Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP DASAR PADA HOLISTIK

Disusun Oleh :

Meika Arifatull M

P27824318050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES


KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D3 KEBIDANAN BANGKALAN

2020

i
Kata Pengantar

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar
Holistik”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat
ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Magetan, 11 Agustus 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................5

C. Tujuan...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian holistic care.........................................................................7

B. Sejarah holistic care..............................................................................7

C. Prinsip holistic care...............................................................................8

D. Perawatan holistic care.........................................................................9

E. Dimensi holistic care.............................................................................9

F. Tujuan holistic care.............................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Holistik diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang
menekankan pentingnya keseluruhan dan saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
Layanan holistik dalam pengertian memeberikan layanan kepada orang lain
mengandung makna memberikan layanan kepada seseorang atau sesama manusia
secara utuh, baik secara fisik, mental, sosial, dan spiritual mendapat perhatian yang
seimbang. Karena hakikat penciptaan manusia tidak hanya secara fisik, mental, sosial
dan spiritualnya saja, namun secara keseluruhan dan utuh. Keutuhan ciptaan Allah
kepada manusia yang menjadi background dikembangkannya pelayanan pastoral
kepada manusia.

Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan


keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual.
Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi
terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan
(Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling
mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk
mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimilikiindividu adalah
kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.

Pendekatan holistik merupakan pendekatan yang paling komprehensif dalam


pelayanan kesehatan, termasuk kebidanan. Dalam pendekatan ini, seorang individu
merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari dimensi fisik, mental, emosional, sosio
kultural dan spiritual, dan setiap bagiannya memiliki hubungan dan ketergantungan
satu sama lain. Untuk mempertahankan seorang individu sebagai satu kesatuan,
pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan
disamping pemenuhan terhadap kebutuhan lain. Seorang bidan tidak hanya
memberikan asuhan dalam segi biologis tapi juga harus memerhatikan kebutuhan
sosial, kultural dan spiritual pasiennya, sehingga dikatakan pelayanan kebidanan
secara efektif dan menyeluruh bagi ibu, bayi dan keluarganya melalui tindakan
skrining, pencegahan dan penanganan yang tepat (Holmes & Baker, 2012).

4
Bidan sebagai pemberi jasa harus mengedepankan pemberian asuhan kebidanan yang
aman, nyaman dan tidak terlepas dari nilai penghargaan terhadap kearifan lokal atau
budaya setempat sehingga antara pemberi jasa dan penerima jasa terdapat suatu
keseimbangan hubungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari holistic care


2. Bagaimana sejarah holistic care
3. Bagaimana prinsip holistic care
4. Bagaimana perawatan holistic care
5. Apa saja dimensi holistic care
6. Apa tujuan holistic care

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian holistic care


2. Untuk mengetahui sejarah holistic care
3. Untuk mengetahui prinsip holistic care
4. Untuk mengetahui perawatan holistic care
5. Untuk mengetahui dimensi holistic care
6. Untuk mengetahuitujuan holistic care

5
BAB II

ISI

Bidan sebagai pemberi jasa harus mengedepankan pemberian asuhan


kebidanan yang aman, nyaman dan tidak terlepas dari nilai penghargaan terhadap
kearifan lokal atau budaya setempat sehingga antara pemberi jasa dan penerima jasa
terdapat suatu keseimbangan hubungan.Praktik kebidanan dilakukan dengan
menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap
perempuan, sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosial, budaya,dan spiritual
Pendekatan holistik merupakan pendekatan yang paling komprehensif dalam
pelayanan kesehatan, termasuk kebidanan. Dalam pendekatan ini, seorang individu
merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari dimensi fisik, mental, emosional, sosio
kultural dan spiritual, dan setiap bagiannya memiliki hubungan dan ketergantungan
satu sama lain. Untuk mempertahankan seorang individu sebagai satu kesatuan,
pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan
disamping pemenuhan terhadap kebutuhan lain.

6
BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Holistic

Istilah holistik merupakan sebuah persitilahan yang berasal dari bahasa Inggris
dari akar kata “whole” yang berarti keseluruhan. Asal kata “holisme” diambil dari
bahasa Yunani, holos, yang berarti semua atau keseluruhan. holisme sebagai sebuah
kecenderungan alam untuk membentuk sesuatu yang utuh sehingga sesuatu tersebut
lebih besar daripada sekedar gabungan-gabungan bagian hasil evolusi. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata “holisme” didefinisikan sebagai cara pendekatan
terhadap suatu masalah atau gejala, dengan memandang gejala atau masalah itu
sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dari kata holisme itulah kata holistik diartikan
sebagai cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan.

Kata holistik berasal dari bahasa Yunani holon yang berarti mampu melihat
secara keseluruhan dan meyakini bahwa sebuah kesatuan yang utuh tidak dapat
dihilangkan setiap bagiannya. Di samping itu, istilah holistik juga diambil dari kata
dasar heal (penyembuhan) dan health (kesehatan). Secara etimologis memiliki akar
kata yang sama dengan istilah whole (keseluruhan).Hal ini mengindikasikan bahwa
berpikir holistik berarti berpikir sehat. Nanik Rubiyanto dan Dany Haryanto, Strategi
Pembelajaran Holistik di Sekolah, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), 31-32.

2.2 Sejarah holistic

Pendektan holistik (whole language) di ranah pembelajaran bahasa masih


sangat jarang terdengar, karena di Indonesia masih jarang diterapkan dan
dipublikasikan. Pada mulanya holistik bukan sebuah pendekatan namun sebuah
sistem. Sistem holistik dapat dilakukan di ranah pendidikan, kedokteran, antropologi,
antalogi, psikologi, ekonomi, dan lain sebagainya. Dalam ranah ilmu bahasa disebut
dengan whole language. Semua disiplin ilmu dapat menggunakan sistem holisitik,
baik itu secara utuh sebagai dasar pemikiran, maupun hanya sebagai pendekatan. Hal
ini dapat dilakukan dengan catatan dalam pelaksanaannya menggunakan aturan dasar
dari teori holistik (whole language), yakni dengan memandang segala kelengkapannya
harus dipandang sebagai sesuatu yang utuh dan bukan merupakan kesatuan dari

7
bagian-bagian yang terpisah. Sistem alam tidak dapat dipahami apabila kita
mempelajarinya dengan cara memisahkan bagian-bagiannya: sistem harus dipelajari
secara utuh sebagai suatu kesatuan, demikian halnya jika diterapkan dalam ranah
pendidikan untuk mempelajari bahasa. Menurut sejarah, teori holistik dirintis pada
tahun 1960-an. Kemudian pada tahun 1970-an mulai ada gerakan untuk menggali
kembali gagasan dari kalangan penganut aliran holistik. Memasuki Kemajuan yang
signifikan terjadi ketika dilaksanakan konferensi pertama pendidikan holistik
Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas California pada bulan Juli 1979,
dengan menghadirkan The Mandala Society dan The National Center for the
Exploration of Human Potential. Enam tahun setelah terjadi konferensi pertama di
Universitas California pada bulan Juli 1979, para penganut pendidikan holistik mulai
memperkenalkan tentang dasar pendidikan holistik dengan sebutan 3 R‟s, akronim
dari hubungan (relationship), tanggung jawab (responsibility) dan menghormati
(reverence). Selain itu, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya:

1. menggunakan pendekatan pembelajaran transformative


2. prosedur pembelajaran yang fleksibel
3. pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu,
4. pembelajaran yang bermakna, dan
5. pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.

Secara historis, pendidikan holistik merupakan suatu respons yang bijaksana atas
ekologi, budaya, dan tantangan moral agar para pemuda saat itu bisa bijaksana dan
bertanggung jawab dalam suatu masyarakat dan berperan terhadap pembangunan
masyarakat. Selain itu, pendidikan holistik mempunyai tujuan membantu
mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih
menyenangkan dan menggairahkan, demokratis, dan humanis melalui pengalaman
dalam berinteraksi terhadap lingkungan. Diharapkan melalui pendidikan holistik
dapat menjadi dirinya sendiri . (Nanik Rubiyanto)

2.3 Prinsip Pendidikan Holistic

1. Connectedness

8
Connectedness adalah konsep interkoneksi yang berasal dari filosofi holisme
yang kemudian berkembang menjadi konsep ekologi, fisika kuantum dan teori
sistem.

2. Wholeness

Keseluruhan (wholeness) bukan sekedar penjumlahan dari setiap bagiannya.


Sistem wholeness bersifat dinamis sehingga tidak bisa dideduksi hanya
dengan mempelajari setiap komponennya.

3. Being Menjadi (being) adalah tentang merasakan sepenuhnya kekinian. Hal ini
berkaitan dengan kedalaman jiwa, kebijaksanaan (wisdom), wawasan
(insight), kejujuran, dan keotentikan.

2.4 Perawatan Holistic

Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu kesembuhan


seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total
dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi,
konteks lingkungan. Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien
secara total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan
spiritual seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap
penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
dirinya. Perawat harus menjadi teman yang mendukung dan memotivasi pasien,
mendorong pasien agar pasien memahami arti kehidupan.

2.5 Dimensi pelayanan holistic

Holistik memiliki arti ’menyeluruh’ yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang terkait dengan seluruh aspek dalam pembelajaran; seperti spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi, dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud
bukan hanya phisically, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritual. Pengobatan
holistik adalah, Pengobatan dengan menggunakan konsep menyeluruh, yaitu
keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah, serta ilahia
yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat kompleks, dan

9
saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis
terganggunya satu fungsi/ elemen/unsur tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi
yang lainnya (Hawari, 2004: 278). Kebutuhan pasien meliputi empat aspek, yaitu;
aspek biologis, aspek psikologis, aspek sosiologis, dan spiritual.

Keterangan tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh


WHO/world health organization (2008) bahwa sehat meliputi aspek bio, psiko, sosio,
dan spiritual. Kebutuhan spiritual adalah dimensi keagamaan dimana petugas rohani
Islam rumah sakit memberikan suatu motivasi atau penyuluhan tentang agama
terhadap pasien dengan tujuan pasien mampu bersabar dan tidak menyalahkan Tuhan.
Rohaniawan rumah sakit memberi suatu dorongan sehingga pasien dengan sakitnya
mampu lebih dekat kepada tuhan, bukan menjauh dari tuhan. Dimensi tersebut yaitu
dimensi spiritual, biologis/fisik, psikoligis, sosial. Dimensi spiritual adalah dimana
petugas rohani Islam rumah sakit memberikan suatu motivasi atau penyuluhan tentang
agama terhadap pasien dengan tujuan pasien mampu bersabar dan tidak menyalahkan
Tuhan. Rohaniawan rumah sakit memberi suatu dorongan sehingga pasien dengan
sakitnya mampu lebih dekat kepada tuhan, bukan menjauh dari tuhan. Dimensi fisik,
adalah dimensi yang diberikan oleh dokter atau pengobatan medis. Dimensi
psikologik, adalah dimensi yang memberikan suatu pelayanan terhadap psikis pasien.
Dimensi psikososial, adalah dimensi yang memberikan suatu pelayanan yang
ditujukan pasien untuk mengatasi permasalahan sosial yang dialami oleh pasien
(Hawari, 2004: 51). Dan dimensi inilah yang menjadi indikator dari skala yang ada
dalam penelitan ini.

2.6 Tujuan Pelayanan Holistik

Pelayanan holistik bertujuan untuk mengobati penyakit utama dengan


meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Teori ini lebih jauh menegaskan bahwa ini juga akan mempengaruhi penyakit
sekunder tanpa pengobatan karena sistem kekebalan tubuh diperkuat. Terapi holistik
upaya untuk mengurangi penyebab penyakit. Pendekatan holistik adalah pengobatan
holistik rencana spesifik untuk setiap pasien sesuai dengan kebutuhan individunya
rumah-sakit-holistik, Pelayanan holistik sangat penting diterapkan dalam dunia
kesehatan. Pasien cenderung lebih puas jika tenaga kesehatan mengambil pendekatan
holistik, merasa bahwa tenaga kesehatan mereka memiliki waktu untuk mereka dan
10
masalah mereka. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pelayanan holistik yaitu
pemberian layanan yang menyeluruh dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien
selama proses penyembuhan penyakit.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengobatan Holistic adalah, Pengobatan dengan menggunakan konsep


Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method alamiah yang
ilmiah, serta ilahiah, yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang
sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak
dan otomati terganggunya satu fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat
mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak
terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat terdapat jiwa
yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat
Dan Pembentukan Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan
ikhlas kepada Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu,
dan penentu segala sesuatu, Allah SWT.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.

Nanik Rubiyanto dan Dani Haryanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah


Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), 44.

13

Anda mungkin juga menyukai