Anda di halaman 1dari 9

03-12-2019, 11:15 AM

Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien pada Ruang Inap di Rumah


Sakit

Satri Andani Zendrato/ 181101103

Zendratosatri@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab semua perawat, namun masih
didapatkan adanya insiden keselamatan pasien yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Tujuan
untuk mengidentifikasi pengetahuan tenaga kesehatan dalam Sasaran Keselamatan Pasien di
rumah sakit. Metode Penelitian yang di gunakan merupakan studi kasus dengan rancangan
berdasarkan data prospektif dan kualitatif berdasarkan data primer melalui observasi dan
wawancara dengan farmasi, dokter, perawat. Hasil, koonsultasi melalui telepon tidak
diverifikasi kembali oleh dokter yang memberikan instruksi karena dokter jaga tidak melakukan
visite ke ruangan tersebut dan dokter spesialis tidak diingatkan dan ada sebagian kecil yang
enggan tanda tangan melakukan verifikasi dan juga membubuhkan tanda tangan. Pembahasan
ini di jelaskan berbagai keselamatan pasien ruang inap yaitu : penerapan sasaran keselamatan
pasien identifikasi pasien, Komunikasi Efektif, Keamanan Obat dan Cairan, Ketepatan Lokasi,
Prosedur, Pasien Operasi, Pengurangan Risiko Infeksi, Pengurangan Risiko Jatuh. Penutup,
Penerapan sasaran keselamatan pasien (identifikasi pasien, komunikasi secara efektif, keamanan
obat dan cairan, ketepatan lokasi prosedur-pasien operasi, pengurangan risiko infeksi, dan
pencegahan jatuh di dua Ruang Inap Rumah Sakit.

Kata Kunci : Sasaran keselamatan pasien, ruang rawat inap

LATAR BELAKANG rumah sakit yang cukup besar,


merupakan hal yang berpotensi
Keselamatan pasien merupakan
terjadinya kesalahan dalam proses
sistem yang bertujuan untuk
pemberian pelayanan kesehatan dan
memberikan asuhan terhadap pasien
terjadi kesalahan diagnosis, pengobatan,
secara aman sebagai upaya mencegah
perawatan, serta kesalahan sistem
kejadian yang tidak diinginkan
lainnya sehingga berbagai kesalahan
(Kemenkes, 2011). Banyaknya terdapat
yang terjadi mengakibatkan insiden
jenis obat, jenis pemeriksaan dan
keselamatan pasien
prosedur, serta jumlah pasien dan staf
03-12-2019, 11:15 AM

Keselamatan pasien sudah Kejadian Tidak Diharapkan


merupakan prioritas dalam aspek (KTD) yang sering terjadi pada pasien
pelayanan di rumah sakit dan sudah selama dirawat dapat disebabkan oleh
menjadi tuntutan kebutuhan dalam berbagai faktor antara lain : Lingkungan
pelayanan kesehatan. Upaya kerja, hal-hal yang berhubungan dengan
penyelenggaraan patient safety di rumah kondisi pasien, alur komunikasi yang
sakit di harapkan meminimalkan risiko kurang tepat, penggunaan sarana kurang
kejadian KTD (kejadian Tidak tepat, kebijakan dan prosedur yang tidak
Diinginkan), mengurang konflik antara adekuat. Semua faktor tersebut
petugas kesehatan dan pasien, menimbulkan terjadinya insiden
mengurangi timbulnya sengketa medis, keselamatan pasien yang beragam,
mengurangi tuntutan dan proses hukum mulai dari yang ringan dan sifatnya
serta menepis tuduhan malapraktek reversible hingga yang berat berupa
yang mungkin marak terhadap rumah kecacatan atau bahkan kematian (KKP–
sakit. RS 2008).

Keselamatan pasien merupakan Banyaknya upaya yang telah


sistem yang bertujuan untuk diusahakan untuk mengurangi dampak
memberikan asuhan terhadap pasien insiden keselamatan pasien. Salah satu
secara aman sebagai upaya mencegah cara dengan menerapkan sistem
kejadian yang tidak diinginkan keselamatan pasien di rumah sakit dan
(Kemenkes, 2011). Banyaknya terdapat pelatihan atau sosialisasi terkait
jenis obat, jenis pemeriksaan dan keselamatan pasien. Di ruangan pasien
prosedur, serta jumlah pasien dan staf atau rawat inap, perawat harus
rumah sakit yang cukup besar, menerapkan enam sasaran keselamatan
merupakan hal yang berpotensi diantaranya memastikan identifikasi
terjadinya kesalahan dalam proses pasien; mengkomunikasikan secara
pemberian pelayanan kesehatan berupa benar saat serah terima pasien;
kesalahan dalam melakukan diagnosis, memperhatikan nama obat, rupa dan
pengobatan, perawatan, serta kesalahan ucapan mirip (look-alike, sound-alike
sistem lainnya sehingga berbagai medication names); memastikan
kesalahan yang terjadi mengakibatkan tindakan yang benar pada sisi tubuh
insiden keselamatan pasien yang benar; meningkatkan kebersihan
03-12-2019, 11:15 AM

tangan untuk pencegahan infeksi; dan Hasil koonsultasi melalui


menurunkan risiko cidera. telepon tidak diverifikasi kembali oleh
dokter yang memberikan instruksi
TUJUAN
karena dokter jaga tidak melakukan
Untuk mengidentifikasi pengetahuan visite ke ruangan tersebut dan dokter
tenaga kesehatan dalam Sasaran spesialis tidak diingatkan dan ada
Keselamatan Pasien di rumah sakit. sebagian kecil yang enggan tanda
tangan melakukan verifikasi dan juga
METODE membubuhkan tanda tangan. Kepatuhan

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan sign in, time out dan sign

kajian ini terdapat di jurnal dengan out masih kurang baik dengan hasil

judul “Tata Kelola dan Kepatuhan tercapai sebagian sebanyak 62,5%

Penerapan Standar Patient Safety (25/40 x 100%). Hal ini dikarenakan

Penyakit Stroke di Rumah Sakit Dr. pelaksanaan prosedur cek list

Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2015” keselamatan pasien sudah dilakukan

Penelitian yang saya gunakan dengan cukup baik, tetapi pengisian

merupakan studi kasus dengan lembar cek list sebagai dokumentasi

rancangan berdasarkan data prospektif masih banyak yang belum ditulis atau

dan kualitatif berdasarkan data primer terisi. Dokter operator belum terbiasa

melalui observasi dan wawancara melakukan site marking di ruangan saat

dengan farmasi, dokter, perawat. persiapan pasien tetapi dilakukan di atas

Penelitian dilaksanakan pada bagian meja operasi.

Rekam Medik, Instalasi Rawat Jalan, ` Kepatuhan pemasangan kateter


Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Rawat atau selang tercapai penuh dengan hasil
Inap atau Unit Stroke, Intensif Care 92,86% (65/70 x 100%). Bila dokter
Unit, kamar bedah, dan Instalasi memberi intruksi pemasangan kateter
Farmasi, Penelitian dilaksanakan bulan maka kateter segera dipasang oleh
Febuari sampai Maret tahun 2015. petugas saat itu. Sebelum pemasangan
Sampel adalah semua pasienUnit Stroke kateter dilakukan kebersihan tangan,
dengan diagnosis Stroke. siapakan alat, identifikasi pasien lalu
pasang kateter. Pasien stroke yang
HASIL
dirawat tidak semua terpasang kateter,
03-12-2019, 11:15 AM

yang terpasang kateter yaitu pasien masuk rumah sakit dan akan selalu
stroke yang inkotinensia, tidak bisa dikonfirmasi dalam segala proses di
buang air kecil spontan, pasien yang ada rumah sakit. Semua pasien baru yang
dekubitusnya dan untuk balance cairan. masuk telah diberikan gelang identitas
dan ditanyakan namanya saat gelang
Pemasangan kateter dan selang
disematkan, pemberian gelang tersebut
NGT pada pasien stroke dilakukan oleh
untuk memudahkan proses identifikasi
perawat sudah sesuai SPO(data
pasien. Pada saat pemasangan gelang
ditampilkan pada tabel 15). Kepatuhan
identitas, pasien akan diberi tahu
risiko jatuh tercapai penuh sebanyak
mengenai manfaat gelang dan perawat
88,89% (160/180 x 100%), pencegahan
wajib menjelaskan risiko yang akan
jatuh dilakukan di semua ruangan
timbul jika tidak dipasang gelang
setelah dilakukan assesmen pasien jatuh
identitas.
bila pasien berisiko tinggi jatuh dengan
skor > 50 (skor Morse Fall) maka Jika pasien menggunakan gelang
pasien dilakukan pemasangan klip tangan harus tetap dikonfirmasi secara
risiko jatuh berwarna kuning, diberi verbal, seandainya pasien tidak dapat
tanda segitiga jatuh di tempat tidur menyebut nama maka perawat dapat
pasien dan diberikan edukasi pasien menanyakan pada penunggu atau
jatuh. Semua kasus stroke dirawat di keluarga. Pasien yang tidak mampu
unit stroke sudah mendapatkan menyebut nama, tidak memakai gelang
perhatian lebih untuk melakukan dan tidak ada keluarga atau penunggu
pencegahan pasien jatuh. maka identitas dipastikan dengan
melihat rekam medik oleh dua orang
PEMBAHASAN
petugas.

 Penerapan Sasaran Keselamatan


 Komunikasi Efektif
Pasien Identifikasi Pasien
Saat melakukan komunikasi
Rumah Sakit telah berusaha
dengan dokter melalui telepon, perawat
untuk memperbaiki pelaksanaan
sudah menyiapkan kertas untuk
identifikasi pasien sesuai dengan
mencatat semua instruksi dokter dan
prosedur. Proses dalam identifikasi
mengkonfirmasi ulang apa yang sudah
pasien dilakukan sejak dari awal pasien
dicatat oleh perawat. Begitu juga saat
03-12-2019, 11:15 AM

melakukan komunikasi secara lisan atau dokumentasi, benar informasi, dan


visite dokter, jika ada tulisan dokter benar pengkajian juga sudah diterapkan.
yang kurang jelas, perawat
Obat obatan menjadi bagian dari
mengkonfirmasikan atau menanyakan
rencana pengobatan pasien, manajemen
kembali instruksi yang diberikan oleh
RS harus berperan secara kritis untuk
dokter.
memastikan keselamatan pasien. Nama
Perawat juga menjelaskan Obat, rupa dan ucapan mirip
prosedur pelayanan kesehatan mulai (NORUM), yang membingungkan staf
dari saat pasien masuk ruangan, pelaksana merupakan salah satu
pemeriksaan, diagnosis, rujukan dan penyebab yang paling sering dalam
saat pasien keluar rumah sakit. Setiap kesalahan obat (medication error).
akan melakukan proses tindakan
Oleh karena itu, kewaspadaan
keperawatan sudah meminta
terhadap obat-obat yang tingkat
persetujuan atau informed concent baik
bahayanya tinggi harus ditunjukkan
secara lisan atau pada tindakan tertentu
dengan menyimpannya di tempat
secara tertulis. Pasien pun mempunyai
khusus dan tidak di setiap ruangan.
hak untuk bertanya jika masih ada yang
Obat-obatan lain harus dibawah
kurang jelas dalam memutuskan
pengawasan apoteker, sehingga kalau
menerima atau menolak pelayanan
ada dosis yang berlebihan dapat
kesehatan yang diberikan.
disarankan ke dokternya untuk
 Keamanan Obat dan Cairan meninjau kembali terapinya.

Salah satu tindakan yang  Ketepatan Lokasi, Prosedur, Pasien


mengancam keselamatan pasien yaitu Operasi
kesalahan dalam pemberian obat yang
Salah lokasi, salah prosedur,
dilakukan oleh perawat. Sebagian besar
salah pasien operasi merupakan sesuatu
perawat telah menerapkan keamanan
yang mengkhawatirkan dan sering
obat dan Cairan. Penerapan delapan
terjadi di Rumah Sakit. Kesalahan ini
benar dalam menunjang keselamatan
akibat dari komunikasi yang tidak
pasien yaitu: benar pasien, benar obat,
efektif atau tim bedah yang kurang atau
benar dosis, benar waktu, benar cara
tidak melibatkan pasien saat penandaan
atau route pemberian, benar
03-12-2019, 11:15 AM

lokasi. Di samping itu, ada beberapa tahan tubuhnya sedang menurun.


faktor yang sering terjadi, antara lain: Adanya infeksi baru kadang-kadang
pengkajian pasien yang tidak adekuat, juga dapat memicu dampak yang lebih
penelaahan ulang catatan medis tidak fatal saat dirawat di rumah sakit
adekuat, budaya yang tidak mendukung terutama saat berada di ruang bedah.
komunikasi antar anggota tim bedah.
Hasil penelitian menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar perawat telah
sebagian besar perawat telah melakukan menerapkan tindakan untuk mengurangi
upaya untuk meningkatkan ketepatan infeksi dengan mencuci tangan sebelum
lokasi, prosedur, dan pasien operasi dan sesudah melakukan tindakan
sebelum dilakukan operasi ke pasien, keperawatan, mendisinfeksi bagian
antara lain melakukan pengecekan tubuh yang akan dirawat luka, memakai
terkait identitas pasien, mengecek alatalat yang sudah disterilkan, dan
ketepatan prosedur dan lokasi operasi memakai sarung tangan saat melakukan
serta melakukan beberapa prosedur tindakan apapun. Didepan tiap kamar
rutin seperti enema sesuai instruksi pasien juga sudah terdapat desinfektan.
dokter, menganjurkan pasien untuk Hal ini menunjukkan kepedulian yang
puasa, sebelum memberi antibiotik tinggi untuk mencegah infeksi yang ada
melakukan test alergi terlebih dahulu, di rumah sakit karena tingginya angka
menyiapkan dan mengecek hasil foto- infeksi ini akan memicu terjadinya
foto rontgen dan hasil pemeriksaan ketidakpuasan yang dirasakan oleh
lainnya. Hal ini bertujuan untuk pasien sebagai konsumen rumah sakit.
mencegah kekeliruan lokasi, prosedur,
 Pengurangan Risiko Jatuh
dan pasien operasi.
Jumlah kasus jatuh cukup
 Pengurangan Risiko Infeksi
bermakna sebagai penyebab cidera bagi
Rumah sakit merupakan tempat pasien rawat inap. Mengingat risiko
yang rentan terjadi infeksi nosokomial pasien jatuh sangat besar maka sebagai
atau infeksi baru selama perawatan. perawat perlu memikirkan berbagai cara
Meski dapat juga terjadi pada untuk mengurangi terjadinya hal
pengunjung, infeksi ini paling sering tersebut. Hal ini dilakukan dengan
menjangkiti pasien dengan kondisi daya tujuan pasien tidak perlu di rawat di
03-12-2019, 11:15 AM

Rumah Sakit lebih lama akibat dengan penurunan kesadaran dan


komplikasi jatuh. Pemasangan gangguan mobilitas, dan menjaga lantai
pengaman tempat tidur sangat penting kamar mandi agar tidak licin.
disediakan terutama pada pasien dengan
PENUTUP
kesadaran menurun dan gangguan
mobilitas. Perawat juga sudah Penerapan sasaran keselamatan pasien
meletakkan bel di dekat pasien dan (identifikasi pasien, komunikasi secara
menganjurkan pasien untuk efektif, keamanan obat dan cairan,
menggunakan bel bila memerlukan ketepatan lokasi prosedur-pasien
bantuan, supaya tidak terjadi hal-hal operasi, pengurangan risiko infeksi, dan
tidak terduga yang mengakibatkan pencegahan jatuh di dua Ruang Inap
pasien jatuh atau membuat cidera baru. Rumah Sakit.
Selain itu, perawat memberikan tanda
Bagi perawat pelaksana agar
atau etiket atau label pada tangan pasien
mengidentifikasi pasien menggunakan
dan tanda segitiga berwarna kuning
minimal dua identitas pasien, tidak
yang di letakkan di sisi tempat tidur
menggunakan nomor kamar/nomor
untuk pasien risiko jatuh.
tempat tidur dan meningkatkan usaha
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah agar pasien tidak jatuh.
perawat untuk mencegah terjadinya Kepala ruang atau tim keselamatan
jatuh pada pasien antara lain: pasien juga harus lebih
Mengorientasikan pasien pada saat mensosialisasikan penerapan enam
masuk rumah sakit dan menjelaskan sasaran keselamatan pasien kepada
sistem komunikasi yang ada, bersikap perawat.
hati-hati saat mengkaji pasien dengan
keterbatasan gerak, melakukan supervisi
REFERENSI
ketat pada awal pasien dirawat terutama Azrul Azwar. (1996). Menuju Pelayanan
malam hari, menganjurkan Kesehatan yang Bermutu. Jakarta.
menggunakan bel bila membutuhkan
Asmadi. (2008).  Konsep Dasar
bantuan, memberikan alas kaki yang
Keperawatan. Jakarta : EGC
tidak licin, memberikan pencahayaan
yang adekuat, memasang pengaman
tempat tidur terutama pada pasien
03-12-2019, 11:15 AM

Cahyono, J. B. S. (2012). Membangun Korompis, Grace E.C. (2016).


Budaya Keselamatan Pasien Organisasi dan Manajemen
dalam Praktek Kedokteran. Kesehatan. Jakarta: EGC.
Yogyakarta
Kemenkes RI. (2011). Peraturan
Departemen Kesehatan Republik Menteri Kesehatan
Indonesia. 2009. UU No. 44 Republik Indonesia Nomor
Tahun 2009 Tentang Rumah 1691/MENKES/PER/VIII/2011
Sakit. Jakarta: Depkes RI. tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Jakarta: Depkes
Departemen Kesehatan Republik
RI.
Indonesia. (2012). Pedoman
Pemantauan Terapi Obat. Kemenkes RI. (2006). Panduan
Jakarta: Depkes RI. Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (Patient Safety):
Depkes, (2006). Panduan Nasional
Utamakan Keselamatan Pasien.
keselamatan pasien RS (Patient
Jakarta: Depkes RI.
Safety). Jakarta : Depkes RI.
KKP-RS. (2008). Panduan Nasional
Depkes, (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
keselamatan pasien RS (Patient Sakit. Jakarta: Depkes RI
Safety) edisi 2. Jakarta : Depkes
R.H.Simamora (2019). Buku ajar
RI.
pelaksanaaan indentifikasi
Gede Muninjaya A.A. (2011).
pasien. Uwais Inspirasi indonesi
Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : EGC R.H. Simamora. (2019). The infiuence
of Training handover based
Iskandar Edy. (2017). Tata Kelola dan
SBAR Communication for
Kepatuhan Penerapan Standar
Improving patients safety.
Patient Safety Penyakit Stroke di
Indian journal of public heath
research & Deveopment
Rumah Sakit Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Tahun 2015. R.H. Simamora (2019). Documentation
Volume 3 No 3. of Patient Identifikasi Into the
03-12-2019, 11:15 AM

hectronic system to improve the Rumah Sakit.” INA-Rxiv, 3 Dec. 2019.


Web.
quality of nursing serviceec
International) journal of Chicago

soenrifio & technology tesearch Zendrato, Satri A. 2019. “Pelaksanaan


Sasaran Keselamatan Pasien pada
WHO, (2004). World Alliance for Ruang Inap di Rumah Sakit.” INA-Rxiv.
December 3. doi:10.31227/osf.io/ufqgx.
Patient Safety, World Health
organization : Geneva.

Paper DOI
10.31227/osf.io/ufqgx

License
CC0 1.0 Universal 

Disciplines
Education   Science and Mathematics
Education

Tags
Sasaran keselamatan pasien  ruang rawat
inap

Original publication date


2019-12-03

Citations
APA

Zendrato, S. A. (2019, December 3).


Pelaksanaan Sasaran Keselamatan
Pasien pada Ruang Inap di Rumah Sakit.
https://doi.org/10.31227/osf.io/ufqgx

MLA

Zendrato, Satri A. “Pelaksanaan Sasaran


Keselamatan Pasien pada Ruang Inap di

Anda mungkin juga menyukai