Paparan Kematangan Digital Di Subnasional
Paparan Kematangan Digital Di Subnasional
Kematangan
Digital
Tingkat
Kab/Kota/
Provinsi
Definisi
Kematangan digital pada fasilitas pelayanan kesehatan didefinisikan sebagai upaya menilai sejauh mana pemanfaatan
sistem digital untuk mendukung pelayanan medis secara lebih baik, peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan
kepuasan pasien (Martin et al., 2019).
Persentase sistem teknologi informasi untuk biobank, bioregistry, dan bioinformasi yang 50 100 100
9
terstandar dan terintegrasi
② ③
Fasyankes, termasuk RS (Mikro) • Sistem Informasi dan Infrastruktur IT
• Standar Standar dan Interoperabilitas
• Tata kelola dan Manajemen
• Data Analitik
• SDM dan Pemanfaatan IT
• Keamanan Informasi, Privai dan Kerahasiaan
• Rekam Medis Elektronik
Tingkatan Kematangan Digital
L L L L L
v v v v v
1 2 3 4 5
Rata rata di
Indonesia
(2022)
Jika Diperlukan: Kegiatan SIK, kemampuan, pengalaman, atau pemahaman tentang masalah atau kegiatan SIK masih terbatas atau baru
1 disadari. Kegiatan SIK belum menjadi kegiatan rutin organisasi, dan kemampuan fungsional berada pada tahap pengembangan.
Keberhasilan SIK tergantung pada keaktifan seseorang atau sebagian orang di organisasi.
Pengulangan: Kegiatan SIK dasar sudah tersedia, namun hanya berdasarkan aktivitas sebelumnya dan sudah dapat diakses. Kebutuhan
2 untuk pengelolaan SIK sesuai standar dan kemampuan fungsional dari SIK sudah diketahui organisasi. Kegiatan SIK dan upayanya sudah
mulai masuk dalam kegiatan organisasi saat ini.
Terdefinisi: Kegiatan SIK dan pedoman pengelolaan SIK tersedia yang disetujui dan disesuaikan dengan rencana strategis organsiasi.
Terjadi peningkatan kolaborasi antar program kesehatan dan berbagi pakai data rutin kesehatan. Metode dan sistem informasi inovatif
3
mulai diimplementasikan dan digunakan untuk mengelola data dan informasi kesehatan, serta memperluas kemampuan fungsional
dari SIK untuk berbagai tujuan strategis.
Terkelola: Kegiatan SIK menjadi kegiatan formal di organisasi, dengan menerapkan panduan SIK yang telah ditetapkan. Kebutuhan
4 untuk mencapai tujuan utama SIK telah diidentifikasi dan ada proses umpan balik untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan SIK
tersebut. Langkah-langkah rinci untuk penguatan SIK (proses dan luaran) masih terus didiskusikan.
Optimal: Kegiatan SIK sudah mencapai praktik terbaik yang mampu untuk beradaptasi dengan perubahan transformasi digital. Kegiatan
SIK dilakukan secara berkesinambungan, digunakan, dipantau untuk mempertahankan kualitas data dan informasi kesehatan.
5
Tantangan masa depan diantisipasi, dan ada rencana untuk mengatasinya melalui inovasi dan teknologi baru. Terjadi proses untuk
mengelaborasikan inovasi yang relevan
MoH Group
12; 22% Provincial Group
District Group
35; 65%
7; 13%
12; 22%
2; 4%
Sumatera
Jawa-Bali
Kalimantan
7; 13%
Sulawesi
NTB-NTT-Maluku
Papua 11; 20%
MoH
8; 15%
7; 13%
* 2 sub-national level not eligible (less than 80% completeness
Response rate by group (total 69%)
90% 90,0
80% 80,0
64,7
61,5
60% 60,0
50% 12 7 50,0
40% 40,0
7 7
11
30% 8 30,0
10% 2 10,0
0% 0,0
Sumatera MoH Kalimantan NTB-NTT-Maluku Jawa-Bali Sulawesi Papua
25
22 22
21
20
20
18
16
15
15 14
11
10
10
8
5 4
0
1. SUMATERA 2. JAWA-BALI 3. KALIMANTAN 4. SULAWESI 5. MALUKU-NTT-NTB 6. PAPUA 7. MOH
Laki-laki Perempuan
STAGES OF CONTINUOUS HIS IMPROVEMENT - CONCENSUS
(Self)-
Hasil
• Penyempurnaan assessment • Kompilasi dari sub-
instrumen nasional
• Mendesain benchmark • sub-nasional (Provinsi • Validasi dengan data
dan feedback dan Kab/Kota) sekunder • Level maturitas digital
• Menentukan target • Instrumen semi- • Analisa berdasarkan • Diseminasi
responden terbuka wilayah • Review dan umpan
• Pengelola SIK dan balik
Persiapan dan stakeholder lain
Kompilasi
Instrumen
Lets begin
https://dmi.kemkes.go.id
Terimakasih