Prelab 1
Prelab 1
NRP : 5001211080
Judul : Sensor (I1)
Kelompok : Instrumentasi - 8
Aslab : Salsabila Rahmah
1. Sensor bekerja dengan cara mengubah besaran fisik menjadi sinyal listrik yang
dapat diukur. Sensor terdiri dari dua elemen utama, yaitu elemen sensor dan
elemen pengubah sinyal. Elemen sensor merupakan bagian sensor yang
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan mengonversi besaran fisik menjadi
sinyal listrik. Sedangkan elemen pengubah sinyal adalah bagian sensor yang
mengubah sinyal listrik menjadi sinyal yang dapat dibaca oleh sistem
instrumentasi.
Transduser merupakan alat untuk mengubah satu jenis besaran fisik menjadi jenis
besaran fisik lainnya. Contohnya adalah transduser tekanan yang mengubah
tekanan menjadi sinyal listrik, dan transduser arus yang mengubah arus listrik
menjadi besaran fisik seperti tekanan atau suhu.
Perbedaan utama antara sensor dan transduser terletak pada jenis besaran fisik
yang diubah. Sensor mengubah besaran fisik menjadi sinyal listrik, sedangkan
transduser mengubah satu jenis besaran fisik menjadi jenis besaran fisik lainnya.
Selain itu, sensor umumnya lebih sederhana daripada transduser dan biasanya
hanya memiliki satu jenis keluaran sinyal. Sedangkan transduser dapat memiliki
beberapa jenis keluaran sinyal tergantung pada jenis besaran fisik yang diubah.
2. LDR (Light Dependent Resistor) atau disebut juga sebagai fotoregistor adalah
jenis sensor yang dapat mengubah perubahan intensitas cahaya menjadi
perubahan resistansi listrik. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima oleh
LDR, maka semakin rendah resistansinya.
Thermistor adalah jenis sensor yang dapat mengukur perubahan suhu menjadi
perubahan resistansi listrik. Thermistor terbuat dari bahan semikonduktor yang
sensitif terhadap suhu dan memiliki koefisien suhu negatif atau positif, tergantung
pada jenis thermistor yang digunakan.
3. LDR (Light Dependent Resistor) adalah komponen elektronik yang peka terhadap
intensitas cahaya atau perubahan intensitas cahaya di sekitarnya. Cara kerja LDR
berdasarkan prinsip bahwa konduktivitas atau daya hantar listrik dari bahan
semikonduktor yang digunakan dalam LDR akan berubah seiring dengan
perubahan intensitas cahaya yang diterimanya.
Ketika LDR ditempatkan di lingkungan yang terpapar cahaya, elektron-elektron
di dalam bahan semikonduktor akan menyerap foton-foton cahaya dan terlepas
dari ikatan dengan atom-atom di dalam bahan semikonduktor tersebut. Hal ini
akan meningkatkan jumlah muatan listrik yang tersedia untuk menghantarkan
listrik, sehingga konduktivitas LDR akan meningkat.
Sebaliknya, ketika LDR ditempatkan di lingkungan yang kurang terpapar cahaya
atau dalam kondisi gelap, muatan listrik yang tersedia untuk menghantarkan
listrik akan berkurang, sehingga konduktivitas LDR akan menurun. Perubahan
konduktivitas inilah yang digunakan sebagai indikator adanya perubahan
intensitas cahaya yang terdeteksi oleh LDR.
Untuk mengukur perubahan konduktivitas LDR yang terjadi akibat perubahan
intensitas cahaya, LDR biasanya dihubungkan ke sebuah rangkaian elektronik
yang dapat mengukur nilai resistansi LDR. Kemudian, nilai resistansi LDR ini
dapat dikonversi menjadi nilai tegangan atau arus yang dapat diolah lebih lanjut
oleh sistem kontrol atau perangkat elektronik lainnya.
4. Thermistor adalah jenis sensor suhu yang dapat digunakan untuk mendeteksi
perubahan suhu dengan memanfaatkan sifat perubahan resistansi dari material
semikonduktor yang digunakan dalam thermistor tersebut.
Thermistor terbuat dari material semikonduktor seperti oksida logam atau silikon,
yang memiliki karakteristik resistansi yang sangat sensitif terhadap perubahan
suhu. Pada umumnya, terdapat dua jenis thermistor, yaitu NTC (Negative
Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient).
Pada NTC thermistor, resistansi semikonduktor akan menurun seiring dengan
peningkatan suhu, sementara pada PTC thermistor, resistansi semikonduktor akan
meningkat seiring dengan peningkatan suhu. Cara kerja thermistor dalam
mendeteksi perubahan suhu adalah sebagai berikut:
Pada suhu awal atau referensi, thermistor akan memiliki resistansi tertentu yang
sudah diketahui. Ketika suhu sekitar thermistor mengalami perubahan, resistansi
semikonduktor pada thermistor akan berubah seiring dengan perubahan suhu.
Perubahan resistansi pada thermistor akan menyebabkan perubahan pada arus
listrik yang mengalir melalui thermistor. Dengan menggunakan hukum Ohm,
perubahan arus listrik yang mengalir pada thermistor dapat diukur dan dikonversi
menjadi perubahan tegangan. Tegangan tersebut kemudian dapat diolah lebih
lanjut oleh rangkaian elektronik atau sistem kontrol untuk menghasilkan nilai
suhu yang akurat.