Anda di halaman 1dari 22

SOP PENATALAKSANAAN ANESTESI LOKAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


Operasional (SPO) Penanggung Jawab
Klinik Nursepta

H. Usep, Amk
NIP:
Pengertian Anastesi Lokal adalah teknik memasukan Obat yang mampu
menghambat konduksi syaraf
Tujuan Untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri pada tubuh ketika
dilakukan tindakan pembedahan atau heacting
Referensi 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Prosedur 1. Pasien masuk ke dalam ruangan tindakan.
2. Setelah pasien mengisi dan menandatangani lembar informed
consent petugas menyiapkan alat, diantaranya: spuit 3/5 cc,
Lidokain 1%, Kassa sterile, betadine dan sarung tangan.
3. Dokter atau perawat memberi tahu pasien akan dilakukan
penyuntikan untuk mengurangi rasa sakit saat tindakan panjahitan
atau pembedahan minor lainnya.
4. Dokter atau perawat Cuci tangan terlebih dahulu kemudian
menggunakan sarung tangan. Bersihkan area yang akan dilakukan
tindakan dengan kassa sterile dan betadine.
5. Pasang doek atau kain steril untuk memperkecil ruang tindakan.
6. Masukkan jarum pada ujung laserasi atau luka dan dorong masuk
kearah bawah antara mukosa dan kulit sepanjang luka mengikuti
garis dimana jarum jahitnya akan masuk atau keluar.
7. Aspirasi dan kemudian injeksikan anastesi tersebut sambil menarik
jarum ke titik dimana jarum masuk. Atau jika tidak dilakukan
aspirasi maka setelah spuit dimasukkan sampai dalam kemudian
ditarik sambil disemprotkan perlahan-lahan.
8. Hentikan penginjeksiaan anastesi atau jarum dicabut tapi
dibelokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana
direncanakan akan dibuat jahitan.
9. Ulangi proses penusukan jarum pada ujung luka disebelahnya,
sehingga seluruh daerah kemungkinan akan dijahit sudah dianastesi.
10. Tunggu beberapa lama dan sambil melakukan penekanan dengan
gaas pada luka.
11. Tanyakan apakah pasien merasa nyeri atau tidak.
12. Jika pasien merasa nyeri jangan dulu melakukan penjahitan
13. Jika pasien sudah tidak merasa nyeri,lakukan penjahitan luka atau
tindakan pembedahan minor lainnya.
Unit Terkait Klinik Nursepta
Dokumen Terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis

SOP PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK


No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


Operasional (SPO) Penanggung Jawab
Klinik Nursepta

H. Usep, Amk
NIP:
Pengertian Syok Anafilaktik adalah keadaan alergi yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan
penyempitan saluran pernafasan, menyebabkan penderita jatuh
pingsan dan tidak sadarkan diri.
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi Dokter/Perawat dalam melakukan
pelayanan penanganan Syok Anafilaktik.
Referensi 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Prosedur
Unit Terkait Klinik Nursepta
Dokumen Terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENATALAKSANAAN HEACTING
No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


Operasional (SPO) Penanggung Jawab
Klinik Nursepta

H. Usep, Amk
NIP:
Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh
jahitan untuk menghindari infeksi lanjutan
Referensi 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik 3. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Prosedur Persiapan Peralatan
1. Handscoen
2. Duk Lubang steril
3. Kasa steril
4. Lidokain steril
5. Spuit 3 cc
6. Betadine
7. Alcohol 70%
8. Benang Silk Kulit
9. Benang Catgut
10. Bak instrumen steril berisi :
a. Pinset chirugis d. Nalvouder
b. Pinset anatomi e. Jarum Kulit
c. klem arteri kecil f. Gunting
12. Cairan Na Cl
13. Cairan H2O2 hodrogen peroksida
Prosedur
1. Siapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau
keluarga pasien (informed concern)
2. Cuci tangan dan memakai handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan
NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alcohol, lalu suntikan lidokain injeksi 5 menit
kemudiancc disekitar pingiran luka tunggu Anastesi
6. Pasang Duk bolong sesuaikan dengan ukuran luka
7. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh darah
yang terpotong diklem diikiat dengan benang catgut
8. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil
dengan pinset anatomi
9. Pasang jarum kulit dan benang kulit dinalvolder, lalu jahit bibir
luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan betadine. Lalu
tutup dengan kasa steril dan verband.
10. Bersihkan daerah bekas luka
11. Duk bolong dibuka
12. Cuci tangan dan Rapihkan alat
13. Konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah
luka)
Unit Terkait Klinik Nursepta
Dokumen Terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis
SOP PENATALAKSANAAN PEMASANGAN INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


Operasional (SPO) Penanggung Jawab
Klinik Nursepta

H. Usep, Amk
NIP:
Pengertian Pemasangan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan
menggunakan infuse
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan memberikan obat langsung
melalui vena pasien
Referensi 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Prosedur 1. Persiapan alat
a. Standard infuse f. Gunting
b. Cairan infuse g. Plester
c. Handscoon h. Pengalas
d. Kapas alcohol i. Bengkok
e. Gaas Bethadine
2. Persiapan pasien
a. Pasien diberi penjelasan
b. Perawat cuci tangan
c. Bawa alat kedekat pasien
d. Cek dan pasang cairan yang akan diberikan, gantungkan di
standard infuse
e. Pasang pengalas
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Siapkan area yang akan dipasang
c. Tekan vena yang akan ditusuk
d. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 10 cm
e. Tusukkan jarum / abocath pada vena yang telah ditentukan
f. Tutup bagian yang ditusuk dengan gaas bethadine, fiksasi yang
kuat
g. Atur tetesan infuse sesuai program pengobatan
h. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan
i. Rapihkan Pasien,bereskan alat-alat kemudian mencuci tangan
Unit Terkait Klinik Nursepta
Dokumen Terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis

SOP PEMERIKSAAN FISIK


No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


Operasional (SPO) Penanggung Jawab
Klinik Nursepta

H. Usep, Amk
NIP:
Pengertian Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
Referensi 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Prosedur 1. Informed Consent
2. Menjelaskan prosedur tindakan
3. Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4. Cuci Tangan
5. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
b. Keadaan Umum
6. Melakukan pemeriksaan seluruh bagian tubuh atau sesuai
kebutuhan dengan cara :

Lakukan pemeriksaan dengan


cara melihat ( inspeksi )

Lakukan pemeriksaan dengan


cara Meraba (palpasi)
Posisikan Klien
Sesuai kebutuhan Lakukan pemeriksaan dengan
cara Mengetuk(perkusi )

Lakukan pemeriksaan dengan


cara mendengar ( auskultasi )

7. Menjelaskan Hasil Pemeriksaan


Unit Terkait Klinik Nursepta
Dokumen Terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis

SOP PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH


No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


Operasional (SPO) Penanggung Jawab
Klinik Nursepta

H. Usep, Amk
NIP:
Pengertian Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensi meter
untuk mengetahui tekanan darah
Tujuan Sebagai acuan untuk mengukur tekanan darah
Referensi 1. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Prosedur 1. Alat
a. Stetoskop
b. Tensi Meter
c. Buku Catatan
d. Alat Tulis
2. Langkah-langkah
a. Informed Consent
b. Lengan baju dibuka atau digulung
c. Manset tensi meter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar tangan.
d. Pompa tensi meter dipasang
e. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop di tempatkan pada
daerah tersebut.
f. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis
teraba.
g. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi
dari titik radialis tidak teraba.
h. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam.
i. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba
Nilai ini menunjukan tekanan sistolik secara palpasi dan tak
mungkin dengan cara ini menentukan tekanan diastolik.

Unit Terkait Klinik Nursepta


Dokumen Terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis

PENGGUNAANTERMOMETER DIGITAL INFRAMERAH


No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/1

Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:


Operasional (SPO) Penanggung Jawab
Klinik Nursepta

H. Usep, Amk
NIP:
Pengertian Penggunaan termometer digital inframerah adalah tindakan pengukuran
suhu tubuh seseorang dengan menggunakan termometer
digital inframerah.
Tujuan Sebagai pedoman petugas didalam penggunaan termometer digitalinframerah
yang benar.
Referensi Pedoman pemakaian termometer digital inframerah “DOTORY”
Prosedur A. Petugas mempersiapkan pasien :
1. Petugas mengidentifikasi pasien yang memerlukan pengukuransuhu
tubuh.
2. Petugas memberitahukan kepada pasien/keluarga tindakanyang akan
dilakukan.
B. Langkah-langkah kegiatan:Pengukuran pada dahi:
1. Petugas menekan tombol power, (LCD diaktifkan),menampilkan semua
simbol, nilai pengukuran terbaruditampilkan untuk kedua kalinya.
Ketika simbol ditampilkantermometer siap digunakan.
2. Petugas meletakkan termometer pada dahi rata dengan kulit.
3. Petugas menekan tombol.
4. Petugas menggeser perlahan-lahan dari dahi ke garis rambutsisi
temporal dengan menjaga termometer tetap menempel rata pada kulit, 3-
4 detik.
5. Terdengar suara bip per 0,5 detik seluruh pengukuran.
Waktu pengukuran total membutuhkan waktu 3-5 detik.
6. Petugas membaca temperatur pada layar.

Unit Terkait Klinik Nursepta


Dokumen Terkait - Kartu status pasien
- Buku Register
- Buku rekam medis
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

Hak Pasien

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Klinik.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
di Klinik.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Klinik.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
10.Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11.Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12.Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13.Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya.
14.Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Klinik.
15.Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Klinik terhadap dirinya.
16.Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.
17.Menggugat dan/atau menuntut Klinik apabila Klinik diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana
18.Mengeluhkan pelayanan Klinik yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewajiban Pasien

1. Memberikan informasi yang akurat dan lengkap tentang keluhan sakit sekarang, riwayat
medis yang lalu, hospitalisasi, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
kesehatan pasien.
2. Mengikuti rencana pengobatan yang diadviskan oleh dokter termasuk instruksi para perawat
dan profesional kesehatan yang lain sesuai perintah dokter.
3. Memperlakukan staf Klinik dan pasien lain dengan bermartabat dan hormat serta tidak
melakukan tindakan yang akan mengganggu pekerjaan Klinik.
4. Menghormati privasi orang lain dan barang milik Klinik.
5. Tidak membawa alkohol, obat-obat yang tidak mendapat persetujuan/senjata ke dalam
Klinik.
6. Menghormati bahwa Klinik adalah area bebas rokok.
7. Mematuhi jam kunjungan dari Klinik.
8. Meninggalkan barang berharga di rumah dan membawa hanya barang-barang yang penting
selama tinggal di Klinik.
DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O

Purwasari, ………………....2023
DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O

Purwasari, ………………....2023

DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O

Purwasari, ………………....2023

DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O
Purwasari, ………………....2023

DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O

Purwasari, ………………....2023
DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O

Purwasari, ………………....2023

DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O
Purwasari, ………………....2023

DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O
Purwasari, ………………....2023

DOKUMTASI SOSIALISASI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA BULAN FEBRUARI

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O

Purwasari, ………………....2023
DAFTAR PASIEN YANG TELAH DIJELASKAN DAN MENGERTI TENTANG
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
DI KLINIK NURSEPTA

N NAMA PASIEN UMUR ALAMAT PARAF


O

Purwasari, ………………....2023
Informed Consent
No. : /SOP/KN/VII/2023
Dokumen
SOP No. Revisi :

Tanggal :
Terbit
Halaman :

KLINIK H. USEP, AMK


NURSEPTA

1. Pengertian Persetujan tindakan kedokteran  n g   d i b e r i k a n   o l e h p a s i e n


a t a u kel uar ga terdekatnya  setela h mend apa tkan  penjelasan  s
ecara  lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan
terhadap pasien
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam pelaksanan kepad
a   p a s i e n   s e h i n g g a   t i d a k   t e r j a d i  penuntutan di
kemudian hari terhadap tindakan yang telah diberikan kepada pasien
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Nursepta Nomor
Tentan Pemberian Layanan Klinis
4. Referensi Permenkes No 290 tahun 2008 tentang Persetujan Tindakan
5. Prosedur 1 . P e t u g a s   m e n y i a p k a n   l e m b a r   i n f o r m
e d   c o n s e n
2.Petugas kesehatan menginformasikan
m e n g e n a i   p r o s e d u r   t i n d a k a n yang akan dilakukan& tujuan&
man%aat& dampak kalau tidak dilakukan danresiko dari tindakan
tersebut kepada pasien dan keluarga
3.P et ugas memas tikan tingkat pem aham an pas i en dan
keluarg a terhadap in%ormasi yang diberikan
4.Petugas menjelaskan kembali mengenai infor
m a s i   y a n g   b e l u m dimengerti pasien dan keluarga.
5. Pas ien diberi kes emp atan untuk menerima atau menolak
tindakan
yang diberikan.   P e t u g a s   k e s e h a t a n   m e m b e r i k a n   l e m b a r   i n f
o r m e d   c o n s e n t   k e p a d a  pasien atau keluarga. P a s i e n ! k e l u a r g a
diberi kesempatan untuk membaca isi
d a r i   i n f o r m e d consent&(.Pas ien !keluarga  men anda  tan gani  
inform  bes erta saks i&) . P e t u g a s kesehatan menanda
t a n g a n i % o r m   y a n g s u d a h d i t a n d a t a n g a n i  pasien dan
saksi&1  .Petuga s menyimpan %orm yang telah ditandatangani
pasien atau keluargadi dalam rekam medis pasien&11.Petugas
kesehatan mendokumentasikan kegiatan
6. Unit terkait Poli Umum, Poli KIA, Poli Gigi, Rawat inap

Anda mungkin juga menyukai