan
(Kemenkes RI)
kesehatan dan obesitas

8. Pengetahuan Pengetahuan pasien Kuesioner 1. Tinggi jika skor Ordinal


tentang penyakit Terdiri dari 22 16-22
hipertensi yang diderita pertanyaan 2. Sedang jika skor 8-
nya dan penanganannya. 15
3. Rendah jika skor
0-7
(Beyhaghi et al.,
2019)
9. Efikasi diri Keyakinan pasien Kuesioner tentang 0 = Kurang jika skor Ordinal
hipertensi pada efikasi diri General <80%
kemampuan dirinya Presievedself efficacy 1= Baik, jika skor >
dalam melakukan self scale terdiri dari 10 80%
care hipertensi pertanyaan (Purwanti, 2019)

10. Dukungan Dukungan yang Kuesioner tentang 0= Kurang jika skor Ordinal
sosial diberikan oleh dukungan sosial RAND < 70%
lingkungan sosial seperti Health 1=Baik jika sore
keluarga atau teman Terdiri dari 5 >70%
terhadap pasien pertanyaan (Prasetyo, 2012)
hipertensi dalam
melakukan self care
62

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitaatif dengan

menggunakan survei analitik, karena penelitian bertujuan untuk

mengetahui faktor risiko penyebab penyakit terhadap suatu kejadian

penyakit.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

crosssectional study.Rancangan penelitian cross sectional merupakan jenis

penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Menurut

(Sugiyono, 2018) pengukuran dalam penelitian ini dilakukan satu kali

menggunakan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data secara

simultan tanpa adanya follow up.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut (Sugiyono, 2019) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah total sampling

dari 6 Puskesmas yang mewakili populasi penyakit hipertensi di Kota

Padang yaitu di Puskesmas Pauh, Puskesmas Andalas, Puskesmas Lubuk


63

Kilangan, Puskesmas Lapai, Puskesmas Air Tawar dan Puskesmas

Rawang Barat di Kota Padang dari bulan Januari sampai dengan Desember

2021 sebanyak 24.913pasien hipertensi dewasa yang berobat.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu (Sugiyono, 2019). Subyek penelitian adalah pasien hipertensi

usia dewasa di Puskesmas Pauh, Puskesmas Andalas, Puskesmas Lubuk

Kilangan, Puskesmas Lapai, Puskesmas Air Tawar dan Puskesmas

Rawang Barat di Kota Padang.

Sampel dalam penelitian ini adalah yang masuk dalam kriteria

inklusi sudah ditetapkan oleh peneliti agar tidak menyimpang maka

perlu menentukan kriteria inklusi (Rinaldi, & Mujianto, 2017):

1. Pasien yang terdiagnosa hipertensi lebih dari 6 bulan yang tidak

ada komplikasi penyakit lain

2. Penderita hipertensi usia dewasa 18-45 tahun yang bersedia

menjadi responden

3. Penderita hipertensi yang bisa baca tulis

4. Responden yang kooperatif selama penelitian


64

3. Besar Sampel

Besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

perhitungan besar sampel yang di temukan oleh Lameshow et al. (1990)

dan rumus ini biasa digunakan dalam dunia kesehatan. Beberapa

penelitian model yang pernah menggunakan rumus ini adalah Fadhila A

(2017) dalam Erikson et al. (2009) dalam model regresi.


2
N . z p.q
n= 2 2
d ( N−1 ) + z . p . q

24.913 x 1,962 x 0,8 x 0,2


n=
0,052 ( 24.913−1 )+1,96 2 x 0,8 x 0,2

n = 243,4 dibulatkan menjadi 243

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Besar populasi

z = Nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)

p = Besar penyimpangan 0,8

q = 1 – p (100% – p) = 0,2

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)

Untuk mencegah drop out, maka sampe ditambahkan 10% dari jumlah

perhitungan sampel. Dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

n’ = [ ] n
1−f

n’ = [ 243
1−0,1 ]
65

n’ = 270

Sehingga total sampel penelitian menjadi 270 responden. Drop out

dilakukan ketika responden tidak dapat atau tidak ingin melanjutkan

kontribusinya lagi dalam penelitian.

4. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non

probability sampling yaitu consecutive sampling, dimana semua subyek

yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam

penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi

(Sastroasmoro et al., 2014).

Sampel yang diperlukan untuk masing-masing Puskesmas yang

dihitung dengan menggunakan alokasi proporsional adalah sebagai

berikut (Supriyadi 2014) :

Nh
¿= xn
N

Keterangan:

Ni : Besar sampel masing-masing Puskesmas

N : Besar populasi

Nh : Populasi masing-masing Puskesmas


66

Tabel 4.1 Proporsi sampel pada masing-masing Puskesmas

No Puskesmas Nh N n ni
1 Pauh 6.691 24.913 270 72
2 Andalas 4.506 24.913 270 49
3 Lubuk Kilangan 4.056 24.913 270 44
4 Lapai 3.563 24.913 270 39
5 Air Tawar 3.058 24.913 270 33
6 Rawang Barat 3.039 24.913 270 33
Total 24.913 270

Keterangan :

Wh : Alokasi proporsional

N : Besar populasi

Nh : Populasi masing-masing strata

N : Besar sampel

Ni : Besar sampel tiap puskesmas

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan pada 6 Puskesmas yang memiliki penderita

hipertensi terbanyak di Kota Padang yaitu di Puskesmas Pauh,

Puskesmas Andalas, Puskesmas Air Tawar, Puskesmas Lubuk

Kilangan, Puskesmas Lapai Puskesmas Rawang Barat dan Puskesmas

Air Tawar.
67

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di bulan Maret tahun 2023 sampai

dengan sampel tercukupi. Penelitian ini dimulai dari kegiatan

penyusunan tesis penelitian, pemgumpulan data, pengolahan data

hingga pembuatan laporan akhir penelitian.

D. Etika Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan prinsip etik yaitu prinsip

manfaat dan kerugian yang di timbulkan (balancing harm and benefits),

prinsip mengargai hak asasi manusia (respect human dignity), dan

kerahasiaan (confidentialily):

1. Informed Consent

Informed consent diberikan kepada responden sebelum penelitian

itu dilakukan.Merupakan suatu bentuk persetujuan responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini. Tujuan dari pemberian

informedconsent ini adalah agar responden paham apa tujuan

penelitian, apayang akan dilakukan, dan apa dampak dari penelitian

ini. Responden menerima persetujuan tersebut dan responden

menandatangani informed consent. Tidak ada responden yang menolak

untuk menjadi bagian dari penelitian ini.

2. Anonymity

Salah satu masalah etika penelitian yang harus diperhatikan adalah

pengunaan nama. Anonymity (tanpa nama) maksudnya adalah tidak


68

mencantumkan nama responden dilembar alat ukur penelitian. Cukup

hanya mengunakan kode atau inisial saja.Dengan menjaga kerahasian

identitas responden, responden mengisi kuesioner dengan jujur serta

merasa aman dan tenang selama proses pengumpulan data.

3. Comfidentiality

Peneliti menjelaskan bahwa menjamin kerahasiaan identitas

responden.Hasil penelitian, dan informasi maupun masalah-masalah

terkait lainnya.

4. Justice

Peneliti memberikan keadilan, memberikan perlakuan dengan baik

dan benarserta memberikan apa yang menjadi hak responden dengan

tidak membebani yang bukan kewajbannya. Peneliti memilih

responden sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

E. Instrumen/ Alat Pengumpul Data

Instrument penelitian merupakan alat untuk mengukur variabel yang

akan di amati (Sugiyono, 2018). Instrumen yang digunakan pada

penelitian ini adalah data demografi responden dan lembar kuesioner

untuk mendapatkan informasi dan data dari responden.Kuesioner dalam

penelitian ini berisi data demografi yaitu tentang karakteristik responden

dan kuesioner yang berisi pertanyaan yang mengandung semua variable.

a. Kuesioner A

Kuesioner A terdiri dari data demografi, karakteristik responden,

dan faktor basic perawatan diri berupa: initial, umur, jenis kelamin,
69

suku, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, lama menderita sakit,

status kesehatan saat ini, berat badan serta tekanan darah.

Penilaian umur dengan cara responden mengisi pada kolom yang

sudah disediakan pada kuesioner A. Penilaian jenis kelamin dengan

cara responden mencontreng langsung pada kolom yang telah

disediakan pada kuesioner A. Penilaian status kesehatan saat ini

dengan cara responden mencontreng langsung kolom yang telah

disediakan pada kuesioner A, untuk data tekanan darah, boleh diisi

oleh responden atau oleh peneliti. Penilaian sistem keluarga dengan

cara responden mencontreng langsung pada kolom yang telah

disediakan pada kuesioner A. Penilaian sumber daya dengan cara

responden mencontreng langsung pada kolom yang telah disediakan

pada kuesioner A. Pekerjaan responden yaitu, 1= tidak bekerja, 2=

PNS/TNI/POLRI, 3= karyawan swasta, 4= pedagang, 5= petani, 6=

lain-lainnya (sebutkan). Dikembangkan peneliti dari teori Notoadmojo,

2018.

Penilaian pada pekerjaan responden dapat diisi responden langsung

pada kuesioner A dengan mencontreng pada kolom yang telah

disediakan. Dengan hasil penilaian bekerja dan tidak bekerja. Penilaian

pendidikan diisi langsung oleh responden pada lembaran kuesioner A

dengan mencontreng pada kolom yang telah disediakan. Dimana

jenjang pendidikan yang ditempuh oleh responden, dikategorikan 1 =

tidak sekolah, 2 = SD, 3 = SLTP, 4 = SLTA, 5 = PT, dalam skala


70

ordinal. Hasil skor pendidikan dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu,

pendidikan tinggi = apabila pendidikan responden perguruan tinggi

keatas, dan pendidikan rendah apabila SMA kebawah.

b. Kuesioner B

Kuesioner B pengukuran perilaku perawatan diri hipertensi pada

pasien hipertensi dalam menggunakan kuesioner B. Kuesioner ini

mengadopsi dari Hipertension Blood Pressure Self Care Profile (HBP

SCP) yaitu sebuah alat ukur untuk perilaku perawatan diri hipertensi

yang dirancang oleh Hae- Ra Han et al (2013). Skala ini

dikembangkan selama penelitian yang dilakukan di Universitas Johns

Hopkins pada tahun 2014, yang mencakup semua aspek perilaku

perawatan diri dalam hipertensi.Pilihan jawaban menggunakan skala

likert.

Keterangan untuk penilaian perawatan diri hipertensi diantaranya,

selalu = 4, sering = 3, terkadang = 2, dan jarang/ tidak pernah = 1

dengan skor tertinggi adalah 80 dan terendah adalah 20 dengan skor

yang lebih tinggi menunjukkan perilaku perawatan diri hipertensi yang

lebih tinggi yang dimiliki oleh pasien. Hasil uji di dapatkan nilai R ≥

0,393 dikatakan valid berarti kuesioner ini layak untuk digunakan

dalam penelitian ini.

c. Kuesioner C

Kuesioner C pengukuran pengetahuan responden tentang pengetahuan

hipertensi yaitu The Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS).


71

Terdiri dari 22 item pernyataan dengan 6 sub dimensi yaitu definisi,

perawatan medis, kepatuhan obat, gaya hidup, diet dan komplikasi.

Pada kuesioner pengetahuan dikatagorikan menjadi 3 katagori skor

pengetahuaan yaitu tinggi (16-22), sedaang (8-15), rendah (0-7),

dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia.

Kuesioner telah melewati uji reliabilitas dan validitas denngan nilai

alpha cronbach 0,798 dan nilai r pada ujivaliditas didapatkan r-tabel

lebih besar dari r-hitung 0.444 yang dilakukan pada 20 responden,

maka kuesioner pada penelitian ini dikatakan valid dan reliabel serta

layak diginakan dalam penelitian (Beyhaghi et al., 2019).

d. Kuesioner D

Kuesioner D menjelaskan tentang efikasi diri pasien hipertensi

terhadap kemampuan keyakinan dirinya dalam melakukan perilaku

perawatan diri yaitu The Generalized Self-Efficacy Scale, terdiri dari

10 pernyataan, dengan jawaban tidak mampu, kadang mampu dan

mampu. Kuesioner ini menggunakan Cut of point dari keyakinan diri

didasarkan dari nilai 70% nilai tertinggi. Keyakinan dikatakan kurang

jika diperoleh hasil 10 %.Instrument ini sudah dilakukaan uji validitas

dan reliabilitas di Rumah Sakit Umum Daerah Kudus dengan jumlah

sampel 20 orang, Seluruh item instrument ini memiliki nilai r-hitung

lebih besar dari r-tabel 0.444 dengan reliabilitas crombachalpa 0,780

maka intrumen dalam penelitian ini dikatakan valid dan reliable serta

layak digunakan dalam penelitian tentang efikasi diri.


72

e. Kuesioner E

Kuesioner E pengukuran dukungan sosial menggunakan kuesioner

E, kuesioner ini dimodifikasi dan dikembangkan dari kuesioner social

supportRAND Health dan disitasi oleh Prasetyo (2012) yang terdiri

dari 10 pertanyaan. Cut of point dari kategori dukungan sosial

didasarkan dari 70% nilai tertinggi. Hasil validitas kuesioner adalah

0,384 dan reabilitas instrument dukungan sossial didapatkan nilai

Cronbach’s Alpha 0,740, semua item pertanyaan pengukuran

dukungan sosial valid dan reliable. Sehingga kuesioner ini layak untuk

digunakan daalam penelitian ini.

Tabel 4.2. Kisi-kisi kuesioner:


No Variabel Indikator Nomor Nomor Pertanyaan
Pertanyaan
Favorable Unfavorabel

1 Perilaku perawatan 1. Melakukan 1 1,2,4,5,6,7,10, 3,15,16


diri hipertensi aktivitas fisik 11,12,13,14 ,1
2. Membaca tabel 2,8 7,18,19,20
gizi
3. Makan banyak 3,11
buah dan sayuran
4. Mengurangi 4,5
konsumsi garam
5. Makanan yang 6,7,9,10
baik untuk pasien
hipertensi
6. Tindakan yang
12,13,14, 15,
dilakukan pasien
hipertensi 16, 17, 18,
19,20

2 Pengetahuan 1. Definisi 1 1,2,3,6,11,12,1 4,5,7,8,9,10,13


tentang hipertensi 2. Perawatan Medis 4,7,22 4,15,18,20,21, 14,16,19,17,
3. Kepatuhan Obat 2,3,6,8 22
4. Gaya hidup 5,8,13,14,15

5. Diet 9,10,11,12,
16,17,18,19,
73

20
6. Komplikasi 22

3 Efikasi diri pasien 1. Pemantauan 1,10 1,2,3,4,5,6,7,8,


hipertensi tekanan darah 9,10
dan obat
2. Pemeliharaan BB 2
3. Diet hipertensi 3, 5,6
4. Pemantauan 4
aktivitas fisik
5. Pencegahan stress 7
6. Berhenti 8,9
merokok,
menghindari asap
rokok

4 Dukungan sosial 1. Pemantauan diet 1,2 1,2,3,4,5,6,7,8,


hipertensi 9,10
2. Orang yang 3,4,5,6,7,8,9,
paling dekat dan 10
perhatian
terhadap
pencegahan dan
penatalaksanaan
hipertensi

F. Uji Validasi dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa instrumen atau

alat ukur yang digunakan dalam penelitian benar-benar mengukur apa

yang diukur (Notoatmojo, 2010). Nursalam, (2020) menjelaskan

bahwa validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti

prinsip keandalan instrumen dalam pengumpulan data. Menurut

Dharma (2011) secara umum terdapat 2 tipe validitas instrumen yaitu

validitas berhubungan dengan teori (teory related validity) dan

validitas berhubungan dengan kriteria (criterion related validity).

Dalam penelitian ini menggunakan teory related validity yang


74

merupakan keseluruhan dari validitas suatu instrumen yang

membuktikan bahwa instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur.

Dalam penelitian ini dilakukan face validity, content validity dan

Construct validity.

1. Face validity

Face validity dilakukan pada semua instrumen. Face validity

instrumen dilakukan pada pasien hipertensi usia dewasa muda di

Puskesmas Andalas, Puskesmas Air Tawar, Puskesmas Rawang

Barat, dan Puskesmas Padang Pasir.

2. Content validity

Content validity dilakukan dengan meminta pendapat pembimbing

sebagai pakar penelitian terkait instrumen penelitian.

3. Construct validity

Construct validity dilakukan dengan melakukan korelasi

menggunakan uji korelasi pearson product moment setelah itu diuji

dengan menggunakan uji t dan lalu baru dilihat penafsiran dari

indeks. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka instrumen

dinyatakan valid, atau validitas instrumen bisa dilihat secara

langsung melalui hasil korelasi pearson product moment dimana

jika r hitung lebih besar dari r tabel maka variabel valid. Dalam

penelitian ini validitas instrument dilakukan pada pasien hipertensi

dengan karateristik yang sama dengan karateristik atau criteria

inklusinya dengan sampel yang pakai dalam penelitian.


75

Pada pengujian validitas instrument digunakan korelasi pearson

product moment, dengan tingkat signifikasi 5%.

2. Uji Reabilitas

Penguji realibilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal

dan internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retest

(stability), equivalent, dan gabungan keduanya.Secara internal

realibitasi instrument dapat di uji dengan menganalisis konsistensi

butur-butir peryataan pada instrument dengan teknik tertentu.

Realibitasi dapat di ukur dengan cara mengulangi pertanyaan yang

mirip pada nomor berikutnya atau dapat dilihatdengan konsistensi

(korelasi) dengan pertanyaan lain, uji realibitas menggunakan

rumus alpha cronbach dengan kriteria uji alpha cronbach> 0,6

maka instrumen tersebut realibilitas (Sugiyono, 2018).

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan :

a. Peneliti mengurus surat izin pra penelitian dari kampus Universitas

Andalas Fakultas Keperawatan

b. Peneliti mengajukan perijinan ke Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Padang.


76

c. Peneliti mengambil data awal dari Dinas Kesehatan Kota Padang

dan memilih Puskesmas yang mempunyai kasus hipertensi dewasa

tertinggi dikota Padang tahun 2022

d. Peneliti mengadakan pertemuan dengan kepala Puskesmas Pauh,

Puskesmas Andalas dan Puskesmas Lubuk Buaya untuk

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian meminta

data hipertensi kepada pemegang program hipertensi dipuskesmas

2. Tahap pelaksanaan

a. Setelah uji tesis, peneiti megajukan uji lolos etik ke Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Andalas yang diajukan ke RSUP DR. M.

Djamil Padang untuk mendapatkan surat keterangan lolos uji etik.

b. Peneliti menentukan responden pasien hipertensi sesuai dengan

kriteria inklusi dengan cara menunggu responden di Puskesmas

c. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat penelitian serta hak dan

kewajiban sebagai responden

d. Jika responden menyetujui terlibat dalam penelitian ini maka

responden menanda tangani lembar persetujuan (Informed consent)

e. Peneliti melakukan pencatan tekanan darah responden

f. Setelah responden selesai melakukan pemeriksaan dan berobat

peneliti memberikan kuesioner penelitian dan menjelaskan

prosedur pengisian kuesioner untuk diisi oleh responden


77

g. Dalam pembagian kuesioner peneliti dibantu oleh 5 orang

enumerator yang telah diberi penjelasan terlebih dahulu tentang

cara pengisian kuesioner.

h. Peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi responden

3. Pengolahan Data

Menurut Setiadi (2007), ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti dalam pengolahan data, terdapat 6 tahapan yaitu :

a. Editing (Pengolahan Data)

Peneliti melihat kembali apakah isian pada lembar kuesioner sudah

lengkap, jelas, relevan dan konsisten.Semua data sudah dilengkapi

oleh responden tidak ada data yang tidak terisi.Merupakan kegiatan

untuk pengecekan dan perbaikan isian angket.

b. Coding (Pengkodean)

Pengkodean adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para

responden ke dalam kategori, dilakukan dengan cara memberi

tanda/ kode berbentuk angka pada masing jawaban. Tanda-tanda

kode ini dapat disesuaikan dengan pengertian yang lebih

menguntungkan peneliti, jadi tanda-tanda tersebut bisa dibuat oleh

peneliti sendiri.Dalam penelitian ini kode jawaban diberi kode

dalam bentuk angka.

c. Sorting
78

Adalah memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang

dikehendaki (klasifikasi data).Sorting dilakukan dengan bantuan

komputer

d. Entry

Data jawaban - jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian

dimasukkan dalam table dengan cara menghitung frekwensi data.

Data yang sudah dikelompokkan dimasukkan ke komputer.

e. Cleaning

Pembersihan data, melihat variabel apakah data sudah benar atau

belum.Setelah data didapat kemudian dilakukan pengecekan

kembali apakah data ada yang salah atau tidak.Tidak ada data yang

missing.

H. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini analisa univariat untuk didasarkan dari

jenis data dari masing-masing variabel dimana di kelompokkan

menjadi data kategorik meliputi usia, jenis kelamin, suku, pendidikan,

status perkawinan, dan lama menderita hipertensi. Data yang diperoleh


79

kemudian dihitung jumlah dan persentase masing-masing kelompok

dan disajikan dengan menggunakan tabel serta di

interpretasikan.Dalam analisis ini disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi dan persentase.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang mungkin

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Yaitu variabel

independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan

adalah chi square dengan derajat kepercayaan 95% & kesalahan 5%

(0,05). Bila ɑ ≤ 0,05 menunjukkan bermakna, bila ɑ> 0,05

menunjukkan tidak bermakna.

c. Analisa Multivariat

Analisa multivariat yang digunakan adalah regresi logistik dengan

maksud untuk mengukur faktor yang paling berhubungan dengan

perawatan diripasien hipertensi. Proses analisis dilakukan dengan

menghubungkan variabel independen (pengetahuan, efikasi diri dan

dukungan sosial) dengan variabel dependen (Perawatan diri

hipertensi). Analisis mengunakan uji regresi logistic.Hal ini dilakukan

mengingat variabel independen dan variabel dependen dalam bentuk

kategorik yang merupakan salah satu syarat dari penggunaan regresi

logistic Metode.Metode yang digunakan adalah metode Backward LR,


80

software secara otomatis akan memasukkan semua variabel yang

terseleksi untuk dimasukan ke dalam multivariat. Secara bertahap

variabel yang tidak berpengaruh akan dikeluarkan dari analisis, proses

akan berhenti sampai tidak ada lagi variabel yang dapat dikeluarkan

dari analisis. Urutan kekuatan dari variabel-variabel yang berhubungan

dilihat dari besarnya nilai OR, semakin besar nilai OR semakin kuat

hubungannnya terhadap variabel dependen yang dianalisis (Arikunto,

2010).

I. Variabel Analisa Data

Tabel 4.3 Variabel Analisa Data

No Variabel Variabel Uji


Independen Dependen

Univariat

1 Usia Distribusi
frekuensi

2 Jenis kelamin Distribusi


frekuensi

3 Suku Distribusi
frekuensi

4 Pendidikan Distribusi
frekuensi

5 Status perkawinan Distribusi


frekuensi

6 Lama menderita Distribusi


frekuensi

7 IMT Distribusi
frekuensi
81

8 Pengetahuan Distribusi
frekuensi

9 Efikasi diri Distribusi


frekuensi

10 Dukungan sosial Distribusi


frekuensi

Bivariat

1 Usia Perawatan diri Chi Square


hipertensi

2 Jenis kelamin Perawatan diri Chi Square


hipertensi

3 Suku Perawatan diri Chi Square


hipertensi

4 Pendidikan Perawatan diri Chi Square


hipertensi

5 Status perkawinan Perawatan diri Chi Square


hipertensi

6 Lama menderita Perawatan diri Chi Square


hipertensi

7 IMT Perawatan diri Chi Square


hipertensi

8 Pengetahuan Perawatan diri Chi Square


hipertensi

9 Efikasi diri Perawatan diri Chi Square


hipertensi

10 Dukungan sosial Perawatan diri Chi Square


hipertensi

Multivariat

1 Pengetahuan Perawatan diri Analisis


Efikasi Diri hipertensi Regresi
Dukungan sosial Logistik
82
83

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Padang adalah salah satu Kota tertua di pantai barat Sumamtera di

Lautan Hindia. Wilayah administratif Kota Padang dibagi 11 Kecamatan dan

103 Kelurahan. Dengan keluarnya Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16

Tahun 2004 tentang Pembentukan organisasi Kelurahan Maka jumlah

Kelurahan di Kota Padang menjadi 104 Kelurahan. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980, luas wilayah Kota Padang secara

administratif adalah 165,35 Km2 . Menurut Peraturan Daerah Nomor 10

Tahun 2005 tentang luas Kota Padang diketahui terjadi penambahan luas

administrasi menjadi 1.414,96 Km2 , dimana penambahan wilayah

lautan/perairan seluas 720,00 Km2 . Secara geografis, Kota Padang berada

diantara 00° 44’ 00” dan 1° 08’ 35’’ LU serta antara 100° 05’ 55’’ dan 100°

34’ 09’’ BT.

Pemerintah Kota Padang yang merupakan ibukota propinsi Sumatera

Barat memiliki Perda No.05 tahun 2009 tentang pelayanan kesehatan gratis di

Kota Padang, bahkan dengan bantuan Badan Zakat daerah (Bazda) pasien

yang berkunjung ke puskesmas justru dapat penggantian uang transport

sehingga meningkatkan kunjungan pasien ke puskesmas dan tentunya

mengakibatkan makin tingginya penggunaan obat di puskesmas. Jumlah

Puskesmas yang ada di Kota Padang adalah sebanyak 23 Puskesmas,

sementara penelitian ini dilakukan di 6 Puskesmas yaitu Puskesmas Pauh,


84

Puskesmas Andalas, Puskesmas Lubuk Kilangan, Puskesmas Lapai,

Puskesmas Air Tawar dan Puskesmas Rawang Barat

B. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah suatu teknik analisis data terhadap satu

variabel secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan

variabel lainnya. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari Perilaku

perawatan diri hipertensi, Usia, Jenis kelamin, Suku, Pendidikan, Status

perkawinan, Lama menderita, IMT, Pengetahuan, Efikasi diri dan Dukungan

sosial. Hasil penelitian setiap variabel dapat dideskripsikan pada tabel-tabel

berikut ini.

1. Variabel Perilaku Perawatan Diri Hipertensi

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Perilaku Perawatan Diri f %


1 Kurang 141 52.2
2 Baik 129 47.8
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 141

orang (52,2%) memiliki perilaku perawatan diri yang kurang, sementara

129 orang (47,8%) sudah memiliki perilaku perawatan diri yang baik.
85

2. Variabel Usia

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Usia Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Usia f %
1 18-25 tahun 17 6.3
2 26-35 tahun 58 21.5
3 36-45 tahun 195 72.2
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 17

orang (6,3%) berusia 18-25 tahun, 58 orang (21,5%) berusia 26-35 tahun

dan 195 orang (72,2%) berusia 36-45 tahun.

3. Variabel Jenis kelamin

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Jenis kelamin f %
1 Laki-laki 114 42.2
2 Perempuan 156 57.8
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 114

orang (42,2%) berjenis kelamin laki-laki dan 156 orang (57,8%) berjenis

kelamin perempuan
86

4. Variabel Suku

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Suku Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Suku f %
1 Minang 199 73.7
2 Batak 11 4.1
3 Jawa 46 17.0
4 Melayu 14 5.2
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 199

orang (73,7%) merupakan suku Minang, 11 orang (4,1%) suku Batak, 46

orang (17%) suku Jawa dan 14 orang (5,2%) suku Melayu

5. Variabel Pendidikan

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pendidikan Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Pendidikan f %
1 SD 37 13.7
2 SMP 53 19.6
3 SMA 139 51.5
4 Perguruan tinggi 41 15.2
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 37

orang (13,7%) pendidikan SD, 53 orang (19,6%) pendidikan SMP, 139

orang (51,5%) pendidikan SMA dan 41 orang (15,2%) perguruan tinggi.


87

6. Variabel Status Perkawinan

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Status perkawinan f %
1 Belum menikah 49 18.1
2 Menikah 221 81.9
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 49

orang (18,1%) belum menikah dan 221 orang (81,9%) sudah menikah

7. Variabel Lama Menderita

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Lama Menderita Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Lama menderita f %
1 < 6 bulan 149 55.2
2 > 6 bulan 121 44.8
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 149

orang (55,2%) lama menderita < 6 bulan dan 121 orang (44,8%) lama

menderita > 6 bulan

8. Variabel Indeks Massa Tubuh (IMT)

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh (IMT)Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No IMT f %
1 Obesitas 103 38.1
2 Overweight 65 24.1
3 Normal 102 37.8
Jumlah 270 100
88

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 103

orang (38,1%) berat badan tergolong obesitas, 65 orang (24,1%) berat

badan tergolong overweight dan 102 orang (37,8%) berat badan normal.

9. Variabel Pengetahuan

Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Pengetahuan f %
1 Rendah 145 53.7
2 Sedang 85 31.5
3 Tinggi 40 14.8
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 145

orang (53,7%) memiliki pengetahuan rendah, 85 orang (31,5%) memiliki

pengetahuan sedang dan 40 orang (14,8%) memiliki pengetahuan tinggi.

10. Variabel Efikasi diri

Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Efikasi Diri Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Efikasi diri f %
1 Kurang 234 86.7
2 Baik 36 13.3
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 234

orang (86,7%) efikasi diri kurang dan 36 orang (13,3%) efikasi baik.
89

11. Variabel Dukungan sosial

Tabel 5.11
Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

No Dukungan sosial f %
1 Kurang 240 88.9
2 Baik 30 11.1
Jumlah 270 100

Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa dari 270 responden 240

orang (86,9%) memiliki dukungan sosial kurang dan 30 orang (11,1%)

memiliki dukungan sosial baik.

C. Analisa Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara 2 variabel. Dalam analisis ini, dua pengukuran dilakukan

untuk masing-masing observasi. Berdasarkan hasil analisa bivariat terhadap

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen didapatkan

hasil sebagai berikut:

1. Hubungan usia dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Tabel 5.12
Hubungan Usia dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
Usia
Kurang Baik value
n % n % N %
18-25 tahun 10 58,8 7 41,2 17 100
26-35 tahun 34 58,6 24 41,4 58 100 0,421
36-45 tahun 97 49,7 98 50,3 195 100
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100
90

Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui bahwa dari 17 responden yang

berusia 18-25 tahun terdapat 10 responden (58,8%) perilaku perawatan diri

kurang, 7 orang (41,2%) perilaku perawatan diri baik. Dari 58 responden

yang berusia 26-35 tahun terdapat 34 responden (58,6%) perilaku perawatan

diri kurang, 24 orang (41,4%) perilaku perawatan diri baik. Dari 195

responden yang berusia 36-45 tahun terdapat 97 responden (49,7%) perilaku

perawatan diri kurang, 98 orang (50,3%) perilaku perawatan diri baik Uji

kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel didapatkan hasil p value =

0,421 > α 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

usia dengan perilaku perawatan diri hipertensi.

2. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Tabel 5.13
Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien
Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
Jenis kelamin
Kurang Baik value
n % n % N %
Laki-laki 65 57 49 43 114 100
Perempuan 76 48,7 80 51,3 156 100
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100 0,221

Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui bahwa dari 114 responden

yang berjenis kelamin laki-laki terdapat 65 responden (57%) perilaku

perawatan diri kurang, 49 orang (43%) perilaku perawatan diri baik. Dari 156

responden yang berjenis kelamin perempuan terdapat 76 responden (48,7%)

perilaku perawatan diri kurang, 80 orang (51,3%) perilaku perawatan diri

baik. Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel didapatkan hasil p


91

value = 0,221 > α 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara jenis kelamin dengan perilaku perawatan diri hipertensi.

3. Hubungan suku dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Tabel 5.14
Hubungan Suku dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
Suku
Kurang Baik value
n % n % N %
Minang 114 57,3 85 42,7 199 100
Batak 6 54,5 5 45,5 11 100
Jawa 17 37 29 63 46 100
0,023
Melayu 4 28,6 10 71,4 14 100
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa dari 119 responden

suku Minang terdapat 114 responden (57,3%) perilaku perawatan diri kurang,

85 orang (42,7%) perilaku perawatan diri baik. Dari 11 responden suku Batak

terdapat 6 responden (54,5%) perilaku perawatan diri kurang, 5 orang (45,5%)

perilaku perawatan diri baik. Dari 46 responden suku Jawa terdapat 17

responden (37%) perilaku perawatan diri kurang, 29 orang (63%) perilaku

perawatan diri baik. Dari 14 responden suku Melayu terdapat 4 responden

(28,6%) perilaku perawatan diri kurang, 10 orang (71,4%) perilaku perawatan

diri baik. Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel didapatkan hasil p

value = 0,023 < α 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara

suku dengan perilaku perawatan diri hipertensi.


92

4. Hubungan pendidikan dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Tabel 5.15
Hubungan Pendidikan dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien
Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
Pendidikan
Kurang Baik value
n % N % N %
SD 22 59,5 15 40,5 37 100
SMP 29 54,7 24 45,3 53 100
SMA 66 47,5 73 52,5 139 100
0,421
Perguruan tinggi 24 58,5 17 41,5 41 100
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100

Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa dari 37 responden

berpendidikan SD terdapat 22 responden (59,5%) perilaku perawatan diri

kurang, 15 orang (40,5%) perilaku perawatan diri baik. Dari 53 responden

berpendidikan SMP terdapat 29 responden (54,7%) perilaku perawatan diri

kurang, 24 orang (45,3%) perilaku perawatan diri baik. Dari 139 responden

berpendidikan SMA terdapat 66 responden (47,5%) perilaku perawatan diri

kurang, 73 orang (52,5%) perilaku perawatan diri baik. Dari 41 responden

berpendidikan perguruan tinggi terdapat 24 responden (58,5%) perilaku

perawatan diri kurang, 17 orang (41,5%) perilaku perawatan diri baik. Uji

kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel didapatkan hasil p value =

0,421 > α 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

pendidikan dengan perilaku perawatan diri hipertensi.


93

5. Hubungan status perkawinan dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

Tabel 5.16
Hubungan Status Perkawinan dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien
Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Status Pasien Hipertensi Total p
perkawinan Kurang Baik value
n % n % N %
Belum menikah 36 73,5 13 26,5 49 100
Menikah 105 47,5 116 52,5 221 100
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100 0,002

Berdasarkan tabel 5.16 dapat diketahui bahwa dari 49 responden yang

belum menikah terdapat 36 responden (73,5%) perilaku perawatan diri

kurang, 13 orang (26,5%) perilaku perawatan diri baik. Dari 221 responden

yang menikah terdapat 105 responden (47,5%) perilaku perawatan diri kurang,

116 orang (52,5%) perilaku perawatan diri baik. Uji kemaknaan terhadap

hubungan kedua variabel didapatkan hasil p value = 0,002 < α 0,05 yang

berarti terdapat hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan

perilaku perawatan diri hipertensi.


94

6. Hubungan lama menderita dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

Tabel 5.17
Hubungan Lama Menderita dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien
Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
Lama menderita
Kurang Baik value
n % n % N %
< 6 bulan 81 54,4 68 45,6 149 100
> 6 bulan 60 49,6 61 50,4 121 100
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100 0,510

Berdasarkan tabel 5.17 dapat diketahui bahwa dari 149 responden

yang lama menderita < 6 bulan terdapat 81 responden (54,4%) perilaku

perawatan diri kurang, 68 orang (45,6%) perilaku perawatan diri baik. Dari

121 responden yang lama menderita > 6 bulan terdapat 60 responden (49,6%)

perilaku perawatan diri kurang, 61 orang (50,4%) perilaku perawatan diri

baik. Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel didapatkan hasil p

value = 0,510 > α 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara lama menderita dengan perilaku perawatan diri hipertensi.


95

7. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

Tabel 5.18
Hubungan IMT dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi
Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
IMT
Kurang Baik value
n % n % N %
Obesitas 57 55,3 46 44,7 103 100
Overweigth 44 67,7 21 32,3 65 100
Normal 40 39,2 62 60,8 102 100 0,001
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100

Berdasarkan tabel 5.18 dapat diketahui bahwa dari 103 responden

yang memiliki IMT obesitas terdapat 57 responden (55,3%) perilaku

perawatan diri kurang, 46 orang (44,7%) perilaku perawatan diri baik. Dari 65

responden yang memiliki IMT overweigth terdapat 44 responden (67,7%)

perilaku perawatan diri kurang, 21 orang (32,3%) perilaku perawatan diri

baik. Dari 102 responden yang memiliki IMT normal terdapat 40 responden

(39,2%) perilaku perawatan diri kurang, 62 orang (60,8%) perilaku perawatan

diri baik. Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel didapatkan hasil p

value = 0,001 < α 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara

Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan perilaku perawatan diri hipertensi.


96

8. Hubungan pengetahuan dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Tabel 5.19
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien
Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
Pengetahuan
Kurang Baik value
n % n % N %
Rendah 90 62,1 55 37,9 145 100
Sedang 35 41,2 50 58,8 85 100
Tinggi 16 40 24 60 40 100 0,002
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100

Berdasarkan tabel 5.19 dapat diketahui bahwa dari 145 responden

yang memiliki pengetahuan rendah terdapat 90 responden (62,1%) perilaku

perawatan diri kurang, 55 orang (37,9%) perilaku perawatan diri baik. Dari 85

responden yang memiliki pengetahuan sedang terdapat 35 responden (41,2%)

perilaku perawatan diri kurang, 50 orang (58,8%) perilaku perawatan diri

baik. Dari 40 responden yang memiliki pengetahuan tinggi terdapat 16

responden (40%) perilaku perawatan diri kurang, 24 orang (60%) perilaku

perawatan diri baik. Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel

didapatkan hasil p value = 0,002 < α 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan perilaku perawatan diri hipertensi.


97

9. Hubungan efikasi diri dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Tabel 5.20
Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien
Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
Efikasi Diri
Kurang Baik value
n % n % N %
Kurang 139 59,4 95 40,6 234 100
Baik 2 5,6 34 94,4 36 100
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100 0,001

Berdasarkan tabel 5.20 dapat diketahui bahwa dari 234 responden

yang memiliki efikasi diri kurang terdapat 139 responden (59,4%) perilaku

perawatan diri kurang, 95 orang (40,6%) perilaku perawatan diri baik. Dari 36

responden yang memiliki efikasi diri baik terdapat 2 responden (5,6%)

perilaku perawatan diri kurang, 34 orang (94,4%) perilaku perawatan diri

baik. Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel didapatkan hasil p

value = 0,001 < α 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara

efikasi diri dengan perilaku perawatan diri hipertensi.


98

10. Hubungan dukungan sosial dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

Tabel 5.21
Hubungan Dukungan Sosial dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien
Hipertensi Usia Dewasa di Kota Padang Tahun 2023

Perilaku Perawatan Diri


Pasien Hipertensi Total p
Dukungan sosial
Kurang Baik value
n % n % N %
Kurang 126 52,5 114 47,5 240 100
Baik 15 50 15 50 30 100
Jumlah 141 52,2 129 47,8 270 100 0,948

Berdasarkan tabel 5.20 dapat diketahui bahwa dari 240 responden

yang memiliki dukungan sosial kurang terdapat 126 responden (52,5%)

perilaku perawatan diri kurang, 114 orang (47,5%) perilaku perawatan diri

baik. Dari 30 responden yang memiliki dukungan sosial baik terdapat 15

responden (50%) perilaku perawatan diri kurang, 15 orang (50%) perilaku

perawatan diri baik. Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel

didapatkan hasil p value = 0,948 > α 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan sosial dengan perilaku perawatan diri

hipertensi.

D. Analisa Multivariat

Pemodelan dalam analisa multivariat dilakukan dengan memilih

variabel yang masuk dan memenuhi syarat untuk dianalisis, yakni variabel

yang memiliki nilai signifikansi < 0,05, sementara variabel yang memiliki

nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak diikutsertakan dalam uji statistik

multivariat. Untuk pemodelan dapat dilihat pada tabel 5.22 berikut


99

Tabel 5.22
Pemodelan Analisa Multivariat Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi Usia Dewasa
di Kota Padang Tahun 2023

No Variabel B S.E Sig. Exp (B)


1 Suku 0,461 0,149 0,002 1,586
2 Perkawinan 0,758 0,218 0,001 2,134
3 IMT 0,370 0,168 0,028 1,447
4 Pengetahuan 0,468 0,198 0,018 1,596
5 Efikasi diri 1,662 0,379 0,000 5,267

Berdasarkan pada model di atas dapat dijelaskan bahwa responden yang

berasal dari suku Minang berpeluang 1,5 kali melakukan perawatan diri

kurang baik dibandingkan dengan responden dari suku Jawa, Batak ataupun

Melayu.

Responden yang menikah berpeluang 2,1 kali melakukan perawatan diri

baik dibandingkan dengan responden yang belum menikah. Responden yang

memiliki IMT normal berpeluang 1,4 kali melakukan perawatan diri baik

dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT tidak normal. Responden

yang memiliki pengetahuan tinggi berpeluang 1,5 kali melakukan perawatan

diri baik dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan rendah.

Responden yang memiliki efikasi diri baik berpeluang 5,2 kali melakukan

perawatan diri baik dibandingkan dengan responden yang memiliki efikasi diri

kurang baik dan sekaligus menjelaskan bahwa faktor yang paling dominan

atau kuat mempengaruhi perilaku perawatan hipertensi adalah faktor efikasi

diri karena memiliki nilai Exp (B) paling tinggi (5,267) dibandingkan variabel

lainnya .
100

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Penelitian

1. Variabel Perilaku Perawatan Diri Hipertensi

Berdasarkan data didapatkan bahwa 141 orang (52,2%) memiliki

perilaku perawatan diri yang kurang, sementara 129 orang (47,8%) sudah

memiliki perilaku perawatan diri yang baik. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden belum mampu

menerapkan manajemen perawatan diri terhadap penyakit yang dialami.

Lingga (2012) menjelaskan bahwa manajemen perawatan diri

mengacu pada kemampuan inidvidu untuk mempertahankan perilaku

mereka yang efektif meliputi penggunaan ovbat yang diresepkan,

mengikuti diet dan olahraga, pemantauan secara mandiri dan koping

emosional dengan penyakit yang diderita. Kepatuhan pada perawatan,

pengobatan dan perubahan gaya hidup menjadi unsur yang sangat penting

untuk bisa mengendalikan hipertensi. Kegagalan untuk mengelola

hipertensi adalah faktor risiko potensial untuk penyakit kardiovaskular dan

juga meningkatkan kemungkinan penyakit semacam ini. Perilaku

perawatan diri pada pasien dengan penyakit yang kronis merupakan hal

yang susah dan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup

pasien serta kontrol dari penyakit kronis (Susilo, 2011). Penelitian

Sihotang (2020), ditemukan hasil masih banyak pasien hipertensi yang


101

tidak terkontrol dan mengalami hambatan dalam melakukan perawatan diri

karena beberapa faktor seperti tidak adanya keyakinan dari pasien itu

sendiri. Sebelumnya penelitian Tolasik (2019) juga menjelaskan bahwa

sebagian besar penderita hipertensi memiliki perilaku yang tidak patuh

dalam mengkonsumsi obat hipertensi. Tindakan dalam pencegahan

komplikasi pada penderita hipertensi juga masih banyak yang kurang baik,

sebagaimana yang ditemukan dalam penelitian Yanti (2020)

Dilihat dari temuan penelitian yang menunjukkan bahwa masih

banyak penderita hipertensi yang memiliki tindakan kurang baik dalam

melakukan manajamen perawatan diri terhadap penyakit yang dideritanya

tentu akan menimbulkan resiko tinggi terhadap komplikasi dari penyakit

tersebut. Penerapan pola hidup yang tidak sehat seperti pola makan dan

juga kurangnya aktivitas fisik merupakan tindakan yang paling banyak

ditemukan pada penderita. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rudianto

(2013) bahwa komplikasi dari hipertensi pada umumnya merupakan

perjalanan dari kondisi penyakit yang dimulai dari kurangnya kontrol diri

penderita terhadap pemicu hipertensi, seperti kurangnya melakukan

aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat dan juga pemeriksaan

kesehatan secara rutin yang tidak teratur.

2. Variabel Usia

Berdasarkan data didapatkan dari 270 responden 17 orang (6,3%)

berusia 18-25 tahun, 58 orang (21,5%) berusia 26-35 tahun dan 195 orang

(72,2%) berusia 36-45 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa


102

sebagian besar penderita hipertensi lebih banyak ditemukan pada usia yang

lebih dewasa, yakni usia lebih dari 35 tahun.

Data Riskesdas 2018 pada penduduk usia 15 tahun keatas

didapatkan data faktor risiko seperti proporsi masyarakat yang kurang

makan sayur dan buah sebesar 95,5%, proporsi kurang aktifitas fisik

35,5%, proporsi merokok 29,3%, proporsi obesitas sentral 31% dan

proporsi obesitas umum 21,8%. Proporsi penderita hipertesi lebih banyak

ditemukan pada usia yang lebih tinggi, data tersebut juga menunjukkan

peningkatan jika dibandingkan dengan data Riskesdas tahun 2013

(Kemenkes, 2019). Penyakit hipertensi identik sebagai penyakit yang

menyerang orang berusia lanjut karena risiko hipertensi semakin

meningkat seiring bertambahnya usia. Meski begitu, dalam kenyataannya

tidak sedikit kasus hipertensi terjadi pada kalangan usia muda (Rudianto,

2013). Pada umumnya, kejadian hipertensi banyak terjadi pada penduduk

berusia lanjut namun tidak menutup kemungkinan penduduk usia remaja

hingga dewasa juga dapat mengalami penyakit hipertensi tersebut. Remaja

dan dewasa muda yang berada pada kisaran usia 15-25 tahun memiliki

angka prevalensi hipertensi 1 dari 10 orang. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Tirtasari (2019), prevalensi prehipertensi dan hipertensi

pada dewasa muda adalah sebesar 45,2%. Penelitian Indra (2018) juga

ditemukan bahwa dari seluruh sampel penelitiannya, prevalensi penderita

hipertensi lebih tinggi ditemukan pada orang usia dewasa akhir.


103

Temuan data di lapangan yang menjelaskan bahwa usia penderita

hipertensi lebih didominasi pada usia 36-45 tahun (72,2%) disebabkan

karena penerapan gaya hidup yang tidak sehat yang selama ini dilakukan

oleh penderita. Akumulasi dari gaya hidup yang selama ini tidak sehat

pada akhirnya tentu merugikan pada kesehatan mereka, salah satunya

adalah resiko tinggi terhadap penyakit hipertensi, selain itu kondisi ini

juga diperburuk dengan proses alamiah penurunan fungsi tubuh seseorang,

sesuai dengan pendapat Rudianto (2013) bahwa pada usia antara 30 dan 65

tahun, tekanan sistolik meningkat rata-rata sebanyak 20 mmHg dan terus

meningkat setelah usia 70 tahun. Peningkatan risiko yang berkaitan

dengan faktor usia sebagian besar menjelaskan tentang hipertensi sistolik

terisolasi dan dihubungkan dengan peningkatan peripberal vascular

resistance (hambatan aliran darah dalam pembuluh darah perifer).

Sementara itu Sutrani (2014) menyatakan bahwa hipertensi sebagai sebuah

penyakit kronis dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor resiko terjadinya

hipertensi terbagi dalam faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan

faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat

dimodifikasi salah satunya adalah usia.

3. Variabel Jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dari 270 responden

114 orang (42,2%) berjenis kelamin laki-laki dan 156 orang (57,8%)

berjenis kelamin perempuan. Temuan data ini menjelaskan bahwa


104

penderita hipertensi lebih didominasi apda orang yang berjenis kelamin

laki-laki.

Pria sering mengalami tanda – tanda hipertensi pada usia akhir tiga

puluhan, sedangkan wanita sering mengalami hipertensi setelah

manepouse. Tekanan darah wanita, khususnya sistolik, meningkat lebih

tajam sesuai usia. Setelah 55 tahun, wanita memang mempunyai risiko

lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Salah satu penyeb terjadinya pola

tersebut adalah perbedaan hormone kedua jenis kelamin. Menurut

penelitian dari Azam (2018) menunjukkan adanya hubungan antara jenis

kelamin dengan kejadian hipertensi. Hasil ini juga didukung dari

penelitian sebelumnya (Ademe, 2019) yang memaparkan bahwa jenis

kelamin mempengaruhi terhadap kejadian hipertensi dan Indra (2018),

yang menyatakan bahwa kejadian hipertensi berhubungan dengan jenis

kelamin.

Adanya beberapa kebiasaan dan gaya hidup yang identik dengan

jenis kelamin seperti kebiasaan merokok yang dominan dilakukan oleh

kaum laki-laki dan juga faktor alamiah seperti jumlah hormone estrogen

yang lebih tinggi pada wanita merupakan faktor pemicu yang

menyebabkan laki-laki lebih rentan mengalami hipertensi. Jenis kelamin

laki-laki lebih cenderung berisiko untuk mengalami peningkatan tekanan

darah karena pada jenis kelamin laki-laki tidak terdapat hormon layaknya

yang terdapat pada jenis kelamin perempuan seperti hormon estrogen,

sehingga laki-laki tidak memiliki perlindungan terhadap hipertensi serta


105

komplikasinya. Hormon estrogen sendiri didapatkan perempuan pada saat

mengalami menstruasi setiap bulannya dan terus diperbarui. Sebagaimana

penjelasan Kurnia (2020) yang menyatakan bahwa hipertensi lebih sedikit

terjadi pada wanita karena hormone estrogen menyebabkan elastic pada

pembuluh darah jika pembuluh darahnya elastis maka tekanan darah akan

menurun tetapi jika menopause sudah terjadi pada wanita tekanan

darahnya akan sama dengan tekanan darah pada laki-laki.

4. Variabel Suku

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 270

responden 199 orang (73,7%) merupakan suku Minang, 11 orang (4,1%)

suku Batak, 46 orang (17%) suku Jawa dan 14 orang (5,2%) suku Melayu.

Dominan responden dalam penelitian ini adalah berasal dari suku Minang

dan ini dikarenakan lokasi penelitian merupakan wilayah atau daerahnya

warga pribumi suku Minang. Sebagaimana diketahui bahwa orang Minang

memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kandungan santan

dan minyak yang tinggi.

Pola makan merupakan salah satu faktor resiko utama yang dapat

dimodifikasi dalam penyakit hipertensi. Pola makan yang tinggi akan

daging merah dan olahan, makanan cepat saji, makanan berlemak dan

makanan penutup yang manis (dessert) dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah, namun pola diet kaya akan sayuran, biji-bijian utuh, buah-

buahan, daging tanpa lemak terbukti berhubungan dengan penurunan

tekanan darah (Firdaus and Suryaningrat, 2020). Penelitian Sulastri,


106

Rahmatini, Lipoeto dan Edwar (2010) menjelaskan bahwa masyarakat

Minang mempunyai pola konsumsi tinggi lemak dan rendah sayur-

sayuran.

Orang Minangkabau terkenal dengan makanannya. Pada umumnya

makanan orang Minangkabau memiliki rasa pedas dan pemakaian santan

yang kental. Rendang merupakan makanan yang menjadi ciri khas orang

Minangkabau. Selain itu juga terdapat makanan lain seperti berbagai

olahan daging seperti gulai cancang, gulai gazebo, gulai tunjang, gulai

ayam, pangek ikan, asam pedas ikan, ayam bakar, ikan bakar, sate dan soto

Padang. Bahkan ketika orang Minang berada di luar wilayahnya pola

kebiasaan makan tersebut tetap mereka lakukan. Kebiasaan dalam

mengkonsumsi makanan beresiko tinggi inilah yang menyebabkan

penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami

oleh orang yang berasal dari suku Minang.

5. Variabel Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dari 270 responden

37 orang (13,7%) pendidikan SD, 53 orang (19,6%) pendidikan SMP, 139

orang (51,5%) pendidikan SMA dan 41 orang (15,2%) perguruan tinggi.

Dilihat dari tingkat pendidikan yang dimiliki, lebih dari separuh responden

berpendidikan SMA.

Tingkat pendidikan memiliki dampak bukan hanya mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang, namun dapat juga mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam mengolah berbagai informasi (Rudianto,


107

2013). Pada umumnya, penyakit hipertensi banyak diderita oleh

masyarakat yang dominan umur lansia, namun kasusnya saat ini usia muda

atau usia produktif juga banyak yang menderita penyakit hipertensi.

Adanya perubahan pada kebiasaan konsumtif dan gaya hidup dapat

menjadi indikator penyebab utama terjadinya penyakit hipertensi pada usia

yang relatif muda. Sebagian orang-orang usia produktif antara umur 18-60

tahun juga kurang memperhatikan kesehatannya. Penelitian ini sejalan

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra, dkk (2018) yang

menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden usia dewasa yang

menderita hipertensi memiliki tingkat pendidikan tinggi.

Dilihat dari tingkat pendidikan yang dimiliki, lebih dari separuh

responden sudah memiliki tingkat pendidikan yang tergolong tinggi, yakni

SMA dan perguruan tinggi. Latar belakang pendidikan yang tinggi

tentunya diharapkan bisa berbanding lurus dengan perilaku responden

dalam mengelola penyakit yang dialami. Menurut Aspiani (2016)

menyatakan melalui pendidikan, seseorang akan bisa mengingat sesuatu

yang sudah pernah dipelajari sebelumnya. Sehingga dengan pendidikan

tersebut maka bisa memperbaiki tindakan yang dilakukan. Informasi dari

media massa maupun dari orang lain akan mudah didapatkan dengan

pendidikan tinggi. Semakin banyak informasi bermanfaat, akan semakin

banyak juga mendapat pengetahuan seputar kesehatan dan pengetahuan.


108

6. Variabel Status Perkawinan

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dari 270 responden

49 orang (18,1%) belum menikah dan 221 orang (81,9%) sudah menikah.

Sebagian besar status perkawinan responden dalam penelitian ini adalah

menikah.

Selain faktor gaya hidup dan keturunan, faktor lain yang dapat

memengaruhi seseorang mengalami hipertensi yaitu status pernikahan.

Status lajang atau belum menikah dapat membuat seseorang lebih stres

serta sosialisasi rendah. Seseorang dengan status menikah akan merasa

aman dan sedikit mengalami hal-hal yang dapat menekan karena memiliki

waktu tidur yang lebih baik, lebih sedikit stres, suasana hati lebih baik, dan

memiliki diet yang lebih sehat dibandingkan seseorang yang belum

menikah (Rudianto, 2013). Prasetyo (2012) dalam penelitiannya

menjelaskan bahwa pria yang belum menikah lebih berisiko tinggi

mengalami hipertensi dibandingkan pria yang telah menikah. Berbeda

dengan pria, wanita yang belum menikah cenderung lebih rendah berisiko

mengalami hipertensi dibandingkan wanita yang telah menikah. Sementara

dalam penelitian Shahaj, dkk (2019) menyatakan apabila dilihat dari segi

usia, pria yang memiliki usia < 40 tahun dengan status menikah lebih

banyak yang mengalami hipertensi dibandingkan seseorang dengan usia ≥

60 tahun dengan status menikah

Seseorang yang belum menikah juga memiliki kemungkinan

mengalami hipertensi dimana mereka belum dapat mengontrol makanan


109

karena cenderung lebih banyak makan di luar rumah serta makanan di luar

rumah biasa memiliki rasa lebih asin, berlemak, dan mengandung lebih

banyak bumbu serta kaldu yang dapat memicu kenaikan tekanan darah.

7. Variabel Lama Menderita

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data dari 270 responden

149 orang (55,2%) lama menderita < 6 bulan dan 121 orang (44,8%) lama

menderita > 6 bulan. Temuan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat saat ini, resiko penyakit

yang biasanya menyerang usia lanjut, kini cenderung juga dialami oleh

kalangan usia muda, hal ini sesuai dengan hasil penelitian di atas bahwa

lebih dari separuh responden (55,2%) merupakan penderita baru.

Darmawan (2012) menyatakan bahwa dalam berbagai studi

hipertensi meningkatkan resiko kematian dan penyakit. Bila tidak

diakukan penanganan, sekitar 70% pasien hipertensi kronnis akan

meninggal karena jantung kjoroner atau gagal jantung, 15% terkena

kerusakan jaringan otak dan 10% mengalami gagal ginjal. Prasetyo (2012)

dalam penelitiannya ditemukan bahwa lebih dari sebagian penderita

hipertensi yang dijadikan sampel merupakan penderita dengan temuan

kasus baru.

Penyebab lama menderita hipertensi tentunya adalah seberapa

cepat seseorang mengalami hipertensi. Hal ini erat kaitannya dengan

faktor yang menyebabkan hipertensi. Semakin banyak faktor yang

menyebabkan hipertensi pada seseorang akan dimungkinkan terkena


110

hipertensi lebih cepat daripada orang yang tidak memiliki faktor resiko

atau yang mempunyai sedikit faktor resiko. Pola makan yang beresiko

tinggi merupakan salah satu pemicu dari banyaknya ditemukan responden

yang didiagnosis menderita hipertensi

8. Variabel Indeks Massa Tubuh (IMT)

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dari 270 responden

103 orang (38,1%) berat badan tergolong obesitas, 65 orang (24,1%) berat

badan tergolong overweight dan 102 orang (37,8%) berat badan normal.

Dilihat dari temuan penelitian ini lebih dari separuh penderita hipertensi

mengalami permasalahan dengan berat badan mereka yang melebihi berat

badan normal.

Pada orang yang memiliki kelebihan berat badan, tahanan perifer

berkurang sedangkan saraf simpatis meninggi dengan aktifitas renin

plasma yang rendah. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang

dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh.

Kondisi obesitas berhubungan dengan peningkatan volume intravaskuler

dan curah jantung. Daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah

penderita hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi

dengan berat badan normal (Susilo, 2011) Menurut beberapa penelitian,

obesitas memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi.

Berdasarkan Studi Nurshahab (2022) menyebutkan bahwa kelebihan berat

badan (kelebihan berat badan dan obesitas), menyumbang sekitar 26%

kasus hipertensi pada pria dan 28% pada wanita. Dan penelitian Findlow
111

(2018) menyebutkan bahwa orang yang memiliki IMT tergolong obesitas

memiliki risiko sebesar 1,64 kali untuk menderita hipertensi derajat 1

dibandingkan yang tergolong IMT normal. Serta Penelitian Akbarpour

(2018) yang menyebutkan bahwa orang dengan obesitas sentral memiliki

risiko sebesar 1,6 kali untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan

dengan yang tidak obesitas sentral.

Kelebihan gizi atau berat badan berlebih pada masyarakat saat ini

berhubungan dengan gaya hidup yang serba instant. Kondisi ekonomi

yang semakin membaik dan tersedianya berbagai makanan saji yang enak

dan kaya energi, utamanya dari sumber lemak, terjadi asupan makanan dan

zat-zat gizi melebihi kebutuhan tubuh. Kurang baiknya assupan gizi yang

dimulai pada usia dini tentunya akan membawa masyarakat dalam keadaan

obesitas dan beresiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.

9. Variabel Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 270 responden

145 orang (53,7%) memiliki pengetahuan rendah, 85 orang (31,5%)

memiliki pengetahuan sedang dan 40 orang (14,8%) memiliki

pengetahuan tinggi. Dilihat dari temuan penelitian menjelaskan bahwa

pemahaman responden tentang perawatan hipertensi masih banyak yang

kurang, dimana lebih dari separuh (53,7%) memilki tingkat pengetahuan

yang rendah.

Ada berbagai masalah yang menyebabkan pasien hipertensi tidak

melaksanakan kontrol tekanan darah, diantaranya adalah sebagian besar


112

pasien hipertensi tidak merasakan adanya keluhan, kurangnya pengetahuan

pasien hipertensi tentang bahaya penyakit hipertensi itu sendiri, dan gaya

hidup yang tidak sehat. Permasalahan lain juga dapat terjadi seperti klien

hipertensi yang memiliki pengetahuan baik tentang penyebab serta

bagaimana gejalanya, namun karena aktivitas atau kesibukan pasien

hipertensi sehingga sebagian dari mereka terlambat mendeteksi dini

serangan hipertensi (Aspiani, 2016). Nanurlaili (2014) dalam

penelitiannya ditemukan bahwa kepatuhan pasien hipertensi dalam berobat

juga terbukti cukup buruk dan memiliki korelasi yang kuat dengan

rendahnya pengetahuan pasien sehingga berakibat tidak ada perbaikan

yang signifikan pada hasil pengukuran tekanan darahnya. Hasil penelitian

yang dilakukan Azam (2018), di Iran yang mengambarkan hampir separuh

(47,8%) responden memiliki tingkat pengetahuan rendah dalam

pengendalian hipertensi

Indikasi dari peningkatan kasus hipertensi di masyarakat saat ini

salah satunya karena minimnya pemahaman pasien dan keluarga terhadap

pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi. Kondisi ini didukung dari

pernyataan dari Kementerian Kesehatan (2019) bahwa 2/3 dari penderita

hipertensi tidak terdiagnosis dari awal dikarenakan kurangnya

pengetahuan masyarakat mengenal ciri-ciri dan penyebab dari penyakit ini.

Data juga menunjukkan hanya 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan

darah tinggi minum obat Hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
113

besar penderita Hipertensi tidak menyadari menderita Hipertensi ataupun

mendapatkan pengobatan dengan teratur.

10. Variabel Efikasi diri

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 270 responden

234 orang (86,7%) efikasi diri kurang dan 36 orang (13,3%) efikasi baik.

Pasien dengan efikasi diri yang rendah cenderung tidak dapat menyusun

rencana, memiliki rasa optimis dan dorongan kepercayaan diri yang

kurang baik, kurang mampu mengelola stress dengan baik, dan sulit

menerapkan aktivitas perilaku yang baik dikehidupan sehari-hari.

Seseorang yang memiliki efikasi diri yang baik cenderung lebih

mudah mengadopsi perilaku baru (Lestari, 2018). Susilo, (2011)

mengatakan efikasi diri yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat dari

beberapa pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, persuasi verbal, dan

kondisi fisiologis. Efikasi diri membantu seseorang dalam menentukan

pilihan, usaha untuk maju, serta ketekunan dalam melakukan tugas-tugas

yang ada pada kehidupan seseorang tersebut. Penelitian ini selaras dengan

penelitian yang dilakukan oleh Winata, (2018) dengan hasil penelitian

menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki efikasi diri yang

rendah sebanyak (50,7%) dan sebagian responden memiliki efikasi diri

yang tinggi sebanyak (49,3%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Yatim, (2019) terlihat bahwa mayoritas pasien dengan hipertensi dari

memiliki efikasi diri dalam ketegori tinggi (59,1%). Penelitian yang


114

dilakukan oleh Tirtasari, (2019) menunjukan bahwa penderita yang

memiliki efikisi diri yang rendah sebanyak 84%.

Efikasi diri mendorong proses kontrol diri untuk mempertahankan

perilaku yang dibutuhkan dalam mengelola perawatan diri pada pasien

hipertensi. Dilihat dari hasil penelitian ternyata ditemukan dominan

responden memiliki efikasi diri yang kurang, hal ini disebabkan karena

dari faktor usia mereka masih tergolong masih muda dan belum

berpengalaman dalam pengelolaan hipertensi, sebagaimana juga dapat

dilihat dari lebih dari separuh (55,2%) kategori responden merupakan

penderita baru (< 6 bulan). Sesuai dengan pernyataan Friedman (2010)

bahwa pengalaman dan keberhasilan individu dalam mengelola hipertensi

merupakan sumber utama dalam pembentukan efikasi diri pasien,

belajar dari pengalaman orang lain melalui observasi dan meniru

perilaku kesehatan yang benar dapat meningkatkan efikasi diri. Efikasi

diri pada penderita hipertensi berkaitan dengan pengalaman sebelumnya

yang sudah berhasil atau pengalaman dari orang lain.

11. Variabel Dukungan sosial

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dari 270 responden

240 orang (86,9%) memiliki dukungan sosial kurang dan 30 orang

(11,1%) memiliki dukungan sosial baik. Dominan dukungan sosial

terutama dukungan keluarga yang dimiliki oleh responden terhadap

pengelolaan penyakit hipertensi pada dirinya masih kurang. Kondisi ini


115

tentu juga bisa berdampak kurang baik terhadap tindakan responden dalam

menerapkan pola perawatan maupun pengobatan hipertens.

Dukungan sosial keluarga merupakan sebagai suatu proses

hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Efek dari dukungan

sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara

lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti

berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari

sakit, fungsi kognitif,fisik dan kesehatan emosi. Selain itu, pengaruh

positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap

kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress. Dalam semua tahap,

dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan

berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan

adaptasi mereka dalam kehidupan. Salah satu dukungan sosial yang dapat

memengaruhi perilaku pasien hipertensi adalah mereka yang sering

berinteraksi dengan penderita, yaitu keluarga penderita hipertensi itu

sendiri. Hal ini dibuktikan dalam (Assefa, 2022) yang menunjukkan masih

tingginya perilaku yang kurang baik dalam perawatan hipertensi

disebabkan karena sebagian besar (68,8%) penderita yang kurang

mendapatkan dukungan sosial.

Menurut asumsi peneliti masih tingginya dukungan sosial pada

penderita hipertensi disebabkan karena pola hidup di lingkungan keluarga

sendiri juga kurang baik dan ini juga tidak terlepas dari budaya dan juga

kebiasaan di lingkungan masyarakat, dimana mayoritas penderita


116

merupakan suku Minang dengan pola makan dan gaya hidup yang

memiliki resiko tinggi mengalami hipertensi. Selain itu dilihat dari

karakteristik usia responden yang masih dalam kategori dewasa dan juga

dalam usia produktif, tentunya responden dan juga pasangannya

disibukkan dengan aktifitas keseharian yang menyita banyak waktu untuk

bekerja.

E. Analisa Bivariat

1. Hubungan usia dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Dari analisis bivariat antara usia dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi diperoleh bahwa terdapat 10 responden (58,8%) perilaku perawatan

diri kurang dengan rentang usia 18-25 tahun. Pada responden berusia 26-35

tahun terdapat 34 responden (58,6%) perilaku perawatan diri kurang.

Sementara terdapat 97 responden (49,7%) perilaku perawatan diri dari

rentang usia 36-45 tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

proporsi perawatan diri pada responden di masing-masing rentang usia

tersebut atau dapat dinyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

usia dengan perilaku perawatan diri hipertensi (p 0,421 > α 0,05).

Umur memberi pengaruh terhadap praktek kesehatan yang dilakukan

individu sehari hari melalui perubahan pola pikir dan perilaku. Seiring dengan

peningkatan usia, respon yang diberikan individu terhadap keadaan yang

mengancam kesehatan, maka semakin baik pemahaman terhadap konsep sehat

dan perlunya menjaga kesehatan sehingga upaya-upaya untuk mencegah

timbulnya penyakit akan semakin baik (Alligood, 2014). Berdasarkan


117

penelitian oleh Indra (2018) menunjukan fakta tidak ada hubungan antara usia

dengan perawatan hipertensi. Sementara pada penelitian Ademe (2019)

dengan mengambil sampel usia lanjut ditemukan korelasi antara usia dengan

perawatan hipertensi. Sementara dari sampel penelitian diketahui bahwa umur

penderita hipertensi di Kota Padang paling banyak adalah umur 36-45 tahun

sebanyak 195 orang (72,2%).

Secara teoritis dinyatakan bahwa semakin matang usia seseorang maka

tindakan mereka dalam pengelolaan dan kontrol terhadap penyakit akan lebih

baik (Alligood, 2014). Akan tetapi menurut pendapat Lawrence dalam

Notoatmodjo (2019) menjelaskan bahwa masih banyak faktor lain yang

mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang selain faktor usia. Hasil ini juga

sesuai dengan beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas,

dimana ada hasil penelitian yang menyatakan ada korelasi antara usia dengan

perilaku dan juga ada hasil penelitian yang tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan tindakan seseorang.

2. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Dari analisis bivariat antara jenis kelamin dengan perilaku perawatan

diri pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 65 responden (57%) perilaku

perawatan diri kurang pada responden yang berjenis kelamin laki-laki,

sementara terdapat 76 responden (48,7%) perilaku perawatan diri kurang dari

responden dengan jenis kelamihn perempuan. Maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan proporsi yang signifikan perawatan diri pada responden

antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan atau dapat dinyatakan tidak
118

terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku

perawatan diri hipertensi (p 0,221 > α 0,05).

Jenis kelamin memberi pengaruh terhadap perilaku kesehatan

seseorang. Jika dibandingkan dengan lakilaki masyarakat dengan jenis

kelamin perempuan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik. Hal ini

disebabkan karena masyarakat dengan jenis kelamin perempuan memiliki

lebih banyak waktu untuk membaca atau berdiskusi dengan lingkungannya

(Prasetyo, 2012). Hal ini juga menyebabkan jenis kelamin perempuan

mempunyai kecenderungan berperilaku lebih baik dibandingkan dengan laki-

laki. Akan tetapi, tidak hanya perempuan saja yang mempunyai perilaku baik

dalam kesehatan. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil penelitian Nurfanni

(2021) yang menunjukkan bahwa baik laki- laki maupun perempuan keduanya

sama-sama melakukan perilaku pencegahan yang baik. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki maupun perempuan yang

memiliki perilaku kurang jumlahnya juga hampir sama.

Berdasarkan analisa dari teori yang telah dikemukakan dan juga

adanya beberapa penelitian terdahulu yang mendukung dapat dinyatakan

bahwa masih banyaknya ditemukan responden yang memiliki perilaku

perawatan yang kurang baik tidak bisa dilihat dari sisi jenis kelamin mereka,

akan tetapi ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi perilaku tersebut.

3. Hubungan suku dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Dari analisis bivariat antara jenis kelamin dengan perilaku perawatan

diri pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 114 responden (57,3%)


119

perilaku perawatan diri kurang pada suku Minang. Dari suku Batak terdapat 6

responden (54,5%) perilaku perawatan diri kurang, dari suku Jawa terdapat 17

responden (37%) perilaku perawatan diri kurang, sementara dari suku Melayu

terdapat 4 responden (28,6%) perilaku perawatan diri kurang. Maka dapat

disimpulkan bahwa pada suku Minang dan Batak ditemukan perawatan diri

hipertensi lebih banyak yang kurang baik, sementara pada suku Jawa dan

Melayu didapatkan hasil yang berbeda atau dapat dinyatakan terdapat

hubungan yang bermakna antara suku dengan perilaku perawatan diri

hipertensi (p 0,023 < α 0,05).

Menurut Riskesdas tahun 2018, proporsi nasional penduduk dengan

perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol dan makanan gorengan

lebih dari sama dengan 1 kali per hari sebesar 40,7 persen. Lima provinsi

tertinggi di atas rerata nasional adalah Jawa Tengah (60,3 persen), DI

Yogyakarta (50,7 persen), Jawa Barat (50,1 persen), Jawa Timur (49,5

persen), dan Banten (48,8 persen). Sumatera Barat menduduki peringkat ke 12

dengan rerata (34,3 persen). Penelitan oleh terhadap 656 responden di 4 kota

besaryaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang ditemukanbahwa

keadaan dislipidemia berat (kolesterol total lebih dari sama dengan 240 mg/dl)

paling banyak di kota Padang danJakarta (lebih dari sama dengan 56 persen),

diikuti oleh Bandung (52,2 persen) danYogyakarta (27,7 persen). Penelitian

lain oleh Kamso (2010) juga menyebutkan data prevalensi hiperkolesterolemia

lebih tinggi pada etnik Minangkabau sebesar 59,21 persen, dibandingkan etnik

Sunda yakni 43,84 persen


120

Masakan padang atau masakan orang di daerah Minang memiliki rasa

yang cenderung asin, berlemak, berminyak dan berbumbu dan tersembunyi

ancaman kesehatan bagi masyarakat yang menyantapnya. Santan merupakan

bahan makanan yang tinggi lemak jenuh. Jenis lemak ini termasuk dalam jenis

lemak yang apabila berada dalam suhu ruang berubah menjadi bentuk padat.

Dalam tubuh manusia, lemak jenuh ini meningkatkan kadar kolesterol LDL

dan dapat menimbulkan penyakit jantung koroner (PJK), tekanan darah tinggi

dan stroke (Lingga, 2012). Jika dilihat dari jenis makanan dan pola konsumsi

makanan dari suku Minang, memang dapat dinyatakan bahwa penerapan

perilaku makanan sehat untuk mencegah hipertensi sulit untuk dihindari, hal

ini berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam keseharian mereka yang

mengkonsumsi jenis-jenis makanan tersebut.

4. Hubungan pendidikan dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Dari analisis bivariat antara pendidikan dengan perilaku perawatan diri

pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 22 responden (59,5%) perilaku

perawatan diri kurang dari responden berpendidikan SD. Terdapat 29

responden (54,7%) perilaku perawatan diri kurang responden berpendidikan

SMP, 24 orang (45,3%) perilaku perawatan diri baik. Terdapat 66 responden

(47,5%) perilaku perawatan diri kurang dari responden berpendidikan SMA,

dan terdapat 24 responden (58,5%) perilaku perawatan diri kurang dari

responden berpendidikan perguruan tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa

proporsi antara responden yang memiliki perawatan kurang di masing-masing

kelompok tingkat pendidikan berbeda atau dapat dinyatakan tidak terdapat


121

hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan perilaku perawatan diri

hipertensi (p 0,421 > α 0,05)

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Menurut Notoatmodjo (2016) pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk perilaku seseorang akan pola hidup. Pada umumnya

makin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima

informasi. Penelitian Zhong, dkk (2011) dalam Ademe (2019) memaparkan

tingkat pendidikan, lamanya penyakit memiliki hubungan yang signifikan

dengan pengetahuan seseorang, individu dengan tingkat pendidikan yang

tinggi dan hidup dengan penyakit dalam waktu yang panjang akan lebih

memperhatikan self management terhadap penyakitnya. Akan tetapi hasil

berbeda ditemukan pada penelitian oleh Assefa (2022) menunjukkan hasil

tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (p=0.419) dan

kebiasaan merawat diri pada pasien di rumah sakit.

Sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah SMA artinya

mayoritas tingkat pendidikan responden sudah tinggi. Salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku adalah tingkat pendidikan, dimana tingkat pendidikan

yang lebih tinggi mempengaruhi persepsi seseorang dalam mengambil

keputusan dan bertindak. Akan tetapi menurut Green dalam Notoatmodjo


122

(2019) perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pendidikan

saja, akan tetapi bisa dari usia, kepercayaan, budaya atau kebiasaan, sikap dan

masih banyak faktor lainnya.

5. Hubungan status perkawinan dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

Dari analisis bivariat antara status perkawinan dengan perilaku

perawatan diri pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 36 responden

(73,5%) perilaku perawatan diri kurang pada responden yang belum menikah,

sementara terdapat terdapat 105 responden (47,5%) perilaku perawatan diri

kurang dari responden dengan menikah. Maka dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan proporsi yang signifikan perawatan diri pada responden antara yang

sudah menikah dan belum menikah atau dapat dinyatakan terdapat hubungan

yang bermakna antara status perkawinan dengan perilaku perawatan diri

hipertensi (p 0,002 < α 0,05).

Hurlock dalam Harsono (2017) menyatakan bahwa penelitian

menemukan bahwa orang yang sudah menikah akan memiliki gaya hidup

yang lebih sehat daripada orang yang belum menikah. Hidup bersama dengan

orang tersayang akan membuat seseorang termotivasi untuk memiliki gaya

hidup yang lebih sehat. Selain itu, adanya pasangan berarti bisa saling

mengingatkan dan menasihatkan pasangan akan kebiasaan yang berdampak

buruk bagi kesehatan. Pada penelitian ini didapatkan ada hubungan antara

status perkawinan dengan kejadian penyakit hipertensi dengan nilai p = 0,002.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Acharya
123

tahun 2022. dan Akbarpour (2018). Namun berbeda dengan hasil penelitian

Azam tahun 2018 yang menyatakan ada hubungan antara status perkawinan

dengan kejadian penyakit hipertensi.

Adanya hubunngan status perkawinan dengan perilaku perawatan diri

disebabkan karena dengan adanya pasangan hidup, gaya hidup seseorang tentu

juga mengalami perubahan, seperti adanya perhatian terhadap pola makan

ataupun aktivitas fisik yang dilakukan hal ini juga dibuktikan dari penelitian

dimana persentase responden yang perawatan diri kurang baik lebih tinggi

pada responden yang belum menikah dibandingkan yang sudah menikah.

6. Hubungan lama menderita dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

Dari analisis bivariat antara lama menderita dengan perilaku perawatan

diri pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 81 responden (54,4%) perilaku

perawatan diri kurang pada responden yang lama menderita < 6 bulan,

sementara terdapat 60 responden (49,6%) perilaku perawatan diri kurang dari

responden yang lama menderita > 6 bulan. Maka dapat disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan proporsi yang signifikan perawatan diri pada responden

yang lama menderita < 6 bulan dan yang lama menderita > 6 bulan atau dapat

dinyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita

dengan perilaku perawatan diri hipertensi (p 0,510 > α 0,05).

Menurut penelitian Lestari. (2018) lama hipertensi adalah salah satu

faktor utama risiko penyakit pembuluh darah cerebral dan dikaitkan dengan

berkurangnya aliran darah ke otak, metabolisme, dan fungsi. Saat ini penyakit
124

hipertensi sangat memerlukan perhatian khusus, karena penyait hipertensi

apabila tidak segera ditangani dan sudah dialami terlalu lama oleh masyarakat

dapat menyebabkan komplikasi yang lebih berat.

Menurut analisa peneliti tidak adanya hubungan antara lama menderita

dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi diikarenakan tindakan

penderita dalam melakukan perawatan diri lebih dikarenakan kesadaran dan

pengetahuan mereka terhadap perawatan diri saat menderita hipertensi.

7. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

Dari analisis bivariat antara Indeks Massa Tubuh dengan perilaku

perawatan diri pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 57 responden

(55,3%) perilaku perawatan diri kurang pada responden yang obesitas,

terdapat 44 responden (67,7%) perilaku perawatan diri kurang pada responden

yang overweight, sementara terdapat 40 responden (39,2%) perilaku

perawatan diri kurang dari responden dengan IMT normal. Maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi yang signifikan perawatan diri

pada responden yang obesitas, overweight dan IMT normal atau dapat

dinyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh

(IMT) dengan perilaku perawatan diri hipertensi (p 0,001 < α 0,05).

Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena beberapa

sebab. Semakin besar massa tubuh, maka semakin banyak darah yang

dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Hal ini

berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi


125

meningkat sehingga memberikan tekanan lebih besar pada dinding arteri.

Indeks massa tubuh diketahui memiliki hubungan terhadap perawatan diri

pasien hipertensi (p-value = 0,001). Selain itu faktor risiko obesitas memiliki

prevalensi yang meningkat dari kategori normal, overweight, hingga obesitas.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2013) dan

Shahaj (2019) yang menyatakan bahwa obesitas atau tingginya angka BMI

seseorang, memiliki hubungan dengan perilaku perawatan hipertensi. Begitu

pula dengan penelitian oleh Sihotang (2020) bahwa orang dengan obesitas

memiliki risiko terserang hipertensi 9,051 kali lebih besar dibandingkan yang

tidak karena melakukan perawatan yang kurang.

Peningkatan berat badan memainkan peranan penting pada mekanisme

timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas. Kondisi berat badan yang di

atas normal mengindikasikan bahwa responden memiliki perilaku diet

hipertensi yang kurang baik karena berat badan berlebih merupakan salah satu

penyebab seseorang beresiko tinggi mengalami komplikasi dari hipertensi.

8. Hubungan pengetahuan dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Dari analisis bivariat antara pengetahuan dengan perilaku perawatan

diri pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 90 responden (62,1%) perilaku

perawatan diri kurang pada responden pengetahuannya kurang, sementara

terdapat 35 responden (41,2%) perilaku perawatan diri kurang dari responden

responden yang memiliki pengetahuan sedang dan terdapat 16 responden

(40%) perilaku perawatan diri kurang dari responden yang memiliki

pengetahuan tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi


126

yang signifikan perawatan diri pada responden yang memiliki pengetahuan

rendah dengan responden yang memiliki pengetahuan sedang dan tinggi atau

dapat dinyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan

dengan perilaku perawatan diri hipertensi (p 0,002 < α 0,05). Berdasarkan

analisis proporsi tersebut, maka juga dapat disimpulkan semakin tinggi

pengetahuan individu maka semakin baik perilaku perawatan diri yang

dilakukan.

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang diperoleh sesorang setelah

mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2019). Dijelaskan juga bahwa pengetahuan dalam

domain kognitif memiliki 6 tingkat yaitu tahu (know) yaitu dapat diartikan

sebagai keadaan seseorang mengingat materi yang telah diperajari

sebelumnya, memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan kembali secara benar tentang obyek yang diketahui,

aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya), analisis

(analisys) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain, sintesis (syntesis) merupakan

suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi (evaluation) berkaitan

dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu


127

materi atau obyek. Dalam kaitan dengan perawatan diri pasien, pengetahuan

seseorang merupakan suatu dasar dari perilaku sesorang, tingkat pengetahuan

akan berakibat pada hasil dari perilaku atau gaya hidup yang dilakukan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nkoksi (2010) tentang hubungan

pengetahuan dengan praktik management nutrisi dan hipertensi di klinik Ga-

Rankuwa Afrika selatan dengan menggunakan 101 sample. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa sampel kurang pengetahuan tentang nutrisi dan

management hipetensi sebagai akibatnya adalah tidak terkontrolnya hipertensi

ditunjukkan proporsi sampel yang memiliki hipertensi yang tidak terkontrol

adalah tinggi mencapai 58,6%, tidak patuh terhadap pengobatan sebesar

58,1%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azam (2018) tentang

faktor- faktor yang berhubungan dengan self care behaviors pasien hipertensi

di Iran Selatan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

rata-rata pengetahuan antara responden yang memiliki self care behaviors

hipertensi yang baik dengan yang kurang baik (p:0,000, α 0,05)

Dilihat dari temuan data yang ada pada penelitian ini, 60% dari 40

orang responden penderita hipertensi memiliki pengetahuan yang berada pada

tingkatan aplikasi (aplication) yaitu memahami suatu konsep tentang hipetensi

dan penatalaksanaannya dan mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam

perilaku mereka melakukan perawatan diri. Didasarkan pada temuan ini, maka

memberikan motivasi pada mereka perlu dilakukan, sehingga akan

meningkatkan kesadaran dan kemauan yang lebih kuat dari diri mereka untuk

menerapkan perilaku yang baik dalam merawat diri dari hipertensi. Selain itu
128

peningkatan informasi juga harus dilakukan, salah satunya melalui berbagai

metode seperti penyuluhan yang lebih intensif lagi sehingga ke depannya

kedua cara ini akan memberi kontribusi yang lebih signifikan terhadap

perilaku pasien dalam perawatan diri.

9. Hubungan efikasi diri dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi

Berdasarkan analisis bivariat antara efikasi diri dengan perilaku

perawatan diri pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 139 responden

(59,4%) perilaku perawatan diri kurang pada responden yang memiliki efikasi

diri kurang baik, sementara terdapat 2 responden (5,6%) perilaku perawatan

diri kurang dari responden yang memiliki efikasi diri baik. Maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi yang signifikan perawatan diri

pada responden yang memiliki efikasi diri kurang dengan responden yang

memiliki efikasi diri baik atau dapat dinyatakan terdapat hubungan yang

bermakna antara efikasi diri dengan perilaku perawatan diri hipertensi (p

0,001 < α 0,05).

Seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan melakukan self

care dengan baik. Efikasi diri dalam melakukan aktivitas dipengaruhi oleh

pengetahuan dan keyakinan. Keyakinan mempengaruhi hubungan antara

kemampuan diri dalam melakukan aktifitas dalam melakukan self care

management. Hubungan pengetahuan, dukungan sosial, kemampuan diri

dalam melakukan aktivitas dan keyakinan memiliki pengaruh secara positif

terhadap self care management. Meningkatkan pengetahuan, nilai atau

keyakinan, dukungan sosial dan efikasi diri merupakan suatu strategi dalam
129

meningkatkan self care management (Kurnia, 2020). Penelitian yang

dilakukan Acharya (2022) tentang analisis faktor-faktor yang berhubunganan

dengan self care management pasien pada pasien hipertensi di Nepal

menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keyakinan tentang

kemampuan diri dengan self care management (p: 0,000, α : 0,05). Penelitian

yang dilakukan oleh Lee, Ahn dan Kim (2009) tentang self care dan efikasi

diri pada pengendalian kadar gula darah menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara efikasi diri dengan self care. Penelitian ini menggunakan 175

sampel dengan analisis menggunakan chisquare dan t- test, hasil penelitian

menunjukkan kelompok yang memiliki efikasi diri yang tinggi juga memiliki

nilai self care yang tinggi yang dibuktikan dengan nilai pengendalian gula

darah yang baik.

Temuan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan meningkatkan

tingkat efikasi diri, pasien dapat meningkatkan aktivitas perawatan diri dan

perilaku kesehatan dan hal ini juga didukung penelitian-penelitian yang lain

yang menyimpulkan bahwa efikasi diri memiliki hubungan dengan self care

management. Perlu adanya intervensi untuk meningkatkan efikasi diri pada

pasien hipertensi dalam melakukan self care management.

10. Hubungan dukungan sosial dengan perilaku perawatan diri pasien

hipertensi

Berdasarkan analisis bivariat antara dukungan sosial dengan perilaku

perawatan diri pasien hipertensi diperoleh bahwa terdapat 126 responden

(52,5%) perilaku perawatan diri kurang pada responden yang memiliki


130

dukungan sosial kurang baik, sementara terdapat 15 responden (50%)

perilaku perawatan diri kurang dari responden yang memiliki dukungan sosial

baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang

signifikan perawatan diri pada responden yang memiliki dukungan sosial

kurang dengan responden yang memiliki dukungan sosial baik atau dapat

dinyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan

perilaku perawatan diri hipertensi (p 0,948 > α 0,05)

Salah satu dukungan sosial yaitu keluarga, dimana dalam perubahan

perilaku kearah perawatan diri dukungan keluarga sangat berpengaruh dalam

keefektifan perawatan diri pasien hipertensi. Adanya jaringan dan dukungan

sosial diyakini sebagai sarana meningkatkan motivasi dan penyedia informasi

tentang modifikasi gaya hidup bagi pasien hipertensi (Friedman, 2018). Hasil

penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Assefa (2022)

yang menyatakan bahwa masyarakat yang memiliki masalah dengan

hubungan sosial dan kurangnya dukungan keluarga memiliki nilai tekanan

darah lebih tinggi. Demikian juga dengan penelitian oleh Ademe (2019) yang

memaparkan hasil bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang

meningkatkan perawatan diri pada pasien hipertensi di Ethiopia.

Dilihat dari hasil penelitian ini diketahui bahwa dukungan sosial pada

pasien hipertensi dalam melakukan perawatan diri dominan kurang sedangkan

dari analisis bivariat didapatkan tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara dukungan sosial dengan perilaku perawatan diri. Perlu adanya


131

peningkatan motivasi pada pasien hipertensi dalam pemberian asuhan

keperawatan pada pasien hipertensi di wilayah Kota Padang

F. Analisa Multivariat

Berdasarkan analisa dari semua faktor yang berhubungan dengan

perilaku perawatan diri pasien hipertensi ditemukan bahwa dari 12 variabel

pemicu yang diteliti, ditemukan 5 variabel yang memiliki hubungan signifikan

dalam mempengaruhi perilaku perawatan diri, yakni suku, status perkawinan,

Indeks Massa Tubuh (IMT), pengetahuan dan efikasi diri. Faktor yang paling

dominan atau kuat mempengaruhi perilaku perawatan hipertensi adalah faktor

efikasi diri karena memiliki nilai Exp (B) paling tinggi (5,267) dibandingkan

variabel lainnya.

Manajemen perawatan diri adalah kemampuan mengenal dan

mengevaluasi tanda gejala perubahan fisik secara spesifik yang muncul pada

diri seseorang yang harus di waspadai dan menentukan tindakan yang harus

dilakukan pada saat tanda gejala penyakit. Kurnia (2020) menyatakan di

dalam teori keperawatan terdapat model konsep keperawatan Orem yang

dikenal dengan model Self Care, yaitu suatu wujud perilaku perawatan diri

seseorang dalam menjaga kehidupan, kesehatan dan perkembangan dan

kehidupan sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan serta mencegah

percepatan penyakitnya. Self care dalam konteks pasien dengan penyakit

kronis merupakan hal yang kompleks dan sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien serta kontrol dari penyakit kronis.

Sementara dalam teori perilaku kesehatan oleh Green dalam Notoatmodjo


132

(2019), perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu faktor predisposisi

seperti pengetahuan, budaya, kepercayaan, usia, pendidikan faktor pendukung

seperti sarana kesehatan, faktor penguat seperti sikap, kepercayaan, dukungan

orang lain dan beberapa faktor lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh

Acharya (2020) pada 386 partisipan dengan rentang usia 30-80 tahun

menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen

perawatan diri pada pasien hipertensi di Nepal adalah agama, pendidikan,

tempat tinggal/lokasi, pendapatan, dukungan sosial dan juga persepsi.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Pakseresht (2019) dengan jumlah

partisipant sebanyak 266 menjelaskan bahwa faktor yang berhubungan dengan

perilaku perawatan diri adalah pengetahuan, dukungan keluarga dan juga

keyakinan diri.

B. Implikasi penelitian

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Adanya temuan dari hasil penelitian tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku perawatan diri pasien hipertensi usia dewasa di

Kota Padang ini dimana didapatkan sebagian besar responden masih memiliki

perilaku perawatan diri yang kurang baik merupakan suatu masalah yang perlu

adanya intervensi. Disisi lain dilihat dari usia responden merupakan usia

produktif yang menuntut stabilitas kesehatan mereka dalam menunjang

aktivitas keseharian. Untuk itu perlu adanya intervensi untuk meningkatkan

faktor yang mempengaruhi perilaku mereka, terutama efikasi diri dan juga
133

pengetahuan sehingga pasien hipertensi memiliki keyakinan terhadap

kemampuan diri untuk melakukan perawatan hipertensi. Adapun kegiatan

yang bisa dilakukan dengan cara memberikan contoh keberhasilan yang

dialami diri sendiri maupun dengan pengalaman keberhasilan orang lain

dalam melakukan perawatan serta manfaat dari tindakan perawatan yang

dilakukan

2. Untuk Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya

untuk tema penelitian yang sama. Kurangnya tindakan keperawatan diri pada

pasien hipertensi merupakan masalah yang perlu diatasi oleh perawat dengan

memandikiran pasien untuk melakukan self care management dengan baik

mengingat hipertensi merupakan penyakit kronik

Pengembangan penelitan dalam jenis eksperimen juga perlu dilakukan

untuk menganalisis jenis intervensi yang perlu dilakukan dan efektif sebagai

intervensi keperawatan dalam meningkatkan efikasi diri pada pasien

hipertensi untuk melakukan pengelolaan tindakan perawatan diri

C. Keterbatasan penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan selama

penelitian berlangsung. Keterbatasan penelitian ini antara lain:

1. Keterbatasan Pengambilan Sampel

Keterbatasan dalam pengambilan sample. Sampel dalam penelitian ini

diambil dari pasien hipertensi yang berkunjung di 6 dari 23 Pukesmas yang


134

ada di Kota Padang, yakni Puskesmas Pauh, Puskesmas Andalas, Puskesmas

Air Tawar, Puskesmas Lubuk Kilangan, Puskesmas Lapai Puskesmas

Rawang Barat dan Puskesmas Air Tawar. Mobilisasi pasien di masing-masing

puskesmas sangat tinggi sehingga hal tersebut menjadi keterbatasan dalam

penelitian, walaupun sampel sudah ditempatkan di ruangan khusus untuk

mengisi kuesioner setelah ataupun sebelum mendapatkan pelayanan, namun

keadaan stress terkait lamanya menunggu pelayanan kesehatan mempegaruhi

kualitas pengisian kuesioner

2. Keterbatasan Instrumen

Keterbatasan intrumen pada penelitian ini adalah pada instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, efikasi diri dan

perawatan diri dimana intrumen-intrumen tersebut hampir memiliki arti yang

sama sehingga resiko yang terjadi pada pengisian kuesioner tersebut adalah

responden berasumsi tiga intrumen tersebut mengukur hal yang sama


135

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku perawatan diri pasien hipertensi usia dewasa di Kota Padang yang

dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2023 dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Lebih dari separuh pasien hipertensi memiliki perawatan diri yang kurang

baik. Kelompok usia yang paling banyak ditemukan adalah pada rentang

usia 36-45 tahun. Proporsi jenis kelamin laki-laki lebih tinggi

dibandingkan perempuan dengan suku dominan berasal dari suku Minang.

Tingkat pendidikan pada lebih dari sebagian responden sudah tinggi dan

status perkawinan sebagian besar mereka sudah menikah. Lebih dari

sebagian responden menderita penyakit hipertensi < 6 bulan dan kondisi

berat badan yang melebihi normal mencapai lebih dari separuh responden.

Lebih dari separuh juga memiliki pengetahuan yang masih rendah, bahkan

efikasi diri yang kurang baik dimiliki oleh mayoritas responden.

Sementara itu dukungan sosial pada mereka dominan juga masih kurang

baik.

2. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawatan diri,

diketahui bahwa faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, lama menderita,

dukungan sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap

perilaku perawatan diri. Sementara faktor suku, status perkawinan, Indeks


136

Massa Tubuh (IMT), pengetahuan dan efikasi diri memiliki hubungan

yang signifikan terhadap perilaku perawatan diri.

3. Faktor yang paling dominan atau paling kuat mempengaruhi perilaku

perawatan hipertensi adalah faktor efikasi diri karena memiliki nilai Exp

(B) paling tinggi dibandingkan variabel lainnya

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, beberapa rekomendasi

yang dijabarkan sebagai berikut

1. Pelayanan keperawatan

Perilaku perawatan diri merupakan hal yang penting yang perlu

dilakukan pasien hipertensi untuk mencegah komplikasi dan keparahan

keadaan hipertensi yang dialami. Terkait hal tersebut, maka dalam pemberian

asuhan keperawatan pada penyakit kronis khususnya pada pasien hipertensi

yaitu dengan meningkatkan faktor-faktor pendukung perawatan diri pada

pasien terutama adalah peningkatan efikasi diri dengan cara :

a. Menggunakan keberhasilan pasien hipertensi lain dalam melakukan

perawatan diri dalam intervensi untuk meningkatkan efikasi diri pasien

hipertensi.

b. Mengkaji hambatan pasien dalam melakukan perawatan diri dan potensi

yang dimilki oleh pasien hipertensi untuk melakukan perawatan diri

sehingga perawat akan mengetahui aspek potensi pada pasien yang perlu

dikuatkan sebagai bentuk efikasi diri pasien dalam melakukan manajemen

perawatan diri
137

c. Perawat dalam meningkatkan efikasi diri pada pasien menggunakan

komunikasi dan media yang sesuai dengan tingkatan pendidikan dan usia

pasien hipertensi.

d. Perlu adanya program edukasi umum secara rutin untuk meningkatkan

motivasi pada pasien hipertensi, pada hal ini dapat melibatkan kelompok

pasien hipertensi yang memiliki perawatan diri yang baik sebagai role

model bagi pasien lain dalam program edukasi tersebut.

2. Ilmu Keperawatan

Untuk perkembangan ilmu keperawatan, terkait hasil penelitian ini

maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain:

a. Perlu adanya penelitian yang menganalisis faktor-faktor yang belum

diteliti dalam penelitian ini yang menggunakan metode misal dengan

wawancara mendalam agar didapatkan data yang lebih baik.

b. Perlu adanya studi intervensi untuk membuktikan peningkatan efikasi diri

akan meningkatkan perilaku perawatan diri dengan memperhatikan

karakteristik responden.

c. Pada penelitian selanjutnya, perlu adanya analisa metode edukasi yang

efektif untuk meningkatkan perilaku perawatan diri. Misalnya

membandingkan antara edukasi dengan media lifleat dengan edukasi

audiovisual pada saat discard planning pasien hipertensi

d. Penelitian selanjutnya diharapkan ada pengembangan instrument

penelitian yang lebih baik terutama pada instrument yang mengukur nilai,

penegtahuan, efikasi diri, dukungan sosial dan perilaku perawatan diri.


138

e. Perlu adanya penelitian untuk menyelidiki perbedaan management

tindakan perawatan diri antara pasien hipertensi primer dan pasien

hipertensi sekunder
139

DAFTAR PUSTAKA

Acharya, R., Chaudhary, A., Pandey, J., & Pandey, C. (2022). Self-Care
Management And Its Associated Factors Among Patient With Hypertension
In Nepal. Jurnal of Chitwan Medical College.
https://doi.org/https://doi.org/10.54530/jmc.637
Ademe, S., Aga, F., & Gela, D. (2019). Hypertension Self-Care Practice and
Associated Factors Among Patients in Public Health Facilities of Dessie
Town , Ethiopia. BMC Health Services Research, 19:51(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12913-019- 3880-0.
Adriani, M & Wijatmadi, B. (2012). Pengantar gizi masyarakat. Kencana
Prenada Media Group: Jakarta.
Akbarpour, S., Khalili, D., Zeraati, H., Mansournia, M. A., Ramezankhani, A., &
Fotouhi, A. (2018). Healthy lifestyle behaviors and control of hypertension
among adult hypertensive patients. Scientific Reports, 8(1), 8508.
https://doi.org/10.1038/s41598-018-26823-5
Alligood, M. R. (2014). Pakar Teori Keperawatan. Elsevier.
Anggraeni, A. (2012). Super komplet pengobatan darah tinggi. Yogyakarta:
Araska.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta.
Aspiani, R. . (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC. Buku Kedokteran EGC.
Aspiani, R. . (2016b). Rudianto, Budi. F, 2013. Menaklukan Hipertensi dan
Diabetes. Yogyakarta : Sakkasukma. Buku Kedokteran EGC.
Assefa, B., Zeleke, H., Sergo, T., Misganaw, M., & Mekonnen, N. (2022). Self-
care practice and associated factors among hypertensive follow-up patients at
East Gojam zone public hospitals, North West Ethiopia, 2021. Journal of
Human Hypertension, 1–19. https://doi.org/10.1038/s41371-022-00775-w
Azam Larki, R. T. and M. R. (2018). Factors Predicting Self-Care Behaviors
among Low Health Literacy Hypertensive Patients Based on Health Belief
Model in Bushehr District, South of Iran. International Journal of
140

Hypertension. https://doi.org/https://doi.org/10.1155/2018/9752736

Bandura, A. (1997). Self Efficacy – The Exercise of Control (Fifth Printing,


2002). W.H. Freeman & Company.
Beyhaghi, H., Reeve, B. B., Rodgers, J. E., & Stearns, S. (2019). Psychometric
Properties of the Four-Item Morisky Green Levine Medication Adherence
Scale among Atherosclerosis Risk in Communities Study (ARIC)
Participants. Physiology & Behavior, 176(3), 139–148.
https://doi.org/10.1016/j.jval.2016.07.001.Psychometric
Cahyani, Y. E. (2019). Gambaran Self Management Penderita Hipertensi Di
Puskesmas Grogol Kabupaten Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/73698/11/Naskah Publikasi.pdf
CDC. (2020). Center For Diades Control and Prevention Coronavirus Disease
2019 (COVID-19).
https://www.cdc.gov/media/dpk/diseases-andconditions/coronavirus/coronav
irus-2020.html
Dariyo. (2014). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Darmawan. (2012). Waspadai gejala penyakit mematikan. Jakarta Selatan: PT.
Suka Buku.
Dharma. (2011). Metodologi Penelitian keperawatan. CV. Trans Info Media.
Dinkes Padang. (2022). Laporan Tahunan Tahun 2021 Edisi Tahun 2022. Sep 16,
2022, https://dinkes.padang.go.id/laporan-tahunan-tahun-2021-edisi-tahun-
2022
Fakhrunia. (2017). Gambaran Selfcare Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo. 1–14.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/55365
Findlow, et al. (2018). Prevalence rate of hipertension self care activities among
Americans. Journal of the National Medical Association, 503–512.
https://doi.org/10.1016/s0027-9684(15)30365-5
Friedman, M. M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori dan
141

praktek. Jakarta: EGC.


Hadidi, I. (2020). Profil penggunaan obat pada pasien hipertensi dengan penyakit
penyerta rawat inap di rumah sakit dr asmir dkt salatiga periode januari-juli
2019. Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product, 8(75), 147–
154. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.puhe.2019.04.020
Harsono, J. (2017). Hubungan Efikasi Diri dengan Management Perawatan Diri
pada Penderita Hipertensi di Desa Pringapus Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang. Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi
Waluyo Ungaran. Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat.
https://doi.org/https://doi.org/10.31596/jcu.v2i5.158
Hidayat. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.
Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Indra Guna Winata, Ahmad Asyrofi, A. M. N. (2018). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Self Care Pada Orang Dewasa Yang Mengalami
Hipertensi Di Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal. Manajemen Asuhan
Keperawatan. https://doi.org/https://doi.org/10.33655/mak.v2i2.33
Irwan. (2020). Etika dan perilaku kesehatan. CV Absolute Media.
Isnaini, N., & Lestari, I. G. (2018). Pengaruh self management terhadap tekanan
darah lansia yang mengalami hipertensi. Indonesian Journal for Health
Sciences, 2(1), 7. https://doi.org/10.24269/ijhs.v2i1.725
JNC-8. (2014). The Eight Report of the Joint National Commite. Hypertension
Guidelines: An In-Depth Guide. Am J Manag Care.
Kemenkes. (2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kurnia, A. (2020). Self-Management Hipertensi.
Lestari, I. G., & Isnaini, N. (2018). Pengaruh self management terhadap tekanan
darah. Indonesian Journal for Health Sciences, 2(1), 7–18.
https://doi.org/https://doi.org/10.24269/ijhs.v2i1.725
Lee, H., Ahn, S., Kim, Y., (2009). Self care, self efficacy and glikemic control of
corean with diabetes militus. Asian Nursing Research, 3, 139-146
Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Agro Media Pustaka.
Mahfud, M., Barasila, B., & Indrayani, S. (2019). Dukungan Sosial Berhubungan
142

dengan Self Care Management Pada Lansia Hipertensi di Puskesmas Sedayu


II. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(2), 700–
712. https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2.463
Ngalim, P. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nkosi, N.G., (2010). Knowledge related to nutrition and hypertension
management practice adult in Ga-Rankuwa dat Clinics. Reseach article,1,
33-39
Nisa, I. (2012). Ajaibnya therapi herbal tumpas penyakit darah tinggi. Dunia
sehat:Jakarta.
Notoadmodjo. (2019). Pengantar ilmu perilaku kesehatan. Rineka Cipta.
Notoadmojo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmojo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Nurfanni, R., & Kristinawati, B. (2021). Deskriptif Karakteristik Responden ,
Penyakit Penyerta Dan Kepatuhan Kontrol Penderita Hipertensi. 1(69), 5–
24. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/92844
Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba
medika.
Nursalam. (2020). Sosialisasi Panduan Penyusunan Skripsi Bentuk Literature
Review dan Systematic Review.Jakarta: Salemba medika
Nurshahab, M. M., Ichwansyah, F., & Agustina. (2022). Faktor Risiko Hipertensi
Diwilayah Kerja Puskesmas Meuraxa Kecamatan Meuraxa Kota Banda
Aceh Tahun 2022. 1, 162–170. https://doi.org/10.1109/iista.2022.47
Pakseresht, M. et al. (2019). Awarness Of Chronic Disease Diagnosis Amongst
Family Members Is Associated With Healthy Dietary Knowledge But Not
Behaviour Amongst Inuit In Arctic Canada. Journal o f Hummannutrition
And Dietetics. Jurnal of Human Nutrition and Diabetic. https://doi.org/doi:
10.1111/j.1365-277X.2010.01101.x.
Prasetyo, A. (2012). Analisis faktor - faktor yang berhubungan dengan self care
management pada asuhan keperawatan pasien hipertensi di RSUD Kudus.
Tesis UI. Tesis. https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307703-T31185-
143

Analisis faktor.pdf
Puspita, T., Ernawati, E., & Rismawan, D. (2019). Hubungan Efikasi Diri dengan
Kepatuhan Diet pada Penderita Hipertensi. Jurnal Kesehatan Indra Husada,
7(1), 32. https://doi.org/10.36973/jkih.v7i1.159
Rinaldi, S. F., & Mujianto, B. (2017). Metodologi Penelitia dan Statistik.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesi.
Riskesdas. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.
Rudianto, B. F. (2013). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Sakkasukma.
Sartika, A., Betrianita, B., Andri, J., Padila, P., & Nugrah, A. V. (2020). Senam
Lansia Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia. Journal of Telenursing,
2(1), 11–20. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/joting.v2i1.1126
Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael, S. (2014). Dasar – Dasar Metodologi
Penelitian Klinis: Vol. Edisi ke-5. Sagung Seto.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu.
Shahaj, O., Denneny, D., Schwappach, A., Pearce, G., Epiphaniou, E., Parke, H.
L., & Taylor, S. J. C., & Pinnock, H. (2019). Supporting Self-Management
for People with Hypertension: A Meta-Review of Quantitative and
Qualitative Systematic Reviews. Journal of Hypertension, 37(2), 264–279.
https://doi.org/10.1097/HJH.0000000000001867
Sheps, S. (2005). Mayo clinic hipertensi.Jakarta: PT Intisari mediatama.
Sihotang, R., Utama, T. A., Aprilatutini, T., & Yustisia, N. (2020). Self Care
Management Evaluation in Hypertension Patients. Jurnal Vokasi
Keperawatan (JVK), 3(2), 184–202. https://doi.org/10.33369/jvk.v3i2.13935
Silvestri, L. A. (2010). Self-efficacy and the predictors for NCLEX-RN seccues
for baccalaureate nursing student. University of Nevada Las Vegas.
https://doi.org/10.5430/jnep.v3n6p21
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung, Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
144

Susilo, Y. (2011). Cara jitu mengatasi hipertensi. Yogyakarta: C.V Andi offset.
Sutrani, L. (2014). Hipertensi. PT. Gramedia pustaka utama.
Tirtasari, S., & Kodim, N. (2019). Prevalensi dan Karakteristik Hipertensi pada
Usia Dewasa Muda di Indonesia. Tarumanegara Medical Journal, 1, 395–
402. https://doi.org/https://doi.org/10.24912/tmj.v1i2.3851
Toulasik, Y. A. (2019). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Minum Obat pada Penderita Hipertensi di RSUD Prof DR.WZ. Johannes
Kupang-NTT. Tesis in Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
http://lib.unair.ac.id/
WHO. (2019a). Hypertension. Kobe: World Health Organization.
WHO. (2019b). World Health Organization.
https://www.who.int/healthtopics/hypertension#
Winata, I. G., Asyrofi, A., & Nurwijayanti, A. M. (2018). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Self Care pada Orang Dewasa yang Mengalami
Hipertensi di Puskesmas Kendal 01 Kabupaten Kendal. Jurnal Manajemen
Asuhan Keperawatan. 2(2), 1–8. https://doi.org/10.33655/mak.v2i2.33
Yanti, S. E., Asyrofi, A., & Arisdiani, T. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Komplikasi Hipertensi Dengan Tindakan Pencegahan Komplikasi. Jurnal
Keperawatan, 12(3), 439–448.
https://doi.org/https://doi.org/10.52774/jkfn.v4i2.78
Yatim, H. M., Y.Y. Wong, Neoh, C. F., S.H., L., Hassali, M. A., & Hong, Y. H.
(2019). Factors influencing patients’ hypertension selfmanagement and
sustainable self-care practices: a qualitative study. Public Healt.
https://doi.org/10.1016/j.puhe.2019.04.020
145

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI
USIA DEWASA DI KOTA PADANG

PERMOHONAN KEPADA CALON RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapakibu/sdr/i
Di
Tempat
Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas Padang Program Studi Magister Keperawatan, yang
bermaksud mengadakan penelitian :

Nama : Sulistiawati
No BP : 2121312012
No. Hp: 0813 6374 5161
Alamat : Jl. Dr. Moh. Hatta, Cupak Tangah, Kec. Pauh, Kota Padang.
Akan mengadakan penelitian yang berjudul “ Faktor – Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Perawatan DiriPasien Hipertensi Usia
Dewasa di Kota Padang”. Penelitian ini tidak akan merugikan responden, karena
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga. Apabila Bapak/ibu/sdr/i
menyetujui, dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/ibu/sdr/i untuk
menandatangani lembaran persetujuan.

Atas perhatiannya sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.

Padang, 2023

Peneliti
146

Sulistiawati
147

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI
USIA DEWASA DI KOTA PADANG

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN


(Informed Consent)
Setelah saya membaca dan memahami isi dari penjelasan pada lembar
permohonan menjadi responden, maka saya bersedia menjadi responden untuk turut serta
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Mahasiswa
S2 Keperawatan Universitas Andalas yaitu:

Menyatakan bersedia dan mau menjadi responden untuk ikut berpartisipasi dalam
keadaan sadar, jujur dan tidak dalam tekanan atau paksaan dari pihak manapun untuk ikut
serta dalam penelitian dari :

Nama : Sulistiawati

No.Bp : 2121312012

Pekerjaan : Mahasiswa S2 Keperawatan Universitas Andalas

Alamat : Jl. Dr. Moh. Hatta, Cupak Tangah, Kec. Pauh, Kota
Padang

Judul : Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku


Perawatan DiriPasien Hipertensi Usia Dewasa di Kota
Padang

Saya bertanggungjawab atas dibuatnya pernyataan ini semoga dapatdipergunakan


dengan sebaik-baiknya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih

Padang, 2023

Responden
148

FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI
USIA DEWASA DI KOTA PADANG

INSTRUMENT PENGUMPULAN DATA

No Responden (diisi oleh peneliti) :

KUESIONER A

Petunjuk:

A. Isi semua pertanyaan sesuai dengan keadaan diri anda


B. Silahkan mengisi pada tempat yang sesuai dan yang telah disediakan
C. Khusus untuk pertanyaan pilihan, pengisian dengan chek list (√) pada
kotak pilihan yang telah disediakan

1. Nama (Initial) :
2. Alamat :
3. a. Umur (dalam tahun ) : .........................
b. Tanggal lahir : .........................

4. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

5. Suku
Minang
Jawa
Melayu
Batak
Lain-lain (Sebutkan): …………

6. Siapakah pengambil keputusan dalam keluarga yang berhubungan


dengan masalah kesehatan anda?
Saya sendiri Anggota keluarga / orang lain

7. Pendidikan
SD
SMP
SMA, sekolah lain yang sederjat
DIII Perguruan tinggi, Magister, Spesialis, Doktor
149

8. Pekerjaan
Tidak bekerja
PNS/TNI/POLRI
Swasta
Pedagang
Petani
Lain-lain (sebutkan): …………….

9. Status perkawinan :
Menikah
Belum menikah
Cerai

10. Tekanan Darah : .........................mmHg

11. Sudah berapa lama mengalami hipertensi: .........................

12. BB : ……………. TB: …………………

13. IMT
Underweight(<18,5)
Normal (18,5 – 25,0)
Overweight (>25 – 27)
Obesitas (>27)

14. Peran dalam keluarga sebagai:


Istri
Suami
Anak
Orang tua

15. Tipe keluarga sebagai:


Extended family (Keluarga besar)
Nuclear family (Keluarga inti)

16. Pendapatan keluarga:


Diatas UMR Kota Padang (>2,7 juta)
Dibawah UMR Kota Padang (<2,7 juta)
150

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI
USIA DEWASA DI KOTA PADANG

KUESIONER B
PERILAKU PERAWATAN DIRIHIPERTENSI
Petunjuk
1. Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan penatalaksanaan hipertensi.
Bacalah pernyataan dengan cermat sebelum menjawab
2. Seberapa sering yang anda terkait pernyataan berikut? Gunakan skala yang
tersedia sesuai dengan jawaban anda dengan memberi tanda chek list (√) pada
skala yang tersedia

No Item Selalu Sering Kadang Tidak


Pernah

1 Melakukan aktivitas fisik 4 3 2 1


secara teratur (misalnya
berjalan selama 30 menit
dalam 4-5 kali seminggu) ?

2 Membaca tabel gizi untuk 4 3 2 1


memeriksa informasi pada
bagian natrium ?

3 Mengganti makanan yang 4 3 2 1


memiliki kadar garam tinggi
(misalnya sup buatan sendiri,
sayur-sayuran) ?

4 Membatasi penggunaan 4 3 2 1
bumbu tinggi garam
(misalnya kecap, penyedap
rasa) ?
151

5 Mengkonsumsi garam kurang 4 3 2 1


dari 1 sendok teh perhari (6
gram) ?

6 Makan lebih sedikit makanan 4 3 2 1


yang tinggi lemak jenuh
(misalnya daging merah,
mentega) dan lemak trans
(misalnya mentega, lemak
babi) ?

7 Memasak dengan cara 4 3 2 1


memanggang dan merebus
dari pada menggoreng ?

8 Membaca tabel gizi untuk 4 3 2 1


memeriksa informasi tentang
lemak jenuh (misalnya
mentega, daging merah) dan
lemak trans (misalnya lemak
babi, shortening) ?

9 Ganti makanan tinggi lemak 4 3 2 1


(misalnya ayam goring)
dengan produk-produk rendah
lemak (misalnya ayam
panggang) ?

10 Membatasi asupan kalori total 4 3 2 1


(kurang dari 65 gram) setiap
hari ?

11 Makan 5 atau lebih porsi buah 4 3 2 1


dan sayuran setiap hari ?
152

12 Membatasi minum minuman 4 3 2 1


beralkohol ?

13 Tidak merokok ? 4 3 2 1

14 Periksa tekanan darah Anda 4 3 2 1


di rumah ?

15 Lupa untuk mengkonsumsi 4 3 2 1


obat tekanan darah Anda ?

16 Lupa untuk membeli obat 4 3 2 1


kembali jika habis ?

17 Menjaga berat badan tetap 4 3 2 1


stabil ?

18 Memantau situasi yang 4 3 2 1


menyebabkan tingkat stress
yang tinggi (misalnya
argument, kematian dalam
keluarga) yang
mengakibatkan peningkatan
tekanan darah ?

19 Melakukan kegiatan yang 4 3 2 1


dapat menurunkan stress
(misalnya nafas dalam,
meditasi) ?

20 Mengunjungi dokter secara 4 3 2 1


teratur jika kambuh ?

Kuesioner Hipertension Blood Presure Self Care Profile (HBP-SCP) oleh Hae-
Ra Hanet al (2013).
153
154

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI
USIA DEWASA DI KOTA PADANG

KUESIONER C
PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI
Petunjuk

A. Berikut ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan hipertensi dan


penatalaksanaan hipertensi.
B. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
C. Bila ingin memperbaiki jawaban beri tanda silang (x) pada jawaban yang
salah, kemudian beri tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan
jawaban anda.

N No Pernyataan Benar Salah Tidak


Tahu

1 Hipertensi terjadi bila nilai tekanan darah sistol


lebih dari 140 mmHg dan diastol lebih dari 90
mmHg

2 Obat hipertensi harus diminum setiap hari pada


waktu yang sama

3 Dosis obat hipertensi yang diminum harus


sesuai resep dokter

4 Obat hipertensi diminum bila badan terasa


sakit atau ada keluhan saja

5 Orang hipertensi tidak perlu merubah gaya


hidup tidak sehatnya karena sudah minum obat

6 Orang dengan tekanan darah yang meningkat


harus minum obat sepanjang hidupnya
7 Tekanan darah yang terjadi adalah hasil dari
penuaan, jadi perawatan tidak perlu dilakukan
8 Jika orang hipertensi sudah melakukan gaya
hidup sehat, maka tidak perlu lagi kontrol
kesehatan
155

9 Orang hipertensi dapat bebas makan makanan


asin selama mereka minum obat hipertensi
secara teratur

10 Untuk orang hipertensi, metode memasak


terbaik adalah menggoreng.

11 Cara memasak terbaik untuk orang hipertensi


adalah dengan
merebus/mengukus/memanggang

12 Orang hipertensi minimal mengkonsumsi sayur


dan buah 5 kali atau lebih dalam sehari makan.

13 Orang dengan hipertensi dapat minum


minuman beralkohol

14 Orang hipertensi tidak boleh merokok


walaupun hanya 1 isapan

15 Orang hipertensi bila hendak menggoreng


sebaiknya menggunakan minyak nabati rendah
lemak seperti minyak zaitun,jagung,margarin
rendah lemak

16 Orang hipertensi dapat makan makanan siap


saji dan kemasan kapan saja

17 Konsumsi daging terbaik untuk orang


hipertensi adalah daging merah seperti
sapi,kerbau,kambing

18 Konsumsi daging terbaik untuk orang


hipertensi adalah daging putih seperti daging
unggas,ikan

19 Orang hipertensi boleh makan makanan yang


diolah seperti bakso, nuget, sosis, hamburger

20 Orang hipertensi harus mengurangi makanan


bersantan yang diolah sampai mendidih/sering
dipanaskan

21 Orang hipertensi harus melakukan olah raga


minimal 3 kali seminggu selama 30 menit

22 Tekanan darah yang meningkat dapat


menyebabkan kematian dini jika tidak
156

ditangani.

Kuesioner The Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI
USIA DEWASA DI KOTA PADANG

KUESIONER D
EFIKASI DIRI PADA PASIEN HIPERTENSI
Petunjuk

1. Pilihlah sejauh mana keyakinan dan kemampuan anda, bahwa anda


mampu melaksanakan aktivitas dibawah ini dengan menuliskan angka
pada angka dikolom yang sesuai
 TM : Nilai 3 adalah kelompok untuk tidak melakukan aktivitas,
jika anda merasa tidak mampu melakukan aktivitas tersebut
 KM : Nilai 6 adalah kelompok untuk ragu-ragu atau kadang
mampu melakukan kadang tidak mampu melakukan aktivitas
tersebut
 MM : Nilai 10 adalah kelompok pasti mampu melakukan, jika
anda merasa yakin sekali mampu melakukan aktivitas tersebut
pilihlah 10
2. Silahkan cermati pernyataan yang ada, kemudian sesuaikan dengan
keyakinan diri anda terkait pernyataan tersebut dengan membuat angka
pada rentang yang telah disediakan

No Pernyataan Jawaban

TM KM MM

1 Saya mampu mengukur tekanan darah dengan


alat pengukur tekanan darah digital

2 Saya mampu memelihara berat badan


157

sehingga tidak mengalami kegemukan

3 Saya mampu memilih makanan yang sesuai


untuk pasien hipertensi (kurang garam,
rendah lemak, buah dan sayur)

4 Saya mampu melakukan olah raga minimal


30 menit setiap hari atau sesuai saran dari
tenaga kesehatan

5 Saya mampu menghindari / tidak meminum


minuman keras

6 Saya mampu untuk tidak mengkonsumsi


kafein seperti kopi

7 Saya mampu mengatasi stress ketika saya


mengahadapi masalah

8 Saya mampu untuk tidak merokok

9 Saya mampu menghindari orang lain yang


sedang merokok

10 Saya mampu untuk menggunakan obat sesuai


aturan ketika saya mendapat obat dari dokter

Adopsi dari The Generalized Self-Efficacy Scale dalam Prasetyo, (2012)


158

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU PERAWATAN DIRI PASIEN HIPERTENSI
USIA DEWASA DI KOTA PADANG

KUESIONER E
DUKUNGAN SOSIAL

Petunjuk

Pernyataan di bawah ini adalah menggambarkan seberapa besar dukungan sosial


(seperti keluarga, teman atau orang sekitar) pada diri anda saat ini (Dalam hal
melakukan perawatan hipertensi)

Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai, dengan pilihan jawab sebagai
berikut :

 TP : Tidak pernah mendapat dukungan


 JR : Jarang mendapat dukungan keluarga (sebulan sekali)
 KD: Kadang-kadang mendapatkan dukungan, kadang-kadang tidak (satu
kali dalam seminggu)
 SR : Sering mendapat (dua kali dalam seminggu)
 HS : Hampir selalu mendapat dukungan (satu kali sehari)
 SS : Setiap saat mendapatkan dukungan (lebih dari satu kali sehari)

No Pernyataan Jawaban

TP JR KD SR HS SS

1 Seberapa sering orang di sekitar


anda mendorong anda untuk
makan-makanan yang dianjurkan
untuk pasien hipertensi?

2 Seberapa sering anggota keluarga


anda memasak makanan yang
159

cocok dengan rencana makan


anda?

3 Saat ini ada seseorang yang bisa


memberi saran bila anda dalam
masalah terkait dengan penyakit
hipertensi

4 Saat ini ada seseorang yang bisa


mengatar anda ketika pergi ke
dokter untuk melakukan periksa

5 Saat ini ada seseorang yang


mengerti masalah anda, ketika
anda membutuhkan

6 Saat ini ada seseorang yang bisa


mengantarkan bapak/ibu ketika
pergi ke dokter

7 Saat ini ada seseorang yang bisa


meluangkan waktu yang tepat
untuk bapak/ibu membutuhkan

8 Saat ini ada seseorang yang


mengerti masalah bapak/ibu, ketika
bapak/ibu membutuhkan

9 Saat ini ada seseorang yang


membantu bapak/ibu dengan
pekerjaan sehari-hari, jika bapak
ibu/ibu sedang sakit

10 Saat ini ada seseorang yang


bapak/ibu cintai dan membuat
160

bapak/ibu merasa dibutuhkan

Modifikasi Kuesioner RAND Health dalam Prasetyo, 2012


MASTER TABEL

IMT Pengetahuan
No Nama Usia JK Suku Pddkn Status Status
BB TB skor Ktg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 jml Ktg

1 L 38 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 67 162 25.5 Overweight 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 7 Rendah


2 S 41 L Jawa SMP Menikah < 6 bulan 70 168 24.8 Normal 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 16 Tinggi
Tidak
3 L 27 P Minang SMA menikah < 6 bulan 60 153 25.6 Overweight 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
Pergurua Tidak
4 S 25 P Minang n tinggi menikah < 6 bulan 74 154 31.2 Obesitas 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7 Rendah
5 C 36 P Jawa SMA Menikah < 6 bulan 65 155 27.1 Obesitas 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 16 Tinggi
Tidak
6 H 20 L Minang SD menikah < 6 bulan 70 157 28.4 Obesitas 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Tinggi
7 U 40 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 69 165 25.3 Overweight 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9 Sedang
8 T 43 P Batak SMP Menikah < 6 bulan 72 156 29.6 Obesitas 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 8 Sedang
9 K 42 L Minang SD Menikah > 6 bulan 71 160 27.7 Obesitas 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
10 S 37 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 55 152 23.8 Normal 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 7 Rendah
Pergurua
11 S 38 P Minang n tinggi Menikah < 6 bulan 47 156 19.3 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
12 P 42 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 71 154 29.9 Obesitas 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 7 Rendah
Pergurua
13 Z 37 L Melayu n tinggi Menikah < 6 bulan 66 165 24.2 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
14 D 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 160 27.0 Overweight 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 5 Rendah
15 N 37 P Jawa SMP Menikah < 6 bulan 66 151 28.9 Obesitas 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
16 K 35 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 64 162 24.4 Normal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 4 Rendah
Tidak
17 N 20 L Batak SD menikah < 6 bulan 53 168 18.8 Normal 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Rendah
Tidak
18 T 30 P Minang SMA menikah < 6 bulan 69 148 31.5 Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 Rendah

19 K 39 L Minang Perguruan Menikah < 6 bulan 58 163 21.8 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi


tinggi
20 M 39 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 56 161 21.6 Normal 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6 Rendah
21 M 40 P Jawa SMA Menikah > 6 bulan 52 155 21.6 Normal 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 10 Sedang
Tidak
22 E 43 L Minang SD menikah > 6 bulan 72 166 26.1 Overweight 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 6 Rendah
23 R 38 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 67 153 28.6 Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 Rendah
24 S 38 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 67 158 26.8 Overweight 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
25 S 45 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 56 156 23.0 Normal 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 4 Rendah
26 J 45 P Minang SD Menikah > 6 bulan 74 150 32.9 Obesitas 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 9 Sedang
Tidak
27 A 28 P Minang SMA menikah < 6 bulan 57 151 25.0 Normal 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 8 Sedang
28 N 35 P Jawa SMA Menikah < 6 bulan 64 150 28.4 Obesitas 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 5 Rendah
Perguruan
29 E 39 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 68 172 23.0 Normal 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 6 Rendah
30 R 38 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 67 155 27.9 Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 3 Rendah
Tidak
31 S 28 L Minang SMA menikah < 6 bulan 81 166 29.4 Obesitas 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 7 Rendah
32 Y 40 P Jawa SMP Menikah > 6 bulan 69 154 29.1 Obesitas 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
Tidak
33 L 21 P Jawa SMA menikah < 6 bulan 67 158 26.8 Overweight 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 Rendah
34 S 41 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 60 162 22.9 Normal 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 18 Tinggi
35 L 42 L Minang SD Menikah > 6 bulan 71 154 29.9 Obesitas 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 10 Sedang
36 S 45 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 78 156 32.1 Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 4 Rendah
37 C 36 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 65 153 27.8 Obesitas 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 12 Sedang
38 H 41 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 70 162 26.7 Overweight 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 17 Tinggi
39 U 40 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 69 172 23.3 Normal 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8 Sedang
Tidak
40 T 24 P Minang SMP menikah < 6 bulan 72 153 30.8 Obesitas 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
Tidak
41 K 26 L Minang SMA menikah < 6 bulan 58 164 21.6 Normal 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 Rendah

42 S 27 L Minang SMP Tidak < 6 bulan 66 165 24.2 Normal 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 5 Rendah


menikah
43 S 38 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 51 147 23.6 Normal 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 7 Rendah
Tidak
44 P 42 P Jawa SMA menikah > 6 bulan 58 155 24.1 Normal 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 9 Sedang
Perguruan
45 Z 37 L Jawa tinggi Menikah < 6 bulan 66 166 24.0 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
46 D 40 P Minang SD Menikah > 6 bulan 69 150 30.7 Obesitas 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 9 Sedang
47 N 37 P Minang SMP Menikah < 6 bulan 66 152 28.6 Obesitas 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 9 Sedang
48 K 35 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 78 166 28.3 Obesitas 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4 Rendah
49 N 39 L Jawa SMA Menikah < 6 bulan 68 164 25.3 Overweight 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8 Sedang
50 T 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 54 155 22.5 Normal 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 8 Sedang
Perguruan
51 K 39 L Jawa tinggi Menikah < 6 bulan 73 170 25.3 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
52 M 39 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 68 151 29.8 Obesitas 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 9 Sedang
Perguruan
53 M 40 P Minang tinggi Menikah > 6 bulan 54 152 23.4 Normal 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 8 Sedang
54 E 43 L Jawa SMA Menikah > 6 bulan 72 168 25.5 Overweight 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 11 Sedang
Perguruan Tidak
55 R 28 L Jawa tinggi menikah < 6 bulan 67 158 26.8 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
Perguruan
56 S 38 P Minang tinggi Menikah < 6 bulan 67 153 28.6 Obesitas 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 Rendah
57 S 45 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 74 171 25.3 Overweight 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
Perguruan
58 J 45 L Jawa tinggi Menikah > 6 bulan 74 165 27.2 Obesitas 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 Rendah
59 A 38 P Minang SD Menikah < 6 bulan 67 156 27.5 Obesitas 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 Rendah
60 N 40 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 49 163 18.4 Normal 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Sedang
61 Y 43 P Minang SMP Menikah > 6 bulan 70 158 28.0 Obesitas 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 6 Rendah
62 S 39 L Melayu SD Menikah < 6 bulan 66 156 27.1 Obesitas 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 9 Sedang
63 R 37 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 64 150 28.4 Obesitas 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8 Sedang
Perguruan
64 B 38 P Minang tinggi Menikah < 6 bulan 65 151 28.5 Obesitas 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 11 Sedang
65 Z 43 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 70 150 31.1 Obesitas 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5 Rendah
Perguruan
66 Y 42 L Minang tinggi Menikah > 6 bulan 69 172 23.3 Normal 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9 Sedang
67 S 45 P Batak SMA Menikah > 6 bulan 48 155 20.0 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
68 N 44 P Minang SMP Menikah < 6 bulan 71 156 29.2 Obesitas 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 7 Rendah
69 B 39 L Jawa SMA Menikah < 6 bulan 66 164 24.5 Normal 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 Rendah
70 N 40 L Minang SD Menikah > 6 bulan 67 168 23.7 Normal 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 8 Sedang
71 A 44 P Jawa SMA Menikah > 6 bulan 71 152 30.7 Obesitas 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 6 Rendah
Perguruan
72 J 39 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 66 154 27.8 Obesitas 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 Tinggi
73 S 42 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 160 27.0 Overweight 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 6 Rendah
74 J 39 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 66 151 28.9 Obesitas 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Rendah
75 A 37 L Minang SD Menikah < 6 bulan 64 162 24.4 Normal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 Rendah
76 B 41 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 68 158 27.2 Obesitas 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4 Rendah
77 S 42 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 148 31.5 Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 Rendah
78 M 41 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 68 163 25.6 Overweight 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 7 Rendah
79 S 41 P Batak SD Menikah > 6 bulan 68 161 26.2 Overweight 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 9 Sedang
80 M 42 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 155 28.7 Obesitas 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 7 Rendah
81 S 45 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 72 156 29.6 Obesitas 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 7 Rendah
Perguruan
82 B 40 L Jawa tinggi Menikah > 6 bulan 67 163 25.2 Overweight 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Tinggi
83 S 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 67 158 26.8 Overweight 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 9 Sedang
Tidak
84 Y 27 L Minang SMA menikah < 6 bulan 54 156 22.2 Normal 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5 Rendah
85 O 37 P Minang SMP Menikah < 6 bulan 64 150 28.4 Obesitas 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 16 Tinggi
86 A 30 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 57 151 25.0 Normal 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 17 Tinggi
Tidak
87 D 37 L Minang SMP menikah < 6 bulan 64 160 25.0 Normal 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Rendah

88 R 41 L Minang SD Menikah > 6 bulan 78 172 26.4 Overweight 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 6 Rendah


89 R 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 67 155 27.9 Obesitas 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
90 R 30 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 57 156 23.4 Normal 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 Rendah
91 J 42 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 164 25.7 Overweight 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
Tidak
92 E 25 L Minang SMP menikah < 6 bulan 67 168 23.7 Normal 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 9 Sedang
93 F 43 P Melayu SMA Menikah > 6 bulan 70 152 30.3 Obesitas 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 Rendah
94 R 44 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 51 154 21.5 Normal 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 5 Rendah
95 S 37 P Jawa SMP Menikah < 6 bulan 58 156 23.8 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
96 S 38 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 65 163 24.5 Normal 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9 Sedang
97 J 43 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 70 152 30.3 Obesitas 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 5 Rendah
Perguruan
98 A 42 P Minang tinggi Menikah > 6 bulan 69 162 26.3 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Tinggi
99 N 45 P Minang SMP Menikah > 6 bulan 72 153 30.8 Obesitas 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 8 Sedang
Perguruan
100 E 44 L Jawa tinggi Menikah > 6 bulan 71 164 26.4 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
101 R 39 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 66 155 27.5 Obesitas 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 8 Sedang
102 S 40 P Jawa SMP Menikah > 6 bulan 67 147 31.0 Obesitas 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Tinggi
103 Y 44 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 71 165 26.1 Overweight 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 11 Sedang
104 L 39 L Jawa SD Menikah < 6 bulan 53 166 19.2 Normal 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 9 Sedang
105 S 42 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 150 30.7 Obesitas 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 7 Rendah
Perguruan
106 L 39 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 66 162 25.1 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
Perguruan
107 S 37 P Minang tinggi Menikah < 6 bulan 64 156 26.3 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
108 C 41 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 68 154 28.7 Obesitas 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
109 H 42 L Minang SD Menikah > 6 bulan 69 165 25.3 Overweight 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 Rendah
110 U 41 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 68 160 26.6 Overweight 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 8 Sedang
111 T 41 P Batak SMA Menikah > 6 bulan 68 151 29.8 Obesitas 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10 Sedang

112 K 42 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 162 26.3 Overweight 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 5 Rendah
113 S 45 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 72 158 28.8 Obesitas 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 10 Sedang
114 S 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 67 148 30.6 Obesitas 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
115 P 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 50 153 21.4 Normal 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 8 Sedang
Perguruan
116 Z 37 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 64 171 21.9 Normal 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 8 Sedang
117 D 30 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 73 155 30.4 Obesitas 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 6 Rendah
Perguruan
118 S 40 L Minang tinggi Menikah > 6 bulan 78 166 28.3 Obesitas 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7 Rendah
119 K 31 P Jawa SMP Menikah < 6 bulan 58 153 24.8 Normal 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 6 Rendah
120 Z 30 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 57 158 22.8 Normal 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7 Rendah
Tidak
121 N 24 L Minang SMP menikah < 6 bulan 51 156 21.0 Normal 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9 Sedang
122 S 35 L Minang SD Menikah < 6 bulan 62 160 24.2 Normal 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 8 Sedang
123 M 30 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 57 156 23.4 Normal 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 6 Rendah
124 M 27 P Jawa SMA Menikah < 6 bulan 54 150 24.0 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
125 N 35 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 62 162 23.6 Normal 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 9 Sedang
126 R 35 L Minang SMP Menikah < 6 bulan 62 166 22.5 Normal 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 7 Rendah
127 D 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 67 154 28.3 Obesitas 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 7 Rendah
Tidak
128 Z 29 L Minang SMP menikah < 6 bulan 56 165 20.6 Normal 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Tinggi
129 B 38 P Minang SMP Menikah < 6 bulan 65 160 25.4 Overweight 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 8 Sedang
130 S 40 L Melayu SMA Menikah > 6 bulan 67 161 25.8 Overweight 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 6 Rendah
131 S 32 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 59 152 25.5 Overweight 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
Perguruan
132 B 36 P Minang tinggi Menikah < 6 bulan 63 158 25.2 Overweight 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 Rendah
Tidak
133 L 21 P Melayu SMA menikah < 6 bulan 48 148 21.9 Normal 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 8 Sedang
Perguruan
134 A 30 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 57 163 21.5 Normal 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 4 Rendah

135 J 35 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 62 161 23.9 Normal 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 8 Sedang
Tidak
136 S 23 P Melayu SMA menikah < 6 bulan 50 155 20.8 Normal 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 Rendah
137 B 30 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 57 166 20.7 Normal 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 10 Sedang
138 A 35 L Minang SD Menikah < 6 bulan 62 163 23.3 Normal 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 18 Tinggi
Tidak
139 S 24 P Melayu SMA menikah < 6 bulan 51 158 20.4 Normal 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7 Rendah
Perguruan
140 S 34 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 61 156 25.1 Overweight 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
141 M 33 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 60 150 26.7 Overweight 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 11 Sedang
142 S 28 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 55 151 24.1 Normal 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 10 Sedang
Tidak
143 P 24 L Minang SD menikah < 6 bulan 51 160 19.9 Normal 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 9 Sedang
144 S 28 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 55 162 21.0 Normal 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 12 Sedang
Tidak
145 O 24 P Minang SMA menikah < 6 bulan 51 155 21.2 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
146 Z 30 L Minang SMP Menikah < 6 bulan 57 166 20.7 Normal 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 6 Rendah
Tidak
147 Y 24 P Minang SD menikah < 6 bulan 51 154 21.5 Normal 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 6 Rendah
148 D 35 P Jawa SMA Menikah < 6 bulan 62 158 24.8 Normal 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 7 Rendah
149 J 35 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 62 152 26.8 Overweight 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 Rendah
Perguruan
150 R 40 L Minang tinggi Menikah > 6 bulan 67 154 28.3 Obesitas 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 5 Rendah
151 R 45 P Jawa SMA Menikah > 6 bulan 72 156 29.6 Obesitas 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Rendah
152 D 40 L Jawa SMA Menikah > 6 bulan 67 163 25.2 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Tinggi
153 Z 41 P Jawa SMP Menikah > 6 bulan 52 152 22.5 Normal 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 5 Rendah
154 D 45 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 72 162 27.4 Obesitas 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 Sedang
155 T 40 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 67 163 25.2 Overweight 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 4 Rendah
156 S 43 L Minang SD Menikah > 6 bulan 70 164 26.0 Overweight 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 Rendah
157 Z 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 67 155 27.9 Obesitas 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6 Rendah

Perguruan
158 M 38 P Minang tinggi Menikah < 6 bulan 65 147 30.1 Obesitas 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
Tidak
159 S 42 L Minang SMA menikah > 6 bulan 69 165 25.3 Overweight 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 Rendah
160 S 43 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 61 166 22.1 Normal 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 8 Sedang
161 R 42 P Minang SD Menikah < 6 bulan 69 150 30.7 Obesitas 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 8 Sedang
162 B 42 L Jawa SMP Menikah > 6 bulan 69 162 26.3 Overweight 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 9 Sedang
163 L 43 P Minang SMP Menikah > 6 bulan 70 156 28.8 Obesitas 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6 Rendah
Tidak
164 D 26 L Jawa SMA menikah < 6 bulan 68 164 25.3 Overweight 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 8 Sedang
165 H 41 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 68 155 28.3 Obesitas 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 8 Sedang
Perguruan
166 R 41 P Minang tinggi Menikah > 6 bulan 68 160 26.6 Overweight 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 6 Rendah
Tidak
167 D 38 P Minang SMP menikah < 6 bulan 65 151 28.5 Obesitas 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 10 Sedang
Perguruan
168 M 38 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 65 162 24.8 Normal 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 Sedang
169 A 41 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 51 158 20.4 Normal 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 8 Sedang
170 S 43 P Jawa SMP Menikah > 6 bulan 70 148 32.0 Obesitas 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 Rendah
171 S 36 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 63 163 23.7 Normal 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 8 Sedang
172 S 42 L Melayu SD Menikah > 6 bulan 69 171 23.6 Normal 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 Rendah
173 E 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 67 155 27.9 Obesitas 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 8 Sedang
Perguruan
174 S 41 L Minang tinggi Menikah > 6 bulan 68 166 24.7 Normal 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 8 Sedang
175 A 36 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 63 153 26.9 Overweight 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 6 Rendah
176 B 45 P Melayu SMA Menikah < 6 bulan 72 158 28.8 Obesitas 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 6 Rendah
177 M 38 L Minang SD Menikah < 6 bulan 65 156 26.7 Overweight 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 6 Rendah
178 M 37 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 64 150 28.4 Obesitas 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7 Rendah
Perguruan
179 M 42 P Minang tinggi Menikah > 6 bulan 69 151 30.3 Obesitas 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
180 A 43 L Batak SMP Menikah > 6 bulan 70 160 27.3 Obesitas 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6 Rendah

Tidak
181 R 27 P Minang SD menikah < 6 bulan 54 162 20.6 Normal 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Rendah
182 S 42 P Minang SMP Menikah > 6 bulan 50 155 20.8 Normal 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 10 Sedang
183 A 45 P Jawa SMA Menikah > 6 bulan 72 156 29.6 Obesitas 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 5 Rendah
Perguruan
184 N 42 L Minang tinggi Menikah > 6 bulan 69 164 25.7 Overweight 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Tinggi
185 J 40 P Jawa SMA Menikah > 6 bulan 67 158 26.8 Overweight 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 6 Rendah
Tidak
186 J 44 L Minang SMA menikah > 6 bulan 71 162 27.1 Obesitas 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 6 Rendah
187 J 45 P Jawa SMP Menikah > 6 bulan 48 144 23.1 Normal 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5 Rendah
188 E 44 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 49 160 19.1 Normal 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 8 Sedang
189 F 44 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 71 161 27.4 Obesitas 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 Rendah
190 S 45 L Jawa SD Menikah > 6 bulan 72 162 27.4 Obesitas 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 9 Sedang
Tidak
191 S 22 P Minang SMA menikah < 6 bulan 49 158 19.6 Normal 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 5 Rendah
192 N 43 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 70 148 32.0 Obesitas 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5 Rendah
193 N 43 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 70 163 26.3 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
194 Z 45 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 72 171 24.6 Normal 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 6 Rendah
195 M 45 P Minang SMP Menikah > 6 bulan 72 155 30.0 Obesitas 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 7 Rendah
Tidak
196 L 33 L Jawa SMP menikah < 6 bulan 80 166 29.0 Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 Rendah
197 T 40 P Minang SMP Menikah > 6 bulan 53 153 22.6 Normal 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 7 Rendah
198 Z 44 L Jawa SMA Menikah > 6 bulan 71 168 25.2 Overweight 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 Rendah
199 F 43 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 70 146 32.8 Obesitas 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 8 Sedang
Perguruan Tidak
200 M 33 P Minang tinggi menikah < 6 bulan 60 150 26.7 Overweight 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 6 Rendah
201 A 45 P Minang SD Menikah > 6 bulan 72 151 31.6 Obesitas 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 8 Sedang
Perguruan
202 N 43 L Minang tinggi Menikah > 6 bulan 70 160 27.3 Obesitas 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Tinggi
Tidak
203 N 26 P Minang SMA menikah < 6 bulan 60 162 22.9 Normal 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 8 Sedang

204 N 37 P Minang SMP Menikah < 6 bulan 64 155 26.6 Overweight 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 6 Rendah
205 J 40 L Jawa SMA Menikah > 6 bulan 67 166 24.3 Normal 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 Rendah
Tidak
206 J 41 L Minang SD menikah > 6 bulan 68 164 25.3 Overweight 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 5 Rendah
207 J 36 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 63 158 25.2 Overweight 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 8 Sedang
Perguruan
208 E 45 L Minang tinggi Menikah > 6 bulan 72 162 27.4 Obesitas 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Tinggi
209 F 38 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 65 144 31.3 Obesitas 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 5 Rendah
210 M 37 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 64 156 26.3 Overweight 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 10 Sedang
211 S 42 L Minang SD Menikah > 6 bulan 69 163 26.0 Overweight 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Rendah
212 S 43 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 70 152 30.3 Obesitas 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 8 Sedang
Tidak
213 P 27 P Minang SMA menikah < 6 bulan 54 162 20.6 Normal 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 5 Rendah
214 Z 42 L Batak SMP Menikah > 6 bulan 51 163 19.2 Normal 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 Rendah
Tidak
215 D 25 P Minang SD menikah < 6 bulan 52 154 21.9 Normal 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
216 N 42 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 155 28.7 Obesitas 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6 Rendah
217 K 40 P Melayu SMA Menikah > 6 bulan 67 147 31.0 Obesitas 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
Perguruan
218 N 44 L Minang tinggi Menikah > 6 bulan 71 165 26.1 Overweight 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 6 Rendah
219 T 45 P Batak SMA Menikah > 6 bulan 72 156 29.6 Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 Rendah
220 K 44 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 71 160 27.7 Obesitas 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 7 Rendah
221 M 44 P Minang SMP Menikah > 6 bulan 71 152 30.7 Obesitas 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 Tinggi
222 M 45 P Jawa SMA Menikah > 6 bulan 72 156 29.6 Obesitas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 18 Tinggi
223 E 38 L Minang SMP Menikah < 6 bulan 59 164 21.9 Normal 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 Rendah
Tidak
224 R 23 L Minang SD menikah < 6 bulan 63 165 23.1 Normal 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 7 Rendah
225 S 43 P Jawa SMA Menikah > 6 bulan 70 160 27.3 Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 7 Rendah
226 S 40 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 67 151 29.4 Obesitas 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 Rendah

227 J 30 L Minang SMA Menikah < 6 bulan 57 162 21.7 Normal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 8 Sedang
228 A 43 L Melayu SMP Menikah > 6 bulan 56 168 19.8 Normal 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Rendah
229 N 34 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 61 148 27.8 Obesitas 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 Rendah
230 Y 33 L Minang SMP Menikah < 6 bulan 60 163 22.6 Normal 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Rendah
Tidak
231 S 27 P Jawa SMA menikah < 6 bulan 54 156 22.2 Normal 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 9 Sedang
232 R 38 L Jawa SMA Menikah < 6 bulan 65 160 25.4 Overweight 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 Tinggi
233 B 33 P Jawa SMA Menikah < 6 bulan 60 152 26.0 Overweight 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 9 Sedang
Perguruan
234 Z 30 P Minang tinggi Menikah < 6 bulan 57 156 23.4 Normal 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 6 Rendah
235 Y 38 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 65 154 27.4 Obesitas 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
Perguruan
236 S 38 L Melayu tinggi Menikah < 6 bulan 65 165 23.9 Normal 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Tinggi
237 N 43 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 70 160 27.3 Obesitas 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 11 Sedang
Perguruan
238 B 32 P Batak tinggi Menikah < 6 bulan 59 151 25.9 Overweight 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 Tinggi
239 N 41 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 68 162 25.9 Overweight 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 Rendah
240 A 43 L Jawa SD Menikah < 6 bulan 70 168 24.8 Normal 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 7 Rendah
241 J 35 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 62 148 28.3 Obesitas 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 Rendah
Perguruan
242 S 39 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 66 163 24.8 Normal 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 6 Rendah
Tidak
243 J 24 P Minang SMA menikah < 6 bulan 51 161 19.7 Normal 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 5 Rendah
244 A 33 P Jawa SMA Menikah < 6 bulan 60 155 25.0 Normal 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 Rendah
245 B 38 L Minang SD Menikah < 6 bulan 65 166 23.6 Normal 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7 Rendah
Tidak
246 S 26 P Minang SMA menikah < 6 bulan 53 153 22.6 Normal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Rendah
Tidak
247 M 33 P Minang SMA menikah < 6 bulan 60 158 24.0 Normal 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 9 Sedang
248 S 38 L Minang SMP Menikah < 6 bulan 65 156 26.7 Overweight 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 6 Rendah
Tidak
249 M 27 P Jawa SD menikah < 6 bulan 54 150 24.0 Normal 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 6 Rendah

250 S 37 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 64 151 28.1 Obesitas 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7 Rendah
251 B 36 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 63 150 28.0 Obesitas 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 10 Sedang
Perguruan
252 S 31 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 77 172 26.0 Overweight 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6 Rendah
Tidak
253 Y 27 P Minang SD menikah < 6 bulan 64 155 26.6 Overweight 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 7 Rendah
254 O 31 L Batak SMA Menikah < 6 bulan 82 166 29.8 Obesitas 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 10 Sedang
Tidak
255 A 27 P Minang SMP menikah < 6 bulan 68 154 28.7 Obesitas 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 13 Sedang
256 D 33 P Jawa SMA Menikah < 6 bulan 53 158 21.2 Normal 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 9 Sedang
Tidak
257 R 27 L Minang SMP menikah < 6 bulan 74 162 28.2 Obesitas 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 6 Rendah
258 R 38 L Minang SD Menikah < 6 bulan 55 154 23.2 Normal 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 10 Sedang
259 R 38 P Minang SMA Menikah < 6 bulan 51 156 21.0 Normal 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 9 Sedang
260 J 43 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 70 153 29.9 Obesitas 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 8 Sedang
261 E 42 L Minang SMA Menikah > 6 bulan 69 162 26.3 Overweight 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 9 Sedang
262 F 45 L Minang SMP Menikah > 6 bulan 72 172 24.3 Normal 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 9 Sedang
263 R 36 P Batak SD Menikah < 6 bulan 63 153 26.9 Overweight 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 10 Sedang
264 S 41 P Minang SMA Menikah > 6 bulan 68 154 28.7 Obesitas 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 10 Sedang
265 S 40 P Minang SMP Menikah > 6 bulan 53 155 22.1 Normal 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 7 Rendah
Tidak
266 J 43 L Melayu SMA menikah < 6 bulan 70 157 28.4 Obesitas 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 Rendah
267 A 42 L Minang SD Menikah > 6 bulan 69 165 25.3 Overweight 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 10 Sedang
Perguruan
268 N 37 L Minang tinggi Menikah < 6 bulan 64 166 23.2 Normal 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Tinggi
Tidak
269 E 38 P Minang SMA menikah < 6 bulan 65 150 28.9 Obesitas 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tinggi
Tidak
270 R 42 P Melayu SMA menikah < 6 bulan 69 152 29.9 Obesitas 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 8 Sedang

MASTER TABEL

Efikasi Diri Dukungan sosial Perilaku perawatan hipertensi


No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml % Ktg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml % Ktg 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jml % Ktg

1 6 6 10 10 10 3 6 10 6 10 77 77.0 Kurang 4 5 2 3 1 4 2 3 4 3 31 51.7 Kurang 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 3 4 36 45.0 Kurang


2 10 10 10 6 10 6 10 6 10 6 84 84.0 Baik 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 27 45.0 Kurang 3 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 2 3 2 39 48.8 Baik
3 10 6 6 3 6 6 6 6 3 6 58 58.0 Kurang 3 4 3 5 2 5 4 4 3 4 37 61.7 Kurang 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 35 43.8 Kurang
4 10 10 3 6 3 6 3 6 6 3 56 56.0 Kurang 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 28 46.7 Kurang 4 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 38 47.5 Kurang
5 10 3 3 6 10 3 10 3 3 3 54 54.0 Kurang 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 27 45.0 Kurang 4 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 3 3 4 4 43 53.8 Baik
6 10 10 6 10 3 3 10 3 3 3 61 61.0 Kurang 3 2 5 4 4 3 5 3 2 4 35 58.3 Kurang 4 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 4 4 3 4 3 46 57.5 Baik
7 6 3 6 10 3 6 6 10 10 10 70 70.0 Kurang 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3 29 48.3 Kurang 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 2 2 35 43.8 Kurang
8 10 10 6 3 10 10 6 3 6 3 67 67.0 Kurang 3 4 4 4 6 4 4 6 3 3 41 68.3 Kurang 4 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 4 4 45 56.3 Baik
9 6 3 6 10 3 6 10 10 10 10 74 74.0 Kurang 2 2 3 4 3 4 2 2 3 3 28 46.7 Kurang 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 37 46.3 Kurang
10 10 6 10 3 3 6 3 3 3 6 53 53.0 Kurang 4 4 1 3 3 3 2 3 1 4 28 46.7 Kurang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 43 53.8 Baik
11 6 10 3 6 10 6 3 3 3 10 60 60.0 Kurang 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 34 56.7 Kurang 2 3 2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 62 77.5 Baik
12 10 10 10 6 3 6 10 10 6 3 74 74.0 Kurang 3 3 2 3 3 2 2 2 2 4 26 43.3 Kurang 4 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2 4 3 38 47.5 Kurang
13 6 6 3 3 10 6 3 3 10 6 56 56.0 Kurang 4 4 6 2 2 3 3 3 2 2 31 51.7 Kurang 4 4 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 4 4 4 46 57.5 Baik
14 10 3 3 3 6 6 10 3 6 10 60 60.0 Kurang 4 2 3 2 4 4 4 4 2 1 30 50.0 Kurang 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 38 47.5 Kurang
15 10 3 3 3 6 10 3 10 6 10 64 64.0 Kurang 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 28 46.7 Kurang 4 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 3 2 3 41 51.3 Baik
16 10 10 10 10 6 6 6 10 6 6 80 80.0 Baik 4 4 6 3 3 6 3 3 4 2 38 63.3 Kurang 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3 3 3 4 43 53.8 Baik
17 3 3 10 10 3 3 10 10 10 3 65 65.0 Kurang 2 2 1 3 3 3 2 1 2 2 21 35.0 Kurang 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 4 2 2 37 46.3 Kurang
18 10 10 3 3 10 3 3 3 3 10 58 58.0 Kurang 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 33 55.0 Kurang 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 4 3 2 3 38 47.5 Kurang
19 6 10 10 3 3 3 10 6 10 10 71 71.0 Kurang 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 27 45.0 Kurang 3 4 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 2 42 52.5 Baik
20 3 10 10 10 3 6 6 10 10 3 71 71.0 Kurang 3 2 2 6 4 6 2 4 4 4 37 61.7 Kurang 3 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 41 51.3 Baik
21 6 6 6 3 3 3 6 10 3 6 52 52.0 Kurang 3 3 3 2 2 3 4 4 2 3 29 48.3 Kurang 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 4 2 3 44 55.0 Baik
22 10 10 3 3 10 3 3 3 6 10 61 61.0 Kurang 1 4 4 5 3 3 5 2 2 2 31 51.7 Kurang 3 2 2 2 2 4 2 1 1 2 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 38 47.5 Kurang
23 6 3 10 10 10 6 10 10 10 10 85 85.0 Baik 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 29 48.3 Kurang 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 58 72.5 Baik
24 6 6 10 6 6 6 3 3 6 6 58 58.0 Kurang 4 3 5 4 3 2 5 4 4 4 38 63.3 Kurang 3 2 2 3 3 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 34 42.5 Kurang
25 10 6 6 10 3 6 10 10 3 6 70 70.0 Kurang 3 4 2 2 1 3 4 2 3 2 26 43.3 Kurang 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2 4 2 4 4 38 47.5 Kurang
26 3 10 3 3 10 3 10 3 3 10 58 58.0 Kurang 4 3 1 3 2 4 3 2 3 3 28 46.7 Kurang 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 2 2 4 4 41 51.3 Baik
27 3 10 6 3 3 3 6 3 6 3 46 46.0 Kurang 1 2 5 2 3 1 3 5 1 2 25 41.7 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 38 47.5 Kurang
28 3 10 6 10 3 6 10 10 10 3 71 71.0 Kurang 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 29 48.3 Kurang 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 39 48.8 Baik
29 6 3 3 10 10 10 3 3 6 10 64 64.0 Kurang 3 1 4 4 3 1 4 2 1 3 26 43.3 Kurang 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 36 45.0 Kurang
30 10 10 6 3 3 6 3 3 6 10 60 60.0 Kurang 2 4 3 6 3 4 2 5 6 4 39 65.0 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 2 42 52.5 Baik
31 6 6 3 10 3 6 3 10 6 6 59 59.0 Kurang 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 24 40.0 Kurang 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 4 2 2 37 46.3 Kurang
32 3 10 10 3 10 6 3 3 6 10 64 64.0 Kurang 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 38 63.3 Kurang 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 2 3 36 45.0 Kurang
33 6 6 10 10 3 6 10 10 6 6 73 73.0 Kurang 4 4 2 3 3 1 1 3 1 3 25 41.7 Kurang 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 3 1 2 3 4 38 47.5 Kurang
34 10 6 10 10 10 6 10 6 6 6 80 80.0 Baik 4 3 3 2 1 3 3 1 3 3 26 43.3 Kurang 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 2 41 51.3 Baik
35 10 6 3 3 6 6 3 6 10 6 59 59.0 Kurang 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 35 58.3 Kurang 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 4 4 3 34 42.5 Kurang
36 10 10 10 6 6 10 10 6 6 10 84 84.0 Baik 2 3 3 1 3 3 1 2 3 3 24 40.0 Kurang 4 2 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 37 46.3 Kurang
37 6 10 10 6 6 6 3 3 3 3 56 56.0 Kurang 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 30 50.0 Kurang 4 4 4 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 4 4 48 60.0 Baik
38 10 3 10 10 3 3 10 10 3 3 65 65.0 Kurang 3 2 4 3 5 3 2 3 2 4 31 51.7 Kurang 4 3 4 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 4 4 3 45 56.3 Baik
39 10 10 3 10 10 10 6 10 10 3 82 82.0 Baik 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 32 53.3 Kurang 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 2 2 36 45.0 Kurang
40 10 3 6 3 3 3 6 3 6 10 53 53.0 Kurang 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 32 53.3 Kurang 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 36 45.0 Kurang
41 6 3 10 3 3 6 3 3 3 3 43 43.0 Kurang 2 2 2 2 4 3 5 4 3 3 30 50.0 Kurang 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 34 42.5 Kurang
42 10 6 3 3 3 3 3 10 6 6 53 53.0 Kurang 4 4 3 2 5 3 4 3 3 4 35 58.3 Kurang 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 36 45.0 Kurang
43 6 10 10 6 10 3 10 10 6 10 81 81.0 Baik 4 3 4 2 3 3 2 4 3 1 29 48.3 Kurang 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 3 39 48.8 Baik
44 10 10 10 10 10 10 6 10 10 3 89 89.0 Baik 3 3 5 3 5 1 3 2 1 4 30 50.0 Kurang 2 3 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 43 53.8 Baik
45 10 10 10 6 10 10 3 10 10 6 85 85.0 Baik 4 6 3 4 3 2 3 3 1 2 31 51.7 Kurang 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 1 2 3 4 4 4 64 80.0 Baik
46 10 10 10 10 3 6 10 3 6 3 71 71.0 Kurang 2 2 2 1 3 3 4 4 2 3 26 43.3 Kurang 3 4 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 4 4 2 3 3 2 2 4 55 68.8 Baik
47 10 10 3 3 10 3 3 3 6 10 61 61.0 Kurang 4 4 5 3 2 5 3 3 1 3 33 55.0 Kurang 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 1 3 3 3 4 3 63 78.8 Baik
48 10 6 10 10 3 3 3 3 3 6 57 57.0 Kurang 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 31 51.7 Kurang 1 1 2 3 2 3 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 2 2 3 2 37 46.3 Kurang
49 3 3 10 10 3 6 10 10 10 3 68 68.0 Kurang 2 2 1 1 1 3 3 2 1 3 19 31.7 Kurang 2 2 2 4 3 2 2 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 4 2 2 45 56.3 Baik
50 10 3 10 10 3 3 6 10 3 3 61 61.0 Kurang 4 4 4 2 3 3 4 2 3 2 31 51.7 Kurang 2 3 2 2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 2 4 3 2 3 59 73.8 Baik
51 3 3 3 3 3 6 10 6 6 10 53 53.0 Kurang 3 3 1 2 2 1 3 2 2 3 22 36.7 Kurang 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 36 45.0 Kurang
52 10 10 10 10 3 6 10 3 3 3 68 68.0 Kurang 3 2 2 2 2 1 2 4 1 1 20 33.3 Kurang 3 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 3 3 2 36 45.0 Kurang
53 10 10 6 10 10 6 6 10 10 6 84 84.0 Baik 3 3 2 4 4 5 4 4 2 3 34 56.7 Kurang 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 42 52.5 Baik
54 10 10 6 10 3 6 10 3 3 10 71 71.0 Kurang 2 4 2 3 1 1 2 2 2 1 20 33.3 Kurang 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 36 45.0 Kurang
55 6 6 3 3 10 6 3 6 6 6 55 55.0 Kurang 2 2 3 3 6 3 3 3 3 1 29 48.3 Kurang 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 2 3 2 36 45.0 Kurang
56 10 10 10 6 6 6 10 10 6 6 80 80.0 Baik 4 3 3 2 3 6 6 2 2 3 34 56.7 Kurang 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 41 51.3 Baik
57 10 6 10 10 10 10 6 6 10 6 84 84.0 Baik 3 6 6 3 2 2 2 4 4 4 36 60.0 Kurang 4 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 4 3 3 4 4 43 53.8 Baik
58 10 10 10 3 6 6 10 10 10 10 85 85.0 Baik 4 3 2 3 6 5 6 4 2 3 38 63.3 Kurang 4 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 3 4 4 4 46 57.5 Baik
59 6 6 6 3 3 3 6 3 10 6 52 52.0 Kurang 2 2 3 3 1 2 2 3 3 1 22 36.7 Kurang 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 35 43.8 Kurang
60 10 3 10 10 10 3 10 3 10 3 72 72.0 Kurang 4 6 3 1 3 2 6 4 4 3 36 60.0 Kurang 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 45 56.3 Baik
61 3 6 3 3 3 3 3 6 3 6 39 39.0 Kurang 2 3 3 6 3 5 3 3 4 3 35 58.3 Kurang 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 4 3 3 3 2 2 36 45.0 Kurang
62 6 6 3 3 3 6 6 6 3 3 45 45.0 Kurang 4 3 6 6 5 3 3 3 3 3 39 65.0 Kurang 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 4 3 4 3 43 53.8 Baik
63 3 6 10 3 3 3 3 6 10 10 57 57.0 Kurang 4 3 6 2 2 3 3 3 4 3 33 55.0 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 4 36 45.0 Kurang
64 10 3 3 3 10 10 10 3 3 3 58 58.0 Kurang 3 3 3 2 3 1 6 3 2 2 28 46.7 Kurang 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 4 3 2 3 39 48.8 Baik
65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 30.0 Kurang 3 6 5 6 5 3 3 2 3 2 38 63.3 Kurang 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 l 2 1 3 2 2 33 41.3 Kurang
66 3 6 10 10 3 3 3 6 10 10 64 64.0 Kurang 3 3 5 2 2 2 6 3 4 2 32 53.3 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 3 41 51.3 Baik
67 3 3 6 3 3 3 3 3 6 3 36 36.0 Kurang 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 26 43.3 Kurang 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 1 3 3 37 46.3 Kurang
68 3 6 10 10 3 3 3 6 10 3 57 57.0 Kurang 2 6 5 6 6 2 1 1 3 4 36 60.0 Kurang 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 2 1 1 3 3 37 46.3 Kurang
69 3 6 10 6 3 3 3 6 10 10 60 60.0 Kurang 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1 27 45.0 Kurang 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 3 3 4 2 39 48.8 Baik
70 10 6 6 6 10 10 10 6 6 3 73 73.0 Kurang 3 3 3 3 3 6 2 3 2 3 31 51.7 Kurang 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 37 46.3 Kurang
71 3 6 10 6 3 3 3 6 10 10 60 60.0 Kurang 3 3 3 2 1 2 2 1 2 2 21 35.0 Kurang 4 1 2 2 2 1 3 3 3 2 1 2 2 1 2 2 3 3 3 2 44 55.0 Baik
72 10 6 3 3 10 10 10 6 3 6 67 67.0 Kurang 3 6 3 6 2 3 3 4 1 1 32 53.3 Kurang 2 3 4 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 3 37 46.3 Kurang
73 6 6 3 10 6 6 6 6 3 6 58 58.0 Kurang 3 3 2 3 2 2 3 3 4 2 27 45.0 Kurang 3 1 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 4 4 40 50.0 Baik
74 6 10 6 3 6 6 6 10 6 6 65 65.0 Kurang 2 6 3 2 6 6 6 3 1 2 37 61.7 Kurang 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 4 37 46.3 Kurang
75 6 6 3 3 6 6 6 6 3 3 48 48.0 Kurang 2 2 3 6 6 2 3 3 2 2 31 51.7 Kurang 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 36 45.0 Kurang
76 3 3 6 3 3 3 3 3 6 10 43 43.0 Kurang 1 3 3 1 2 2 2 2 2 4 22 36.7 Kurang 2 1 4 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 4 4 4 42 52.5 Baik
77 10 10 10 10 10 10 6 10 10 3 89 89.0 Baik 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 31 51.7 Kurang 3 4 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 39 48.8 Baik
78 6 10 10 10 6 10 10 3 6 10 81 81.0 Baik 4 3 2 1 4 4 4 3 3 3 31 51.7 Kurang 3 3 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 4 40 50.0 Baik
79 10 3 6 10 3 10 3 10 3 3 61 61.0 Kurang 2 1 3 4 2 3 2 4 3 2 26 43.3 Kurang 4 3 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 4 4 3 45 56.3 Baik
80 3 3 3 3 10 3 3 3 3 6 40 40.0 Kurang 3 2 5 3 2 3 6 2 4 3 33 55.0 Kurang 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 3 34 42.5 Kurang
81 3 6 10 10 3 3 6 3 6 3 53 53.0 Kurang 2 3 1 3 3 1 2 2 2 3 22 36.7 Kurang 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 3 44 55.0 Baik
82 3 3 3 6 3 3 3 3 3 10 40 40.0 Kurang 2 3 3 5 4 5 3 2 3 3 33 55.0 Kurang 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 1 2 2 1 31 38.8 Kurang
83 3 6 3 6 10 3 6 3 6 3 49 49.0 Kurang 4 3 1 6 2 1 3 3 3 1 27 45.0 Kurang 4 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 4 2 39 48.8 Baik
84 3 6 3 6 6 3 6 3 6 3 45 45.0 Kurang 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 34 56.7 Kurang 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 36 45.0 Kurang
85 10 6 10 10 10 10 6 10 6 10 88 88.0 Baik 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 29 48.3 Kurang 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 39 48.8 Baik
86 10 6 10 10 10 10 6 10 6 10 88 88.0 Baik 3 4 6 4 4 6 5 4 4 2 42 70.0 Baik 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 2 3 3 4 39 48.8 Baik
87 10 6 10 6 6 10 6 10 6 3 73 73.0 Kurang 3 4 6 4 4 6 5 4 4 4 4 6.7 Kurang 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 1 4 1 38 47.5 Kurang
88 6 6 3 6 10 6 6 6 6 10 65 65.0 Kurang 2 1 4 6 4 4 6 5 4 4 40 66.7 Kurang 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 3 3 37 46.3 Kurang
89 6 10 10 6 3 6 10 6 10 3 70 70.0 Kurang 2 4 4 4 6 3 6 4 2 2 37 61.7 Kurang 4 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 37 46.3 Kurang
90 6 6 6 6 3 6 6 6 6 10 61 61.0 Kurang 1 4 6 4 4 6 5 4 4 3 41 68.3 Kurang 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 37 46.3 Kurang
91 3 3 6 10 6 3 3 3 3 6 46 46.0 Kurang 3 3 3 3 3 2 2 1 4 4 28 46.7 Kurang 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 39 48.8 Baik
92 6 6 10 3 6 10 10 3 3 6 63 63.0 Kurang 3 3 3 2 3 2 4 4 3 2 29 48.3 Kurang 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 4 38 47.5 Kurang
93 10 3 3 10 3 10 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 3 4 3 4 5 4 3 3 3 3 35 58.3 Kurang 3 3 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 4 2 4 41 51.3 Baik
94 10 6 3 3 3 6 3 6 6 3 49 49.0 Kurang 3 4 6 4 4 6 5 4 4 2 42 70.0 Baik 4 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 43 53.8 Baik
95 10 6 10 3 6 10 10 3 3 10 71 71.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 3 4 44 73.3 Baik 3 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 3 3 39 48.8 Baik
96 3 3 10 10 10 3 3 3 3 3 51 51.0 Kurang 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 29 48.3 Kurang 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 3 2 38 47.5 Kurang
97 10 6 3 3 6 3 3 6 6 3 49 49.0 Kurang 2 3 3 2 4 3 1 2 3 2 25 41.7 Kurang 4 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 46 57.5 Baik
98 6 3 10 3 6 3 10 6 6 3 56 56.0 Kurang 3 3 6 3 2 1 4 3 3 4 32 53.3 Kurang 3 3 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 37 46.3 Kurang
99 10 10 3 10 6 3 3 6 6 3 60 60.0 Kurang 4 3 2 3 3 1 2 3 3 1 25 41.7 Kurang 3 3 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 40 50.0 Baik
100 6 10 10 3 6 10 10 3 3 6 67 67.0 Kurang 1 3 3 4 4 2 3 3 3 3 29 48.3 Kurang 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 4 3 3 42 52.5 Baik
101 6 10 10 10 6 10 6 6 6 3 73 73.0 Kurang 3 2 4 3 3 6 3 3 2 1 30 50.0 Kurang 4 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 2 46 57.5 Baik
102 6 3 3 6 6 3 6 3 3 3 42 42.0 Kurang 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 30 50.0 Kurang 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 4 51 63.8 Baik
103 10 10 6 6 10 10 6 3 3 6 70 70.0 Kurang 1 1 3 3 2 1 3 3 4 3 24 40.0 Kurang 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 3 3 4 36 45.0 Kurang
104 10 10 6 6 6 3 3 6 6 6 62 62.0 Kurang 2 3 6 4 2 3 2 6 1 3 32 53.3 Kurang 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 3 36 45.0 Kurang
105 3 10 10 3 3 10 10 10 10 6 75 75.0 Kurang 2 2 1 3 2 2 3 3 3 4 25 41.7 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3 4 46 57.5 Baik
106 10 3 6 3 3 6 3 6 6 3 49 49.0 Kurang 2 2 1 2 4 1 1 1 1 4 19 31.7 Kurang 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 4 2 1 3 2 36 45.0 Kurang
107 3 6 3 3 3 6 3 6 6 6 45 45.0 Kurang 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 34 56.7 Kurang 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 4 2 3 4 4 4 44 55.0 Baik
108 3 10 3 3 6 3 3 6 6 3 46 46.0 Kurang 3 4 6 4 4 6 5 4 4 2 42 70.0 Baik 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 40 50.0 Baik
109 6 3 3 3 3 3 10 6 6 3 46 46.0 Kurang 3 4 3 6 3 3 1 2 4 4 33 55.0 Kurang 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 4 4 4 4 3 2 42 52.5 Baik
110 10 10 6 10 3 10 10 6 6 6 77 77.0 Kurang 2 3 4 4 2 2 3 3 1 1 25 41.7 Kurang 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 1 3 1 3 4 37 46.3 Kurang
111 10 10 10 3 6 3 10 6 6 10 74 74.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 3 3 43 71.7 Baik 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 40 50.0 Baik
112 6 10 10 6 6 3 10 10 10 6 77 77.0 Kurang 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 33 55.0 Kurang 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 3 4 3 49 61.3 Baik
113 10 10 10 3 6 10 3 6 6 6 70 70.0 Kurang 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 32 53.3 Kurang 4 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 3 3 35 43.8 Kurang
114 10 3 3 10 3 3 3 3 3 6 47 47.0 Kurang 4 4 6 4 4 6 5 4 4 3 44 73.3 Baik 3 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 2 2 2 38 47.5 Kurang
115 6 6 10 3 6 10 10 3 3 6 63 63.0 Kurang 3 3 3 2 3 1 4 3 3 2 27 45.0 Kurang 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 40 50.0 Baik
116 10 3 3 10 3 10 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 34 56.7 Kurang 4 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 4 3 4 3 4 45 56.3 Baik
117 10 6 3 3 3 6 3 3 3 6 46 46.0 Kurang 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 26 43.3 Kurang 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3 1 1 1 3 35 43.8 Kurang
118 10 6 10 3 6 10 10 6 6 10 77 77.0 Kurang 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 25 41.7 Kurang 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 37 46.3 Kurang
119 3 3 10 10 10 3 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 2 4 4 4 4 2 1 1 3 4 29 48.3 Kurang 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 3 33 41.3 Kurang
120 10 6 3 3 6 3 3 3 3 3 43 43.0 Kurang 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 29 48.3 Kurang 4 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 4 3 1 2 40 50.0 Baik
121 6 3 10 3 6 3 10 6 6 3 56 56.0 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 3 1 3 28 46.7 Kurang 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 1 4 4 41 51.3 Baik
122 10 10 10 10 10 10 6 10 10 3 89 89.0 Baik 3 3 3 2 1 2 6 1 2 3 26 43.3 Kurang 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 42 52.5 Baik
123 6 10 10 10 6 10 10 3 6 10 81 81.0 Baik 3 4 6 4 4 6 5 4 4 4 44 73.3 Baik 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 2 3 3 65 81.3 Baik
124 6 10 10 10 6 10 6 3 3 6 70 70.0 Kurang 3 3 2 3 2 6 3 3 4 3 32 53.3 Kurang 3 1 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 1 3 4 54 67.5 Baik
125 6 3 3 6 6 3 6 6 6 3 48 48.0 Kurang 2 6 3 2 4 4 4 3 3 3 34 56.7 Kurang 3 1 3 3 2 2 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 60 75.0 Baik
126 10 10 6 6 10 10 6 3 3 3 67 67.0 Kurang 2 2 5 4 4 5 3 3 3 3 34 56.7 Kurang 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 2 1 3 2 33 41.3 Kurang
127 10 10 6 6 6 3 3 3 3 6 56 56.0 Kurang 1 4 6 4 4 6 5 4 4 4 42 70.0 Baik 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 4 2 3 2 4 41 51.3 Baik
128 3 10 10 3 3 10 10 6 6 6 67 67.0 Kurang 3 3 3 3 6 5 3 4 1 3 34 56.7 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 38 47.5 Kurang
129 10 3 6 3 3 6 3 10 10 6 60 60.0 Kurang 4 6 4 6 4 4 6 5 4 4 47 78.3 Baik 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 4 1 1 4 36 45.0 Kurang
130 3 6 3 3 3 6 3 6 6 3 42 42.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 4 4 45 75.0 Baik 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 4 4 4 2 3 3 43 53.8 Baik
131 3 10 3 3 6 3 3 6 6 6 49 49.0 Kurang 3 2 5 3 5 3 3 2 1 2 29 48.3 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 3 35 43.8 Kurang
132 6 3 3 3 3 3 10 6 6 3 46 46.0 Kurang 2 3 1 3 3 1 2 2 3 3 23 38.3 Kurang 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 1 3 37 46.3 Kurang
133 10 10 6 10 3 10 10 6 6 3 74 74.0 Kurang 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 32 53.3 Kurang 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 4 4 2 2 3 1 40 50.0 Baik
134 10 10 10 3 6 3 10 6 6 6 70 70.0 Kurang 4 3 1 4 2 1 3 3 3 1 25 41.7 Kurang 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 1 3 1 2 2 36 45.0 Kurang
135 6 10 3 6 6 3 10 6 6 10 66 66.0 Kurang 4 3 5 2 3 5 4 3 3 4 36 60.0 Kurang 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 4 48 60.0 Baik
136 10 10 3 3 6 10 3 10 10 6 71 71.0 Kurang 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 29 48.3 Kurang 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 49 61.3 Baik
137 10 10 10 10 10 10 6 10 10 3 89 89.0 Baik 3 4 4 4 4 5 3 4 4 2 37 61.7 Kurang 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 43 53.8 Baik
138 6 10 10 10 6 10 10 3 6 10 81 81.0 Baik 3 4 6 4 4 6 5 4 4 2 42 70.0 Baik 3 2 3 2 2 2 3 3 1 1 3 1 3 2 3 2 3 1 2 1 43 53.8 Baik
139 3 6 3 3 3 10 6 3 3 6 46 46.0 Kurang 2 1 3 3 1 3 3 1 4 4 25 41.7 Kurang 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 34 42.5 Kurang
140 6 3 6 3 6 6 3 3 6 6 48 48.0 Kurang 2 4 6 4 4 6 5 4 4 2 41 68.3 Kurang 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 36 45.0 Kurang
141 3 3 6 6 10 6 6 3 3 6 52 52.0 Kurang 1 3 3 1 2 5 6 2 3 3 29 48.3 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 40 50.0 Baik
142 3 6 6 10 6 6 3 6 3 10 59 59.0 Kurang 3 3 3 3 3 2 2 1 4 4 28 46.7 Kurang 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 34 42.5 Kurang
143 6 6 3 6 6 6 3 6 6 6 54 54.0 Kurang 3 3 3 2 5 5 4 4 3 2 34 56.7 Kurang 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 2 39 48.8 Baik
144 6 6 6 6 6 6 6 6 10 3 61 61.0 Kurang 3 4 3 4 3 6 3 6 3 3 38 63.3 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 39 48.8 Baik
145 6 3 3 6 6 6 6 3 6 3 48 48.0 Kurang 3 4 6 4 4 6 5 4 4 2 42 70.0 Baik 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 1 2 2 2 33 41.3 Kurang
146 3 6 3 6 6 10 6 6 6 10 62 62.0 Kurang 2 4 3 5 5 3 3 3 3 4 35 58.3 Kurang 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 2 2 3 3 3 40 50.0 Baik
147 6 3 6 6 6 6 3 3 6 6 51 51.0 Kurang 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 29 48.3 Kurang 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 38 47.5 Kurang
148 3 3 10 6 10 3 6 3 6 6 56 56.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 3 2 42 70.0 Baik 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 40 50.0 Baik
149 3 6 6 10 6 3 3 6 6 6 55 55.0 Kurang 3 3 1 5 2 1 4 3 3 4 29 48.3 Kurang 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 50 62.5 Baik
150 6 10 6 3 6 3 10 10 6 6 66 66.0 Kurang 4 3 2 3 3 1 2 3 3 1 25 41.7 Kurang 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 35 43.8 Kurang
151 10 6 6 6 6 3 3 6 10 6 62 62.0 Kurang 1 3 3 4 4 2 3 3 3 3 29 48.3 Kurang 3 3 2 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 39 48.8 Baik
152 6 6 6 10 6 10 10 6 3 6 69 69.0 Kurang 3 2 4 3 3 1 3 3 2 1 25 41.7 Kurang 4 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 40 50.0 Baik
153 6 6 6 6 6 10 6 6 6 10 68 68.0 Kurang 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 30 50.0 Kurang 3 2 3 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 37 46.3 Kurang
154 6 6 6 6 6 3 6 6 10 6 61 61.0 Kurang 1 1 3 3 2 1 3 3 4 3 24 40.0 Kurang 4 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3 2 39 48.8 Baik
155 6 6 10 6 10 10 6 6 6 3 69 69.0 Kurang 2 3 6 4 2 3 2 4 1 3 30 50.0 Kurang 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 38 47.5 Kurang
156 6 6 6 6 6 3 3 6 10 10 62 62.0 Kurang 2 2 1 3 2 2 3 3 3 4 25 41.7 Kurang 3 3 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 37 46.3 Kurang
157 10 10 10 10 10 10 6 10 10 3 89 89.0 Baik 2 2 1 2 4 1 1 1 1 4 19 31.7 Kurang 3 3 3 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 2 41 51.3 Baik
158 6 10 10 10 6 10 10 3 6 10 81 81.0 Baik 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 34 56.7 Kurang 3 2 3 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 39 48.8 Baik
159 10 10 10 3 3 3 3 3 3 10 58 58.0 Kurang 3 1 1 2 2 2 1 2 3 2 19 31.7 Kurang 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 42 52.5 Baik
160 3 3 6 3 3 3 3 3 3 3 33 33.0 Kurang 3 4 3 3 3 3 1 2 4 4 30 50.0 Kurang 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 47 58.8 Baik
161 10 3 6 10 10 6 6 3 10 10 74 74.0 Kurang 2 6 4 4 2 2 3 6 1 1 31 51.7 Kurang 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 3 1 3 2 30 37.5 Kurang
162 10 10 10 3 3 3 3 10 10 6 68 68.0 Kurang 4 4 3 1 3 2 4 4 3 3 31 51.7 Kurang 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 3 1 3 3 3 39 48.8 Baik
163 3 3 6 3 3 3 3 10 3 6 43 43.0 Kurang 2 3 6 4 3 4 3 3 4 4 36 60.0 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 39 48.8 Baik
164 10 3 6 3 10 6 6 3 10 6 63 63.0 Kurang 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 32 53.3 Kurang 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 1 2 3 3 3 38 47.5 Kurang
165 10 3 3 10 3 3 3 10 6 6 57 57.0 Kurang 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 30 50.0 Kurang 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3 3 3 2 2 2 38 47.5 Kurang
166 6 6 10 3 6 10 10 3 3 6 63 63.0 Kurang 3 3 3 2 3 1 4 3 3 2 27 45.0 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 38 47.5 Kurang
167 10 3 3 10 3 10 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 3 4 4 6 5 3 3 2 3 4 37 61.7 Kurang 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 36 45.0 Kurang
168 10 6 3 3 3 6 3 3 3 6 46 46.0 Kurang 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 26 43.3 Kurang 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 40 50.0 Baik
169 10 6 10 3 6 10 10 6 6 10 77 77.0 Kurang 2 2 3 3 5 2 2 3 3 2 27 45.0 Kurang 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 40 50.0 Baik
170 3 3 10 10 10 3 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 2 4 4 4 4 2 1 1 3 4 29 48.3 Kurang 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2 3 37 46.3 Kurang
171 10 6 3 3 6 3 3 3 3 3 43 43.0 Kurang 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 29 48.3 Kurang 4 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 51 63.8 Baik
172 6 3 10 3 6 3 10 6 6 3 56 56.0 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 3 1 3 28 46.7 Kurang 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 37 46.3 Kurang
173 10 10 10 10 10 10 6 10 10 3 89 89.0 Baik 3 3 4 6 4 4 6 5 4 4 43 71.7 Baik 4 1 2 2 2 1 3 3 3 2 1 2 2 1 2 3 3 1 2 2 42 52.5 Baik
174 6 10 10 10 6 10 10 3 6 10 81 81.0 Baik 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 33 55.0 Kurang 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 49 61.3 Baik
175 6 10 10 10 6 10 6 3 3 6 70 70.0 Kurang 3 4 6 4 4 6 5 4 4 3 43 71.7 Baik 3 1 2 3 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 1 3 2 36 45.0 Kurang
176 6 3 3 6 6 3 6 6 6 3 48 48.0 Kurang 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 32 53.3 Kurang 3 1 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 3 2 3 2 40 50.0 Baik
177 10 10 6 6 10 10 6 3 3 3 67 67.0 Kurang 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 29 48.3 Kurang 2 3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 3 2 38 47.5 Kurang
178 10 10 6 6 6 3 3 3 3 6 56 56.0 Kurang 1 4 6 4 4 6 5 4 4 4 42 70.0 Baik 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 34 42.5 Kurang
179 3 10 10 3 3 10 10 6 6 6 67 67.0 Kurang 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 30 50.0 Kurang 3 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 2 34 42.5 Kurang
180 10 3 6 3 3 6 3 10 10 6 60 60.0 Kurang 4 3 2 1 4 4 6 3 1 2 30 50.0 Kurang 3 3 3 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 37 46.3 Kurang
181 10 10 10 10 10 6 10 6 6 3 81 81.0 Baik 2 1 3 4 2 3 2 4 4 4 29 48.3 Kurang 4 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 44 55.0 Baik
182 3 10 3 3 6 3 3 6 6 6 49 49.0 Kurang 3 2 4 6 2 3 3 2 1 2 28 46.7 Kurang 3 3 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 37 46.3 Kurang
183 6 3 3 3 3 3 10 6 6 3 46 46.0 Kurang 2 3 1 3 3 1 2 2 3 3 23 38.3 Kurang 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 3 34 42.5 Kurang
184 10 10 6 10 3 10 10 6 6 3 74 74.0 Kurang 6 3 3 4 4 3 3 2 4 4 36 60.0 Kurang 3 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 1 38 47.5 Kurang
185 10 10 10 3 6 3 10 6 6 6 70 70.0 Kurang 4 3 4 6 4 4 6 5 4 4 44 73.3 Baik 4 3 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 37 46.3 Kurang
186 6 10 3 6 6 3 10 6 6 10 66 66.0 Kurang 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 34 56.7 Kurang 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 2 36 45.0 Kurang
187 10 10 3 3 6 10 3 10 10 6 71 71.0 Kurang 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 29 48.3 Kurang 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 39 48.8 Baik
188 10 3 6 10 3 3 3 6 6 6 56 56.0 Kurang 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 36 60.0 Kurang 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 39 48.8 Baik
189 3 3 3 6 3 6 3 3 3 6 39 39.0 Kurang 3 4 6 4 4 6 5 4 4 2 42 70.0 Baik 3 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 1 2 1 33 41.3 Kurang
190 10 10 10 10 10 10 6 10 10 3 89 89.0 Baik 2 1 3 3 1 3 3 1 4 4 25 41.7 Kurang 3 3 3 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 39 48.8 Baik
191 6 10 10 10 6 10 10 3 6 10 81 81.0 Baik 2 4 4 4 4 3 4 4 2 2 33 55.0 Kurang 4 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 44 55.0 Baik
192 3 3 6 6 10 6 6 3 3 6 52 52.0 Kurang 1 3 3 1 2 3 3 2 3 3 24 40.0 Kurang 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2 35 43.8 Kurang
193 3 6 6 10 6 6 3 6 3 10 59 59.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 4 4 45 75.0 Baik 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 35 43.8 Kurang
194 6 10 10 6 6 10 10 10 10 6 84 84.0 Baik 3 5 3 2 3 2 6 4 5 2 35 58.3 Kurang 3 2 2 3 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 2 40 50.0 Baik
195 10 10 10 3 6 10 3 6 6 6 70 70.0 Kurang 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 33 55.0 Kurang 3 3 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 36 45.0 Kurang
196 10 3 3 10 3 3 3 3 3 6 47 47.0 Kurang 3 3 2 6 4 3 3 6 3 2 35 58.3 Kurang 4 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 35 43.8 Kurang
197 6 6 10 3 6 10 10 3 3 6 63 63.0 Kurang 6 4 3 2 4 3 3 3 3 4 35 58.3 Kurang 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 39 48.8 Baik
198 10 3 3 10 3 10 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 2 2 3 4 6 3 5 3 2 3 33 55.0 Kurang 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 3 2 37 46.3 Kurang
199 10 6 3 3 3 6 3 3 3 6 46 46.0 Kurang 2 6 3 2 4 3 1 2 3 2 28 46.7 Kurang 4 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 38 47.5 Kurang
200 10 6 10 3 6 10 10 6 6 10 77 77.0 Kurang 3 3 5 3 2 1 4 3 3 4 31 51.7 Kurang 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 38 47.5 Kurang
201 3 3 10 10 10 3 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 4 3 2 3 3 1 2 3 3 1 25 41.7 Kurang 3 3 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 36 45.0 Kurang
202 10 6 3 3 6 3 3 3 3 3 43 43.0 Kurang 1 3 3 4 4 2 3 6 3 3 32 53.3 Kurang 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 3 3 38 47.5 Kurang
203 6 3 10 3 6 3 10 6 6 3 56 56.0 Kurang 3 2 4 3 3 1 3 3 2 1 25 41.7 Kurang 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 30 37.5 Kurang
204 10 10 3 10 6 3 3 6 6 3 60 60.0 Kurang 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 30 50.0 Kurang 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 2 2 3 2 2 37 46.3 Kurang
205 6 10 10 3 6 10 10 6 6 3 70 70.0 Kurang 1 1 3 3 2 1 3 3 4 3 24 40.0 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 40 50.0 Baik
206 6 10 10 10 6 10 6 3 3 6 70 70.0 Kurang 2 3 3 4 2 3 2 4 1 3 27 45.0 Kurang 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 3 1 2 3 36 45.0 Kurang
207 6 3 3 6 6 3 6 6 6 3 48 48.0 Kurang 2 2 1 3 2 5 3 3 3 4 28 46.7 Kurang 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 3 2 38 47.5 Kurang
208 10 10 6 6 10 10 6 3 3 3 67 67.0 Kurang 2 2 1 2 4 1 1 1 1 4 19 31.7 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 35 43.8 Kurang
209 10 10 6 6 6 3 3 3 3 6 56 56.0 Kurang 4 4 4 5 4 2 3 3 4 2 35 58.3 Kurang 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 34 42.5 Kurang
210 3 10 10 3 3 10 10 6 6 6 67 67.0 Kurang 3 1 1 2 2 2 1 2 3 2 19 31.7 Kurang 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 3 4 40 50.0 Baik
211 10 3 6 3 3 6 3 10 10 6 60 60.0 Kurang 3 4 3 3 3 3 1 2 4 4 30 50.0 Kurang 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 34 42.5 Kurang
212 3 6 3 3 3 6 3 6 6 3 42 42.0 Kurang 2 3 5 4 2 2 3 3 1 1 26 43.3 Kurang 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 1 3 1 3 4 40 50.0 Baik
213 3 10 3 3 6 3 3 6 6 6 49 49.0 Kurang 4 4 3 1 3 5 4 4 3 3 34 56.7 Kurang 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 1 3 3 3 35 43.8 Kurang
214 6 3 3 3 3 3 10 6 6 3 46 46.0 Kurang 2 3 3 4 3 4 6 3 4 4 36 60.0 Kurang 3 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 4 4 3 4 3 44 55.0 Baik
215 10 10 6 10 3 10 10 6 6 3 74 74.0 Kurang 4 3 6 4 4 3 5 3 3 1 36 60.0 Kurang 4 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 41 51.3 Baik
216 10 10 10 3 6 3 10 6 6 6 70 70.0 Kurang 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 30 50.0 Kurang 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 38 47.5 Kurang
217 6 10 3 6 6 3 10 6 6 10 66 66.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 3 2 42 70.0 Baik 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 3 2 4 2 38 47.5 Kurang
218 10 10 3 3 6 10 3 10 10 6 71 71.0 Kurang 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 34 56.7 Kurang 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 35 43.8 Kurang
219 10 3 6 10 3 3 3 6 6 6 56 56.0 Kurang 3 3 2 2 2 6 4 3 2 3 30 50.0 Kurang 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 4 3 3 3 38 47.5 Kurang
220 3 3 3 6 3 6 3 3 3 6 39 39.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 6 2 45 75.0 Baik 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 2 3 35 43.8 Kurang
221 3 6 3 3 3 10 6 3 3 6 46 46.0 Kurang 2 4 4 4 4 2 1 1 3 4 29 48.3 Kurang 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 4 3 3 4 3 44 55.0 Baik
222 6 3 6 3 6 6 3 3 6 6 48 48.0 Kurang 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 29 48.3 Kurang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 4 3 1 2 41 51.3 Baik
223 3 3 6 6 10 6 6 3 3 6 52 52.0 Kurang 3 3 3 3 3 4 2 3 1 3 28 46.7 Kurang 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 4 4 39 48.8 Baik
224 3 6 6 10 6 6 3 6 3 10 59 59.0 Kurang 3 3 6 2 1 6 2 1 2 3 29 48.3 Kurang 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 1 2 2 34 42.5 Kurang
225 6 10 10 6 6 3 10 10 10 6 77 77.0 Kurang 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 33 55.0 Kurang 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 4 4 2 3 3 43 53.8 Baik
226 10 10 10 3 6 10 3 6 6 6 70 70.0 Kurang 3 3 6 3 2 2 3 3 4 3 32 53.3 Kurang 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 4 3 3 1 3 4 42 52.5 Baik
227 10 3 3 10 3 3 3 3 3 6 47 47.0 Kurang 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 32 53.3 Kurang 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 46 57.5 Baik
228 6 6 10 3 6 10 10 3 3 6 63 63.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 3 3 43 71.7 Baik 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 2 1 3 2 54 67.5 Baik
229 10 3 3 10 3 10 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 1 3 3 1 2 2 2 2 3 4 23 38.3 Kurang 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 3 32 40.0 Kurang
230 10 6 10 10 10 6 3 10 10 6 81 81.0 Baik 3 3 3 3 3 4 3 4 5 3 34 56.7 Kurang 3 4 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 3 4 41 51.3 Baik
231 10 6 10 10 6 10 10 6 6 10 84 84.0 Baik 4 3 2 1 4 4 4 3 1 2 28 46.7 Kurang 3 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 40 50.0 Baik
232 3 3 10 10 10 3 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 2 4 6 4 4 6 5 4 4 4 43 71.7 Baik 4 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 4 2 3 2 41 51.3 Baik
233 10 6 3 3 6 3 3 3 3 3 43 43.0 Kurang 3 2 4 3 2 3 3 2 1 2 25 41.7 Kurang 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 2 1 3 37 46.3 Kurang
234 6 3 10 3 6 3 10 6 6 3 56 56.0 Kurang 2 3 1 3 3 1 2 2 3 3 23 38.3 Kurang 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 38 47.5 Kurang
235 10 10 3 10 6 3 3 6 6 3 60 60.0 Kurang 2 3 3 5 4 3 3 2 4 4 33 55.0 Kurang 3 4 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 3 38 47.5 Kurang
236 6 10 10 10 6 10 10 6 6 10 84 84.0 Baik 4 4 6 4 4 6 5 4 4 1 42 70.0 Baik 4 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 3 2 4 2 42 52.5 Baik
237 6 10 10 10 10 10 6 10 10 6 88 88.0 Baik 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 34 56.7 Kurang 2 4 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 4 3 4 44 55.0 Baik
238 6 3 3 6 6 3 6 6 6 3 48 48.0 Kurang 3 5 3 2 2 2 3 3 4 4 31 51.7 Kurang 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 3 3 2 44 55.0 Baik
239 10 10 6 6 10 10 6 3 3 3 67 67.0 Kurang 3 4 6 4 4 6 3 4 4 2 40 66.7 Kurang 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 3 34 42.5 Kurang
240 10 10 6 6 6 3 3 3 3 6 56 56.0 Kurang 3 3 1 6 3 1 3 4 3 2 29 48.3 Kurang 3 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 1 4 4 40 50.0 Baik
241 3 10 10 3 3 10 10 6 6 6 67 67.0 Kurang 2 1 3 3 1 3 3 6 4 4 30 50.0 Kurang 3 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 40 50.0 Baik
242 10 3 6 3 3 6 3 10 10 6 60 60.0 Kurang 2 4 4 4 4 5 4 4 2 2 35 58.3 Kurang 4 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 38 47.5 Kurang
243 3 6 3 3 3 6 3 6 6 3 42 42.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 3 3 43 71.7 Baik 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 1 2 35 43.8 Kurang
244 3 10 3 3 6 3 3 6 6 6 49 49.0 Kurang 3 3 3 3 3 2 2 1 4 4 28 46.7 Kurang 3 4 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 38 47.5 Kurang
245 6 3 3 3 3 3 10 6 6 3 46 46.0 Kurang 3 3 3 6 3 2 4 4 3 2 33 55.0 Kurang 3 4 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 2 37 46.3 Kurang
246 10 10 6 10 3 10 10 6 6 3 74 74.0 Kurang 3 6 3 4 3 4 3 3 3 3 35 58.3 Kurang 3 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 3 38 47.5 Kurang
247 10 10 10 3 6 3 10 6 6 6 70 70.0 Kurang 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 29 48.3 Kurang 4 4 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 38 47.5 Kurang
248 6 10 3 6 6 3 10 6 6 10 66 66.0 Kurang 2 4 4 6 4 4 6 5 4 4 43 71.7 Baik 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 1 3 38 47.5 Kurang
249 10 10 10 3 10 10 10 10 10 6 89 89.0 Baik 2 2 3 4 3 6 4 3 2 3 32 53.3 Kurang 2 3 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 2 2 3 1 56 70.0 Baik
250 10 3 6 10 3 3 3 6 6 6 56 56.0 Kurang 2 3 3 2 4 3 1 2 3 2 25 41.7 Kurang 4 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 34 42.5 Kurang
251 3 3 3 6 3 6 3 3 3 6 39 39.0 Kurang 3 3 1 3 2 1 4 3 3 4 27 45.0 Kurang 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 4 3 2 1 1 1 1 4 36 45.0 Kurang
252 3 6 3 3 3 10 6 3 3 6 46 46.0 Kurang 4 3 2 3 3 1 2 3 3 1 25 41.7 Kurang 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 37 46.3 Kurang
253 6 3 6 3 6 6 3 3 6 6 48 48.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 3 3 43 71.7 Baik 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 4 36 45.0 Kurang
254 3 3 6 6 10 6 6 3 3 6 52 52.0 Kurang 3 2 4 6 3 1 3 3 2 1 28 46.7 Kurang 4 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 1 1 36 45.0 Kurang
255 3 6 6 10 6 6 3 6 3 10 59 59.0 Kurang 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 30 50.0 Kurang 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 1 2 2 3 35 43.8 Kurang
256 10 6 3 3 3 6 3 3 3 6 46 46.0 Kurang 1 1 3 3 2 1 3 3 4 3 24 40.0 Kurang 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 42 52.5 Baik
257 10 6 10 3 6 10 10 6 6 10 77 77.0 Kurang 2 3 3 4 2 3 5 4 1 3 30 50.0 Kurang 2 1 1 1 2 4 2 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 2 2 34 42.5 Kurang
258 3 3 10 10 10 3 3 3 3 6 54 54.0 Kurang 2 2 6 3 2 2 6 3 3 4 33 55.0 Kurang 3 3 2 3 3 1 2 2 1 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 52 65.0 Baik
259 10 6 3 3 6 3 3 3 3 3 43 43.0 Kurang 2 2 1 2 4 1 1 1 5 4 23 38.3 Kurang 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 4 1 1 1 1 4 2 1 3 4 45 56.3 Baik
260 6 3 10 3 6 3 10 6 6 3 56 56.0 Kurang 4 4 4 5 4 2 3 3 4 2 35 58.3 Kurang 3 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 4 35 43.8 Kurang
261 10 10 3 10 6 3 3 6 6 3 60 60.0 Kurang 3 1 1 5 2 2 1 2 3 2 22 36.7 Kurang 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 4 3 2 1 1 1 4 38 47.5 Kurang
262 6 10 10 3 6 10 10 6 6 3 70 70.0 Kurang 3 4 3 3 3 3 1 2 4 4 30 50.0 Kurang 2 4 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 3 38 47.5 Kurang
263 6 10 10 10 6 10 6 3 3 6 70 70.0 Kurang 2 3 4 4 6 2 3 3 1 1 29 48.3 Kurang 3 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 35 43.8 Kurang
264 10 10 10 10 10 10 6 10 6 3 85 85.0 Baik 4 6 4 4 6 5 4 4 3 3 43 71.7 Baik 3 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 4 39 48.8 Baik
265 10 10 6 6 10 10 6 3 3 3 67 67.0 Kurang 4 2 3 2 3 4 4 5 4 4 35 58.3 Kurang 3 4 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 1 2 3 37 46.3 Kurang

266 10 10 6 6 6 3 3 3 3 6 56 56.0 Kurang 3 2 2 3 2 2 2 1 3 1 21 35.0 Kurang 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 3 37 46.3 Kurang


267 3 10 10 3 3 10 10 6 6 6 67 67.0 Kurang 4 6 4 4 6 5 4 4 3 3 43 71.7 Baik 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 1 1 3 1 3 38 47.5 Kurang
268 10 3 6 3 3 6 3 10 10 6 60 60.0 Kurang 4 4 2 3 2 3 3 1 3 2 27 45.0 Kurang 2 1 1 1 2 1 1 4 1 1 2 3 3 1 3 2 1 2 1 2 35 43.8 Kurang
269 3 6 3 3 3 6 3 6 6 3 42 42.0 Kurang 2 4 6 4 4 6 5 4 4 4 43 71.7 Baik 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 37 46.3 Kurang
270 10 10 3 10 6 10 10 6 10 6 81 81.0 Baik 3 3 3 1 1 3 3 2 2 3 24 40.0 Kurang 4 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 3 4 3 3 4 55 68.8 Baik
Frequency Table

usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18-25 tahun 17 6.3 6.3 6.3
26-35 tahun 58 21.5 21.5 27.8
36-45 tahun 195 72.2 72.2 100.0
Total 270 100.0 100.0

jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 114 42.2 42.2 42.2
Perempuan 156 57.8 57.8 100.0
Total 270 100.0 100.0

suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Minang 199 73.7 73.7 73.7
Batak 11 4.1 4.1 77.8
Jawa 46 17.0 17.0 94.8
Melayu 14 5.2 5.2 100.0
Total 270 100.0 100.0

tingkat pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 37 13.7 13.7 13.7
SMP 53 19.6 19.6 33.3
SMA 139 51.5 51.5 84.8
Perguruan tinggi 41 15.2 15.2 100.0
Total 270 100.0 100.0
status perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum menikah 49 18.1 18.1 18.1
Menikah 221 81.9 81.9 100.0
Total 270 100.0 100.0

lama menderita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 6 bulan 149 55.2 55.2 55.2
> 6 bulan 121 44.8 44.8 100.0
Total 270 100.0 100.0

IMT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Obesitas 103 38.1 38.1 38.1
Overweight 65 24.1 24.1 62.2
Normal 102 37.8 37.8 100.0
Total 270 100.0 100.0

pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 145 53.7 53.7 53.7
Sedang 85 31.5 31.5 85.2
Tinggi 40 14.8 14.8 100.0
Total 270 100.0 100.0
efikasi diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 234 86.7 86.7 86.7
Baik 36 13.3 13.3 100.0
Total 270 100.0 100.0

dukungan sosial
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 240 88.9 88.9 88.9
Baik 30 11.1 11.1 100.0
Total 270 100.0 100.0

perilaku perawatan diri hipertensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 141 52.2 52.2 52.2
Baik 129 47.8 47.8 100.0
Total 270 100.0 100.0
Histogram
usia * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


usia 18-25 tahun Count 10 7 17
Expected Count 8.9 8.1 17.0
% within usia 58.8% 41.2% 100.0%
26-35 tahun Count 34 24 58
Expected Count 30.3 27.7 58.0
% within usia 58.6% 41.4% 100.0%
36-45 tahun Count 97 98 195
Expected Count 101.8 93.2 195.0
% within usia 49.7% 50.3% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within usia 52.2% 47.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 1.729a 2 .421
Likelihood Ratio 1.737 2 .420
Linear-by-Linear Association 1.496 1 .221
N of Valid Cases 270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 8.12.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for usia (18-25 a
tahun / 26-35 tahun)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a 2*2
table without empty cells.
jenis kelamin * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


jenis Laki-laki Count 65 49 114
kelamin
Expected Count 59.5 54.5 114.0
% within jenis kelamin 57.0% 43.0% 100.0%
Perempuan Count 76 80 156
Expected Count 81.5 74.5 156.0
% within jenis kelamin 48.7% 51.3% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within jenis kelamin 52.2% 47.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.818a 1 .177
Continuity Correction b
1.501 1 .221
Likelihood Ratio 1.822 1 .177
Fisher's Exact Test .217 .110
Linear-by-Linear Association 1.812 1 .178
N of Valid Cases b
270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 54.47.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for jenis kelamin
1.396 .859 2.270
(Laki-laki / Perempuan)
For cohort perilaku perawatan
1.170 .933 1.468
diri hipertensi = Kurang
For cohort perilaku perawatan
.838 .646 1.088
diri hipertensi = Baik
N of Valid Cases 270
suku * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


suku Minang Count 114 85 199
Expected Count 103.9 95.1 199.0
% within suku 57.3% 42.7% 100.0%
Batak Count 6 5 11
Expected Count 5.7 5.3 11.0
% within suku 54.5% 45.5% 100.0%
Jawa Count 17 29 46
Expected Count 24.0 22.0 46.0
% within suku 37.0% 63.0% 100.0%
Melayu Count 4 10 14
Expected Count 7.3 6.7 14.0
% within suku 28.6% 71.4% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within suku 52.2% 47.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9.504a 3 .023
Likelihood Ratio 9.622 3 .022
Linear-by-Linear Association 9.242 1 .002
N of Valid Cases 270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 5.26.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for suku (Minang / a
Batak)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a 2*2
table without empty cells.
tingkat pendidikan * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


tingkat SD Count 22 15 37
pendidikan
Expected Count 19.3 17.7 37.0
% within tingkat pendidikan 59.5% 40.5% 100.0%
SMP Count 29 24 53
Expected Count 27.7 25.3 53.0
% within tingkat pendidikan 54.7% 45.3% 100.0%
SMA Count 66 73 139
Expected Count 72.6 66.4 139.0
% within tingkat pendidikan 47.5% 52.5% 100.0%
Perguruan Count 24 17 41
tinggi
Expected Count 21.4 19.6 41.0
% within tingkat pendidikan 58.5% 41.5% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within tingkat pendidikan 52.2% 47.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 2.816a 3 .421
Likelihood Ratio 2.825 3 .419
Linear-by-Linear Association .119 1 .731
N of Valid Cases 270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 17.68.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for tingkat a
pendidikan (SMP / SD)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a 2*2
table without empty cells.
status perkawinan * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


status Belum Count 36 13 49
perkawinan menikah
Expected Count 25.6 23.4 49.0
% within status perkawinan 73.5% 26.5% 100.0%
Menikah Count 105 116 221
Expected Count 115.4 105.6 221.0
% within status perkawinan 47.5% 52.5% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within status perkawinan 52.2% 47.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 10.831a 1 .001
Continuity Correctionb 9.816 1 .002
Likelihood Ratio 11.246 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 10.791 1 .001
N of Valid Cases b
270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.41.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for status
perkawinan (Belum menikah / 3.059 1.539 6.081
Menikah)
For cohort perilaku perawatan
1.546 1.243 1.923
diri hipertensi = Kurang
For cohort perilaku perawatan
.505 .312 .819
diri hipertensi = Baik
N of Valid Cases 270
lama menderita * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


lama < 6 bulan Count 81 68 149
menderita
Expected Count 77.8 71.2 149.0
% within lama menderita 54.4% 45.6% 100.0%
> 6 bulan Count 60 61 121
Expected Count 63.2 57.8 121.0
% within lama menderita 49.6% 50.4% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within lama menderita 52.2% 47.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .610a 1 .435
Continuity Correction b
.434 1 .510
Likelihood Ratio .610 1 .435
Fisher's Exact Test .464 .255
Linear-by-Linear Association .608 1 .436
N of Valid Cases b
270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 57.81.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for lama menderita
1.211 .749 1.958
(< 6 bulan / > 6 bulan)
For cohort perilaku perawatan
1.096 .869 1.383
diri hipertensi = Kurang
For cohort perilaku perawatan
.905 .706 1.161
diri hipertensi = Baik
N of Valid Cases 270

IMT * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


IMT Obesitas Count 57 46 103
Expected Count 53.8 49.2 103.0
% within IMT 55.3% 44.7% 100.0%
Overweight Count 44 21 65
Expected Count 33.9 31.1 65.0
% within IMT 67.7% 32.3% 100.0%
Normal Count 40 62 102
Expected Count 53.3 48.7 102.0
% within IMT 39.2% 60.8% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within IMT 52.2% 47.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 13.552a 2 .001
Likelihood Ratio 13.744 2 .001
Linear-by-Linear Association 5.289 1 .021
N of Valid Cases 270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 31.06.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for IMT (Obesitas / a
Overweight)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a 2*2
table without empty cells.
pengetahuan * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


pengetahuan Rendah Count 90 55 145
Expected Count 75.7 69.3 145.0
% within pengetahuan 62.1% 37.9% 100.0%
Sedang Count 35 50 85
Expected Count 44.4 40.6 85.0
% within pengetahuan 41.2% 58.8% 100.0%
Tinggi Count 16 24 40
Expected Count 20.9 19.1 40.0
% within pengetahuan 40.0% 60.0% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within pengetahuan 52.2% 47.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 12.186a 2 .002
Likelihood Ratio 12.271 2 .002
Linear-by-Linear Association 10.175 1 .001
N of Valid Cases 270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 19.11.

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for pengetahuan a
(Rendah / Sedang)
a. Risk Estimate statistics cannot be
computed. They are only computed for a 2*2
table without empty cells.
efikasi diri * perilaku perawatan diri hipertensi

Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


efikasi diri Kurang Count 139 95 234
Expected Count 122.2 111.8 234.0
% within efikasi diri 59.4% 40.6% 100.0%
Baik Count 2 34 36
Expected Count 18.8 17.2 36.0
% within efikasi diri 5.6% 94.4% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within efikasi diri 52.2% 47.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 36.256a 1 .000
Continuity Correction b
34.130 1 .001
Likelihood Ratio 42.248 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .000
Linear-by-Linear Association 36.122 1 .000
N of Valid Cases b
270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.20.
b. Computed only for a 2x2 table
isk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for efikasi diri
24.874 5.836 106.013
(Kurang / Baik)
For cohort perilaku perawatan
10.692 2.769 41.287
diri hipertensi = Kurang
For cohort perilaku perawatan
.430 .361 .512
diri hipertensi = Baik
N of Valid Cases 270

dukungan sosial * perilaku perawatan diri hipertensi
Crosstab

perilaku perawatan diri hipertensi

Kurang Baik Total


dukungan Kurang Count 126 114 240
sosial
Expected Count 125.3 114.7 240.0
% within dukungan sosial 52.5% 47.5% 100.0%
Baik Count 15 15 30
Expected Count 15.7 14.3 30.0
% within dukungan sosial 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 141 129 270
Expected Count 141.0 129.0 270.0
% within dukungan sosial 52.2% 47.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square .067a 1 .796
Continuity Correctionb .004 1 .948
Likelihood Ratio .067 1 .796
Fisher's Exact Test .848 .473
Linear-by-Linear Association .067 1 .796
N of Valid Cases b
270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.33.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for dukungan sosial
1.105 .517 2.361
(Kurang / Baik)
For cohort perilaku perawatan
1.050 .720 1.532
diri hipertensi = Kurang
For cohort perilaku perawatan
.950 .649 1.392
diri hipertensi = Baik
N of Valid Cases 270
Logistic Regression

Notes
Output Created 27-Mar-2023 22:14:55
Comments

Input Data D:\sulis.sav


Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 270
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing
Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES
perawatan
/METHOD=ENTER suku perkawinan IMT
pengetahuan efikasi
/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)
ITERATE(20) CUT(0.5).

Resources Processor Time 00:00:00.031


Elapsed Time 00:00:00.007
[DataSet1] D:\sulis.sav

Case Processing Summary


Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 270 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 270 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 270 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.

Dependent Variable
Encoding
Original
Value Internal Value
Kurang 0
Baik 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Predicted
perilaku perawatan diri
hipertensi
Percentage
Observed Kurang Baik Correct
Step 0 perilaku perawatan diri Kurang 141 0 100.0
hipertensi
Baik 129 0 .0
Overall Percentage 52.2

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500


Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -.089 .122 .533 1 .465 .915

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables suku 9.277 1 .002
perkawinan 10.831 1 .001
IMT 5.308 1 .021
pengetahuan 10.213 1 .001
efikasi 36.256 1 .000
Overall Statistics 64.544 5 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 77.288 5 .000
Block 77.288 5 .000
Model 77.288 5 .000

Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 296.478a .249 .332
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.
Classification Tablea

Predicted
perilaku perawatan diri
hipertensi
Percentage
Observed Kurang Baik Correct
Step 1 perilaku perawatan diri Kurang 115 26 81.6
hipertensi
Baik 48 81 62.8
Overall Percentage 72.6

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 1 a
suku .461 .149 9.562 1 .002 1.586
perkawinan .758 .218 12.067 1 .001 2.134
IMT .370 .168 4.849 1 .028 1.447
pengetahuan .468 .198 5.595 1 .018 1.596
efikasi 1.662 .379 19.235 1 .000 5.267
Constant -2.563 .495 26.774 1 .000 .077
a. Variable(s) entered on step 1: suku, perklawinan, IMT, pengetahuan, efikasi.

Anda mungkin juga menyukai