Anda di halaman 1dari 36
Pengertian = PT RSUD KUALA KURUN KABUPATEN. GUNUNG MAS SPO ALUR PASIEN RAWAT JALAN | Halaman 445/453/AKP/RSUD- | B | 1/2 | KK/SPO/ I1/2022 | No. Dokumen No. Revisi Tanggal ditetapkan: 02 Februari 2022 Tujuan Kebijakan Prosedur Mempermudah dalam pena di poliklinik dan memberikan| gambaran tindak lanjutnya_ 1. Terlaksananya pelayanan\pdsien di Instalasi Rawat Jalan secara optimal. 2. Tercapainya kepuasan pasien. 3. Tersedianya aturan yang jelas mengenai tatalaksana Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan. 1. Pasien/ keluarga pasien melakukan pendaftaran ke front office sesuai dokter yang akan dituju. 2. Apakah pasien pernah berobat sebelumnya (untuk menghindari status ganda). Jika pasien baru persilahkan mengisi form biodata, lalu buatkan status pasien sesuai nomor rekam medis, serta kartu pasien untuk kontrol. Jika pasien lama : mintalah kartu kontrol, lihat no.MR lalu cari status pasien, jika kartu tidak terbaca, tanyakan identitas untuk acuan data dalam mencari status pasien. 3. Persilahkan pasien menunggu diruang tunggu, serahkan status ke perawat poli 4. Perawat poli melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien. Pasien anak: BB, suhu, nadi, pernafasan Pasien dewasa: BB, tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan. | 5. Catat hasil pengukuran di status pasien. 6. Persilahkan pasien menunggu, pasien di panggil sesuai nomor urut. | 7. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien | diarahkan ke farmasi (jika mendapat resep) atau ke | kasir (jika tidak mendapat resep) 8. Apabila pasien dianjurkan untuk _melakukan pemeriksaan penunjang medis, maka pasien diarahkan ke bagian penunjang medis yang dituju, setelah itu pasien diarahkan ke farmasi/ kasir (jika PT RSUD KUALA KURUN KABUPATEN, GUNUNG MAS. ‘TRANSPORTASI RUJUKAN No. Dokumen, 445/451/AKP/RSUD- | B | 1/2 KK/SPO/ 11/2022 SPO Tanggal ditetapkan: / 02 Februari 2022 (/*) Pengertian = Tujuan Kebijakan ‘Sarana yang digunakan uhtuk mengangkut penderita/ korban dari lokasi ben atau kejadian ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita. i : Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran pasien rujukan sampai di fasilitas rujukan dengan selamat, | cepat dan aman. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan | Prosedur 17. DPJP memastikan pasien perlu dirujuk sesuai dengan kriteria pasien-pasien yang perlu / harus dirujuk. |2. DPJP memastikan bahwa pasien dan keluarga pasien | bersedia dirujuk ke fasilitas rujukan. 3. DPJP memastikan pasien yang dirujuk _perlu didampingi oleh petugas yang kompeten serta diantar dengan ambulan, sesuai dengan SOP rujukan pasien. 4. DPJP/ Perawat/Bidan/Petugas RM _ berkoordinasi dengan fasilitas rujukan, memastikan bahwa fasilitas rujukan bersedia menerima pasien yang dirujuk. 5. DPJP/Perawat/Bidan mempersiapkan dan melengkapi surat rujukan, surat persetujuan rujukan, resume klinis sesuai dengan SOP persiapan rujukan dan SOP rujukan dan membuat rincian biaya penggunaan ambulan sesuai dengan Perda yang berlaku. 6. Perawat/Bidan/Petugas Unit Ambulance menjelaskan tentang administrasi yang harus dilengkapi untuk rujukan. Keluarga pasien melengkapi administrasi rujukan. Untuk pasien yang tidak dijamin biaya ambulan, maka pasien dan keluarganya berkewajiban melakukan pelunasan biaya ambulance. 7. Petugas Unit Ambulance segera menghubungi sopir ambulan, menyiapkan alat medis dan obat-obatan i yang diperlukan dalam proses rujukan. 8. Sopir ambulance memastikan ambulance dalam keadaan baik dan layak digunakan. ] 9. Dokter/Perawat/Bidan memastikan pasien dalam kondisi stabil pada saat dirujuk dan selama proses merujuk, dan terus memonitor kestabilan kondisi pasien. 10. Pasien segera dirujuk ke fasilitas rujukan dengan didampingi Dokter/Perawat/Bidan yang kompeten 11.Pasien segera dirujuk ke fasilitas rujukan dengan didampingi petugas yang kompeten 12.Setelah selesai mengantarkan dan kembali, sopi menulis laporan kegiatan pada buku penggunaan ambulan. ; a. |t. Instalasi Gawat Darurat Unit Terkait: [9° {nstalasi Rawat Inap 3._Tim Rujukan PEMBERSIHAN AMBULAN | No. Dokumen No. Revisi Halaman eUAT Ub 445/450/AKP/RSUD- B i | Gagueaten’ | KK/SPO/ 11/2022 | i Tanggal ditetapkan: | | SPO 02 Februari 2022 or NID. MAHAR faeceeeaatee : IP:£97808032006042023 Pengertian : Upaya. yang dilakukan unis spesabectn isi ambulan | baik dari sampah infeksius tupun non infeksius Tujuan Mengurangi resiko penularan terhadap pemakai ambulan terhadap virus ataupun bakteri yang ada di dalam ambulan. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan. fae 1. Petugas/sopir mencuci tangan Unit Terkait : 2. Petugas/sopir memakai APD,yaitu: sarung tangan, | masker, sepatu tertutup. Buka semua pintu dan jendela semua ambulan. 4, Buang sampah yang ada di dalam ambulan ke bak sampah sesuai tempatnya (medis dan non medis). . Keluarkan brankart atau ambulan cot 6. Petugas/sopir membersihkan semua kotoran yang terlihat dengan air dan deterjen. | 7. Lap brankart atau ambulan cot dan alat-alat kesehatan yang berada di dalam ambulan dengan | cairan berbasis clorin 0,5%, bilas, dan keringkan | segera permukaan dengan lap kering. 8. Kembalikan brankart atau ambulan cot ke dalam tempatnya. ). Tutup kembali jendela dan pintu ambulan. » a lo 1, Tim Rujukan | PEMBERSIHAN AMBULAN | DARI DARAH DAN CAIRAN TUBUH | fe | | No. Dokumen No. Revisi Halaman | KOURRSUP. | 445/449/AKP/RSUD B 1/2 | KABUPATEN’ -KK/SPO/ 11/2022 | GUNUNG MAS Tanggal ditetapkan: SPO 02 Februari 2022 | aoe $7808032006042023 Upaya yang dilakukan unthk membersihkan isi ambulan Pengertian baik dari sampah infekdjus’ maupun non infeksius, | menghilangkan semua ~ mikroorganisme, — kecuali endospora yang menempel pada peralatan dimobil ambulan. Pa Tajuan Mengurangi resiko penularan terhadap pemakai ambulan terhadap virus ataupun bakteri yang ada di dalam ambulan. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah | Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan Prosedur 7 2. Petugas/sopir memakai APD,yaitu: sarung tangan, goggle, masker, apron, penutup kepala, sepatu tertutup.(bila ada bekas darah, cairan tubuh dan feses). Buka semua pintu dan jendela semua ambulan. | 4. Buang sampah yang ada di dalam ambulan ke bak sampah sesuai tempatnya(medis dan non medis). Keluarkan brankart atau ambulan cot 6. Petugas/sopir membersihkan semua cairan tubuh | dan darah yang terlihat dengan menggunakan tisu, yang diputar searah jarum jam dari luar kebagian dalam, 7. Petugas/sopir menuangkan larutan bayclin/clorin 0,5% ke tumpahan cairan darah dan tubuh. 8. Petugas/sopir membersihkan dengan detergen dan air, | 9. Petugas/sopir merendam lap dengan _larutan | clorin0,5%, kemudian mengelap/mengusap seluruh permukaan ambulan dengan lap yang telah direndam e a dalm larutan clorin. 10.Lap brankart atau ambulan cot dan alat-alat| Kesehatan yang berada di dalam ambulan dengan cairan berbasis clorin 0,5%, bilas, dan keringkan segera permukaan dengan lap kering. 11. Kembalikan brankart atau ambulan cot ke dalam tempatnya. 12. Tutup kembali jendela dan pintu ambulan. Unit Terkait : 1. Tim Rujukan ‘UPT RSUD KUALA KURUN KABUPATEN. GUNUNG MAS PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI (APS) Halaman 445/445/AKP/RSUD- B KK/SPO/ 11/2022 No. Dokumen No. Revisi 1/2 SPO Tanggal ditetapkan: 02 Februari 2022 IP. 197808032006042023, Pengertian Pemulangan pasien atas pefmintaan sendiri (APS) adalah | proses pemulangan pasien yang dilakukan atas permintaan pasien atau keluarga dimana secara indikasi medis pasien dinyatakan belum sembuh dari penyakitnya | dan belum di ijinkan pulang oleh dokter. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemulangan pasien atas permintaan sendiri (APS). Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah | Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan | Akses dan Kesinambungan Pelayanan Prosedur 1. Dokter/perawat/bidan mengevaluasi kondisi terakhir pasien 2. Dokter/perawat/bidan menuliskan kondisi dan keluhan terakhir pasien pada rekam medis pasien dan menjelaskan pada pasien atau keluarga pasien 3. Dokter/perawat/bidan memberikan _penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang _resiko pemulangan pasien sebelum pasien sembuh/diijinkan pulang oleh dokter. 4. Dokter/perawat/bidan memberikan _penjelasan tentang konsekwensi, tanggung jawab, alternatife pelayanan dan pengobatan pada pasien dan keluarga atas keputusan APS yang mereka minta dan konsekwensi pada pasien dengan jaminan BPJS/KIS 5. Setelah diberikan penjelasan dan edukasi tetapi pasien atau keluarga tetap memutuskan APS, petugas | menyiapkan formulir APS dan meminta pada pasien atau keluarga untuk mengisi dan menandatangani formulir APS. 6. Dokter, perawat, bidan dan juga saksi dari pihak 12, 13, 10. ll. 14. keluarga menandatangani dan mencantumkan nama jelas di formulir APS. Perawat/bidan melapor ke DPJP keputusan dan juga alasan pasien atau keluarga untuk APS Perawat/bidan menanyakan kepada DPJP terapi/obat-obatan yang dilanjutkan untuk pasien dirumah dan juga alat kesehatan apa yang bisa di bawa pulang kerumah oleh pasien. Perawat/bidan melengkapi semua administrasi pasien dan berkoordinasi dengan bagian kasir (untuk pasien yang bayr sendiri/umum). Bila administrasi telah selesai dan untuk pasien umum telah menyerahkan kwitansi bukti pembayaran ke ruangan, perawat/bidan melepas perawatan medis yang terpasang pada pasien seperti: infus, NGT, oksigen, kateter, dil kecuali alat kesehatan yang boleh dibawa pulang atas instruksi dokter/DPJP, misalnya kateter pada kasus pasien dengan retensio urine Perawat/bidan menyerahkan sisa obat yang belum terpakai kepada pasien atau keluarga untuk pasien umum dan menyerahkan sisa obat kepada depo farmasi untuk pasien BPJS. Perawat/bidan menjelaskan terapi, obat-obatan yang tetap dilanjutkan untuk diminum dirumah, dan | menjelaskan bila ada keluhan atau kondisi menurun | dan keluarga ingin membawa kembali pasien ke i} rumah sakit, keluarga bisa membawa kembali pasien ke rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semua fotocopy hasil pemeriksaan _ seperti: laboratorium, USG, Ronsen, EKG dil diserahkan pada pasien atau keluarga. Bila administrasi telah selesai pasien dan keluarga bisa meninggalkan ruang perawatan dan bila kondisi pasien tidak memungkinkan, perawat/bidan bisa mengantarkan pasien = menggunakan —kursi roda/brancart sampai halaman depan rumah sakit. Unit Terkait : DASONS Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Bagian Informasi | Kasir | Rekam Medis Satpam | PENOLAKAN PENGOBATAN DAN TINDAKAN KEDOKTERAN No. Dokumen No. Revisi | Halaman KOA RSUP.. | 445/446/AKP/RSUD B 1/2 CABUPATEN, -KK/SPO/ 11/2022 | Tanggal ditetapkan: 02 Februari 2022 Penolakan pengobatan dan| tindakan kedokteran adalah suatu keputusan pasien atatKeluarga memberikan suatu |penolakan terhadap pengobatan atau _ tindakan Kedokteran setelah pasien atau keluarga diberikan | | penjelasan oleh dokter/DPJP. Pengertian : “Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penolakan pengobatan dan tindakan kedokteran di RSUD Kuala Kurun. Kebijakan : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan | Akses dan Kesinambungan Pelayanan Preset = | 1. Dokter/perawat/bidan mengevaluasi kondisi terakhir_ pasien. 2. Dokter/perawat/bidan menuliskan kondisi_ dan keluhan terakhir pasien pada rekam medis pasien dan menjelaskan pada pasien atau keluarga pasien 3. Dokter/perawat/bidan memberikan _penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang pengobatan atau tindakan kedokteran yang harus dilakukan pada pasien. | 4. Bila pasien atau keluarga menolak untuk dilakukan | pengobatan atau tindakan kedokteran, | dokter/perawat/bidan memberikan _penjelasan tentang konsekwensi, tanggung jawab, alternatif pelayanan dan pengobatan pada pasien dan keluarga. 5. Setelah diberikan penjelasan dan edukasi tetapi pasien atau keluarga tetap memutuskan menolak, | petugas menyiapkan formulir persetujuan/penolakan tindakan dan meminta pada pasien atau keluarga untuk mengisi dan menandatangani formulir tersebut. 6. Penolakan tertulis dapat diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat (bila pasien tidak kompeten) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 7. Dokter, perawat, bidan dan juga saksi dari pihak keluarga menandatangani dan mencantumkan nama jelas di formulir penolakan tersebut. Formulir penolakan di masukan kedalam rekam & | medis pasien. | Dokter/DPJP | Instalasi Rawat Jalan Instalasi Gawat Darurat | Instalasi Rawat Inap | Unit Terkait : feNe RUJUKAN PASIEN No. Dokumen No. Revisi Halaman KO Sey | 445/448/AKP/RSUD B 1/2 | KABUPATEN -KK/SPO/ 11/2022 | GUNUNG MAS | ‘Tanggal ditetapkan: | SPO 02 Februari 2022 Pengertian a Pasien dirujuk adalah pasign yang atas pertimbangan dokter/perawat/bidan memerlukan pelayanan dan | perawatan yang lebih baik di RS lain ataupun | pemeriksaan diagnostik yang lebih lengkap. | 1. Agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas | pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga | jiwanya dapat terselamatkan dengan demikian dapat menurunkan angka kematian. |2. Sebagai pedoman penatalaksanaan pengantaran pasien rujukan sampai di fasilitas rujukan dengan selamat, cepat dan aman. Kebijakan = Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan Brooedur [1 Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun kriteria pasien | yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari : a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi | c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis | yang lebih lengkap tetapi pemeriksaan harus | disertai pasien yang bersangkutan_ |. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata | memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan | perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu. | 2. Prosedur standar merujuk pasien " Prosedur Klinis : | a. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding. |b. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai | kasus. Memutuskan unit pelayanan tujuan | rujukan, c. Untuk pasien gawat darurat harus di damping petugas medis/ paramedis yang kompeten di bidangnya dan mengetahui kondisi pasien. | d. Apabila pasien diantar dengan ambulan agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut mendapatkan pelayanan (serah terima dengan perawat IGD) Prosedur Administrasi : a. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra rujukan b. Memastikan bahwa fasilitas tempat yang dituju dapat memenuhi kebutuhan pasien c. Membuat catatan rekam medis pasien dan lembaran observasi (jika perlu) d. Memberikan informed consent (persetujuan/ penolakan rujukan) e. Membuat surat rujukan f. Mencatat identitas pasien pada buku registrasi rujukan pasien g. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat | rujukan h. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilakukan setelah diselesaikan administrasi_ yang bersangkutan dan sudah dipastikan kesiapan fasilitas rujukan. 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Inap | 3._ Tim Rujukan | Unit Terkait : PROFIL RINGKAS MEDIS RAWAT JALAN No. Dokumen No. Revisi Halaman xdarn‘itun | 445/452/AKP/RSUD | CABUPATEN -KK/SPO/ 11/2022 Tanggal ditetapkan: SPO 02 Februari 2022 Profil Ringkas Medis Rawdt Jalan ( PRMRJ ) adalah suatu formulir yang berisikaf ringkasan pasien yang | ditemukan oleh pemeriksaan menyeluruh oleh dokter atau PPA lainnya di poliklinik dalam menunjang __| pelayanan kesehatan yang komprehensif. i 1.Sebagai koreksi terhadap system dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kepuasan pasien di unit rawat rawat jalan. 2.Mewujudkan — elektifitas dam efisiensi_ dalam pemberian pelayanan kepada pasien di unit rawat jalan. Pengertian = Tujuan Kebijakan : | Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan Pioosdur : 1. Petugas rekam medis menyiapkan formulir PRMRJ | pasien di masing-masing unit poliklinik. | |2.Dokter dan PPA lainnya melakukan asessment | kepada pasien di unit poliklinik. |3.Petugas medis di poliklinik memasukan formulir profil ringkat medis rawat jalan pada bagian paling atas data rekam medis rawat jalan bila pasien masuk dalam kriteria pasien diagnosis kompleks dan asuhan kompleks. 4. Dokter penanggung jawab pasien menuliskan hasil temuan pada formulir profil ringkas medis rawat jalan/rekam medis pasien dengan diagnosis kompleks. |5.Tim manager pelayanan pasien/ Case Manager | mengevaluasi formulir profil ringkas medis rawat jalan setiap 6 bulan- 1 tahun. T. Instalasi Rawat Jalan 2. Rekam Medik _ Unit Terkait PASIEN MENINGGALKAN RUMAH SAKIT TANPA PEMBERITAHUAN No. Dokumen No. Revisi. | Halaman | xvatalkugun | 445/444/AKP/RSUD B 1/2 | ease, i CABUPATEN. KK/SPO/ 11/2022 | a fapkan oleh Tanggal ditetapkan: SPO 02 Februari 2022 | dr. RUSAI D. MAHAR | __NIP. 197808032006042023 Pengerti Pasien yang sedang menjalani rawat jalan maupun rawat | inap dan belum menyelesaikay rencana pengobatan atau administrasinya, lalu pasien tersebut keluar rumah sakit tanpa ijin dan tidak kembali lagi. - —_ — Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam | penanganan pasien yang keluar Rumah Sakit tanpa ijin aie dan tidak kembali lagi_ Kebijakan | surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan Erosedur’ 1. Perawat menemukan adanya pasien rawat jalan atau rawat inap yang keluar rumah sakit tanpa ijin padahal pasien tersebut belum menyelesaikan rencana pengobatan atau administrasinya 2. Perawat melaporkan kepada kepala ruangan dan satpam, dengan data pasti pasien (identitas, alamat, ciri-ciri khusus, meninggalkan ruangan tanggal dan jamnya, serta kondisi pasien membahayakan diri sendiri, orang lain atau tidak). 3. Satpam dan petugas berusaha mencari_pasien tersebut ke sekitar ruang rawat inap atau rawat jalan terkait. Jika pasien atau keluarga pasien tidak ditemukan juga, maka perawat menghubungi bagian informasi untuk melakukan voice paging, lalu melaporkan kepada DPJP dan bagian administrasi. | 4. Bagian informasi melakukan pemanggilan pasien melalui voice paging sebanyak 3x dengan jeda 10) menit. 5. Bagian Administrasi mencoba menghubungi pasien | melalui nomor telepon penanggungjawab pasien yang | ada di Berkas Rekam Medis pasien. Jika_berhasil Unit Terkait : + dihubungi, petugas melaporkan ke perawat, meminta pasien tersebut kembali ke ruang semula. Jika tidak berhasil, maka bagian adminitrasi melakukan penagihan ke alamat yang tertera dalam rekam medis pasien. Untuk pasien rawat inap, jika sampai 1x24 jam pasien tetap tidak ada kabar, maka kamar tersebut boleh di gunakan orang lain. Perawat di ruang rawat inap/ rawat jalan mendokumentasikan ke dalam Berkas Rekam Medis pasien (CPPT). Satpam melaporkan ke kantor polisi tentang pasien | tersebut. Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Bagian Informasi Kasir Rekam Medis Satpam JPR POnS TRANSFER PASIEN ANTAR RUANGAN — > No. Dokumen No. Revisi | Halaman koma | 445/443/AKP/RSUD B 1/2 KABUPATI 4 | CABUPATEN KK/SPO/ 11/2022 | Tanggal ditetapkan: SPO 02 Februari 2022 Pengertian : | Adalah penatalaksanaan ferah terima pasien antar Ge ruangan. ’ _| Tujuan 1. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan serah terima pasien antar ruangan. 2. Supaya pelayanan keperawatan dan pelayanan medik pasien tidak terputus dan tetap berkesinambungan 3._Menghindari salah komunikasi dan salah persepsi Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan Prosedur 1. Pasien yang akan dipindahkan, dirapikan dan disiapkan alat-alat bantunya, dan menggunakan selimut. Perawat/Bidan memberikan informasi ke unit | tujuan melalui telepon agar perawat ruangan bersiap-siap menerima pasien. | Perawat/Bidan mengantar pasien ke unit tujuan | dengan menggunakan kursi roda, stretcher atau tempat tidur pasien, disesuaikan dengan kondisi pasien. Serah terima dilakukan oleh Perawat/Bidan unit yang memindahkan kepada _Perawat/Bidan penanggung jawab unit yang dituju. Informasi serah terima untuk keunit rawat inap biasa meliputi sedikitnya: a.Identitas pasien minimal nama lengkap dan rekam medik pasien b.Diagnosis kerja/diagnosis masuk yang dibuat oleh dokter UGD/DPJP. ¢. Kondisi terakhir (tanda vital dan kesadaran) d.Rencana /instruksi penanganan yang diberikan oleh DPJP pasien 10, 11. e.Tindakan dan/atau obat yang telah diberikan diunit-unit ambulatory maupun di UGD f. Obat - obat apa yang ada/dibawa oleh pasien maupun obat yang telah diambil dari farmasi untuk pasien. Informasi serah terima untuk ke unit penunjang meliputi sedikitnya: a.ldentitas pasien minimal nama lengkap dan rekam medic pasien. b. Diagnosis kerja/diagnosis masuk yang dibuat oleh dokter UGD/DPJP c. Kondisi terakhir (tanda vital dan kesadaran) d.Rencana /instruksi tindakan penunjang yang diberikan oleh DPJP. Perawat/Bidan yang menerima pasien mencatat semua informasi yang diberikan Perawat/Bidan yang menerima pasien melakukan readback informasi yang dicatat tersebut dan mengkonfirmasikannya Pastikan bahwa serah terima tidak ada yang terlewat, bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan. Dokumentasikan kegiatan yang meliputi sedikitnya tanggal kegiatan, siapa yang mengantar pasien dan siapa yang menerima pasien. Rapikan kembali alat-alat yang sudah tidak digunakan oleh pasien. Unit Terkait : Instalasi gawat darurat Instalasi rawat jalan Instalasi rawat inap PENUNDAAN PELAYANAN DAN ATAU PENGOBATAN No. Dokumen | __No. Revisi ] Halaman KUACA KURU 445/441/AKP/RSUD B | 1/3 CABUPATEN -KK/SPO/ 11/2022 Tanggal ditetapkan: | SPO 02 Februari 2022 Pengertian : | Penundaan/perubahan jada perubahan jadwal pelayanan\diagnostik dan pengobatan yang mencakup : penundaan pelayanan dokter, penundaan pelayanan operasi dan penundaan pelayanan penunjang medis a cee Tujuan 1, Pasien mendapatkan informasi yang jelas penyebab Kebijakan penundaan/perubahan jadwal pelayanan diagnostik dan pengobatan serta penjelasan mengenai alternative yang tersedia sesuai keperluan pasien Untuk menghindari terjadinya komplain pasien. i Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah |Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan | Akses dan Kesinambungan Pelayanan a PENUNDAAN PELAYANAN DOKTER : Penundaan pelayanan dengan pemberitahuan 1. Petugas registrasi menghubungi pasien untuk menginformasikan bahwa akan terjadi penundaan pelayanan yang dikarenakan dokter cuti, ada operasi cito. 2. Petugas registrasi menawarkan alternatif pelayanan yang dibutuhkan pasien saat itu 3. Bila pasien setuju maka petugas registrasi langsung mendaftarkan pasien. 4. Bila pasien tidak setuju maka petugas registrasi langsung menawarkan penjadwalan ulang. 5. Penundaan jadwal tersebut didokumentasikan dalam rekam medis pasien. Penundaan pelayanan tanpa pemberitahuan 1. Pada saat pasien menanyakan kedatangan dokter, petugas registrasi segera mencari tahu keberadaan dokter yang bersangkutan. 2. Petugas registrasi. atau perawat menghubungi dokter yang bersangkutan untuk mengetahui dimana iokasi dokter dan pukul berapa sampai di Rumah Sakit Kuala Kurun. 3. Jika dokter_terlambat, sampaikan maaf_atas ketidaknyamanan pasien dan sarankan : a. Jika pasiennya gawat, untuk segera ke IGD b. Jika waktu pasiennya terbatas, sarankan untuk ke dokter lainnya. c. Jika pasien tidak mau ke dokter lainnya, sarankan untuk di daftar ulang (langsung didaftarkan) 4. Jika dokternya membatalkan untuk praktik atas alasan sangat penting dan wajib, sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien dan sarankan : | a. Untuk daftar ulang | b. Jika pasien tidak mau daftar ulang karena tidak ada waktu, sarankan ke dokter lainnya. c. Jika kondisi fisik pasien lemah, sarankan ke IGD. 5. Penundaan jadwal tersebut didokumentasikan. PENUNDAAN PELAYANAN OPERASI 1. Jika dokter yang bersangkutan masih di luar RS Kuala Kurun terkendala transportasi dan lainnya, perawat menginformasikan kepada pasien dan | keluarganya bahwa dokter masih dalam perjalanan | ke RS Kuala Kurun dan sampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya. | 2. Jika dokter yangbersangkutan masih di poliklinik rawat jalan, perawat menginformasikan kepada pasien dan keluarganya bahwa dokter masih ada pasien di poliklinik rawat jalan dan sampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya. 3. Penundaan jadwal tersebut didokumentasikan. PENUNDAAN PENUNJANG MEDIS 1. Penundaan pemberian obat di farmasi | * Jika obat tidak tersedia/stok di Gudang habis : | petugas farmasi menginformasikan bahwa jenis obat yang diresepkan stoknya habis di farmasi dan akan di konfirmasi ke DPJP persamaan obat tersebut. Jelaskan kepada pasien tentang | penundaan pelayanan. + Jika resep dalam waktu tertentu ramai. Petugas farmasi menginformasikan kepada _ pasien perkiraan kemungkinan pasien dapat mengambil obat. Sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien. | 2. Penundaan hasil di radiologi * Penundaan dikarenakan _jaringan _ helix bermasalah dan dokter on site. Petugas informasi menginformasikan bahwa adanya kendala teknis dan menginformasikan hasil secepatnya apabila sudah selesai. Sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pasien. 3. Penundaan hasil di laboratorium | * Penundaan dikarenakan hasil yang diperoleh membutuhkan konsultasi dari penanggung jawab laboratorium. Petugas _laboratorium menginformasikan bahwa hasil yang diperoleh Penanggung jawab lab, sehingga hasil yang harusnya selesai akan mengalami penundaan. * Penundaan hasil dikarenakan alat error. Petugas laboratorium —— menginformasikan bahwa adakendala teknis pada alat medis yang menyebabkan hasil menjadi tertundauntul | memerlukan konsultasi_ lebih lanjut "vena | beberapa jam. * Penundaan hasil dikarenakan kesalahan Ppetugas dalam mengambil specimen darah. Petugaslaboratorium menginformasikan bahwa kurangnya darah yang diambil untuk | pemeriksaan laboratorium sehingga _harus | melakukan pengambilan darah ulang | * Sampaikan permohonan maaf_—_atas. ketidaknyamanan pasien. 4. Penundaan jadwal tersebut didokumentasikan. Unit Terkait : | 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Rawat Jalan 4. Rekam Medik 5. Instalasi Radiologi 6. Instalasi Farmasi | PROSDEDUR PENENTUAN DPJP No. Dokumen No. Revisi Halaman KUALANGHon | 445/442/AKP/RSUD B 1/2 U1 oi GERSHS | “KK/SPO/ 11/2022 | ‘Tanggal ditetapkan: SPO 02 Februari 2022 D. MAHAR i BF¥97308032006042023 Femertion ; Menentukan dokter yang | bertanggung jawab dalam | : memberikan rangkaian asuhy medis kepada pasien. Tujuan Memberikan pelayanan medis sesuai dengan bidang kompetensi dan keahliannya. Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan paces 1.Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit, baik dari IGD maupun poliklinik | dengan menuliskan nama DPJP pada pengantar rawat inap. 2.Apabila dari IGD maupun poliklinik DPJP belum ditentukan, maka petugas ruangan diwajibkan segera | melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP pasien tersebut, termasuk melakukan klarifikasi DPJP utama dan DPJP tambahan, bila pasien sejak awal telah dirawat bersama oleh beberapa dokter sesuai dengan bidang terkait yang menangani pasien tersebut. 3.Kebijakan penentuan dan pengaturan DPJP di masing- masing kelompok staf medis berdasarkan antara lain: a. Jadwal konsulen jaga. Konsulen jaga hari itu menjadi DPJP pasien baru, kecuali kasus rujukan yang ditujukan langsung kepada salah seorang konsulen. b. Jenis penyakit yang diderita oleh pasien c. Surat rujukan langsung kepada salah satu dokter spesialis terkait. Dokter spesialis yang dituju otomatis menjadi DPJP pasien yang dimaksud, kecuali bila dokter tersebut berhalangan katena | sesuatu hal, maka pelimpahan DPJP beralih kepada konsulen jaga hari itu. d.Atas permintaan pasien/keluarga. Pasien dan keluarga berhak meminta salah seorang dokter sebagai DPJP apabila ada relevansinya dengan bidang spesialisasi dokter yang bersangkutan. Bila tidak ada relevansinya, hendaknya diberikan penjelasan dan diberikan alternative DPJP lain sesuai SPO yang berlaku. Penjelasan sebaiknya dilakukan oleh dokter tersebut dan dilimpahkan kepada dokter yang lebih kompeten dalam bidangnya. Unit Terkait : ies 1. Komite Medik 2.DPJP 3.1GD 4, Rawat Inap _5. Rekam Medis ALUR PENUMPUKAN PASIEN No. Dokumen UPT RSUD a 445/438/AKP/RSUD- B 1/2 GUNUNG MAS KK/SPO/ 11/2022 | | Tanggal ditetapkan: | SPO 02 Februari 2022 Upaya yang dilakukan untub pasien di unit gawat darurat penghindari penumpukan Agar tidak terjadi penumpukan pasien di unit gawat | darurat _ Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan pees 1. Petugas mengucapkan salam, perkenalkan diri, dan jelaskan peran. 2. Menanyakan kepada pasien atau keluarga apakah baru pertama kali periksa ke rumah sakit ini atau sudah pernah. Untuk pasien lama mintakan kartu pasien, | | 3. Menanyakan kepada pasien atau keluarga apakah membawa pengantar atau rujukan (RS _ lain, Puskesmas, Dokter praktek, tenaga kesehatan lainya). 4. Petugas menjelaskan komponen dari pengelolaan alur pasien, termasuk : | | a. Ketersediaan tempat tidur rawat inap b. Perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas Teknologi medis, dan kebutuhan lain untuk mendukung penempatan sementara pasien. c. Perencanaan tenaga untuk — menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi sementara seperti penambahan palbed atau pasien yang | bertahan di IGD d. Alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan (seperti unit rawat inap, laboratorium, kamar operasi, radiologi, dan pasca anestesi) e. Pemberian pelayanan ke rawat inap sesuai dengan kebutuhan pasien f. Akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti | pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual). | 5. Apabila terjadi penumpukan, petugas mengkonfirmasi | Unit Terkait : ~ - Petugas memberikan pelayanan sesuai kebutuhan . Petugas mendokumentasikan tindakan dan penjelasan -1GD FONE ruang rawat inap agar berkonsultasi dengan DPJP untuk pemulangan pasien rawat inap agar tidak terjadi penumpukan Petugas mengkonfirmasi kepada keluarga tentang kejelasan informasi yang diberikan. pasien. yang sudah diberikan. . Rawat Inap DPJP MPP | SS | No. Dokumen Halaman No. Revisi UAL Un 445/439/AKP/RSUD- | B | 1/2 x ABUPATEN KK/SPO/ 11/2022 Tanggal ditetapkan: SPO 02 Februari 2022 | Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan | 1. Pasien datang, satpam melapor ke perawat triase, kemudian perawat triase melakukan asesmen secara cepat, terfokus, dan simultan. Pada beberapa kondisi tertentu proses Triase dapat dilakukan sebelum pasien masuk ke ruang Triase atau diarea Drop Zone, dengan tujuan: a. Skrining resiko penyakit menular b, Skrining kebutuhan Dekontaminasi c. Skrining resiko jatuh d. Menentukan tehnik pemindahan pasien yang tepat 2. Dokter dan perawat jaga Triase melakukan asesmen awal pada setiap pasien yang datang di IGD (menit ke 0), yang dilakukan dalam waktu 60-90 detik secara lengkap dan menentukan prioritas penanganan. 3. Prioritas pertama : ESI level 1 (label biru) yaitu pasien berada dalam kondisi kritis/sekarat yang mengancam jiwa dan memerlukan intervensi live saving segera yang bertujuan untuk mengamankan jalan nafas, menjaga pernafasan, mendukung sirkulasi dan mengatasi penurunan kesadaran. 4. Prioritas kedua : ESI level 2 (label merah) yaitu pasien yang datang ke IGD dengan kondisi yang dapat memburuk —_sewaktu-waktu atau _pontensial mengancam jiwa, anggota gerak atau organ sehingga memerlukan penanganan medis segera (time sensitive | treatment) dan pasien yang datang ke IGD dalam kondisi__kebingungan/ _letargis/ _disorientasi (penurunan kesadaran akut), tepi tidak termasuk | pasien yang memiliki ambang kesadaran di bawah normal secara kronis, contohnya dimensia kronis, dsb 5. Proritas ketiga : ESI ketiga level 3 (label kuning) yaitu pasien yang datang ke IGD dengan kondisi stabil dan memerlukan pemeriksaan mendetail terkait keluhan utamanya, memerlukan banyak (dua atau lebih) sumber daya di IGD guna mencapai keputusan akhir yaitu : pulang, rawat inap, atau dipindahkan keluar dari IGD (rujuk) 6. Prioritas keempat : ESI level 4 (label hijau) yaitu pasien yang datang ke IGD dengan kondisi stabil dan aman untuk menunggu pemeriksaan/penanganan medis dalam waktu beberapa jam dan hanya memerlukan satu sumber daya. 7. Prioritas kelima : ESI level 5 (label putih) yaitu pasien yang datang ke IGD dengan kondisi stabil dan aman untuk menunggu/pemeriksaan/penanganan medis dalam waktu beberapa jam dan tidak memerlukan sumber daya di IGD. 8. Apabila pasien memenuhi kriteria ESI level 3, maka petugas triase harus memeriksa tanda vital pasien abnormal dan dianggap beresiko tinggi, maka petugas triase dapat mempertimbangankan —_untuk memutuskan pasien sebagai ESI level 2 (uptriage), dan apabila tanda vital pasien masih dalam batas normal atau tidak beresiko, maka pasien dapat diputuskan sebagai ESI level 3 9. Pemeriksaan tanda vital di area triase bagi pasien ESI level 1,2,4 dan 5S bersifat opsional. 10. Pemeriksaan tanda vital dapat dilakukan diarea triase hanya jika: a. Petugas triase benar-benar memerlukan informasi dari tanda vital untuk memastikan tingkat | kegawatan pasien atau b. Tersedia waktu yang cukup aman bagi pasien untuk bertahan diruang triase Unit Terkait : 1. IGD UPT RSUD KUALA KURUN KABUPATEN. | GUNUNG MAS KRITERIA MASUK KELUAR ICU No. Dokumen No. Revisi Halaman 445/440/AKP/RSUD- B | 1/2 KK/SPO/ [1/2022 Tanggal ditetapkan: SPO 02 Februari 2022 [Pengertian : Indikasi pasien masuk dan] keluar ICU adalah kriteria | atau identifikasi pasien yangdinilai wajib dirawat di ICU | untuk memperoleh perawatan intensif dan indikasi I keluar perawatan intensif : |rujuan Prosedur ini dibuat untuk menentukan kriteria masuk z dan keluar pasien yang memerlukan perawatan intensif Kebijakan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan | Akses dan Kesinambungan Pelayanan | prieedie os 1.Dokter jaga IGD/Ruangan yang mengkonsulkan ke DPJP mengenai kondisi pasien yang akan masuk ke ICU. 2.DPJP/DPJP Utama yang akan memutuskan terkait kondisi pasien sudah memenuhi kriteria masuk ICU. berdasarkan kriteria Prioritas 1, Prioritas 2, atau Prioritas 3. 3. Petugas pendaftaran IGD atau petugas jaga ruangan mengubungi ruangan ICU untuk memesan ruangan. 4.Persiapan ruangan dilakukan oleh petugas jaga ruangan ICU (termasuk konfirmasi —_dokter penanggungjawab ruangan ICU). 5. Apabila ada pasien kritis Yang masuk dalam prioritas pertama, kemudian pasien non critical yang sudah memenuhi kriteria keluar ICU akan dipindahkan ke | bangsal, dengan persetujuan dari dokter DPJP/DPJP Utama. 6.Apabila pasien meninggalkan ICU atas permintaan keluarga, maka keluarga yang bertanggung jawab kepada pasien memberikan tanda tangan di surat pernyataan pulang atas permintaan sendiri (APS) yang menyatakan bahwa pasien meninggalkan ICU karena permintaan keluarga. 7. Pasien yang akan dirujuk ke ICU di rumah sakit lain akan didampingi oleh perawat ICU, disertai surat | rujukan yang ditulis oleh DPJP/DPJP Utama. Unit Terkait: [1 ICU 2. Instalasi Gawat Darurat 3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Rawat Jalan 5. Instalasi Bedah Sentral upT RSUD KUALA KURUN KABUPATEN GUNUNG MAS SKRINING PASIEN MELALUI TELEPON No. Dokumen No. Re Halaman | 445/435/AKP/RSUD B 1 -KK/SPO/ 11/2022 SPO ‘Tanggal ditetapkan: 02 Februari 2022 Pengertian: Indentifikasi awal melaluj telepon mengenai pasien yang akan diterima ke Ruma Sakit Tujuan: | 1. Untuk menentukan kebutuhan pasien. 2. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan| pasien. Kebijakan ‘SSurat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan 1. Petugas IGD menerima telepon dari luar mengenai pasien yang dirujuk/ dirawat di Rumah Sakit 2. Petugas IGD menanyakan identitas pasie1 a. Nama Pasien b. Usia c. Jenis Kelamin d. Nama Rumah Sakit/Pelayanan Kesehatan yang akan merujuk ¢. Keadaan dan kebutuhan pasien | 3. Perawat IGD, menanyakan kondisi pasien: | Keadaan umum ‘Tanda ~ tanda vital Anamnesa ringkas Hasil penunjang (kalua ada) Kebutuhan pasien tersebut. | 4. Berdasarkan hasil skrining tersebut, apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi dan sumber daya RS. 5. Petugas IGD meminta agar pihak perujuk menelepon kembali dalam waktu 10 menit agar | dapat dipastikan ruangan di IGD tersedia / tidak. paooe Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat Pendaftaran s | | ALUR PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT ] No. Dokumen No. Revi Halaman KO ARSUR | 445/437/AKP/RSUD- B 1/3 aaURATEN. KK/SPO/ 11/2022 | oe oleh : Pengertian : Tujuan Kebijakan Tanggal ditetapkan: 02 Februari 2022 | Alur_Pelayanan Darurat adalah serangkaian kegiatan yang\dilaksanakan untuk setiap | pasien yang berobat di Instalasi Gawat Darurat selama 24 jam baik dalam keadaan biasa maupun bencana 1. Terlaksananya pelayanan pasien di Instalasi Gawat Darurat secara optimal 2. Tercapainya kepuasan pasien 3. Tersedianya aturan yang jelas mengenai tata laksana ____| _pelayanan terhadap pasien Instalasi Gawat Darurat. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan Prosedur 1. Petugas IGD menerima pasien dan melakukan triase. 2. Keluarga pasien mendaftar ke bagian pendaftaran Instalasi Gawat Darurat. 3. Petugas IGD melaksanakan anamnesa_ dan/| pemeriksaan tanda-tanda vital. 4. Dokter jaga IGD melakukan Pemeriksaan fisik dan | Pemeriksaan penunjang diagnostik (bila diperlukan). 5, Dokter jaga IGD melaksanakan konsultasi dengan DPJP terkait dan bila diperlukan ruang perawatan ICU, petugas pendaftaran menghubungi ruang tersebut. | 6. Perawat | melaksanakan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di lembar catatan terintegrasi dalam rekam medis pasien. | 7. Perawat memberikan penjelasan mengenai obat, waktu | dan tempat kontrol. 8. Keluarga pasien —menyelesaikan —_administrasi keuangan a. Bila pasien akan dirawat : a. Dokter jaga IGD memberi penjelasan tentang | kondisi pasien kepada pasien/keluarga pasien. | b. Keluarga/pasien mengisi lembaran Informed | Concent bila pasien masuk ruang intensif/ICU. c. Keluarga pasien_mengurus administrasi_rawat inap. d. Bila tempat penuh, pasien dirawat di ruangan lain atau dirujuk ke Rumah Sakit lain. b. Bila pasien akan dirujuk : a. Dokter jaga menjelaskan tentang penyakit pasien kepada keluarga pasien sehingga pasien harus dirujuk. b. Petugas IGD meminta persetujuan_ keluarga | mengenai rujukan setelah keluarga. | c. Keluarga pasien memberikan _persetujuan rujukan. | d. Petugas pendaftaran/ petugas jaga di IGD | menghubungi tim rujukan. | e. Petugas IGD menghubungi rumah sakit rujukan dan memastikan rumah sakit rujukan tersedia tempat dan peralatan yang dibutuhkan oleh pasien f, Tim rujukan mempersiapkan kelengkapan dan kebutuhan untuk proses rujukan. Pasien dirujuk. | c. Bila pasien akan dioperasi : | a. Dokter Bedah memberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan. | b. Keluarga mengisi lembaran Informed Concent. c. Petugas menyiapkan persiapan operasi CATO (anjuran berpuasa dan —_mempersiapkan konsultasi yang diperlukan). | d. Petugas IGD mengirim pasien ke Instalasi | Kamar Bedah. d. Bila pasien meninggal a. Dokter jaga membuat surat keterangan kematian. b. Pasien diantar ke kamar jenazah untuk | dilakukan tindakan di kamar jenazah. c. Keluarga harus mengisi data dan tanda tangan dengan nama lengkap di buku catatan pasien | meninggal untuk pengambilan jenazah pada petugas Instalasi Gawat Darurat. 9. Pemantauan pasien selama berada di Instalasi Gawat Darurat : a. Dokter dan perawat melakukan observasi kepada pasien. b. Pasien yang masuk dalam kondisi emergency perlu observasi seperti : a. Observasi dilakukan tiap 5 - 15 menit | dengan tingkat kegawatannya b. Keadaan umum penderita (pengamatan A, B, C) Kelancaran pemberian oksigen ‘Tanda-tanda vital : Tensi, Nadi, Respirasi, Suhu dan saturasi e. Periksa kelancaran tetesan infus Apabila hasil observasi menunjukan keadaan penderita semakin tidak baik maka perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang | bertugas. J ao Unit Terkait : g. Perkembangan penderita selama_ observasi | dicatat di lembar observasi. h, Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat inap, rawat jalan, atau rujuk. 10. Keterampilan khusus yang dimiliki oleh petugas kesehatan di IGD : | a. Semua perawat di IGD minimal memiliki sertifikat BCLS, BTLS b. Semua dokter yang bekerja di IGD minimal memiliki sertifikat ACLS, ATLS. Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Inap Pendaftaran Instalasi Bedah Sentral Tim Rujukan A oe PT RSUD KUALA KURUN KABUPATEN GUNUNG MAS SKRINING KEBUTUHAN PASIEN No. Dokumen No. Revisi | Halaman | 445/434/AKP/RSUD- B 1/2 KK/SPO/ 11/2022 Tanggal ditetapkan: 02 Februari 2022 Pengertian: Skrining adalah deteksi d\ni,dari suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang digunakan secara tepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita suatu kelainan. Tujuan; | Bahwa semua pasien yang datang berobat dilakukan skrining terlebih dahulu untuk menentukan pelayanan yang dibutuhkan : preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif dan menetapkan pelayanan yang paling tepat_ sesuai dengan kebutuhan pasien dan kemampuan Rumah Sakit. Kebijakan: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan I. Penerimaan pasien melalui proses skrining. Proses ini merupakan upaya terhadap pengenalan_penyakit lain/kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat membedakan orang yang sehat tapi sesungguhnya menderita sakit. 2. Skrining bertujuan untuk mencocokkan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit. Skrining dilakukan saat kontak pertama dengan | pasien dilakukan. 4. Proses skrining dapat melalui: a. Kriteria Triase b. Evaluasi visual atau pengamatan ¢. Pemeriksaan fisik atau hasil-hasil pemeriksaan sebelumnya yang terkait fisik Unit Terkait : 5, d. Psikologi Srereeettbetiat Keputusan untuk mengobati, memindahkan atau merujuk dilakukan hanya setelah hasil evaluasi skrining tersedia. Rumah sakit mempertimbangkan menerima pasien sesuai dengan layanan yang dimiliki ‘1. Rawat Inap ee 2. Rawat Jalan 3.IGD 4. Pendaftaran dan Informasi SKRINING PASIEN IGD No. Dokumen No. Revisi Halaman Kuala Kurun Nomor 105 Tahun 2022 tentang Kebijakan | Akses dan Kesinambungan Pelayanan T. Perawat melakukan proses Triage. 2. Perawat mengukur tanda - tanda vital. 3. Perawat/ Dokter melakukan Anamnesa keluhan pasien. 4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien dan menentukan diagnosa_—serta._—menentukan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diperlukan pasien. 5. Dokter memberikan Advice, _pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan Laboratorium atan Rontgen sesuai kebutuhan pasien. ©. Dokter memberikan terapi kepada pasien sesuai kebutuhan pasien. 7. Dokter menentukan atau menyarankan lanjutan perawatan oleh Dokter Spesialis atau Dokter Umum. 8. Apabila pasien memerlukan penanganan_ lebih lanjut sedangkan fasilitas atau tenaga Profesional pr RSUD 445/436 /AKP/RSUD B 1/2 KUALA KURUN -KK/SPO/ 11/2022 GUNUNG MAS ‘Tangeal ditetapkan: 02 Februari 2022 / SPO i . Ne 32006042023 | Pengertian: Skrining adalah deteksi dif-dart suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang digunakan secara tepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita suatu kelainan. Tujuan: i. Untuk menentukan kebutuhan pasien. 2. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien. | Kebijakan: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah yang dibutuhkan pasien tidak tersedia, maka | Dokter jaga IGD akan melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang lebih tinggi. 9. Apabila pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pasien tersedia maka pasien / keluarga mendaftar ke bagian admisi. 10. Perawat menulis laporan pasien. 11. Perawat menulis sensus. 12. Perawat menulis respone time. Unit Terkait : 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Pendaftaran

Anda mungkin juga menyukai