Anda di halaman 1dari 13

SKILL PEMBACAAN EKG

KET:

Tulisan merah = ada di CSP gaada di video tapi ga terlalu penting (gausah disebut)

Tulisan biru = ada di CSP gaada di video tapi penting (disebut aja)

Paling bawah (review) dan atas sebelum interpretasi EKG itu gaada di csp tapi ada di video

1. Konfirmasi nama pasien, umur, nomor rekam medik, tanggal dan waktu perekaman, sek
kalibarasi 25 mm/sec
2. Pastikan yang akan dibaca
- Ritme
- Rate
- Aksis
- Gelombang P
- PR interval, gelombang Q
- QRS complex
- QT interval
- ST segment
- Gelombang T
3. Mengetahui ukuran kotak kecil dan kotak besar pada EKG
Untuk 1 kotak kecil = 0.04 sec, dan untuk 1 kotak besar / 5 kotak kecil = 0.2 sec

INTERPRETASI EKG

1. Menilai Gelombang P

Gelombang P menunjukkan gambaran aktivitas depolarisasi atrium.


jika melihat gelombang P, tanyakan
- apa ada gelombang P,
- apakah diikuti dengan kompleks QRS,
- apakah gelombang Pnya terlihat normal? Cek durasi, arah, dan bentuk
- menyebutkan ada P pulmonal (pelebaran atrium kanan) atau gelombang Pnya lebih positif di
V1. Gelombang P patologis ini disebut sebagai “P Pulmonal”
- gelombang P lebih negatif di sadapan V1, gelombang P patologis ini disebut sebagai “P
mitral” (pelebaran atrium kiri)

- pada rekaman EKG yang menunjukkan adanya P Pulmonal, kita lihat di V1 dan di lead II.
Jika gelombang P di V1 lebih dari 1.5 mm, atau jika gelombang P di lead II lebih dari 2.5
mm, maka dapat disimpulkan bahwa itu adalah P Pulmonal
- untuk p mitral, di V1 dan lead II lebar dari gelombang P lebih dari 0.12 sec
- jika gelombang P tidak nampak jelas, apakah ada gelombang atrium?
 Jika pada EKG tergambar gelombang seperti gergaji, maka disebut irama flutter
 Gambarannya tidak beraturan  gelombang fibrilasi
 Tidak ada gelombang sama sekali  tidak ada aktivitas dari atrium
- Petunjuk  jika gelombang P tidak nampak dan ada irama yang irreguler, maka
diagnosisnya adalah atrial fibrilasi.

2. Menilai Gelombang Q

Merupakan gambaram awal dari fase depolarisasi ventrikel


Normal kedalamannya adalah tidak lebih dari 2 kotak kecil
Contohnya di lead II, III, dan AVF terdapat gelombang Q yang dalamnya lebih dari 2 kotak kecil

3. Menilai Gelombang R

Mengetahui merupakan gambaran fase depolarisasi ventrikel

Mengetahui gambaran Gelombang R yang normal

4. Menilai Gelombang S

Mengetahui merupakan gambaran fase depolarisasi ventrikel

Mengetahui gambaran Gelombang S yang normal

5. Menilai Gelombang T

Gelombang T melambangkan repolarisasi ventrikel, gelombang T tinggi apabila:


- > 5 mm di lead ekstremitas DAN
- >10 mm di lead dada
Gelombang T yang tinggi berhubungan dengan hiperkalemi yaitu toti waves atau hyperacute ST
elevasi

Jadi gelombang T ini tinggi disemua Lead kecuali di a VR dan V1. Gelombang T yang
sangat tinggi terdapat pada hiperkalemi. Sedangkan gambaran gelombang hiperacute T
menunjukan tanda awal SR elevasi

Untuk inverted T waves:


Dapat menggambarkan ischemic micard atau hipertofi ventrikel

6. Menilai Gelombang U

Mengetahui Gelombang U yang terbalik pada lead I,II, V5 dan V6, paling sering disebabkan oleh
peyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi

Mengetahui gambaran Gelombang U Paling jelas terlihat di sandapan dada V1-V4

7. Menilai Interval PR

PR interval adalah jarak antara awal gelombang P ke awal kompleks QRS. nilai normal interval PR
ditentukan oleh frekuensi jantung, PR interval yang normal adalah 120-200 ms (3-5 kotak kecil).

Kelainan pada PR interval dinamakan block atrioventrikular.


- Jika PR interval memanjang lebih dari 0.2 sec, maka disebut AV block derajat satu

- Pada AV block derajat dua tipe satu, PR interval semakin lama semakin memanjang dan
disertai hilangnya kompleks QRS
- Pada AV block derajat dua tipe dua, PR interval jaraknya konsisten namun pad asuatu waktu
PR interval tidak diikuti kompleks QRS.

- Pada AV block derajat tiga / complite AV block, maka gelombang P atau kompleks QRS
berjalan sendiri2 tanpa adanya hubungan atau disosiasi antara atrium dan ventrikel

- PR interval yang memendek bisa berarti:


 Gelombang P berasal dari area disekitar AV nodes sehingga waktu konduksinya
lebih lambat
 Impuls atriumnya menuju ke ventrikel melalui jalur yang lebih pendek, contohnya
pada jalur tambahan pada WPW syndrome (wolf parkinson white syndrome)

8. Menilai Interval QRS


Kompleks QRS adalah Jarak antara permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang S. merupakan
gambaran lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel
Yang diperhatikan dalam Menilai QRS kompleks :
- Lebar (2-3 kotak kecil)
- Tinggi
- Morfologi

Contoh :
- Pada ventrikular atopik gelombang QRS irreguler, tinggainya tidak normal
- Pada ventrikular takikardi gelombangnya terlampau tinggi dan Jaraknya terlalu
sempit
Pada ventrikular fibrilation gelombangnya lebar dan irregular

9. Menilai Interval QT

Interval QT dimulai dari awal gelombang Q sampai akhir golombang T, merupakan gambaran
lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel

- QT Interval = [QRS complex} + {ST Segment} + {T wave}


- Cardiac event: ventricular depolarization + Ventricular repolarization (catat: semua sistole
ventrikel)
- QT interval duration: variable (age, sex, HR, elektrolit)
- Normal QT interval <1/2 provadeing RR interval
10. Menilai V.A.T (Ventricular Activation Time = defleksi intrinsik)

Jarak antara permulaan gelombang Q ke puncak gelombang R

Menggambarkan waktu yang diperlukan oleh impuls untuk menyebar dari permukaan dalam
ventrikel (endokard) ke permukaan luar ventrikel (epikard)

11. Menilai Titik J ( RS-T junction )

Titik dimana kompleks QRS berakhir dan segmen ST dimulai

Sebagai titik pegangan untuk menentukan adanya deviasi segmen ST

12. Menilai Segmen S-T ( RS-T segment )

ST segmen adalah bagian antara akhir dari gelombang S dan awal dari gelombang T. Pada ST
segmen normal, gambarannya isoelektrik (normalnya berada pada garis isoelektrik atau sedikit
deviasi positif (1-2 mm) pada sandapan ekstremitas bipolar.
ST segmen patologi
- Elevasi
- Depresi

ST depresi:

ST Elevasi:
MENILAI EKG

13. Menilai Rate ( frekuensi ) jantung pasien pada EKG

Menyebutkan kategori frekuensi denyut jantung


- Normal = 60-100 bpm / xpermenit
- Tachycardia = >100 bpm / x permenit
- Bradycardia = <60 bpm / x permenit

Jika pasien memiliki denyut jantung reguler, maka denyut pasien dapat dihitung dengan langkah
sebagai berikut

- Hitung interval R ke R dalam ukuran kotak besar


- Hitung dengan rumus 300 : interval R ke R dalam kotak besar
- Contoh interval R ke R memiliki jumlah 4 kotak besar, sehingga denyut jantung pada pasien
adalah 300 : 4 = 75 kali permenit
Jika denyut jantung irreguler, maka dipakai metode yang berbeda

- Hitung jumlah komplek QRS dalam strip ritme (setiap strip ritme biasanya 10 detik
panjangnya misalnya pada lead II panjang)
- Kalikan jumlah kompleks dengan 6 (rata-rata jumlah kompleks dalam 1 menit)
- Contoh : 10 kompleks dalam 1 strip ritme (perekaman denyut jantung) maka 10 x 6 = 60 x
permenit
14. Menilai Rhythm ( irama ) jantung pasien, dan mengetahui bila terdapat penyimpangan pada
EKG
Ritme jantung dapat reguler atau tidak reguler
Untuk menilai ritme jantung
- Ukur interval R ke R untuk menentukan ritme reguler atau irreguler
- Tandai R ke R interval yang berurutan
- Cek sepanjang strip ritme untuk mengecek apakah interval yang berikutnya memiliki pola yang
sama
- Contoh

 Pada irama yang reguler seperti normal sinus rhythm interval R ke R konsisten secara
berurutan
 Pada irama yang irregulary irregular contohnya pada atrial fibrilasi, interval R ke R tidak
beraturan
Pada yang regularly irregular contohnya pada AV block derajat 2 tipe 2, jarak PR intervalnya sama
namun interval R ke Rnya berbeda

15. Menilai Aksis ( sumbu ) jantung pasien, dan mengetahui bila terdapat penyimpangan pada
EKG

Axis jantung menggambarkan keseluruhan arah dari penyebaran gelombang elektrik dalam jantung.
Dalam individu yang sehat, axis menyebar dari jam 11 ke jam 5. Untuk menentukan aksis jantung,
lihat leads I, II, dan III

Pada axis jantung yang normal, gambarakan EKGnya di lead II defleksinya positif dibandingkan lead
I dan III

Untuk deviasi aksis ke kanan, lead III defleksinya lebih positif, dan lead I negatif. Deviasi aksis
ke kanan bekaitan dengan hipertrofi ventrikel kanan

Untuk deviasi aksis ke kiri, gambaran EKGnya Lead I defleksinya positif, lead II dan lead III
negatif. Kondidi ini berhubungan dengan konduksi jantung tidak normal

16. Menilai bila terdapat Tanda-tanda hipertrofi jantung pasien pada EKG

17. Menilai bila terdapat Tanda-tanda iskemik / infark jantung pasien pada EKG

INI PENJELASAN DI AKHIR VIDEO BUAT BELAJAR BACANYA (REVIEW)

Pada saat kita menilai EKG


1. Identitas pasien:
a. Nama
b. Usia
c. No rekam medis
d. Tanggal dan waktu dilakukan rekaman EKG
2. Lihat kalibrasi EKG --> biasa dilakukan 25 mm/s
3. Menentukan irama dan ritme --> reguler/ireguler
a. Reguler/ireguler --> Lihat jarak R dengan R
b. Ritme --> sinus jika setiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS
4. Menentukan laju jantung
a. Menghitung jarak antara R dengan R dalam kotak besar. Lalu 300 dibagi jumlah kotak
besar
b.
c. Pada EKG ini, jarak R-R adalah 5 ½ kotak besar. Jadi 300/5 ½ adalah 54
d. Jadi heart rate pada pasien ini 54x/menit
5. Cara melihat axis jantung dengan melihat defleksi kompleks QRS pada sadapan lead 1, 2, dan
aVF
a. Defleksi QRS di leads 1 positif

b. Defleksi QRS di leads 2 positif


c. Defleksi QRS di lead aVF juga positif

d. Maka axis jantung pada EKG ini normal


6. Lihat gelombang P
a. Lihat gelombang P yang jelas di sadapan V1
b. Jika gelombang P tingginya <1,5 mm di V1 atau <2,5 mm di lead dua dan jika lebar nya
<0,12 maka gelombang P nya normal
c. Pada EKG ini gel. P di V1 normal

d.
7. Menentukan PR interval
a. Lihat gelombang P di lead 2 sampai awal kompleks QRS itu adalah PR interval
b. Pada EKG ini, jarak dari gelombang P sampai awal QRS didapatkan 3 ½ kotak kecil -->
berarti PR interval pada pasien ini sekitar 0.14 s --> normal

c.
8. Menilai kompleks QRS
a. Dinilai dari awal gelombang Q sampai akhir gelombang S
b. Menunjukan lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel
c. Yang harus diketahui: karakteristik, tinggi, lebar, dan morfologi
d. Pada EKG pasien ini, kompleks QRS yang dilihat pada sadapan V2 normal
e.
9. Menilai QT interval
a. Dilihat pada sadapan V2, jarak gelombang Q ke gelombang T

b.
c. Disini jarak dari Q ke T adalah 3 kotak besar --> kriteria normal
10. Menilai Segmen ST
a. Dinilai pada sadapan V4
b. Dilihat dari awal gelombang S sampai awal gelombang T --> dilihat
isoelektrik/depresi/elevasi
c. Pada EKG ini aga naik sedikit tapi masih normal

d.
11. Menilai gelombang T
a. Menilai gambaran repolarisasi ventrikel
b. Pada sadapan V5 , gelombang T normal

c.

Anda mungkin juga menyukai