Anda di halaman 1dari 5

BAWANG MERAH BAWANG PUTIH (7 orang)

Once upon a time in a village there lived a family of Bawang Merah and Bawang Putih, her  life full


of torment and humiliation as well as grumbles, until one day she called Bawang Putih angrily.

(Alkisah disebuah desa hiduplah satu keluarga yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih, yang dalam
hidupnya Bawang Putih penuh dengan siksaan dan hinaan serta omelan, hingga suatu ketika si
Bawang Merah memanggil Bawang Putih dengan penuh amarah.)

Bawang Merah : Putih ... Putih ...! here you are. You ... have to clean up this room until clean, do not
let any dust that is still stuck. (her hands on her waist). Remember it! (raise one's hand to Bawang
Putih’s head) when I come to this room is not clean know myself  later as a result! (sneered and
looked away).
Bawang Merah : Putih… Putih…!! kesini kamu. Kamu… harus membersihkan ruang tamu ini
sampai bersih, jangan sampai ada debu-debu yang masih menempel. (sambil berkacak pinggang).
Ingat ya! (menjitak kepala Bawang Putih) kalau sampai aku datang ruangan ini tidak bersih tahu
sendiri nanti akibatnya! (mencebir dan membuang muka).

Bawang Putih : Ok, Bawang Merah! (crouch and go get the broom).


Bawang Putih : Baik, Bawang Merah! (merunduk dan pergi mangambil sapu).

Mother’ Bawang Merah : Lho, why lonely,where it Bawang Putih, why not looked! (while looking


at the left and the right side) Putih… Putih… Putih…! where it Bawang Putih why did not answer
the call!
 Ibu Bawang Merah : Lho, kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok nggak kelihatan! (sambil melihat
kanan kiri) Putih… Putih… Putih…! kemana ya anak itu dipanggil-panggil gak nyaut!

Father’ Bawang Putih : What's Mom ...! (with a sense of a question mark).
 Bapak Bawang Putih : Ada apa sih bu…! (dengan perasaan tanda tanya).

Mother’s Bawang Merah : Eh…! Father,  when you come why I did not hear you knocking on the
door.
Ibu  Bawang Merah : Eh…! Bapak, lho kapan Bapak yang datang kok Ibu nggak dengar Bapak
ngetok-ngetok pintu

Father’ Bawang Putih : Just now, I deliberately did not knock on the


door, because I hear you shout calling Bawang Putih, Where does Bawang Putih? And why
should she? (with surprised).
Bapak Bawang Putih : E… tadi bu, memang Bapak sengaja nggak ngetok-ngetok pintu, soalnya
bapak dengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Emangnya Bawang Putih
kemana bu? Dan kenapa dia? (dengan penuh keheranan).

Mother’s  B. Merah : Oh, It’s Ok , I’m afraid of something at happening with Bawang Putih,
Ehh,her no longer resting in her room.
Ibu  B. Merah : Oh tidak ada apa-apa pak , Ibu takut Bawang Putih kenapa-napa, e tak tahunya
lagi istirahat dikamarnya, pak.

Father’ Bawang Putih : Thanks, I am very proud to have a wife as well as you, and I pity you as
well at our children are both Then I go to trade again, at least there my first week.  oh yes… there
is little money for shopping (handing her money). Let me go for now. 
 Bapak B. Putih : Terima kasih ya bu, Bapak bangga sekali punya istri sebaik Ibu, dan saya sayang
sekali sama Ibu juga anak kita berdua kalau begitu Bapak berangkat berdagang lagi ya bu, paling

pg. 1
disana saya 1 minggu., oh ya ini ada sedikit uang buat belanja (sambil menyodorkan uang). Baiklah
bu Bapak berangkat dulu ya.

Mother’s  B. Merah : Ok, Be carefull on the road! Hem ... stupid husband, you think I really love


you all! No, I just love money and the house you are ... ha ... ha ... ha ... (tapping money). ! Putih…
putih…putih… come here! (her hands on her waist).
Ibu B. Merah : Iya pak, hati-hati dijalan, da…! Hem… dasar suami bodoh, kamu kira saya betul-
betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya mencintai uang dan rumah kamu ini… ha… ha…
ha… (sambil menepuk-nepuk uang). Putih… putih…putih… kesini kamu! (berkacak pinggang).

Bawang Putih : Yes…yes mom, What’s up mom?


Bawang Putih : Ya… ya… bu, ada apa bu?

Mother B. Merah : Where have you been? (while pulling and pushing White) called from had


been why no answer, it you are deaf ... (looking away).
Ibu B. Merah : Kemana aja sih kamu … ? (sambil menarik dan mendorong Putih) dipanggil-panggil
dari tadi nggak ada jawaban, kamu tuli ya… (sambil membuang muka).

Bawang Putih: Ok  mother ...! (in a tone of fear).


Bawang Putih : Baik bu…! (dengan nada ketakutan).

Mother B.Merah: Oh good, (nodding her head) now you wash clothes until clean


up, understand? Remember it Bawang Putih, before I came, this clothes and floor should
be cleaned ! Understand ....! ( in a tone loud shout)
Ibu B. Merah : Ya bagus, (sambil mengangguk-ngangguk kepala) sekarang kamu cuci baju itu
sampai bersih mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai ini sudah
harus bersih! Understand….! (nada keras membentak).

Bawang Putih went down to the river to wash clothes, she crying and says:


Maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai untuk mencuci baju itu, sambil menangis Bawang Putih
Berkata!

Bawang Putih: Oh My God, forgive the sins of My stepmother, give me strength to face this trial. Oh
My God, open  the door of hearts My stepmother and stepsister that he would love me. (while crying).
Bawang Putih : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Ibu tiriku, berikanlah kekuatan dalam menghadapi
cobaan ini. Ya Allah bukakanlah pintu hati Ibu tiriku dan saudara tiriku agar dia mau menyayangiku.
(sambil menangis).

Pengawal I : Sorry sir, ... see there…. there seems to be a woman. (pointing).


Pengawal I : Maaf tuan, … lihat disana tuan, sepertinya ada seorang wanita. (sambil menunjuk).

 Prince: Yeah, really, but ... with who she is? Is he alone bodyguard? (in amazement and looked at


the woman, as she thinks) Please try to see there ...! (pointing).
Pangeran : Iya, betul-betul, tapi… sama siapa ya dia? Apa dia sendirian pengawal? (dengan penuh
keheranan dan melihat kearah wanita itu, sambil berfikir) pengawal coba kalian lihat kesana…!
(sambil menunjuk).

Pengawal I: Ok sir…..! (with a nod)


Pengawal I: Baik tuan…! (sambil mengangguk).

Pengawal I : She was beautiful  and seems a nice girl!


Pengawal I : Perempuan itu cantik tuan dan kelihatannya orang baik-baik!

pg. 2
Prince: (with a nod) Let’s go there ...! (pointing).
Pangeran : (Sambil mengangguk-ngangguk) Mari pengawal kita kesana…! (sambil menunjuk).

Guard I: Ok sir ….!


Pengawal I: Baik tuan…!

Prince: E ... e ... nona! (with a nervous and shy). If  I may know, what is your name? And where do


you come from? And why you are in a very quiet this river ...?
Pangeran : E… e… nona! (dengan gugup dan malu). Kalau boleh saya tahu nama nona siapa? Dan
nona berasal dari mana? Dan kenapa pula sendirian di sungai yang sangat sepi ini…?

Bawang Putih: Excuse me ... sir ...! (while carrying a skirt and will run).


Bawang Putih : Maaf… tuan…! (sambil menjinjing rok dan mau berlari pergi).

Prince: Do not ... do not ... nona, do not run, I mean well, I see you alone, so I ventured over


to you! (with smile).
Pangeran : Jangan… jangan… nona, jangan lari, saya bermaksud baik, saya lihat nona sendirian,
jadi saya memberanikan diri menghampiri nona! (dengan senyuman).

Bawang Putih : My name is Bawang putih, I come from the village across, ... but sorry sir, I can
not stay long here, I was afraid being scolded by my mother…!
Bawang Putih : Nama saya Bawang Putih tuan, saya berasal dari desa seberang, e… tapi maaf
tuan, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya tuan…!

Prince: Wait ... wait ...! nona ... wait! (shouting) let us follow Bawang Putih, Where is her house…!


Pangeran : Tunggu… tunggu…! tunggu nona…! (sambil berteriak) mari pengawal kita ikuti Bawang
putih itu, dimana sebenarnya rumahnya!

Then the prince go with two bodyguards to go Bawang Putih’s house, Prince felt she was


the woman who has always idealized, and then the Prince hurried to the house of  Bawang Putih.
Kemudian berangkatlah Pangeran dan 2 pengawalnya untuk menuju rumah Bawang Putih, Pangeran
merasa dialah wanita yang selalu diidam-idamkan, kemudian si Pangeran bergegas pergi ke rumah
si Bawang Putih.

Bawang Merah Mother: Bawang Merah look over there, who's coming? (in amazement).


Ibu Bawang Merah :  Bawang Merah coba lihat disana, siapa itu yang datang? (dengan penuh
keheranan).

Bawang Merah : Yes mom, it looks like the Prince. Ouch how dashing and handsome the prince.


(with smile).
Bawang Merah : Iya bu, sepertinya yang datang Pangeran. Aduh betapa gagahnya dan gangteng
Pangeran itu. (dengan senyuman).

Mother bawang Merah: Calm down Bawang Merah, I know the Prince's arrival want to find


a consort of king. (while holding his shoulder).
Ibu Bawang Merah : Tenang Bawang Merah, Ibu tahu kedatangan Pangeran itu ingin mencari
permaisuri. (sambil memegang pundaknya).

Bawang Merah: Really? Help me Mom, I want to be the queen consort the Prince's Mom. (jumping


with happily).
Bawang Merah : Benarkah itu bu? Tolong saya bu, saya mau menjadi permaisuri Pangeran itu bu.
(berloncat kegirangan).

Prince: ... Excuse me, excuse me ...!


pg. 3
Pangeran : Permisi…, permisi…!

Mother’s Bawang Merah : Yes sir…! (with surprised) E ... what's the prince came to our


house, what the prince want to marry our daughter, a beautiful and sweet is this? (while holding
the Bawang Merah chin’s)..
Ibu Bawang Merah : Tuan…! (dengan terkejut)
E… ada apa gerangan tuan datang kegubuk kami ini, apa tuan mau mempersunting anak kami, yang
cantik dan manis ini tuan? (sambil memegang dagu Bawang Merah).

 Prince: Not ...! (loudly). I am here just to marry your daughter, Bawang Putih to be my queen


consort. (with full smile).
Pangeran : Tidak…! (dengan lantang)
Saya kesini hanya untuk melamar anak ibu si Bawang Putih untuk menjadi permaisuriku. (dengan
penuh senyuman).

Bawang Merah : Why Prince rather than on my Garlic, when Garlic crafty person and like
to playing men, not like me a good, obedient and loyal. (smiling happily).
Garlic Anyway it is not ugly people like me, pretty, sweet, and interesting, Right?
Bawang Merah : Kenapa sih Pangeran lebih suka Bawang Putih dari pada saya, padahal Pangeran
Bawang Putih orangnya licik sekali dan suka mempermainkan lelaki, tidak seperti saya yang baik,
patuh dan setia. (sambil senyum gembira).
Lagian Pangeran Bawang Putih itu orangnya jelek tidak seperti saya cantik, manis, dan menarik, ia
kan Pangeran?

Prince: E ... yes right, you're beautiful too, sweet and interesting, but unfortunately my
heart was captivated with Bawang Putih, Please call Bawang Putih soon ...!
Pangeran : E… iya-ya betul, kamu juga cantik, manis dan menarik nona, tapi sayang hati saya
sudah terpikat sama si Bawang Putih, saya mohon tolong panggilkan Bawang Putih segera…!

Bawang Merah: Huuuh ...! Bawang Putih, Bawang Putih again, Does not anyone other than Bawang


Putih, huuuh ... resentful ...! (while stomped feet). ... Putih! Putih ...!
Bawang Merah : Huuuh…! Bawang Putih, Bawang Putih lagi, emangnya nggak ada orang lain
selain Bawang Putih, huuuh… sebel…!! (sambil menghentakkan kaki). Putih…! Puith…!!

Bawang Putih : Yes sis…..!!!!


Bawang Putih : Iya, mbak…!!!

Bawang Merah : here you are, look at this… there is the Prince would marry you to be his


wife. (with a cynical expression full of hate).
Bawang Merah : Kesini kamu lihat ini ada Pangeran mau mempersunting kamu menjadi istrinya.
(dengan mimik yang sinis penuh kebencian).

Prince: Bawang Putih, do you want to marry me? (give a smile).


Pangeran : Bawang Putih, maukah kamu menikah denganku? (memberikan senyuman).

Bawang Putih : (Ducking full of smiles and shy, it means she wants).


Bawang Putih : (Merunduk penuh senyuman dan malu-malu, berarti dia mau).

Mother B. Merah : I'm sorry sir, it means Bawang Putih agree to be your queen consort!


Ibu Bawang Merah : Maaf tuan, itu berarti tandanya Bawang Putih setuju menjadi permaisuri tuan!

 Prince: Let's here Bawang Putih, follow me to my castle, I will married you to be a queen


consort! (reached out and took away Bawang Putih).

pg. 4
Pangeran : Mari kesini Bawang Putih, ikutlah aku ke istanaku kamu akan aku persunting menjadi
permaisuriku! (mengulurkan tangan dan menggandeng Bawang Putih pergi).

Bawang Putih: Mother ...! (Mother came and hugged her). Bawang
Merah...! (Shallots approached and hugged her)
Bawang Putih : Ibu…! (menghampiri Ibu dan memeluknya).
Bawang Merah…! (menghampiri Bawang Merah dan memeluknya).

Prince: okay mom, I will take Bawang Putih to my palace and I'll to be queen consort. (with


happily). In that case we went first, excuse me ...! (walked out).
Pangeran : Baiklah bu, saya akan membawa Bawang Putih ke istanaku dan akan aku jadikan
permaisuriku. (dengan senang hati). Kalau begitu kami berangkat dulu bu, permisi…! (berjalan
keluar rumah).

Mother’s Bawang Merah : yes sir…!


Ibu Bawang Merah : Ya tuan…!

Leave the Prince and Garlic together with his bodyguards to get to the royal palaces and make B.
putih as a queen consort, finally they lived happily ever after
"Crime can not beat the good, and people is the most perfect creatures on earth, but because
perfection is sometimes they forgot their in what makes them perfect"

Maka berangkatlah Pangeran dan Bawang Putih beserta pengawalnya untuk menuju istana kerajaan
dan dijadikanlah Bawang Putih sebagai permaisuri, samapai akhirnya Pangeran dan Bawang Putih
bahagia selamanya
“Kejahatan tidak bisa mengalahkan kebaikan, dan manusia memang mahluk paling sempurna di
muka bumi, namun karna kesempurnaan itu kadang mereka lalai pada apa yang membuat mereka
menjadi sempurna”

The end

pg. 5

Anda mungkin juga menyukai