Anda di halaman 1dari 28

MENGIDENTIFIKASI RISIKO

GANGGUAN OTOT & RANGKA Fauzan fadillah


REBA
Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah
metode yang digunakan secara cepat untuk menilai
posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan,
pergelangan tangan, dan kaki seorang operator.
Selain itu metode ini juga dipengaruhi oleh faktor
coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh
serta aktivitas pekerja.
(Hignett & McAtamney, 2000)
REBA membagi bagian tubuh menjadi 6 bagian
yaitu: trunk (badan), neck (leher), legs (kaki), upper arms (lengan atas), dan lower
arms (lengan bawah). Untuk mendapatkan skor REBA secara keseruhan, peneliti harus
melakukan beberapa langkah sebagai berikut:

1. Mengambil foto dari postur yang akan dianalisis


2. Mengestimasi sudut dari enam bagian tubuh yang dianalisis
3. Mengubah informasi sudut menjadi klasifikasi postur menurut REBA
4. Menentukan beberapa adjustment seperti: apakah ada gaya yang dikeluarkan
dari tubuh dalam postur tersebut?

Dikarenakan klasifikasi REBA sangat bergantung pada informasi sudut yang


didapatkan, penentuan sudut secara tepat sangatlah penting ketika menggunakan
metode ini. Untuk mendapatkan sudut yang tepat dari leher, badan, dan beberapa
bagian tubuh lainnya, foto dari postur yang dianalisis sebaiknya diambil dari sudut
pengambilan gambar yang tepat.
Kelebihan Metode REBA
Sangat sensitif untuk mengevaluasi risiko, khususnya pada sistem
muskuloskeletal.
Membagi menjadi segmen tubuh yang akan diberi kode secara
individu, dan mengevaluasi baik anggota badan bagian atas maupun
badan, leher, dan kaki.
Untuk menganalisis pengaruh beban postural selama penanganan
kontainer yang dilakukan dengan tangan atau bagian tubuh lainnya.
Dianggap relevan untuk jenis kontainer yang mempunyai pegangan.
Memungkinkan melakukan penilaian terhadap aktivitas otot yang
disebabkan oleh posisi statis, dinamis, atau karena terjadi perubahan
postur yang tak terduga atau tiba-tiba.
Hasilnya untuk menentukan tingkat risiko cedera dan tindakan
korektifnya.
REBA (Rapid Entire Body Assessment) merupakan suatu
metode penilaian postur untuk menilai faktor resiko gangguan
tubuh keseluruhan. Untuk masing-masing tugas, kita menilai
faktor postur tubuh dengan penilaian pada masing-masing grup
yang terdiri atas 2 grup yaitu:
1.Grup A yang terdiri dari postur tubuh kiri dan kanan dari batang
tubuh (trunk), leher (neck), dan kaki (legs).
2.Grup B yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan
atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan
tangan (wrist).
Pada masing-masing grup diberikan suatu skala postur
tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga faktor
beban/kekuatan dan coupling. Berikut ini adalah faktor-faktor
yang dinilai pada metode REBA.
Grup A: Badan, Leher, Kaki
1. Skoring Badan (trunk)

Posisi badan tegak/tidak, Sudut fleksi/ekstensi, Memberi skor badan.


Keterangan skoring Badan (trunk) :
- Skor meningkat, jika terdapat posisi badan membungkuk atau
memuntir secara lateral.
- Skor dimodifikasi sesuai posisi yang terjadi seperti pada gambar berikut:
2. Skoring Leher

Posisi leher menekuk.


Keterangan skoring Leher :
- Skor ditambah jika posisi leher pekerja membungkuk atau memuntir
secara lateral, seperti pada gambar berikut:
3. Skoring Kaki

Berdasarkan distribusi berat tubuh.


Keterangan skoring Kaki :
- Skor ditambah jika salah satu atau kedua kaki ditekuk (fleksi).
- Jika posisi duduk, dianggap tidak ditekuk. Skor kaki tetap.
Grup B : Anggota tubuh bagian atas (Lengan, Lengan Bawah, Pergelangan Tangan)

Dinilai pada kedua sisi (kiri dan kanan), dan dinilai secara individu.

4. Skoring Lengan  Diukur sudut lengan dan badan.


Keterangan skoring Lengan :
- Skor ditambah/dikurangi tergantung posisi bahu.
5. Skoring Lengan Bawah

Berdasarkan sudut yang dibentuk oleh lengan bawah (tdk ada


modifikasi)
6. Skoring Pergelangan Tangan

Berdasarkan sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan.


Keterangan skoring Pergelangan Tangan :

- Skor ditambah 1 (+1) jika menekuk ke atas atau ke bawah.


Skor Awal Grup A
Misal: Skor Grup A: Leher = 2, Badan = 3, Kaki = 2.
Maka Skor pada Tabel A adalah 5.
Skor Awal Grup B
Misal: Skor Grup B: Lengan = 3, Lengan Bawah = 2,
Pergelangan Tangan = 2.
Maka Skor pada Tabel B adalah 5.
Skoring untuk Beban (Force)
⚫ Ditambahkan pada Skor awal A

Contoh penggunaan Tabel beban (force):


Misal beban selama bekerja antara 5 s/d 10 kg,
maka skor beban/force grup A = 1.

Maka Skor A = Skor Tabel A +Skr Beban/Force =5 +1= 6.


Skoring untuk Jenis Pegangan
⚫ Ditambahkan pada Skor awal B, kecuali jenis pegangan pada
kontainer baik.

Contoh penggunaan Tabel Jenis Pegangan :


Misal Kontainer yang dipegang memiliki pegangan Kurang
Baik dan kontainer agak licin.
Maka Skor B = Skor Tabel B + Skor Jenis Pegangan = 5 + 2 = 7
Penentuan dan Perhitungan Skor C
⚫ Skor C merupakan kombinasi Skor A dan Skor B.
⚫ Contoh Penggunaan Tabel C.
 Skor A = 6; Skor B = 7; maka Skor Tabel C = 9.
Penentuan dan Perhitungan Final
Skor REBA
⚫ Skor Final REBA adalah hasil penambahan antara Skor
Tabel C dengan peningkatan Jenis Aktivitas Otot.
⚫ Metode REBA mengklasifikasikan Skor Akhir dalam 5 tingkatan.
⚫ Setiap Aksi menentukan Tingkat Risiko dan Tindakan Korektif pada posisi yang dievaluasi.
⚫ Semakin besar Nilai REBA, semakin besar Risiko.
Contoh Penentuan dan Perhitungan Final Skor REBA
Kesimpulan REBA
⚫ Aplikasi metode REBA sebagai pedoman penilaian
dari suatu posisi atau postur tubuh pekerja, dengan
maksud untuk menentukan, apakah perlu dilakukan
atau tidak suatu tindakan korektif pada posisi kerja
tertentu.
⚫ Skor individu pada segmen tubuh, beban, pegangan,
dan aktivitas otot dapat membantu dalam proses
penyelesaian permasalahan ergonomi sehingga dapat
dilakukan upaya pencegahan risiko dan menciptakan
kenyamanan kerja.

Anda mungkin juga menyukai