1190 2563 2 PB
1190 2563 2 PB
54-59
Mathematics problem solving skill of students in Junior High School Number 1 Padang hadnot developed optimally.
Problem Based Learning (PBL) Approach was hoped to become the solution to develop mathematics problem
solving skill of students. Problem Based Learning Approach facilitated the unstructured contextual problem as the
starting point of learning. The aim of this research was to compare the increasing of mathematics problem solving
skill between students who were taught by using PBL approach and convensional, and describe the developing of
mathematics problem solving skill of students who were taught by using PBL approach. The kind of this research
was combination experiment research and descriptive by using Randomized Control Group Pretest-Posttest Design.
Instrument that was used in this research was test of mathematics problem solving and worksheet. Increasing of
students score of the test was analyzed by using Mann-Whitney U test, and the data of students worksheet score
was analyzed descriptively. Result of this research shows that the increasing of mathematics problem solving skill of
students who were taught by using PBL approach is higher than convensional, and PBL approach has positive
impact to develop mathematics problem solving skill of students.
Keywords problem based learning approach, mathematics problem solving skill
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan negara Indonesia sesuai amanat
UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Cara
mencapai tujuan tersebut antara lain dengan melakukan
pembelajaran
matematika disekolah.
Pembelajaran
matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
siswa dalam berpikir, sehingga kecerdasan yang diperoleh
bukan hanya berdasarkan nilai akademis di sekolah, akan
tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini diungkapkan tujuan pembelajaran
matematika berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006,
yaitu: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola
dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang pendekatan matematika, menyelesaikan
pendekatan, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4)
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
54
55
Eksperimen
T1
Variabel
Terikat
X
Kontrol
T1
Kelompok
Pretest
Posttest
T2
T2
56
TABEL II
HASIL PRETEST KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
24
22
Skor
Maks
96
96
64
83
28
27
45,13
49,27
TABEL IV
HASIL PRETEST SISWA KELOMPOK KONTROL PER INDIKATOR PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA
12,24
14,52
Ukuran
Rata-rata
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Skor Ideal
Skor Minimal
untuk Kategori
Pencapaian
Indikator
Jumlah Siswa
yang Mencapai
Indikator
Persentase
Siswa yang
Mencapai
Indikator
18
18
18
10
41,67%
4,17%
12,5%
Keterangan:
1. Memahami Masalah
2. Merencanakan Penyelesaian
3. Menjalankan Rencana
4. Mengecek Kembali dan Menarik Kesimpulan
Pada tabel III tampak bahwa persentase siswa yang
mencapai indikator pemecahan masalah masih rendah dan
kurang dari 50%, bahkan mencapai 0 untuk indikator
mengecek kembali dan menarik kesimpulan. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa untuk kelompok eksperimen masih
rendah.
Hasil pretest siswa kelompok kontrol untuk setiap
indikator pemecahan masalah matematika disajikan pada
Tabel IV.
Ukuran
Rata-rata
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Skor Ideal
Skor Minimal
untuk Kategori
Pencapaian
Indikator
Jumlah Siswa
yang Mencapai
Indikator
Persentase
Siswa yang
Mencapai
Indikator
18
18
18
18
10
45,45%
18,18%
31,82%
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
24
22
Skor
Maks
96
96
94
84
43
5
78,00
61,77
15,27
17,33
57
Skor
60
40
Eksperimen
20
Kontrol
Skor
0,6
Eksperimen
0,4
Kontrol
0,2
Gain Ternormalisasi
Gambar. 2 Rata-rata Gain TernormalisasiKelompok Sampel
58
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah
dikemukakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang diajar dengan pendekatan
PBM lebih tinggi daripada siswa yang diajar secara
konvensional.
2. Pendekatan PBM memberikan pengaruh positif
terhadap perkembangan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa terutama dalam hal
mengecek kembali dan menarik kesimpulan.
REFERENSI
[1] Tim Depdiknas. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
[2] International Study Center. (2011) TIMSS 2011. [Online]. Available:
http://timssandpirls.bc.edu/data-release-2011/pdf/Overview-TIMSSand-PIRLS-2011-Achievement.pdf
[3] Kesumawati, Nila. (2008) Pemahaman Konsep Matematik dalam
Pembelajaran Matematika.[Online].Available:
http://eprints.uny.ac.id/6928/1/P-18%20Pendidikan(Nila%20K).pdf
[4] Fogarty, Robin. 1997. Problem-Based Learning and Other
Curriculum Models for the Multiple Intelegences Classroom.Hawker
Brownlow Education.Melbourn Australia.
[5] Armiati. 2010. Menata Kecerdasan Emosional melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah dalam Matematika. Semnas Matematika. UNP.
[6] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
[7] Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
59