Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Instrumentasi_Sensor (I1)_5001211080 1

Rangkaian Sensor (I1)


Reza Arifin Sori Harahap, Salsabila Rahmah, dan Bachtera Indarto
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: rezaarifinsori@gmail.com

Abstrak—Telah dilakukan praktikum yang berjudul “Sensor akan diproses oleh sistem elektronik untuk mengambil
(I1)” yang bertujuan untuk memahami mekanisme kerja sensor keputusan atau tindakan selanjutnya, seperti mengontrol
dalam membaca suatu variabel fisis, mengetahui keluaran dari peralatan atau menampilkan informasi[1].
sensor terkait, dan menganalisis grafik hubungan perubahan
Thermistor adalah sebuah jenis sensor suhu yang
besaran listrik terhadap variabel fisis terkait. Rangkaian LDR
(Light Dependent Resistor) terdiri dari sebuah resistor variabel menggunakan perubahan resistansi dari sebuah material
yang nilai resistansinya berubah tergantung pada intensitas semikonduktor dengan perubahan suhu. Thermistor terbuat dari
cahaya yang diterimanya. Pada intensitas cahaya lebih tinggi, material semikonduktor yang memiliki resistansi yang sangat
resistansi akan menurun. Begitu juga sebaliknya. Pada intensitas sensitif terhadap perubahan suhu. Saat suhu meningkat,
cahaya lebih rendah, resistansi pada sensor cahaya LDR akan resistansi thermistor akan menurun, dan sebaliknya, saat suhu
meningkat. Hal ini terjadi karena jika energi foton yang mengenai
turun, resistansi akan meningkat. Hal ini dapat dimanfaatkan
sensor cahaya LDR bernilai cukup tinggi, elektron pada pita
konduksi sensor cahaya LDR akan berpindah dan menyebabkan untuk mengukur suhu dengan mengukur resistansi thermistor.
berkurangnya resistansi sensor cahaya LDR. Resistansi pada Thermistor umumnya dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
thermistor akan berubah seiring dengan perubahan suhu yang karakteristik resistansinya terhadap suhu, yaitu NTC (Negative
diterimanya. Hubungan antara temperatur dan resistansi pada Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature
rangkaian thermistor tidak linier, namun memiliki hubungan Coefficient). NTC thermistor memiliki resistansi yang menurun
eksponensial yang kompleks. Tegangan yang jatuh pada
ketika suhu meningkat, sementara PTC thermistor memiliki
thermistor akan berubah seiring dengan perubahan resistansinya.
resistansi yang meningkat ketika suhu meningkat[2].
Kata Kunci—.LDR, Resistansi, Sensor, Transduser, Thermistor Sensor LDR (Light Dependent Resistor) atau sering juga
disebut sebagai fotoresistor adalah jenis sensor yang berfungsi
untuk mendeteksi intensitas cahaya pada lingkungan sekitar.
I. PENDAHULUAN Sensor LDR terdiri dari material semikonduktor yang sensitif

D ALAM dunia fisika, sangat banyak rangkaian listrik yang


dapat masih perlu diteliti dan diperdalam cara kerja nya.
Komponen – komponen yang diaplikasikan sangat beragam,
terhadap cahaya dan memiliki resistansi yang berubah-ubah
sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Cara kerja
sensor LDR sangat sederhana, yaitu ketika cahaya mengenai
misalnya dari segi cara menggunakannya terdapat dua macam material semikonduktor pada sensor LDR, maka jumlah
komponen, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. elektron pada material semikonduktor tersebut akan meningkat
Komponen aktif hanya dapat bekerja jika adanya pemberian sehingga resistansi sensor LDR menurun. Sebaliknya, ketika
catu daya/tegangan terhadap nya. Sedangkan komponen pasif lingkungan gelap atau cahaya redup, jumlah elektron pada
merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa diberikan catu material semikonduktor pada sensor LDR akan berkurang,
daya/tegangan terhadap nya. Contoh dari komponen aktif sehingga resistansinya akan meningkat[3].
adalah transistor, diode, dan rangkaian terpadu (Integrated Transduser adalah sebuah alat atau perangkat yang dapat
Circuit). Sedangkan contoh dari komponen pasif adalah mengubah sinyal atau energi dari satu bentuk ke bentuk lain.
resistor, kapasitor, inductor, dan transformator. Terdapat salah Transduser dapat mengubah energi listrik menjadi energi
satu komponen yang dapat menerima dan menanggapi suatu mekanik, energi mekanik menjadi energi listrik, atau bentuk
sinyal atau stimulus yang disebut sebagai sensor. Sensor sudah energi lainnya. Transduser dan sensor memiliki perbedaan yang
sangat banyak diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, seperti mendasar. Transduser adalah perangkat yang dapat mengubah
pada lampu, mobil, lift, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, sinyal atau energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dengan
dilakukan praktikum ini untuk lebih memahami mekanisme kata lain, transduser mengkonversi satu jenis energi menjadi
daripada sensor. jenis energi yang berbeda. Contoh transduser adalah mikrofon,
Sensor adalah sebuah perangkat atau alat yang digunakan speaker, dan sensor tekanan. Sementara itu, sensor adalah
perangkat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur
untuk mengubah sinyal fisik seperti suara, cahaya, atau gerakan
sifat fisik atau lingkungan tertentu seperti suhu, cahaya,
menjadi sinyal listrik yang dapat diproses oleh sistem
kelembaban, atau gerakan. Sensor biasanya menghasilkan
elektronik. Cara kerja sensor tergantung pada jenis dan tujuan
keluaran atau sinyal yang dapat digunakan untuk memantau
sensor tersebut. Secara umum, sensor bekerja dengan atau mengendalikan sistem. Contoh sensor adalah sensor suhu,
mengubah sinyal fisik menjadi sinyal listrik yang dapat sensor cahaya, dan sensor gerakan[4].
diproses oleh sistem elektronik. Setelah sensor mengubah
sinyal fisik menjadi sinyal listrik, sinyal tersebut kemudian
Laporan Praktikum Instrumentasi_Sensor (I1)_5001211080 2

Tabel 1.
Data hasil pengukuran pada sensor LDR dengan 𝑅1 = 10 𝐾Ω dan 𝑉𝑖𝑛 = 5 𝑉
Variasi Iluminasi 𝑽𝒐𝒖𝒕 (𝑽)
1 60 4,024
2 145,4 1,28
3 184,6 1,056
4 366,4 0,712
5 444,8 0,636

dikonsultasikan data yang didapat kepada asisten laboratorium.


C. Skema Rangkaian
Untuk skema rangkaian yang digunakan pada praktikum ini
dapat diamati pada gambar 1.
D. Flowchart
Adapun flowchart langkah kerja praktikum ini dapat diamati
Gambar. 1. Rangkaian sensor suhu (sisi kiri) dan rangkaian sensor cahaya (sisi
kanan) yang digunakan pada praktikum ini. pada flowchart 1 dan 2 di bagian lampiran.
E. Grafik
Untuk grafik hasil analisa data dapat diamati pada gambar 3
dan 4.
II. METODOLOGI PENELITIAN F. Persamaan
Untuk melakukan perhitungan terhadap data yang telah
A. Alat dan Bahan
didapat, digunakan persamaan berikut.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini
diantaranya satu buah thermistor berfungsi untuk mengukur 𝑉𝑜𝑢𝑡
suhu, satu buah LDR untuk mengukur intensitas cahaya, 𝑅2 = 𝑅1
𝑉𝑖𝑛 − 𝑉𝑜𝑢𝑡
resistor secukupnya untuk menghambat tegangan listrik, satu
buah pemanas air untuk memanaskan air, satu buah termometer
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengukur suhu, satu ponsel dengan aplikasi lux meter
untuk mengukur intensitas cahaya, satu buah multimeter untuk A. Analisa Data
mengukur tegangan, resistansi, dan arus, serta senter sebagai
Setelah praktikum dilakukan, didapatkan hasil pengukuran
sumber cahaya.
data sebagai yang ditunjukkan tabel 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
B. Langkah Kerja
B. Perhitungan
Adapun langkah kerja dari praktikum ini terbagi menjadi dua
Setelah data diolah dan dianalisa, langkah selanjutnya adalah
bagian, yaitu pada rangkaian sensor cahaya dan rangkaian
dihitung R LDR dan thermistor pada setiap variasi dan
sensor suhu. Pada rangkaian sensor cahaya, pertama,
rangkaian. Berikut merupakan contoh perhitungan R LDR
disambungkan rangkaian pada sumber tegangan 5 Volt. Kedua,
menggunakan data pertama pada tabel 1.
dinyalakan lampu/sumber cahaya dengan jarak tertentu. Ketiga,
Dik = Vin = 5 Volt
dipastikan LDR dan luxmeter terkena jumlah cahaya yang sama
Vout = 4,024
dan posisi berdekatan. Keempat, diukur dan dicatat iluminasi
R1 = 10 KOhm
yang diterima luxmeter. Kelima, diukur dan dicatat beda
Dit = R LDR =?
potensial pada keluaran rangkaian dengan ground
Rumus =
menggunakan multimeter. Keenam, dilakukan 5 variasi 𝑉𝑜𝑢𝑡
iluminasi cahaya dengan menjauhkan lampu/sumber cahaya, 𝑅2 = 𝑅1
𝑉𝑖𝑛 − 𝑉𝑜𝑢𝑡
dimulai dari illuminasi terkecil hingga terbesar. Ketujuh, 4,024
dikonsultasikan data yang didapat kepada asisten laboratorium. 𝑅2 = 10 𝐾𝑂ℎ𝑚
5 − 4,024
Untuk rangkaian sensor suhu, pertama, disambungkan 𝑅2 = 41,230
rangkaian pada sumber tegangan 5 Volt. Kedua, diisi pemanas Rumus perhitungan ini akan diterapkan pada setiap data dan
air secukupnya dan nyalakan hingga air mendidih. Ketiga, variasi pada tabel 2 dan 3.
dimatikan pemanas air lalu diaduk air sehingga suhu air merata
pada setiap bagiannya. Keempat, dipastikan thermistor dan C. Pembahasan
termometer posisinya berdekatan. Kelima, diukur dan dicatat Telah dilakukan praktikum kode I1 yang berjudul Sensor
nilai suhu pada termometer. Keenam, diukur dan dicatat beda yang bertujuan untuk memahami mekanisme kerja sensor
potensial pada keluaran rangkaian dengan ground dalam membaca suatu variabel fisis, mengetahui keluaran dari
menggunakan termometer. Ketujuh, dilakukan langkah- sensor terkait, dan menganalisis grafik hubungan perubahan
langkah sebelumnya pada variasi 80, 70, 60, 50, 40. Kedelapan, besaran listrik terhadap variabel fisis terkait. Praktikum ini
Laporan Praktikum Instrumentasi_Sensor (I1)_5001211080 3

Tabel 3. Tabel 2.
Data hasil pengukuran pada thermistor dengan 𝑅1 = 10 𝐾Ω dan 𝑉𝑖𝑛 = 5 𝑉 Data hasil pengukuran pada thermistor dengan 𝑅1 = 10 𝐾Ω dan 𝑉𝑖𝑛 = 5 𝑉
saat terjadi penurunan suhu saat terjadi kenaikan suhu
Variasi Suhu (℃) 𝑽𝒐𝒖𝒕 (𝑽) Variasi Suhu (℃) 𝑽𝒐𝒖𝒕 (𝑽)
1 40 1,64 1 40 1,2
2 50 1,25 2 50 1,03
3 60 0,99 3 60 0,7
4 70 0,88 4 70 0,57
5 80 0,55 5 80 0,41

menggunakan beberapa alat dan bahan seperti satu buah sensor sesuai, dapat ditemukan hubungan fungsional antara suhu dan
LDR, satu buah thermistor, resistor secukupnya, pemanas air, tegangan pada rangkaian thermistor. Dalam kesimpulannya,
termometer, ponsel dengan aplikasi lux meter, multimeter, dan hubungan antara temperatur, resistansi, dan tegangan pada
rangkaian thermistor tidak linier. Namun, hubungan antara
sumber cahaya atau senter. Pada praktikum ini akan diamati resistansi dan tegangan pada rangkaian thermistor bersifat
tiga tipe rangkaian, yaitu rangkaian sensor LDR, thermistor saat linier, sesuai dengan hukum Ohm.
kenaikan suhu, dan thermistor saat penurunan suhu. Dalam rangkaian LDR dan thermistor, nilai resistansi
Rangkaian LDR (Light Dependent Resistor) terdiri dari komponen akan berubah seiring dengan perubahan intensitas
sebuah resistor variabel yang nilai resistansinya berubah cahaya pada LDR atau suhu pada thermistor. Namun,
tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Hubungan perubahan nilai resistansi ini tidak selalu linear dan dapat
antara intensitas cahaya dan tegangan pada rangkaian LDR bervariasi dari satu komponen ke komponen lainnya. Oleh
bersifat terbalik proporsional, yaitu semakin besar intensitas karena itu, kalibrator diperlukan untuk mengkalibrasi atau
cahaya yang diterima, maka resistansi LDR akan semakin kecil
sehingga tegangan yang jatuh pada LDR akan semakin kecil. memetakan hubungan antara perubahan nilai resistansi dan
Sebaliknya, semakin kecil intensitas cahaya yang diterima, perubahan suhu atau intensitas cahaya. Dengan menggunakan
maka resistansi LDR akan semakin besar sehingga tegangan kalibrator, kita dapat mengetahui karakteristik hubungan antara
yang jatuh pada LDR akan semakin besar. Hubungan antara perubahan suhu atau intensitas cahaya dan perubahan resistansi
intensitas cahaya dan resistansi pada rangkaian LDR bersifat pada komponen LDR atau thermistor secara akurat. Dengan
linier dalam rentang tertentu. Namun, pada rentang intensitas demikian, kita dapat mengukur suhu atau intensitas cahaya
cahaya yang sangat kecil atau sangat besar, hubungan tersebut dengan lebih akurat dan konsisten. Kalibrator dapat digunakan
mungkin tidak lagi linier. Selain itu, hubungan antara resistansi untuk menghasilkan sinyal referensi yang diketahui dengan
dan tegangan pada rangkaian LDR adalah linier, sesuai dengan pasti, dan kemudian komponen LDR atau thermistor dapat diuji
hukum Ohm. Resistansi pada sensor cahaya LDR berubah-ubah untuk melihat bagaimana mereka merespons terhadap sinyal
sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Pada intensitas tersebut. Data yang dihasilkan kemudian dapat digunakan
cahaya lebih tinggi, resistansi akan menurun. Begitu juga untuk membuat kurva kalibrasi yang digunakan untuk
sebaliknya. Pada intensitas cahaya lebih rendah, resistansi pada mengukur suhu atau intensitas cahaya yang diinginkan. Dengan
sensor cahaya LDR akan meningkat. Hal ini terjadi karena jika menggunakan kalibrator, kita dapat meminimalkan kesalahan
energi foton yang mengenai sensor cahaya LDR bernilai cukup pengukuran yang disebabkan oleh ketidakteraturan dan
tinggi, elektron pada pita konduksi sensor cahaya LDR akan variabilitas karakteristik dari komponen LDR atau thermistor.
berpindah dan menyebabkan berkurangnya resistansi sensor Sehingga, kalibrator memainkan peran penting dalam
cahaya LDR. memastikan akurasi dan konsistensi pengukuran suhu atau
Rangkaian thermistor adalah rangkaian elektronik yang intensitas cahaya pada rangkaian LDR atau thermistor.
menggunakan komponen thermistor, yaitu sebuah resistor yang
nilai resistansinya berubah seiring dengan perubahan suhu yang
IV. KESIMPULAN
diterimanya. Resistansi pada thermistor akan berubah seiring
dengan perubahan suhu yang diterimanya. Secara umum, Berikut merupakan hasil kesimpulan yang didapat setelah
thermistor memiliki karakteristik negatif temperatur coefficient melakukan observasi penuh terhadap praktikum, yaitu:
(NTC), yang berarti semakin meningkatnya suhu maka nilai 1) Sensor menerima sinyal input berupa variabel fisis
resistansinya akan semakin menurun. Karakteristik ini yang ingin diukur. Sinyal input tersebut diterjemahkan
membuat thermistor sering digunakan sebagai sensor suhu. menjadi sinyal listrik atau sinyal energi lain yang
Hubungan antara temperatur dan resistansi pada rangkaian dapat diproses oleh sensor. Sinyal tersebut diubah
thermistor tidak linier, namun memiliki hubungan eksponensial menjadi keluaran yang sesuai dengan variabel fisis
yang kompleks. Tegangan yang jatuh pada thermistor akan yang diukur, seperti tegangan, arus, atau frekuensi.
berubah seiring dengan perubahan resistansinya. Hubungan Keluaran tersebut kemudian diproses oleh sistem
antara resistansi dan tegangan pada rangkaian thermistor kontrol atau mikrokontroler untuk memberikan
bersifat linier, sesuai dengan hukum Ohm. Karena hubungan informasi atau pengaturan yang sesuai.
antara suhu dan resistansi pada rangkaian thermistor tidak 2) LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis sensor
linier, maka hubungan antara suhu dan tegangan juga tidak cahaya yang mengubah intensitas cahaya yang
linier. Namun, dengan menggunakan kurva kalibrasi yang diterimanya menjadi sinyal listrik. Ketika terkena
cahaya, nilai resistansi LDR akan menurun sehingga
Laporan Praktikum Instrumentasi_Sensor (I1)_5001211080 4

menghasilkan sinyal listrik yang lebih besar,


LDR
sedangkan ketika minim cahaya, nilai resistansi LDR
akan meningkat sehingga menghasilkan sinyal listrik 45
yang lebih kecil. Keluaran sensor thermistor adalah 40
nilai resistansi yang berubah sesuai dengan perubahan 35
suhu. Semakin tinggi suhu, semakin rendah nilai 30

Resistansi
resistansi, dan sebaliknya. Namun, nilai resistansi saja 25
belum memberikan informasi yang cukup jelas 20
tentang suhu sebenarnya. Oleh karena itu, nilai 15
resistansi tersebut biasanya dikonversi ke dalam 10
bentuk sinyal listrik yang lebih mudah diproses oleh 5
perangkat elektronik. Salah satu cara untuk mengubah 0
nilai resistansi LDR menjadi sinyal listrik adalah 0 100 200 300 400 500
dengan menggunakan pembagi tegangan (voltage Iluminasi
divider). Pembagi tegangan terdiri dari dua resistor Gambar. 3. Grafik Pada Sensor LDR
yang dihubungkan secara seri, dan LDR dihubungkan
pada titik tengah antara kedua resistor tersebut.
Thermistor Kenaikan Suhu
3) Grafik hubungan perubahan besaran listrik sensor
LDR terhadap resistansi biasanya menunjukkan 3.5
hubungan yang terbalik antara resistansi dan intensitas 3
cahaya yang diterima oleh LDR. Semakin banyak
cahaya yang diterima oleh LDR, nilai resistansinya 2.5

Resistansi
akan semakin rendah, dan sebaliknya semakin sedikit 2
cahaya yang diterima, nilai resistansinya akan semakin 1.5
tinggi. Grafik hubungan perubahan besaran listrik
thermistor terhadap resistansi biasanya menunjukkan 1
hubungan yang terbalik antara resistansi dan suhu 0.5
lingkungan tempat thermistor ditempatkan. Semakin
0
tinggi suhu lingkungan, nilai resistansinya akan 20 40 60 80 100
semakin rendah, dan sebaliknya semakin rendah suhu
Suhu
lingkungan, nilai resistansinya akan semakin tinggi.
Gambar. 4. Grafik Thermistor NTC pada Kenaikan Suhu
Tabel 5.
LAMPIRAN Data hasil perhitungan pada thermistor dengan 𝑅1 = 10 𝐾Ω dan 𝑉𝑖𝑛 = 5 𝑉
saat terjadi kenaikan suhu
Variasi Suhu (℃) 𝑽𝒐𝒖𝒕 (𝑽) 𝑅𝑁𝑇𝐶 (𝐾Ω)
Tabel 4. 1 40 1,2 3,158
Data hasil perhitungan pada sensor LDR dengan 𝑅1 = 10 𝐾Ω dan 𝑉𝑖𝑛 = 5 𝑉 2 50 1,03 2,594
Variasi Iluminasi 𝑽𝒐𝒖𝒕 (𝑽) 𝑅𝐿𝐷𝑅 (𝐾Ω) 3 60 0,7 1,628
1 60 4,024 41,23 4 70 0,57 1,287
2 145,4 1,28 3,441 5 80 0,41 0,893
3 184,6 1,056 2,677
4 366,4 0,712 1,66
5 444,8 0,636 1,457

Tabel 6.
Data hasil perhitungan pada thermistor dengan 𝑅1 = 10 𝐾Ω dan 𝑉𝑖𝑛 = 5 𝑉
saat terjadi penurunan suhu
Variasi Suhu (℃) 𝑽𝒐𝒖𝒕 (𝑽) 𝑅𝑁𝑇𝐶 (𝐾Ω)
1 40 1,64 4,881
2 50 1,25 3,333
3 60 0,99 2,469
4 70 0,88 2,136
5 80 0,55 1,236
Laporan Praktikum Instrumentasi_Sensor (I1)_5001211080 5

Flowchart. 1. Langkah kerja pada rangkaian sensor suhu. Flowchart. 2. Langkah kerja pada rangkaian sensor cahaya.
Laporan Praktikum Instrumentasi_Sensor (I1)_5001211080 6

UCAPAN TERIMA KASIH


Dalam penulisan laporan praktikum ini, penulis R. A.
mengucapkan terima kasih kepada Tuhan YME karena-Nya
laporan praktikum ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Kemudian kepada Bapak Bachtera Indarto selaku Dosen
Instrumentasi B dan Mba Salsabila Rahmah selaku Asisten
Laboratorium pada Praktikum Instrumentasi ini yang telah
membantu dan memfasilitasi serta membimbing selama
pelaksanaan praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Frank D. Petruzella, “Elektronik Industri”, Penerbit ANDI, Yogyakarta,
2001.
[2] Gene E. Tobey, Jerald G. Graeme, Lawrence P. Huelsman. Operational
Amplifiers: Design and Applications. New York: McGraw Hill Book
Company, 1997.
[3] Alan V.Oppenheim, Alan S. Willsky, S. Hamid Nawab. “Signals &
Systems, Second Edition. United States: Prentice-Hall International,
1996.
[4] Varetsky, Hanzelka, “Capasitor Bank Impact on Harmonic Filter
Operation in Power Supply System”, 10th International Conference
Electrical Power Quality and Utilisation, 2009.

Anda mungkin juga menyukai