Hydraulic Minggu 5 Ok 1
Hydraulic Minggu 5 Ok 1
Tangki hidrolik dapat dilengkapi dengan saluran pengeluaran (outlet port) (A)
yang berhubungan dengan inlet pompa, pengukur suhu (B), sight glass (C)
untuk menunjukkan jumlah oli aktual, breather (D), oil level sender (E), oil
pressure sender (F), lubang pemasukan (inlet port) (G) yang berhubungan
dengan return line, filter (H) di sisi pengembalian, tank separator (I) untuk
menjaga agar level oli tetap stabil saat tangki miring (akibat unit berada pada
posisi miring), dan drain plug (J) untuk menguras oli di dalam tangki saat
dilakukan penggantian oli atau pembuangan air/kotoran dari dalam tangki.
43
Hydraulic System
Breather
Breather berguna untuk menjaga agar tekanan udara di dalam tangki tetap
selama sistem hidrolik bekerja. Breather terdiri dari breather filter dan check
valve. Tangki hidrolik didesain agar memiliki tekanan udara yang lebih tinggi
dibandingkan tekanan udara bebas, yaitu sekitar 0,5 Bar. Untuk itu breather
dilengkapi dengan check valve. Bila oli dikeluarkan dari tangki oleh hisapan
pompa (piston bergerak ke luar), ruangan yang akan ditempati oleh udara
membesar dan terjadi vakum. Pada harga kevakuman tertentu, check valve
membuka dan memungkinkan udara dari luar terhisap ke dalam tangki.
44
Hydraulic System
Filter
Filter berguna untuk menangkap kotoran yang ikut mengalir bersama oli agar
tidak masuk ke dalam komponen sistem hidrolik yang lain dan menyebabkan
penyumbatan atau keausan. Filter pada sistem hidrolik dipasang di dua posisi.
Sebuah dipasangkan pada suction line (saluran pemasukan) pompa, dan yang
lain dipasangkan di return line (saluran pengembalian).
Filter yang ditempatkan di return line berfungsi untuk menangkap kotoran yang
dibawa oli dari komponen-komponen sistem hidrolik. Dlengkapi dengan bypass
line untuk mencegah terbloknya return line.
Pressure accumulator
45
Hydraulic System
46
Hydraulic System
Pompa
Pompa oli hidrolik
Berguna untuk mengalirkan oli dari tangki menuju komponen hidrolik yang
membutuhkan. Pompa hanya bertugas untuk menghasilkan aliran (flow) dan
tidak menghasilkan tekanan (pressure). Terdapat banyak jenis pompa di
pasaran. Pompa dipilih sesuai dengan penggunaannya. Berapa besar flow yang
dibutuhkan ? berapa besar tekanan yang mampu bekerja pada pompa ? apakah
pompa jenis fixed displacement (volume alir tetap) atau variable displacement (
volume alir berubah-ubah ) yang dibutuhkan ?
Pompa yang paling sederhana adalah pompa tangan. Saat piston ditarik keluar, terjadi
vakum di depan piston. Akibatnya check valve membuka dan oli mengalir masuk
dari tangki dan mengisi silinder. Saat piston ditekan, tekanan akan menutup
check valve pada sisi input dan membuka check valve pada sisi output dan
menyebabkan oli didorong keluar dari slinder.
1. Positive pump :
2. Non-positive pump :
47
Hydraulic System
Positive pump
Positive pump atau pompa positif menurut jumlah volume yang diberikan terbagi
atas 2 macam sesuai dengan aplikasi di mesin, yaitu:
Salah satu gear digerakkan oleh sumber tenaga /power take off (yaitu
engine, transmisi, converter atau lainnya ). Gear yang lain merupakan idler
gear. Saat pompa berputar, kedua gear akan berputar berlawanan arah.
Gear-gear tersebut menarik oli pada sisi inlet diantara gigi-giginya dan housing
pompa. Oli terbawa berkeliling dan didorong keluar dari pompa menuju sistem.
Gear pump merupakan jenis pompa fixed displacement Jika tekanan terbangkit
dalam sistem, terdapat beban satu sisi pada shaft penggerak dari gear.
Inilah yang menjadi penyebab mengapa housing gear pump selalu beralur pada
sisi inlet. Pada saat membongkar pompa, alur ini terlihat seperti kerusakan yang
disebabkan kontaminasi. Padahal, bentuk tersebut telah didesain sedemikian
rupa.
Gear pump merupakan jenis pompa yang murah dan awet. Akan tetapi, kurang
efisien untuk menghasilkan tekanan tinggi dibandingkan piston pump.
Komponen utama dari vane pump adalah cam ring, rotor, drive shaft dan vane. Komponen-
komponen ini berada di dalam housing dimana terdapat pressure plate yang menekan di
kedua sisi cam ring dan rotor. Diameter dalam dari cam ring berbentuk oval. Saat rotor
berputar, vane-vane terdorong ke arah luar oleh gaya sentrifugal, dengan tekanan oli di
bagian belakang vane. Beberapa desain dilengkapi dengan spring penekan di belakang
vane.
48
Hydraulic System
mendekati outlet port, ruangan tersebut mengecil dan menekan oli keluar
menuju outlet port.
Komponen utama dari piston pump adalah : shaft, swash plate, cylinder block,
piston-piston, dan valve plate.
Saat shaft berputar, piston mulai bergerak maju mundur di dalam silinder,
karena swash plate berposisi menyudut terhadap drive shaft. Saat piston
bergerak keluar dari silindernya, terjadi isapan hingga oli dari tangki terhisap
masuk ke dalam silinder melalui slot-slot pada valve plate. Saat piston bergerak
masuk , oli di dalam silinder terdorong keluar melalui slot-slot pada valve plate
dan menuju sistem.
49
Hydraulic System
Swash plate dari Axial piston pump tertentu memiliki posisi yang tetap. Oleh
karenanya pompa tersebut akan memompakan oli dengan jumlah yang sama
setiap putarannya ( pada RPM yang tetap ). Jenis ini disebut jenis fixed
displacement. Namun, kebanyakan swash plate dari axial piston pump dapat
bergerak untuk merubah sudutnya. Makin tegak posisi swash plate terhadap
garis vertikal, makin pendek langkah piston hingga makin kecil flow yang
terbangkit. Dan makin besar sudut swash plate terhadap garis vertikal, makin
panjang langkah piston dan makin besar flow yang terbangkit. Jenis pompa ini
disebut variable displacement. swash plate dapat pula didesain untuk mengubah
arah pemompaan (maju atau mundur).
Dengan bentuk yang sama, axial piston pump dapat pula digunakan sebagai
motor. Tetapi kali ini bukan oli yang didorong keluar saat drive shaft berputar,
namun oli yang bertekanan yang menyebabkan perputaran pada driveshaft.
Motor dapat pula berjenis fixed displacement atau variable displacement. Juga
dapat didesain agar menghasilkan gerakan maju mundur.
Axial piston pump dan motor banyak digunakan pada aplikasi seperti :
Karena aksial piston pump dan motor dapat beroperasi pada tekanan tinggi,
lebih dari 5000 psi, maka dibuat sangat teliti. Ha ini menyebabkan harganya
cukup tinggi dibandingkan gear pump atau vane pump. Pekerjaan perbaikan
juga menjadi lebih sulit karena kotoran kecil saja dapat menyebabkan masalah
besar dan memperpendek usia kerjanya.
50
Hydraulic System
Relief valve berfungsi membatasi tekanan maksimum yang bekerja pada suatu
sistem hidrolik. Telah kita ketahui bahwa tekanan yang terbangkit di dalam
sistem hidrolik bergantung beban yang diterima oleh komponen aktuator
hidrolik, seperti piston atau motor hidrolik. Makin besar beban yang diterima,
makin besar tekanan yang terbangkit di dalam sistem. Namun hal ini berbahaya
karena tekanan bisa menjadi tak terhingga, yang akan menyebabkan kerusakan
pada komponen-komponen hidrolik tersebut, karena kekuatan materialnya
terbatas ( misalnya : hose-hose ). Pompa dalam hal ini hanya bertindak sebagai
penyalur aliran, selama penggerak pompa masih sanggup memutar pompa,
pompa akan terus menghasilkan aliran.
Relief valve
Relief valve berfungsi membatasi tekanan maksimum yang bekerja pada suatu
sistem hidrolik. Telah kita ketahui bahwa tekanan yang terbangkit di dalam
sistem hidrolik bergantung beban yang diterima oleh komponen aktuator
hidrolik, seperti piston atau motor hidrolik. Makin besar beban yang diterima,
makin besar tekanan yang terbangkit di dalam sistem. Namun hal ini berbahaya
karena tekanan bisa menjadi tak terhingga, yang akan menyebabkan kerusakan
pada komponen-komponen hidrolik tersebut, karena kekuatan materialnya
terbatas ( misalnya : hose-hose ).
Pompa dalam hal ini hanya bertindak sebagai penyalur aliran, selama penggerak
pompa masih sanggup memutar pompa, pompa akan terus menghasilkan aliran.
Relief valve ditempatkan pada jalur keluaran pompa sebelum control valve, dan
mendeteksi perubahan tekanan selama sistem hidrolik bekerja. Relief valve
51
Hydraulic System
terdiri dari valve spool ; berupa piston atau bola logam yang ditopang oleh pegas
( spring ). Relief valve menjembatani dua lintasan, yaitu lintasan keluaran
pompa dan lintasan kembali ( return line ) yang menuju tangki. Terdapat dua
jenis relief valve, yaitu type adjustable ( dapat distel ) dan non-adjustable (tidak
dapat distel).
Desain relief valve
a
b c
Gambar 1 dan 3 : Non-adjustable type
Gambar 2 : Adjustable type
a
b
Pada gambar a :
Terlihat relief valve dipasangkan pada jalur keluaran pompa hidrolik, dan
menghubungkan jalur keluaran pompa dengan tangki. Pada saat control valve
dibuka, sejumlah oli akan mengalir menuju silinder kerja. Bila penampang piston
dalam silinder kerja adalah 10 cm2, dan beban yang akan diangkat sebesar 1000
kgf, maka saat ini terbangkit pressure sebesar :
52
Hydraulic System
dan nilai ini terbaca pada pressure gauge dan piston mulai meluncur ke atas
(gambar 65 b ).
Pada gambar :
Bila beban ditambah, menjadi 2000 kgf, namun stelan relief valve masih tetap
150 kgf/cm2, yang terjadi adalah :
Bila relief valve hanya distel pada 150 kgf/cm2, maka sebelum pressure di dalam
sistem mencapai 200 kgf/cm2, relief valve sudah membuka lebih dahulu
hubungan antara output pompa dengan tangki, sehingga harga pressure sebesar
200 kgf/cm2 tidak akan tercapai. Akibatnya beban tidak dapat terangkat oleh
sistem hidrolik.
53
Hydraulic System
Bila stelan relief valve ditambah, menjadi 250 kgf/cm2, yang terjadi adalah :
Karena beban membutuhkan gaya minimal sebesar 2000 kgf untuk mengangkat
beban (gambar 68), maka dibutuhkan pressure sebesar :
Dengan stelan relief valve lebih besar dari pressure yang dibutuhkan ( 250
kgf/cm2 ), maka pressure pada sistem mulai meningkat. Ketika mencapai 200
kgf/cm2 ( ditandai dengan pembacaan pressure gauge ), beban mulai terangkat (
gambar ).
Saat piston mencapai langkah maksimumnya, pasokan oli dari pompa akan
terus-menerus diberikan, dan menyebabkan pressure makin meningkat. Ketika
mencapai nilai 250 kgf/cm2 relief valve mulai membuka dan memungkinkan
pasokan oli tersebut disalurkan langsung kembali ke tangki ( gambar ).
54
Hydraulic System
Control valve
1. Pengaturan arah aliran ( flow ) oli dari pompa menuju aktuator hidrolik.
2. Pengaturan pressure maksimum pada sistem.
3. Fungsi-fungsi regenerasi ( pemanfaatan flow pengembalian oli ).
4. Fungsi pengamanan beban kejut ( shock dan kavitasi ).
Pada fungsi ini, control valve dilengkapi dengan valve spool, yang berupa batang
logam dengan cerukan-cerukan dan alur pada permukaannya, yang berada di
dalam valve housing. Valve housing ini memiliki lubang-lubang serta pembuluh
untuk tempat mengalirnya oli, sedang valve spool berfungsi sebagai gerbang (
seperti pintu air ), yang mengarahkan oli yang mengalir di dalam pembuluh-
pembuluh, untuk diteruskan menuju aktuator-aktuator hidrolik. Bentuk
sederhana dari control valve dapat dilihat pada gambar 72. Terlihat control valve
tersebut memiliki 3 langkah.
55
Hydraulic System
Step 1 : netral.
Pada posisi ini oli hasil pemompaan dialirkan kembali ke tangki ( pada sistem
open centre ).jalur-jalur yang menuju silinder ditutup hingga tidak ada aliran oli
menuju atau kembali dari silinder. Piston tidak dapat bergerak keluar (extend )
atau bergerak masuk ( retract ) karena oli terjebak di kedua sisi piston.
Step 2 : Naik.
Pada posisi ini oli hasil pemompaan akan disalurkan menuju positive side ( piston
side ) silinder, dan oli pada sisi negative side ( rod side ) akan dialirkan kembali
ke tangki.
Step 3 : Turun.
Pada posisi ini hasil pemompaan akan disalurkan menuju negative side (rod side
) silinder, dan oli dari positive side ( piston side ) akan dialirkan kembali ke
tangki. Control valve spool ada yang digerakkan langsung oleh tangan operator (
direct control ), ada pula yang digerakkan oleh tenaga hidrolik (remote control).
56
Hydraulic System
Control valve disusun dari control valve spool, spring, spring holder dan control
valve housing. Control valve spool meluncur dengan halus di dalam control valve
housing, namun tetap memiliki kerapatan yang baik.
Pada gambar 75 diperlihatkan posisi spool dalam keadaan netral, terletak pada
tengah-tengah housing karena dorongan dari spring dan spring holder.
Menggunakan spring tunggal namun dapat bekerja ganda (bolak-balik). Spring
ini berfungsi untuk mengembalikan spool ke posisi netral setelah suatu kerja
dilakukan.
Bagian dari spool dengan diameter kecil digunakan sebagai bagian penyaluran oli
( oil passage) sedangkan bagian spool dengan diameter besar digunakan untuk
penyekatan oli ( oil sealing ). Pada saat spool meluncur di dalam housing, terjadi
perubahan hubungan antara saluran-saluran ( passages ) yang menimbulkan
perubahan aliran distribusi oli dari pompa menuju silinder kerja.
57
Hydraulic System
A B
Pada gambar diperlihatkan saat lubang B mendapat pressure dari pilot valve.
Pressure tersebut menghasilkan gaya dorong terhadap spool untuk bergerak ke
kiri melawan gaya spring dengan bantuan spring holder B. Pada saat ini saluran
oli dari pompa terhubung dengan positive side dari silinder kerja, menyebabkan
oli disuplaikan untuk menggerakkan piston ke arah kanan.
Pada saat yang sama, negative side dari silinder kerja terhubung dengan tangki
melalui saluran di dalam control valve housing. Oli dari negative side akan di-
drain ke tangki. Pada saat lubang B mendapat pressure dari pilot valve, lubang A
terhubung dengan pilot valve yang dalam keadaan netral dan terhubung dengan
tangki.
Holding Valve
Holding valve berguna untuk mengurangi penurunan piston rod akibat kebocoran
internal (internal leak) pada spool saat lengan kerja mendapat beban secara
statis.
Valve spool dengan valve housing didesain agar valve spool dapat bergerak
dengan lancar. Konsekuensinya adalah masih terdapat celah (clearance) yang
memungkinkan oli dari silinder akan kembali ke tangki walau control valve pada
posisi netral (menutup)(gambar 1). Hal ini disebabkan karera bobot dari lengan
kerja serta muatan pada bucket yang memberikan pressure terhadap oli untuk
kembali ke tangki.
Efeknya, piston rod akan turun perlahan-lahan dan posisi dari lengan kerja akan
berubah. Untuk mengurangi kondisi seperti ini, diberikan hambatan yang lebih
besar bagi oli untuk kembali ke tangki pada posisi control valve netral.
Pada dasanya holding valve dipasang menyatu dengan control valve, namun
ditempatkan setelah control valve spool.
58
Hydraulic System
Pada gambar terlihat, valve B ditahan oleh sebuah spring B yang kuat yang
menahannya tetap menutup jalur pengembalian oli dari positive side. Terdapat
orifice yang memungkinkan sebagian oli yang memiliki pressure masuk ke sisi
ruang B. Karena gaya yang terbentuk oleh pressure bekerja di kedua sisi valve
B, ditambah gaya dari spring B, menyebabkan valve akan tetap tertutup,
mencegah aliran oli keluar dari positive side silinder.
Pada gambar 2, saat control valve dibuka untuk menurunkan posisi piston,
sebagian oli akan mengalir menuju ruang A, menekan valve A melawan spring A.
Saat ini oli yang ada di ruang B akan di-drain ke tangki, hingga yang menahan
valve B hanyalah spring B.
Karena gaya yang terbangkit oleh pressure oli lebih kuat, maka valve B akan
membuka dan memungkinkan oli dari positive side dikembalikan ke tangki
(gambar 3 dan 4)
Silinder kerja ( Working cylinder )
59
Hydraulic System
60