Anda di halaman 1dari 6

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (4914-4919)

Analisis Kesulitan Belajar Operasi Hitung Perkalian


Bersusun Siswa Kelas IV SD Negeri Sampangan 02
Kota Semarang
Melania Kartika Sari1, Noor Miyono2, Endang Wuryandini3, Tin Siana Dayu Murti4
1,2,3Universitas PGRI Semarang, 4SD Negeri Sampangan 02, Indonesia

E-mail: melaniakartika.s@gmail.com, noormiyono@upgris.ac.id, endangwuryandini@upgris.ac.id,


dayucerliel@gmail.com

Article Info Abstract


Article History This study aims to determine the factors that cause difficulties in learning grade IV
Received: 2023-05-22 mathematical multiplication calculation operations at SDN Sampangan 02. This type
Revised: 2023-06-15
Published: 2023-07-01
of research uses a qualitative approach. The subjects in this study were 3 grade IV
students out of 27 students. This research was conducted in November 2022. Data
collection techniques through interviews and tests. Meanwhile, data analysis
Keywords: techniques use descriptive. The results of the study stated that grade IV B students of
Count Operation;
SDN Sampangan 02 still had difficulty understanding the concept of multiplication,
Multiplication;
Difficulty learning. errors in the structure of calculating patterns, errors in the multiplication procedure,
lack in interpreting the questions, students did not memorize multiplication. Factors
causing student learning difficulties were found that (1) Students' learning
concentration did not last long, (2) Students' low ability to remember, (3) Difficulty
understanding questions and calculating questions. Other factors include: (1)
Teachers who do not use the right method, (2) Seating arrangements, (3)
Relationships and communication between teachers and students. Based on this,
researchers can then find solutions to students' learning difficulties, the material for
calculating multiplication operations is arranged so that students understand and no
longer have difficulty learning multiplication.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
Diterima: 2023-05-22 kesulitan belajar operasi hitung perkalian matematika kelas IV di SDN Sampangan 02.
Direvisi: 2023-06-15
Dipublikasi: 2023-07-01
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek pada penelitian ini
yaitu 3 siswa kelas IV dari 27siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November
2022. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan tes. Sedangkan teknik analisis
Kata kunci: data menggunakan deskriptif. Hasil penelitian menyebutkan bahwa siswa kelas IV B
Operasi Hitung;
SDN Sampangan 02 masih kesulitan memahami konsep perkalian, kesalahan pada
Perkalian;
Kesulitan Belajar. struktur pola menghitung, kesalahan prosedur perkalian bersusun, kurang dalam
menafsirkan soal, siswa tidak hafal perkalian. Faktor penyebab kesulitan belajar siswa
ditemukan bahwa (1) Konsentrasi belajar siswa tidak bertahan lama, (2) Kemampuan
mengingat siswa yang rendah, (3) Kesulitan memahami soal dan menghitung soal.
Faktor lain diantaranya berasal dari: (1) Guru yang tidak menggunakan metode yang
tepat, (2) Penataan tempat duduk, (3) Hubungan dan komunikasi antara guru dan
siswa. Berdasarkan hal tersebut untuk peneliti selanjutnya dapat mencari solusi
mengenai kesulitan belajar siswa materi operasi hitung perkalian bersusun sehingga
siswa menjadi paham dan tidak lagi kesulitan belajar perkalian.
I. PENDAHULUAN atau proses yang digunakan untuk mencapai
Pendidikan merupakan aktivitas yang tidak tujuan. Menurut Studi et al., (2017) Pemecahan
dapat lepas dari kehidupan manusia. Melalui masalah matematika merupakan sebuah kemam-
pendidikan siswa dapat mengembangkan ke- puan kognitif fundamental yang dapat dilatih dan
mampuannya dalam memecahkan suatu masalah dikembangkan pada siswa, sehingga diharapkan
yang didapat dari pemerolehan pengalaman ketika siswa mampu memecahkan masalah
pengetahuan serta keterampilan yang dapat matematika dengan baik maka akan mampu
diterapkan juga dalam kehidupan sehari-hari. menyelesaikan masalah nyata paska menempuh
Pemecahan masalah ini berhubungan dengan pendidikan formal. Dalam memecahkan masalah
kurikulum matematika dimana dalam proses matematika dibutuhkan usaha nyata dalam
pembelajaran dimungkinkan untuk siswa dapat mencari ide ataupun jalan keluar mengenai
menyelesaikan permasalahan dari situasi yang bilangan yang berhubungan erat dengan kegiatan
melibatkan kemampuan matematis, konsep, hitung menghitung melalui cara berfikir untuk

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4914
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (4914-4919)
membuktikan suatu pernyataan benar atau salah dalam kehidupan sosialnya jika tidak dapat
dengan menggunakan logika dalam mencapai memahami matematika dengan baik.
suatu tujuan pembelajaran. Hal tersebut berguna untuk menjawab
Menurut Jamaris (2014: 17) menyatakan permasalahan yang terjadi pada lokasi penelitian
bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi di SDN Sampangan 02 sebagai berikut: (1)
yang menunjukkan pada sejumlah kelainan yang Peserta didik kesulitan dalam memahami konsep
berpengaruh pada pemerolehan, pengorganisa- perkalian, (2) Kesalahan pada struktur pola
sian, penyimpanan, pemahaman, dan penggunaan menghitung, (3) Kesalahan prosedur perkalian
informasi secara verbal dan juga non verbal. bersusun, (4) Kurang dalam menafsirkan soal,
Permasalahan yang terjadi yaitu sebagian besar (5) peserta didik tidak hafal perkalian. Faktor
siswa masih sulit memahami materi operasi yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa
hitung perkalian. Kesulitan belajar juga dapat berasal dari 2 faktor yaitu internal dan eksternal.
diartikan sebagai ketidak mampuan anak dalam Faktor internal merupakan faktor yang berasal
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dari dalam diri siswa yaitu berkaitan dengan
guru. Menurut Masroza (2013), kesulitan belajar minat dan perhatian siswa dalam mengikuti
ini merupakan gangguan yang secara nyata ada kegiatan pembelajaran, dimana pada saat proses
pada anak yang terkait dengan tugas umum pembelajaran berlangsung yaitu: (1) konsentrasi
maupun khusus, yang diduga disebabkan karena belajar siswa menurun dilihat dari siswa yang
faktor disfungsi neurologis, proses psikologis ramai sendiri di kelas, tidak memperhatikan
maupun sebab-sebab lainnya sehingga anak yang guru. (2) kemampuan mengingat siswa yang
berkesulitan belajar dalam suatu kelas juga rendah, dimana sebagian siswa belum hafal
menunjukkan prestasi belajar rendah. Anak-anak perkalian 4-10, siswa hanya paham terhadap
dengan ketidak mampuan belajar memiliki karak- materi jika diberikan soal yang sama dengan
teristik unik mereka sendiri dan gaya belajar latihan saja, siswa hanya bisa mengerjakan soal
yang berbeda. pada waktu itu saja dan lupa dengan konsep yang
Oleh karena itu, setiap anak memiliki ke- diajarkan pada pertemuan selanjutnya. (3)
mampuan untuk berhasil dalam studi mereka. kesulitan dalam memahami dan menghitung soal,
Guru juga mampu dalam memantau kemajuan karena ketidak telitian siswa dalam mengerjakan
mereka dan menerapkan berbagai strategi soal maka siswa tersebut memperoleh nilai yang
mengajar di kelas. Siswa-siswa ini memerlukan kurang baik, tidak hanya itu ada beberapa siswa
perhatian khusus dan dikategorikan sebagai yang juga tidak paham mengenai operasi hitung
siswa dengan kebutuhan khusus (Slavin dalam perkalian bersusun, lupa langkah-langkah mela-
Sulaiman, dkk, 2008). Dalam pembelajaran kukan perkalian,dll.
matematika, jika anak mengalami kesulitan Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari
belajar dianggap sebagai sebuah hal yang biasa luar diri siswa, meliputi (1) dalam menjelaskan
dan sudah realita umumnya seperti itu. Hal ini materi operasi hitung perkalian bersusun guru
disebabkan karena matematika merupakan tidak menggunakan metode yang tepat, hal
pelajaran yang menjadi momok menakutkan bagi tersebut membuat siswa mudah bosan dan
anak-anak. Matematika dianggap sebagai ilmu boring terhadap pembelajaran matematika
yang sulit untuk dipahami karena sifatnya yang sehingga menimbulkan keramaian. (2) penataan
abstrak. Namun, jika diteliti lebih lanjut, tempat duduk yang kurang tepat dapat menim-
kesulitan belajar anak merupakan masalah yang bulkan konsentrasi belajar siswa menurun, siswa
harus ditanggulangi sejak dini karena akan yang duduk di belakang seringkali ramai sendiri,
mempengaruhi anak dalam karir akademi siswa yang kurang paham terhadap pembelaja-
selanjutnya. ran duduk bersamaan dapat mengakibatkan siswa
Akibat jika kesulitan belajar pada matematika malas mengerjakan karena sama-sama tidak bisa
dibiarkan begitu saja, menyebabkan anak-anak dan tidak ada yang membantu. (3) hubungan dan
juga akan semakin kurang berminat belajar komunikasi antara guru dengan siswa harus
matematika. Matematika akan terus menjadi terjalin dengan baik sehingga merasa dihargai
momok yang menakutkan bagi anak. Anak selalu dan kehadirannya dianggap penting di kelas.
bosan dan mudah jenuh dalam pembelajaran Sehingga tidak ada rasa canggung dan takut saat
matematika. Jika melihat bagaimana terkaitnya bertanya kepada guru.
matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka Analisis kesulitan belajar operasi hitung
akan dapat diprediksi bagaimana sulitnya anak perkalian bersusun siswa kelas IV ini dibuktikan
dari penelitian yang dilakukan oleh Damayanti

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4915
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (4914-4919)
(2021) dengan judul “Analisis kesalahan Siswa dalam konteks tertentu dengan menggunakan
dalam Operasi Hitung Perkalian Bersusun di SD berbagai metode ilmiah atau dengan metode
Muhamadiyah 1 Paron Berdasarkan Gender” ilmiah. Penelitian ini mengambil data dengan
dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan dua data yaitu data primer dan
masih adanya kesalahan yang dilakukan siswa, data sekunder. Data primer yang digunakan
baik perempuan maupun laki-laki dalam operasi melalui wawancara siswa. Dan data sekunder
perkalian bersusun. Kesalahan ini rata-rata pada yang digunakan yaitu sumber data dari daftar
operasi hitung perkalian berususn, kurangya nilai siswa pada materi operasi hitung perkalian.
pemahampan konsep operasi hitung perkalian Sumber data wawancara yang digunakan yaitu
berusun yang diberikan guru kepada siswa sumber data yang didapatkan dari siswa.
hingga mengakibatkan kekeliruan operasi hitung
khususnya perkalian. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian yang didapat melalui
II. METODE PENELITIAN wawancara siswa dan melalui perolehan tes yaitu
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri terdapat pada kesalahan siswa dalam menger-
Sampangan 02 menggunakan pendekatan pene- jakan soal perkalian, siswa kesulitan dalam
litian kualitatif dengan metode deskriptif struktur pola menghitung perkalian bersusun.
bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan Dimana siswa belum sepenuhnya paham
belajar dan mengetahui faktor yang mempenga- mengenai konsep perkalian (keterampilan dasar
ruhi kesulitan belajar matematika materi operasi pengurangan, penjumlahan, dan perkalian)
hitung perkalian. Lokasi tersebut juga dipilih sehingga hasil siswa menghitung bilangan
berdasarkan bahwa saat melakukan penelitian perkalian bersusun salah. Hal ini disebabkan oleh
sekolah tersebut ada beberapa siswa kelas IV faktor internal dan faktor eksternal yang
mengalami kesulitan dalam kegiatan pembela- mempengaruhi. Menurut Diana et al., (2020)
jaran operasi hitung perkalian matematika, faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
Berdasarkan permasalahan tersebut, yang men- dalam diri siswa seperti emosi dan sikap
jadi fokus pada penelitian ini adalah mengenai terhadap pembelajaran matematika. Sedangkan
analisis kesulitan belajar operasi hitung per- faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari
kalian bersusun pada mata pelajaran matematika luar diri siswa, seperti metode atau strategi
di kelas IV, Subjek penelitian adalah orang yang pembelajaran.
menjadi informan dalam penelitian. Sehingga Kecemasan terhadap pembelajaran mate-
data yang diperoleh akan berasal dari informan. matika bisa terjadi melalui pengalaman buruk
Subjek penelitian ini ditentukan sesui dengan tempo dahulu yang pernah dialami oleh siswa.
kriteria yang dibutuhkan dan dapat dijadikan Menurut Wicaksono & Saufi, (2013) mengatakan
sebagai pendukung dan juga pelengkap data bahwa kecemasan merupakan hubungan
penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah 3 interpersonal yang terjalin dengan baik menjadi
siswa kelas IV SD Negeri Sampangan 02 yang faktor penting dalam memahami matematika.
dilaksanakan pada bulan November 2022. Kecemasan tersebut bisa didapat melalui
Menurut (Strauss & Corbin, 2007) penelitian pengalaman belajar matematika yang kurang
kualitatif adalah jenis penelitian dengan meng- melibatkan siswa untuk ikut serta aktif dalam
utamakan penekanan pada proses dan makna pembelajaran, dll. Sehingga dapat menciptakan
yang tidak diuji, atau diukur dengan setepat- mindset siswa yang negatif/buruk terhadap
tepatnya dengan data yang berupa data segala sesuatu yang berhubungan dengan pem-
deskriptif. Pada penelitian ini mendeskripsikan belajaran matematika. Sehubungan dengan hal
kejadian yang di dengar, dirasakan dan dibuat tersebut maka penyampaian pembelajaran pada
dalam pernyataan naratif atau deskriptif. Jenis materi apapun tentang matematika tidak mudah
penelitian ini berkarakteristik alamiah atau diterima dengan baik oleh siswa karena dianggap
bersetting apa adanya dari fenomena yang terjadi sebagai pembelajaran yang kurang menyenang-
di lapangan yang menitik beratkan pada kualitas- kan.
nya. Rendahnya minat dan motivasi siswa ter-
Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk hadap pembelajaran matematika yang dimaksud
memahami atau mengetahui fenomena yang yaitu ditemukan bahwa siswa masih salah dalam
dialami secara langsung oleh subjek penelitian, memahami konsep operasi hitung matematika
misalnya tindakan, perilaku, motivasi, persepsi dan proses-proses pengerjaan soal matematika
dan sebagainya secara keseluruhan, menggam- yang keliru. Ditemukan juga siswa yang kurang
barkan dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4916
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (4914-4919)
berminat mempelajari soal-soal hitungan. Ada hanya menjelaskan sedikit kemudian memberi-
juga siswa yang takut jika tidak bisa mengerjakan kan latihan soal sebentar dan peserta didik
soal matematika akan dimarahi oleh orang diberikan soal untuk dikerjakan. Sehingga siswa
tuanya jika mendapatkan nilai kurang baik. belum mengetahui struktur pola menghitung
Karena jam pelajaran matematika yang berada di dan prosedur perkalian bersusun dengan benar.
jam 10.05 (jam pelajaran ke-2) banyak siswa Permasalahan utama yang menjadi penyebab
yang mengaku kurang bersemangat dalam kesulitan belajar siswa yaitu kesalahan pada
mengikuti pembelajaran matematika karena telah struktur pola menghitung dimana siswa masih
menerima pelajaran sebelumnya siswa merasa salah dalam menghitung operasi perkalian dan
sudah lelah dan yang ada dipikirannya adalah hasil yang dituliskan salah. Data wawancara juga
menunggu jam istirahat. Jadi siswa tidak fokus menyebutkan bahwa kepada siswa mengatakan
dalam mengikuti pembelajaran di kelas se- bahwa banyak siswa yang belum hapal per-
hingga kurang baik dalam menyimak penjelasan kalian pada bilangan yang jumalahnya banyak
yang diberikan guru. ada sebagaian yang belum hafal perkalian 4-10.
Faktor penyebab kesulitan belajar lainnya Hal ini disebabkan pemahaman konsep dasar
diantaranya (1) hubungan dan komunikasi matematika siswa yang kurang baik. Mereka
antara guru dan siswa. hasil wawancara yang hanya mengetahui perkalian sebagai hasil dari
didapat menyebutkan siswa merasa seneng pada penjumlahan berulang sehingga hasil yang
saat dapat berbicara/komunikasi (bertanya ditemukan akan lama dan siswa menjadi lupa
kesulitan mengerjakan soal atau lainnya) dengan pada saat menentukan hasilnya. Sehingga hasil
guru dan dapat belajar matematika dengan baik. yang dituliskan pun menjadi salah. Disini siswa
Namun sebagian siswa merasa bahwa ia kurang juga kurang paham terhadap prosedur perkalian
melakukan komunikasi dengan guru atau bahkan bersusun yang melibatkan perkalian 2 bilangan
tidak bisa berkomunikasi kepada guru dan tidak atau lebih. Siswa tidak mengetahui langkah-
dapat belajar matematika dengan baik. Akibatnya langkah dalam mengerjakan soal tersebut,
adalah fokus/perhatian siswa lemah/kurang. kebanyakan siswa lupa bagaimana langkah-
Selain itu rendahnya perhatian siswa terhadap langkahnya dalam mengalikan bilangan tersebut.
pembelajaran matematika juga di sebabkan Lupa dalam menyimpan atau mengurangi hasil
karena mereka asik ngobrol sendiri dan tidak yang sudah dilakukan perkalian dengan angka
memperhatikan guru. Serta selama proses lainnya. Ketidak telitian ini yang sering membuat
pembelajaran guru tidak menggunakan variasi hasil perolehan perkalian yang dilakukan siswa
mengajar yang menyenangkan dan membuat salah. Sehingga hasil belajar siswapun kurang
siswa merasa jenuh sehingga pelajaran yang baik.
disampaikan menjadi terabaikan. Selanjutnya Tipe-tipe kesalahan operasi hitung perkalian
permasalahannya yaitu (2) Penataan tempat bersusun puluhan: (1) siswa kesulitan memahami
duduk juga menjadi penentu dalam keberhasilan konsep perkalian, (2) siswa kurang dalam
suatu pembelajaran. Dimana siswa yang duduk menafsirkan soal, (3) kesalahan pada prosedur
sebangku dengan siswa yang pandai menjadi perkalian bersusun. sedangkan tipe-tipe kesala-
paham karena dapat saling membantu menyele- han operasi hitung perkalian bersusun ratusan
saikan soal. Namun jika siswa yang tidak bisa diantaranya: (1) kesalahan pada struktur pola
operasi hitung perkalian duduk bersama-sama menghitung, (2) sebagaian siswa tidak hafal
yang terjadi adalah siswa tersebut menjadi perkalian. Pada saat proses KBM di kelas pada
semakin tidak paham dan juga membiarkan awal pembelajaran siswa terlihat masih dapat
pekerjaannya tidak terselesaikan atau hal yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
dilakukan siswa adalah menconto hasil peker- Siswa masih fokus dan mengerjakan perkalian
jaan teman disampingnya sehingga mengakibat- dengan baik. Namun di menit-menit berikutnya
kan siswa tersebut tidak mau berpikir dan siswa terlihat kebingungan mengerjakan dan
berupaya menyelesaikan soal tersebut secara akhirnya mulai terlihat ramai dengan teman-
mandiri. Sehingga upaya yang dapat dilakukan temannya karena saling bertanya. Pada saat saya
guru yaitu menata tempat duduk dikelas dengan lihat dan saya tanya ternyata ada sebagian siswa
baik disesuaikan dengan karakteristik dan yang belum hafal perkalian, bingung pada
kemampuan anak agar pembelajaran tetap dapat struktur pengerjaan perkalian bersusun, dll.
berjalan secara kondusif. Dan yang terakhir Kesalahan konsep yang dilakukan peserta
yaitu (3) guru tidak menggunakan metode yang didik yaitu dengan tidak menyimpan angka sisa
tepat. Dimana selama proses pembelajaran guru atau puluhan tetapi justru dituliskan semuanya

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4917
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (4914-4919)
dalam jawaban sehingga hasil yang dituliskan
salah. Kesalahan tersebut dilakukan Subjek 1
(Peserta didik perempuan) terhadap soal nomor
1 yang terdapat dalam gambar berikut:

Gambar 3. Soal perkalian nomor 4

Berdasarkan hasil klarifikasi dengan peserta


didik secara umum dapat dijelaskan bahwa
peserta didik belum memahami konsep perkalian
Gambar 1. Soal perkalian nomor 1 bersusun dan juga tidak hafal perkalian. Sehingga
terjadilah kesalahan dalam menjawab soal.
Berdasarkan hasil klarifikasi terdap peserta Peserta didik pada permasalahan ini adalah
didik tersebut sudah jelas bahwa peserta didik kurang dalam menafsirkan soal dan kesulitan
tersebut belum memahami langkah-langkah dalam memahami konsep perkalian. Pada pem-
pengerjaan soal operasi hitung pada perkalian bahasan yang telah diuraikan tersebut dapat
bersusun atau peserta didik tersebut belum dilihat bahwa masih banyak kesalahan-kesalahan
memahami prosedur perkalian bersusun. pemahaman peserta didik menganai konsep
sehingga subjek 1 melakukan kesalahan dalam operasi hitung perkalian bersusun. kurangnya
menuliskan hasil perkaliannya. Selanjutnya ke- pemahaman siswa menganai materi tersebut
salahan pengerjaan perkalian bersusun bahwa dan rendahnya kemampuan berpikir siswa pada
peserta didik tidak menghitung /menambahkan perkalian/ berhitung, khususnya pada perkalian
hasil perkalian dengan hasil sisa yang disimpan. bersusun. kesalahan-kesalahan tersebut tidak
Dilakukan oleh subjek 2 (peserta didik laki-laki) dapat dibiarkan saja manun harus segera
pada nomor 2 dengan gambar sebagai berikut: diperbaiki agar tidak berkelanjutan dijenjang
berikutnya.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan tersebut bahwa peserta didik masih
kesulitan pada konsep dan juga kesulitan verbal,
maupun prosedural dalam menyelesaikan
operasi hitung perkalian bersusun. Dengan
demikian faktor yang menjadi penyebab ter-
jadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan
operasi hitung perkalian bersusun adalah masih
rendahnya pemahaman siswa.
Gambar 2. Soal perkalian nomor 2
IV. SIMPULAN DAN SARAN
Jadi dapat disumpulkan bahwa siswa kurang A. Simpulan
teliti dalam mengerjakan soal. Sehingga hasil Kesulitan belajar operasi hitung perkalian
yang dituliskan salah. Peserta didik ini menga- bersusun adalah kesukaran yang diamalami
lami kesulitan pada struktur pola menghitung oleh siswa dalam memahami dan menyerap
perkalian dengan benar. Adapun kesalahan lagi materi operasi hitung perkalian matematika.
dalam mengerjakan operasi hitung perkalian Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
bersusun yaitu peserta didik salah melakukan terdapat faktor-faktor penyebab kesulitan
perhitungan operasi hitung perkalian dan belajar peserta didik adalah yaitu faktor
menuliskan hasil yang salah. Dilakukan oleh internal dari dalam diri siswa seperti minat
subjek 3 pada pengerjaan soal nomor 4. Yang dan perhatian siswa terhadap pembelajaran
dapat dilihat berdasarkan gambar berikut: matematika dan faktor internal yaitu diluar
diri peserta didik seperti hubungan antara
pendidik dengan siswa yang kurang interaktif,

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4918
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (4914-4919)
dll. Kemudian juga terdapat faktor penyebab Dwiyono, Y., & Tasik, H. K. (2021). Analisis
siswa kesulitan menjawab soal diantaranya: Kesulitan Belajar Operasi Hitung Perkalian
(1) kurangnya pemahaman konseptual ter- Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 019
hadap operasi hitung perkalian bersusun. (2) Samarinda Ulu. Jurnal Ilmu Pendidikan
kurangnya pengerjaan secara prosedural LPMPKalimantan Timur, 1, 175–190.
dalam mengoperasikan perkalian. (3) kurang
teliti dalam mengoperasikan operasi hitung- Jamaris, M. (2014). Kesulitan Belajar. Bogor:
nya. Ghalia Indonesia Pendidikan.Bandung:
Kuranya pemahaman konsep terhadap Alfabeta.
operasi hitung perkalian bersusun membuat
peserta didik semakin melakukan kesalahan Masroza, Fitria. 2013. Prevalensi Anak
dalam menjawab soal. Maka hal ini harus Berkesulitan Belajar di Sekolah Dasar Se
segera ditangani dan diharapkan guru dapat Kecamatan Pauh Padang. Diakses: 5
memberikan pemahaman konsep yang baik November 2015. Online:
dan motivasi pada peserta didik agar lebih http://download.portalgaruda.org/article.
fokus dan teliti dalam mengerjakan soal. php?article=24454&val=1496.

B. Saran Strauss, A., & Corbin, J. (2007). Teknologi, Badan


Saran yang dapat juga diberikan yaitu Guru Pengkajian dan Penerapan. Pengolahan Air
hendaknya dapat meningkatkan motivasi Limbah Domestik Individual Atau Semi
belajar pada siswa untuk mengembangakan Komunal, 189–232.
tingkat kepercaya dirian siswa dalam me-
mahami dan juga menuangkan pengetahuan, Studi, P., Matematika, P., Galuh, U., Kunci, K.,
sehingga siswa lebih semangat dalam belajar. Pemecahan, K., & Matematis, M. (2017).
Pembelajaran matematika di butuhkanya PENILAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
suatu media untuk siswa dapat merspons MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Asep
suatu pembelajaran yang lebih menarik dan Amam. 2(1), 39–46.
dapat menambah suatu gambaran pembela-
jaran ketika menggunakan media. Dan Siswa Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan.
diharapakan lebih aktif bertanya jika memang Bandung: Alfabeta.
mereka belum paham dalam pembelajaran.
Karena pembelajaran matematika adalah Sulaiman, dkk. 2008. The Level of Cognitive
pembelajaran yang berlanjut sampai materi Ability among Learning Disabilities Children
selanjutnya, jika ia belum paham akan in Malacca Malaysia. Diakses: 18 Oktober
kesulitan menerima materi yang baru. siswa 2015.
harus berani bertanya untuk materi yang Online:http://www.ccsenet.org/journal/in
belum paham mengemukakan pendapat dex.php/ijps/article/download/10747/75
dalam belajar menjadi lebih baik. 96

DAFTAR RUJUKAN Wicaksono, A. B., & Saufi, M. (2013). Mengelola


Damayanti, F., Febriana, D., Sari, R. D., Wardani, Kecemasan Siswa Dalam Pembelajaran
H. Y., & Darmadi, D. (2021). Analisis Matematika. Prosiding,November, 90–94.
Kesalahan Siswa dalam Operasi Hitung
Perkalian Bersusun di SD Muhamadiyah 1 Yeni, E. M. (2015). Kesulitan Belajar Matematika
Paron berdasarkan Gender. Jurnal Di Sekolah Dasar. Jupendas: Jurnal
Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 3(2), 102– Pendidikan Dasar, 2(2), 1–10.
105. jfkip.umuslim.ac.id
https://doi.org/10.31004/jpdk.v3i2.1813

Diana, P., Marethi, I., & Pamungkas, A. S. (2020).


Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa: Ditinjau dari Kategori
Kecemasan Matematik. SJME (Supremum
Journal of Mathematics Education), 4(1), 24.
https://doi.org/10.35706/sjme.v4i1.2033

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 4919

Anda mungkin juga menyukai