Perbedaan Rata-Rata Skor Periodontal Pasien Pneumonia Dan Tidak Menderita Pneumonia Di Tiga Rumah Sakit Medan
Perbedaan Rata-Rata Skor Periodontal Pasien Pneumonia Dan Tidak Menderita Pneumonia Di Tiga Rumah Sakit Medan
SKRIPSI
Oleh:
HANDINI NAIBAHO
NIM: 090600100
Handini Naibaho
Perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita
pneumonia di tiga rumah sakit Medan.
ix + 24 halaman
Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru yang dapat
terjadi akibat aspirasi bahan-bahan yang terdapat di nasofaring dan orofaring. Gigi
dan jaringan periodontal dapat berperan sebagai tempat bermulanya infeksi
pernafasan. Bakteri anaerob penyebab pneumonia banyak ditemukan pada plak
dental, khususnya pada pasien dengan penyakit periodontal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor periodontal pasien
pneumonia dan tidak menderita pneumonia dan untuk mengetahui perbedaan rata-rata
skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita pneumonia. Rancangan
penelitian adalah kasus kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah pasien pneumonia
yang sedang berobat di Poli Paru dan bukan pneumonia di Poli Mata RSUD dr.
Pirngadi, RSUP H.Adam Malik dan RS Martha Friska. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling, diambil sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi. Jumlah responden adalah 66 orang yakni 33 responden penderita pneumonia
(kasus) dan 33 responden yang tidak menderita pneumonia (kontrol). Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pemeriksaan klinis menggunakan Indeks Periodontal oleh
Ramfjord. Analisis perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia dilakukan dengan uji t tidak berpasangan (t-test unpaired).
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor periodontal pasien penderita
pneumonia adalah 2,73 ± 0,48 dan rata-rata skor periodontal pasien yang tidak
menderita pneumonia adalah 1,37 ± 0,89. Rata-rata skor periodontal pasien yang
menderita pneumonia lebih tinggi dari rata-rata skor periodontal pasien yang tidak
TIM PENGUJI
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmatNya skripsi
ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu
Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara dan dosen penguji atas segala saran, dukungan dakn
keluangan waktu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM., selaku dosen pembimbing atas
bimbingan, keluangan waktu, saran, dukungan, dan motivasi kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes selaku dosen penguji atas segala saran,
dukungan, dan keluangan waktu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA., selaku penasehat akademik yang
banyak memberikan motivasi dan arahan selama penulis menjalani masa pendidikan
di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga penulis persembahkan
kepada orangtua penulis, Ayah T.Naibaho dan Ibu L.Sianipar, kakak penulis Tresna
Naibaho,S.Sc dan adik Dewi Naibaho dan Ingrid Clairine Naibaho atas segala doa,
kasih sayang, dukungan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.
Sahabat-sahabat tersayang penulis Epifeni, Debora, Sri Fitria, Sri Dewi,
Febryana, Beatrice, Rachel, Romauli, Dameria, Maria, Dewi, Yohana, Melinda, Ruth,
Tellia, Jane, Joice, Devi, Nana, Widya, Fransiska, Freddy, Welf, Erick, dan kakak
(Handini Naibaho)
NIM.090600100
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Hipotesis ..................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
LAMPIRAN
Tabel Halaman
Lampiran
1. Perhitungan besar sampel
2. Kuesioner perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia di Poli Paru tiga rumah sakit Medan
3. Kuesioner perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia di Poli Mata tiga rumah sakit Medan
4. Surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan
5. Surat Keterangan pelaksanaan penelitian dari RSUD dr.Pirngadi Medan
6. Surat Keterangan pelaksanaan penelitian dari RSUP H.Adam Malik Medan
7. Surat Keterangan pelaksanaan penelitian dari RS Martha Friska Medan
8. Output analisis perhitungan statistic
PENDAHULUAN
1.4 Hipotesis
Ada perbedaan rata-rata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak
menderita pneumonia.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Gingivitis
Gingivitis merupakan peradangan pada gusi yang disebabkan oleh bakteri.
Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila
dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. Tanda klinis terjadinya
gingivitis adalah adanya perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan
berdarah pada tekanan ringan. Keparahan pendarahan dan mudahnya terjadi
pendarahan tergantung pada intensitas inflamasi. 2,4,8
Etiologi utama terjadinya gingivitis adalah plak dental. Plak dental adalah
deposit lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan
melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi utama plak
dental adalah mikroorganisme, yang mana 1 gram plak mengandung 2x10~ bakteri.
Dua bakteri yang mendominasi awal pembentukan plak adalah keluarga
Streptococcus dan Actinomyces. Kemampuannya untuk berikatan dengan bakteri lain
dan juga terhadap molekul pejamu menunjukkan bahwa Streptococcus memiliki
peranan penting dalam pembentukan plak gigi pada tahap awal. Meningkatnya
keragaman bakteri dan terdapatnya dominasi spesies tertentu dalam plak berkaitan
2.1.2 Periodontitis
Periodontitis merupakan peradangan yang sudah sampai ke jaringan
pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan irreversible.
Apabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi.2,4,8 Periodontitis
merupakan kelanjutan dari gingivitis yang tidak dirawat, dimana plak yang menjadi
penyebab utama sudah terdapat dibagian subgingiva yang berkaitan dengan jaringan.
Pengamatan mikroskopis terhadap plak periodontitis menunjukkan persentase yang
tinggi dari spesies anaerob gram negatif.6
Bakteri yang terkultur dari lesi periodontitis dalam jumlah yang tinggi adalah
Porphyromonas gingivalis, Bacteroides forchytus, Prevotella intermedia,
Fusobacterium nucleatum, Actinomyces actinomycetemcomitans, dan spesies
Treponema dan Eubacterium.6
2.2. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveolus serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.11,16,28
Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut,
sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi. Bila proses
infeksi teratasi, terjadi resolusi dan biasanya struktur paru normal kembali.11
Dulu, pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia tipikal yang disebabkan
oleh Streptococcus pneumoniae dan atipikal yang disebabkan kuman atipik seperti
halnya M. pneumoniae. Ternyata manifestasi dari patogen lain seperti S. aureus dan
bakteri gram negatif memberikan sindrom klinik yang identik dengan pneumonia
oleh Streptococcus pneumoniae dan bakteri lain dapat menimbulkan gambaran yang
sama dengan pneumonia oleh M. pneumoniae.11,19,21,28 Pneumonia ada yang didapat
secara umum (community-acquired, CAP) dan dari rumah sakit (hospital-acquired,
HAP) atau disebut juga pneumonia nosokomial.5,7,13,16,17,19 Di samping kedua bentuk
utama ini, terdapat pula pneumonia bentuk khusus yang masih sering dijumpai, yakni
Pneumonia Aspirasi.
Pasien di RSUD
dr.Pirngadi, RSUP H.Adam
Malik dan RS Martha
Friska
Skor periodontal:
Indeks Periodontal
METODOLOGI PENELITIAN
Jumlah Skor
Indeks Periodontal =
Jumlah gigi yang diperiksa (6)
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu 2 orang tenaga peneliti
lainnya. Untuk menghindari terjadinya kesalahan pengukuran maka kepada
pengumpul data dilakukan kalibrasi agar diperoleh interpretasi yang sama dan
konsisten.
HASIL PENELITIAN
Kelompok
n % n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 18 54,55 13 39,39
Perempuan 15 45,45 20 60,61
Usia (tahun)
30-40 4 12,12 9 27,27
41-50 29 87,88 24 72,73
Tabel 2. Persentase penyakit periodontal pada pasien pneumonia dan tidak menderita
Pneumonia di RSUD dr. Pirngadi, RSUP H.Adam Malik dan RS Martha
Friska
Kelompok
Penyakit Tidak Menderita Pneumonia
Periodontal Pneumonia (kasus)
(kontrol)
n % n %
Gingivitis
6 18,18 9 27,27
Periodontitis
27 81,82 24 72,73
Rata-rata skor
Hasil uji
Kelompok n periodontal
statistik
(𝑥̅ ± SD)
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata skor periodontal pada pasien
penderita pneumonia lebih tinggi yakni 2,73 ± 0,48 dari rata-rata skor periodontal
pasien yang tidak menderita pneumonia 1,37 ± 0,89. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Margareth yang menunjukkan
kecenderungan yang sama, yaitu adanya peningkatan skor periodontal pada pasien
yang menderita pneumonia (rata-rata skor periodontal subjek penderita pneumonia
2,5±0,5 dan subjek yang tidak menderita pneumonia 2,3±0,7).12 Hal ini disebabkan
karena gigi dan jaringan periodontal dapat berperan sebagai tempat bermulanya
infeksi pernafasan. Pada seseorang dengan penyakit periodontal, terdapat enzim yang
dapat mempermudah melekatnya bakteri patogen paru dari udara. Bakteri anaerob
yang menjadi penyebab pneumonia banyak ditemukan pada plak dental. Bakteri ini
akan dikeluarkan dari plak gigi masuk ke sekresi saliva dan kemudian akan diaspirasi
ke dalam saluran pernafasan bawah. Apabila terjadi kegagalan mekanisme pertahanan
pejamu (host) untuk mengeliminasi bakteri-bakteri yang masuk, maka
mikroorganisme ini akan mengalami multiplikasi yang pada akhirnya dapat
menyebabkan pneumonia.5,18
Berdasarkan uji statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
skor periodontal pasien yang menderita pneumonia dan pasien yang tidak menderita
pneumonia (p=0,014) (Tabel 3). Perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor
periodontal pasien yang menderita pneumonia dan pasien yang tidak menderita
pneumonia yang ditunjukkan pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Margareth pada 358 responden di atas usia 55 tahun (p<0,01).12
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:
1. Rata-rata skor periodontal pasien penderita pneumonia adalah 2,73 ± 0,48
dan rata-rata skor periodontal pasien yang tidak menderita pneumonia adalah 1,37 ±
0,89.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor periodontal pasien
pneumonia dan tidak menderita pneumonia (p=0,014).
6.2 Saran
1. Diharapkan pihak RSUD dr.Pirngadi, RSUP H.Adam Malik dan RS Martha
Friska dapat menginstruksikan pasien untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut
dengan menyikat gigi secara teratur agar terhindar dari penyakit periodontal dan
mengurangi terjadinya pneumonia.
2. Diharapkan masyarakat dapat melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut dengan sikat gigi secara teratur dan skeling minimal 6 bulan sekali untuk
mengurangi risiko menderita pneumonia akibat keadaan jaringan periodontal yang
buruk.
3. Diharapkan dokter gigi menggunakan masker dan sarung tangan pada saat
melakukan perawatan terhadap pasien untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi
silang antara dokter gigi dan pasien.
Keterangan rumus:
n: jumlah sampel
α: tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti
menentukan α = 0,05 sehingga Z1-α/2 penelitian ini sebesar 1,96.
β: kekuatan uji sebesar 80% sehingga Z1-β sebesar 0,84.
OR: besarnya nilai rasio odds berdasarkan penelitian sebelumnya
P1: proporsi subyek terpajan penyakit periodontal pada kelompok pneumonia
P2: proporsi subyek terpajan penyakit periodontal pada kelompok tanpa
pneumonia
P: rata-rata
Z: Z score
P1 + P2 0,49 + 0,82
P = = = 0,65
2 2
A. No.Responden : A.
Nama : ......................................
B. Umur : …………………tahun ( 30-50 thn ) B.
C. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki C.
2.Perempuan
16 21 24
44 41 36
Jumlah skor
Indeks Periodontal = = = 3.
Jumlah gigi yang diperiksa
A. No.Responden : A.
Nama : ......................................
B. Umur : …………………tahun ( 30-50 thn ) B.
C. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki C.
2.Perempuan
16 21 24
44 41 36
Jumlah skor
Indeks Periodontal = = = 3.
Jumlah gigi yang diperiksa
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
kode Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skor_periodontal pneumonia (kasus) .119 33 .200(*) .894 33 .004
bukan pneumonia
.128 33 .189 .941 33 .075
(kontrol)
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction
Group Statistics
Std. Error
kode N Mean Std. Deviation
Mean
skor_periodontal pneumonia (kasus) 33 2.7270 .47580 .08283
bukan pneumonia
(kontrol) 33 1.3727 .89602 .15598
Levene's Test
for Equality of t-test for Equality of Means
Variances
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df
tailed) Difference Difference
Lower Upper
skor_
periodon Equal variances assumed 6.447 .014 7.668 64 .000 1.35424 .17660 1.00144 1.70705
tal
Equal variances not
assumed 7.668 48.717 .000 1.35424 .17660 .99929 1.70919