Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG PASCA PANEN

DIKELURAHAN MALOTONG KECAMATAN AMPANA


KOTA KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Proposal

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Tadulako

KAMSIA H. TALA’A
C201 18 561

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


DILUAR KAMPUS UTAMA
UNIVERSITAS TADULAKO
TOJO UNA-UNA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG PASCA PANEN


DIKELURAHAN MALOTONG KECAMATAN AMPANA KOTA
KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Proposal ini telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dapat diajukan
pada tanggal ………………………………………………………….

Di setujui :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

…………………….. ……………………….
NIP: NIP:

Mengetahui
Ketua Jurusan Program Studi manajemen S-1

……………………….
NIP:
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya

hidup dan masih tergantung pada sektor pertanian. Salah satu sektor ekonomi

yang diandalkan oleh bangsa Indonesia adalah sektor pertanian, sektor pertanian

hingga saat ini masih menjadi salah satu penompang perekonomian nasional.

Hampir sebagian besar wilayah Indonesia merupakan desa. Desa dibentuk

atas dasar kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Masyarakat desa biasa juga

disebut dengan masyarakat tradisional yang masih memegang nilai-nilai

kebudayaan dan adat-adat leluhur. Terbatasnya pengetahuan, pendidikan dan

fasilitas menjadikan kondisi desa terus terpuruk. Namun kekayaan sumberdaya

alam yang melimpah di wilayah pedesaan dan lahan pertanian yang luas,

membuat wilayah pedesaan menjadi sasaran utama masuknya teknologi dan

pembangunan dalam berbagai bidang (Halim & Hayari, 2021)

Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi di Indonesia. Jagung

secara spesifik merupakan tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi

kehidupan manusia ataupun hewan. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di

dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi.

Tanaman jagung hingga kini dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai

bentuk penyajian, seperti: tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan

pangan, serta sebagai pakan ternak dan lain-lainnya (Akbar et Sal., 2014)
Jagung merupakan komoditas pangan yang memiliki potensi besar untuk

kepentingan industri pakan,dan pangan. Jagung memiliki kandungan gizi dan

vitamin yaitu 355 kalori, 9,2 gr protein, 3,9 gr lemak, 73,7 gr karbohidrat, dan 10

mg kalsium.

Jumlah di setiap produksi jagung biasanya mengalami fluktuasi dan itu

sangat berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan yang selalu berubah –

ubah. Tingginya permintaan jagung di pasar domestik memberikan peluang bagi

Indonesia untuk menyeimbangkan antara jumlah penawaran dan permintaan

jagung. Kemudian cara yang dapat mewujudkan untuk keseimbangan penawaran

dan permintaan yaitu dengan cara memproduksi jagung sendiri di dalam negeri

dengan menggunakan sumber daya domestik atau melakukan import jagung

kepada negara luar (Fina Mirayanti1, 2020)

Pendapatan pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a) pendapatan

bersih adalah penerimaan yang berasal dari penjualan hasil produksi setelah

dikurangi dengan biaya total usaha dan pendapatan kotor adalah pendapatan yang

bersumber dari penjualan hasil produksi yaitu dengan cara harga jual dikalikan

hasil produksi usaha. Produksi adalah mencakup setiap usaha untuk merubah,

mempertinggi atau mengadakan nilai atas barang dan jasa produksi suatu barang

sehingga barang dan jasa dapat berguna bagi manusia (Halim & Hayari, 2021)

Dengan demikian seiring meningkatnya pertumbuhan jumlah masyarakat di

Indonesia dari tahun ke tahun maka secara otomatis berdampak pula pada

besarnya kesadaran masyarakat pada pentingnya nilai gizi.


Salah satu cara untuk meningkatakan produksi pertanian khususnya jagung

adalah menggunakan teknologi yang lebih baik, artinya teknologi yang terus

dikembangkan. Kegitan tersebut diantaranya penggunan benih ungul, pengolahan

tanah yang baik, pengaturan air irigasi yang baik, pemakaian pupuk serta

pemberantasan hama dan penyakit, penanganan panen, penanganan pasca panen,

dan pemasaran hasil panen (Akbar et al., 2014)

Pendapatan juga merupakan salah satu determinan yang menjadi daya

tarik bagi petani untuk memilih suatu komoditas usahatani yang akan

dijalankan, selain karena kemudahan dalam menjalankan dan keterampilan yang

mendukung. Seperti halnya komoditas jagung, dimana pendapatan petani yang

dipengaruhi oleh faktor harga jual yang terus mengalami kenaikan dari waktu

ke waktu, mendorong minat petani yang semakin besar untuk menjalankan

usahatani jagung.

Dalam setiap usaha yang didirikan tentunya memiliki tujuan utama yaitu

ingin mendapatkan keuntungan. Keuntungan diperoleh dari hasil semua biaya-

biaya yang telah dikeluarkan dalam penjualan produksi selama periode tertentu.

Maka dari itu diperlukan suatu manajemen yang baik dalam menjalankan

suatu usaha, salah satunya usaha Tani. Salah satu usaha tani yang mengarah pada

sektor pertanian yaitu usaha Jagung.

Di Provinsi Sulawesi Tengah sendiri terdapat beberapa kabupaten yang

memproduksi Jagung, salah satunya di Kabupaten Tojo Una-Una khususnya di

Kelurahan Malotong Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una.


Kelurahan Malotong merupakan salah satu kelurahan yang dapat

memproduksi tanaman jagung. Dan petani yang berada dikelurahan malotong

tidak sepenuhnya menanam jagung hanya terdapat beberapa petani saja

dikarenakan petani yang lain menanam tanaman nilam, Namun sampai saat ini

Masyarakat Kelurahan Malotong tidak pernah berhenti membuka lahan baru agar

dapat menambah penghasilan semaksimal mungkin.

Para petani dikelurahan malotong menggunakan pupuk sebagai salah satu

bahan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih

baik bagi pertumbuhan tanaman, Pemberian pupuk yang tepat selama

pertumbuhan tanaman jagung dapat meningkatkan hasil jagung dengan baik.

Maka usaha budidaya jagung tersebut perlu dilakukan analisis

pendapatannya, adapun dalam mengevaluasi analisis usaha ini akan melakukan

analisis terhadap besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan, penerimaan dan

pendapatan yang diperoleh. Setelah melakukan analisis tersebut maka akan

diketahui berapa besar keuntungan yang didapatkan para petani jagung

Dikelurahan Malotong.

Dari uraian-uraian latar belakang yang disusun di atas maka peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENDAPATAN

PETANI JAGUNG PASCA PANEN DIKELURAHAN MALOTONG

KECAMATAN AMPANA KOTA KABUPATEN TOJO UNA-UNA”.


1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Berapakah pendapatan yang diperoleh Petani Jagung pada saat panen

maksimal dalam 1 periode penanaman Dikelurahan Malotong Kecamatan

Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una?

2. Apa hambatan yang dihadapi Petani Jagung pada saat panen Dikelurahan

Malotong Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una?

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan yang diperoleh Petani

Jagung pada saat panen dalam 1 periode penanaman Dikelurahan

Malotong Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una.

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi pada saat panen

Dikelurahan Malotong Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo

Una-Una.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi pihak petani jagung hasil dari penelitian ini diharapkan bisa

mengetahui tingkat keuntungan maupun pendapatan yang diperoleh dari

hasil usahanya dan juga dapat mengetahui kondisi usaha tersebut dimasa
sekarang dan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan dan

mengembangkan usahanya.

2. Bagi akademika dan pihak lain

Sebagai informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya yang

memiliki bagian yang sama dalam bidang penelitian ini dan dapat

memberikan wawasan dan tambahan ilmu mengenai penelitian ini.

3. Bagi penulis

Hasil penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana (S1) Ekonomi serta memberikan wawasan mengenai analisis

keuntungan yang didapatkan petani jagung dikelurahan malotong.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Pendapatan


a. Teori produksi di dalam sektor pertanian

Analisis teori produksi merupakan konteks pembahasan dalam teori

ekonomi mikro. Aktivitas produksi sendiri dapat dimaknai dengan perubahan dua

atau lebih input (faktor produksi) menjadi satu atau lebih output (produk). Ada

hubungan antara produksi dengan input, yaitu output maksimum yang dihasilkan

dengan penggunaan input tertentu. Dalam teori produksi diasumsikan produsen

berusaha memproduksi output maksimum dengan menggunakan input tertentu

dan biaya yang paling rendah serta berusaha memaksimumkan keuntungan.

Teori produksi menjelaskan hubungan teknis antara input dan output. Input

adalah barang dan jasa yang diperlukan dalam proses produksi, dan output adalah

barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Sedangkan proses

produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output, sehingga nilai

barang tersebut bertambah.

Sudut pandang teori produksi memandang bahwa dalam menunjang

keberhasilan usahatani memerlukan ketersediaan bahan baku pertanian secara

kontinyu dalam jumlah yang cukup. Pengembangan usahatani sangat tergantung

dari ketersediaan sumber daya (input). Ada empat sumberdaya yang merupakan

faktor produksi penting dalam usahatani: (1) tanah, meliputi kuantitas (luas) dan
kualitas, (2) tenaga kerja manusia, (3) modal untuk pembelian input variabel dan

(4) ketrampilan manajemen petani (Prayitno, 1987; dalam Suprapto, 2010)

b. Teori Pendapatan Dalam Usahatani

Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga,

salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat

pendapatan. Pendapatan menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya

yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa yang diterima oleh seseorang

atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.

Dengan kata lain pendapatan juga diuraikan sebagai keseluruhan

penerimaan yang diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik

maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan instansi

atau pendapatan selama ia bekerja atau berusaha. Setiap orang yang bekerja akan

berusaha untuk memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimum agar

bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Maksud utama para pekerja yang bersedia

melakukan berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan pendapatan yang

cukup baginya, sehingga kebutuhan hidupnya ataupun rumah tangganya akan

tercapai.

Tujuan seorang petani melakukan kegiatan usahatani adalah untuk

memperoleh pendapatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berhasilnya kegiatan usahatani dapat diketahui dari besarnya pendapatan yang

diperoleh.
Usaha untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan

meningkatkan produksi. Memperoleh produksi yang maksimum dari

usahatani, diperlukan usaha dalam memadu faktor-fakor produksi dengan

keterampilan manajemen tertentu. Besar kecilnya pendapatan yang diterima

petani dipengaruhi oleh tingkat kecakapan petani mengelola usahataninya dari

sumber produksi yang tersedia (Budiman & Riyanto, 2013)

Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo,

distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial yang utama, yaitu

pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya menentukan 3 faktor produksi,

yaitu tenaga kerja, modal dan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor

dianggap sebagai pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap

pendapatan nasional. Teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin

maju, para tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan para kapitalis

(pemilik modal) menjadi relatif lebih buruh keadaannya (Sumitro: 1991).

Pendapatan atau income masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-

faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan sektor ini membeli

faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi

dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di

pasar ditentukan oleh tarik- menarik antara penawaran dan permintaan. Definisi

pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor dan

pengeluaran total usahatani. Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai

nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual

maupun yang tidak dijual.


Pengeluaran total usahatani adalah nilai semua masukan yang habis

dipakai atau dikeluarkan dalam produksi. Pendapatan bersih usahatani mengukur

imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi

kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang

diinvestasikan ke dalam usahatani.

2.2.1 Penerimaan (Total Revenue)

Penerimaan atau Total Reveneu merupakan jumlah nilai rupiah yang

diperhitungkan dari seluruh produk yang terjual. Dengan kata lain penerimaan

usaha merupakan hasil perkalian antara jumlah Produksi (Q) dengan harga jual

(P). (Mungkur 2019:75).

Produk yang telah dihasilkan oleh suatu usaha atau perusahaan akan dijual

ke pasar agar dapat dibeli oleh konsumen. Dan hasil penjualan disebut sebagai

Total Penerimaan (Total Reveneu/TR). Total penerimaan akan naik apabila:

a. Jumlah produksi jagung yang terjual naik, harga tidak berubah

b. Jumlah produksi jagung yang terjual tetap, tetapi harga naik; dan

c. Jumlah produksi jagung yang terjual maupun harga kedua-duanya naik.

(Damanika, 2011:84)

1.4.1 Teori Produksi

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau suatu aktivitas ekonomi

dengan memanfaatkan beberapa input untuk menghasilakan output. Produksi

usahatani jagung dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya, luas lahan garapan.
Semakin luas lahan garapan maka akan semakin besar biaya yang

dikeluarkan dan semakin besar pula produksi yang bisa didapatkan oleh petani.

Faktor lain juga sangat mempengaruhi seperti harga yang berlaku. Sebesar apapun

produksi yang didapat oleh petani jika tidak didukung dengan harga yang tinggi

maka nilai produksi yang akan didapat juga akan sedikit hal ini mengakibatkan

pendapatan petani menurun.

Teori produksi yang sederhana menggambarkan bagaimana tentang

hubungan yang berada di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah

tenaga kerja yang akan digunakan untuk memperoleh berbagai tingkat produksi

barang tersebut Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi

lainnya ialah jumlahnya tetap, yaitu jumlah modal dan tanah dianggap tidak

mengalami perubahan (Musman,2019)

Fungsi produksi menjelaskan bahwa jumlah maksimum produk atau output

yang dapat dihasilkan oleh sebuah usaha atau perusahaan untuk setiap gabungan

dalam factor produksi atau input ditingkat teknologi yang sekarang. Jenis input

terdiri dari beberapa tetapi pada tahap sekarang difokuskan hanya pada dua input

yaitu tenaga kerja dan mesin. Pada tingkat teknologi tertentu, diasumsikan setiap

penambahan kombinasi tenaga kerja dan mesin akan mengakibatkan output

meningkat sampai pada tingkat produksi tetentu (Damanika, 2011:75)


2.4.1 Konsep Biaya

a. Pengertian Biaya

Biaya adalah semua nilai dari korbanan ekonomis yang digunakan untuk

kegiatan usahatani. Nilainya dinyatakan dengan uang, semua yang telah

dikeluarkan dalam pengelolaan usahatani misalnya bibit, pestisida, dan

pengeluaran lainnya yang merupakan biaya usahatani. Biaya tetap adalah biaya

yang dikeluarkan dalam usahatani dan besarnya tidak dipengaruhi oleh besar

kecilnya produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang

dikeluarkan yang besarnya sangat dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan.

Secara matematis rumus pendapatan yaitu :

π = Y. Py – ΣXi.Pxi – BTT

Keterangan :

π = pendapatan (Rp)

Y = hasil produksi (Kg)

Py = harga hasil produksi (Rp)

Xi = faktor produksi

Pxi = harga faktor produksi (Rp)

BTT = biaya tetap total (Rp)

Pendapatan juga dapat dihitung menggunakan rumus :

𝜋 = TR-TC

Keterangan :
π = keuntungan/pendapatan
TR = total revenue (total penerimaan)
TC = total cost (total biaya)
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan salah

satu faktor yang dibutuhkan atau yang menjadi penentu kelancaran dalam

menjalankan usaha.

b. Pengelolaan Biaya

Dalam akuntansi biaya terdapat berbagai macam cara penggolongan biaya

dianataranya seperti :

1. Biaya Tetap, yaitu Biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak terpengaruh

dengan adanya perubahan Volume kegiatan dalam batas-batas tertentu.

Walaupun perusahaan tidak berproduksi, biaya ini tetap ditanggung oleh

perusahaan. Contohnya seperti biaya sewa gedung, biaya depresiasi,dan

lain-lain.

2. Biaya Variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya bisa dapat berubah-rubah

sebanding dengan adanya perubahan volume kegiatan. Contohnya seperti,

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

3. Biaya Semivariabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah tidak

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel

mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel Contohnya seperti, biaya

pemakaian listrik, biaya pemakaian bahan bakar, biaya telepon.

Biaya yang keluarkan dalam usaha tani jagung adalah seluruh biaya yang

dikeluarkan dalam mengololah usaha tani jangung. Biaya produksi pada usaha

tani jagung didaerah ini yaitu biaya biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

(variabel cost).
Usahatani biasanya diklasifikasiakan menjadi dua, yaitu:

1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh besar

kecilnya produksi usahatani. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh pelaku

usahatani berupa sewa pajak yang menjadi kewajiban kepada pemilik

lahan. Biaya mempunyai peranan besar dalam mengambil keputusan

usahatani. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuai

menentukan harga pokok dari produk yang dihasilkan. Misalnya sewa

lahan, gaji tenaga kerja, penyusutan, biaya pemeliharaan, dan lain-lain.

2. Biaya tidak tetap (variabel cost) adalah biaya yang habis dipakai

dalam sekali proses produksi. Yang termasuk dalam biaya variabel

adalah biaya sarana produksi seperti pupuk, bibit, herbisida dan biaya

angkut.

1.6.1 Konsep Harga

Harga memiliki tujuan untuk mencapai keuntungan, Penetapan harga

diubah dengan tujuan mencapai keuntungan harga sangat berpengaruh dalam

menemukan produk berdasarkan kualitas.

Kotler & Keller menyatakan harga merupakan salah satu elemen bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan menghasilkan biaya (Budiraharja,

2016:100)

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh kombinasi

barang dan jasa (Budiraharja 2016:101)


Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga merupakan unsur

yang sangat penting dalam sebuah perusahaan dalam mendapatkan pendapatan

untuk keberlangsungan suatu perusahaan.

2.6.1 Pendapatan (Income)

Dalam bisnis, pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh

perusahaan atau organisasi dari kegiatan aktivitasnya seperti penjualan

barang//jasa kepada pelanggan.

Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan

pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang

konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan.

Untuk mengetahui berapa pendapatan petani jagung pasca panen

menggunakan rumus sebagai berikut:

I = TR-TC

Keterangan :

I= Pendapatan bersih (Income)

TR= Total Penerimaan (Total Revenue)

TC= Total Biaya Produksi (Total Cost)


1.2 R/C Ratio ( Revenue Cost Ratio )

Setiap usaha yang dijalankan tentunya mempunyai tujuan untuk mencapai

hasil yang menguntungkan. Adanya analisis R/C Ratio dilakukan bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana usaha tersebut dapat mendatangkan keuntungan pada

periode tertentu.

Menurut Tjakrawiralaksana (1983), untuk mengukur efisiensi petani

jagung dapat diketahui dari perbandingan antara total penerimaan dengan total

biaya, yang di rumuskan sebagai berikut:

R/C Rasio= TR/TC

Dimana:

R/C Rasio = Rasio Penerimaan Atas Biaya

TR =Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

Usahatani tersebut dikatakan efisien dan layak untuk dijalankan apabila:

- R/C Ratio > 1 berarti usahatani menguntungkan dan layak untuk

dijalankan.

- R/C Ratio = 1 usahatani berada pada titik impas (tidak untung dan tidak

rugi).

- R/C Ratio < 1 berarti usahatani tidak menguntungkan dan tidak layak

untuk dijalankan.
2.2 Kerangka Pemikiran

Menyadari akan hal pentingnya suatu kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendapatan dan seberapa besar keuntungan

yang diperoleh dalam memenuhi kebutuhan hidup dari usaha yang dibangun,

salah satunya dalam Usahatani Jagung Dikelurahan Malotong Kec. Ampana Kota.

Kelurahan Malotong merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan

Ampana Kota yang dikenal sebagai kelurahan penghasil jagung yang perlu

dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di kelurahan tersebut.

Keuntungan merupakan tujuan dan faktor utama dalam membangun suatu

usaha, adapun suatu usaha tidak akan berkembang apabila pendapatan yang

diterima tidak dapat menutupi dari biaya-biaya operasionalnya, maka dari itu

diperlukan manajemen yang baik dari semua aspek untuk mengelolah usaha agar

dapat mencapai tujuan dan keuntungan yang diinginkan.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukana analisis pendapatan yang

didapatkan oleh petani jagung di kelurahan malotong. Dengan demikian bisa

bermanfaat bagi pelaku usahatani jagung sebagai acuan dalam mengambil

keputusan untuk mengembangkan dan memajukan usahanya.

Untuk lebih jelasnya alur pemikiran ini dapat diuraikan pada bagan

kerangka piker dibawah ini.


Bagan 2.2

Kerangka Pemikiran

Usahatani Jagung Pasca


Panen Di Kelurahan
Malotong

Keuntungan/Pendapatan

𝜋 = TR-TC R/C = TR/TC

Masalah

Analisis Data

Hasil Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, H., Pasinringi, A., & Ambo, N. A. (2014). Kabupaten Donggala. 9(3),
247–257.
Budiman, & Riyanto. (2013). Disusun Oleh : Disusun Oleh : Pengetahuan Dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan, 11150331000034, 1–147.
Fina Mirayanti1, B. S. A. D. S. (2020). Proposal 1. Analisis Pendapatan
Usahatani Jagung (Zea Mays) Di Desa Ringinsari Kecamatan
Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang, 1–6.
Halim, M., & Hayari, H. (2021). E-issn : 2502-6674. 6(2), 148–155.
Sebagai, D., Satu, S., Memperoleh, G., Sarjana, G., Program, P., Manajemen, S.,
Ekonomi, F., & Sintuwu, U. (2021). TAMBAK UDANG VANAME DI DESA
BETAUA SAKINA N . L.

Anda mungkin juga menyukai