Anda di halaman 1dari 6

MK.

ELEMEN MESIN Poros

Elemen mesin yang berputar dan berfungsi


Poros memindahkan perputaran atau mendukung sesuatu
beban dengan atau tanpa meneruskan daya
(Shaft)
Padanya terpasang elemen mesin seperti
roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Padang
Batang logam berbentuk silindris
dan berpenampang bulat/lingkaran
1 2

Beban puntiran
menerima Bekerja sendiri
Beban tarikan
Poros atau berupa
Beban tekan kombinasi satu
dengan lainnya
Jika Beban lenturan

meneruskan daya Beban puntir

pada penampang normal


sepanjang poros terjadi
3
tegangan puntir 4

1
Bahan yang digunakan untuk poros harus
Beban yang didukung poros dan akibat berat memiliki sifat, diantaranya memiliki:
poros sendiri dapat menimbulkan:  kekuatan yang tinggi
a. Tegangan geser (adanya beban torsi)  mampu mesin (machinability) baik
 tahan aus yang tinggi
b. Tegangan lentur atau bending (adanya tarik
 faktor sensitivitas rendah
atau tekan)
 perlakuan panas yang baik
c. Tegangan kombinasi (adanya beban torsi
dan lentur) Baja karbon, baja paduan → nikel, nikel chrom,
5 chrom-vanadium, dsbnya 6

1. Berdasarkan pembebanannya A.Poros transmisi (transmission shafts)

A. Poros transmisi (transmission shafts)  Poros (Shaft)akan


B. Poros Gandar mengalami beban puntir
C. Poros spindle berulang, beban lentur
berganti ataupun kedua-
duanya.

 Pada poros, daya dapat ditransmisikan melalui


gear, belt pulley, sprocket rantai.
7 8

2
B. Poros Gandar C. Poros Spindle
 Poros gandar merupakan poros yang dipasang  Poros spindle merupakan poros transmisi yang
diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar relatip pendek, misalnya pada poros utama
tidak menerima beban puntir dan hanya mesin perkakas dimana beban utamanya berupa
mendapat beban lentur. beban puntiran.
 Selain beban puntiran, poros spindle juga
menerima beban lentur (axial load).
 Poros spindle dapat digunakan secara efektip
apabila deformasi yang terjadi pada poros
tersebut kecil.
9 10

Hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan


2. Berdasarkan bentuknya 1. Kekuatan poros
 Beban poros transmisi : puntir, lentur, gabungan
puntir dan lentur, beban tarikan atau tekan 2. Kekakuan poros
A. Poros lurus  Kelelahan, tumbukan, konsentrasi tegangan Untuk menerima beban lentur atau
seperti pada poros bertingkat dan beralur pasak. defleksi akibat pntiran yang lebih
B. Poros engkol sebagai penggerak utama pada  Poros harus didesain dengan kuat. besar
silinder mesin
C. Poros fleksibel (Flexible shaft) 3. Putaran kritis
 Jika suatu mesin putarannya dinaikkan maka pada suatu harga
D. Poros pejal putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa. Putaran ini
disebut putaran kritis.
E. Poros lubang  Putaran kerja harus lebih kecil dari putaran kritis (n < ns)
F. Poros dengan bagian-bagian berpenampang
persegi atau dengan bentuk tidak tertentu 4. Korosi 5. Material poros
Perlindungan terhadap korosi untuk  Disesuaikan dengan kondisi operasi.
(misalnya poros nok) kekuatan dan daya tahan terhadap  Baja konstruksi mesin, baja paduan dengan
beban pengerasan kulit tahan terhadap keausan,
11 baja krom, nikel, baja krom molibden dll.
12

3
Tegangan kerja ijin maksimum pada poros
Sesuai standar ASME (American Society of Mechanical Tegangan geser maksimum yang dapat diambil
Engineers) untuk perencanaan poros transmisi, tegangan nilainya:
kerja ijin maksimum baik tarik maupun tekan, nilainya
 56 MPa untuk poros tanpa pasak
dapat diambil
 42 MPa untuk poros dengan pasak
 112 MPa untuk poros tanpa pasak

 84 MPa untuk poros dengan pasak


 Dalam penggunaan poros, tegangan geser (t) yang
diijinkan diambil 30 % dari batas ketegangan elastis
 Dalam penggunaan poros, tegangan tarik (st) yang
diijinkan diambil 60 % dari batas ketegangan elastis (sel),
(sel), tetapi tidak lebih 18% dari tegangan ultimate
tetapi tidak lebih 36% dari tegangan ultimate (su) (su)
s t  0,6 . s el atau s t  0,36 . s u t  0,3 . s el atau t  0,18 . s u
13 14

Perencanaan Poros a. Poros mengalami momen puntir saja


Kekuatan (Strength)
Poros dapat dirancang atas dasar:  Poros yang mengalami momen puntir saja, maka
Kekakuan
diameter poros dapat diperoleh dengan
(Rigidity or Stiffness)
menggunakan persamaan torsi, yaitu:
T t T t 
Dalam merancang poros atas dasar kekuatan, harus    T  .t . d3
J r  d 16
diperhatikan: d4
32 2
a. poros mengalami momen puntir atau torsi saja
 Hubungan dengan daya (dalam watt):
b. poros mengalami momen lentur saja
2 nT P . 60
c. poros mengalami gabungan momen puntir dan momen P  T 
60 2. . n
lentur
d. poros mengalami beban aksial selain gabungan beban
 Hubungan dengan pemindah daya berupa sabuk:
T  T1  T2  R
dimana:
torsi dan lentur R = Radius puli
15 16
T1 = Ketegangan sisi ketat sabuk
T2 = Ketegangan sisi kendur sabuk

4
b. Poros mengalami momen lentur saja Example 1:
 Poros yang mengalami momen lentur saja, tegangan Sebuah poros berputar pada 200 rpm yang
maksimum (tarik/tekan) dapat diperoleh dengan memindahkan daya 2 kW. Poros dari bahan baja
menggunakan persamaan lentur (bending), yaitu: karbon dengan tegangan geser yang diijinkan sebesar
42 MPa. Tentukan diameter poros optimum (dengan
M s mengabaikan momen lentur pada poros)
 b
I y

Solusi:
M

sb
 M 

. sb . d 3
T 
P . 60


20 x 103 . 60  955 N .m  955 x 103 N .mm
 d 32 2. . n 2 .  . 200 
d4
64 2
 
dimana: 955 x 103  .t . d3  . 42 . d 3  8,25 . d 3
M = Momen lentur (moment bending) 16 16
I = Momen Inersia penapang poros
sb = Tegangan lentur 955 x 103
17
d3   115733 mm  d  48,7  50 mm
18
y = Jarak netral sumbu ke bagian luar 8,25

Example 2: Example 3:
Sebuah poros padat (solid) dapat mentrasmisikan daya 1 Sepasang roda gerbong kereta api membawa beban
MW dengan putaran 240 rpm. Tentukan diameter poros jika 50 kN pada masing-masing poros, yang beraksi pada
torsi maksimum yang ditransmisikan melebihi torsi rata-rata jarak 100 mm di ujung luar poros roda (Seperti
sebesar 20 % (Tegangan geser maksimum 60 Mpa). Gambar). Jarak sumbu antar roda pada rel adalah
1,4 m . Tentukan diameter poros roda, jika tegangan
Solusi:
tidak melebihi 100 Mpa.
Trerata 
P . 60


1 x 106 . 60 
 39784 N .m  39784 x 103 N .mm
2. . n 2 .  . 240 

 
Tmax  1,2 Trerata  1,2 39784 x 103  47741 x 103 N .mm
 
47741 x 103  .t . d3  . 60 . d 3  11,78 . d 3
16 16

47741 x 103
d3   4052,7 x 103 mm  d  159,4  160 mm
19 20
11,78

5
Solusi:
M  W . L  50 x 103 x 100  5 x 106 N .mm


M  . sb . d3
32

5 x 106  . 100  . d 3  9,82 . d 3
32

5 x 10 6
d3   0,51 x 10 6 mm
9,82

d  79,8  80 mm
21 22

Anda mungkin juga menyukai