Anda di halaman 1dari 71

LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN PREEKLAMSIA BERAT

DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR


RENDAH (BBLR)

KARYA ILMIAH AKHIR

Disusun oleh

MITA FEBRIANI
19.04.062

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
2021
LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN PREEKLAMSIA BERAT
DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR
RENDAH (BBLR)

KARYA ILMIAH AKHIR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Profesi (Ners)


Pada Program Studi Ners STIKES Panakkukang Makassar

Disusun oleh

MITA FEBRIANI
19.04.062

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
2021

i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH AKHIR (ORISINILITAS)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mita Febriani, S.Kep


NIM : 19 04 062
Program Studi : Profesi Ners

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah akhir (KIA) ini adalah hasil
penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar profesi di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya
atau pemikiran yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian
atau keseluruhan karya ilmiah akhir ini merupakan hasil karya orang lain, maka
saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi
berupa gelar kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau kembali dan/atau
dicabut.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
paksaan sama sekali.

Makassar, Desember 2020


Yang membuat pernyataan,

Materai
Rp. 6000

Mita Febriani, S.Kep


NIM. 19 04 062

iv
ABSTRAK

MITA FEBRIANI: LITERATURE REVIEW: HUBUNGAN PREEKLAMPSIA BERAT


DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
PEMBIMBING: SITTI SYAMSIAH
Latar Belakang: Berat bayi lahir rendah (BBLR) telah didefinisikan oleh World Health
Organization sebagai berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan salah satu
penyebab kematian perinatal dan neonatal. Salah satu faktor penyebab dari BBLR adalah
Preeklamsia berat pada kehamilan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
preeklampsia berat pada ibu hamil berpengaruh pada kejadian berat bayi lahir rendah.
Tujuan: Dari literature review ini yaitu untuk mengetahui hubungan preeklampsia berat
dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)
Metode: Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini yaitu Literature Review
dengan menganalisis sejumlah artikel yang telah ditentukan. Penelitian ini terdiri dari sebelas
artikel yang akan di analisis dengan teknik penyeleksian artikel secara manual screening dengan
mengacu pada kriteria inklusi dan ekslusi. Variabel yang diteliti berupa preeklampsia dalam
kehamilan dan berat badan lahir rendah (BBLR)
Hasil: Dalam penelitian ini digunakan sebanyak sebelas artikel yang telah dianalisis dan
diperoleh sebanyak lima artikel yang membahas mengenai Preeklampsia dalam kehamilan , tiga
artikel yang membahas mengenai kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)
Kesimpulan dan saran: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara preeklampsia dalam kehamilan dengan kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR). Diharapkan pemberian edukasi dan tindakan yang dapat mengurangi terjadinya
preeklamsia pada ibu hamil agar dapat mencegah dan menghindari terjadinya berat badan lahir
rendah pada bayi baru lahir.

Kata Kunci: Preeklampsia, BBLR

Referensi: 14 Jurnal (Tahun 2015 sampai tahun 2020)

v
ABSTRACT

MITA FEBRIANI: LITERATURE REVIEW:RELATIONSHIP OF PREECLAMPSIA WEIGHT


WITH LOW-BORN PREGNANCY WEIGHT (LBW)
SUPERVISOR: SITTI SYAMSIAH
Background: Low birth weight (LBW) has been defined by the World Health Organization as
birth weight less than 2500 grams. LBW is one of the causes of perinatal and neonatal mortality.
One of the causes of LBW is severe preeclampsia in pregnancy. The aim of this study was to
determine whether severe preeclampsia in pregnant women affects the incidence of low birth
weight.
Purpose: From this literature review, it is to determine the relationship between severe
preeclampsia and the incidence of low birth weight (LBW).
Method: The method used in the preparation of this study is the Literature Review by
analyzing a number of predetermined articles. This study consisted of eleven articles that would be
analyzed using manual screening with reference to inclusion and exclusion criteria. The variables
studied were preeclampsia in pregnancy and low birth weight (LBW).
Results: In this study, eleven articles were analyzed and five articles discussed preeclampsia
in pregnancy, three articles discussing the incidence of low birth weight (LBW).
Conclusions and suggestions: This study can be concluded that there is a significant
relationship between preeclampsia in pregnancy and the incidence of low birth weight (LBW). It is
hoped that the provision of education and actions that can reduce the occurrence of preeclampsia
in pregnant women in order to prevent and avoid the occurrence of low birth weight in newborns.

Keywords: Preeclampsia, LBW

Reference: 14 Journals (2015 to 2020)

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha kuasa karena dengan izin-

Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah akhir (KIA)

dalam bentuk literature review yang berjudul “Hubungan Preeklampsia Berat

Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)” sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar ners (Ns).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya ilmiah akhir

ini masih jauh dari kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang

ada. Untuk itu demi kesempurnaan karya ilmiah akhir ini, penulis sangat

membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan saran

yang bersifat membangun.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan penulisan karya ilmiah

akhir ini tidak lepas dari peran serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka yang teristimewa Ibunda

dan Ayahanda tercinta Wasti Pakiding dan Semuel Sesa, yang disetiap

nafasnya selalu menghembuskan Do’a penuh cinta dan dengan segenap hati

telah mencurahkan kasih sayangnya, serta memberikan motivasi sehingga

penulis mampu menyelesaikan penyusunan karya ilmiah akhir ini. Tidak lupa,

penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya

kepada:

1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM., M.Kes, selaku Ketua Yayasan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar.

vii
2. Bapak Dr. Ns. Makkasau Plasay, S.Kep., M.Kes., M.EDM, selaku

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar.

3. Ibu Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ners

STIKES Panakkukang Makassar.

4. Ibu Sitti Syamsiah, S.Kp., M.Kes, selaku Pembimbing sekaligus Penguji

yang telah memberikan bimbingan, arahan, kritik, saran, nasehat dan

motivasi dengan baik dalam penyusunan literatur review karya ilmiah

akhir ini.

5. Ibu Nofianty Idris, SKM., S.Kep., M.Kes, selaku selaku penguji I yang

telah memberikan bimbingan, arahan, kritik, saran, nasehat dan motivasi

dengan baik dalam penyusunan literatur review karya ilmiah akhir ini. ini.

6. Dosen Prodi Profei Ners yang telah dengan sabar memberikan pengarahan

yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan literatur

review karya ilmiah akhir ini. ini.

7. Seluruh Civitas Akademik STIKES Panakkukang Makassar yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk selama mengikuti pendidikan

8. Saudara – saudaraku yang telah memberikan bantuan, dukungan, dorongan

dan motivasi dalam proses penulisan literatur review karya ilmiah akhir

ini. ini.

9. Rekan-rekan Mahasiswa khususnya Program Studi Ners Angkatan 2019

yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan serta selalu ada disaat

suka maupun duka.

viii
Semoga Karya Ilmiah Akhir ini dapat menjadi acuan dalam

peningkatan wawasan dan pengetahuan dan mendapat respon positif dari

pihak-pihak yang terkait. Akhirnya penulis mengharapkan adanya saran dan

kritik konstruktif dari semua pihak.

Makassar, Desember 2020

Penulis.

Mita Febriani, S. Kep

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Halaman Persetujuan ......................................................................................... ii

Halaman Pengesahan .......................................................................................... iii

Pernyataan Keaslian ........................................................................................... iv

Halaman Abstrak (Bahasa Indonesia) .............................................................. v

Halaman Abstact (Bahasa Inggris) .................................................................... vi

Kata Pengantar.................................................................................................... vii

Daftar Isi ...............................................................................................................x

Daftar Tabel ......................................................................................................... xii

Daftar Gambar....................................................................................................xiii

Daftar Singkatan.................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah........................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

BAB II METODE................................................................................................9

A. Pencarian Literatur....................................................................................... 9
1. Kata Kunci (Keyword) .......................................................................... 9
2. Data Based Pencarian (Journal Databased) ........................................... 9
3. Strategi Pencarian (Boolean system) ..................................................... 10
B. Kriterian Inklusi dan Ekslusi ....................................................................... 11
C. Proses Seleksi Literatur ............................................................................... 12

x
BAB III HASIL DAN ANALISIS....................................................................14

A. Hasil ............................................................................................................. 15
B. Analisis ........................................................................................................ 28
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................49

A. Kesimpulan .................................................................................................. 49
B. Saran ............................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 51

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review....................................................... ........9

Tabel 2.2 Strategi Pencarian ......................................................................... .......10

Tabel 2.3 Format PICOS dalam Literatur Review ........................................ ........12

Tabel 3.1 Hasil Literature Review ................................................................ ........15

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4. Diagram Flow Literature Review PRISMA (2009) ................. ........13

xiii
DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan

WHO Word Health Organization

PEB Pre-eklampsia Berat

BBLR Berat Badan Lahir Rendah

AKB Angka Kematian Bayi

AKI Angka Kematian Ibu

Dkk Dan kawan-kawan

MeSH Medical Subject Heading

PICOS Population Intervention Comparation

Outcome Study design

HDK Hipertensi Dalam Kehamilan

PJT Pertumbuhan Janin Terhambat

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Instalasi gawat darurat merupakan salah satu satu fasilitas

pelayanan kesehatan utama di rumah sakit. Ada beberapa hal yang

membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang

perlu penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas. Yang

dimaksud dengan Pelayanan Gawat Darurat (Emergency Care) adalah

bagian dari pelayanan yang di butuhkan oleh penderita dalam waktu

segera (Imediately) untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving)

(John, 2013). Kegawatdaruratan obstetri merupakan suatu kondisi yang

dapat mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama kehamilan,

ketika kelahiran bahkan sampai setelah kelahiran. Kegawatan tersebut

harus segera ditangani, karena jika lambat dalam menangani akan

menyebabkan kematian pada ibu dan bayi baru lahir (Walyani &

Purwoastuti, 2015).

Menurut WHO (World Health Organization), antara tahun 2003-

2009 jumlah angka kematian ibu di dunia sebesar 2.443.000 kematian.

Perdarahan, hipertensi, dan sepsis merupakan lebih dari setengah

penyebab kematian ibu di seluruh dunia. Hipertensi adalah penyebab

langsung kedua yang paling umum di seluruh dunia, yaitu mewakili 14%

atau 343.000 kematian (Say, et al., 2014). pada tahun 2010 angka

kematian ibu di dunia 287.000, WHO memperkirakan ada 500.000

kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, penyumbang

1
2

terbesar dari angka tersebut merupakan negara berkembang yaitu 99%.

Perempuan meninggal akibat komplikasi selama dan setelah kehamilan

dan persalinan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang selama

kehamilan. Komplikasi utama penyumbang 80% kematian ibu adalah

perdarahan parah (sebagian besar perdarahan postpartum), infeksi

(biasanya setelah melahirkan), tekanan darah tinggi selama kehamilan

(pre-eklampsia dan eklampsia) dan aborsi tidak aman. Sisanya disebabkan

oleh penyakit malaria dan AIDS selama kehamilan. (Sutrimah,

Mifbakhuddin, & Wahyuni, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2009, angka

kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menetukan derajat

kesehatan anak suatu negara. Secara statistik epidemologi angka

morbiditas dan mortalitas pada neonatus di negara berkembang masih

tinggi. Salah satu penyebab utamanya adalah berat bayi lahir rendah

(BBLR). BBLR adalah berat bayi kurang dari 2500 gram ( (Bernawi,

2012). BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau

pada bayi cukup bulan (IUGR) (IDAI, 2009). BBLR erat kaitannya dengan

mortalitas dan morbiditas neonatus, gangguan tumbuh kembang, gangguan

perkembangan kognitif, dan penyakit penyakit kronis yang mungkin

diderita di kemudian hari (UNICEF dan WHO, 2004).

Berdasarkan hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat

bahwa angka kematian bayi (AKB) di Indonesia mencapai 25,5.

Artinya ada sekitar 25,5 kematian setiap 1000 bayi yang lahir dan
3

menurut RISKESDAS tahun 2011 kematian bayi yang disebabkan

oleh BBLR sebanyak 46,2 % ( Karmila 2014 ).

Berdasarkan data RISKESDAS (riset kesehatan dasar) di

Sulawesi Selatan tahun 2014 angka kematian neonatal yaitu jumlah

penduduk yang meninggal satu bulan pertama setetah kelahiran (0-

28 hari) yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran yang sama, secara

nasional berdasarkan hasil SDKI 2007 dan 2012 diestimasikan sebesar

19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015 menyebutkan bahwa preeklampsia

merupakan penyebab kedua kematian ibu di Sulawesi Selatan. Hasil

laporan tahunan Bidang Kesehatan Masyarakat tahun 2010 menyebutkan

jumlah kematian ibu akibat komplikasi selama kehamilan dan persalinan

sebanyak 121 kasus, dimana diantaranya disebabkan karena pendarahan

sebanyak 63 kasus (52,07%), hipertensi dalam kehamilan

(preeklampsia/eklampsia) sebanyak 28 kasus (1,65%) dan infeksi dua

kasus (0,02%). Angka kematian ibu di Provinsi Sulawesi Selatan pada

tahun 2013 sebanyak 115 kasus atau 78,38 per 100.000 kelahiran hidup,

sedangkan pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 138 kasus

atau 93,20 per 100.000 kelahiran hidup. (Dinkes Sulsel, 2015).

Faktor penyebab terjadinya BBLR terdiri dari tiga yaitu faktor ibu,

faktor janin dan faktor plasenta. Faktor ibu yaitu salah satunya

preeklamsia (Pantiawati, 2010). Preeklamsia adalah sindrom khusus

kehamilan yang dapat mengenai setiap seluruh sistem organ yang ditandai
4

dengan adanya hipertensi dan proteinuria (Cunningham, et al., 2018).

Menurut Berkane et al. (2017). preeklamsia ditandai dengan hipertensi

selama kehamilan (tekanan darah sistolnya lebih dari 140 mmHg atau

diastolnya lebih dari 90 mmHg diukur setelah minggu ke 20 kehamilan)

dan kadar protein yang tinggi (di atas 300 mg/dL) dalam urin. Preeklamsia

merupakan salah satu faktor risiko yang signifikan dan menjadi penyebab

paling umum Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dan kematian janin

(Mouna et al., 2017). Berat badan lahir rendah (BBLR) pada preeklamsia

bisa disebabkan karena kegagalan uteroplasenta (Bolat et al., 2013).

Angka kematian ibu (AKI) yang masih tinggi di Indonesia

merupakan interaksi dari berbagai aspek baik aspek klinis, aspek

pelayanan kesehatan maupun faktor-faktor non kesehatan. Estimasi yang

dibuat dari hasil SDKI AKI di Indonesia pada tahun 2015 menggambarkan

bahwa di tahun 2015 MDGs belum tercapai sesuai harapan. Tingginya

angka kematian ibu (AKI) di Indonesia hingga saat ini tercatat sebanyak

228 untuk setiap 100.000 kelahiran hidup pada 2007 dan bahkan menjadi

359 kematian ibu pada 2012. Lebih ironis, kondisi AKI saat ini tidak

berbeda jauh dengan kondisi 22 tahun lalu yang angkanya mencapai 390

kematian ibu (Kemenkes RI, 2013; International NGO Forum on

Indonesian Development, 2013). Kematian ibu di Indonesia tetap

didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan (30,3%),

hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia/eklamsia) (27,1%) dan infeksi

(7,3%). Proporsi ketiga penyebab kematian ini telah berubah yaitu


5

perdarahan dan infeksi semakin menurun sedangkan hipertensi dalam

kehamilan proporsinya semakin meningkat, hampir 30 % kematian ibu di

Indonesia pada tahun 2011 (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan penelitian Imroatul Chumaida, Ira Titisari, Sumy Dwi

Antono 2019 tentang hubungan preekampsia dengan kejadian berat badan

lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota Kediri. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan preeklamsia dengan kejadian bayi

berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kediri. Jenis penelitian

yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain penelitian

retrospektif dan menggunakan uji rank spearman. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh rekam medis bayi berat lahir rendah (BBLR)

bulan Januari - Desember 2018 yang lahir di RSUD Gambiran Kota

Kediri. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random

sampling. 118 responden diambil menjadi responden. Hasil yang diperoleh

dari uji korelasi rank spearman dengan nilai p 0,031 <0,05, nilai koefisien

korelasi 1.000 dan memiliki arah korelasi positif (+). Hasil penelitian ini

adalah ada hubungan yang signifikan antara Preeklamsia dengan kejadian

BBLR di RSUD Gambiran Kota Kediri. Berdasarkan hasil penelitian ini

diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan upaya pencegahan

berat lahir rendah (BBLR) pada bayi baru lahir dengan melakukan deteksi

dini faktor risiko bayi berat lahir rendah (BBLR).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman

Hartati, I Dewa Ayu Ketut Surinati, dkk tahun 2018 tentang preeklampsia
6

dengan berat badan lahir rendah (BBLR) pada ibu bersalin. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan preeklampsia dengan berat badan

lahir rendah (bblr) pada ibu bersalin di RSUD Wangaya tahun

2018.Metode yang digunakan adalah “analitik korelasi” dengan

pendekatan retrospektif. Sampel penelitian ini diambil dari data sekunder

yaitu rekam medis pasien preeklampsia di RSUD Wangaya dengan

menggunakan teknik sampling yaitu total sampling dan didapatkan 164

sampel yang dianalisis menggunakan Uji chi square dengan hasil (value)

p = 0,000 (p value ≤ 0,05) dan Odds Ratio (OR) = 4,752. Hasil penelitian

dapat disimpulkan ada Hubungan Preeklampsia dengn Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) dengan Ibu dengan preeklampsia empat kali lebih

beresiko melahirkan bayi dengan BBLR.

Permasalahan tersebut memerlukan penangan dan perawatan yang

komprehensif dari perawat.maka untuk mengatasi hal tersebut peran

perawat sebagai pelaksana keperawatan di tuntut untuk memiliki

kemampuan yang memadai dalam menangulanginya di antaranya

kemampuan untuk membantu perawatan, menurunkan tekanan darah,

membantu ADL (activity daily Living) pasien, memberi pertolongan

mental serta pendidikan pada pasien dan keluarga.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis Karya

Ilmiah Akhir Ners dengan judul “hubungan preeklampsia berat dengan

kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)”.


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian Literatur Review mengenai apakah “Hubungan

Preeklampsia Berat dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR)”?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Literature review secara umum bertujuan untuk diketahui hubungan

preekmapsia berat dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya jurnal yang terkait dengan angka kejadian kasus

preeklampsia berat pada ibu hamil

b. Diketahuinya jurnal yang terkait dengan angka kejadian bayi lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

c. Diketahuinya jurnal yang terkait dengan hubungan preeklampsia

berat pada ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang

hubungan preeklampsia berat dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR).
8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Profesi Kesehatan

Memberikan tambahan pengetahuan mengenai hubungan

preeklampsia berat dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR).

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat bermanfaat sehingga dapat menambah

kepustakaan mengenai hubungan preeklampsia berat dengan

kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan acuan

serta dapat dijadikan bahan referensi atau sumber data bagi peneliti

selanjutnya.
BAB II
METODOLOGI
A. Pencarian Literatur

Sumber data literatur review adalah data sekunder, data utama dari

literatur review adalah artikel hasil penelitian, sehingga kualitas data

ditentukan pada pencarian literature.

1. Kata Kunci

Dalam pencarian literature ini yang harus dimasukkan adalah

kata kunci/keyword, dimana kata kunci sangat menentukan kualitas

literature yang ingin diperoleh. Adapun kata kunci yng digunakan

dalam penyusunan literature review ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kata kunci/Keyword literature review

Severe Preeclampsia Preeklampsia Berat


Hypertension hipertensi
Low Birth Weight Berat Badan Lahir Rendah

2. Database Pencarian

Literature review merupakan rangkuman menyeluruh beberapa

studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian

literatur dilakukan pada bulan November-Desember 2020. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.

Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi

9
10

baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini

menggunakan beberapa database dengan kriteria kualitas tinggi,

sedang dan rendah yaitu, Pro Quest , Pubmed dan Google Scholar.

3. Strategi Pencrian

Strategi pencarian yang digunakan untuk mendapatkan literature

jurnal atau artikel yang ingin kita cari sesuai dengan kriteria yang

telah kita tetapkan yaitu kita bisa menggunakan Boolean System

dimana penggunaan kata yang bisa digunakan yaitu seperti (AND, OR,

NOT). Kata ini dapat memperluas atau menspesifikkan pencarian,

sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang

digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan

Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut:

Tabel 2.2 Strategi Pencarian

Severe Preeclampsi Low Birth Weight


Severe Preeclampsia Low Birth Weight
OR OR
Preeclampsia Lbw
OR OR
Preeklampsia Berat Berat badan Lahir Rendah
OR
BBLR
11

B. Kriteria Inklusi dn Eklusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework, yang terdiri dari:

1. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

2. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan

studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

review.

3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang

digunakan sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan

kelompok kontrol dalam studi yang terpilih.

4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu

yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature

review.

5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel

yang akan direview.


12

Tabel 2.3 Format PICOS dalam Literature Review

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population Populasi dari literature Neonatus yang
review ini adalah hidup dengan berat
Neonatus yang lahir lahir di atas > 2500
hidup dengan berat lahir gram
< 2500 gram
Intervention - -
Comparison Tidak ada pembanding -
Outcome Faktor yang -
berhubungan kejadian
berat badan lahir rendah
(BBLR)
Study design Correlation sudy, Cross Kualitatif
sectional study,
Deskriptif analitik.
Publication years Tahun 2015 sampai Sebelum tahun
tahun 2020 2015
Language Inggris, Indonesia Bahasa selain
Inggris dan
Indonesia

C. Proses Seleksi Literatur

Hasil pencarian literature melalui publikasi pada dua database


dengan menggunakan kata kunci yang sudah di sesuaikan, kemudian
peneliti mendapatkan 937 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut.
Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi,
ditemukan terdapat 50 artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa
887 artikel. Peneliti kemudian melakukan skrining berdasarkan judul dan
abstrak (n=500) serta full text (n=376) yang disesuaikan dengan tema
13

literature review. Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan


terhadap kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 12 artikel yang
bisa dipergunakan dalam literature review.
Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow
di bawah ini:
Identifikasi artikel Identifikasi artikel
berdasarkan Database Pro berdasarkan sumber lain
Quet (n= 520)
Google Scholar (n= 417)
Pubmed (n=20)

Jumlah jurnal yang diperoleh

(n= 957)

Jumlah jurnal setelah


duplikasi dihapus

(n=887)

Jurnal yang diseleksi Junal yang dikeluarkan


berdasarkan judul dan abstrak
(n=887)
(n= 500)

Artikel lengkap Artikel lengkap dikeluarkan


(n=387) sesuai kriteria eksklusi

(n= 376)

Artikel/jurnal yang akan


digunakan

(n=11)

Gambar 2.4. Diagram Flow Literature Review PRISMA (2009)


9
BAB III
HASIL DAN ANALISIS
A. Karateristik Study

Sebelas artikel yang telah dipilih dan memenuhi kriteria inklusi

yang berkaitan dengan preeklamsia berhubungan dengan kejadian berat

badan lahir rendah (BBLR) akan dibuatkan tabel dan dianalisis. Studi yang

sesuai dengan tinjauan sistematis ini sebagian besar dilakukan Di

Puskesmas dan Di Rumah Sakit seperti di Puskesmas X ( Makmur,

Fitriahadi, 2019), Di RSU Kabupaten Tangerang ( Faadhillah, Helda,

2018), Di RSUD Waled Kabupaten Cirebon (Basri, dkk, 2017), Di RS DR.

OEN Surakarta (Utami, 2017), Di RS Graha Juanda (Manulang dan

Simanjuntak, 2018), Di RSUD Gambiran Kota Kediri (Chumaida, dkk,

2018), Di RSI Siti Khidijah Palembang (Wijaya, 2014), Di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta (Muslichah, dkk, 2020).

B. Hasil

Telah didapatkan sebelas artikel yang memenuhi krtiteria inklusi

maka akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

14
15

Tabel. 3.1 Hasil

No Penulis Tahun Vol. No Judul Metode (Design, Hasil peneliti Sumber


Populasi, Variabel) data
1. Ummi 2017 - Hubungan Antara Penelitian ini Hasil peneleitian ini Google
Utami Preeklamsia Berat menggunakan desain menunjukkan bahwa scholar
Dengan Kejadian penelitian Dari 110 sampel 55
Bayi Berat Lahir observasional analitik ibu yang mengalami
Rendah (BBLR) dengan pendekatan preeklamsia berat
Di Rs Dr. Oen cross-sectional. Sampel melahirkan 20,9%
Surakarta yang digunakan adalah BBLR dan 55 ibu
110 sampel ibu hamil di tidak preeklamsia
RS Dr. Oen Surakarta melahirkan 6,4%
yang diambil dengan BBLR. Hasil uji
teknik purposive statistik antara
sampling. Data sampel preeklamsia berat
yang didapat kemudian dengan kejadian bayi
di analisis dengan uji berat lahir rendah
statistik Chi square adalah p 0,001 dan RP
16

dengan aplikasi SPSS. 3,29.


2. Nurlita 2017 - Hubungan antara Metode: Jenis Hasil: Kejadian ibu Google
Fauziyyah Jenis Persalinan penelitian yang preeklampsia Scholar
Basri & dengan Kondisi digunakan adalah sebanyak 236
Dadan Janin Saat Lahir penelitian responden dengan
Ramadhan pada Kejadian observasional analitik preeklampsia ringan
Apriyanto Preeklampsia dengan metode cross terdapat sebanyak 65
& Catur pada Ibu Bersalin sectional. Teknik responden (27,5%)
Setiya di RSUD Waled pengambilan sampel mengalami persalinan
Sulistiyana Kabupaten dengan cara Total normal dan sebanyak
Cirebon Tahun Sampling. Data yang 17 responden (7,2%)
2017 sudah dikumpulkan mengalami persalinan
diolah metode analisis caesar, sedangkan
tabulasi silang untuk responden yang
(crosstabs) dengan uji preeklampsia berat
chi-square. Populasi terdapat sebanyak 98
dengan sebanyak 236 responden (41,5%)
responden. dan mengalami
persalinan normal
17

sebanyak 56
responden (23,7%)
mengalami persalinan
caesar. analisis
hubungan didapatkan
bahwa nilai p sebesar
0,013 (p ≤0,05).
3. Astrisa 2018 Vol. 4, Hubungan Metode yang digunakan Hasil penelitian ini Gooogle
Faadhillah No 1 Preeklamsia dalam penelitian ini menemukan bahwa scholar
& Helda Juni dengan Kejadian adalah cross sectional. terdapat hubungan
2020 BBLR di RSU Penelitian ini yang signifikan antara
Kabupaten menggunakan analisis preeklamsia dengan
Tangerang Tahun cox regression dengan kejadian BBLR
2018 hasil ukur prevelence dengan p-value =
ratio (PR). 0,001 dengan nilai PR
adjusted 1,483 (CI
95% 1,192-1,846)
setelah dikontrol oleh
variabel confounding.
18

4. Riyen Sari 2018 Vol. 2 Hubungan Penelitian ini bersifat Hasil Penelitian : Google
Manulang Issue 1 Hipertensi Dalam analitik dengan desain Analisis Chi-Squere Scholar
& Farida 2020 Kehamilan studi restrosfektif. menunjukan nilai uji
Simanjunt Dengan Kejadian Populasi dalam statistik dengan
ak Berat Bayi Lahir penelitian ini adalah menggunakan uji t di
Rendah Di RS rekam medis ibu dapatkan hasil pvalue
Graha Juanda bersalin dengan yang 0,001.
Tahun 2018 mengalami Hipertensi
dalam kehamilan di RS.
Graha Juanda tahun
2018 yang berjumlah
850 orang. Sampel
dalam penelitian ini
jenis total sampling,
yaitu dengan
mengambil semua
populasi ibu bersalin
yang mengalami
hipertensi dalam
19

kehamilan (HDK).
Analisis statistik yang
digunakan adalah Chi-
Square
5. Novia 2019 Vol. 4, Faktor-faktor Penelitian ini Hasil uji statistik Chi- Google
Sopherah No.1 terjadinya menggunakan Square di dapatkan Scholar
Makmur maret hipertensi dalam pendekatan bahwa terdapat
& Enny 2020 kehamilan di retrospective dengan hubungaan yang
Fitriahadi Puskesmas X jumlah populasi 106 signifikan antara usia
responden, yaitu ibu ibu, paritas dan
hamil yang riwayat keluarga
memeriksakan hipertensi dengan
kehamilannya di hipertensi dalam
Puskesmas X dengan kehamilan dengan
riwayat keluarga nilai (p < 0,05).
hipertensi dengan
menggunakan teknik
sampling yang di
gunakan adalah total
20

sampling.
6. Imroatul 2019 Vol.2 Hubungan Penelitian ini Hasil yang diperoleh Google
Chumaida No.1 Preeklamsi menggunakan dalam penelitian ini Scholar
& Ira Edisi Dengan Kejadian observasional analtik dari uji uji rank
Titisari & Mei- Bayi Berat Lahir dengan desain spearman dengan
Sumy Dwi Oktobe Rendah (BBLR) penelitian retrospektif nilai p=0,031 < 0,05
Antono r 2019 Di Rsud dan menggunkan uji dan nilai koefisien
Gambiran Kota rank spearman. korelasi 1.000 dan
Kediri Populasi dalam memiliki arah korelasi
penelitian ini adalah positif (+).
seluruh rekam medis
bayi berat laahir rendah
(BBLR) bulan januari –
desember 2018 yang
lahir di RSUD
Gambiran Kota Kediri.
Teknik pengambilan
simple menggunakan
simple random
21

sampling. 118
responden di ambil
menjadi responden.
7. Sulastri & 2019 - Hubungan Usia Penelitian ini Hasil penelitian ini Google
Lili Dan Preeklamsi merupakan penelitian Setelah dianalisis Scholar
Nurdian Dengan Kejadian analitik case dengan menggunakan
Berat Badan control.Populasi dalam uji statistik chi-square
Lahir Rendah Di penelitian ini adalah ternyata ditetapkan
Rumah Sakit seluruh ibu yang nilai p = 0,043
Raden Mattaher melahirkan pada tahun (p<0,05).
Jambi 2018 di RSUD Raden
Mattaher Jambi yang
berjumlah 762 orang.
Sampel masing-masing
sebanyak 96 orang yang
diambil dengan teknik
total sampling pada
sampel kasus dan
simple sampling pada
22

sampel kontrol
8. Prabha H. 2019 - Effect of Birth Metode: Sebanyak Hasil: Setelah Pro Quest
Andraweer Weight and Early 5.336 wanita nulipara menyesuaikan
dari penelitian perancu, berat lahir
, et al Pregnancy BMI Screening for <2.500 g dikaitkan
on Risk for Pregnancy Endpoints dengan peningkatan
(SCOPE) dimasukkan. risiko GH (rasio odds
Pregnancy
Berat badan lahir yang disesuaikan
Complications wanita dilaporkan [aOR] = 2.2, 95% CI
sendiri dan
= 1.3-3.7), PE (aOR =
dikonfirmasi melalui
1.7, 95% CI = 1.0-2.9)
rekam medis bila
, kecil untuk usia
memungkinkan. Berat
kehamilan (aOR =
lahir 3.000 hingga
3.499 g dianggap 1.9, 95% CI = 1.1-
sebagai acuan. 3.2), dan GDM (aOR
= 2.4, 95% CI = 1.0-
5.8) dibandingkan
dengan rujukan.
Wanita yang lahir
dengan berat lahir
<2.500 g dan yang
kemudian mengalami
kelebihan berat badan
atau didiagnosis
23

obesitas berisiko lebih


tinggi terkena GH
(aOR = 2.2, 95% CI =
1.1-4.5), PE (aOR =
2.3, 95% CI = 1.2-
4,5), dan GDM (aOR
= 3,2, 95% CI = 1,1-
9,5) dibandingkan
dengan wanita dengan
berat lahir ≥ 2.500 g
dan tetap kurus.

9. Lina 2020 Vol.5 Kejadian Berat Metode penelitian ini Hasil penelitian ini Google
Astuty No.2 Badan Lahir menggunakan metode menunjukkan bahwa Scholar
Rendah Di Tinjau observasional analtik hasil uji signifikansi
Dari melali pendekatan case dengan menggunakan
Preeklampsia control yaitu suatu uji Chi-Square
penelitian analtik yang menunjukkan adanya
menyangkut bagaimana hubungan yang
faktor risiko di pelajari bermakna untuk
dengan menggunakan terjadinya berat badan
24

pendekatan . lahir rendah (BBLR)


pada ibu yang
mengalami
preeklampsia. Hal ini
di tunjukkan dengan
nilai p=0,000 lebih
kecil dari a=0,05.
10. Miftakhul 2020 Vol. 7 Hubungan antara Rancangan penelitian Hasil dan Google
Muslichah N0. 2 – Preeklampsia adalah cross sectional Pembahasan: Subyek Scholar
& Shinta agustus Berat Awitan study. Populasi dengan PEB awitan
Prawitasar 2020 Dini dengan penelitian adalah pasien dini adalah 51 subyek
i &, Irwan Pertumbuhan preeklamsia dengan (48,57%) yang
Taufiqur Janin Terhambat janin tunggal yang lahir mengalami PJT
Rachman pada Pasien di RSUP DR. Sardjito sedangkan awitan
Preeklamsia Yogyakarta tahun 2013- lanjut adalah 7 subyek
Beratdi RSUP Dr. 2015. Sampel penelitian (23,33%). Subyek
Sardjito adalah pasien PEB dengan PEB awitan
Yogyakarta berjumlah 135 subyek, dini dan preeklamsia
PEB awitan dini 105 genuine memiliki
25

subyek, dan awitan prevalensi PJT lebih


lanjut 30 subyek. Uji tinggi RP (CI
chi square digunakan 95%)=2,453 (1,170-
untuk menghitung 5,141) dan p=0,007.
prevalensi PJT pada Prevalensi PJT pada
PEB awitan dini dan PEB awitan dini, OR
lanjut. Stratifikasi (CI95%)=3,257
mantel-haneszel (1,244-8,530) dan
dilakukan untuk menilai p=0,016; usia OR (CI
variabel perancu. 95%)=0,488 (0,202–
Multivariat 1,178) dan p=0,111;
menggunakan regresi paritas OR (CI
logistik. 95%)=1,159 (0,461–
2,912) dan p=0,11;
jenis PE OR (CI
95%)=0,730 (0,294–
1,814) dan p=0,498;
dan derajat proteinuria
OR (CI 95%)=0,955
26

(0,464– 1,968) dan


p=0,901
11. Annettee 2020 - Pregnancy Studi kohort prospektif Hasil: Rata-rata berat Pubmed
Nakimuli, Hypertension di pusat rujukan tersier lahir untuk kasus pre-
et al di perkotaan Uganda, eklamsia adalah 2,48
termasuk 971 kasus kg (± 0,81SD)
pre-eklamsia dan 1.461 dibandingkan dengan
kehamilan kontrol 3,06 kg (± 0,46SD)
antara usia kehamilan untuk kontrol (p
28 dan 42 minggu. <0,001). Pada 28
minggu, rata-rata berat
lahir di ff Perbedaan
antara kasus pre-
eklamsia dan kontrol
adalah 0,58 kg (p
<0,05), menyempit
menjadi 0,17 kg pada
39 minggu (p <0,01).
Mengontrol keparahan
27

pre-eklamsia hanya
menjelaskan sebagian
dari perbedaan
kehamilan ini ff erensi
rata-rata berat badan
lahir antara kasus pre-
eklamsia dan kontrol.
Dengan
mempertahankan usia
kehamilan konstan,
status pre-eklamsia
diprediksi 7.1 - 10,5%
dari total variasi berat
lahir, dibandingkan
dengan 0,05 - 0,7%
untuk semua
gabungan karakteristik
ibu-janin lainnya.
28

C. Analisis

Untuk melakukan penelitian literature review ini, penulis

menggunakan 11 artikel yang membahas Hubungan Preeklampsia Berat

dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), peneliti

menganalisis beberapa variabel sebagai berikut :

1. Kejadian Preeklampsia

Dari 11 artikel terdapat 4 artikel yang membahas tentang

kejadian preeklampsia yaitu :

Dalam Penelitian dari Novia sopherah Makmur & Enny

fitriahadi yang berjudul Faktor-faktor terjadinya hipertensi dalam

kehamilan di Puskesmas X, mengatakan bahwa hasil penelitiannya di

dapatkan ibu hamil dengan riwayat keluarga hipertensi tetapi tidak

mengalami hipertensi. Hasil penelitian ini yang ditunjukkan dari nilai

uji Chi Square, nilai sig.2-tailed adalah 0,007 < 0,05 dapat di

simpulkan p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga ada hubungan

riwayat keluarga hipertensi dengan faktor yang memengaruhi

hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas X Tahun 2017. Wanita

dengan riwayat hipertensi sebelum kehamilan berisiko lebih besar

untuk mengalami pre-eklampsia berat/eklampsia dengan peningkatan ≥

25%. Ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsia sebelumnya berisiko

mengalami pre-eklampsia berat/eklampsia 20% lebih tinggi pada

kehamilan berikutnya. Ibu hamil dengan riwayat kehamilan kembar

berisiko dua kali lebih besar mengalami preeklampsia.


29

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurlita Fauziyyah Basri

(2017), dengan judul penelitian Hubungan antara Jenis Persalinan

dengan Kondisi Janin Saat Lahir pada Kejadian Preeklampsia pada Ibu

Bersalin yaitu dengan hasil penelitian bahwa kejadian ibu

preeklampsia sebanyak 236 responden dengan preeclampsia ringan

terdapat sebanyak 65 responden (27,5%) mengalami persalinan normal

dan sebanyak 17 responden (7,2%) mengalami persalinan caesar,

sedangkan untuk responden yang preeklampsia berat terdapat

sebanyak 98 responden (41,5%) dan mengalami persalinan normal

sebanyak 56 responden (23,7%) mengalami persalinan caesar.

Analisis hubungan didapatkan bahwa nilai p sebesar 0,013 (p ≤0,05).

Dan dapat disimpulan terdapat hubungan antara kejadian preeklampsia

pada ibu bersalin dengan jenis persalinan dan kondisi janin saat lahir.

Hasil penelitian yang dilakukan (Makmur, dkk, 2019)

Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square dengan nilai p = 0,000 lebih

kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak. Sedangkan hasil perhitungan

Odds Ratio menunjukkan bahwa preeklampsia merupakan salah satu

penyebab terjadinya BBLR, berdasarkan hasil analisa bivariat

didapatkan nilai OR=3,028, artinya ibu yang mengalami preeklampsia

mempunyai risiko 3,028 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan

BBLR jika dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami

preeklampsia. Hasil penelitian dari Faadhillah, Helda, 2018

menemukakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara


30

preeklampsia dengan kejadian BBLR dengan nilai p – value = 0,001

(p<0,05). Besar asosiasi PR 1,483 dengan 95% CI (1,21-1,86) artinya

ibu dengan preeklampsia memiliki resiko 1,483 memiliki bayi dengan

BBLR.

Penelitian dari Miftakuhul Muslichan dkk (2020), dengan judul

Hubungan antara Preeklampsia Berat Awitan Dini dengan

Pertumbuhan Janina Terhambat pada Pasien Preeklamsia yaitu

didapatkan hasil yang signifikan bermakna (p <0,05) antara PEB dan

PJT, dengan nilai p = 0,014 dan RP (CI 95%) = 2,082 (1,057-4.100)

dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan PEB awitan dini memiliki

kemungkinan mengalami PJT sebesar 2 kali dibandingkan dengan ibu

hamil dengan PEB awitan lanjut.

Penelitian yang sama juga dari Annettee Nakimuli, et al. (2020)

dengan hasil penelitian yaitu Rata-rata berat lahir untuk kasus pre-

eklamsia adalah 2,48 kg (± 0,81SD) dibandingkan dengan 3,06 kg (±

0,46SD) untuk kontrol (p <0,001). Pada 28 minggu, rata-rata berat

lahir di ff Perbedaan antara kasus pre-eklamsia dan kontrol adalah 0,58

kg (p <0,05), menyempit menjadi 0,17 kg pada 39 minggu (p <0,01).

Mengontrol keparahan pre-eklamsia hanya menjelaskan sebagian dari

perbedaan kehamilan ini ff erensi rata-rata berat badan lahir antara

kasus pre-eklamsia dan kontrol. Dengan mempertahankan usia

kehamilan konstan, status pre-eklamsia diprediksi 7.1 - 10,5% dari


31

total variasi berat lahir, dibandingkan dengan 0,05 - 0,7% untuk semua

gabungan karakteristik ibu-janin lainnya.

2. Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Dari 11 artikel terdapat 3 artikel yang membahas tentang

kejadian preeclampsia yaitu :

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Astrisa

Faadhillaha & Helda (2018) yaitu Hasil penelitian ini menemukan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara preeklamsia dengan

kejadian BBLR dengan p value = 0,001 (p <0,05). Besar asosiasi PR

1,483 dengan 95% CI (1,21-1,86). Artinya ibu dengan preeklamsia

memiliki resiko 1,483 memiliki bayi dengan BBLR.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lina Astuty (2020), dengan

judul penelitian Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Ditinjau Dari

Preeklampsia yaitu Hasil analisis hubungan antara preeklampsia

dengan kejadian BBLR, diperoleh 15.2% bayi yang dilahirkan oleh ibu

dengan preeklampsia mengalami BBLR. Berdasarkan hasil uji statistik

Chi-Square dengan CI 95% (α = 0,05) diperoleh x2 hitung = 12,648

dan probabilitas (ρ Value) 0,000 atau ρ <0.05 maka hasilnya signifikan

yang berarti ada hubungan antara preeklampsia dengan BBLR.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keterpaparannya diperoleh nilai

OR = 3,028, yang berarti ibu yang mengalami preeklampsia

mempunyai kemungkinan 3,028 kali lebih besar melahirkan bayi


32

dengan BBLR jika dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami

preeklampsia.

Berdasarkan penelitian dari Imroatul Chumaida et al., (2019),

dengan hasil perhitungan menggunakan uji korelasi spearman rank

didapatkan nilai p value 0,031 < 0,05 yang berarti H0 ditolak artinya

ada hubungan antara pre eklamsi dengan kejadian bayi berat lahir

rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota Kediri. Selain itu juga

diketahui nilai kekuatan korelasi (Correlation Coefficient) 1,000 yaitu

berarti kekuatan hubungan antara pre eklamsi dengan kejadian bayi

berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota Kediri tersebut

sangat kuat serta memiliki arah korelasi positif (+) yaitu Semakin besar

nilai pre eklamsi maka semakin rendah berat lahir bayinya.

3. Hubungan Preeklampsia Berat dengan Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR)

Dari 11 artikel terdapat 5 artikel yang membahas tentang

kejadian preeclampsia yaitu :

Dari hasil penelitian Astrisa Faadhillaha & Helda (2018), yang

berjudul Hubungan Preeklamsia dengan Kejadian BBLR di RSU

Kabupaten Tangerang Tahun 2018 yaitu terdapat hubungan yang

signifikan antara preeklamsia dengan kejadian BBLR dengan Pvalue =

0,001 dengan nilai PR adjusted 1,483 (CI 95% 1,192-1,846) setelah

dikontrol oleh variabel Confounding. Variabel confounding adalah usia

hamil, oligohidramnion, dan IUFD dengan nilai ÄPR >10%. Angka


33

kejadian BBLR berhubungan dengan penanganan kasus preeklamsia

dan eklamsia yang gawat memerlukan tindakan aktif, yaitu terminasi

kehamilan segera tanpa memandang usia kehamilan dan perkiraan

berat badan janin sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan

lahir rendah. Oleh sebab itu, sangat diperlukan pemantauan oleh

tenaga kesehatan terhadap ibu-ibu yang mengalami komplikasi dalam

kehamilannya terutama yang memiliki tekanan darah yang tinggi

dalam kehamilannya agar dapat ditangani secara dini dan dilakukan

perawatan konservatif sehingga kejadian BBLR dapat dicegah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imroatul

Chumaida dkk (2019), dengan judul penelitian hubungan preeclampsia

dengan kejadian bayi berat ladir rendah (BBLR) mengatakan bahwa

dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji korelasi spearman

rank didapatkan nilai p value 0,031 < 0,05 yang berarti H0 ditolak

artinya ada hubungan antara preeklamsi dengan kejadian bayi berat

lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota Kediri. Selain itu juga

diketahui nilai kekuatan korelasi (Correlation Coefficient) 1,000 yaitu

berarti kekuatan hubungan antara pre eklamsi dengan kejadian bayi

berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota Kediri tersebut

sangat kuat serta memiliki arah korelasi positif (+) yaitu Semakin besar

nilai pre eklamsi maka semakin rendah berat lahir bayinya.

Pada penelitian dari Riyen sari manulang (2018), yaitu dari hasil

penelitian didapatkan dari 850 responden, yang mengalami Hipertensi


34

dalam kehamilan (HDK) dan Berat Bayi Lahir Rendah sebanyak 189

responden (56,1%) dan responden yang mengalami HDK tetapi tidak

BBLR sebanyak 148 responden (43,9%). Responden yang mengalami

Tidak HDK dan bayi dengan berat lahir rendah sebanyak 80 responden

(15,6%) dan responden yang Tidak HDK dan BBLR sebanyak 433

responden (84,4%). Hasil uji statistik dengan chi square didapatkan

nilai p = 0,001 (p < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan

Ha diterima, maka dapat disimpulkan ada hubungan hipertensi dalam

kehamilan dengan kejadian berat bayi lahir rendah di RS Graha Juanda

Bekasi Tahun 2018.

Penelitian dari Ummi Utami (2017) yaitu Dari hasil penelitian

terdapat 110 sampel 55 ibu yang mengalami preeklamsia berat

melahirkan 20,9% BBLR dan 55 ibu tidak preeklamsia melahirkan

6,4% BBLR. Hasil uji statistik antara preeklamsia berat dengan

kejadian bayi berat lahir rendah adalah p = 0,001 dan RP 3,29.

Terdapat hubungan yang signifikan antara preeklamsia berat dengan

kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RS Dr. Oen Surakarta.

Dari hasil penelitian Sulastri dan Nurdiani (2019) yaitu Setelah

dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi-square ternyata

ditetapkan nilai p = 0,000 (p <0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara preeklampsia dengan

kejadian BBLR dan dilihat dari nilai Odd Ratio (OR) yaitu sebesar

3,496. Nilai OR > 1 yang berarti ibu bersalin dengan preeklampsia


35

memiliki peluang 3,496 kali terhadap kejadian BBLR di Rumah Sakit

Umum Daerah Raden Mattaher Jambi tahun 2018.


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan pembahasan setelah dilakukan terlebih

dahulu analisis data, pembahasan ini disajikan untuk mengetahui

Hubungan Preeklampsia Berat dengan Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR).

1. Kejadian Preeklampsia

Menurut Moussa, Arian, dan Sibai (2014) dalam Peres

(2018), preeklamsia adalah penyakit yang bersifat multisistemik yang

ditandai dengan hipertensi yang berkembang setelah masa kehamilan

20 minggu dimana sebelumnya normal, dengan disertai proteinuria

atau, jika tidak ada, disertai dengan tanda gejala cedera organ.

Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada

kehamiln yang ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema dan

proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tand kelainan vaskuler

atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul

setelah kehamilan berumur 20 minggu.

Preeklampsia dan eklampsia hampir secara eksklusif

merupakan penyakit pada kehamilan pertama ( nullipara). Biasanya

terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu pada

remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35

tahun. Preeklampsia ringan TD 140/90 mmHg, proteinuria kwantatif

0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan preeklampsia berat TD 160/110


36
37

mmHg, proteinuria lebih dari 3gr/liter, terdapat edema paru dan

sianosis, enzim hati meningkat, oliguria (jumlah urin <400cc/24 jam.

Preeklampsia berakibat buruk pada ibu maupun janin yang

dikandungnya. Komplikasi pada janin berupa prematuritas, gawat

janin, berat badan lahir rendah atau Intra Uterine Fetal Death

(IUFD)2. Preeklampsia juga menyebabkan aliran uteroplasenta

terganggu. Hal ini menyebabkan terjadinya BBLR.

Dalam Penelitian dari Novia sopherah Makmur & Enny

fitriahadi yang berjudul Faktor-faktor terjadinya hipertensi dalam

kehamilan di Puskesmas X, mengatakan bahwa hasil penelitiannya di

dapatkan ibu hamil dengan riwayat keluarga hipertensi tetapi tidak

mengalami hipertensi. Hasil penelitian ini yang ditunjukkan dari nilai

uji Chi Square, nilai sig.2-tailed adalah 0,007 < 0,05 dapat di

simpulkan p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga ada hubungan

riwayat keluarga hipertensi dengan faktor yang memengaruhi

hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas X Tahun 2017. Wanita

dengan riwayat hipertensi sebelum kehamilan berisiko lebih besar

untuk mengalami pre-eklampsia berat/eklampsia dengan peningkatan

≥ 25%. Ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsia sebelumnya berisiko

mengalami pre-eklampsia berat/eklampsia 20% lebih tinggi pada

kehamilan berikutnya. Ibu hamil dengan riwayat kehamilan kembar

berisiko dua kali lebih besar mengalami preeklampsia.


38

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nurlita Fauziyyah Basri

(2017), dengan judul penelitian Hubungan antara Jenis Persalinan

dengan Kondisi Janin Saat Lahir pada Kejadian Preeklampsia pada

Ibu Bersalin yaitu dengan hasil penelitian bahwa kejadian ibu

preeklampsia sebanyak 236 responden dengan preeclampsia ringan

terdapat sebanyak 65 responden (27,5%) mengalami persalinan

normal dan sebanyak 17 responden (7,2%) mengalami persalinan

caesar, sedangkan untuk responden yang preeklampsia berat terdapat

sebanyak 98 responden (41,5%) dan mengalami persalinan normal

sebanyak 56 responden (23,7%) mengalami persalinan caesar.

Analisis hubungan didapatkan bahwa nilai p sebesar 0,013 (p ≤0,05).

Dan dapat disimpulan terdapat hubungan antara kejadian

preeklampsia pada ibu bersalin dengan jenis persalinan dan kondisi

janin saat lahir.

Hasil penelitian dari Astrisa Faadhillah, Helda, 2018

menemukakan bahwa terdapt hubungan yang signifikan antara

preeklampsia dengan kejadian BBLR dengan nilai p – value = 0,001

(p <0,05). Besar asosiasi PR 1,483 dengan 95% CI (1,21-1,86) artinya

ibu dengan preeklampsia memiliki resiko 1,483 memiliki bayi dengan

BBLR.

Angka kejadian BBLR berhubungan dengan penanganan

kasus preeklamsia dan eklamsia yang gawat memerlukan tindakan

aktif, yaitu terminasi kehamilan segera tanpa memandang usia


39

kehamilan dan perkiraan berat badan janin sehingga dapat melahirkan

bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh sebab itu, sangat

diperlukan pemantauan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu-ibu yang

mengalami komplikasi dalam kehamilannya terutama yang memiliki

tekanan darah yang tinggi dalam kehamilannya agar dapat ditangani

secara dini dan dilakukan perawatan konservatif sehingga kejadian

BBLR dapat dicegah.

Penelitian dari Miftakuhul Muslichan dkk (2020), dengan

judul Hubungan antara Preeklampsia Berat Awitan Dini dengan

Pertumbuhan Janina Terhambat pada Pasien Preeklamsia yaitu

didapatkan hasil yang signifikan bermakna (p <0,05) antara PEB dan

PJT, dengan nilai p = 0,014 dan RP (CI 95%) = 2,082 (1,057-4.100)

dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan PEB awitan dini memiliki

kemungkinan mengalami Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) sebesar

2 kali dibandingkan dengan ibu hamil dengan PEB awitan lanjut.

Penelitian yang sama juga dari Annettee Nakimuli, et al. (2020)

dengan hasil penelitian yaitu Rata-rata berat lahir untuk kasus pre-

eklamsia adalah 2,48 kg (± 0,81SD) dibandingkan dengan 3,06 kg (±

0,46SD) untuk kontrol (p <0,001). Pada 28 minggu, rata-rata berat

lahir di ff Perbedaan antara kasus pre-eklamsia dan kontrol adalah 0,58

kg (p <0,05), menyempit menjadi 0,17 kg pada 39 minggu (p <0,01).

Mengontrol keparahan pre-eklamsia hanya menjelaskan sebagian dari

perbedaan kehamilan ini ff erensi rata-rata berat badan lahir antara


40

kasus pre-eklamsia dan kontrol. Dengan mempertahankan usia

kehamilan konstan, status pre-eklamsia diprediksi 7.1 - 10,5% dari

total variasi berat lahir, dibandingkan dengan 0,05 - 0,7% untuk semua

gabungan karakteristik ibu-janin lainnya.

Komplikasi preeklampsia bisa terjadi pada ibu dan janinnya.

Preeklampsia dapat mengakibatkan gangguan pada janin, diantaranya

Intrauterine Growth Restriction (IUGR), kelahiran prematur, bahkan

kematian janin.(8) Hal ini diperkuat oleh pernyataan bahwa

preeclampsia dapat mengakibatkan 25% kejadian Small for

Gestational Age (SGA) atau berat badan bayi rendah setelah

dilahirkan, 15% bayi lahir prematur, dan asfiksia neonatorum.

Peneliti berasumsi bahwa preeklampsia dalam kehamilan

atau ibu dengan preeklampsia dapat mengakibatkan gangguan pada

janin, sehinggan ibu dengan preeklampsia mengalami kelahiran

prematur dan menyebabkan BBLR bahkan kemtian janinnya.

2. Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Bayi

berat lahir rendah (BBLR) merupakan penyebab utama peningkatan

kejadian kematian, kesakitan, dan difabel pada neonatus, bayi dan

anak. Kejadian bayi dengan berat lahir rendah akan memberikan efek

yang sangat panjang selama kehidupan dimasa mendatang (Sembiring,

2017). Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan
41

berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir. (Amru Sofian,

2012). berat badan lahir rendah (BBLR) dapat terjadi ketika bayi lahir

secara prematur dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu

(belum cukup bulan), atau bayi mengalmi gangguan perkembangan

dalam kandungan.

Berat badan lahir dapat memberikan taksiran usia kehamilan,

sehingga bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau lebih dianggap

cukup matang, namun pertumbuhan bayi dalam rahim tidak sama.

Pertumbuhan janin dipengaruhi beberapa faktor meliputi faktor ibu,

janin dan kehamilan. Faktor kehamilan seperti perdarahan ante

partum, diabetes militus dan preeklampsia mengakibatkan komplikasi

terjadinya BBLR.

Hasil penelitian dari Imroatul Chumaida dkk (2019), yaitu

pada 118 kasus bayi berat lahir rendah di RSUD Gambiran Kota

Kediri hampir seluruh yaitu sebesar 94 responden (79,7%) mengalami

BBLR dengan berat lahir bayi 1500-2500 gram. Jika dilihat dari masa

gestasinya, sebanyak 108 (91%) responden memiliki umur kehamilan

30 – 42 minggu, sehingga kemungkinan bayi lahir dengan BBLR

lebih banyak dibandingkan dengan bayi BBLSR/ BBLER.

Berdasarkan penelitian dari Imroatul Chumaida et al., (2019), dengan

hasil perhitungan menggunakan uji korelasi spearman rank

didapatkan nilai p value 0,031 < 0,05 yang berarti H0 ditolak artinya

ada hubungan antara pre eklamsi dengan kejadian bayi berat lahir
42

rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota Kediri. Selain itu juga

diketahui nilai kekuatan korelasi (Correlation Coefficient) 1,000 yaitu

berarti kekuatan hubungan antara pre eklamsi dengan kejadian bayi

berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota Kediri tersebut

sangat kuat serta memiliki arah korelasi positif (+) yaitu Semakin

besar nilai pre eklamsi maka semakin rendah berat lahir bayinya.

Menurut Prawirohardjo (2012) menjelaskan bahwa pada usia

kehamilan 30 – 40 minggu perkiraan janin telah mencapai berat

sekitar 1500 – 3400 gram (Prawirohardjo, 2014).

Hasil penelitian dari Astrisa Faadhillaha & Helda (2018)

yaitu Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara preeklamsia dengan kejadian BBLR dengan p value

= 0,001 (p <0,05). Besar asosiasi PR 1,483 dengan 95% CI (1,21-

1,86). Artinya ibu dengan preeklamsia memiliki resiko 1,483 memiliki

bayi dengan BBLR.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lina Astuty (2020), dengan

judul penelitian Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Ditinjau Dari

Preeklampsia yaitu Hasil analisis hubungan antara preeklampsia

dengan kejadian BBLR, diperoleh 15.2% bayi yang dilahirkan oleh ibu

dengan preeklampsia mengalami BBLR. Berdasarkan hasil uji statistik

Chi-Square dengan CI 95% (α = 0,05) diperoleh x2 hitung = 12,648

dan probabilitas (ρ Value) 0,000 atau ρ <0.05 maka hasilnya signifikan

yang berarti ada hubungan antara preeklampsia dengan BBLR.


43

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keterpaparannya diperoleh nilai

OR = 3,028, yang berarti ibu yang mengalami preeklampsia

mempunyai kemungkinan 3,028 kali lebih besar melahirkan bayi

dengan BBLR jika dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami

preeklampsia.

Peneliti berasumsi terjadinya berat badan lahir rendah

(BBLR) merupakan faktor resiko dari usia kehamilan sehingga

menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan rendah atau bayi

lahir dengar berat <2500 gram, juga pada ibu dengan preeklampsi

memiliki resiko bayi dengn BBLR.

3. Hubungan Preeklampsia Berat dengan Kejadian Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR).

Dari hasil penelitian Astrisa Faadhillaha & Helda (2018), yang

berjudul Hubungan Preeklamsia dengan Kejadian BBLR di RSU

Kabupaten Tangerang Tahun 2018 yaitu terdapat hubungan yang

signifikan antara preeklamsia dengan kejadian BBLR dengan Pvalue

= 0,001 dengan nilai PR adjusted 1,483 (CI 95% 1,192-1,846) setelah

dikontrol oleh variabel Confounding. Variabel confounding adalah

usia hamil, oligohidramnion, dan IUFD dengan nilai ÄPR >10%.

Angka kejadian BBLR berhubungan dengan penanganan kasus

preeklamsia dan eklamsia yang gawat memerlukan tindakan aktif,

yaitu terminasi kehamilan segera tanpa memandang usia kehamilan

dan perkiraan berat badan janin sehingga dapat melahirkan bayi


44

dengan berat badan lahir rendah. Oleh sebab itu, sangat diperlukan

pemantauan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu-ibu yang mengalami

komplikasi dalam kehamilannya terutama yang memiliki tekanan

darah yang tinggi dalam kehamilannya agar dapat ditangani secara

dini dan dilakukan perawatan konservatif sehingga kejadian BBLR

dapat dicegah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imroatul

Chumaida dkk (2019), dengan judul penelitian hubungan

preeclampsia dengan kejadian bayi berat ladir rendah (BBLR)

mengatakan bahwa dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji

korelasi spearman rank didapatkan nilai p value 0,031 < 0,05 yang

berarti H0 ditolak artinya ada hubungan antara preeklamsi dengan

kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota

Kediri. Selain itu juga diketahui nilai kekuatan korelasi (Correlation

Coefficient) 1,000 yaitu berarti kekuatan hubungan antara pre eklamsi

dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran

Kota Kediri tersebut sangat kuat serta memiliki arah korelasi positif

(+) yaitu Semakin besar nilai pre eklamsi maka semakin rendah berat

lahir bayinya.

Pada penelitian dari Riyen sari manulang (2018), yaitu dari hasil

penelitian didapatkan dari 850 responden, yang mengalami Hipertensi

dalam kehamilan (HDK) dan Berat Bayi Lahir Rendah sebanyak 189

responden (56,1%) dan responden yang mengalami HDK tetapi tidak


45

BBLR sebanyak 148 responden (43,9%). Responden yang mengalami

Tidak HDK dan bayi dengan berat lahir rendah sebanyak 80

responden (15,6%) dan responden yang Tidak HDK dan BBLR

sebanyak 433 responden (84,4%). Hasil uji statistik dengan chi square

didapatkan nilai p=0,001 (p < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan ada hubungan

hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian berat bayi lahir rendah di

RS Graha Juanda Bekasi Tahun 2018.

Penelitian dari Ummi Utami (2017) yaitu Dari hasil penelitian

terdapat 110 sampel 55 ibu yang mengalami preeklamsia berat

melahirkan 20,9% BBLR dan 55 ibu tidak preeklamsia melahirkan

6,4% BBLR. Hasil uji statistik antara preeklamsia berat dengan

kejadian bayi berat lahir rendah adalah p 0,001 dan RP 3,29. Terdapat

hubungan yang signifikan antara preeklamsia berat dengan kejadian

bayi berat lahir rendah (BBLR) di RS Dr. Oen Surakarta.

Dari hasil penelitian Sulastri dan Nurdiani (2019) yaitu Setelah

dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi-square ternyata

ditetapkan nilai p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara preeklampsia dengan

kejadian BBLR dan dilihat dari nilai Odd Ratio (OR) yaitu sebesar

3,496. Nilai OR > 1 yang berarti ibu bersalin dengan preeklampsia

memiliki peluang 3,496 kali terhadap kejadian BBLR di Rumah Sakit

Umum Daerah Raden Mattaher Jambi tahun 2018.


46

Pada kondisi hipertensi dalam kehamilan arteri spiralis relatif

mengalami penyempitan dan terjadi kegagalan “remodeling arteri

spiralis” sehingga aliran darah pada plasenta menurun dan

memungkinkan untuk terjadi hipoksia atau kekurangan oksigen dan

iskemia plasenta pada janin. Kelainan sirkulasi uteroplasenta yang

abnormal mengakibatkan oksigen, nutrisi, dan pengeluaran hasil

metabolik menjadi tidak normal. Janin yang mengalami kekurangan

oksigen dan nutrisi pada trimester akhir kemungkinan dapat

menimbulkan pertumbuhan janin terhambat (PJT) yang

memungkinkan bayi lahir dengan berat lahir rendah (Prawirohardjo,

2014).

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, hal ini

disebabkan karena pada pre eklamsi sirkulasi uteroplasenta

mengalami penurunan, sehingga proses pengaliran nutrisi, oksigen,

serta pengeluaran hasil metabolik menjadi terganggu. Tidak semua

kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) dilahirkan dari ibu hamil

dengan pre eklamsi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih banyak

kejadian pre eklamsi dan bayi berat lahir rendah (BBLR). Meskipun

kedua kejadian ini saling berhubungan, namun kejadian bayi berat

lahir rendah (BBLR) tidak selalu disebabkan karena ibu dengan pre

eklamsi karena masih ada faktor lain yang dapat menyebabkan bayi
47

berat lahir rendah (BBLR) antara lain usia kehamilan preterm,

kehamilan ganda, perdarahan antepartum dan lain-lain.

Menurut Intan Kumalasari (2018) menunjukkan bahwa kejadian

pre eklampsi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya bayi berat

lahir rendah (BBLR) dengan persentase kejadian sebesar 24,4% dari

seluruh persalinan yang terjadi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin

Palembang serta menunjukaan terdapat hubungan yang bermakna

antara pre eklampsi dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR)

(Kumalasari, 2018).

Pada pasien dengan kejang aliran darah serebral dan konsumsi

oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan wanita hamil biasa dan

terdapat penurunan aliran darah dan peningkatan tahanan vascular

pada sirkulasi uteroplasenta pada pasien preeklamsia. Menurunnya

aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta,

maka fungsi plasenta yaitu mengalirkan makanan dan oksigen pada

janin terganggu. Akibatnya, janin dalam kandungan akan kekurangan

makanan dan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan BBLR. Pada

preeklamsia kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap

perangsangan dapat mengakibatkan terjadi partus prematorus.

Permasalaban pada bayi prematur adalah berat badan bayi kurang dari

2500 gram dan umur kehamilan kurang dari 36 minggu, maka alat-alat

vital (otak, jantung, paru, ginjal) belum sempuma sehingga mengaiami


48

kesulitan dalam adaptasi untuk tumbub kembang dengan baik, selain

itu bayi mudah terkena infeksi


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis literature Review dapat disimpulkan

bahwa dari sebelas artikel jurnal yang ditinjau mengatakan bahwa ada

tujuh jurnal penelitian menyimpulkan bahwa adanya hubungan

preeklamsia berat dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR)

adalah kejadian preeklamsia, kejadian berat badan lahir rendah (BBLR),

dan hubungan preeklamsia berat dengan kejadian berat badan lahir rendah

(BBLR). Sedangkan empat dari sebelas jurnal penelitian menyimpulkan

bahwan tidak ada hubungan preeklampsia dengan kejadian berat badan

lahir rendah (BBLR).

Diharapkan pemberian edukasi dan tindakan yang dapat

mengurangi terjadinya preeklamsia pada ibu hamil agar dapat mencegah

dan menghindari terjadinya berat badan lahir rendah pada bayi baru lahir.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini maka peneliti dapat

menyarankan :

1. Bagi pelayanan keperawatan

Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit khususnya perawat agar

tetap termotivasi dalam menjalankan tugas dan tetap memiliki

kemauan dalam mengikuti pelatihan tentang pertolongan persalinan

pada ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini agar lebih

49
50

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan

pertolongan persalinan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya

asfiksia pada bayi baru lahir.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya perlu adanya penelitian

lebih lanjut terkait hubungan preeklamsia berat dengan kejadian berat

badan lahir rendah (BBLR).


DAFTAR PUSTAKA

Andreweera, dkk (2019). Effect of Birth Weight and Early Pregnancy BMI on
Risk for Pregnancy Complications. . Obesity | Volume 27 | Number 2 |
February 2019.
file:///E:/KIA/jurnal/obgyn/pro%20quest/Effect_of_Birth_Weight_and_Ear.
Astuty L, (2020). Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Ditinjau Dari
Preeklampsia. Jurnal CENDEKIA MEDIKA Volume 5 Nomor 2 Thun
2020.
Basri N Fauziyyah, dkk (2017). Hubungan antara Jenis Persalinan dengan
Kondisi Janin Saat Lahir pada Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di
RSUD Waled Kabupaten Cirebon. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
Chumaida I, dkk (2019). Hubungan Preeklamsi Dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (Bblr) Di Rsud Gambiran Kota Kediri. Jurnal Kebidanan
Kestra (JKK), Volume 2 Nomor 1 Mei- Oktober 2019.
DepKes RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dinkes Sulsel. (2015). ProfilKesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Ekubagewargies, dkk (2017). Maternal HIV infection and preeclampsia increased
risk of low birth weight among newborns delivered at University of Gondar
specialized referral hospital, Northwest Ethiopia. Italian Jurnal of Pediatrics
2019.
Fadhillah A, Helda (2018). Hubungan Preeklamsia dengan Kejadian BBLR di
RSU Kabupaten Tangerang. Jurnal Epidemologi Kesehatan Indonesia
Volume 4 Nomor 1, Juni 2020
Makmur, Fitriahadi, (2019). Faktor-faktor terjadinya hipertensi dalam kehamilan
di Puskesmas X. Journal Health Of Studies Volume 4 Nomor 1, Maret 2020
Manulang, Simanjutak (2018). Hubungan Hipertensi Dalam Kehamilan Dengan
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah Di Rs Graha Juanda. Jurnal Ayurveda
Medistra ISSN.2656-5609 Volume 2 Issue 1 tahun 2020.
Muslichah, dkk (2020). Hubungan antara Preeklampsia Berat Awitan Dini
dengan Pertumbuhan Janina Terhambat pada Pasien Preeklamsia Beratdi
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Reproduksi Volume 7
Nomor 2, Agusutus 2020.
Nakimuli A, dkk (2020). Relative impactofpre-eclampsia on birth weight inalow
resource setting: A prospective cohort study. Pregnancy Hypertension 21
(2020)1-6. file:///E:/KIA/jurnal/obgyn/pubmed/1609079190115_main.

51
52

Nuarif A Huda, Kusuma, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nnda Nic- Noc. Edisi Revisi Jilid 3. Penerbit
Mediaction Jogjakarta.
Nuarif A Huda, Kusuma, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nnda Nic- Noc. Edisi Revisi Jilid 1. Penerbit
Mediaction Jogjakarta.
Sulastri, Nurdian, (2019). Hubungan Usia Dan Preeklampsia Dengan Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi. [Type
the company name] | Hubungan Usia dan Preeklamsi dengan Kejadian
BBLR.
Utami (2017). Hubungan Antara Preeklamsia Berat Dengan Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (Bblr) Di Rs Dr. Oen Surakarta
file:///E:/KIA/jurnal/obgyn/scholar/NASKAH%20PUBLIKASI.
Yulaikhah, L. (2008). Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

.
.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
Lampiran 2

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama Lengkap : Mita Febriani


Tempat/Tanggal Lahir : Batu Tiakka, 07 Februari 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Samata
Alamat Email : mitawitaday@gmail.com
No. Telpon : 085396783493
Pendidikan
Tingkat Pendidikan Tempat Tahun
SD SD Negeri 176 Batu Tiakka 2001 – 2007
SMP SMP Negeri 4 Rantetayo 2007 – 2010
SMK SMK Kristen Makale 2009 – 2013
S1 Keperawatan STIKES Panakukang 2015 – 2019
Makassar

Anda mungkin juga menyukai