Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA TANAH DI KECAMATAN BARENG


KABUPATEN JOMBANG (STUDI TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TATA
USAHA NEGARA NO. 34/6/2018/PTUN.SBY)
Ahadin Mintarum1, Sahal Afhami2
1
Fakultas Hukum Universitas Darul Ulum
2
Fakultas Hukum Universitas Darul Ulum
adddhien@gmail.com,sahalundar1@gmail.com

ABSTRAK
Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang terdiri dari salinan buku tanah dan surat ukur, diberi sampul, dijilid menjadi satu,
yang bentuknya ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional. Sebagai tanda bukti hak, sertifikat
berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Penerbitan sertifikat akan membawa akibat hukum bagi pihak yang dituju maupun
pihak-pihak yang merasa kepentingannya dirugikan, sehingga tidak jarang terjadi perselisihan yang dibawa kehadapan sidang
pengadilan. Salah satu contoh perselisihan yang dibawa kehadapan sidang pengadilan yaitu Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara No. 34/6/2018/PTUN.SBY., suatu kasus sengketa tanah yang terjadi di Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, diatas
tanah seluas + 51.230 m2 atas nama Prawito dengan bukti Sertifikat tanah dengan No. 46/Desa Bareng tanggal terbit 15 -11-1976,
Gambar situasi No. 942/1976 tanggal 10-11-1976. Namun dipihak lain mengklaim bahwa sebagian dari tanah tersebut (sekitar +
44.091 m2 dari luas 51.230 m2) milik 5 orang penggugat. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara diskriptif kualitatif,
dengan jalan menelaah dan mengkaji proses persidangan sengketa melalui peraturan perundang -undangan yang berlaku.Dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa faktor Mengakibatkan Terjadinya Sengketa Tanah di Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang
Yaitu tumpang tindih dalam sertifikat Hak Milik No.46/Desa Bareng dengan para penggugat yang masih menggarap tanah
tersebut dengan penguasaan selama ± 45 tahun. Hasil penelitian ini adalah bahwa Pertimbangan hukum hakim dalam putusan
tersebut sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang didasarkan pada ketentuan Hukum yaitu Pasal 1 angka 3 UU 5/1986,
Pasal 47 undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara, dan Pasal 121 Ayat (4) HIR. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa
sertifikat tanah memiliki sisi ganda, yaitu satu sisi sebagai Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dan disisi lain sebagai tanda
bukti hak keperdataan (kepemilikan) seseorang atau badan hukum atas tanah, maka apabila terjadi sengketa tanah dan yang
disengketakan bukanlah penerbitan sertifikatnya tetapi sengketa a quo maka menurut Majelis Hakim, bukan merupakan sengketa
Tata Usaha Negara sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan pasal 47 undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara sehingga
secara hukum pengadilan tata usaha negara Surabaya tidak berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa a quo

Kata Kunci : Sengketa Tanah, Keputusan PTUN.

ANALYSIS OF LAND DISPUTE RESOLUTION IN BARENG DISTRICT, JOMBANG


REGENCY (STUDY OF THE DECISION OF THE STATE ADMINISTRATIVE COURT
NO. 34/6/2018/PTUN.SBY)
ABSTRACT
The certificate is a proof of title consisting of a copy of the land book and a measuring document, enclosed, bound together, the form of
which is determined by the Minister of State for Agrarian Affairs / Head of the National Land Agency. As proof of rights, certificates
serve as strong evidence. Issuance of certificates will bring legal consequences for the intended party as well as parties who feel that
their interests have been harmed, so that it is not uncommon for disputes to be brought before a court session. One example of a dispute
that was brought before the court is the Decision of the State Administrative Court No. 34/6/2018/PTUN.SBY., a land dispute case that
occurred in Bareng District, Jombang Regency, on a land area of + 51,230 m2 in the name of Prawito with proof of land certificate
with No. 46/Desa Bareng published on 15-11-1976, Picture of the situation No. 942/1976 10-11-1976. However, on the other hand, it
claims that part of the land (approximately + 44,091 m2 out of an area of 51,230 m2) belongs to 5 plaintiffs. This study uses a
qualitative descriptive approach, by examining and reviewing the dispute trial process through the applicable laws and regulations.
From the results of the study, it can be seen that the factors that lead to the occurrence of land disputes in Bareng District, Jombang
Regency, namely overlapping in the Ownership Certificate No. 46/Desa Bareng with the plaintiffs who are still working on the land
with control for ± 45 years. The results of this study are that the judge's legal considerations in the decision are in accordance with
applicable regulations, which are based on legal provisions, namely Article 1 number 3 of Law 5/1986, Article 47 of the Law on State
Administrative Court, and Article 121 Paragraph (4) HIR. The conclusion of this study is that land certificates have two sides, namely
one side as a State Administrative Decision (KTUN) and on the other hand as evidence of a person's civil rights (ownership) or legal
entity on land, so if there is a land dispute and the disputed issue is not issuance. the certificate is an a quo dispute, according to the
Panel of Judges, it is not a State Administrative dispute as referred to in the provisions of Article 47 of the State Administrative Court
Law so that legally the Surabaya State Administrative Court is not authorized to examine, decide and resolve the a quo dispute.

Keywords: Land Dispute, Administrative Court Decision.

A. Latar Belakang masyarakat adil makmur berdasarkan


Pelaksanaan pembangunan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
nasional yang bertitik berat pada 1945. Memuat adanya tata kelola
pembangunan ekonomi dan tercapainya

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 162
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

pertanahan yang merupakan merupakan September 1960 berarti telah diletakkan


bagian sumber daya alam yang penting landasan bagi penyelenggaraan
untuk kelangsungan hidup umat Administrasi Pertanahan guna
manusia, hubungan manusia dengan mewujudkan Tujuan Nasional.
tanah bukan hanya sekedar tempat Melalui Keputusan Presiden Nomor
hidup, tetapi lebih dari itu tanah 26 Tahun 1988 tentang Badan
merupakan tempat dimana manusia Pertanahan Nasional dibentuk Badan
hidup dan berkembang, tanah menjadi Pertanahan Nasional, selanjutnya
sumber bagi segala kepentingan hidup disingkat BPN, sebagai Lembaga
manusia. Pemerintah Non Departemen yang
Tanah memiliki substansi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
sangat penting bagi kehidupan manusia, jawab langsung kepada Presiden. Seiring
sehingga tidak mengherankan apabila dengan perkembangan di bidang
setiap manusia ingin memiliki atau pertanahan, peraturan tersebut
menguasainya yang berakibat adanya mengalami berbagai perubahan yang
masalah-masalah pertanahan yang terakhir adalah Peraturan Presiden
kerapkali dapat menimbulkan Nomor : 10 Tahun 2006 tentang Badan
perselisihan. Oleh karenanya negara Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
perlu menanggapi masalah ini dengan disingkat BPN RI, selanjutnya disebut
serius dengan mengeluarkan peraturan Perpres 10/2006. Adapun tugas BPN
atau Undang-Undang yang mengatur dinyatakan dalam Pasal 2 Perpres
tentang pertanahan. 10/2006 yaitu melaksanakan tugas
Salah satu tujuan pembentukan pemerintah di bidang pertanahan secara
Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1960 nasional, regional dan sektoral.
Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Dalam melaksanakan tugas tersebut
Agraria, selanjutnya disebut UUPA BPN menyelenggarakan fungsi:1
adalah meletakkan dasar-dasar untuk 1. Perumusan kebijakan nasional di
memberikan jaminan kepastian hukum bidang pertanahan;
mengenai hak-hak atas tanah bagi 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang
seluruh rakyat Indonesia. Adapun pertanahan;
landasan konstitusional kebijakan 3. Koordinasi kebijakan, perencanaan
pembangunan bidang pertanahan pada dan program di bidang pertanahan;
intinya bersumber pada Pasal 33 ayat (3) 4. Pembinaan dan pelayanan
Undang-Undang Dasar 1945 yang administrasi umum di bidang
berbunyi: “Bumi dan air serta kekayaan pertanahan;
alam yang terkandung didalamnya 5. Penyelenggaraan dan pelaksanaan
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan survei pengukuran dan pemetaan di
untuk sebesar-besar kemakmuran bidang pertanahan;
rakyat”. Berdasarkan landasan
1
konstitusional tersebut, dengan Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor : 10
Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan Nasional
disahkannya UUPA pada tanggal 24 Republik Indonesia.

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 163
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

6. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam sesuai peraturan perundang-


rangka menjamin kepastian hukum; undangan yang berlaku;
7. Pengaturan dan penetapan hak-hak Fungsi-fungsi tersebut untuk dapat
atas tanah; menertibkan Catur Tertib Pertanahan
8. Pelaksanaan penatagunaan tanah, yang meliputi :2
reformasi agraria dan penataan 1. Tertib Hukum Pertanahan;
wilayah- wilayah khusus; 2. Tertib Administrasi Pertanahan;
9. Penyiapan administrasi atas tanah 3. Tertib Penggunaan Tanah;
yang dikuasai dan/atau milik 4. Tertib Pemeliharaan Tanah dan
Negara/daerah bekerja sama dengan Lingkungan Hidup.
Departemen Keuangan; Berdasarkan Catur tertib Pertanahan
10. Pengawasan dan pengendalian di atas, memiliki implikasi pada tertib
penguasaan pemilikan tanah; administrasi pertanahan di Indonesia.
11. Kerja sama dengan lembaga-lembaga Tertib administrasi pertanahan ini
lain; merupakan sasaran dari usaha memperoleh
12. Penyelenggaraan dan pelaksanaan kepastian hukum dan kepastian hak atas
kebijakan, perencanaan dan program tanah. UUPA telah meletakkan kewajiban
di bidang pertanahan; pada pemerintah untuk melaksanakan
13. Pemberdayaan masyarakat di bidang pendaftaran tanah-tanah yang ada di
pertanahan; seluruh Indonesia disamping bagi para
14. Pengkajian dan penanganan pemegang hak untuk mendaftar hak atas
masalah, sengketa, perkara dan tanah yang ada padanya sesuai dengan
konflik di bidang pertanahan; ketentuan yang berlaku (Pasal 19 UUPA).
15. Pengkajian dan pengembangan Ketentuan mengenai Pendaftaran
hukum pertanahan; tanah diatur lebih lanjut dalam Peraturan
16. Penelitian dan pengembangan di Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997
bidang pertanahan; tentang Pendaftaran Tanah sebagai
17. Pendidikan, latihan dan pengganti Peraturan Pemerintah Nomor :
pengembangan sumber daya 10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran
manusia di bidang pertanahan; Tanah, selanjutnya disebut PP 24/1997,
18. Pengelolaan data dan informasi di yang mulai berlaku efektif pada tanggal 8
bidang pertanahan; Oktober 1997. Ketentuan pelaksanaan
19. Pembinaan fungsional lembaga- lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menteri
lembaga yang berkaitan dengan Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
bidang pertanahan; Nasional Nomor : 3 Tahun 1997 tentang
20. Pembatalan dan penghentian Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
hubungan hukum antara orang,
dan/atau badan hukum dengan tanah 2
Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan
sesuai dengan ketentuan peraturan Seri Hukum Pertanahan III-Penyelesaian Sengketa
perundang- undangan yang berlaku; Hak Atas Tanah dan Seri Hukum Pertanahan IV-
Pengadaan Tanah Instansi Pemerintah, (Jakarta,
21. Fungsi lain di bidang pertanahan Prestasi Pustaka, 2003), hal.18

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 164
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 Penjelasan baik lisan maupun tertulis


tentang Pendaftaran Tanah, selanjutnya dari pihak terkait memiliki peluang
disebut PMNA/KBPN 3/1997. untuk terjadinya pemalsuan, daluwarsa
Tujuan pendaftaran tanah menurut bahkan adakalanya tidak benar atau fiktif
Pasal 19 UUPA adalah kepastian sehingga timbul sertifikat cacat hukum.4
hukum, yang meliputi : Dewasa ini dalam praktek di
1. Kepastian mengenai orang/badan lapangan tidak jarang terjadi beredarnya
hukum yang menjadi pemegang sertifikat palsu, sertifikat asli tetapi palsu
hak atas tanah yang disebut pula atau sertifikat ini cacat hukum, baik
kepastian subyek hak atas tanah. dalam proses pendaftarannya ataupun
2. Kepastian letak, batas-batasnya, penerbitan sertifikat oleh Badan
panjang dan lebar yang disebut Pertanahan Nasional. Sehingga
dengan kepastian obyek hak atas pemegang hak atas tanah yang asli perlu
tanah.3 mencari informasi tentang kebenaran
Dengan adanya pendaftaran tanah data fisik dan data yuridis yang tertera
ini, maka akan membawa akibat hukum dalam sertifikat tersebut di Kantor
yaitu diberikannya surat tanda bukti hak Pertanahan setempat.
atas tanah yang lazim disebut sebagai Salah satu contoh kasus mengenai
sertifikat tanah kepada pemegang hak sertifikat ini ialah yang diangkat di
atas tanah yang bersangkutan yang Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
berlaku sebagai alat pembuktian yang yaitu Sengketa dengan no.
kuat. Sertifikat merupakan surat tanda 34/6/2018/PTUN.SBY yang terdaftar
bukti hak yang berlaku sebagai alat dikepaniteraan Surabaya pada tanggal 12
pembuktian yang kuat mengenai data Pebruari 2018. Dalam sengketa ini Titit
fisik dan data yuridis yang termuat Purwanti (sebagai tergugat II intervensi)
didalamnya, sepanjang data fisik dan memiliki tanah di daerah Bareng
data yuridis tersebut sesuai dengan data Jombang dengan sertifikat atas Nama
yang ada dalam surat ukur dan buku Prawito, yang merupakan ayah (orang
tanah hak yang bersangkutan (Pasal 32 tua) dari Titit Purwanti. Sertifikat tanah
ayat (1) PP 24/1997). dengan No. 46/Desa Bareng tanggal
Dalam penerbitan sertifikat terbit 15-11-1976, Gambar situasi No.
diperlukan suatu proses yang melibatkan 942/1976 tanggal 10-11-1976 dengan
pihak pemohon, para pemilik tanah yang luas 51.230 m2. Yang memberikan
bersebelahan, Pamong Desa maupun Kuasa kepada Drs. Suhud, SH.M.Hum.
pihak instansi yang terkait untuk Digugat oleh 5 (lima) orang Penggugat
memperoleh penjelasan dan surat-surat atas sertifikat tanah tersebut yaitu:
sebagai alas hak yang berhubungan Suprapto, Asnan, Suhirman, Partinem
dengan permohonan sertifikat tersebut. dan Sutar. Kelima Penggugat ini diwakili
3
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak
4
Atas Tanah Di Indonesia, (Surabaya, Arkola, Ali Achmad Chomzah, , Hukum
2003), hal.78 Pertanahan Seri Hukum Pertanahan... hal. 25

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 165
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

oleh Kuasa Sukarti, SH. MH. dan Imam 2. Apakah dasar pertimbangan hukum
Syafi’i, SH. Hakim Pengadilan Tata Usaha
Ke-5 (lima) Penggugat, menggugat Negara dalam putusan perkara
Sertifikat Tanah yang diterbitkan oleh Nomor: 34/6/2018/PTUN.SBY
Badan Pertanahan Nasional (BPN) tentang penyelesaian sengketa
Kabupaten Jombang. Dimana BPN tanah di Kecamatan Bareng
Jombang menerbitkan Sertifikat Tanah Kabupaten Jombang ?
dengan No. 46/Desa Bareng tanggal
terbit 15-11-1976, Gambar situasi No. C. METODE PENELITIAN
942/1976 tanggal 10-11-1976 dengan Penelitian ini menggunakan jenis
luas 51.230 m2. Sertifikat tersebut penelitian normatif. Metode pendekatan
diakui secara administratif oleh ke-5 yang digunakan dalam penelitian ini
(lima) orang penggugat bahwa tanah adalah pendekatan yuridis normatif.
seluas 44.091 m2 dari luas 51.230 m2 Pendekatan yuridis normatif adalah
dalam sertifikat yang dimiliki oleh Titit pendekatan yang dilakukan berdasarkan
Purwanti (setifikat No. 46/Desa Bareng bahan hukum utama dengan cara
tanggal terbit 15-11-1976 atas Nama menelaah teori-teori, konsep-konsep,
Prawito) dimiliki oleh ke-5 (lima) orang asas-asas hukum serta peraturan
penggugat. perundang-undangan yang berhubungan
Bertitik pangkal dari uraian di atas dengan penelitian ini. Pendekatan ini
dan ketentuan-ketentuan yang ada, serta dikenal pula dengan pendekatan
karena sertifikat merupakan produk kepustakaan, yakni dengan mempelajari
Instansi Pemerintah yang dikeluarkan buku-buku, peraturan perundang-
melalui proses yang ketat dan teliti, undangan dan dokumen lain yang
maka penulis tertarik untuk mengkaji berhubungan dengan penelitian ini
permasalahan tersebut dalam bentuk dengan jalan menganalisa ketetapan-
Penelitian dengan judul "Penyelesaian ketetapan Pengadilan Tata Usaha Negeri
Sengketa Tanah di Kecamatan Bareng Surabaya.
Kabupaten Jombang (Studi Terhadap
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
No. 34/6/2018/PTUN.SBY)"

B. RUMUSAN MASALAH
HASIL PENELITIAN DAN
Berdasarkan latar belakang di atas, PEMBAHASAN
maka penulis merumuskan
permasalahan yang akan ditelaah lebih
lanjut sebagai berikut : A. Pokok Perkara Sengketa Tanah Di
1. Dasar- Dasar Sengketa Tanah di Kecamatan Bareng Kebupaten
Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang dalam Putusan
Jombang ? Pengadilan Tata Usaha Negara No.

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 166
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

34/6/2018/PTUN.SBY. RT.02, RW.03, Desa


1. Pihak-Pihak Yang Berperkara Ngampungan, Kecamatan
Dalam Perkara Tata Usaha Negara Bareng Kabupaten Jombang.
Nomor . 34/6/2018/PTUN.SBY Sebagai Penggugat 5;
a. Identitas Penggugat b. Identitas Tergugat
1) Suprapto, Warga Negara 1) Kepala Kantor Pertanahan
Indonesia, pekerjaan buruh Kabupaten Jombang yang
tani, alamat jalan Jl. Semeru dalam hal ini memberikan
RT.04, RW.01, Desa Bareng, kuasa kepada :
Kecamatan Bareng  Suparmin, SH. MM
Kabupaten Jombang. Sebagai  Eko Susantyo, A.Ptnh.
Penggugat 1;  Tjukisno
2) Asnan, Warga Negara 2) Titit Purwanti, Warga Negara
Indonesia, pekerjaan Indonesia, Pekerjaan
petani/pekebun, tempat Wiraswasta, tempat tinggal
tinggal Dusun Tegalrejo Dusun Cakruk RT.01, RW.01,
RT.03, RW.02, Desa Bareng, Desa Banjaranyar, Kecamatan
Kecamatan Bareng Kras, Kabupaten Kediri. Dalam
Kabupaten Jombang. Sebagai Hal ini memberikan kuasa
Penggugat 2; kepada Drs. Suhud, SH.
3) Suhirman, Warga Negara M.Hum.
Indonesia, pekerjaan 2. Duduk Perkara Dalam Perkara Tata
wiraswasta, tempat tinggal Usaha Negara Nomor
Dusun Tegalrejo RT.04, 34/6/2018/PTUN.SBY.
RW.02, Desa Bareng, a. Dasar Gugatan Penggugat
Kecamatan Bareng Dasar gugatan penggugat dalam
Kabupaten Jombang. Sebagai perkara ini adalah :
Penggugat 3; - Penggugat adalah orang-
4) Partinem, Warga Negara orang yang merasa sebagai
Indonesia, pekerjaan pemilik atas sebidang tanah
mengurus rumah tanggga, yang terletak di Desa Bareng,
tempat tinggal Dusun Kecamatan Bareng, Kota
Ngampungan RT.02, RW.03, Jombang, seluas kurang
Desa Ngampungan, lebih 44.091m 2 dari luas
Kecamatan Bareng tanah keseluruhan 51.230m 2
Kabupaten Jombang. Sebagai seperti tercantum dalam
Penggugat 4; sertifikat Hak Milik
5) Sutar, Warga Negara No.46/Desa Bareng yang
Indonesia, pekerjaan dikeluarkan oleh Kantor
karyawan swasta, tempat Pertanahan Kabupaten
tinggal Dusun Ngampungan

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 167
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

Jombang pada tanggal 15 Negara berupa Sertifikat


Nopember 1976, hingga Hak Milik No. 46/Desa
sengketa ini diajukan ke Bareng tanggal terbit 15-
persidangan untuk 11-1976, Gambar situasi
melakukan upaya No. 942/1976 tanggal 10-
pencabutan terhadap Hak 11-1976 dengan luas
Milik No. 46/Desa Bareng. 51.230 m2 sepanjang
- Menurut informasi yang 44.091 m2 yang diakui
diperoleh para penggugat secara administratif
baru mengetahui sekitar menurut para penggugat
tahun 2014, bahwa Kantor dari luas keseluruhan
Pertanahan Kabupaten 51.230 m2 tercatat atas
Jombang pada tanggal 15 nama Prawito
Nopember 1976 telah 4) Menghukum tergugat
menerbitkan sertifikat baru untuk membayar biaya
atas nama Prawito, yang perkara yang timbul dalam
secara keseluruhan perkara ini.
mengakumulasi 51.230m 2 b. Jawaban Tergugat
sehingga tanah para Jawaban Tergugat atas gugatan
penggugat seluas kurang yang diajukan penggugat yaitu :
lebih 44.091m2 juga ikut Dalam pokok perkara :
terdata menjadi milik - Bahwa tidak benar penggugat
Prawito. baru mengetahui sertifikat
- Atas dasar hal tersebut Hak Milik No.46/Desa
penggugat mengajukan Bareng, karena salah satu
tuntutan: penggugat yaitu Suprapto
1) Mengabulkan gugatan adalah pihak penjual.
para penggugat untuk - Bahwa Sertifikat atas nama
seluruhnya Prawito dengan No.
2) Menyatakan batal atau 46/Desa Bareng tanggal
tidak sah sertifikat hak terbit 15-11-1976, Gambar
milik no. No. 46/Desa situasi No. 942/1976
Bareng tanggal terbit 15- tanggal 10-11-1976 dengan
11-1976, Gambar situasi luas 51.230 m2. adalah
No. 942/1976 tanggal 10- tanah bekas hak Yasan yang
11-1976 dengan luas berasal dari pembelian dari
51.230 m2. atas nama semua penggugat.
Prawito - Berdasarkan hal tersebut
3) Mewajibkan tergugat tergugat mohon agar
untuk mencabut Majelis Hakim
Keputusan Tata Usaha memutuskan:

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 168
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

1) Menerima semua eksepsi yang 2017 bahwa Suhirman


diajukan tergugat seluruhnya, merupakan Ahli Waris dari
2) Menolak secara keseluruhan dalil Amri (vide bukti P.4b, P-
gugatan penggugat atau setidaknya 4c, P-4d)
menyatakan gugatan penggugat 4. Partinem dengan alat bukti
tidak dapat diterima. Surat Ketangan Kematian
3) Menyatakan Sertifikat Hak Milik tertanggal 6 Juni 2017 atas
No. 46/Desa Bareng adalah Sah dan nama Jumari dan Surat
Berkekuatan Hukum Pemberitahuan Pajak
4) Menghukum penggugat untuk Terutang Pajak Bumi dan
membayar biaya perkara ini. Bangunan tahun 2011 atas
3. Pembuktian Dalam Perkara Tata nama Jumari (vide bukti P-
Usaha Negara Nomor 5b, P-5c)
34/6/2018/PTUN.SBY. 5. Sutar dengan alat bukti
a. Bukti yang diajukan Penggugat Surat Pemberitahuan Pajak
1. Suprapto dengan alat bukti Terutang Pajak Bumi dan
surat pemberitahuan pajak Bangunan 2017 atas nama
terutang pajak bumi dan Laepan dan Surat Kematian
bengunan tahun 2016 (vide tanggal 17 April 2014 atas
bukti P.9d) nama Srianah (vide bukti P-
2. Asnan dengan alat bukti 6b, P-6c)
surat pemberitahuan pajak b. Bukti dari Tergugat
terutang pajak bumi dan Bukti dari pihak tergugat
bangunan tahun 1996, dan ialah berdasar atas akta jual beli
surat pernyataan jual beli yang berasal dari pembelian
dengan Suradi atas bidang 1. Ngateman, berdasar bukti
tanah yang terletak pada Akta jual beli tnggal 31-12-
persil Nomor : 00023, 1975 No. 27/1975 yang
Nomor bidang :01/D Kelas dibuat oleh Soeherman
46 luas 10.430 m2 (vide (PPAT Kecamatan Bareng)
bukti P.3b, P.3c) 2. Suprapto. berdasar bukti
3. Suhirman dengan alat bukti Akta jual beli tanggal 31-
Surat keterangan kematian 12-1975 No. 26/1975 yang
atas nama Amri tertanggal dibuat oleh Soeherman
27 Maret 2014, Surat (PPAT Kecamatan Bareng)
pemberitahuan pajak 3. Andri, berdasar bukti Akta
terutang pajak bumi dan jual beli tanggal 31-12-
bangunan tahun 2015 atas 1975 No. 29/1975 yang
nama Amri, dan Surat dibuat oleh Soeherman
keterangan Waris (PPAT Kecamatan Bareng)
tertanggal 23 Nopember

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 169
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

4. Mukali, berdasar bukti Negara Nomor


Akta jual beli tanggal 31- 34/6/2018/PTUN.SBY.
12-1975 No. 25/1975 yang Atas eksepsi Tergugat dan replik
dibuat oleh Soeherman Penggugat, Majelis Hakim
(PPAT Kecamatan Bareng) mempertimbangkan sebagai berikut :
5. Suradi, berdasar bukti Akta 1. Eksepsi tentang kewenangan
jual beli tanggal 31-12- absolut pengadilan, dalam posita
1975 No. 32/1975 yang maupun petitum gugatan,
dibuat oleh Soeherman Penggugat mempersoalkan
(PPAT Kecamatan Bareng) masalah kepemilikan tanah serta
6. Sayin P. Djari, berdasar masalah penerbitan sertifikat
bukti Akta jual beli tanggal Hak Milik sertifikat atas nama
31-12-1975 No. 31/1975 Prawito dengan No. 46/Desa
yang dibuat oleh Bareng tanggal terbit 15-11-
Soeherman (PPAT 1976, Gambar situasi No.
Kecamatan Bareng) 942/1976 tanggal 10-11-1976
7. Kasnu, berdasar bukti Akta dengan luas 51.230 m 2.
jual beli tanggal 31-12- Demikian pula petitum gugatan
1975 No. 30/1975 yang adalah permohonan pembatalan
dibuat oleh Soeherman sertifikat Hak Milik sertifikat
(PPAT Kecamatan Bareng) atas nama Prawito dengan No.
8. Kayat P. Pi’i, berdasar 46/Desa Bareng yang merupakan
bukti Akta jual beli tanggal karakteristik dari Hukum Tata
31-12-1975 No. 28/1975 Usaha Negara, sehingga eksepsi
yang dibuat oleh Tergugat tentang kewenangan
Soeherman (PPAT absolut pengadilan harus
Kecamatan Bareng) dinyatakan ditolak dan PTUN
9. Ba’i, berdasar bukti Akta Surabaya menyatakan
jual beli tanggal 31-12- berwenang untuk mengadili
1975 No. 26/1975 yang perkara ini.
dibuat oleh Soeherman 2. Setelah mencermati dalil eksepsi
(PPAT Kecamatan Bareng) yang diajukan oleh tergugat,
10. Ponari, berdasar bukti Akta Majelis Hakim berpendapat bahwa
jual beli tanggal 31-12- eksepsi yang diajukan oleh
1975 No. 26/1975 yang tergugat tidaklah termasuk dalam
dibuat oleh Soeherman eksepsi sebagaimana yang diatur
(PPAT Kecamatan Bareng) dalam ketentuan pasal 77 undang-
undang Peradilan Tata Usaha
Negara, dan hal tersebut sudah
B. Dasar Pertimbangan Hukum masuk dalam pengujian mengenai
Hakim Dalam Perkara Tata Usaha pokok sengketa a quo sehingga

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 170
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

akan dipertimbangkan dalam negara Surabaya dan tercatat pada


pertimbangan hukum dalam register pengadilan tata usaha
pokok sengketa a quo. Bahwa negara Surabaya Nomor
selanjutnya terhadap Eksepsi 34/G/2018/ PTUN.SBY pada
tergugat II Intervensi tentang tanggal 12 Februari 2018 sehingga
gugatan para penggugat telah apabila dihitung sejak diketahui
kadaluarsa majelis hakim akan objek sengketa a quo dengan
mempertimbangkan Eksepsi pengajuan gugatan ke Pengadilan
tersebut sebagai berikut. Dalam Tata Usaha Negara Surabaya
hukum acara peradilan tata usaha menurut majelis hakim pengajuan
negara diatur ketentuan khusus gugatan masih dalam tenggang
mengenai tenggang waktu waktu 90 hari sebagaimana
pengajuan gugatan dalam hal ini dimaksud pada pasal 55 undang-
tercantum dalam ketentuan pasal undang nomor 5 tahun 1986
55 undang-undang nomor 5 tahun tentang Peradilan Tata Usaha
1986 tentang Peradilan Tata Negara oleh karena itu cukup
Usaha Negara yang menyatakan beralasan hukum terhadap Eksepsi
bahwa gugatan dapat diajukan tergugat II Intervensi tentang
hanya dalam tenggang waktu 90 gugatan para penggugat telah
hari terhitung sejak saat kadaluarsa dinyatakan tidak
diterimanya atau diumumkannya diterima
keputusan badan atau pejabat tata Menimbang bahwa berdasarkan
usaha negara. Selanjutnya ketentuan pasal 47 dan pasal 50 undang-
berdasarkan putusan Mahkamah undang Peradilan Tata Usaha Negara
Agung RI nomor 41k/TUN/1994 dapat di ketahui mengenai kewenangan
tanggal 10 November 2010 peradilan tata usaha negara adalah
menyebutkan bahwa tenggang memeriksa, memutus, dan
waktu pengajuan bagi pihak menyelesaikan sengketa Tata Usaha
ketiga yang tidak dituju langsung Negara.
dari surat keputusan tata usaha Menimbang bahwa selanjutnya
negara tenggang waktu tersebut berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 10
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Peradilan Tata Usaha
pasal 55 undang-undang nomor 5 Negara telah meruntuhkan batasan
tahun 1986 tentang Peradilan sengketa tata usaha negara sebagai
Tata Usaha Negara. berikut: Sengketa tata usaha negara
3. Bahwa para penggugat baru adalah sengketa yang timbul dalam
mengetahui objek sengketa a quo bidang tata usaha negara antara orang
pada tanggal 24 November 2017 atau badan hukum perdata dengan badan
dan kemudian mengajukan atau pejabat tata usaha negara sebagai
gugatan nya di kepaniteraan akibat dikeluarkannya keputusan tata
perkara pengadilan tata usaha usaha negara termasuk sengketa

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 171
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

kepegawaian berdasarkan peraturan negara akibat diterbitkannya keputusan


perundang-undangan yang berlaku. tata usaha negara. Dengan terlebih
Juga berdasarkan ketentuan pasal dahulu lu akan dipertimbangkan and1
1 angka 9 undang-undang peradilan tata son objek sengketa merupakan
usaha negara disebutkan: Keputusan keputusan tata usaha negara atau tidak
Tata Usaha Negara adalah suatu sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 9
penetapan tertulis yang dikeluarkan undang-undang peradilan tata usaha
oleh badan atau pejabat tata usaha negara jo pasal 87 undang-undang
negara yang berisi tindakan hukum tata administrasi pemerintahan.
usaha negara yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang Setelah mencermati keputusan
berlaku yang bersifat konkrit individual objek sengketa dalam bukti P-1=T-27,
dan final yang menimbulkan akibat T-28=T.II.Int-5 berupa sertifikat Hak
hukum bagi seseorang atau badan Milik nomor 46/Desa Bareng tanggal
hukum perdata. terbit 15 11 1976 gambar situasi nomor
Kemudian dengan berlakunya 946/1976 sepanjang luas 44.091 m² yang
undang-undang administrasi pemberi diakui secara administratif menurut para
pemerintah 8 undang administrasi penggugat dari luas keseluruhan 51.230
pemerintahan KTUN tersebut diatas m² tercatat atas nama Prawito, dikaitkan
harus dimaknai sebagai: dengan unsur-unsur keputusan
a. Penetapan tertulis yang juga Pengadilan Tata Usaha Negara
mencakup tindakan faktual sebagaimana yang diatur dalam pasal 1
b. Keputusan badan dan/ atau angka 9 undang-undang Peradilan Tata
pejabat tata usaha negara Usaha Negara, dapat diketahui bahwa
dilingkungan eksekutif, keputusan objek sengketa merupakan
legislatif, yudikatif dan penetapan yang berbentuk tertulis yang
penyelenggara negara lainnya dikeluarkan oleh Kepala Kantor
c. Berdasarkan ketentuan Pertanahan Kabupaten Jombang selaku
perundang-undangan dan badan/pejabat Tata Usaha Negara, yang
asas-asas umum berisi tindakan hukum tata usaha negara
pemerintahan yang baik yaitu berupa penerbitan sertifikat dan
d. Bersifat final dalam arti luas catatan peralihan hak milik yang
e. Keputusan yang berpotensi diajukan oleh prawito dari atas nama 1.
menimbulkan Akibat hukum Mukali, 2. Suprapto, 3. Ngateman, 4.
f. Keputusan yang berlaku bagi Kajat, 5. Andri, 6.Kasno, 7. Sayin, 8.
warga masyarakat Suradi beralih menjadi di di atas nama
Berdasarkan ketentuan-ketentuan Prawito atas bidang tanah bekas hak
tersebut di atas dapat disimpulkan yayasan yang terletak di desa Bareng
bahwa pengadilan tata usaha negara Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang.
cara berenang memeriksa, memutus dan Selanjutnya dalil-dalil yang
menyelesaikan sengketa tata usaha disebutkan tersebut bersifat konkret

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 172
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

artinya nyata tidak abstrak akan tetapi negara, maka merupakan


berwujud tertentu atau dapat ditentukan sengketa tata usaha negara
yaitu berbentuk suatu surat keputusan b. Apabila dalam posita gugatan
tentang penerbitan hak milik sekaligus mempermasalahkan
pencatatan peralihan hak milik kewenangan, keabsahan prosedur
kemudian bersifat Individual artinya penerbitan keputusan tata usaha
keputusan tata usaha negara itu tidak negara, maka termasuk sengketa
ditujukan untuk umum tetapi tertentu tata usaha negara
baik alamat maupun hal yang dituju c. Apabila satu-satunya penentu
yaitu ditujukan kepada Prawito. apakah Hakim dapat menguji
Sedangkan bersifat final artinya sudah keabsahan keputusan tata usaha
definitif dan karenanya nya sudah dapat negara objek sengketa adalah
menimbulkan akibat hukum dan substansi hak karena tentang hal
keputusan objek sengketa tersebut tidak tersebut menjadi kewenangan
memerlukan persetujuan dari instansi peradilan perdata
atasan atau instansi lain dan d. Apabila norma atau kaidah hukum
menimbulkan hak dan kewajiban bagi tata usaha negara atau hukum
prawito sehingga keputusan objek publik dapat menyelesaikan
sengketa merupakan keputusan tata sengketa, maka dapat
usaha negara sebagaimana yang digolongkan kan sebagai
dimaksud dalam ketentuan pasal 1 sengketa tata usaha negara
angka 9 undang-undang Peradilan Tata
Usaha Negara. Selain itu keputusan Majelis Hakim
Menimbang bahwa terhadap berpedoman pada undang-undang nomor
substansi permasalahan tersebut, 48 tahun 2009 tentang kekuasaan
majelis hakim dengan berpedoman pada kehakiman diatur mengenai kewenangan
Mahkamah Agung Republik Indonesia mengadili baik peradilan umum maupun
selaku pemegang kekuasaan kehakiman peradilan tata usaha negara sebagaimana
tertinggi dalam surat edarannya Nomor yang diatur dalam pasal 25 ayat 2 dan 5
7 Tahun 2012 tentang rumusan hasil sebagai berikut :
rapat pleno kamar Mahkamah Agung Ayat 2
sebagai pedoman pelaksanaan tugas Peradilan umum sebagaimana
bagi pengadilan telah menentukan dimaksud pada ayat 1 berwenang
ukuran atau kriteria untuk menentukan memeriksa mengadili dan memutus
suatu sengketa merupakan sengketa tata perkara pidana dan perdata sesuai
usaha negara atau sengketa perdata ( dengan ketentuan peraturan
kepemilikan) , ukuran-ukuran yang perundang-undangan
dapat dipergunakan adalah:
a. Apabila yang menjadi objek Ayat 5
sengketa objectum litis tentang Peradilan tata usaha negara
keabsahan keputusan tata usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 173
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

berwenang memeriksa, memutus dan undang nomor 2 tahun 1986 tentang


menyelesaikan sengketa tata usaha Peradilan Umum Sebagaimana telah
negara sesuai dengan ketentuan diubah dengan undang-undang nomor 8
peraturan perundang-undangan. tahun 2004 tentang perubahan atas
undang-undang nomor 2 tahun 1986 dan
Wewenang Pengadilan Negeri diubah lagi dengan undang-undang
(Peradilan Umum) ditentukan secara nomor 49 tahun 2009 tentang perubahan
jelas di dalam pasal 50 undang-undang kedua atas undang-undang nomor 2 tahun
nomor 2 tahun 1986 tentang Peradilan 1986 tentang peradilan umum.
Umum, Sebagaimana telah diubah Bahwa berdasarkan pertimbangan
dengan undang-undang Nomor 8 tahun di atas substansi yang dipermasalahkan
2004 tentang perubahan atas undang- adalah substansi hak sehingga sengketa
undang Nomor 2 tahun 1986 dan diubah yang timbul merupakan sengketa/perkara
lagi dengan undang-undang Nomor 49 perdata atau kepemilikan antara
tahun 2009 tentang perubahan kedua atas penggugat dan tergugat II Intervensi yang
undang-undang Nomor 2 tahun 1986 menjadi kewenangan peradilan umum
tentang Peradilan Umum menentukan: untuk menerima memutus dan
Pengadilan Negeri bertugas dan menyelesaikan perkara perdata tersebut
berwenang menerima, memutus dan maka menurut majelis hakim sengketa a
menyelesaikan perkara pidana dan quo bukan merupakan sengketa Tata
perkara perdata. Usaha Negara sebagaimana yang
Berdasarkan ketentuan-ketentuan dimaksud dalam ketentuan pasal 47
tersebut di atas kemudian dikaitkan undang-undang peradilan tata usaha
dengan fakta hukum bahwa substansi negara sehingga secara hukum
yang dipermasalahkan oleh penggugat Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya
mengenai kepemilikan hak atas tanah tidak berwenang memeriksa, memutus
atas bidang tanah yang telah diterbitkan dan menyelesaikan sengketa a quo.
putusan objek sengketa atas nama Berdasarkan pertimbangan hukum
prawito, menurut majelis hakim hal tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Tata
tersebut berkaitan dengan substansi hak Usaha Negara (PTUN) Surabaya
sehingga sengketa yang timbul mengadili :
merupakan sengketa/ perkara perdata I. Dalam Eksepsi
atau kepemilikan antara para penggugat - Menolak Eksepsi Tergugat
dengan tergugat 2 intervensi yang II Intervensi
menjadi kewenangan peradilan umum II. Dalam Pokok Sengketa
untuk menerima, memutus, dan 1. Menyatakan gugatan para
menyelesaikan perkara perdata tersebut penggugat tidak diterima
sebagaimana yang ditentukan dalam 2. Menghukum para penggugat
pasal 25 ayat 2 undang-undang nomor 48 membayar biaya perkara sebesar
tahun 2009 tentang kekuasaan Rp. 3.964.000,- (Tiga Juta
kehakiman maupun pasal 50 undang-

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 174
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

Sembilan Ratus Enam Puluh Sedangkan dalam Pokok Sengketa,


Empat Ribu Rupiah) karena berdasarkan pertimbangan
Maka pertimbangan hukum substansi yang dipermasalahkan adalah
majelis Hakim terhadap eksepsi substansi hak sehingga sengketa yang
(jawaban) Tergugat dan replik timbul merupakan sengketa/perkara
Penggugat tentang kewenangan absolut perdata atau kepemilikan antara
Pengadilan Tata Usaha Negara untuk penggugat dan tergugat II Intervensi
memeriksa perkara ini telah sesuai yang menjadi kewenangan peradilan
dengan ketentuan Pasal 1 angka 3 UU umum untuk menerima, memutus dan
5/1986, oleh karenanya PTUN menyelesaikan perkara perdata tersebut.
Surabaya berwenang untuk mengadili Maka, menurut Majelis Hakim, sengketa
perkara ini. Terhadap eksepsi Tergugat a quo bukan merupakan sengketa Tata
mengenai gugatan lewat waktu 90 hari Usaha Negara sebagaimana yang
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 55 dimaksud dalam ketentuan pasal 47
UU 5/1986. Karena para penggugat baru undang-undang Peradilan Tata Usaha
mengetahui objek sengketa a quo pada Negara sehingga secara hukum
tanggal 24 November 2017 dan kemudian pengadilan tata usaha negara Surabaya
mengajukan gugatan nya di kepaniteraan tidak berwenang memeriksa, memutus
perkara pengadilan tata usaha negara dan menyelesaikan sengketa a quo.
Surabaya dan tercatat pada register Selanjutnya, dalam Pokok
pengadilan tata usaha negara Surabaya Sengketa Majelis Hakim Menghukum
Nomor 34/G/2018/ PTUN.SBY pada para penggugat membayar biaya perkara
tanggal 12 Februari 2018 sehingga sebesar Rp. 3.964.000,- (Tiga Juta
apabila dihitung sejak diketahui objek Sembilan Ratus Enam Puluh Empat
sengketa a quo dengan pengajuan Ribu Rupiah), karena dalam hal ini
gugatan ke Pengadilan Tata Usaha gugatan para penggugat tidak diterima
Negara Surabaya menurut majelis hakim sehingga para penggugat dihukum untuk
pengajuan gugatan masih dalam tenggang membayar biaya perkara dalam sidang
waktu 90 hari sebagaimana dimaksud tersebut.
pada pasal 55 undang-undang nomor 5 Pembayaran Biaya Perkara diatur
tahun 1986 tentang peradilan Tata Usaha dalam Pasal 121 Ayat (4) HIR yang
Negara yaitu “Gugatan dapat diajukan menyatakan dengan tegas pembayaran
hanya dalam tenggang waktu sembilan biaya perkara disebut juga panjar
puluh hari terhitung sejak saat perkara dan merupakan syarat imperatif
diterimanya atau diumumkannya (imperative requirement) atau syarat
Keputusan Badan atau Pejabat Tata memaksa atas pendaftaran perkara
Usaha Negara”. Oleh karena itu cukup dalam buku registrasi. Konsekuensi atas
beralasan hukum terhadap Eksepsi pasal ini, yaitu:
tergugat II Intervensi tentang gugatan a. Gugatan tidak didaftar dalam
para penggugat telah kadaluarsa buku register perkara,
dinyatakan tidak diterima. b. Perkara atas gugatan itu, dianggap

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 175
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

tidak ada (never existed), dan Penyelesaian dan Birokrasi


c. Gugatan tidak bisa di proses Berbelit-belit
dalam persidangan pengadilan. b. Faktor Non Hukum -
Yang dimaksud Biaya Perkara Tumpang tindih penggunaan
yaitu biaya yang harus dibayar Oleh tanah, Nilai Ekonomi Tanah
penggugat atau biaya sementara, agar Tinggi, Kesadaran
gugatan dapat diproses dalam Masyarakat Meningkat,
pemeriksaan persidangan. biaya Tanah Tetap Penduduk
sementara berpatokan pada pasal 182 Bertambah, Kemiskinan
Ayat (1) HIR dapat bertambah sesuai c. Faktor Khusus - Kasus
dengan kebutuhan proses pemeriksaan. Penguasaan dan
Misalnya, biaya pemeriksaan setempat, Kepemilikan, Kasus
apabila hal itu dianggap penting baik Penetapan dan Pendaftaran
atas permintaan salah satu pihak tanah, Kasus Batas Bidang
ataupun atas pertimbangan majelis Tanah, Kasus Ganti Rugi
sesuai dengan kewenangan Ex-Officio Eks Tanah Partikelir, Kasus
yang dimilikinya. tanah Ulayat, Kasus Tanah
Biaya sementara beda dengan Landreform, Kasus
biaya akhir yang meliputi biaya yang Pengadaan Tanah, Kasus
timbul dalam semua tingkat peradilan. Pelaksanaan Putusan
prinsipnya biaya akhir dibebankan 2. Dasar Pertimbangan Hukum
kepada pihak yang kalah perkara, Hakim Dalam Perkara Tata Usaha
sesuai dengan ketentuan pasal 181 ayat Negara Nomor
(1) HIR. Apabila penggugat berada di 34/6/2018/PTUN.SBY. yaitu
pihak yang kalah, dengan sendirinya Pengadilan Tata Usaha Negara
panjar itu diperhitungkan menjadi biaya (PTUN) Surabaya mengadili :
yang dipikulkan kepadanya. apabila a. Dalam Eksepsi - Menolak
kurang, ia harus menambahnya, dan Eksepsi Tergugat II
apabila lebih, sisanya dikembalikan Intervensi – berdasarkan
kepadanya. Pasal 1angka 3 UU 5/1986,
b. Dalam Pokok Sengketa
PENUTUP DAN KESIMPULAN 1) Menyatakan gugatan
para penggugat tidak
A. Kesimpulan diterima – berdasarkan
1. Dasar-dasar Terjadinya Sengketa Pasal 47 undang-undang
Tanah di Kecamatan Bareng Peradilan Tata Usaha
Kabupaten Jombang Yaitu: Negara
a. Faktor Hukum - Tumpang 2) Menghukum para
tindih peradilan, Regulasi penggugat membayar
Kurang Memadai, biaya perkara sebesar
Rp. 3.964.000,- (Tiga

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 176
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

Juta Sembilan Ratus Chomzah, Ali Achmad. 2003. Hukum


Enam Puluh Empat Pertanahan Seri Hukum
Ribu Rupiah) – Pertanahan III-Penyelesaian
berdasarkan Pasal 121 Sengketa Hak Atas Tanah dan
Ayat (4) HIR. Seri Hukum Pertanahan IV-
B. Saran Pengadaan Tanah Instansi
i. Hendaknya asas publisitas yang Pemerintah, (Jakarta: Prestasi
diterapkan dalam pendaftaran Pustaka)
tanah oleh Panitia Ajudikasi Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research
dalam perkara ini pelaksanaan jilid I, (Yogyakarta : Andi).
pengumuman tidak hanya Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun
terbatas di Base Camp Panitia 2006 Tentang Badan Pertanahan
Ajudikasi, namun juga dilakukan Nasional Republik Indonesia.
di tingkat RT, RW maupun Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji. 2003.
melalui media massa, sehingga Penelitian Hukum Normatif Suatu
dapat menjangkau kepentingan Tinjauan Singkat, (Jakarta :
berbagai pihak yang terkait dengan Rajawali Press)
akibat diadakannya pendaftaran Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar
tanah, sehingga apabila terjadi Penelitian Hukum, (Jakarta : UI
keberatan dapat diajukan sedini Press,)
mungkin. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji. 2003.
ii. Mengingat masih banyaknya Penelitian Hukum Normatif Suatu
permasalahan Hukum dalam Tinjauan Singkat, (Jakarta :
bidang pertanahan maka perlu Rajawali Press)
kiranya pengembangan dari Soemitro, Ronny Hanitijo. 1990.
Penelitian ini dapat juga dilihat Metodologi Penelitian Hukum
dari beberapa sudut pandang. Dan Jurimetri, (Jakarta : Ghalia
Semisal permasalahan sengketa Indonesia, cetakan 4
tanah ditinjau secara sosiologis, ---------------------------------1991.
historis atau permasalahan Perbandingan Antara Penelitian
sengketa tanah ditinjau dari Hukum Normatif Dengan
dasar-dasar hukum pertanahan. Penelitian Hukum Empiris,
(Majalah Fakultas Hukum Undip
“Masalah-masalah Hukum” No.
9).
Soerodjo, Irawan. 2003. Kepastian Hukum
DAFTAR PUSTAKA Hak Atas Tanah Di Indonesia,
(Surabaya: Arkola)
B, Waluyo. 1991. Penelitian Hukum Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa
Dalam Praktek, (Jakarta : Sinar Indonesia. Edisi. III. Jakarta:
Grafika) Depdiknas RI dan Balai Pustaka -

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 177
Jurnal Justicia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

--------2021. Data Monografi Penanganan Sengketa Pertanahan.


Kecamatan Bareng tahun 2021
Peraturan Pemerintah Menteri Negara
Syam Nur, (2005), Islam Pesisir, PT. Agraria/Kepala Badan Pertanahan
LKiS Pelangi Aksara November, Nasional No. 3 Tahun 1999
Yogyakarta. Tentang Pelimpahan Kewenangan
Untuk Pemberian Hak Atas Tanah
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 dan Kewenangan Pembatalan
Tentang Peraturan Dasar Pokok- Keputusan Mengenai Pemberian
Pokok Agraria (UUPA). Hak Atas Tanah.
Peraturan Pemerintah Menteri Negara
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Tentang Peradilan Tata Usaha Nasional No. 9 Tahun 1999
Negara. Tentang Tata Cara Pemberian Hak
Atas Tanah.
Undang-Undang No. 4 Tahun 2004
Tentang Kekuasaan Kehakiman. Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 26 Tahun 1988 Tentang
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 Badan Pertanahan Nasional jo
Tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 10 Tahun 2006
Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1996 Tentang Badan Pertanahan
Tentang Hak Guna Usaha, Hak Nasiona Republik Indonesial.
Guna Bangunan dan Hak Pakai
atas Tanah. Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 34 Tahun 2003 Tentang
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Kebijakan Nasional Di Bidang
Tentang Pendaftaran Tanah. Pertanahan SEMA No. 2 Tahun
1991.
Peraturan Pemerintah Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 3 Tahun
1997 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Pemerintah Menteri Negara


Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 1 Tahun
1999 Tentang Tata Cara

Justicia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 11 No. 1, 11 Agustus 2022 | page 178

Anda mungkin juga menyukai