Anda di halaman 1dari 61

PETA ADMINISTRASI KAB.

BARRU
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita
panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wata’ala karena atas
limpahan rahmat dan karunia-
Nya, kami telah selesai
menyusun Buku Profil Daerah
Kabupaten Barru Tahun 2017.
Publikasi Buku Profil
Kabupaten Barru Tahun 2017
merupakan bagian okjndari
upaya Badan perencanaan
Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Barru
dalam rangka menyampaikan
capaian kinerja dan program-
program pembangunan. Data
dan informasi yang disajikan
secara deskriptif merupakan
kompilasi dari berbagai sumber.
Buku Profil Kabupaten Barru Tahun 2017 Menyajikan
informasi mengenai gambaran umum Kabupaten Barru, capaian
pembangunan mulai dari aspek infrastruktur dasar, potensi
daerah, pertumbuhan ekonomi serta bagaimana tahapan
perencanaan pembangunan sampai dengan pelaksanaannya.
Meskipun telah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, kami
menyadari bahwa informasi yang disajikan belum dapat mewakili
informasi yang dibutuhkan. Namun diharapkan, dengan terbitnya
buku ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi masukan
dalam proses penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Barru.

Barru, Desember 2017


Kepala BAPPEDA Kabupaten Barru

Ir. H. NAHRUDDIN
Pangkat. Pembina Utama Muda
NIP. 19580502 199003 1 006
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BARRU ...................... i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................. 1
B. Tujuan Dan Sasaran ..................................... 2
C. Manfaat ......................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH ......................... 3
A. Karakteristik Fisik ....................................... 3
B. Pemerintahan .................................................. 14
C. Penduduk ........................................................ 15
BAB III FASILITAS UMUM DAN SOSIAL ........................ 17
A. Sarana Pendidikan .......................................... 17
B. Sarana Kesehatan ......................................... 19
C. Transportasi .................................................. 21
BAB IV POTENSI DAERAH ............................................ 23
A. Pertanian, Holtikultura dan Perkebunan ........ 23
B. Kelautan dan Perikanan ................................. 28
D. Peternakan ................................................... 32
E. Pertambangan dan Energi .............................. 35
F. Perdagangan ............................................... 36
BAB V PERTUMBUHAN EKONOMI ............................... 38
A. PDRB Kabupaten Barru ................................ 38
B. PDRB PerKapita Kabupaten Barru ................. 46
BAB VI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ........ 48
A. Siklus Perencanaan dan Penganggaran ............ 48
B. Prioritas Pembangunan .................................. 49
C. Capaian Kinerja pembangunan ...................... 50

BAB VII PENUTUP ......................................................... 56


BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyediaan data dan informasi oleh pemerintah merupakan
upaya yang ditempuh untuk mewujudkan akuntabilitas publik
serta membangun citra pemerintah yang bersih, berwibawa dan
bertanggung jawab. Untuk menindaklanjuti diberlakukannya
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Undang-undang
Nomor 33 Tahun 2004, maka dalam pelaksanaan otonomi daerah
yang harus nyata dan bertanggung jawab, baik dalam urusan
pemerintahan maupun dalam pengelolaan pembangunan
termasuk didalamnya upaya menggali sumber-sumber
pembiayaan sendiri, maka diperlukan langkah-langkah yang
komprehensif untuk merestrukturisasi pemerintahan dan pola
pembangunan. Dalam konteks pembangunan Kabupaten Barru,
penyusunan Profil Daerah dapat menjadi suatu entry point penting
dalam rangka perencanaan dan pemanfaatan pembangunan
Kabupaten Barru secara terpadu.
Melalui penyusunan Profil Daerah diharapkan dapat menjadi
sarana teknis dalam pelaksanaan program pembangunan antara
lain untuk menilai gambaran fisik dan sifat-sifatnya serta untuk
untuk menilai tingkat pemanfaatan lahan, sumber daya alam dan
masalah lingkungan. Selain itu juga dapat digunakan untuk
menilai gambaran potensi alam, manusia dan hasil kegiatannya.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 2

B. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penyusunan Profil Daerah Kabupaten Barru Tahun
2017 adalah untuk menyajikan informasi mengenai keberadaan
Kabupaten Barru dalam rangka meningkatkan pembangunan
daerah, serta tersedianya data dari sumber-sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan yang dipresentasikan dalam bentuk media
informasi yang efektif, proporsional dan akuntabel sebagai dasar
penyusunan program pembangunan di Kabupaten Barru. Media
informasi berupa profil daerah ini diharapkan dapat mendukung
perumusan kebijakan pembangunan Kabupaten Barru.

C. Manfaat
Manfaat dilaksanakannya penyusunan Profil Daerah
Kabupaten Barru Tahun 2017 ini adalah:
1. Sebagai media untuk mengetahui potensi yang dapat
dijadikan sumber informasi dalam membuat perencanaan
dan prospek pengembangan Kabupaten Barru ke depan;
2. Tersedianya data-data yang valid yang dapat diakses oleh
semua pihak;
3. Memudahkan dalam menetapkan kebijakan strategis yang
bermanfaat bagi masyarakat.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 3

BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH
A. Karakteristik Fisik
a) Kondisi Geografis Dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Barru adalah salah satu Kabupaten yang terletak
di pesisir pantai Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan panjang
garis pantainya 78 km. Secara geografis terletak diantara
koordinat 4º0.5’35” - 4º47’35” Lintang Selatan dan 119º35’00” -
119º49’16” Bujur Timur dengan luas wilayah 1.174,72 km²
(117.472 Ha) dan berada ± 102 km disebelah utara Kota Makassar
Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yang dapat ditempuh melalui
perjalanan darat ± 2,5 jam. Kabupaten Barru berada di antara
Kota Makassar dan Kota Pare-pare dan merupakan jalur
perlintasan trans sulawesi.
Kabupaten Barru secara administratif terbagi atas 7
Kecamatan yaitu Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan Tanete
Rilau, Kecamatan Barru (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Soppeng
Riaja, Kecamatan Mallusetasi, Kecamatan Pujananting dan
Kecamatan Balusu dan terdiri dari 15 Kelurahan dan 40 Desa
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara dengan Kota Pare-Pare dan Kabupaten Sidrap
 Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten
Bone
 Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 4

 Sebelah Barat dengan Selat Makassar.


Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan
merupakan daerah lintas provinsi yang terletak antara Kota
Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara administratif kecamatan
yang ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten
Barru
LUAS
No KECAMATAN DESA/KELURAHAN %
Km2
1 TANETE RIAJA 7 174,29 14,84
2 TANETE RILAU 10 79,17 6,74
3 BARRU 10 199,32 16,97
4 SOPPENG RIAJA 7 78,90 6,71
5 MALLUSETASI 8 216,58 18,44
6 PUJANANTING 7 314,26 26,75
7 BALUSU 6 112,20 9,55
TOTAL 55 1.174,72 100%

b) Topografi
Kabupaten Barru secara topografis mempunyai wilayah yang
bervariasi terdiri atas daerah laut, dataran rendah, dan daerah
pegunungan dengan ketinggian antara 300 – 1.700 meter diatas
permukaan laut (mdpl). Sedangkan bagian barat daerah Barru
topografi wilayah dengan ketinggian 0 – 300 mdpl berhadapan
dengan Selat Makassar. Adapun keadaan wilayah berdasarkan
kelerengan dapat disajikan pada tabel berikut.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 5

Tabel 2.2
Keadaan Wilayah berdasarkan Kelerengan Kabupaten Barru
Lereng Kriteria Luas (Ha) Persentase (%)
0–2 Datar 26596 22,64
2 - 25 Landai 7043 5,49
25 – 40 Kemiringan 33346 28,31
<40 Terjal 50587 43,06

Berdasarkan Kemiringan lereng tersebut di atas menjadi


dasar dalam pengalokasian berbagai fasilitas, pengembangan
wilayah dan pengendalian pertumbuhan wilayah. Adapun Keadaan
wilayah Kabupaten Barru berdasarkan ketinggian dari permukaan
laut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3
Keadaan wilayah berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut
Luas Berdasarkan Ketinggian Tempat (Ha)
No Kecamatan 25-100 100- 500- ≥1.000 Total
0-25 m
m 500 m 1.000m m
1 Tanete Riaja 1.132 4.547 6.082 5.153 515 17.429

2 Tanete Rilau 3.830 2.113 1.974 - - 7.917

3 Barru 3.454 5.113 9.363 1.806 196 19.932

4 Soppeng Riaja 3.137 1.171 2.771 811 - 7.890

5 Mallusetasi 2.583 2.400 11.100 5.575 - 21.658

6 Pujananting - 275 21.723 8.368 1.060 31.426

7 Balusu 3.411 1.428 5.003 1.307 71 11.220


Total 17.547 17.047 58.016 23.020 1.842 117.472

Dari tabel diatas terlihat bahwa Kabupaten Barru


berdasarkan ketinggian dari permukaan laut didominasi oleh
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 6

lahan yang berada pada ketinggian 100-500 meter yakni seluas


58.016 Ha (49,39 %), ketinggian 500-1.000 meter seluas 23.020
Ha (19,60 %), ketinggian 0-25 meter seluas 17.547 Ha (14,94%),
ketinggian 25-100 meter seluas 17.047 Ha (14,51%) dan
ketinggian diatas 1.000 meter seluas 1.842 Ha (1,57%)

c) Hidrologi
Air merupakan sumberdaya alam untuk memenuhi hayat
hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya. Potensi sumber
air di Kabupaten Barru yang dapat dimanfaatkan untuk
kehidupan adalah air hujan, air permukaan dan aliran sungai
atau limpasan. Sungai merupakan sumber air terbesar di
Kabupaten Barru. Sungai-sungai yang ada selain airnya
dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, industri, rumah tangga
juga sungai-sungai yang ada berpotensi untuk pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) dan untuk budidaya perikanan.
Di Kabupaten Barru menurut data Dinas PU Kab. Barru
terdapat 17 (Tujuh Belas) sungai yang tersebar di 7 (tujuh)
kecamatan. Daerah Aliran sungai (DAS) adalah merupakan salah
satu parameter dari kondisi kesehatan ekosistem Daerah Aliran
Sungai (DAS). Debit aliran sungai dengan fluktuasi yang tidak
ekstrim merupakan indikator bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS)
tersebut cukup baik. Pada kondisi ini tidak akan terjadi banjir dan
juga tidak akan terjadi kekeringan pada musim kemarau. Oleh
karena itu, dalam rangka pemantauan kualitas lingkungan
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 7

ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) maka diperlukan data debit


sungai bulanan rata-rata yang diperoleh dari pengamatan yang
cukup lama, untuk menjadi dasar/acuan dalam menetapkan
kesehatan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS).
Tabel 2.4
Nama DAS dan Sungai di Kabupaten Barru

No DAS No SUNGAI

1 Matajang 1 Bungi
2 Lipukasi
2 Lipukasi 3 Jalanru
4 Pettung
5 Jampue
3 Binangae
6 Palakka
7 Takkalasi
4 Lakepo
8 Dangengnge
9 Lampoko
10 Kadingnge
11 Kammiri
12 Buaja
5 Lampoko
13 Ajakkang
14 Kiru-kiru
15 Ceppaga
16 Manuba
17 Nepo
6 Jampue
18 Jampue

Selain sungai, juga terdapat beberapa embung di Kabupaten


Barru, yaitu embung labottoa dan embung galung. Embung
tersebut terdapat di Kecamatan Barru. Luas embung secara
keseluruhan terbilang kecil sekitar +1,5 Ha.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 8

d) Penggunaan Lahan
Rencana pola ruang wilayah merupakan rencana terhadap
karakteristik, dan kecenderungan pola pemanfaatan ruang
wilayah. Rencana pola ruang meliputi alokasi pemanfaatan ruang,
kawasan lindung, kawasan budidaya, serta kawasan perkotaan
dan pedesaan.
Tabel 2.5
Penggunaan Lahan Kabupaten Barru

No Tutupan Lahan Luas (Ha)

1 Hutan Primer 68,7888


2 Hutan Sekunder 36.694,9155
3 Hutan Mangrove Primer 83,3189
4 Hutan Tanaman 136,7679
5 Semak Belukar 27.809,4807
6 Permukiman 889,1093
7 Tanah Terbuka 470,1810
8 Savana / Padang Rumput 3.264,7939
9 Tubuh Air 318,9525
10 Hutan Mangrove Sekunder 6,5358
11 Pertanian Lahan Kering 4.840,8994
12 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 24.231,6461
13 Sawah 17.765,6097
14 Tambak 1.980,1565
Jumlah 118.561,1559

Kawasan budidaya dapat diartikan sebagai wilayah yang


dapat dibudidayakan dan difungsikan untuk kepentingan
pembangunan dalam bentuk kegiatan usaha berbagai sektor atau
sub sektor pembangunan yang terkait. Penetapan kawasan
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 9

budidaya dapat dikelompokkan ke dalam dua kriteria, yaitu


kriteria sektoral dan kriteria ruang. Kriteria teknis sektoral
kawasan budidaya adalah suatu kegiatan dalam kawasan yang
memenuhi ketentuan-ketentuan teknis seperti daya dukung,
kesesuaian lahan, bebas bencana, dan lain-lain. Sedangkan
kriteria ruang kawasan budidaya menentukan pemanfaatan ruang
kegiatan budidaya yang menghasilkan nilai sinergi terbesar untuk
kesejahteraan masyarakat dan tidak bertentangan dengan
kelestarian lingkungan.
Tabel 2.6
Luas Arahan Kawasan Budidaya Kabupaten Barru
No Kawasan Budidaya Luas (Ha) %
1 Hutan Produksi 17.290,03 14,52
2 Hutan rakyat 5.923,35 4,97
Kawasan Budidaya Perikanan 2.682,69 2,25
3
Tambak 2.682,69 2,25
Kawasan Budidaya Perkebunan 14.046,91 11,79
4
Perkebunan 14.046,91 11,79
Kawasan Budidaya Pertanian 19.880,78 16,69
Pertanian lahan basah 14.322,14 12,02
5
Pertanian lahan kering 1.785,70 1,50
Holtikultura 3.772,94 3,17
Kawasan Budidaya Peternakan 2.290,54 1,92
6
Peternakan Besar 2.290,54 1,92
Kawasan Permukiman 3.771,64 3,17
7
Permukiman 3.771,64 3,17
Kawasan Pertambangan 1.490,56 1,25
8
Pertambangan 1.490,56 1,25
Total Kawasan Budidaya 67.376,50 56,57
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 10

Adapun Kawasan lindung di Kabupaten Barru terdiri dari


kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di
bawahnya (kawasan hutan lindung), kawasan perlindungan
setempat (sempadan sungai dan sempadan pantai), kawasan
hutan bakau, kawasan rawan bencana alam (kawasan rawan
pergerakan tanah). Keberadaan dan terpeliharanya kawasan
lindung di Kabupaten Barru dianggap sangat urgen. Pada wilayah
dengan curah hujan yang tinggi, kawasan lindung menjadi
penyangga bencana banjir, longsor dan erosi. Hutan lindung
menjaga kelestarian sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten
Barru untuk mendukung dan melindungi kawasan budidaya
potensial yang ada di bawahnya dan untuk menjaga kelestarian
ragam hayati.
Secara keseluruhan Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten
Barru seluas 51.266 hektar atau sama dengan 43,14% dari total
luas wilayahnya. Untuk luas kawasan hutan lindung menurut
kecamatan yang paling besar adalah kecamatan Pujananting
sebesar 37,84%.

e) Wilayah Rawan Bencana


Letak geografis dan kondisi geologis yang bervariasi dapat
menyebabkan Kabupaten Barru menjadi salah satu daerah di
Sulawesi Selatan rawan bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, badai, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan angin
kencang.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 11

Wilayah rawan bencana merupakan kawasan yang sering dan


berpotensi tinggi terhadap terjadinya bencana alam. Pada wilayah
Kabupaten Barru terdapat wilayah rawan bencana alam yang
terdiri dari kawasan rawan bencana alam longsor, banjir,
kebakaran hutan dan kawasan rawan ombak besar. Adapun
wilayah di Kabupaten Barru yang merupakan wilayah rawan
bencana terdiri atas:
1) Gempa Bumi
Sama halnya dengan kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan,
Kabupaten Barru termasuk salah satu wilayah daerah cukup
rawan gempa bumi tektonik. Bencana gempa bumi dalam
lima tahun terakhir tak pernah dirasakan akibatnya,
sehingga tidak menimbulkan kerugian material atau korban
jiwa. Hal ini disebabkan karena gempa bumi yang pernah
terjadi di Sulawesi Selatan hanya terjadi di daerah Mamuju,
Bulukumba, Pinrang dan Majene dan semua pusat gempa
yang terjadi letaknya jauh dari Kabupaten Barru.
2) Banjir
Penyebab utama bencana banjir adalah curah hujan yang
cukup tinggi, penggundulan hutan di hulu sungai,
penyumbatan aliran atau saluran, tidak berfungsinya
tanggul, selokan air yang tidak dapat menampung derasnya/
besarnya debit air pada musim hujan.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 12

3) Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan terjadi pada musim kemarau yaitu antara
bulan April sampai bulan Oktober. Hal ini biasanya terjadi
kurangnya kesadaran masyarakat yang melakukan
pembabatan hutan atau pembukaan lahan oleh masyarakat
serta musim kemarau yang berkepanjangan.
4) Tanah longsor.
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Barru terdiri dari
tanah regosol, mediteran, litosol, aluvial, sebagian tanah
tersebut berpotensi mengalami gerakan-gerakan yang dapat
dikategorikan dalam empat jenis pergerakan yaitu; aliran
tanak dan batu batuan, longsoran atau tanah longsor,
runtuhan atau tanah runtuh, amblesan atau pergeseran
tanah. Sedangkan penyebabnya atau terjadinya gerakan
tanah tersebut antara lain:
a. Topografi wilayah (lereng/ kemiringan)
b. Keadaan tanah, bebatuan, struktur perlapisan dan
lainnya.
c. Kandungan air termasuk curah hujan
d. Vegetasi, flora dan penggunaan lahan.

5) Ombak besar.
Gelombang tinggi yang ditimbulkan karena efek terjadinya
siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat
menimbulkan bencana alam.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 13

Tabel 2.7
Wilayah Rawan Bencana Alam di Kabupaten Barru
Wilayah Rawan
No. Lokasi
Bencana Alam
1. Gempa bumi Dapat terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Barru.
(55 Desa/Kelurahan)
2. Banjir Desa Cilellang Kecamatan Mallusetasi; Desa Batupute,
(18 desa/kelurahan) Desa Lawallu, Kelurahan Mangkoso, Desa Ajakkang di
Kecamatan Soppeng Riaja; Desa Lampoko, Desa Balusu,
Kelurahan Takkalasi, Desa Binuang Kecamatan Balusu;
Kelurahan Mangempang, Kelurahan Sumpang Binangae,
Kelurahan Tuwung, Kelurahan Coppo di Kecamatan
Barru; Desa Lompo Tengah, Kelurahan Lompo Riaja di
Kecamatan Tanete Riaja, Desa Lipukasi, Desa Lalabata,
Kelurahan Tanete Kecamatan Tanete Rilau;
3. Kebakaran Hutan Desa Kupa, Nepo dan Manuba di Kecamatan
(17Desa/Kelurahan) Mallusetasi; Desa Siddo dan Paccekke di Kecamatan
Soppeng Riaja; Desa Kamiri dan Binuang di Kecamatan
Balusu; Desa Palakka, Anabanua, Galung dan Tompo di
Kecamatan Barru; Desa Lalabata Kecamatan Tanete
Rilau, Desa Lempang, Mattirowalie dan Harapan di
Kecamatan Tanete Riaja; Desa Jangan-jangan, Bacu-
bacu dan Pujananting di Kecamatan Pujananting.
4. Tanah longsor (20 Desa Nepo dan Desa Cilellang Kecamatan Mallusetasi;
Desa/Kelurahan) Desa Siddo, Desa Pacekke di Kecamatan Soppeng Riaja;
Desa Kamiri Kecamatan Balusu; Desa Palakka, Desa
galung, Desa Tompo, Desa Anabanua Kecamatan Barru,
Desa Lasitae, Desa Lalabata di Kecamatan Tanete Rilau;
Desa Lempang, Desa Mattirowalie, Desa Harapan
Kecamatan Tanete Riaja; Desa Patappa, Desa Jangan-
jangan, Desa Bacu-bacu, Desa Pujananting, Desa
Gantareng, Desa Bulo-Bulo di Kecamatan Pujananting;
5 Ombak besar (29 Kelurahan Bojo Baru, Desa Bojo, Desa Kupa, Kelurahan
Desa/Kelurahan) Mallawa, Kelurahan Palanro, Desa Cilellang di
Kecamatan Mallusetasi; Desa Batupute, Desa Siddo,
Desa Lawallu, Kelurahan Mangkoso, Kelurahan Kiru-
Kiru, Desa Ajakkang di Kecamatan Soppeng Riaja; Desa
Balusu, Desa Lampoko, Kelurahan Takkalasi, Desa
Madello, Desa Binuang di Kecamatan Balusu; Desa
Siawung, Kelurahan Mengempang, Kelurahan Sumpang
Binangae, Kelurahan Coppo di Kecamatan Barru; Desa
Garessi, Desa Lipukasi, Kelurahan Tanete, Desa
Tellumpanua, Desa Corawalie, Desa Pao-pao, Desa
Pancana, dan Desa Lasitae, di Kecamatan Tanete Rilau.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 14

B. Pemerintahan
Dalam rangka meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah
untuk pemberdayaan masyarakat melalui upaya pelayanan
masyarakat secara lebih efektif, efisien dan berkeadilan,
diperlukan penataan kembali administrasi dan manajemen
pemerintahan yang bertumpu kepada nilai-nilai dan paradigma
baru. Kabupaten Barru memiliki wilayah administrasi yang dibagi
ke dalam 7 Kecamatan, 40 desa dan 15 kelurahan.
Tabel 2.8
Statistik Pemerintahan Kabupaten Barru
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Wilayah Administrasi
Kecamatan 7 7 7 7 7
Desa 40 40 40 40 40
Kelurahan 15 15 15 15 15
Jumlah PNS
Gol I 49 46 55 46 38
Gol II 1524 1319 1337 1091 863
Gol III 1907 1984 2061 2294 2148
Gol IV 1637 1591 1555 1536 1372
Tingkat Pendidikan PNS Kabupaten
SMU & Sederajat 850 823 864 863 791
Diploma 900 833 836 671 594
S1 3057 2975 2983 3119 2758
S2 dan Diatasnya 209 223 231 240 218

Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara,


abdi masyarakat atau pelayan publik, Sedangkan fungsinya
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional,
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 15

jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara,


pemerintahan dan pembangunan. Untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan sumber daya manusia yang memadai.
Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki diharapkan
memunculkan PNS yang kompeten dan memiliki integritas tinggi.
Sebanyak 81,86 persen PNS di lingkup pemda Kabupaten Barru
berpendidikan sarjana, dan 18,14 persen masih berpendidikan
SMA ke bawah.

C. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Barru pada tahun 2016
sebesar 171.906 jiwa, meningkat sebesar 0,40 persen dibanding
tahun 2015 yang berjumlah 171.217 jiwa.
Tabel 2.9
Data Kependudukan Kabupaten Barru
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Penduduk
1 95.058 119.501 124.151 121.398 125.430
Wajib KTP
Jumlah penduduk
2 32.439 100.933 107.946 108.477 116.009
yang memiliki KTP
Jumlah Penduduk
3
Menurut Jenis Kelamin
a. Laki-laki 80.734 81.193 81.705 82.207 82.619
b. Perempuan 87.300 88.109 88.611 89.010 89.287
Jumlah Penduduk
4
Menurut Usia
a. 0-14 Tahun 51.255 48.982 48.648 48.331 47.986
b. 15-64 Tahun 104.778 107.839 109.825 109.877 110.647
c. Di atas 65 Tahun 12.001 12.481 12.744 13.009 13.273
5 Jumlah Rumah Tangga 39.859 40.064 50.521 40.702 40.866
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 16

Dari tabel 2.9 di atas, ditinjau dari jenis kelamin penduduk


Kabupaten Barru yang berjenis kelamin Perempuan lebih banyak
dibandingkan penduduk perempuan, pada tahun 2016 penduduk
Kabupaten Barru memiliki rasio jenis kelamin 92,53. Artinya di
antara 100 penduduk perempuan terdapat 92,53 penduduk laki-
laki. Disamping itu pada tahun 2015 dapat dilihat dari tingkatan
menurut usia, penduduk Kabupaten Barru memiliki 64,36%
penduduk di usia produktif.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 17

BAB III
FASILITAS UMUM DAN SOSIAL
Perkembangan suatu wilayah akan terus terjadi sejalan
dengan perkembangan jumlah penduduk, kegiatan sosial ekonomi,
dan infrastruktur yang menyertainya. Infrastruktur memiliki
peranan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan jangka
pendek menciptakan lapangan kerja sektor konstruksi dan jangka
menengah dan panjang akan mendukung peningkatan efisiensi
dan produktivitas sektor-sektor terkait. Pengembangan
infrastruktur yang terarah dan terencana akan mendorong
peningkatan pelayanan terhadap pengembangan daerah sehingga
tercipta perekonomian wilayah yang produktif.
A. Sarana Pendidikan
Pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku
atau pembentukan pribadi yang terarah pada diri peserta didik
dalam usaha mendewasakan peserta didik melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Pendidikan sebagai proses penyiapan
warga negara yang berjiwa patriotik, serta pendidikan sebagai
penyiapan tenaga kerja, menjadikan pendidikan harus
mendapatkan perhatian besar. Adapun kondisi pendidikan di
Kabupaten Barru dapat dilihat pada dua tabel berikut ini :
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 18

Tabel 3.1
Jumlah Murid/Siswa/Mahasiswa Kabupaten Barru

Tingkatan Sekolah 2012 2013 2014 2015 2016


TK 2481 3088 4246 4973
SD/MI 22590 22545 21394 20695 20695
SMP/Mts 10359 10759 10659 10582 10383
SMU/MA 7198 7619 8180 8424 8669
Perguruan Tinggi 4675 3788 - 5932

Tabel 3.2
Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Murni dan Angka
Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Barru
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1 Angka Partisipasi Murni
a. 7 - 12 Tahun 95,40 95,75 95,56 95,70 89,49
b. 13 - 15 Tahun 79,19 79,77 80,74 87,19 83,11
c. 16 - 18 Tahun 48,48 53,36 58,36 60,73 68,15
2 Angka Partisipasi Murni
a. Jenjang SD/MI/Paket A 95,40 95,75 95,56 95,70 89,49
b. Jenjang SMP/MTs
79,19 79,77 80,74 87,19 83,11
/Paket B
c. Jenjang SMA/SMK/
48,48 53,36 58,36 60,73 68,15
MA/Paket C
3 Angka Partisipasi Kasar
a. Jenjang SD/MI/Paket A 105,34 105,86 106,73 107,04 107,95
b. Jenjang SMP/MTs
102,13 103,33 105,09 105,98 104,86
/Paket B

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya


serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS
merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 19

penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk


usia sekolah.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu hal yang
perlu diperhatikan dari sisi pendidikan adalah sarana dan
prasarana pendidikan itu sendiri. Dimana sarana dan prasarana
pendidikan ini merupakan salah satu faktor yang mendukung
keberhasilan program pendidikan dalam proses pembelajaran.
Pada tabel di bawah ini dapat dilihat kondisi infrastruktur
pendidikan.
Tabel 3.3
Jumlah Sarana Pendidikan Kabupaten Barru
Tingkatan Sekolah 2012 2013 2014 2015 2016

TK 83 83 83 83 102
SD/MI 225 225 225 225 225
SMP/Mts 52 52 52 52 52
SMU/MA 26 27 27 28 28
Perguruan Tinggi 8 8 8 8 8

Kondisi infrastruktur pendidikan yang baik dan dapat diakses


oleh masyarakat membuat derajat pendidikan meningkat di
Kabupaten Barru

B. Sarana Kesehatan
Pembangunan di Urusan Kesehatan diarahkan pada
pemenuhan dan pemerataan kebutuhan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sehingga tercipta masyarakat yang sehat dan berkualitas.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 20

Pembangunan kesehatan juga merupakan salah satu upaya untuk


meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan
ekonomi serta berperan penting terhadap penanggulangan
kemiskinan.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Masalah Kesehatan perlu mendapat perhatian utama khususnya
pada pemerataan pelayanan kesehatan agar seluruh masyarakat
dapat dengan mudah menjangkau dan memenuhi kebutuhan
kesehatan dengan kualitas pelayanan yang sesuai khususnya bagi
masyarakat miskin. Fasilitas kesehatan di Kabupaten Barru
meningkat dari tahun ketahun, sebagai upaya meningkatkan
derajat kesehatan yang masih rendah. Fasilitas kesehatan di
Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.4
Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Barru

Fasilitas Kesehatan 2012 2013 2014 2015 2016

Rumah Sakit 1 1 1 1 1

Rumah Bersalin 0 0 0 0 0

Puskesmas 10 10 12 12 12

Puskesdes/Polindes 23 23 23 24 24

Pustu 33 33 33 33 33

Posyandu 243 243 245 247 249


BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 21

Tabel 3.5
Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Barru

Tenaga Kesehatan 2012 2013 2014 2015 2016


Dokter Umum 38 37 29 27 26

Dokter Spesialis 2 3 12 8 11

Dokter Gigi 13 13 13 11 10

Perawat 291 270 255 255 249

Bidan 105 105 103 102 92

Sarjana Farmasi 21 28 32 30 28

Ahli Kesehatan Masyarakat 72 74 70 43 50

Apoteker 19 11 8 7 8

Ahli Gizi 33 35 33 31 26

Analis Laboratorium 23 22 21 20

Ahli Rontgen 10 7 7 7

Pada Tahun 2015, Kabupaten Barru masih mempunyai 1


rumah sakit yang terletak di Kecamatan Barru. Telah tersedia pula
fasilitas kesehatan berupa puskesmas yaitu sebanyak 12
puskesmas. Adapun untuk tenaga kesehatan, pada tahun 2015
terdapat 27 dokter umum. Pada tahun 2015, Rasio antara dokter
dengan penduduk di Kabupaten Barru yakni 1 : 5.873 penduduk.

C. Transportasi
Sistem transportasi yang memadai juga sangat berperan
dalam pembangunan perekonomian suatu daerah/wilayah.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 22

Dengan sistem transportasi yang baik, maka kehidupan


masyarakat akan berjalan dengan lancar. Hubungan antar wilayah
pun juga akan menjadi lebih mudah sehingga roda perekonomian
bisa berjalan dengan lancar.
Jalan merupakan infrastruktur yang mampu menentukan
keberhasilan pembangunan sektor lainnya. Infrastruktur ini
menentukan tingkat mobilitas barang dan jasa, yang menjadi
kekuatan untuk sektor perdagangan dan selanjutnya
meningkatkan kemampuan sektor-sektor produksi, yaitu
pertanian, pertambangan dan industri. Prasarana jalan di
Kabupaten Barru dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Panjang Jalan Kabupaten Barru
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
Panjang Jalan Berdasarkan Jenis Permukaan

1 Aspal 413,478 409,416 405,797 403,325 429,754

2 Berbatu 42,037 42,037 41,237 31,5781 42,306

3 Kerikil 10,39 9,529 8,779 13,779 89,593

4 Tanah 187,47 187,157 186,017 181,617 121,768

Panjang Jalan Berdasarkan Kondisi Jalan

1 Jalan Baik 316,343 326,526 343,879 415,4336 379,15

2 Jalan Sedang 87,172 87,172 70,645 47,645 49,4

3 Jalan Rusak Sedang 46,245 43,245 43,245 23,245 65,176

4 Jalan Rusak Berat 218,359 211,173 210,35 181,796 189,63


BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 23

BAB IV
POTENSI DAERAH
A. Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Barru memiliki kekuatan perekonomian pada
sektor Pertanian. Sebagian besar wilayah Kabupaten Barru berupa
lahan pertanian dan sektor pertanian merupakan sektor
penyumbang terbesar terhadap pembentukan PDRB. Sektor
pertanian sangat berpengaruh dalam hal penyediaan bahan
pangan, penganekaragaman menu makanan, dan penyerapan
tenaga kerja.
Tabel 4.1
Produksi Pertanian, Hortikultura dan perkebunan
Kabupaten Barru
Nilai
Nama Satuan
2015 2016
I. Tanaman Pangan*
1. Luas Lahan Pertanian** 23029 23029 Ha
1. Lahan Sawah** 14818 14818 Ha
1. Beririgasi** 5767 5767 Ha
1). Tanete Riaja 904 904 Ha
2). Tanete Rilau - - Ha
3). Barru 1631 1631 Ha
4). Soppeng Riaja 1221 1221 Ha
5). Mallusetasi 811 811 Ha
6). Pujananting 1200 1200 Ha
7). Balusu - - Ha
2. Tadah Hujan** 9051 9051 Ha
1). Tanete Riaja 1500 1500 Ha
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 24

2). Tanete Rilau 1998 1998 Ha


3). Barru 1365 1365 Ha
4). Soppeng Riaja 433 433 Ha
5). Mallusetasi 944 944 Ha
6). Pujananting 1027 1027 Ha
7). Balusu 1784 1784 Ha
2. Lahan Kering** 8211 8211 Ha
1. Tegal/Kebun** 5700 5700 Ha
1). Tanete Riaja 1077 1077 Ha
2). Tanete Rilau 555 555 Ha
3). Barru 1367 1367 Ha
4). Soppeng Riaja 502 502 Ha
5). Mallusetasi 640 640 Ha
6). Pujananting 732 732 Ha
7). Balusu 827 827 Ha
2. Ladang/Huma** 2511 2511 Ha
1). Tanete Riaja 650 650 Ha
2). Tanete Rilau 270 270 Ha
3). Barru - - Ha
4). Soppeng Riaja - - Ha
5). Mallusetasi 512 512 Ha
6). Pujananting 718 718 Ha
7). Balusu 361 361 Ha
2. Jumlah Produksi Tanaman Pangan** 127,770.49 136,438.27 Ton
1. Jumlah Produksi Padi** 111772.91 114169.3 Ton
1). Tanete Riaja 15231.33 19139.09 Ton
2). Tanete Rilau 13106.1 13201.55 Ton
3). Barru 26145.45 27673.59 Ton
4). Soppeng Riaja 12518.11 12722.98 Ton
5). Mallusetasi 12252.93 12723.97 Ton
6). Pujananting 20322.48 15148.49 Ton
7). Balusu 12196.51 13559.63 Ton
2. Jumlah Produksi Jagung** 2681.94 5720.7 Ton
1). Tanete Riaja 618.81 1192.44 Ton
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 25

2). Tanete Rilau 1511.39 1394.97 Ton


3). Barru 220.95 301.88 Ton
4). Soppeng Riaja 84.59 105.51 Ton
5). Mallusetasi 97.7 190.52 Ton
6). Pujananting 148.5 2535.38 Ton
7). Balusu - - Ton
3. Jumlah Produksi Kedelai** 37.87 85.49 Ton
1). Tanete Riaja - 19.98 Ton
2). Tanete Rilau - 21.53 Ton
3). Barru - Ton
4). Soppeng Riaja - 21.26 Ton
5). Mallusetasi - 1.08 Ton
6). Pujananting 10.87 - Ton
7). Balusu 27 21.64 Ton
4. Jumlah Produksi Ubi** 10,646.19 13,088.09 Ton
1). Tanete Riaja 2041.16 2400.17 Ton
2). Tanete Rilau 8185.88 9951.31 Ton
3). Barru 203.42 148.78 Ton
4). Soppeng Riaja 130.61 46.38 Ton
5). Mallusetasi 85.12 - Ton
6). Pujananting - 541.45 Ton
7). Balusu - - Ton
5. Jumlah Produksi Tanaman Pangan Lainnya 2,631.58 3,374.69 Ton
1). Tanete Riaja 593.86 853.44 Ton
2). Tanete Rilau 90.74 24.65 Ton
3). Barru 230.54 383 Ton
4). Soppeng Riaja 139.44 177.66 Ton
5). Mallusetasi 377.42 319.75 Ton
6). Pujananting 1192.04 1606 Ton
7). Balusu 7.54 10.19 Ton
3. Jumlah Petani Tanaman Pangan 14250 14700 Orang
1). Tanete Riaja 1320 1320 Orang
2). Tanete Rilau 1920 2040 Orang
3). Barru 2880 2880 Orang
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 26

4). Soppeng Riaja 1260 1260 Orang


5). Mallusetasi 1740 1800 Orang
6). Pujananting 3150 3180 Orang
7). Balusu 1980 2220 Orang
II. Hortikultura*
1. Luas Areal Holtikultura** 6314 7982 Ha
1. Luas Areal Buah-Buahan** 6171 7853 Ha
1). Tanete Riaja 1044 1253 Ha
2). Tanete Rilau 551 1213 Ha
3). Barru 1728 1934 Ha
4). Soppeng Riaja 818 1331 Ha
5). Mallusetasi 781 710 Ha
6). Pujananting 696 556 Ha
7). Balusu 553 856 Ha
2. Luas Areal Sayuran** 143 129 Ha
1). Tanete Riaja 21 12 Ha
2). Tanete Rilau 19 16 Ha
3). Barru 7 10 Ha
4). Soppeng Riaja 14 19 Ha
5). Mallusetasi 16 23 Ha
6). Pujananting 46 25 Ha
7). Balusu 20 24 Ha
2. Jumlah Produksi Hortikultura** 174024 154130 Ton
1. Jumlah Produksi Buah-Buahan** 173735 153766 Ton
1). Tanete Riaja 4592 9982 Ton
2). Tanete Rilau 12840 38535 Ton
3). Barru 213 2864 Ton
4). Soppeng Riaja 19937 30364 Ton
5). Mallusetasi 93137 49276 Ton
6). Pujananting 11024 5576 Ton
7). Balusu 31992 17169 Ton
2. Jumlah Produksi Sayuran** 289 364 Ton
1). Tanete Riaja 42 58 Ton
2). Tanete Rilau 76 117 Ton
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 27

3). Barru 3 12 Ton


4). Soppeng Riaja 13 15 Ton
5). Mallusetasi 21 85 Ton
6). Pujananting 123 47 Ton
7). Balusu 11 30 Ton
3. Jumlah Petani Hortikultura 1710 2850 Orang
1). Tanete Riaja 330 210 Orang
2). Tanete Rilau 240 510 Orang
3). Barru 30 240 Orang
4). Soppeng Riaja 240 450 Orang
5). Mallusetasi 480 480 Orang
6). Pujananting 240 300 Orang
7). Balusu 150 660 Orang
III. Perkebunan*
1. Luas Areal Perkebunan ** 9495 9161 Ha
1. Luas Areal Tanaman Tahunan** 9483 9139 Ha
1. Luas Areal Kelapa Sawit - - Ha
2. Luas Areal Karet - - Ha
3. Luas Areal Kelapa 1988 2022 Ha
4. Luas Areal Kopi 763 653 Ha
5. Luas Areal Teh - - Ha
6. Luas Areal Lada 44 30 Ha
7. Luas Areal Kakao 936 913 Ha
8. Luas Areal Jambu Mete 5027 4601 Ha
9. Luas Areal Cengkeh 725 920 Ha
10. Luas Areal Kapas - - Ha
2. Luas Areal Tanaman Semusim** 12 22 Ha
1. Luas Areal Tembakau 12 22 Ha
2. Luas Areal Tebu - - Ha
2. Jumlah Produksi Perkebunan** Ton
1. Jumlah Produksi Tanaman Tahunan** 3490.32 3680.45 Ton
1. Jumlah Produksi Kelapa Sawit - - Ton
2. Jumlah Produksi Karet - - Ton
3. Jumlah Produksi Kelapa 965.9 1007.49 Ton
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 28

4. Jumlah Produksi Kopi 27.9 135.83 Ton


5. Jumlah Produksi Teh - - Ton
6. Jumlah Produksi Lada 0.45 0.45 Ton
7. Jumlah Produksi Kakao 484.98 717.68 Ton
7. Jumlah Produksi Kakao 1980.27 1785.75 Ton
9. Jumlah Produksi Cengkeh 30.82 33.25 Ton
10. Jumlah Produksi Kapas - - Ton
3. Jumlah Produksi Tanaman Semusim** 9.2 18.4 Ton
1. Jumlah Produksi Tembakau 9.2 18.4 Ton
2. Jumlah Produksi Tebu - - Ton
4. Jumlah Petani Perkebunan 15479 15502 Orang
1). Tanete Riaja 2625 2648 Orang
2). Tanete Rilau 2856 2856 Orang
3). Barru 2774 2774 Orang
4). Soppeng Riaja 1554 1554 Orang
5). Mallusetasi 1997 1997 Orang
6). Pujananting 2167 2167 Orang
7). Balusu 1506 1506 Orang

Dari tabel 4.1 di atas, tercatat luas lahan pertanian pada


tahun 2015 dan 2016 sebesar 23029 Ha, sementara untuk luas
lahan holtikultura pada tahun 2015 sebesar 6314 Ha dan pada
tahun 2016 meningkat yakni luas lahan sebesar 7982 Ha. Adapun
untuk luas lahan Perkebunan mengalami penurunan, pada tahun
2015 sebesar 9495 Ha, untuk kemudian menurun pada tahun
2016 sebesar 9161 Ha.

B. Kelautan dan Perikanan


Wilayah pesisir di Kabupaten Barru mempunyai panjang garis
pantai 78 kilometer (km). Kabupaten Barru sangat potensial dalam
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 29

bidang Perikanan/Perairan. Selain itu perikanan laut, pesisir dan


perikanan darat mempunyai potensi pasar yang cukup baik. Hasil
produksi perikanan laut mempunyai peluang pasar ekspor dan
perikanan darat, meskipun ada peluang ekspor akan tetapi lebih
dominan peluang pasar dalam negeri.
Meskipun sub sektor perikanan secara umum mempunyai
potensi yang besar sebagai andalan pendapatan daerah maupun
masyarakat dan terbukti ketangguhaannya dalam menghadapi
krisis, namun dalam pengembangan sektor perikanan ke depan
masih cukup banyak masalah yang akan dihadapi. Pemanfataan
sumberdaya perikanan dan produktifitas pada umumnya masih
rendah. Untuk produksi perikanan di kabupaten barru dapat
dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :
Tabel 4.2
Produksi Perikanan Laut dan Budidaya Kabupaten Barru
Nilai Satu
Nama
2015 2016 an

I. Perikanan Tangkap Laut*


1. Jumlah Hasil Tangkapan Ikan 18244.8 18118 Ton

292,850,644,000 269,168,700,000 Rp
2. Nilai Hasil Tangkapan Ikan
3. Jumlah Hasil Tangkapan Lainnya - - Ton

4. Nilai Hasil Laut Lainnya - - Rp

5. Jumlah Nelayan 4650 4.650,00 Orang

6. Kapal Penangkap Ikan*


1. Kapal Tanpa Motor** 225 225 Unit

1. Jukung 0 0 Unit

2. Perahu 225 225 Unit

2. Perahu Motor Tempel 1431 1431 Unit

3. Kapal Motor** 514 514 Unit


BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 30

1. < 5 GT 416 416 Unit

2. 5-10 GT 18 18 Unit

3. 10-20 GT 80 80 Unit

4. 20-30 GT 0 0 Unit

5. 30-50 GT 0 0 Unit

6. 50-100 GT 0 0 Unit

7. 100-200 GT 0 0 Unit

8. 200-300 GT 0 0 Unit

9. > 300 GT 0 0 Unit

7. Kasus Pencurian Ikan*


1. Jumlah Kasus - - Kasus

2. Nilai Kerugian - - Rp

3. Jumlah Kapal Pencuri Ikan Yang - - Buah


Disita
8. Jumlah Tempat Pelelangan Ikan 3 3 Unit

9. Jumlah Cold Storage 2 1 Unit

10. Jumlah Dermaga Tambat Perahu/ Derma


5
Kapal Penangkap Ikan Rakyat** ga
1. Jumlah Dermaga Tambat Perahu Derma
4 5
Penangkap Ikan Rakyat ga
2. Jumlah Dermaga Tambat Kapal Derma
- -
Penangkap Ikan Rakyat ga
11. Terumbu Karang*
1. Jumlah Lokasi Terumbu Karang 5 - Lokasi

2. Luas Terumbu Karang 894.42 894.42 Ha

3. Kondisi Terumbu Karang*


861.06 861.06 Ha
1. Baik Sekali (75-100%)
2. Baik (50-74,9%) - - Ha

- - Ha
3. Sedang (25-49,5%)
33.36 33.36 Ha
4. Buruk (0-24,9%)
12. Rumput Laut*
1. Jumlah Petani Rumput Laut 148 147 Orang

2. Luas Lahan Pertanian Rumput Laut 788 1600 Ha

13. Perusahaan Pengolahan Perikanan Air Laut*


Perusa
171 -
1. Jumlah Perusahaan haan
2. Jumlah Produksi 884.957 - Ton
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 31

II. Perikanan Budidaya*


1. Budidaya Air Laut*
1. Jumlah Pembudidaya Air Laut - 96 Orang

2. Jumlah Produksi 0.5 1.01 Ton

2. Budidaya Air Tawar*


1. Jumlah Pembudidaya Air Tawar - - Orang

2. Jumlah Produksi 251.2 302.72 Ton

3. Budidaya Air Payau*


1. Jumlah Pembudidaya Air Payau - 1462 Orang

2. Jumlah Produksi 4016.3 3987.46 Ton

2. Pembenihan Ikan Rakyat*


1. Jumlah Pembenihan Ikan Rakyat 73 72 Unit

2. Jumlah Produksi Benih Ikan Rakyat - - Ton

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilhat bahwa untuk perikanan


tangkap laut jumlah hasil tangkapan ikan pada tahun 2015
sebesar 18.244,8 ton, namun menurun pada tahun 2016 menjadi
sebesar 18.118 ton. Sementara untuk perikanan budidaya terbagi
atas tiga, yakni ; (1) untuk perikanan budidaya air laut, jumlah
hasil produksinya selama dua tahun berturut-turut yakni pada
tahun 2015 sebesar 0,5 ton dan meningkat pada tahun 2016
sebesar 1,01 ton; (2) untuk perikanan air tawar, jumlah hasil
produksinya selama dua tahun berturut-turut yakni pada tahun
2015 sebesar 251,2 ton dan meningkat pada tahun 2016 sebesar
302,72 ton; (3) untuk perikanan budidaya air payau, jumlah hasil
produksinya mengalami penurunan, yakni pada tahun 2015
sebesar 4016,3 ton dan pada tahun 2016 sebesar 3987,46 ton.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 32

C. Peternakan
Pengembangan sektor peternakan di Kabupaten Barru
mengacu kepada tujuan pembangunan peternakan yakni
meningkatkan pendapatan peternak, membuka kesempatan kerja
melalui peningkatan populasi dan produksi ternak guna
memenuhi kebutuhan dalam daerah maupun antar pulau dan
juga untuk peningkatan gizi masyarakat melalui penyediaan
sumber protein hewani, potensi ternak plasma nutfah seperti Sapi
Bali, Kambing, Ayam, Itik, yang dapat dikembangkan kualitasnya
menjadi produk unggulan.
Potensi yang dapat dikembangkan oleh investor adalah
pembibitan Sapi Bali (Breeding) dan penggemukan Sapi Bali
(Fattening). Hal ini sejalan dengan program pemerintah Kabupaten
Barru untuk menjadikan Barru sebagai pusat pemurnian dan
pengembangan Sapi Bali. Hal ini di dukung oleh adanya pabrik
pakan ternak yang dapat memenuhi kebutuhan pakan.Populasi
hewan ternak 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini;
Tabel 4.3
Populasi Ternak Kabupaten Barru
Nilai
Nama Satuan
2015 2016
Perusa
1. Jumlah Usaha Peternakan** 126 155
haan
1. Jumlah Usaha Peternakan Hewan Besar 55 56 Usaha
1). Tanete Riaja 12 15 Usaha
2). Tanete Rilau 7 8 Usaha
3). Barru 8 9 Usaha
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 33

4). Soppeng Riaja 2 3 Usaha


5). Mallusetasi 7 7 Usaha
6). Pujananting 8 8 Usaha
7). Balusu 11 6 Usaha
2. Jumlah Usaha Peternakan Hewan Kecil** 16 16 Usaha
1). Tanete Riaja 2 2 Usaha
2). Tanete Rilau 4 4 Usaha
3). Barru 3 3 Usaha
4). Soppeng Riaja 2 2 Usaha
5). Mallusetasi 2 2 Usaha
6). Pujananting 2 2 Usaha
7). Balusu 1 1 Usaha
3. Jumlah Usaha Peternakan Unggas** 55 83 Usaha
1). Tanete Riaja 2 3 Usaha
2). Tanete Rilau 30 32 Usaha
3). Barru 4 5 Usaha
4). Soppeng Riaja 11 27 Usaha
5). Mallusetasi 3 7 Usaha
6). Pujananting 1 2 Usaha
7). Balusu 4 7 Usaha
2. Jumlah Populasi Hewan Ternak 2445677 3643011 Ekor
1. Jumlah Populasi Hewan Ternak Besar 69975 74840 Ekor
1. Jumlah Populasi Ternak Sapi 68805 70850 Ekor
2. Jumlah Populasi Ternak Kerbau 839 720 Ekor
3. Jumlah Populasi Ternak Kuda 331 3270 Ekor
2. Jumlah Populasi Hewan Ternak Kecil 5139 5774 Ekor
1. Jumlah Populasi Ternak Kambing 5139 5774 Ekor
2. Jumlah Populasi Ternak Domba - - Ekor
3. Jumlah Populasi Ternak Kecil Lainnya - - Ekor
3. Jumlah Populasi Hewan Ternak Unggas 2370563 3562397 Ekor
1. Jumlah Populasi Ternak Ayam 2250379 3438469 Ekor
2. Jumlah Populasi Ternak Itik 120184 123928 Ekor
3. Jumlah Populasi Ternak Unggas Lainnya - - Ekor
3. Jumlah Dan Nilai Produksi Daging Hewan Ternak
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 34

1. Jumlah Produksi Daging Hewan Ternak Besar 245626 266968 Ton


1. Jumlah Produksi Daging Sapi 221686 249491 Ton
2. Jumlah Produksi Daging Kerbau 5740 3869 Ton
3. Jumlah Produksi Daging Kuda 18200 13608 Ton
2. Jumlah Produksi Daging Hewan Ternak Kecil - - Ton
1. Jumlah Produksi Daging Kambing - - Ton
2. Jumlah Produksi Daging Domba - - Ton
3. Jumlah Produksi Daging Ternak Kecil Lainny - - Ton
3. Jumlah Produksi Daging Hewan Unggas 260685 281578 Ton
1. Jumlah Produksi Daging Ayam 253951 273741 Ton
2. Jumlah Produksi Daging Itik 6734 7837 Ton
3. Jumlah Produksi Daging Unggas Lainnya - - Ton
4. Jumlah Dan Nilai Produksi Telur Hewan Ternak*
1 . Jumlah Produksi Telur Ayam** 1893753 495492 Kg
1). Tanete Riaja 98399 121705 Kg
2). Tanete Rilau 1090036 116396 Kg
3). Barru 190658 65398 Kg
4). Soppeng Riaja 270596 42198 Kg
5). Mallusetasi 175792 36399 Kg
6). Pujananting 38584 88597 Kg
7). Balusu 29688 24799 Kg
2. Jumlah Produksi Telur Itik** 477971 495492 Kg
1). Tanete Riaja 117500 121705 Kg
2). Tanete Rilau 112366 116396 Kg
3). Barru 63120 65398 Kg
4). Soppeng Riaja 40622 42198 Kg
5). Mallusetasi 34997 36399 Kg
6). Pujananting 85618 88597 Kg
7). Balusu 23748 24799 Kg

Dari tabel di atas, terlihat bahwa di Kabupaten Barru potensi


peternakan cukup baik. Hasil produksi peternakan, baik
peternakan kecil, seperti unggas maupun peternakan besar
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 35

mempunyai potensi permintaan yang cukup besar. Untuk


memenuhi kebutuhan Provinsi Sulawesi Selatan yang masih
cukup tinggi, Kabupaten Barru memiliki potensi dalam rangka
pemenuhan kebutuhan regional. Hal ini diindikasikan dengan
surplus produksi unggas dan daging besar.

D. Pertambangan dan Energi


Kondisi geologi daerah Barru yang kompleks akibat tektonik,
menyebabkan potensi pertambangan daerah Barru sangat besar
dari segi bahan galian batuan, mineral dan logam. Bahan galian
yang bernilai ekonomis tersebar dari Utara hingga selatan daerah
Barru. Kromit ditemukan dalam batuan ultrabasa di timur Barru,
terutama pada bagian yang berlapis berupa lensa, tanah
pelapukannya mengandung apungan kromit. Khusus di sebelah
Selatan daerah Barru di Kecamatan Pujananting dan Tanete Riaja
potensi bahan galian yang bernilai ekonomis banyak dijumpai
antara lain: emas, galena, mangan dan batubara.
Potensi daerah terkait dengan urusan Pertambangan dan
Energi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 36

Tabel 4.4
Potensi Jenis Tambang Menurut Kecamatan
Kabupaten Barru

No. Kecamatan Jenis Tambang

Batubara, kromit, batugamping, pasir kuarsa,


1 Tanete Riaja marmer, serpentinit, tanah liat, batupasir, pasir, dan
batu sungai

2 Tanete Rilau Pasir besi, pasir sungai, tanah liat dan serpentinit

Batugamping, serpentinit, tanah liat, pasir dan batu


3 Barru
sungai

4 Soppeng Riaja Pasir dan batu sungai

5 Mallusetasi Tras, pasir besi dan batu sungai

batubara, kromit, batugamping, marmer, serpentinit,


6 Pujananting mangan, galena, emas, pasir kuarsa, tanah liat, pasir
dan batu sungai

7 Balusu Batugamping dan tanah liat

E. Perdagangan
Sektor perdagangan sebagai sektor usaha ekonomi potensial
untuk dikembangkan, dimana sektor ini berpengaruh terhadap
ekonomi serta dapat menggerakkan sektor pembangunan lainnya.
Perkembangan sektor perdagangan sebagai sektor usaha
menyerap tenaga kerja tentunya berdampak pada percepatan
proses pembangunan wilayah. Adapun perkembangan sektor
perdagangan di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 37

Tabel 4.5
Perkembangan Sarana Prasarana Perdagangan Kabupaten Barru
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016

Sarana Perdagangan

1 Pasar Tradisional 21 21 21 21 21

Pasar Swalayan/
2 2 3 5 6 6
Supermarket/Toserba

Restoran dan Rumah Makan

1 Restoran 3 3 3 3 3

2 Rumah Makan 48 48 48 48 48

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan


signifikan dari tahun ke tahun tentang perkembangan sarana dan
prasarana perdagangan Kabupaten Barru.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 38

BAB V
PERTUMBUHAN EKONOMI

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi


ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah
data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas
dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap
tahun, Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan
nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
sebagai dasar.

A. PDRB Kabupaten Barru


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan seluruh
nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh sektor
perekonomian di suatu wilayah pada periode waktu tertentu (satu
tahun).
Perkembangan perekonomian Kabupaten Barru tidak terlepas
dari kontribusi sektor–sektor ekonomi yang mendukungnya.
Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan masih
merupakan pendukung utama perekonomian Kabupaten Barru.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 39

Adapun perkembangan PDRB Kabupaten Barru pada tahun 2012-


2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.1
PDRB atas Harga Berlaku Kabupaten Barru
2012 2013 2015 2016
2014 (Rp.
No Uraian (Rp. (Rp. (Rp.
(Rp. 000.000) 000.000)
000.000) 000.000) 000.000)

Pertanian,
Peternakan,
1 1.272.378,41 1.402.119,95 1.641.731,67 1.842.553,32 2.029.269,96
Kehutanan,
dan Perikanan

Pertambangan
2 dan 96.894,99 115.369,11 139.203,27 160.876,65 179.961,11
Penggalian

Industri
3 182.802,15 205.044,23 232.287,29 250.380,94 275.202,72
Pengolahan

Pengadaan
4 Listrik dan 3.716,79 3.773,13 4.149,74 4.135,36 4.834,04
Gas

Pengadaan
Air,
Pengelolaan
5 3.820,01 4.290,89 4.494,63 4.658,04 5.138,86
Sampah,
Limbah dan
Daur Ulang

6 Konstruksi 526.251,33 639.088,84 758.884,67 818.250,45 925.190,03

Perdagangan
Besar dan
Eceran;
7 279.198,54 316.720,43 364.605,85 416.073,78 475.917,72
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 40

Transportasi
8 dan 71.150,43 81.825,14 101.061,04 124.697,51 138.667,86
Pergudangan

Penyediaan
Akomodasi
9 32.559,80 35.921,83 41.902,41 48.890,68 51.366,62
dan Makan
Minum

Informasi dan
10 143.834,44 177.503,70 189.074,67 196.322,03 227.093,30
Komunikasi

Jasa
11 Keuangan dan 94.314,08 110.858,71 125.651,57 144.378,19 169.375,98
Asuransi

12 Real Estate 120.495,19 141.603,78 160.015,41 175.617,87 193.790,72

Jasa
13 906,37 987,14 1.111,03 1.222,14 1.277,85
Perusahaan

Administrasi
Pemerintahan,
14 Pertahanan 294.433,22 324.846,99 363.724,53 421.124,71 430.699,13
dan Jaminan
Sosial

Jasa
15 135.494,86 154.068,50 171.168,04 189.311,85 203.120,20
Pendidikan

Jasa
Kesehatan
16 84.138,91 95.092,08 105.332,18 109.734,71 120.003,10
dan Kegiatan
Sosial

17 Jasa Lainnya 21.227,58 24.185,18 29.130,97 35.248,47 36.970,39

Total PDRB
3.363.617,10 3.833.299,62 4.433.529,0 4.942.599,8 5.467.879,6
(Rp.000.000)
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 41

Tabel 5.2
PDRB atas Harga Konstan Kabupaten Barru

2012 2013 2014 2015 2016


No Uraian (Rp. (Rp. (Rp. (Rp. (Rp.
000.000) 000.000) 000.000) 000.000) 000.000)

Pertanian,
Peternakan,
1 1.134.963,78 1.194.896,27 1.305.887,2 1.368.664,4 1.437.234,0
Kehutanan, dan
Perikanan

Pertambangan
2 83.667,59 96.198,80 105.941,7 115.476,5 119.725,4
dan Penggalian

Industri
3 168.233,58 182.321,04 190.831,3 200.423,4 212.667,1
Pengolahan

Pengadaan
4 3.879,29 4.205,87 4.714,4 4.677,7 5.396,7
Listrik dan Gas

Pengadaan Air,
Pengelolaan
5 Sampah, 3.530,72 3.740,50 3.752,7 3.765,0 4.052,8
Limbah dan
Daur Ulang

6 Konstruksi 441.045,20 487.485,10 507.395,4 537.839,1 578.733,3

Perdagangan
Besar dan
Eceran;
7 265.047,53 291.622,03 325.130,0 357.565,1 394.222,9
Reparasi Mobil
dan Sepeda
Motor
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 42

Transportasi
8 dan 67.183,34 72.205,59 79.476,0 85.202,8 91.687,5
Pergudangan

Penyediaan
9 Akomodasi dan 28.788,66 30.193,44 32.499,0 34.987,1 36.608,1
Makan Minum

Informasi dan
10 140.474,43 169.066,57 178.392,7 193.050,2 211.938,2
Komunikasi

Jasa Keuangan
11 78.835,20 85.488,59 91.814,5 99.646,4 115.125,8
dan Asuransi

12 Real Estate 103.285,50 110.099,64 115.241,8 125.613,6 135.713,6

Jasa
13 846,68 875,68 913,8 933,7 963,6
Perusahaan

Administrasi
Pemerintahan,
14 257.743,57 272.164,65 279.463,9 296.497,0 293.013,0
Pertahanan dan
Jaminan Sosial

Jasa
15 124.510,76 131.076,41 141.526,0 152.308,5 158.635,9
Pendidikan

Jasa Kesehatan
16 dan Kegiatan 79.821,80 86.034,89 89.526,4 93.059,6 98.153,9
Sosial

17 Jasa Lainnya 18.861,83 19.326,40 22.278,1 24.380,5 25.169,8

Total PDRB
3.000.719,47 3.237.001,48 3.474.784,8 3.694.090,6 3.919.041,6
(Rp.000.000)
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 43

Berdasarkan table 5.1 dan 5.2 diatas dapat dilihat bahwa


terjadi pergeseran struktur ekonomi Kabupaten Barru yang
mengarah pada keseimbangan dan perbaikan struktur ekonomi.
Kondisi struktur ekonomi Kabupaten Barru pada tahun 2012-
2016 memperlihatkan keadaan sebagai berikut : Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Barru berdasarkan Harga
Konstan (HK) meningkat dari 3 trilliun pada tahun 2012 menjadi
3,9 trilliun pada tahun 2016, sementara PDRB berdasarkan harga
berlaku (HB) meningkat dari Rp 3,3 triliun pada tahun 2012
menjadi Rp 5,4 trilliun pada tahun 2016.
Pada tabel 5.2 diatas juga terlihat bahwa perekonomian
Kabupaten Barru selama periode 2012-2016 digerakkan oleh
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Hal ini tercermin dari
nilai rupiahnya pada PDRB Harga Konstan senilai 1,1 trilliun
rupiah meningkat menjadi 1,4 trilliun rupiah pada tahun 2016
dan merupakan penyumbang tertinggi dalam kontribusi PDRB
Kabupaten Barru. Adapun sektor yang menyumbang kontribusi
terendah adalah Sektor Jasa Perusahaan pada PDRB Kabupaten
Barru, pada tahun 2012 untuk Harga konstan hanya sebesar 846
juta dan meskipun meningkat pada tahun 2016 menjadi 963 juta
tetap menjadi penyumbang terendah pada kontribusi PDRB
Kabupaten Barru.
Peningkatan nilai PDRB dikontribusi oleh peningkatan setiap
tahun semua sektor-sektor PDRB. Dari 17 sektor ekonomi yang
ada didalam PDRB Kabupaten Barru, terdapat empat sektor yang
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 44

mempunyai konstribusi PDRB terbesar adalah sektor Pertanian,


Kehutanan dan Perikanan; sektor Konstruksi; sektor Perdagangan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; dan sektor
Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
Untuk lebih jelasnya konstribusi PDRB tiap sektor ekonomi
berdasarkan harga berlaku dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 5.3
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK)
Kabupaten Barru
2012 2013 2014 2015 2016

No Sektor Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

% % % % % % % % % %

Pertanian, Kehutanan 37,83 37,82 36,58 36,91 37,03 37,58 37,28 37,05 37,11 36,67
1
dan Perikanan

Pertambangan dan 2,88 2,79 3,01 2,97 3,14 3,05 3,25 3,13 3,29 3,05
2
Penggalian

Industri 5,43 5,61 5,35 5,63 5,24 5,49 5,07 5,43 5,03 5,43
3
Pengolahan

Pengadaan 0,11 0,13 0,10 0,13 0,09 0,14 0,08 0,13 0,09 0,14
4
Listrik dan Gas

Pengadaan Air,
5 Pengelolaan Sampah, 0,11 0,12 0,11 0,12 0,10 0,11 0,09 0,10 0,09 0,10
Limbah dan Daur Ulang

6 Konstruksi 15,65 14,70 16,67 15,06 17,12 14,60 16,56 14,56 16,92 14,77
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 45

Perdagangan Besar dan


7 Eceran, Reparasi Mobil 8,30 8,83 8,26 9,01 8,22 9,36 8,42 9,68 8,70 10,06
dan Sepeda Motor

Transportasi dan 2,12 2,24 2,13 2,23 2,28 2,29 2,51 2,31 2,54 2,34
8
Pergudangan

Penyediaan Akomodasi 0,97 0,96 0,94 0,93 0,95 0,94 0,99 0,95 0,94 0,93
9
dan Makan Minum

Informasi dan 4,28 4,68 4,63 5,22 4,26 5,13 3,97 5,23 4,15 5,41
10
Komunikasi

Jasa Keruangan dan 2,80 2,63 2,89 2,64 2,83 2,64 2,92 2,70 3,10 2,63
11
Asuransi

12 Real Estate 3,58 3,44 3,69 3,40 3,61 3,32 3,55 3,40 3,54 3,46

13 Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,03 0,02 0,02

Administrasi
14 Pemerintahan,Pertahanan 8,75 8,59 8,47 8,41 8,20 8,04 8,52 8,03 7,88 7,48
dan Jaminan Sosial Wajib

15 Jasa Pendidikan 4,03 4,15 4,02 4,05 3,86 4,07 3,83 4,12 3,71 4,05

Jasa Kesehatan dan 2,50 2,66 2,48 2,66 2,38 2,58 2,22 2,52 2,19 2,50
16
Kegiatan Sosial

17 Jasa Lainnya 0,63 0,63 0,63 0,60 0,66 0,64 0,71 0,66 0,68 0,64

PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 46

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa Atas Dasar


Harga Berlaku (ADHK) pada tahun 2012, Sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan memberikan kontribusi sebesar 37,82%
terhadap perekonomian Kabupaten Barru, namun tiap tahunnya
mengalami penurunan menjadi 36,67% pada tahun 2016.
Kontribusi sektor terbesar kedua pada tahun 2012 adalah sektor
konstruksi yang memberikan kontribusi sebesar 14,70% terhadap
perekonomian Kabupaten Barru, dan trendnya pun meningkat
tiap tahunnya, terbukti pada tahun 2015 meningkat menjadi
14,77%. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang
sebelumnya memberikan kontribusi besar pada perekonomian
Kabupaten Barru, secara perlahan kontribusinya mengecil
digantikan oleh peran sektor lainnya. Dari perkembangan
kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB di Kabupaten
Barru, maka dapat digambarkan pertumbuhan kontribusi sektor
dominan (Pertanian) selama kurun waktu 2012-2016 Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).

B. PDRB Perkapita Kabupaten Barru


Meningkatnya pendapatan masyarakat merupakan salah satu
sasaran pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, baik
yang bersifat mendukung maupun yang langsung dirasakan oleh
masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan. Secara lebih rinci
capaian-capaian kinerja PDRB perkapita dari tahun ke tahun
dapat dilihat pada tabel 5.4 di bawah ini;
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 47

Tabel 5.4
PDRB Perkapita Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

PDRB per
Kapita Atas 20.062.970 22.812.643 26.187.103 29.020.173 31.935.378
1
Dasar Harga
Berlaku

PDRB per
Kapita Atas 17.898.391 19.263.964 20.524.182 21.689.630 22.889.328
2
Dasar Harga
Konstan

Perkembangan hasil-hasil pembangunan dapat dilihat dari


indikator kinerja PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku (HB)
dan atas dasar harga konstan. Perkembangan PDRB perkapita
atas dasar harga berlaku (Hb) mengalami peningkatan dari Rp.
20.062.970 pada tahun 2012 menjadi Rp. 31.935.378 pada tahun
2016. Sementara perkembangan PDRB perkapita atas dasar harga
konstan (Hk) mengalami peningkatan dari Rp. 17.898.391 pada
tahun 2012 menjadi Rp. 22.889.328 pada tahun 2016.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 48

BAB VI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

A. Siklus Perencanaan dan Penganggaran


Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada.
Gambar 6.1
Hubungan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 49

Dalam diagram di atas, dapat dilihat keterkaitan antara


beberapa tingkatan perencanaan serta keterkaitan antara
perencanaan dan penganggaran. Perencanaan terkait dengan
penentuan prioritas tindakan untuk mencapai tujuan tertentu,
sedangkan penganggaran menggambarkan bagaimana alokasi
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan pembangunan di daerah tidak terpisah dari
perencanaan pembangunan di tingkat nasional, sebagaimana
disebutkan dalam PP Nomor 8 Tahun 2008 pasal 2 ayat 1, yang
telah ditindaklanjuti dengan Permendagri No 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

B. Prioritas Pembangunan
Prioritas pembangunan Kabupaten Barru dituangkan dalam
dokumen perencanaan dalam hal ini Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021. Adapun
arah pembangunan yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun
mendatang (clarity of direction) dituangkan dalam Visi RPJMD
Tahun 2016-2021. Visi ini menjawab permasalahan pembangunan
daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam
jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah
pembangunan jangka panjang daerah.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 50

Adapun Visi Kabupaten Barru Tahun 2016-2021, adalah :


“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat
Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”
Berdasarkan visi pembangunan di atas, maka dijabarkan ke
dalam misi untuk kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut:
1. Misi 1 : Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya
Pembangunan Untuk Kesejahteraan Masyarakat.
2. Misi 2 : Meningkatkan Kecerdasan Dan Profesionalisme
SDM.
3. Misi 3 : Mengembangkan interkoneksitas sinergis antar
wilayah di tingkat nasional, regional dan
internasional.
4. Misi 4 : Menciptakan lingkungan yang kondusif.
5. Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik
(Good Governance).

C. Capaian Kinerja pembangunan


1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tingkat pembangunan manusia suatu wilayah dapat dinilai


melalui indikator dari aspek kesehatan, pendidikan dan daya beli,
melalui pengukuran keadaan penduduk yang sehat dan berumur
panjang, berpendidikan dan berketerampilan serta mempunyai
pendapatan yang memungkinkan untuk hidup layak. Oleh karena
itu, salah satu wujud keberhasilan Pemerintah Kabupaten Barru
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 51

dalam pembangunan dapat dirincikan dari pencapaian Indeks


Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barru.
IPM merupakan indeks yang mengukur pencapaian
pembangunan keseluruhan suatu daerah, yang direpresentasikan
oleh tiga dimensi, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan
dan kualitas hidup yang layak.
Perkembangan IPM Kabupaten Barru selama kurun waktu
2012 - 2016 dapat dilihat dari Tabel 6.1. berikut ini:
Tabel 6.1
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

1 IPM 66,07 67,02 67,94 68,64 69,07

IPM memberikan beberapa petunjuk untuk melihat hasil


pembangunan suatu wilayah. Penggolongan daerah berdasarkan
IPM ada 4 kategori : Rendah (IPM dibawah 50), Menengah rendah
(IPM antara 51-65), Menengah tinggi (IPM antara 66-70) dan Tinggi
(IPM diatas 70). Dan berdasarkan tabel diatas, menunjukkan
bahwa IPM Kabupaten Barru apabila dilihat dari tahun 2012
hingga tahun 2016 trennya cenderung naik, dan selama kurun
waktu tersebut termasuk kategori menengah tinggi.
IPM pada dasarnya menggambarkan tingkat kesehatan
penduduk yang dipresentasikan melalui Angka Harapan Hidup
(AHH), perkembangan dan kemajuan sosial yang ditunjuk melalui
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 52

Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah serta


kemampuan ekonomi penduduk yang diukur dengan pengeluaran
riil per kapita atau Indeks Daya Beli (IDB). Faktor pembangun nilai
IPM dapat dilihat dibawah ini :

a. Indeks Pendidikan
Peningkatan kualitas SDM ditandai oleh peningkatan IPM.
Adapun indikator pendidikan diukur dari Angka Melek Huruf
penduduk dewasa serta rata-rata lama sekolah.
Tabel 6.2
Perkembangan Pencapaian Bidang Pendidikan Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Angka Melek
1 90,56 91,04 96,56 96,56 99,31
Huruf

Rata-rata Lama
2 7,11 7,13 7,28 7,31 7,61
Sekolah

Indeks
3 57,42 59,41 61,62 61,73 62,98
Pendidikan

Perkembangan Angka Melek Huruf penduduk Kabupaten


Barru tahun 2012 – 2016 mengalami peningkatan tiap tahunnya,
pada awal periode tahun 2012 sebesar 90,56 meningkat menjadi
99,31 pada tahun 2016. Trend meningkat juga ditunjukkan oleh
angka rata-rata lama sekolah yang meningkat juga tiap tahunnya
yakni pada tahun 2012 sebesar 7,11 dan meningkat pada tahun
2016 sebesar 7,61. Sementara untuk indeks pendidikan juga
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 53

mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 57,42 dan pada


tahun 2016 sebesar 62,98.

b. Indeks Kesehatan
Tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Barru dapat dilihat
dari beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilannya, yakni
lingkungan sehat, pelayanan kesehatan, faktor turunan dan
perilaku sehat. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan
untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata
dan murah. Meningkatnya pelayanan kesehatan berarti
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya
pemerintah dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan pada
masyarakat adalah dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang
menjangkau semua lapisan masyarakat di berbagai daerah
wilayah Kabupaten Barru. Indikasi suksesnya pelayanan
Kesehatan dapat dilihat dari angka harapan hidup masyarakat
Kabupaten Barru. Angka Harapan Hidup masyarakat Kabupaten
Barru dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6.3
Perkembangan Pencapaian Bidang Kesehatan Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Angka Harapan
1 67,61 67,69 67,73 67,74 68,16
Hidup

2 Indeks Kesehatan 73,26 73,37 73,44 73,57 74,09


BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 54

Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten Barru tahun


2012 – 2016 mengalami peningkatan tiap tahunnya, pada awal periode
tahun 2012 sebesar 67,61 meningkat menjadi 68,16 pada tahun 2016.
Trend meningkat juga ditunjukkan oleh angka indeks kesehatan yang
meningkat juga tiap tahunnya yakni pada tahun 2012 sebesar 73,26
meningkat pada tahun 2016 sebesar 74,09.

c. Paritas Daya Beli


Untuk mengukur dimensi standar hidup layak (daya beli),
UNDP menggunakan indikator yang dikenal dengan real per kapita
GDP adjusted. Untuk perhitungan IPM untuk nasional (provinsi
atau kabupaten/kota) tidak memakai PDRB per kapita karena
PDRB per kapita hanya mengukur produksi suatu wilayah dan
tidak mencerminkan daya beli riil masyarakat yang merupakan
perhatian di IPM. Untuk perkembangan paritas daya beli di
Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6.4
Perkembangan Paritas Daya Beli Kabupaten Barru
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Paritas Daya Beli


1 9.501 9.655 9.733 9.811 10.155
(Rp 000)

2. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun tertentu
dibandingkan dengan nilai PDRB pada tahun sebelumnya, dimana
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 55

nilai PDRB yang digunakan adalah nilai PDRB atas dasar harga
konstan. Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Barru dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun sejak 2012-2016 dapat dilihat pada
Gambar 6.2 dibawah ini.
Gambar 6.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012-2016

PE
10 8,39 7,87 7,36
6,32 6,09
5
PE

0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 6.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi


Kabupaten Barru pada tahun 2012 yakni 8,39 persen menurun
tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 yakni 7,87 persen,
tahun 2014 yakni 7,36 persen, pada tahun 2015 menurun sebesar
6,32 persen hingga di tahun 2016 menyentuh 6,09 persen
pertumbuhan ekonomi. Selama periode 2012-2016, pertumbuhan
ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 2012.
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 56

BAB VII
PENUTUP
Data/Informasi sangatlah penting dalam mendukung
terselenggaranya sistem pemerintahan dan pembangunan di suatu
daerah. Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD)
merupakan suatu sistem pengelolaan data dan informasi profil
Program pembangunan di Kabupaten Barru pada tahun 2016 ini
merupakan tahun pertama masa pemerintahan Bupati yang baru
periode 2016-2021. Perkembangan pembangunan di Kabupaten
Barru tahun 2012-2016 dapat dilihat secara makro melalui data
dan infomasi yang dikemas dalam buku profil Daerah Kabupaten
Barru dan dinarasikan secara sederhana.
Penyusunan publikasi Profil Daerah Kabupaten Barru Tahun
2017 ini diharapkan bisa menghasilkan data statistik yang dapat
digunakan dan mampu menjadi salah satu rujukan bagi
pemerintah maupun masyarakat luas pada umumnya.
Melalui ketersediaan data dan informasi daerah Kabupaten
Barru ini diharapkan, untuk pemerintahan dapat menjadi salah
satu pendukung bagi pengambilan keputusan dan kebijakan baik
di daerah maupun di pusat dan dapat meningkatkan komitmen
pemerintah daerah untuk membangun pola kerja berbasis data
dan informasi, serta akan meningkatkan komitmen pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di
daerah. Untuk masyarakat luas, diharapkan dengan adanya
BUKU PROFIL PEMBANGUN DAERAH KAB. BARRU 57

publikasi ini dapat menggerakkan masuknya investor yang


nantinya ikut berkembang dan membangun bersama Kabupaten
Barru.
Mengingat arti pentingnya data dan informasi bagi
perencanaan pembangunan, maka peran masing-masing SKPD
sangatlah penting dalam menunjang kelancaran pemenuhan data
dimaksud. Terkait dengan hal ini maka komitmen semua pihak,
erutama para pimpinan SKPD beserta anggota tim kelompok kerja
dapat bekerja sama dalam membangun sistem informasi profil
daerah lebih baik lagi dimasa-masa mendatang dengan
berpedoman pada aturan yang berlaku. Ketaatan masing-masing
anggota kelompok kerja serta perhatian serta dukungan moril dari
para pimpinan SKPD dan instansi vertikal sangatlah diperlukan
guna memperlancar proses penyusunan profil daerah ini.

Anda mungkin juga menyukai