Anda di halaman 1dari 69

LAMPIRAN 4

INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA : RUANG PERACIKA 612.62


Ind
No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket
2 ALAT A. Harus mempunyai “Fire H
p
Alarm Detector” antara lain :
PENUNJANG
- Smoke Detector
- Fixed Temperature Detector
Yang rutin dilakukan
pengecekan setiap 6 bulan
sekali
B. Harus ada alat pemadam
kebakaran : PEDOMAN
- Alat Pemadam Api Ringan KES EHATAN DAN KES ELAMATAN
- Hydrant
KERJA INS TALAS I FARMAS I RUMAH S
C. Tersedia alat pelindung diri
seperti masker, topi, baju AKIT
kerja, sepatu, kaos tangan
(K3 - IFRS )
D. Tersedia tempat sampah
yang cukup memadai sesuai
kebutuhan yang tertutup dan
cara membukanya dengan
injakan kaki
E. Tersedia cairan pencuci
tangan antara lain : sabun
cair desinfektan dan
tissue/alat pengering tangan
(hand drier)

3 SDM - Perlu ditunjang gizi yang


cukup
- Perlu pemeriksaan
kesehatan secara rutin

DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN


120 KLINIK DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN
DEPKES RI
2006
No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket
saluran limbah RS serta
tertutup
F. Luas mencukupi untuk
kegiatan peracikan
G. Ventilasi memberikan
sirkulasi udara yang cukup
dengan adanya exhaust fan
atau AC
H. Tingkat kebisingan
maksimum 85 DB
I. Instalasi listrik terisolasi
dengan baik dengan panel
yang jelas dan aman
J. Penerangan harus cukup
terang, daya listrik harus
cukup dengan kebutuhan
pemakaian peralatan
peracikan
K. Kelembaban lebih kecil
atau sama dengan 60 %,
temperatur ruangan lebih
kecil atau sama dengan 25 ºC
L.Sumber air cukup bersih,
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
mempunyai debit air cukup,
Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal berasal dari PAM atau air
613.62 tanah
Bina Kefarmasian dan alat kesehatan.
Ind. M.Wastafel/bak cuci harus
Pedoman kesehatan dan keselamatan kerja instalasi
p mempunyai lebar dan tinggi
farmasi rumah sakit (K3-IFRS. -- Jakarta : Departe- men y a ng c u k u p u n t u k
Kesehatan RI, 2006. kemudahan pencucian
1. Judul 1. OCCUPATIONAL HELATH
2. OCCUPATIONAL SAFETY

1
LAMPIRAN 4 KATA PENGANTAR
INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA : RUANG PERACIKA
No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa
1 RUANGAN A.LANTAI karena berkat rahmat dan karuniaNya, Buku Pedoman
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Rata, tidak bergelombang,
(K3-IFRS) telah diselesaikan.
tidak licin
B. DINDING Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat
Rata, mudah dibersihkan, Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah menyusun
tidak mudah terbakar, suatu pedoman kesehatan dan keselamatan kerja instalasi
berwarna terang farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman
kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada. Buku ini
C. PINTU memuat uraian mengenai bagaimana pekerja di rumah sakit
Harus mudah dibuka dari khususnya di instalasi farmasi rumah sakit dalam mengelola dan
dalam dan membuka keluar menggunakan sediaan farmasi, mengetahui bahaya potensial
dengan handle pintu yang yang ada di IFRS, manajemen K3 IFRS dan pengendalian K3-
panjang IFRS.
Dibuat dengan lebar dan tinggi Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan
yang cukup (minimum lebar 90 terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
cm dan tinggi 200 cm) dalam penyusunan buku pedoman ini.
Bahan pintu sebaiknya dari
bah an yang mudah Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat sebagai
dibersihkan (kaca/stainless pedoman dalam melaksanakan program kesehatan dan
steel) keselamatan kerja.
D. ATAP
Atap/Plafon terbuat dari
bahan yang berkualitas baik Jakarta, April 2006
dan tidak mudah terjadi Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik
kebocoran
E. DRAINASE
Saluran pembuangan air
limbah harus lancar dan
sudah terintegrasi dengan
Drs. Abdul Muchid, Apt, NIP. 140088411

1 i
No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket
4. Vaksin disimpan
terpisah dengan obat
5 PENANDA- Fire alarm detector :
AN KE- a. Adanya smoke
BAKARAN detector
b. Adan
ya fixed
temperature detector
c. Adanya fire springkel
d. Ada
nya alat
pemadam api ringan
6. PENYEDI-
AAN AIR 1. Sumber air dari
BERSIH PAM/PDAM atau air
tanah
2. Kualitas air bersih
bebas dari fisika,
kimia, mikrobiologi
7 PENANG- dan radioaktif
GULANGA
1. Adanya protap
N tentang pertolongan
TERHADAP pertama pada
kecelakaan
KECELAKA
2. A d a n y a p
- AN e r l e n g k a p a n
pelindung petugas
3. A d a n y a
perlengkapan
pertolongan pertama
pada kecelakaan

1
LAMPIRAN 3 KATA SAMBUTAN
INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG PRASARANA
Dalam pembangunan nasional yang bertitik fokus pada sumber daya
No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket manusia, upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
1. LISTRIK 1. Penerangan ruangan upaya yang melekat dan tak terpisahkan dalam setiap karya
cukup, tidak gelap pembangunan. Tujuan dari penerapan upaya K3 adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja seluruh
2. Peralatan penunjang pekerja ditempat kerjanya. Sebagaimana disebutkan dalam UU No.
keselamatan listrik (sarung 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
tangan, sepatu isolasi,
helm) Keselamatan dan Kesehatan merupakan salah satu kegiatan yang
menunjang terciptanya keluaran yang optimal, oleh karena upaya
3. Penyalur petir max 10 ohm kesehatan kerja merupakan upaya penyerasian antara kapasitas
kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.
2. GENSET Penggantian aliran listrik
Upaya K3 perlu diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya
jika listrik mati
tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah
3. PENGKON
terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10
1. Temperatur udara 18-
28ºC
orang.
DISIAN Rumah sakit yang memiliki kriteria tempat kerja seperti yang
UDARA 2. Kelembaban udara 40%- tersebut diatas, maka upaya K3 merupakan hal yang mutlak
60% dilaksanakan.
4. PENYIMPA 1. B a h a n berbahaya Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang merupakan bagian/unit dari
disimpan pada ruang rumah sakit yang mempunyai risiko bahaya fisika, kimia,biologi,
NAN PER- dan psikososial, maka Apoteker perlu mempunyai pemahaman
yang terpisah sesuai
BEKALAN dengan spesifikasi barang tentang K3 IFRS yang sama, dengan demikian perlu dibuat
Pedoman K3 IFRS.
FARMASI 2. Tiap penyimpanan bahan
berbahaya dilengkapi Semoga pedoman ini dapat berguna dalam mengembangkan
dengan persyaratan yang program Kesehatan dan Keselamatan Kerja IFRS untuk mencapai
memenuhi syarat, spt tujuannya yaitu pekerja IFRS yang sehat dan produktif
label, tanda bahaya, serta
penanggulangan terhadap
kecelakaan Jakarta, April 2006
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian
3. Perbekalan farmasi yang dan Alat Kesehatan
harus disimpan dalam
suhu dibawah 15ºC
disimpan dalam lemari
pendingin (kulkas)

Drs. Richard Panjaitan, Apt., SKM


NIP. 470 034 655

1 i
No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket
8. SANITAIR 1. Closet, urinoir dan
wastavel terdiri dari b
a h a n y a n g
berkualitas baik,
berfungsi serta
mudah dibersihkan
2. Kran air terdiri dari b
ahan yang
berkualitas baik serta
berfungsi dengan
baik
3. Ketinggian closet
duduk 45-50 cm
4. Ketinggian urinoir 60-
70 cm
5. Ketinggian wastavel
70-80 cm
6. Keperluan air cukup
7. L u b a n g s a l ur a n
pembuangan
ditempatkan pada
permukaan lantai
yang paling rendah,
dan berhubungan
langsung dengan
saluran pembuangan,
serta berfungsi baik

1
No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL BINA
4. JENDELA 1. Jendela terbuat dari bahan H KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
berkualitas baik dan Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9 Telp. : 5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900
bertralis Jakarta 12950 Fax. : 52964838 Tromol Pos : 203

2. Ketinggian jendela 70 cm KEPUTUSAN


dari lantai DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN
3. Jendela harus mudah di DAN ALAT KESEHATAN
buka, di tutup dan Nomor : HK. 00. DJ. IV. 697
dibersihkan
TENTANG
5. ATAP 1. Atap d ari b a ha n PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
berkualitas baik PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
2. K e m i r i n g a n a t ap DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (K3-IFRS)
disesuaikan dengan DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN
bahan yang digunakan dan DAN ALAT KESEHATAN
tidak bocor
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang
3. Talang terbuat dari bahan kelancaran pelaksanaan Program
berkualitas baik dan Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
mampu menyalurkan Klinik Ditjen Binfar dan Alkes Depkes RI,
curahan air perlu dilakukan dengan berbagai upaya;
6. PLAFON 1. Bahan plafon dari kualitas b. bahwa untuk menyatukan pengertian,
baik persepsi, dan kesamaan pandangan tentang
2. Tinggi plafon minimal 260 kesehatan dan keselamatan kerja bidang
cm dari lantai kefarmasian perlu adanya Pedoman
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
3. Plafon berwarna terang IFRS;
dan mudah dibersihkan
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
7. VENTILASI 1. V e n t i l a s i alam sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
memberikan sirkulasi perlu menetapkan Keputusan Dirjen
udara yang cukup Binfar dan Alkes tentang
2. Ventilasi utama berupa Pembentukan Tim Penyusunan
fan, ex haust, AC Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan
memberikan sirkulasi Kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
udara yang baik (K3-IFRS).
Mengingat : 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874
1 Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I LAMPIRAN 2
DIREKTORAT JENDERAL BINA INSTRUMEN PENILAIAN BIDANG SARANA
H KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9 Telp. : 5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900 No. Jenis Fasilitas Bahan, Kondisi/Fungsi Ya Tidak Ket
Jakarta 12950 Fax. : 52964838 Tromol Pos : 203
1. LANTAI 1. Lantai ruangan dari bahan
2. Peraturan Presiden RI No. 9 Tahun 2005 berkualitas baik, kedap air,
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, permukaan rata, tidak licin
Susunan Organisasi dan Tata Kerja dan mudah dibersihkan
Kementerian Negara RI; 2. Lantai sekitar pintu masuk
3. Peraturan Presiden RI No. 10 Tahun 2005 tidak boleh ada perbedaan
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon tinggi, kecuali kamar
I Kementerian Negara RI; mandi

4. Permenkes No. 6 Tahun 1996 tentang 3. Lantai rabat mempunyai


Sistem Manajemen Keselamatan dan kemiringan keluar, tidak
Kesehatan Kerja; licin dan m u d a h
dibersihkan
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 351 /
Menkes / SK /III/ 2003 tentang Komite 4. Lantai kamar mandi harus
K3 Sektor Ke s e hat a n; mempunyai kemiringan 2
derajat ke arah saluran
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1575 / pembuangan
Menkes / Per /XI/ 2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; 2. DINDING 1. Dinding dari bahan
berkualitas baik, tidak
MEMUTUSKAN mudah terbakar, tidak
mudah bobol
Menetapkan : KEPUTUSAN DIRJEN BINA 2. Permukaan dinding harus
KEFARMASIAN DAN ALAT rata, berwarna terang, dan
K E S E H A T A N T E N T A N G mudah dibersihkan
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
P E D O M A N K E S E H A T A N DAN 3. Dinding KM/WC dari
KESELAMATAN KERJA DI IFRS (K3- bahan kuat dan kedap air
IFRS). 3. PINTU 1. Pintu terbuat dari bahan
PERTAMA : Membentuk Tim Penyusunan Pedoman kualitas baik
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di 2. Lebar pintu minimum 90
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (K3-IFRS) cm, tinggi minimum 200
Tahun 2006 dengan susunan sebagai cm, barang mudah keluar
berikut : masuk
Penanggung jawab : Drs. Abdul Muchid, Apt

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874
Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872
1
LAMPIRAN 1
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
KALIMAT PERINGATAN KEAMANAN UNTUK PEKERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA
DAN PEMAKAI BAHAN BERBAHAYA H KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9 Telp. : 5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900
Jakarta 12950 Fax. : 52964838 Tromol Pos : 203
a. Pada waktu menggunakan jangan makan, minum, atau
merokok Ketua : Dra. Nur Ratih Purnama, Apt., M.Si
b. Pada waktu membuka wadah / memindahkan, Sekretaris : Fitra Budi Astuti, S.Si., Apt Anggota
mengencerkan atau mancampur / menyemprotkan /
memfumigasi / menggunakan, pakailah alat / pakaian / : 1. Dra. Rida Wurjati, Apt., M.KM
sarung tangan / sepatu boot / apron / alat pernafasan / topeng
debu /hood dengan air suply/ tutup muka / kacamata / hood 2. Dra. Chusun, Apt., M.Kes
averall dari karet alam / plastik 3. Dra. Siti Nurul Istiqomah, Apt
c. Cucilah dengan sabun tangan / kulit yang kena, sebelum
makan, minum, atau merokok / sebelum makan dari setelah 4. Dra. Rostilawati Rahim, Apt
bekerja / setelah menggunakan
5. Drs. Masrul, Apt
d. Jangan menggunakan sebagai kabut / debu
e. Jangan mengisap gas / uap / asap / kabut / debu 6. Dr. Retnosari Andrajati, Apt, Ph.D
f. Jangan kena kulit / mata / mulut
7. Dra. Masfiah, Apt
g. Pakaian jangan kena kabut / debu / bubuk
h. Jangan tumpah atau menyiprat 8. Drs. Dadang Haeruman Apt,MM,Sp.FRS
i. Cucilah segera dengan sabun/bahan pekat / cipratan / debu, 9. Dra Eti Rosilawati, Apt
dari kulit
j. Siramlah segera bahan pekat / cipratan / debu dari mata 10. Dra. Laswety Bakar, Apt., M.Epid
dengan air banyak
11. Dra. Idayanti, MARS
k. Bukalah segera pakaian dan sepatu yang kena berat
l. Setelah digunakan bersihkanlah alat / pakaian / sarung 12. Dra. Rita Hayati, Apt
tangan (terutama bagian dalamnya) / sepatu boot / apron
/ alat pernapasan / topeng debu embusan / tutup muka dengan 13. Dra. Farida Idyastuti, Apt, SE, MM
baik 14. Drs. Masrial Mahyudin, Apt., MM
m. Alat penyemprot / pendebu, benda-benda / tanah / lantai
/ permukaan yang kena, harus dicuci yang bersih dengan air / 15. Dr. Sabhartini Nadzir, MPH
cara yang dianjurkan
16. Dra. Sri Sulistyati, Apt
n. Gantilah udara dengan baik selama (sebutkan jangka
waktunya) sebelum masuk ruangan yang telah difumigasi 17. Dra. Indrati, Apt, MM
/ diperlakukan
o. Gantilah udara dengan baik selama penggunaan di dalam Sekretariat : 1. Dra. Farida Adelina
ruangan / dalam rumah kaca / dan sebagainya. 2. Yeni, AMF

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874
1 Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I DAFTAR PUSTAKA
DIREKTORAT JENDERAL BINA
H KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9
Jakarta 12950
Telp. : 5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900
Fax. : 52964838 Tromol Pos : 203 1. Buku Pedoman Upaya Kesehatan Kerja di Pabrik Farmasi,
Depkes RI, 1998
KEDUA : Tugas-tugas Tim yaitu mengadakan rapat
persiapan dan koordinasi dengan pihak terkait, 2. Buku Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja di Rumah
menyusun Draft Pedoman Kesehatan dan Sakit, Depkes RI, 2001
Keselamatan Kerja di IFRS.
3. WHO, Why Consider Psychosocial Factors in The
KETIGA : Dalam menjalankan tugas-tugasnya Tim dapat Workplace in Oc cupati onal Hazard, 1994
mengundang organisasi profesi atau pihak-
pihak lain yang terkait untuk mendapatkan 4. WHO, Stress and Adverse Psychological Factors at Work
masukan guna memperoleh hasil yang in Occupational Health, A Manual for Primary Health Care
maksimal. Worker. WHO Regional Office for Eastern Mediterranian,
KEEMPAT : Dalam m el a kuka n tuga snya Tim Cairo 2001.
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal 5. Leka S, A Griffiths, T Cox, Work Organization & Stress in
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Protecting Worker Health Series no. 3, WHO 2004.
KELIMA : Dana berasal dari Darftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Peningkatan Pembinaan
Farmasi Komunitas dan Klinik tahun 2006.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan akan ditinjau kembali apabila
ada kesalahan atau kekeliruan

Ditetapkan di :JAKARTA
pada tanggal : 17 April 2006
--------------------------------------------------
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian Dan
Alat Kesehatan

DRS. RICHARD PANJAITAN, APT., SKM.


NIP. 470 034 655

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874
Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872
1
BAB V DAFTAR ISI
PENUTUP
Kata Pengantar i
Kata Sambutan iii
Diharapkan dengan adanya buku pedoman ini, pembinaan Keputusan Dirjen Binfar & Alkes tentang Pembentukan Tim
upaya kesehatan kerja yang selama ini sudah dijalankan dapat Penyusun v
ditingkatkan hasilnya.
DAFTAR ISI ix
Untuk pekerja di instalasi farmasi rumah sakit, diharapkan buku
pedoman ini dapat membantu mereka dalam memahami BAB I. PENDAHULUAN
masalah-masalah kesehatan kerja di instalasi farmasi rumah I.1 Latar Belakang 1
sakit dan dapat melakukan upaya-upaya antisipasi terhadap II.2 Tujuan 3
akibat-akibat yang ditimbulkannya sehingga tercapai II.3 Pengertian 3
budaya sehat dalam bekerja.
BAB II. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 6
II.1 Ruang Lingkup 6
Tentu saja buku pedoman ini masih belum menggambarkan
permasalahan dan cara penanggulangan yang lengkap. II.2 Dasar Hukum 8
II.3 Potensial Bahaya 10
II.4 Upaya/Langkah-langkah Pengendalian K3 12
Kepada para pembaca yang berminat dalam bidang kesehatan
dan keselamatan kerja di instalasi farmasi rumah sakit BAB III. MANAJEMEN K3 DI IFRS 15
diharapkan bantuan dan masukan yang berharga bagi III.1 Tujuan 15
penyempurnaan buku pedoman ini di masa mendatang. III.2 Fungsi 15
III.3 Organisasi 20
III.4 Tahapan Pelaksanaan K3 IFRS 21
III.5 Prosedur K3 IFRS 23

BAB IV. PENGENDALIAN K3 IFRS 32


IV.1 Bahaya Biologi 32
IV.2 Bahaya Fisika 43

110 ix
IV.3 Bahaya Kimia 60 sampai mendidih. Air mendidih ditandai
IV.4 Bahaya Ergonomi 73 dengan keluarnya uap dari tutup, kecilkan
IV.5 Bahaya Psikososial dan Stres 80 api, jaga agar uap masih tetap keluar (tanda
masih mendidih).
IV.6 Prosedur Pemeriksaan Tenaga Kerja
dan Kesehatan Kerja 86 5. Pertahankan sampai 20 menit, gunakan timer
untuk mencatat.
IV.7 Kewaspadaan Universal 91
6. Lepaskan nampan yang berisi sarung tangan,
goyangkan untuk membuang kelebihan air.
BAB V. PENUTUP 110
Jangan meletakkan nampan langsung (selalu
diatas nampan air) karena ada lobang yang
DAFTAR PUSTAKA 111 memungkinkan kontaminasi.
7. Gunakan segera, atau biarkan kering di
LAMPIRAN 112 udara selama 4-6 jam

c. Sterilisasi
Adalah suatu proses untuk menghilangkan
seluruh mikroorganisme dari alat
kesehatan termasuk endospora bakteri.
Macam-macam Sterilisasi :
- Fisik, seperti pemanasan atau radiasi,
filtrasi
- Kimiawi, menggunakan bahan kimia
dengan cara merendam (mis: dalam
larutan glutardehid) dan menguapi
dengan gas kimia (diantaranya dengan gas
etilen oksida)

109
x
3. Pisahkan peralatan yang terdiri dari BAB I
beberapa bagian, buka tutup (kalau ada).
Rendam alat kesehatan sedemikian rupa, PENDAHULUAN
sehingga seluruhnya berada dibawah
permukaan larutan. Tempatkan mangkok
dan wadah menghadap ke atas, bukan I.1 LATAR BELAKANG
kebawah dan diisi larutan. Era globalisasi dan Pasar Bebas Afta 2003, Kesehatan dan
4. Tutup wadah dan biarkan alat kesehatan Keselamatan Kerja (K3) merupakan prasyarat yang
terendam selama 20 menit. Jangan ditetapkan dalam hubungan ekonomi dan jasa yang harus
mengambil atau menambahkan peralatan dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk Indonesia.
dalam kurun waktu ini. Berbagai penyakit yang berhubungan dengan pencemaran
5. Keluarkan alat kesehatan dengan penjepit lingkungan maupun penyakit-penyakit yang diperoleh dari
yang telah di DTT dan kering. tempat kerja, diperkirakan akan meningkat baik kualitas
maupun intensitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan
6. Bilas dengan air yang telah dididihkan, dan pengembangan sarana pelayanan yang mempunyai
untuk menghilangkan sisa-sisa larutan kimia
kemampuan dan mutu pelayanan dalam satu kerangka
pada peralatan, bahan residu ini bersifat
toksik terhadap kulit dan jaringan. rujukan yang komprehensif dan diperlukan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. Gunakan peralatan segera atau disimpan (SMK3). Berdasarkan paradigma baru di dunia
dalam wadah yang telah di DTT dalam Internasional telah dikembangkan beberapa sistem
keadaan kering dan tertutup paling lama 1 manajemen sebagai berikut :
minggu
- Sistem Manajemen Mutu (ISO seri 9000)
DTT Sarung Tangan dengan uap - Sistem Manajemen Lingkungan (ISO Seri 14000)
1. Isi dandang paling bawah dengan air, - Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja/
tempatkan angsang/kukusan diatasnya. SMK3 (ISO seri 18000)
2. Lipat sarung tangan berpasangan, bagian Rumah sakit sebagai tempat kerja juga mempunyai risiko
pangkal dibalik untuk menyatukan. Isi 5- 15 bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Dari hasil
pasang sarung tangan pada satu nampan, jika penelitian di sarana kesehatan rumah sakit, sekitar 1505
diatur dalam 2 lapisan atau lebih, tumpuk tenaga kerja wanita di rumah sakit Paris mengalami
secara silang untuk memungkinkan aliran gangguan muskuloskeletal 16% dimana 47% dari
uap mengenahi semua permukaan. gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung
3. Letakkan nampan berisi sarung tangan diatas dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5057 perawat
angsang. wanita di 18 rumah sakit didapatkan 566 perawat wanita
4. Tut up d a n da n g dan p a na s k a n adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi
dengan gejala neuropsikologi

9 1
antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, kram pada 5. Ketika air mulai mendidih, mulai catat
lengan dan tangan. waktu, tunggu selama 20 menit. Pada saat i t u,
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan : dilarang mengambil atau
menambahkan alat kesehatan lainnya atau air
f Falck dkk, th 1979 melaporkan bahwa perawat yang ke dalamnya.
bekerja pada bangsal kemoterapi tanpa perlindungan yang
6. Kecilkan api dan pertahankan air mendidih
memadai menunjukkan aktivitas mutagenik yang
secara halus selama 20 menit, kemudian
signifikan lebih besar dari pada control subject.
keluarkan alat kesehatan dengan penjepit
f Tahun 1983 Sotaniemi, dkk melaporkan adanya yang kering dan sudah di DTT.
kerusakan liver pada 3 (tiga) orang perawat yang 7. Taruh peralatan pada nampan atau wadah
bekerja pada bangsal perawatan kanker. yang sudah di DTT. Biarkan kering di udara
f Di dua rumah sakit di Italy telah dilakukan penelitian sebelum dilakukan penyimpanan. Jangan
ditemukan cyclophosphamide dan ifosfamide dalam biarkan alat kesehatan tertinggal pada air
urine perawat dan staf farmasi yang tidak mengikuti yang berhenti mendidih, karena dapat
peraturan khusus dalam menangani obat-obat kanker. menyebabkan terkontaminasi kembali.

f Taxis, K., Barber, W., 2003, terdapat 249 kesalahan 8. Gunakan peralatan segera atau disimpan
dalam wadah yang telah di DTT dalam
perawat dalam penyiapan obat intravena (iv) dari 430
keadaan kering dan tertutup paling lama 1
sediaan iv (55,3%) baik dalam hal penyiapan maupun
minggu.
pemberian kepada pasien.

Prosedur DTT dengan bahan kimia


Hal-hal yang merupakan penyebab belum diterapkannya K3 1. Jika menggunakan larutan glutaraldehyde
di rumah sakit adalah :
Siapkan glutaraldehid sesuai dengan
1. Belum tersosialisasinya upaya K3 dijajaran pengelola instruksi dari pabrik; atau gunakan larutan
rumah sakit secara baik yang sudah disiapkan sebelumnya
2. Masih kurangnya dana yang tersedia untuk sepanjang masih tampak jernih (tidak
menerapkan K3 di rumah sakit keruh) dan belum melewati batas
kadaluarsa. Tempatkan larutan dalam wadah
3. Belum tersedianya data tentang kondisi kesehatan dan bersih yang ada tutupnya. Tuliskan tanggal
keselamatan kerja di rumah sakit penyiapan larutan dan tanggal
kadaluarsanya.
4. Masih terbatasnya sumber daya manusia yang
memahami penerapan K3 di rumah sakit 2. Jika menggunakan larutan klorin :
5. Belum adanya organisasi yang terstruktur dalam Larutan klorin harus disiapkan setiap hari
penerapan di rumah sakit (bahkan lebih cepat, jika larutan menjadi
keruh). Siapkan larutan dalam wadah yang
ada tutupnya.

2 9
Desinfeksi dan Sterilisasi : Masalah-masalah di atas perlu diantisipasi melalui
Desinfeksi adalah : suatu proses untuk kebijakan yang mendorong terselenggaranya penerapan K3
menghilangkan sebagian atau semua Rumah Sakit.
mikroorganisme dari alat kesehatan kecuali Instalasi Farmasi Rumah Sakit ( IFRS) adalah suatu
endospora bakteri.
bagian/unit/divisi atau yang bertanggung jawab terhadap
Macam dan cara desinfeksi : pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit yang
1. Desinfektan Kimiawi : alkohol, klorin dan meliputi : obat, alkes, reagensia, gas medis,
ikatan klorin, formaldehid, glutardehid, radiofarmaka, dan merupakan tempat yang berpotensi
hydrogen peroksida, yodifora, asam menimbulkan risiko terhadap kesehatan dan
parasetat, fenol, ikatan ammonium keselamatan pegawai IFRS khususnya dan pegawai rumah
kuartener. sakit pada umumnya, maka perlu disosialisasikan upaya
Kesehatan & Keselamatan Kerja IFRS dengan
2. Cara desinfeksi lainnya : radiasi sinar
penyusunan buku Pedoman Kesehatan dan
ultraviolet, pasteurisasi, mesin pencuci.
Keselamatan Kerja (K3) IFRS
3. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) yaitu
dilakukan apabila sterilisator tidak tersedia
atau tidak mungkin dilaksanakan. I.2 TUJUAN
DTT d a pa t membunuh s e m ua Sebagai acuan dalam pelaksanaaan pelayanan
mikroorganisme termasuk hepatitis B dan kefarmasian yang baik yang selaras dengan upaya
HIV, namun tidak dapat membunuh kesehatan dan keselamatan kerja di IFRS.
endospora dengan sempurna seperti tetanus
atau gas gangrene.
I.3 PENGERTIAN
Prosedur DTT dengan merebus Kesehatan kerja adalah :
1. Isi panci atau alat pemanas dengan air Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
2. Buka penutup alat kesehatan dan lepaskan memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja secara
komponennya sehat dengan produktivitas yang optimal tanpa
membahayakan diri, keluarga, masyarakat dan
3. Masukkan alat dan peralatan lainnya hingga lingkungan sekitarnya.
terendam seluruhnya (supaya air dapat
mengenahi semua permukaan alat) dalam air. Pekerja adalah :
Taruh mangkok dan wadah menghadap Setiap orang yang melakukan pekerjaan untuk
keatas (bukan telungkup) dan terisi air menghasilkan barang dan atau jasa di tempat tertentu baik
4. Tutup panci, panaskan perlahan-lahan yang mendapat imbalan upah maupun yang tidak.
sampai mendidih

9 3
Kapasitas kerja adalah : Prosedur Pencucian Peralatan Menurut Jenisnya
Kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya Alat Prosedur Pencucian
pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
Alat yang - Cuci alat dengan detergen dan air hangat
Beban kerja adalah : dipakai ulang untuk menghilangkan semua partikel yang
Beban fisik maupun non fisik yang ditanggung oleh melekat
seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. - Bersihkan bekuan kotoran dengan
menggunakan kawat halus
Lingkungan kerja adalah :
- Bilas alat menggunakan air bersih dengan
Kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi kondisi cara disemprotkan sedikitnya tiga kali
fisik, biologik, faali (ergonomik) dan psikososial yang
- Keringkan alat dengan cara diangin-
mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan
anginkan
pekerjaannya.
- Pisahkan dengan peralatan lain
Memproduksi adalah :
Membuat, mengolah, mengubah bentuk, mengubah Sarung - Cuci sarung tangan dengan detergen dan
wadah, mengubah kemasan atau penandaan untuk tangan air hangat
diedarkan - Bilas dengan air bersih sampai semua
Peredaran adalah : detergen hilang
Pengadaan, pemberian, penyerahan, pengangkutan, - Cek adanya lubang dengan meniupkan
udara lalu memegangnya dalam air, atau
penjualan, dan penyediaan ditempat, serta
mengisi sarung tangan dengan air lalu
penyimpanan untuk penjualan lihat apakah ada air yang keluar
Wadah adalah : - Keringkan bagian dalam dan luar dengan
Barang yang dipakai untuk mewadahi bahan berbahaya handuk/kain yang bersih atau diangin-
yang berhubungan langsung dengan bahan berbahaya anginkan
termasuk tutupnya. Permukaan - Permukaan meja, dinding, lantai dan
lainnya yang kemungkinan
Etiket adalah : terkontaminasi dengan darah atau cairan
Tanda yang berupa tulisan dengan atau tanpa gambar tubuh atau bahan berbahaya lainnya, segera
yang dilekatkan, dicetak, atau diukir pada wadah, didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5
pembungkus dan kemasan. % selama 10 menit.
- Setelah 10 menit lakukan pencucian
Tanda bahaya adalah :
dengan detergen
Gambar dengan atau tanpa lukisan yang terdapat - Bilas dengan air sampai bersih,
keringkan dengan kain bersih.

4 9
Prosedur Dekontaminasi pada wadah dan kemasan yang menunjukkan jenis
Meja Kerja bahaya dari bahan berbahaya yang bersangkutan.
- Prosedur sama dengan Bahan berbahaya adalah :
dekontaminasi tumpahan
darah. Bahan yang selama pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan dapat
b. Pencucian menimbulkan atau membebaskan uap/gas, ledakan,
korosif, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang
Tujuan : memungkinkan gangguan kesehatan orang yang
- menghilangkan segala kotoran bersangkutan dengannya atau menyebabkan kerusakan.
yang kasat mata dari benda dan
permukaan benda dengan
sabun atau detergen , air, sikat.
- menurunkan jumlah
mikroorganisme yang potensial
menjadi penyebab infeksi
melalui alat kesehatan atau suatu
permukaan benda

9 5
BAB II (tersedia klorin 5 %) ambil 100
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ml encerkan dengan air sampai
satu liter.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu bagian Prosedur Dekontaminasi
dari perlindungan bagi tenaga kerja dan bertujuan untuk Tumpahan Darah/Cairan
mencegah serta mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit Tubuh :
akibat kerja dan di dalamnya termasuk :
- Pakai sarung tangan rumah
1. Menjamin para pekerja dan orang lain yang ada disekitar tangga (masker,
tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat. kacamata/pelindung wajah
2. Menjaga agar sumber-sumber produksi digunakan secara bila perlu).
aman dan efisien. - Serap darah/cairan tubuh
3. Menjamin kelancaran proses produksi yang merupakan sebanyak-banyaknya
faktor penting dalam meningkatkan produktivitas. dengan kertas/koran
bekas/tisu
Kesehatan kerja bertujuan pada pemeliharaan dan
pencegahan serta risiko gangguan kesehatan fisik, mental dan - Buang kertas penyerap
sosial pada semua pekerja yang disebabkan oleh kondisi dan bersama sampah medis
lingkungan kerja sehingga diharapkan produktivitas pekerja dalam kantong yang kedap
dapat dipertahankan dan apabila si pekerja telah memasuki usia cairan
pensiun maka yang bersangkutan dapat menikmati hari tuanya - Tuangi atau semprot area
tanpa mengalami gangguan penyakit akibat hubungan kerja bekas tumpahan darah
dengan natrium hipoklorit 0,5
% bi a r ka n 10 me nit
II.1 RUANG LINGKUP kemudian bersihkan.
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian - Bilas dengan lap basah yang
antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya bersih hi n gg a kl o r i n
baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja, proses terangkat
kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :
- Buka sarung tangan,
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masukkan dalam wadah
masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi- s e me nt ar a menunggu
tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan dekontaminasi sarung
sosialnya. tangan da n proses
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada selanjutnya.
- Cuci tangan.

6 9
Prosedur Dekontaminasi Alkes : masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
- Kenakan sarung tangan kea da a n/ kondi s i lingkungan kerja nya.
rumah tangga, celemek 3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi
kedap air atau pelindung pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan
wajah kalau perlu bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
- Rendam alat kesehatan membahayakan kesehatan.
segera setelah dipakai
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu
dalam larutan klorin 0,5 %
lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
selama 10 menit (bila lebih,
kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
dapat memudahkan korosi
alat). Seluruh alat harus
terendam larutan klorin II.1.1 Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan
- Segera bilas dengan air Lingkungan Kerja
hingga bersih dan lanjutkan
d e n ga n p e m b e r s i h a n Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja
merupakan tiga komponen utama dalam kesehatan
- Apabila alat kesehatan tidak kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara
langsung dicuci, rendam ketiga komponen tersebut akan menghasilkan
dalam ember atau wadah kesehatan kerja yang baik dan optimal.
plastik berisi air bersih
setelah dikont aminasi Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja
dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang
- Buka sarung tangan, prima diperlukan agar seseorang pekerja dapat
masukkan dalam wadah melakukan pekerjaannya dengan baik.
s e me nt ar a me nunggu
dekontaminasi dan proses Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai
selanjutnya (modal) awal seseorang untuk melakukan
pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi
- Cuci tangan awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh
Catatan : kondisi tempat kerja, gizi kerja dan lain-lain.
- Larutan klorin hanya bertahan Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun
24 jam, buat larutan segar setiap mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau
hari dan ganti dengan yang baru kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat
bila perlu, misalnya, b i l a mengakibatkan seorang pekerja menderita
menjadi keruh, gangguan atau penyakit akibat kerja.
terkontaminasi berat dengan
darah atau cairan tubuh. Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising,
debu, zat-zat kimia dan lain-lain) dapat merupakan
- Cara membuat klorin 0,5 % beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban
yaitu: larutan Natrium hipoklorit tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau

9 7
bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau Sepatu khusus sebaiknya terbuat
penyakit akibat kerja. dari bahan yang mudah dicuci dan
tahan tusukan misalnya karet atau
plastik.
II.1.2 Lingkungan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja
Yang Ditimbulkan
Penyakit akibat dan atau berhubungan dengan IV.7.3 Pengelolaan Alat Kesehatan :
pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan di tujuannya adalah untuk mencegah
lingkungan kerja. Dewasa ini terdapat kesenjangan penyebaran infeksi melalui alat
antara pengetahuan ilmiah tentang bagaimana kesehatan, atau untuk menjamin alat
bahaya-bahaya kesehatan berperan dan usaha- usaha tersebut dalam kondisi steril dan siap
untuk mencegahnya. pakai
Misalnya antara penyakit yang sudah jelas Proses penatalaksanaan peralatan
penularannya dapat melalui darah dan pemakaian dilakukan melalui 4 (empat) tahap
jarum suntik yang berulang-ulang, atau kegiatan :
perlindungan yang belum baik pada para pekerja
rumah sakit dengan kemungkinan terpajan melalui a. Dekontaminasi
kontak langsung. b. Pencucian
Untuk mengantisipasi permasalahan ini maka c. Sterilisasi atau DTT
langkah awal yang penting untuk melakukan upaya K3
adalah pengenalan/identifikasi bahaya yang bisa d. Penyimpanan
timbul dan di evaluasi, kemudian dilakukan
pengendalian
a. Dekontaminasi : yaitu
menghilangkan mikroorganisme
II.1.3 Perilaku Pekerja pathogen dan kotoran dari suatu
benda sehingga aman untuk
Perilaku dan sikap para pekerja yang tidak sesuai
dengan prinsip kesehatan dapat mempengaruhi status pengelolaan selanjutnya dan
kesehatan pekerja yang bersangkutan, sehingga di dilakukan sebagai langkah
dalam pelaksanaan upaya kesehatan kerja diperlukan pertama bagi pengelolaan alat
langkah-langkah mengubah prilaku pekerja untuk kesehatan bekas pakai.
keberhasilan program. Tujuan : mencegah infeksi melalui
alat kesehatan atau permukaan
II.2 DASAR HUKUM benda, mis HIV, HBV atau kotoran
lain yang tidak tampak sehingga
Pemberlakuan K3 untuk seluruh Perusahaan di dapat melindungi petugas atau
Indonesia wajib mematuhi Undang-undang dan pasien.

8 9
c. Penutup Kepala : Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan/dikeluarkan/
yaitu m e nce ga h ja t uhnya diberlakukan mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja
mikroorganisme yang ada di yang terangkum sebagai berikut :
rambut dan kulit petugas terhadap 1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2)
alat-alat/daerah steril juga menyatakan bahwa ”Setiap Warga Negara berhak atas
sebaiknya untuk melindungi pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kepala/rambut petugas dari kemanusiaan”. Atas dasar pasal tersebut maka telah
percikan bahan-bahan dari pasien. disusun :
a. UU No.1 th.1951 tentang Pernyataan berlakunya UU
d. Gaun/Baja Pelindung : Kerja th. 1948 No.12
tujuannya yaitu untuk melindungi b. UU No.3 th.1969 tentang Persetujuan Konvensi
petugas dari kemungkinan ILO no.120 mengenai Higiene dalam Perniagaan dan
genangan atau percikan darah atau Kantor-kantor
cairan tubuh lain yang dapat c. UU No.14 th.1969 tentang Pokok-Pokok
mencemari baju atau seragam. mengenai Tenaga Kerja sebagai pelaksanaan dari
Gaun pelindung harus dipakai Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 tersebut di Pasal 9 UU
apabila ada indikasi , misalnya pada No.14 th.1969 yang menyatakan ”Setiap tenaga
saat membersihkan luka, melakukan kerja berhak mendapat perlindungan atas
irigasi, melakukan tindakan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja
draenase, menuangkan cairan serta perlakukan sesuai dengan harkat dan martabat
terkontaminasi ke dalam lubang manusia dan moral agama ” dan di pasal 10
pembuangan/ w.c/toilet menyatakan Pemerintah membina perlindungan
kerja yang
mencakup :
e. Sepatu Pelindung : f Norma keselamatan kerja
tujuannya adalah melindungi kaki f Norma kesehatan kerja
petugas dari tumpahan/percikan
darah atau cairan tubuh lainnya dan f Norma kerja
bahan berbahaya lainnya dan f Pemberian ganti kerugian, perawatan, dan
mencegah dari kemungkinan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
tusukan benda tajam atau
kejatuhan alat kesehatan. 2. Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, cakupan materinya termasuk pula
Sepatu harus menutupi seluruh masalah kesehatan kerja.
ujung dan telapak kaki dan tidak
dianjurkan untuk menggunakan 3. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang
sandal atau sepatu terbuka. Kesehatan.

9 9
4. Permenkes No. 453/Menkes/Per/XI/1992 tentang - Pada akhir setelah hampir di ujung
Persyaratan Keselamatan Lingkungan Rumah Sakit. jari, maka secara bersamaan dan
5. Permenaker No. 5/Menaker/1996 tentang Sistem dengan sangat hati-hati sarung
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. tangan tadi dilepas.
- Perlu diperhatikan bahwa tangan
yang terbuka hanya boleh
II.3 POTENSIAL BAHAYA menyentuh bagian dalam sarung
Ancaman bahaya di rumah sakit terdiri atas : ancaman tangan .
bahaya biologi, ancaman bahaya kimia, ancaman bahaya - Cuci tangan setelah sarung tangan
fisika, ergonomi, ancaman bahaya psikososial, keselamatan dilepas, ada kemungkinan sarung
dan kecelakaan kerja di rumah sakit. tangan berlubang namun sangat
kecil dan tidak terlihat. Tindakan
mencuci tangan setelah melepas
II.3.1 Ancaman Bahaya Biologi sarung tangan ini a ka n
Bahaya biologi adalah penyakit atau gangguan memperkecil risiko terpajan.
kesehatan yang diakibatkan oleh mikroorganisme
hidup seperti bakteri, virus, riketsia, parasit dan b. Pelindung wajah :
jamur.
Pelindung wajah terdiri dari masker
Yang termasuk ancaman biologi di rumah sakit : dan kaca mata
G Infeksi nosokomial Pelindung wajah ini digunakan untuk
G Tuberkulosis maksud :
G Hepatitis B - Untuk melindungi selaput lendir
hidung, mulut dan mata selama
G AIDS
m e l a ku ka n t inda ka n atau
G Dan lain-lain perawatan pasien yang
memungkinkan terjadi percikan
darah dan cairan tubuh lain,
II.3.2 Ancaman Bahaya Kimia termasuk tindakan bedah ortopedi
Adanya bahan-bahan kimia di rumah sakit dapat atau perawatan gigi.
menimbulkan bahaya bagi penderita maupun para - Masker tanpa kacamata hanya
pekerjanya. Kecelakaan akibat bahan- bahan kimia digunakan pada saat tertentu
dapat menyebabkan keracunan kronik. Bahan- misal nya mera wa t pasien
bahan kimia yang mempunyai risiko tuberkulosis terbuka tanpa luka
mengakibatkan gangguan kesehatan antara lain dibagian kulit/pendarahan .
adalah gas anestetik (halotan, nitro
- Masker digunakan bila berada
dalam jarak 1 meter dari pasien.

1 9
- Pasang sarung tangan yang ke dua oksida, etil eter), formaldehid, etilen oksida,
dengan cara memasukkan jari-jari merkuri dan debu.
tangan yang belum memakai
sarung tangan, kemudian luruskan
lipatan, dan atur posisi sarung II.3.3 Ancaman Bahaya Fisika
tangan, sehingga terasa pas dan enak
di tangan . Faktor fisika merupakan beban tambahan bagi
pekerja di rumah sakit yang apabila tidak dilakukan
upaya-upaya penanggulangannya dapat
Pelepasan Sarung Tangan : menyebabkan penyakit akibat kerja. Faktor fisika di
- Masukkan sarung tangan yang masih rumah sakit seperti bising, panas, getaran, radiasi,
dipakai ke dalam larutan k l o r i n , cahaya dan listrik. Contoh : pekerja yang bekerja di
g o s o k k a n u n t u k mengangkat ruang generator, perlu disadari dapat memberi
bercak darah atau cairan tubuh dampak negatif pada pendengaran dan non
lainnya, atau kotoran- kotoran pendengaran.
lainnya yang menempel.
- Pegang salah satu sarung tangan II.3.4 Ergonomi
pada lipatan lalu tarik ke arah ujung
jari-jari tangan sehingga bagian Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari
dalam dari sarung tangan pertama perilaku manusia dalam kaitan dengan pekerjaan
menjadi sisi luar. mereka. Tujuan ergonomi adalah menyesuaikan
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia melalui
- Jangan dibuka sampai terlepas sama upaya : penyesuaian ukuran tempat kerja dengan
sekali, biarkan sebagian masih dimensi tubuh, pengaturan suhu, cahaya dan
berada pada tangan sebelum kelembaban yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
melepas sarung tangan yang ke dua. manusia.
Hal ini penting untuk mencegah
terpajannya kulit tangan yang terbuka Untuk dapat mengidentifikasi masalah ergonomi di
dengan permukaan sebelah luar rumah sakit, perlu dipelajari dasar-dasar ergonomi
sarung tangan. antara lain : antropometri, kerja otot, kelelahan,
ketrampilan, perencanaan ruang kerja, perancangan
- Biarkan sarung tangan yang ruang kerja, pencahayaan dan warna, kebosanan,
pertama sampai sekitar jari-jari, lalu kejenuhan, hubungan manusia dengan mesin,
pegang sarung tangan yang ke dua kemampuan mata dan alat pendengaran dan lain-
pada lipatannya lalu tarik ke arah lain.
ujung jari hingga bagian dalam
sarung tangan menjadi sisi luar. Contoh : Pekerja yang sebagian besar waktu
kerjanya dalam posisi duduk, perlu disediakan
- Demikian dilakukan secara kursi yang sesuai dengan prinsip ergonomi supaya
bergantian. tidak menimbulkan kelelahan otot tertentu.

9 1
II.3.5 Ancaman Bahaya Psikososial tangan ini dapat digunakan lagi setelah
Pekerjaan dapat merupakan sumber dicuci dan dibilas bersih.
kebahagiaan atau sumber kesengsaraan. Faktor
psikososial yang dapat menimbulkan P r o s e d u r P e m a k a i a n dan
kabahagiaan atau kesengsaraan di rumah sakit Pel epasan Sarung Tangan
antara lain : pekerjaan yang menghasilkan upah
yang kurang dari kebutuhan, yang tidak sesuai Pemakaian Sarung Tangan Steril :
dengan minat, bakat dan yang tidak sesuai dengan - Cuci tangan
bekal pengetahuan akan lebih memungkinkan
terjadinya stress. Sementara suasana kekeluargaan, - Siapkan area yang cukup luas,
gotong royong, tidak kaku, akan mendukung bersih dan kering untuk membuka
terjaminnya kerja yang dapat memacu hasil kerja paket sarung tangan. Perhatikan
yang optimal. tempat menaruhnya (Steril atau
minimal DDT)
- Buka pembungkus sarung tangan,
II.3.6 Keselamatan dan Kecelakaan Kerja di minta bantuan petugas lain untuk
Rumah Sakit membuka pembungkus sarung
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang tangan, letakkan sarung tangan
berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses dengan bagian telapak tangan
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya menghadap ke atas.
serta cara-cara melakukan pekerjaan. - Ambil salah satu sarung tangan
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan dengan memegang pada sisi
tidak diharapkan. Di rumah sakit kecelakaan kerja sebelah dalam lipatannya, yaitu
dapat disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu bagian yang akan bersentuhan
melaksanakan pekerjaan. Dalam hal ini terdapat dengan kulit tangan saat dipakai.
dua permasalahan yang penting yaitu : kecelakaan - Posisikan sarung tangan setinggi
akibat langsung dari pekerjaan atau kecelakaan pada pinggang dan menggantung ke
saat pekerjaan sedang dilakukan. Sebagai contoh lantai, sehingga bagian lubang jari-
kecelakaan langsung dari pekerjaan adalah paparan jari tangannya terbuka. Masukkan
sinar/energi radio aktif bagi pekerja di instalasi tangan jaga sarung tangan supaya
radiologi. Sementara kecelakaaan pada saat tetap tidak menyentuh permukaan.
pekerjaan sedang dilakukan adalah perawat yang
tertusuk jarum pada saat melakukan penyuntikan - Ambil sarung tangan ke dua
pada pasien. dengan cara menyelipkan jari-jari
tangan yang sudah memakai
sarung tangan ke bagian lipatan,
yaitu bagian yang tidak akan
bersentuhan dengan kulit tangan saat
dipakai.

1 9
d. Gaun pelindung (baju kerja/ II.4 UPAYA / LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN K3
celemek)
Untuk mengatasi ancaman bahaya di rumah sakit terdiri
e. Sepatu pelindung (sturdy foot wear) atas : ancaman bahaya biologi, ancaman bahaya kimia,
ancaman bahaya fisika, ergonomi, ancaman bahaya
psikososial, keselamatan dan kecelakaan kerja di rumah
a. Sarung Tangan : sakit, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
Sarung tangan harus selalu dipakai
pada saat melakukan tindakan yang
kontak atau diperkirakan akan terjadi II.4.1 Pengenalan/Identifikasi Lingkungan Kerja
kontak dengan darah, cairan tubuh, Informasi yang perlu diketahui adalah : pekerja
sekret, ekskreta, kulit yang tidak yang terlibat, proses kerja dan limbah/sisa
utuh, selaput lendir p a s i e n dan buangan, potensi bahaya yang mungkin ada dan
be nda yang terkontaminasi. bahaya kecelakaan kerja. Sebagai contoh
: pekerja yang bekerja di ruang radiologi,
Hal harus diperhatikan pada sebaiknya bukan orang sedang hamil, pekerja
penggunaan sarung tangan : dilengkapi dengan alat deteksi paparan zat radiasi
serta ruang dibuat sesuai dengan standar yang
yaitu cuci tangan harus selalu berwenang.
dilakukan pada saat sebelum
memakai dan sesudah melepas
sarung tangan. II.4.2 Evaluasi Lingkungan Kerja
Penilaian karakteristik dan besarnya potensi-
Dikenal tiga jenis sarung tangan : potensi bahaya yang mungkin timbul di
1). Sarung tangan bersih : digunakan lingkungan kerja. Sebagai contoh : lingkungan
sebelum tindakan rutin pada kulit kerja secara berkala dinilai apakah ada
dan selaput lendir dan sekali pakai kebocoran zat berbahaya bagi kesehatan.
harus dibuang.
2). Sarung tangan steril : digunakan jika II.4.3 Pengendalian Lingkungan Kerja
akan melakukan tindakan steril,
sarung tangan ini bisa disterilisasi Pengendalian dibedakan atas pengendalian
ulang. lingkungan dan pengendalian perorangan.
Pengendalian lingkungan meliputi perubahan dari
3). Sarung tangan rumah tangga : proses kerja dan/atau lingkungan kerja dengan
dipakai pada waktu akan maksud untuk pengendalian terhadap bahaya
membersihkan alat kesehatan, kesehatan baik dengan meniadakan atau
permukaan meja kerja dll. Sarung mengurangi serta mencegah kontak. Pengendalian
ancaman bahaya kesehatan dapat

9 1
dilakukan pencegahan dengan peraturan- peraturan, Untuk menggosok kulit dapat digunakan
standar, pengawasan serta pendidikan dan latihan spons steril sekali pakai
untuk mencegah ancaman-ancaman tersebut.
- Proses cuci tangan berlangsung
3 (tiga) hingga 5 (lima) menit
II.4.4 Pelayanan Kesehatan Kerja dengan prinsip sependek mungkin
tapi cukup memadai untuk
Meliputi upaya pelayanan promotif, preventif, mengurangi jumlah bakteri yang
kuratif dan rehabilitatif. Bentuk kegiatan dapat menempel di tangan.
berupa pemberian informasi pencegahan
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja atau - Selama cuci tangan jaga agar letak
berupa klinik yang dilengkapi dengan alat deteksi tangan lebih tinggi dari siku agar air
dini kemungkinan terjadi penyakit akibat kerja, mengalir dari arah tangan ke
pengobatan dan pemulihan yang berkaitan dengan wastafel
penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Contoh : ada - Jangan sentuh wastafel, kran, atau
prosedur kerja tentang cara pengamanan pekerja gaun pelindung
pengambil contoh darah di laboratorium klinik, atas
kemungkinan Hepatitis serta terapi dan rehabilitasi - Keringkan tangan dengan lap steril
karena Hepatitis. - Gosok dengan alkohol 70% atau
campuran alkohol 70% dengan
klorheksedin 0,5 % selama 5 (lima)
menit dan keringkan kembali.
- Kenakan gaun pelindung dan sarung
tangan steril.

IV.7.2 Alat Pelindung :


Digunakan untuk melindungi kulit dan
selaput lendir petugas dari risiko
pajanan darah, semua jenis cairan
tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak
utuh dan selaput lendir pasien.
Macam-macam alat pelindung :
a. Sarung tangan
b. Pelindung wajah/Masker/Kaca
mata
c. Penutup kepala

1 9
- Yaitu buat campuran 100 ml BAB III
alkohol 70% dengan 1-2 ml gliserin
10% MANAJEMEN K3 IFRS
- Caranya : gosoklah kedua cairan
pada kedua tangan secara merata. Farmasi rumah sakit merupakan unit pelaksana fungsional yang
bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian secara menyeluruh di rumah sakit dengan ruang
Cuci Tangan Aseptik : lingkup pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi
Prosedur sama dengan cuci tangan klinik dan produksi perbekalan farmasi.
higienis hanya saja bahan deterjen atau
sabun diganti dengan antiseptik dan
setelah mencuci tangan tidak boleh III.1 TUJUAN
menyentuh bahan yang tidak steril III.1.1 TUJUAN UMUM
Terlaksananya kesehatan dan keselamatan kerja
Cuci Tangan Bedah : di IFRS agar tercapai pelayanan kefarmasian
dan produktivitas kerja yang optimal.
- Nyalakan kran
- Basahi tangan dan lengan bawah III.1.2 TUJUAN KHUSUS
dengan air
1. Memberikan perlindungan kepada pekerja
- Taruh sabun antiseptik dibagian farma si, pasien dan pengunjung
telapak tangan yang telah basah.
Buat busa secukupnya tanpa 2. Mencegah kecelakaan kerja,
percikan. paparan/pajanan bahan berbahaya,
kebakaran dan pencemaran lingkungan
- Sikat bagian bawah kuku dengan
sikat lembut 3. Mengamankan peralatan kerja, bahan baku dan
hasil produksi
- Buat gerakan mencuci tangan seperti
cuci tangan biasa dengan waktu 4. Menciptakan cara bekerja yang baik dan benar
lebih lama. Gosok tangan dan
lengan satu persatu secara
bergantian dengan gerakan III.2 FUNGSI
melingkar. III.2.1 Perencanaan K3 IFRS
- Sikat lembut hanya digunakan untuk Tahapan Perencanaan :
membersihkan kuku saja bukan
untuk menyikat kulit yang lain oleh 1. Analisa situasi kesehatan dan keselamatan
karena dapat melukainya. kerja di IFRS

9 1
Analisa situasi merupakan langkah pertama Prosedur Cuci Tangan :
yang harus dilakukan, dengan melihat sumber
daya yang kita miliki, sumber dana yang Cuci Tangan Higienis/Rutin :
tersedia dan bahaya potensial apa yang - Basahi tangan setinggi
mengancam IFRS. pertengahan lengan bawah
2. Identifikasi masalah kesehatan dan dengan air mengalir
keselamatan kerja IFRS - Taruh sabun dibagian telapak tangan
Identifikasi masalah kesehatan dan yang telah basah. Buat busa
keselamatan kerja dapat dilakukan dengan secukupnya tanpa percikan
mengadakan inspeksi tempat kerja dan - Gerakan cuci tangan terdiri dari
mengadakan pengukuran lingkungan kerja. gosokan kedua telapak tangan,
Dari kegiatan ini kita dapat menentukan gosokan telapak tangan kanan di
m a sa l a h- m a s al a h Kes ehatan dan atas punggung tangan kiri dan
Keselamatan Kerja. sebaliknya, gosok kedua telapak
3. Alternatif rencana upaya penanggu- tangan dengan jari saling mengait,
langannya gosok kedua ibu jari dengan
menggenggam dan memutar,
Dari masalah-masalah yang ditemukan dicari gosok pergelangan tangan.
alternatif upaya penanggulangannya
berdasarkan dana dan daya yang tersedia - Proses berlangsung selama 10-15
detik
Out put yang diharapkan dari kegiatan
perencanaan adalah : - Bilas kembali dengan air sampai
bersih.
1. Adanya denah lokasi bahaya potensial
- Keringkan tangan dengan handuk
2. Rumusan alternatif rencana upaya penang- atau kertas yang bersih atau tisu atau
gulangannya handuk katun sekali pakai
- Matikan kran dengan kertas atau
III.2.2 Penggerakan Pelaksanaan K3 IFRS tisu
1. Pemeriksaan kesehatan awal dan - Pada cuci tangan aseptik/bedah
p e m e r i ks a a n ke s e h a t a n be r kal a . diikuti larangan menyentuh
permukaan yang tidak steril
Pemeriksaan kesehatan ini berlaku bagi semua
pekerja rumah sakit, dilakukan setidak-
tidaknya sekali setahun, bahkan dibeberapa Alternatif Cuci Tangan Higienis
bagian seyogyanya dilakukan setiap 6 bulan.
- Dilakukan bila tidak ada air
mengalir.

1 9
aseptik dengan menggunakan 2. Pemberian paket penanggulangan anemia.
antiseptik. Pada penelitian-penelitian terdahulu
3). Cuci tangan bedah : dilakukan diketahui banyak tenaga kerja perempuan yang
sebelum melakukan tindakan menderita anemia, sedangkan pekerja IFRS
bedah cara aseptik dengan pada umumnya lebih banyak tenaga kerja
antiseptik dan sikat steril. perempuannya.
3. Pemberian paket pertolongan gizi. Paket
ini merupakan makanan tambahan yang
Sarana Cuci Tangan : diberikan di luar makanan utama.
- air mengalir : dapat berupa kran atau 4. Upaya-upaya yang dilakukan sehubungan
dengan cara mengguyur dengan dengan kapasitas dan beban kerja :
gayung, namun cara mengguyur
dengan gayung memiliki risiko G pengaturan kerja bergilir (shift work)
cukup besar untuk terjadinya G penempatan petugas pada jabatannya (fit to
pencemaran, baik melalui gagang job)
gayung maupun percikan air bekas
cucian kembali ke bak penampung G pendidikan dan pelatihan petugas IFRS
air bersih. Air kran bukan berarti tentang kesehatan dan keselamatan kerja
harus dari PAM, namun 5. Pelaksanaan upaya penanggulangan
diupayakan secara sederhana bahaya potensial
dengan tangki berkran di ruang
pelayanan agar mudah dijangkau Memberikan penyuluhan kesehatan,
oleh para petugas kesehatan yang sehingga meningkatkan kepedulian petugas
memerlukan. kesehatan dan meningkatkan penggunaan alat
pelindung, dll.
- sabun dan detergen : bahan
ters ebut tidak membunuh Alat pelindung tubuh antara lain :
mikroorganisme tetapi - pelindung pernafasan : masker
menghambat dan mengurangi jumlah - pelindung mata : kaca mata
mikroorganisme dengan tegangan - pelindung pendengaran : tutup telinga
permukaan sehingga
mikroorganisme terlepas dari - pakaian kerja khusus : jas lab
permukaan kulit dan mudah - sarung tangan
terbawa air. - pelindung kepala (safety helmets)
- larutan antiseptik : dipakai pada - pelindung kaki : sepatu booth/karet
kulit atau jaringan hidup lainnya 6. Pelaksanaan Cara Pelaksanaan Kerja yang Baik
untuk menghambat aktivitas atau (CPKB)
membunuh mikroorganisme pada
kulit. Diharapkan setiap bagian sudah mempunyai

9 1
Prosedur Tetap (Protap) atau Standard - Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaannya,
Operating Procedure (SOP) yang tergantung di bila kelainan ditemukan akan mengganggu
dinding, sehingga setiap petugas dapat keselamatan kerja.
membaca dan mentaatinya.
7. Pengorganisasian dan pembagian tugas yang
jelas IV.7 KEWASPADAAN UNIVERSAL
( UNIVERSAL PRECAUTION = UP)
Untuk pengorganisasian ini mengacu pada
edaran Dirjen Pelayanan Medik No. Prinsip utama prosedur kewaspadaan
HK.00.06.6.4.01497 tahun 1995 tentang universal pelayanan kesehatan adalah menjaga
perlunya pembentukan Panitia Kesehatan dan hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip
Pokja/PK3-IFRS merupakan salah satu bagian tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan
dari PK3-RS pokok yaitu:
Out put yang diharapkan : 1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
1. Adanya jadwal kegiatan pelaksanaan upaya 2. Pemakaian alat pelindung diantaranya
kesehatan dan keselamatan kerja di IFRS baik pemakaian sarung tangan guna mencegah
secara keseluruhan maupun ditiap bagian. kontak dengan darah serta cairan infeksi
yang lain,
2. Adanya bagan struktur organisasi PK3-IFRS
(Panitia Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
Instal asi Farmasi Rumah Sakit). 4. Pengelolaan jarum suntik dan alat tajam
3. Terpampangnya bagan Cara Pelaksanaan untuk mencegah perlukaan
Kerja yang Baik (CPKB) ditiap unit kerja 5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
IFRS.
IV.7.1 Cuci Tangan
III.2.3 Pemantauan Dan Evaluasi K3 IFRS Ada tiga cara cuci tangan yang
dilaksanakan sesuai dengan
1. Terkirimnya form identifikasi K3 IFRS ke
kebutuhan, yaitu :
PK3-IFRS yang bersangkutan
1). Cuci tangan higienik atau rutin:
Formulir ini terdiri dari pertanyaan-
yaitu untuk mengurangi kotoran dan
pertanyaan yang harus dijawab untuk
flora yang ada di tangan dengan
mendapatkan gambaran pelaksanaan
menggunakan sabun atau detergen.
kegiatan K3 di IFRS
2). Cuci tangan aseptik: dilakukan
2. Adanya umpan balik dari PK3-RS ke PK3-
sebelum tindakan aseptik pada
IFRS dari hasil pengisian kuesioner.
pasien atau melakukan pekerjaan

1 9
- Sehat Hasil umpan balik ini berupa prosentase
- Perlu tindak lanjut untuk kelainan medis kegiatan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) IFRS
yang ditemukan yang sudah dilaksanakan.
- Perlu tindak lanjut dari segi 3. Terkirimnya formulir check list 6 bulanan
pekerjaannya, bila kelainan ditemukan Formulir tentang status perkembangan K3
akan mengganggu keselamatan kerja. IFRS ini dikirimkan ke PK3-RS setiap bulan
Januari dan Juli tahun berjalan
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus 4. Terselenggaranya kegiatan evaluasi
yaitu dimaksudkan untuk menilai adanya Evaluasi ini dilakukan baik secara umum
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap maupun spesifik.
tenaga kerja atau golongan tenaga kerja Untuk ini digunakan check list 6 bulanan
tertentu.
keberhasilan kegiatan UKK-IFRS sebagai
tolok ukurnya
Pemeriksaan ini dilakukan pada keadaan :
- Tenaga kerja yang telah mengalami
kecelakaan atau penyakit yang III.2.4 Pembinaan K3 IFRS
memerlukan perawatan lebih dari dua Pembinaan diarahkan agar :
minggu.
1. IFRS melakukan upaya-upaya K3 sehingga
- Tenaga kerja yang diduga menderita dicapai nihil kecelakaan dan nihil penyakit
gangguan kesehatan tertentu. akibat kerja.
- Bila terdapat keluhan diantara tenaga kerja, 2. Indikator keberhasilan K3 IFRS adalah :
atau atas pengamatan pengawas
kesehatan dan keselamatan kerja. - Nihil kecelakaan
- Atas permintaan pihak-pihak tertentu - Nihil penyakit akibat kerja
(pengadilan). - Terlaksananya proses kesehatan dan
keselamatan kerja di IFRS
- Pindah kerja atau bila hubungan kerja putus
(pensiun,PHK) - Tersedianya masukan sumber daya yang
memadai (fasilitas dan tenaga)
3. Mengingat beberapa indikator masih sulit
Kesimpulan hasil pemeriksaan berkala dicapai, pemantauan diutamakan pada :
digolongkan menjadi :
- kasus kecelakaan
- Sehat
- proses terlaksananya kegiatan kesehatan dan
- Perlu tindak lanjut untuk kelainan medis keselamatan kerja di IFRS
yang ditemukan - masukan sumber daya manusia

9 1
III.3 ORGANISASI Kesimpulan hasil pemeriksaan kesehatan
Menurut Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik Depkes sebelum bekerja digolongkan menjadi :
No.HK.00.06.6.4.01407 tahun 1995, bentuk organisasi K3 - Fit for duty : dapat melakukan segala macam
di RS berupa Panitia K3-RS (PK3-RS), yang bertanggung pekerjaan dan tidak ada kelainan fisik atau
jawab kepada Ketua Komite Medik. Pokja IFRS adalah cacat.
bagian dari Organisasi K3 RS.
- Fit for duty with minor correctable defect:
K3 di IFRS mempunyai fungsi : dapat melakukan tugas/pekerjaan dengan
1. Mengatur dan berkoordinasi dalam upaya pencega- han kelainan ringan yang dapat dikoreksi,
dan penanggulangan musibah, misal : misalnya gangguan ketajaman
penglihatan, gigi berlubang.
- kebakaran dan peledakan
- Fit for selected/limited duty : dapat
- bahan-bahan berbahaya dll di IFRS melakukan pekerjaan atau tugas tertentu
2. Melaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit (melalui yang terbatas karena adanya defek atau
Pokja K3 Rumah Sakit) bila terjadi bencana penyakit yang menetap.
Struktur organisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan rumah - Unfit for duty : tidak dapat diperkerjakan
sakit, contoh dapat dilihat pada bagan di bawah ini. pada saat ini, misalnya sedang menderita
penyakit menular akut, gangguan jiwa, dan
sebagainya.
TIM K3RS
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Sekretaris yaitu dimaksudkan untuk mempertahankan
derajat kesehatan tenaga kerja sesudah
berada dalam pekerjaannya, serta menilai
Pokja Pokja Pokja IFRS Pokja kemungkinan adanya pengaruh dari
............ ............ ............ pekerjaan sedini mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha pencegahan, dan
Pokja IFRS sekurang-kurangnya dilakukan satu tahun
Ketua sekali.
Sekretaris Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi:
Seksi kebakaran pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
Seksi kewaspadaan bencana jasmani, foto rontgen paru, laboratorium
Seksi lainnya sesuai kebutuhan rutin dan pemeriksaan lain yang dianggap
perlu.
Kesimpulan hasil pemeriksaan berkala
Bagan 1 : contoh Bagan Organisasi K3 IFRS digolongkan menjadi :

2 9
kepentingan pengajuan kompensasi, apabila III.4 TAHAPAN PELAKSANAAN K3 IFRS
dikemudian hari terjadi suatu
penyakit/gangguan kesehatan sebagai akibat Untuk terlaksananya K3 IFRS secara optimal maka
dari pekerjaannya. perlu dilakukan tahapan sebagai berikut :
Adapun pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja meliputi :
III.4.1 Identifikasi, Pengukuran dan Analisis
- Identitas : Nama, umur, jenis kelamin,
alamat, status perkawinan, riwayat Identifikasi, pengukuran dan analisis sumber-
pekerjaan terdahulu, serta rencana sumber yang dapat menimbulkan risiko
penempatan/jenis pekerjaan. terhadap kesehatan dan keselamatan kerja,
seperti :
- Anamnesis : ditujukan untuk mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya mengenai 1. Kondisi fisik pekerja
kemungkinan adanya penyakit yang Hendaklah dilakukan pemeriksaan
diderita saat ini, riwayat penyakit terdahulu, kesehatan sebagai berikut terhadap pekerja
riwayat penyakit keluarga serta adanya :
pemaparan faktor risiko lingkungan kerja
sebelumnya, dan pada tenaga kerja wanita a. Sebelum dipekerjakan
harus ditanyakan pula riwayat kehamilan, b. Secara berkala, paling sedikit setahun
persalinan. Dari anamnesa yang lengkap ini sekali
di har a pka n dapat di ke t a hui
kemungkinan penyakit degenaratif, c. Secara khusus, yaitu :
penyakit keturunan serta gangguan - sesudah pulih dari penyakit infeksi pada
kesehatan yang dapat menghambat saluran pernafasan (TBC) dan penyakit
pelaksanaan pekerjaannya. menular lain
- Pemeriksaan fisik: yaitu pemeriksaan
keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan - terhadap pekerja yang terpapar di suatu
ketajaman penglihatan, THT, pemeriksaan lingkungan dimana terjadi wabah,
jantung, paru, perut dan organ gerak. dan
- Pemeriksaan penunjang: meliputi - apabila dicurigai terkena penyakit akibat
pemeriksaan foto rontgen, laboratorium rutin kerja
serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu . 2. Sifat dan beban kerja
- Jika seorang tenaga kerja 3 bulan Beban kerja adalah beban fisik dan mental
sebelumnya telah menjalani pemeriksaan yang harus dipikul oleh pekerja dalam
kesehatan oleh dokter yang berkompeten, dan melakukan pekerjaannya. Sedangkan
tidak ada keragu-raguan, maka tidak perlu lingkungan kerja yang tidak mendukung
dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum merupakan beban tambahan bagi pekerja
bekerja.
tersebut.

9 2
3. Kondisi lingkungan kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih
Lingkungan kegiatan IFRS dapat dahulu dari direktorat/pejabat D e p a r t e m e n
mempengaruhi kesehatan kerja dalam 2 bentuk Tenaga kerja dan Transmigrasi.
yaitu kecelakaan kerja dan penyakit akibat 3. Pedoman pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
kerja. tersebut dikembangkan sesuai dengan
a. Kecelakaan kerja di IFRS kemampuan perusahaan dan kemajuan ilmu
kedokteran dalam bidang keselamatan kerja.
bahaya kecelakaan yang ada di
lingkungan IFRS dapat dijabarkan dalam 4. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan
setiap tempat dan proses antara lain : kesehatan tenaga kerja maka dalam waktu
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan,
- terpeleset, tersengat listrik, terjepit pintu pengusaha wajib membuat laporan kepada
- di tangga : terpeleset, tersandung, Direktorat Jenderal Binwasnaker
terjatuh Departemen Tenaga Kerja.
- di gudang : terpeleset, tersandung,
terjatuh, kejatuhan barang
IV.6.2 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja :
- di ruang pelayanan : terpeleset,
tersandung, terjatuh, tersengat listrik Sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per-
- di ruang produksi : luka bakar, ledakan,
02/MEN/1980, maka pemeriksaan kesehatan
kebakaran
tenaga kerja terdiri dari:
- di ruang penanganan sitostatik
1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja.
- di ruang TPN (Total Parenteral
Nutrition) yaitu pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter pada seorang tenaga
b. Penyakit akibat kerja di rumah sakit kerja sebelum diterima untuk melakukan
- tertular pasien pekerjaannya.
- alergi obat Tujuan:
- keracunan obat - Agar tenaga kerja yang akan diterima berada
- resistensi obat dalam kondisi kesehatan setinggi- tingginya,
tidak mempunyai penyakit menular yang
III.4.2 Pengendalian akan mengenai tenaga kerja lainnya dan
cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan.
1. Legislatif kontrol
- Sebagai data medis dasar yang dapat dipakai
2. Administratif kontrol sebagai pertimbangan untuk
3. Medikal kontrol
4. Engenering kontrol

2 9
pencegahan stres di beberapa RS. III.5 PROSEDUR K3 IFRS
Program yang dilakukan adalah :
1. Edukasi pekerja dan manajemen III.5.1 Kebakaran :
mengenai stres kerja.
III.5.1.1 Upaya Pencegahan Kebakaran
2. Perubahan kebijakan dan
prosedur RS untuk mengurangi 1. Dilarang merokok dan membuang
stres yang bersumber pada puntung rokok berapi
organisasi. 2. Dilarang membiarkan orang lain main
3. Melaksanakan program api
membantu pekerja. 3. Dilarang menyalakan lampu pelita
Perubahan yang terjadi pada satu RS maupun lilin
adalah penurunan kesalahan medikasi
4. Dilarang memasak baik dengan
sebanyak 5%. Hasil dari 22 RS
coockplat listrik maupun kompor gas
menunjukkan penurunan malpraktek
sebanyak 70% dan pada 5. Dilarang membakar sampah atau sisa-
22 RS pembanding yang tidak sisa bahan pengemas lainnya
menerapkan program tersebut tidak
6. Dilarang lengah menyimpan bahan
terjadi penurunan malpraktek.
mudah terbakar : elpiji, bensin, aceton
dll.
IV.6 PROSEDUR PEMERIKSAAN TENAGA KERJA 7. Dilarang membiarkan orang yang
DAN KESEHATAN KERJA tidak berkepentingan berada
ditempat yang peka terhadap bahaya
kebakaran
IV.6.1 Prosedur Pemeriksaan Tenaga Kerja :
Prosedur pemeriksaan tenaga kerja telah diatur
sebagai berikut : III.5.1.2 Penanggulangan bila terjadi kebakaran

1. Semua perusahaan sebagaimana 1. Jangan panik


disebutkan dalam Undang-Undang no.1 2. Jangan berteriak...........” Kebakaran”
tahun 1970 harus melakukan pemeriksaan 3. Matikan listrik, amankan semua gas
kesehatan bagi tenaga kerja dan wajib
G Bila terjadi kebakaran kecil, panel
membuat perencanaan untuk pemeriksaan
listrik yang menuju kelokasi
kesehatan sebelum bekerja, berkala dan
kebakaran dimatikan
khusus.
G Bila terjadi kebakaran besar, aliran
2. Pengurus/pengusaha dan dokter wajib listrik diseluruh gedung
menyusun pedoman pemeriksaan dimatikan
kesehatan tenaga kerja dan pedoman
4. Selamatkan dahulu jiwa manusia

9 2
5. Dapatkan APAR (alat pemadam api IV.5.4.1 Terapi organisasi/Pencegahan
ringan), buka segel & padamkan api stres
6. Jauhkan barang-barang yang
mudah terbakar dari api Hal ini adalah cara langsung untuk
mengurangi stres di tempat kerja.
7. Tutup pintu gudang tahan api Pendekatan yang dilakukan adalah :
8. Kosongkan koridor & jalan
penghubung dan atur agar jalan- jalan • Mengidentifikasi penyebab stres
menuju pintu bebas hambatan (stressor)
9. Bukalah pintu darurat • Mengembangkan strategi untuk
10. Bila mungkin selamatkan dokumen- menurunkan atau menghilangkan
dokumen penting penyebab stres tersebut.
11. Siapkan evakuasi obat bius, injeksi, Metode ini sering tidak disukai
obat–obat resusitasi & cairan pimpinan karena dapat
intravena mempengaruhi rutinitas jadwal
12. Catat nama staf yang bertugas kerja atau bahkan dapat
13. Hubungi posko mengubah struktur organisasi.
14. Siapkan kebutuhan obat dan alat IV.5.4.2 Terapi individu/Pengelolaan stres
kesehatan untuk kebutuhan darurat
Pendekatan ini adalah pendekatan
yang berfokus pada individu dan cara
III.5.1.3 Mencegah meluasnya kebakaran untuk mengatasi sesuai dengan
1. Semua pekerja menyiapkan alat kebutuhan melalui penyusunan
pemadam api dan peralatan lainnya program pengelolaan stres. Pekerja
sesuai kebutuhan belajar dari program tersebut
mengenai sifat, sumber stres, efek
2. L a k u k a n tindakan dengan pada kesehatan dan kemampuan/
menggunakan alat pemadam ketrampilan untuk mengurangi stres.
kebakaran bila dianggap api
merembet bangunan di unit kerjanya Cara ini mudah untuk diterapkan
3. Sekali lagi cek kesiapan alat tetapi ada kelemahannya yaitu hanya
pemadam kebakaran berkonsentrasi pada individu sehingga
sering akar masalah penyebab
Jenis alat kebakaran yang digunakan stres terabaikan. Sehingga stres
a. Air : Hydrant akan muncul lagi.
b. Busa (foam) Kombinasi dari kedua pendekatan ini
c. Serbuk kimia kering akan lebih efektif untuk mencegah
d. Gas CO2 terjadinya stres ditempat kerja.
e. Cairan kimia (Halon) Beberapa penelitian di Amerika
dilakukan untuk mengetahui efek

2 9
• Merasa lelah, tertekan dan III.5.2 Bahan-Bahan Berbahaya
terganggu.
• Sulit/gangguan tidur
III.5.2.1 Upaya pencegahan kecelakaan
• Histeri dan gangguan psikiatri oleh bahan berbahaya adalah
• Bunuh diri dengan cara :
IV.5.3.2Masalah fisik yang mungkin a. Memasang LABEL
muncul akibat stres b. Memasang TANDA BAHAYA
· Penyakit kardiovaskuler seperti memakai LAMBANG/ Peringatan
peningkatan tekanan darah c. Melaksanakan KEBERSIHAN
• Gangguan saluran cerna seperti d. Melaksanakan PROSEDUR TETAP
dispepsia, ulkus peptikus.
e. Ventilasi Umum dan setempat harus
• Gangguan neuro-musculoskeletal baik
seperti sakit punggung/ pinggang,
sakit kepala. f. Kontak dengan Bahan Korosif harus
ditiadakan/ dicegah/ ditekan sekecil
• Kanker mungkin
IV.5.3.3 Pengaruh stres pada organisasi/ g. Menggunakan alat proteksi diri lab
rumah sakit jas, pakaian kerja, pelindung kaki,
• Sering tidak masuk tangan dan lengan (sarung tangan)
serta masker
• Komitmen bekerja menurun
h. Seluruh tenaga kerja harus
• Produktivitas menurun memperoleh penjelasan yang cukup
• Peningkatan terjadinya i. Untuk pertolongan pertama, air untuk
kecelakaan kerja mandi, cuci dan air untuk
• Peningkatan ketidakpuasan membersihkan mat a pe rl u
pelanggan disediakan.
• Merusak citra j. Penggunaan larutan penetral
s e bai knya tidak dil a kuka n.
IV.5.4 Pencegahan dan Pengelolaan Stres
Adanya masalah stres di tempat kerja III.5.2.2 Penanggulangan kecelakaan oleh
merupakan tantangan organisasi untuk bahan berbahaya
menyehatkan organisasi dan pekerjanya. Ada dua a. Melaksanakan upaya preventif yaitu
hal yang dapat dilakukan oleh organisasi yaitu : mengurangi volume atau bahan
berbahaya yang dikeluarkan ke

9 2
lingkungan atau “Minimasi Bahan Tujuan dan struktur organisasi yang
Berbahaya“. tidak jelas.
G Mengubah cara pembelian dan IV.5.2.9 Lingkungan kerja
pengendalian bahan berbahaya
Tidak nyaman, berbahaya, bising,
G Mengganti bahan berbahaya
polusi.
dengan bahan yang kurang
bahayanya IV.5.2.10 Lain-lain
G Mengurangi volume bahan Konflik antara beban tugas di tempat
berbahaya dari sumbernya kerja dan di rumah.
b. Mengurangi volume, konsentrasi Tidak adanya dukungan di tempat
toksisitas dan tingkat bahaya dari kerja bila ada masalah di rumah atau
bahan berbahaya melalui proses kimia, sebaliknya.
fisika dan atau hayati dengan cara
menetralkan dengan bahan penetral, IV.5.3 Akibat Dari Stres
mengencerkan volume dengan air atau Pengaruh stress pada setiap orang berbeda.
udara atau zat netral lain, membiarkan Perubahan yang timbul akibat stres dapat
bahan berbahaya dalam tempat tertentu berupa perubahan perilaku dan
agar tereduksi secara alami oleh sinar mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.
matahari maupun zat organik Stres yang berkepanjangan dapat
yang ada menyebabkan masalah psikologis yang
c. Melaksanakan pembersihan bahan mengarah ke psikiatri penyalahgunaan obat,
berbahaya yang menyebabkan minum alkohol dan kemudian tidak datang
kontaminasi ruangan dengan untuk bekerja. Stres juga dapat menurunkan
mengamankan petugas kebersihan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang
terlebih dahulu infeksi.
G Petugas menggunakan masker IV.5.3.1 Masalah psikologis yang
mungkin muncul akibat stres.
G Petugas menggunakan sarung
tangan karet dan sepatu karet • Lebih mudah tersinggung atau
sedih
G Menyiapkan air atau zat penetral
lain dalam rangka menetralkan • Makan berlebihan
bahan berbahaya tersebut • Tidak dapat berkonsentrasi atau
G Melaksanakan penetralan bahan santai
berbahaya tersebut. • Sulit berfikir secara logis dan sulit
G Mengemas bahan berbahaya sisa agar mengambil keputusan
aman dan tidak menjadi sumber
• Sulit menikmati pekerjaan dan
kontaminasi susulan
tidak patuh

2 9
Tidak adanya kontrol dalam sistem d. Melaporkan terjadinya kontaminasi
kerja misalnya jam kerja, jam lembur. kepada Kepala Instalasi Farmasi
IV.5.2.5 Pengembangan karir, status dan
pembayaran
Posisi kerja yang tidak didukung atau III.5.2.3 Pertolongan pertama pada kecelakaan
tidak aman. a. Singkirkan racun dari sentuhan
Tidak adanya prospek promosi. dengan korban
Promosi yang kurang atau b. Jika korban pingsan atau hampir
berlebihan. pingsan, baringkan korban dengan
posisi telungkup, kepala dimiringkan,
Nilai sosial kerja rendah. dan mulut ditarik ke depan
Sistem penggajian yang tidak
memuaskan. c. Hangatkan korban dalam posisi
terbaring
Sistem evaluasi yang tidak adil.
d. Jika korban menunjukkan tanda- tanda
Tugas tidak sesuai dengan kesukaran nafas, lakukan pertolongan
kemampuan, terlalu tinggi atau terlalu pertama dengan nafas buatan .
rendah.
e. Jangan diberi alkohol, kecuali atas
IV.5.2.6 Peran di organisasi saran dokter. Alkohol dapat
Peran tidak jelas. meningkatkan penyerapan beberapa
Peran yang menimbulkan masalah. racun.
Terlalu besar tanggung jawab. Pertolongan pertama pada kecelakaan
dapat dibedakan atas :
Terus menerus menyelesaikan
masalah. 1. Pertolongan pertama bila
korban tertelan racun
IV.5.2.7 Hubungan antar individu
Hubungan antar sesama, antar posisi a. Segera berikan 2 hingga 4 gelas
tidak baik. air. Jika air tidak tersedia dapat
diberikan susu atau putih telur
Tidak ada dukungan.
Perhatian : Tidak boleh
Terisolasi atau pekerjaan yang memberikan sesuatu melalui mulut
terisolasi. jika korban pingsan
Pelecehan termasuk pelecehan seks, b. Lakukan segera tindakan
dijahati, ditekan. pemuntahan dengan cara :
IV.5.2.8 Kultur organisasi
G Memasukkan telunjuk jari
Kepemimpinan dan komunikasi yang korban ke dalam mulut bagian
buruk.

9 2
belakang, gosokkan ke kiri dan yang menimbulkan akibat jangka panjang.
ke kanan atau Definisi lain stres yang berkaitan dengan kerja
G Memberikan air garam dapur adalah respons yang timbul pada seseorang
hangat kuku sebanyak- akibat tidak seimbangnya beban kerja atau
banyaknya (1 st garam dapur tekanan dengan pengetahuan dan
+ 1 gelas air hangat) atau kemampuan.
G Memberikan 1 st soda roti + 1 Tekanan pada tempat kerja adalah sesuatu yang
gelas air hangat atau tidak dapat dihindari karena kebutuhan di
G st serbuk mustar + 1 gelas air
1/2
tempat kerja. Walaupun sebenarnya tekanan
hangat atau 1/4 st serbuk tawas kerja dapat memberi motivasi untuk belajar atau
+ 1 gelas air hangat bekerja lebih giat, tetapi hal ini sangat
bergantung pada individu. Bila tekanan tersebut
c. Lakukan tindakan pemuntahan berlebihan atau tidak dapat dikelola maka
berulang-ulang hingga cairan dapat me nim bul ka n str ess.
muntah itu jernih
d. Jika identifikasi racun tidak dapat IV.5.2 Penyebab Stres di Tempat Kerja.
dilakukan, berikan 15 gr atau 1
sendok makan norit + 1/2 gelas air IV.5.2.1 Bentuk tugas
hangat Monoton, tugas yang tidak berarti,
e. Sedapat mungkin dilakukan tidak ada variasi, tugas yang tidak
pengambilan sampel muntah. menyenangkan, tugas yang tidak
disukai.
IV.5.2.2 Beban dan kecepatan kerja
2. Pertolongan pertama bila
korban terhirup gas beracun Terlalu banyak atau terlalu sedikit dan
bekerja dibawah tekanan waktu.
a. Penolong harus menggunakan
masker yang tepat, jika tidak ada IV.5.2.3 Jam kerja
masker yang tepat, penolong harus Jadual kerja yang ketat dan tidak
dapat menahan nafas selama fleksibel.
masa penyelamatan.
Jam kerja yang panjang
b. Usahakan untuk dapat mengiden-
Jam kerja yang tidak dapat
tifikasi gas racun yang dicurigai
diprediksi.
c. Korban harus segera dibawa ke Rancangan sistem shift yang buruk.
tempat udara segar. Jika tempat itu
ruangan berjendela, buka semua IV.5.2.4 Kontrol dan partisipasi
jendela yang ada. Longgarkan Tidak b e r p a r t i s i pa s i dalam
semua pakaian yang penentuan kebijakan.

2 9
• ukuran dari peralatan dan tempat kerja ketat pada tubuh korban
• suhu di tempat kerja d. Jika korban susah bernafas, beri
Cara yang paling efektif untuk mencatat hasil nafas buatan terus menerus hingga
evaluasi adalah dengan menggunakan cek- list dianggap cukup.
ergonomi. e. Jaga korban tetap hangat,
c. Gejala pada pekerja (survei/wawancara) hindarkan korban menggigil, jika
perlu korban diselimuti rapat-rapat
Pada saat mengadakan evaluasi, tanyakanlah :
• Apakah mereka mengalami rasa sakit atau rasa f. Jagalah agar korban setenang
tak nyaman ketika melakukan pekerjaan mungkin.
• Aktivitas apa yang mendatangkan rasa sakit g. Tidak boleh memberikan alkohol
dalam bentuk apapun
Hubungan antara rasa sakit atau rasa tidak nyaman
dengan suatu aktivitas dapat membantu menemukan
tugas, tempat kerja, atau peralatan yang mungkin III.5.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Dan
mengakibatkan cedera yang berhubungan dengan Bahan-Bahan Berbahaya
ergonomi. Pengumpulan informasi bisa melalui
wawancara pribadi atau daftar pertanyaan tertulis III.5.3.1 Prosedur Perencanaan
bagi pekerja atau survei. Sesuai Standard Operating Procedure
(SOP) Perencanaan di Instalasi
IV.5 BAHAYA PSIKOSOSIAL DAN STRES Farmasi
III.5.3.2 Prosedur Pengadaan Bahan Berbahaya
IV.5.1 Pendahuluan dan Konsep Dasar
a. Barang harus bersumber dari
Pekerja yang bekerja di rumah sakit seperti distributor utama/resmi
pekerja juga ditempat lain dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor psikososial yang dapat b. Mempunyai sertifikat analisa dari
mempengaruhi kesehatan, baik pengaruh positif pabrik
maupun pengaruh negatif. Faktor-faktor c. Melampirkan MSDS (Material
psikososial adalah faktor psikologi individu Safety Data Sheet)
misalnya faktor personalitas dan perilaku,
III.5.3.3 Prosedur Penerimaan Bahan Berbahaya
sedangkan faktor sosial dalam kelompok
misalnya pola interaksi dalam kelompok/dalam a. Memeriksa wadah dan pengemas.
keluarga. Pengaruh negatif dari bahaya Kemasan yang diterima harus dalam
psikososial ini adalah memacu terjadinya stres. bentuk asli dan dalam keadaan utuh
Stres dapat didefinisikan sebagai reaksi yang serta mencantumkan :
disebabkan oleh stresor (penyebab stres) G nama sediaan atau nama barang

9 2
G isi/bobot netto dalam menghilangkan risiko ergonomi.
G komposisi isinya dalam nama Pengendalian teknik yang bisa dilakukan adalah
kimia memodifikasi, mendesain kembali tata ruang atau
G nomor registrasi mengganti tempat kerja, bahan/objek/desain tempat
G petunjuk cara penggunaan penyimpan dan pengoperasian peralatan di instalasi
farmasi.
G petunjuk cara penanganan
untuk mencegah bahaya b. Pengendalian administratif yang berhubungan
G tanda peringatan lainnya dengan bagaimana pekerjaan disusun, seperti
: jadwal kerja, penggiliran kerja dan waktu
G nama dan alamat pabrik yang istirahat, program pelatihan dan serta program
memproduksi perawatan dan perbaikan.
G cara pertolongan pertama
akibat bahan berbahaya c. Pengendalian cara kerja yang berfokus pada cara
pekerjaan dilakukan, yakni : menggunakan mekanik
b. Memperhatikan label berupa tubuh yang baik dan menjaga tubuh untuk berada
simbol, gambar dan atau tulisan pada posisi netral.
berupa kalimat peringatan bahaya
misalnya : “bahan peledak”, “bahan 5. Mengevaluasi pekerjaan
racun”, “bahan korosif”, “bahan Untuk mengevaluasi pekerjaan, pisahkan bagian-
berbahaya”, “bahan iritasi”, “bahan bagian pekerjaan menjadi bagian yang sekecil
mudah terbakar”, dll. mungkin, sehingga evaluasi bisa spesifik dan detil.
Evaluasi tersebut harus mencakup tiga bagian :

III.5.3.4 Prosedur Penyimpanan Bahan Berbahaya a. Gambaran pekerjaan

Menyimpan bahan berbahaya sesuai Kumpulkan informasi untuk menggambarkan tiap


dengan keterangan pada pengemas, tugas, pekerjaan, tempat kerja, dan peralatan yang
misalnya : dievaluasi.

G Harus terpisah dari bahan b. Pengamatan dan pengukuran (membuat cek- list)
makanan, bahan pakaian dan bahan Evaluator harus memperhatikan :
lainnya
• bagaimana pekerja bergerak
G Tidak menimbulkan interaksi antar
bahan berbahaya satu dengan yang • posisi ketika bekerja
lain • berapa lama seseorang melakukan suatu
G Bahan yang mudah menguap harus aktivitas
disimpan dalam wadah tertutup rapat • berat dari benda-benda yang dipegang atau
dipindahkan
G Bahan yang mudah menyerap uap

3 9
Pemeriksaan kesehatan ini berlaku bagi semua air harus disimpan dalam wadah
pekerja di instalasi farmasi, dilakukan setidak- tertutup rapat yang berisi zat
tidaknya sekali setahun, bahkan dibeberapa bagian penyerap lembab
seyogyanya dilakukan setiap 6 bulan.
G Bahan yang mudah menyerap CO2
b. Upaya yang dilakukan sehubungan dengan harus disimpan dengan pertolongan
kapasitas dan beban kerja : kapur tohor
• Pengaturan kerja bergilir (shift work)
G Bahan yang harus terlindung dari
• Penempatan petugas pada jabatannya (fit to job) cahaya disimpan dalam wadah yang
• Pendidikan dan pelatihan petugas Instalasi buram atau kaca dari kaca hitam,
Farmasi tentang cara kerja yang ergonomik. merah, hijau, atau coklat tua
c. Pelaksanaan upaya penanggulangan bahaya G Bahan yang mudah mengoksidasi
potensial, misalnya dengan memberikan harus disimpan di tempat yang sejuk
penyuluhan yang berhubungan dengan dan mendapat pertukaran udara yang
permasalahan ergonomik di tempat kerja, sehingga baik
meningkatkan kesadaran para pekerja, meningkatkan
penggunaan alat pelindung, dll. G Bahan yang mudah terbakar harus
disimpan di tempat terpisah dari
d. Pelaksanaan CPKB (Cara Pelaksanaan Kerja yang tempat penyimpanan perbekalan
Baik). farmasi lain, mudah dilokalisir bila
Diharapkan setiap bagian sudah mempunyai terjadi kebakaran, tahan gempa dan
Standar Prosedur Tetap (SOP) dan tergantung di dilengkapi dengan Pemadam Api
dinding, sehingga setiap pekerja dapat membaca G Bahan beracun harus disimpan
dan mentaatinya. ditempat yang sejuk, mendapat
4. Pengendalian ergonomik pertukaran udara yang baik, tidak
kena sinar matahari langsung dan
Pengendalian ergonomik dipakai untuk jauh dari sumber panas
menyesuaikan tempat kerja dengan pekerja.
Pengendalian ergonomik berusaha mengatur agar G Bahan korosif harus disimpan
tubuh pekerja berada di posisi yang baik dan ditempat yang dilengkapi dengan
mengurangi risiko kerja. Pengendalian ini harus dapat sumber air untuk mandi dan
mengakomodasi segala macam pekerja. Pengendalian mencuci
ergonomik dikelompokkan dalam tiga kategori utama, G Bahan yang mudah meledak
yang disusun sesuai dengan metoda yang lebih baik dijauhkan dari bangunan yang
dalam mencegah dan mengendalikan risiko menyimpan oli, gemuk, api yang
ergonomik. menyala
a. Pengendalian teknik adalah metoda yang lebih
diutamakan karena lebih permanen dan efektif

9 3
BAB IV daya yang dimiliki, sumber dana yang tersedia dan
PENGENDALIAN K3 IFRS bahaya potensial ergonomik apa yang frekeuensinya
sungguh mengancam para pekerja di instalasi
farmasi RS.
Penyakit akibat kerja di rumah sakit umumnya berkaitan dengan b. Identifikasi masalah ergonomik di instalasi farmasi
faktor biologi (kuman patogen yang umumnya berasal dari pasien), RS beserta bahaya yang mungkin terjadi.
faktor kimia (antiseptik pada kulit, gas anestesi), faktor ergonomik
(cara duduk yang salah, cara mengangkat pasien salah), faktor Identifikasi masalah ergonomik dapat dilakukan
fisik dalam dosis kecil dan terus menerus ( p a n a s p a d a k u l i t , dengan mengadakan inspeksi tempat kerja dan
r a d i a s i p a d a s i s t e m reproduksi/pemproduksi darah), mengadakan survei ergonomik (ergonomic hazard
faktor psikososial (ketegangan di kamar bedah, penerimaan assessment) di tempat kerja. Dari kegiatan ini
pasien gawat darurat, bangsal penyakit jiwa) diharapkan dapat menemukan permasalahan
ergonomik secara menyeluruh.
c. Alternatif rencana upaya penanggulangannya.
IV. 1 BAHAYA BIOLOGI
Dari masalah-masalah yang ditemukan dicari
Bahaya Biologi adalah penyakit atau gangguan kesehatan alternatif upaya penanggulangannya,
yang diakibatkan oleh mikroorganisme hidup seperti berdasarkan dana dan daya yang tersedia.
bakteri, virus, riketsia, parasit dan jamur. Sedangkan
Hasil yang ingin diharapkan dari kegiatan
infeksi nosokomial adalah suatu keadaan infeksi yang
perencanaan adalah adanya peta/denah lokasi
diperoleh dari dalam lingkungan rumah sakit, dapat
bahaya potensial ergonomik dan rumusan alternatif
merupakan suatu infeksi endogen yang berasal dari rencana upaya penanggulangannya. Adanya
penderita sendiri atau suatu infeksi eksogen yang denah/peta lokasi bahaya potensial ergonomik
berasal dari luar penderita. akan memberikan gambaran kepedulian akan
Sesuai dengan perkembangan pelayanan kefarmasian di risiko ergonomik yang timbul terhadap pekerjanya.
rumah sakit didasarkan atas tuntutan pasien dan
masyarakat akan mutu pelayanan kefarmasian, maka IFRS 2. Pengorganisasian kegiatan
diharuskan mengadakan perubahan pelayanan dari
paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru Dimaksudkan untuk lebih terarahnya penanganan
(patient oriented) dengan filosofi pharmaceutical care risiko ergonomik yang dilakukan di instalasi farmasi.
(pelayanan kefarmasian). Hal ini tentunya sangat Pengorganisasian kegiatan bisa dilakukan melalui
menguntungkan pasien dan masyarakat, namun dari segi pembentukan kelompok kerja ergonomi instalasi
negatifnya petugas farmasi juga akan rentan tertular farmasi yang merupakan perpanjangan tugas dan
penyakit pasien karena petugas farmasi akan berhubungan tanggung jawab kelompok kerja ergonomi rumah
langsung dengan pasien atau masyarakat terutama pada saat sakit.
memberikan konseling kepada pasien maupun pada saat 3. Penggerakkan pelaksanaan kegiatan
visite ke ruangan. Oleh karena itu agar petugas farmasi
tidak mudah tertular a. Pemeriksaan kesehatan awal dan pemeriksaan
kesehatan berkala

3 9
dalam rangka pendistribusian, bahaya potensial penyakit perlu memperhatikan upaya pencegahan infeksi
ergonomik yang terjadi adalah cidera punggung dan terutama di rumah sakit.
leher, gangguan otot rangka seperti pengapuran dan
peradangan. Pekerjaan yang dilakukan dengan posisi Upaya pencegahan infeksi di rumah sakit terdiri dari
duduk terus-menerus tanpa disertai istirahat yang penerapan 2 tingkat kewaspadaan, yaitu kewaspadaan
cukup, misalnya petugas administrasi dll. Bahaya universal dan kewaspadaan khusus.
potensial ergonomik yang muncul yakni; Kewaspadaan Universal :
melembeknya otot-otot perut dan melengkungnya
tulang. Prinsip utama prosedur kewaspadaan universal pelayanan
kesehatan adalah menjaga higiene sanitasi individu,
3. Permasalahan ergonomik lainnya adalah yang higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
berhubungan dengan lingkungan kerja seperti display prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan
unit, yaitu penataan ruang kerja termasuk pencahayaan pokok yaitu :
dan warna nya yang apabila tidak ergonomik akan
menimbulkan masalah dan kecelakaan kerja. 1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya
4. Permasalahan yang tidak kalah pentingnya adalah
pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
masalah manajemen waktu dan hubungan antar
dengan darah serta cairan infeksius yang lain,
manusia dilingkungan pekerjaannya.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum suntik dan alat tajam untuk
Pengaturan Risiko Ergonomik
mencegah perlukaan
Secara umum pengaturan ergonomik di instalasi farmasi
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
rumah sakit bertujuan untuk tercapainya kemampuan
hidup sehat para pekerja yang bekerja di instalasi farmasi.
Selain itu agar tersusunnya rencana kegiatan, Kewaspadaan khusus terdiri dari tiga jenis
terlaksananya dan terpantau serta terevaluasinya kewaspadaan yaitu :
kegiatan yang berhubungan dengan risiko ergonomik di
instalasi farmasi rumah sakit. 1. Kewaspadaan terhadap penularan melalui udara
(airborne)
Dalam pengaturan untuk mengurangi dan
meminimalisir risiko ergonomik maka perlu beberapa 2. Kewaspadaan terhadap penularan melalui percikan
tahapan sesuai dengan tujuan yang diinginkan semula : (droplet)
1. Perencanaan 3. Kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak.
a. Analisa situasi yang berpotensi menimbulkan risiko 1. Kewaspadaan terhadap penularan melalui udara
ergonomik di instalasi farmasi RS. (airborne)
Analisa situasi merupakan langkah pertama yang Yaitu digunakan untuk menurunkan penularan penyakit
harus dilakukan dengan melihat sumber melalui udara baik yang berupa bintik

9 3
percikan di udara (ukuran 5 µm atau lebih kecil) atau permasalahan ergonomik di instalasi-instalasi rumah sakit
partikel kecil yang berisi agen infeksi pada pasien lainnya. Masalah yang berkaitan dengan postur, kekuatan
yang diketahui atau diduga menderita penyakit serius dan frekuensi (posture, force, and frequency) adalah
dengan penularan melalui percikan halus di udara. permasalahan ergonomik yang mendasar yang terjadi di
Penyakit yang dapat ditularkan melalui udara antara lain tempat kerja manapun. Begitu juga permasalahan
: ergonomik yang ada di instalasi farmasi rumah sakit.
- Campak Permasalahan ergonomik di instalasi farmasi rumah sakit
- Varisela bisa diidentifikasi berdasarkan :
- Tuberkulosis. 1. Rutinitas dari pekerjaan yang dilakukan di instalasi
2. Kewaspadaan terhadap penularan melalui tersebut, misalnya dalam pekerjaan penyimpanan,
percikan (droplet) risiko ergonomik biasanya postur yang kaku, berarti
menekuk atau memutar bagian tubuh, beban statis yang
Kewaspadaan ini ditujukan untuk mencegah terjadinya berarti bertahan lama pada satu postur sehingga
penularan penyakit dari pasien yang diketahui atau menyebabkan kontraksi otot. Risiko ergonomik lainnya
diduga menderita penyakit serius dengan penularan antara lain tekanan, artinya tubuh tertekan pada suatu
percikan partikel besar (diameter permukaan atau tepian saat bekerja.
> 5 µm) dari orang yang terinfeksi mengenai lapisan
mukosa hidung, mulut atau konjungtiva mata orang Dalam pekerjaan sediaan farmasi (Produk jadi dan
yang rentan. pembuatan), risiko ergonomik yang muncul
diantaranya; gerakan pengulangan yang banyak dan
Percikan dapat terjadi pada waktu seseorang sering dalam hal penyediaan farmasi atau obat- obatan,
berbicara, batuk, bersin ataupun pada waktu artinya menjalankan gerakan yang sama secara
pemeriksaan jalan nafas seperti intubasi atau berulang-ulang, lalu organisasi kerja yang buruk,
bronkhoskopi. maksudnya termasuk bekerja dengan irama mesin,
Transmisi melalui percikan besar berbeda dengan istirahat yang tidak cukup, kerja yang monoton,
transmisi penularan melalui udara karena pada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan dalam satu
transmisi percikan memerlukan kontak yang dekat waktu.
antara sumber dengan penerima, karena percikan besar Dalam pekerjaan pendistribusian alat kesehatan sekali
tidak dapat bertahan lama di udara dan hanya dapat pakai dan penggunaan, risiko ergonomiknya biasanya
berpindah dari dan ke tempat yang dekat. adalah beban berat, maksudnya beban fisik yang
Beberapa penyakit yang ditularkan melalui droplet berlebihan selama kerja misalnya menarik, mendorong
diantaranya : dll. Semakin banyak daya yang harus dikeluarkan,
semakin berat beban bagi tubuh.
1. Haemophyllus Influenza invasive type B,
termasuk meningitis, pneumonia dan sepsis. 2. Permasalahan ergonomik yang umum terjadi di rumah
sakit, seperti dalam hal mengangkut beban atau
2. Neisseria Meningitis invasive, termasuk peralatan kefarmasian yang tidak ergonomik
meningitis, pneumonia dan sepsis.

3 9
ada juga risiko bahaya ergonomik, yang merupakan hasil 3. Staphylococcus Pneumonia invasive multidrug
dari ketidak sesuaian antara pekerja dengan cara kerja resisten, termasuk meningitis pneumonia, sinusitis,
dan lingkungan kerjanya. Saat ini bahaya dan dan otitis media.
permasalahan ergonomik tidak hanya dirasakan oleh para
pekerja di industri/perusahaan saja, akan tetapi 4. Bakteri infeksi saluran nafas lain dengan transmisi
permasalahan ergonomik sesungguhnya ada dimana – droplet :
mana termasuk di instalasi farmasi rumah sakit secara a. Diptheria (faringeal)
umum. Para pekerja di instalasi farmasi rumah sakit b. Mycoplasma pneumonia
antara lain apoteker, asisten apoteker, dan tenaga
administrasi dimana pekerja tersebut juga berisiko c. Pertusis
terhadap bahaya ergonomik. d. Pneumonia plague
e. Streptococcal pharingitis, fever pada bayi dan
Biasanya pekerjaan rutinitas kefarmasian yang anak, pneumonia, atau scarlet
dilaksanakan oleh para pekerja di Instalasi Farmasi 5. Infeksi virus serius dengan transmisi percikan,
Rumah Sakit, diantaranya berhubungan dengan : termasuk :
1. Penyimpanan obat, vaksin, anti koagulan, reagensia dll a. Adenovirus
2. Sediaan Farmasi (produk jadi dan pembuatan) b. Influenza
c. Mumps
3. Distribusi dan penggunaan
d. Parvovirus B 19
Dari pekerjaan rutin tersebut, sedikit banyaknya akan
membawa risiko ergonomik di tempat kerja. Oleh sebab e. Rubella
itu perlu pengidentifikasian terhadap permasalahan 3. Kewaspadaan terhadap penularan melalui
ergonomik di instalasi farmasi rumah sakit khususnya dan kontak
secara umum upaya kesehatan kerja yang menyeluruh di
lingkungan rumah sakit termasuk di unit instalasi farmasi, Digunakan untuk mencegah penularan penyakit dari
sangat diperlukan. Upaya kesehatan kerja yang pasien yang diketahui atau diduga menderita penyakit
menyeluruh yang dimaksudkan akan berkaitan dengan yang ditularkan melalui kontak langsung (misalnya
pekerja, cara/metode kerja, alat kerja, proses kerja dan kontak tangan atau kulit ke kulit) yang terjadi selama
lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, perawatan rutin, atau kontak tak langsung
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Sedangkan (persinggungan) dengan benda di lingkungan pasien.
konsep dasar dari Upaya Kesehatan Kerja ini adalah Contoh penyakit yang ditularkan melalui kontak
: identifikasi permasalahan, evaluasi dan dilanjutkan adalah :
dengan tindakan pengendalian.
1. Infeksi gastrointestinal, respirasi, kulit luka atau
kolonisasi bakteri yang multidrug resisten sesuai
Permasalahan Ergonomik pedoman program pemberantasan.
Secara umum permasalahan ergonomik di instalasi 2. Infeksi interik dengan dosis infeksi rendah atau
farmasi rumah sakit hampir sama dengan berkepanjangan termasuk :

9 3
a. Clostridium difficile • Catat jenis obat yang tertumpah
b. Enterohemorrhagic E. Coli, Shigella, hepatitis A,
• Tanggalkan seluruh pakaian pelindung
atau rotavirus pada pasien inkontenensia.
• Laporkan ke supervisor
3. RSV, virus para influenza, atau infeksi enteroviral
pada bayi dan anak-anak. • Lengkapi format kecelakaan
4. Infeksi kulit yang sangat menular atau yang
biasa timbul pada kulit kering, termasuk : Transportasi dan Pembuangan Limbah
a. Difteri (kulit) 1 Petugas membawa dengan troli khusus
b. He rpes s im pl e ks ( ne on a t u s atau untuk obat sitostatik
mukoneonatus) 1 Pembuangan limbah sitostatik harus dalam
c. Impetigo wadah terpisah, untuk limbah tajam
d. Abses besar, selulitis atau dekubitus masukkan dalam container khusus yang
tidak tembus benda tajam
e. Pedikulosis
f. Skabies 1 Semua limbah kemoterapi harus dibakar
dalam incenerator
g. Stapilococcal furunculosis pada bayi dan anak-
anak
h. Stapilococcal scalded skin syndrome IV.4 BAHAYA ERGONOMI
i. Zoster (diseminata atau immunocompromised Instalasi farmasi rumah sakit merupakan salah satu
host) instalasi yang berada di rumah sakit. Seperti halnya
5. Viral hemorrhagic conjungtivitis instalasi-instalasi yang lainnya di rumah sakit, tentu ada
risiko dari pajanan bahaya di lingkungan tempat kerja
6. Viral hemorrhagic fever (demam lessa atau virus dimana seharusnya ada kewaspadaan dari masing-masing
Marburg) pihak yang terlibat di instalasi tersebut. Kewaspadaan ini
bisa berupa pengaturan atau manajemen yang baik
terhadap risiko yang timbul di lingkungan tempat kerja di
Ketentuan Umum Pencegahan : instalasi farmasi di rumah sakit. Dengan kata lain, faktor-
1) Tempatkan pasien pada tempat yang terpisah atau faktor penyebab risiko bahaya kerja ditempat tersebut,
bersama pasien lain dengan infeksi aktif organisme harus dikendalikan melalui upaya pencegahan dan
yang sama dan tanpa infeksi lain. penanggulangan yang benar sehingga kasus-kasus
kejadian penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat
2) Melaksanakan kewaspadaan universal. dihindari, direduksi dan atau diminimalkan.
3) Perawatan lingkungan yaitu dengan
membersihkan setiap hari peralatan dan
permukaan lain yang sering tersentuh oleh pasien. Risiko bahaya kerja yang dimaksud, selain faktor fisik,
biologik, kimia dan psikososial di instalasi farmasi,

3 9
• Catat jenis obat dan kemungkinan 4) Peralatan perawatan pasien gunakan terpisah satu
disiapkan antidot khusus sama lain, jika terpaksa harus digunakan satu sama
• Tanggalkan seluruh pakaian pelindung lain secara bersama maka peralatan tersebut harus
selalu dibersihkan dan didesinfeksi sebelum
• Laporkan ke supervisor digunakan pada yang lain.
• Lengkapi format kecelakaan
B. Kulit Tertusuk Jarum Berisi Obat Kanker Tindakan yang harus dilakukan :
• Jangan segera mengangkat jarum, tarik 1) Tempatkan pasien pada ruang tersendiri atau
kembali plungger untuk menghisap obat- bersama pasien lain dengan ruang kerja lainnya.
obat yang mungkin telah terinjeksi.
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja pada
• Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, air yang mengalir atau alcuta.
kemudian buang.
3) Menggunakan alat pelindung kerja seperti masker,
• Tanggalkan sarung tangan gaun pelindung dan sarung tangan.
• Bilas area dengan air hangat 4) Melakukan tindakan desinfeksi, dekontaminasi dan
• Cuci dengan air sabun, bilas dengan air sterilisasi, terhadap berbagai peralatan yang
hangat digunakan, meja kerja, lantai dan lain-lain terutama
yang sering tersentuh oleh pasien.
• Catat jenis obat dan perkiraan berapa
banyak yang terinjeksi 5) Melaksanakan penanganan dan pengolahan limbah
dengan cara yang benar, khususnya limbah infeksi.
• Tanggalkan semua pakaian pelindung
6) Memberikan pengobatan yang adekuat pada
• Laporkan ke supervisor
penderita.
• Lengkapi format kecelakaan
• Suntikkan antidot yang spesifik
IV.1.1 Tuberkulosis Paru :
• Segera konsultasikan ke dokter
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Asam (BTA).
C. Tumpahan Obat Sitostatika pada Mata Penularan penyakit ini dapat melalui droplet-
droplet yang dibawa oleh udara tuberkulosis
• Minta pertolongan (Call For Help) yang berbentuk batang (basil) dan disebut pula
• Tanggalkan sarung tangan Basil Tahan Asam dari seseorang yang
terinfeksi dengan tuberkulosis. Kecurigaan
• Segera rendam dan bilas mata terbuka adanya tuberkulosis paru adalah batuk lebih dari
dengan air hangat selama 5 menit 4 minggu, dahak bercampur darah, nyeri dada,
• Letakkan tangan sekitar mata dan cuci nafsu makan menurun, berat badan
mata terbuka dengan 500 ml NaCl 0,9 %

9 3
menurun, berkeringat pada malam hari, demam • Cuci dasar cytogard dengan detergent dan
dan sesak nafas. bilas dengan aquadest
• Buang semua sarung tangan dan lap yang
Ketentuan Umum Pencegahan : terkena kontaminasi obat sitostatik
- Melakukan pekerjaan sesuai dengan Prosedur Pembersihan Tumpahan Obat
prosedur tetap (SOP). Sitostatik (di luar BSC)
- Memberikan penyuluhan kesehatan • Isolasi daerah yang terkontaminasi agar
melalui pertemuan berkala, seminar ilmiah, jangan dilewati orang
selebaran, poster dan lain-lain. • Gantilah sarung tangan dan baju yang
- Melaksanakan kewaspadaan universal terkena tumpahan dan letakkan dalam
(Universal Precaution = UP) kantong khusus
- Melaksanakan kewaspadaan khusus, dengan • Gunakan pakaian pelindung lengkap
cara menempatkan pasien pada tempat • Angkat pecahan benda tajam dengan pinset
tersendiri dengan tekanan tinggi terpantau, dan masukkan dalam wadah buangan
minimal pergantian udara enam kali setiap khusus
jam, pembuangan udara keluar memadai.
• Jika tumpahan berupa liquid, hisap dengan
- Melakukan pemeriksaan kesehatan flannel kering
sebelum bekerja dan pemeriksaan
kesehatan berkala. • Jika tumpahan berupa serbuk, hisap dengan
flannel basah
Tindakan yang harus dilakukan :
• Pel lantai dengan detergent dan bilas dengan
1) Mengupayakan ventilasi dan pencahayaan aquadest
yang baik dalam ruang perawatan, ruang
konseling dan ruang kerja lainnya. • Buang semua sarung tangan dan lap yang
terkena kontaminasi obat sitostatik
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah
bekerja pada air yang mengalir atau alcuta.
3) Menggunakan alat pelindung kerja seperti Tindakan Bila Terjadi Keterpaparan Akibat
masker dan sarung tangan. Kecelakaan Kerja
4) Melakukan tindakan desinfeksi, sterilisasi, A. Tumpahan Mengenai Kulit
dan dekontaminasi terhadap berbagai • Tanggalkan sarung tangan
peralatan yang digunakan, meja kerja, lantai
dan lain-lain terutama bila terkena bahan • Bilas kulit dengan air hangat
infeksi. • Jika kulit tidak sobek seka area dengan
kassa yang dibasahi larutan chlorin 5 %.
Jika kulit sobek pakai larutan H2O2 3%

3 9
Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan 5) M e la ks a na ka n pe nanga na n dan
secara periodik setiap 6 bulan, jika terdapat pengolahan limbah dengan cara yang benar,
kelainan hasil pemeriksaan harus diteliti lebih khususnya limbah infeksi.
dalam.
6) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara
Pemeriksaan laboratorium juga harus berkala termasuk pemeriksaan radiologi.
dilakukan jika terjadi paparan obat sitostatik.
7) Memberikan pengobatan yang adekuat pada
Semua hasil harus didokumentasikan penderita.
Formulir Permintaan Rekonstitusi terdiri dari :
• Nama & No. MR IV.1.2 Influenza :
• Jenis obat dan dosis
Adalah penyakit infeksi saluran nafas atas yang
• Jenis dan jumlah pelarut yang digunakan disebabkan oleh virus influenza, yang
• Tgl Persiapan penularannya dapat melalui batuk, bersin, dan
tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan
• Tgl kadaluarsa
cairan hidung/mulut.
Obat sitostatik yang telah direkonstitusi harus
Gejala-gejala influenza dapat berupa :
dikemas yang aman untuk dibawa ke ruang
perawatan, dan diberi label peringatan obat demam, kedinginan, mata kemerahan,
berbahaya. otot/tulang sakit, batuk, hidung berair yang
mungkin menetap selama 1-2 minggu setelah
Prosedur Pembersihan Tumpahan Obat
gejala lain hilang.
Sitostatik (di dalam BSC)
• Pastikan bahwa cytogard berjalan dengan
baik pada saat kejadian Ketentuan Umum Pencegahan :
• Nyalakan exhaust fan - Melakukan pekerjaan sesuai dengan
• Gantilah sarung tangan dan baju yang prosedur tetap (SOP).
terkena tumpahan dan letakkan dalam - Memberikan penyuluhan kesehatan
kantong khusus melalui pertemuan berkala, seminar ilmiah,
• Gunakan pakaian pelindung lengkap leaflet/brosur, poster dan lain-lain.
• Angkat pecahan benda tajam dengan pinset - Melakukan pemeriksaan kesehatan
dan masukkan dalam wadah buangan sebelum bekerja dan pemeriksaan
khusus kesehatan berkala .
• Jika tumpahan berupa liquid, hisap dengan - Melakukan pengaturan/pemisahan
flannel kering penderita untuk menghindari terjadinya
• Jika tumpahan berupa serbuk, hisap dengan penularan.
flannel basah

9 3
- Melaksanakan kewaspadaan universal • Pass Box adalah jendela antara ruang
(Universal Precaution =UP). administrasi dan clean room (barrier)
- Instruksikan pada pasien untuk tutup mulut berfungsi sebagai keluar masuk obat ke
saat batuk/bersin. clean room

Tindakan yang harus dilakukan : Perlengkapan Pelindung :


1) Mengupayakan ventilasi dan pencahayaan • Pakaian/Baju Pelindung
yang baik dalam ruang perawatan, ruang • Tutup Kepala
konseling. Tempatkan pasien pada ruang • Masker dan Kaca Mata
tersendiri dan atau bersama pasien lain
dengan ruang kerja lainnya. • Sarung tangan
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah • Kaos Kaki dan Sepatu
bekerja pada air yang mengalir atau alcuta.
3) Menggunakan alat pelindung kerja seperti Personal
masker N 95 bila berada/bekerja dengan • Personal yang akan terlibat dalam
jarak kurang dari 1 m dari pasien, dan sarung preparasi obat sitostatika harus
tangan. mendapatkan pelatihan yang memadai
4) Me lakukan tinda ka n des inf eksi, tentang teknik aseptik dan penanganan obat
dekontaminasi dan sterilisasi, terhadap sitostatika.
berbagai peralatan yang digunakan, meja • Petugas wanita yang sedang hamil atau
kerja, lantai dan lain-lain terutama bila merencanakan untuk hamil tidak dianjurkan
terkena bahan infeksi. untuk terlibat dalam rekonstitusi obat
5) M e la ks a na ka n pena nganan dan sitostatika.
pengolahan limbah dengan cara yang benar, • Petugas yang sedang sakit atau
khususnya limbah infeksi. mengalami infeksi pada kulit harus
6) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara diistirahatkan dari tugas ini.
berkala termasuk pemeriksaan radiologi. • Setiap petugas yang akan terlibat dalam
7) Memberikan pengobatan yang adekuat pada rekonstitusi seminggu sebelumnya harus
pasien. mendapat pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan Laboratorium pada Petugas :


IV.1.3 Hepatitis
1. Complete blood count
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus Hepatitis B (HBV), yang manifestasinya 2. Liver Function Test
3. Renal Function Test

4 9
Fasilitas Ruangan : dapat sebagai Hepatitis B akut maupun dalam
• Clean room bentuk sebagai pengidap (karier) kronik
HBsAg. Cara penularannya dapat melalui darah
• Area penyimpanan atau cairan tubuh lainnya dari penderita HBV
• Area administrasi maupun pengidap HBsAg. Gejala penyakitnya
dapat berupa demam, lemah, mual/muntah, rasa
• Area cuci tak enak di epigastrium dan kem ungki na n
• Area ganti pakaian dis ertai ikt eri k.
• Ruang antara
• Pass box Ketentuan Umum Pencegahan :
• Laminar Air Flow (LAF)/Biological Safety - Melakukan pekerjaan sesuai dengan
Cabinet (BSC) prosedur tetap (SOP).
- Memberikan penyuluhan kesehatan
melalui pertemuan berkala, seminar ilmiah,
Clean Room :
selebaran, poster dan lain-lain.
• 25 % - 30 % dari total area
- Melakukan pemeriksaan kesehatan
• Konstruksi khusus, dinding mudah sebelum bekerja dan pemeriksaan
dibersihkan kesehatan berkala .
• Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100, - Melakukan pengaturan/pemisahan pasien
1000, 10.000 partikel/lt udara untuk menghindari terjadinya penularan.
• Aliran udara diketahui dan terkontrol - Tutuplah luka bila ada.
• Tekanan ruangan diatur
• Suhu dan kelembaban udara terkontrol Tindakan yang harus dilakukan :
Suhu : 18º - 22º C 1) Me ni ngkatkan pengetahuan dan
Kelembaban : 35-50 % kepedulian petugas farmasi terhadap
penyakit hepatitis B dan penularannya.
• Dilengkapi HEPA filter
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah
bekerja pada air yang mengalir atau alcuta.
Fasilitas Ruangan
3) Menggunakan alat pelindung kerja seperti
• Ruang antara : Ruang yang terletak antara masker dan sarung tangan.
ruang cuci tangan dan clean room (barrier)
pada ruangan ini petugas menggunakan 4) Melakukan tindakan desinfeksi, sterilisasi,
perlengkapan steril dan dekontaminasi terhadap berbagai
peralatan yang digunakan, meja kerja,

9 4
lantai dan lain-lain terutama bila terkena Risiko yang tidak diinginkan dapat terjadi pada
bahan infeksi. t r a n s p or t a s i , p e n y i m p a n a n,
5) M e la ks a na ka n pena nganan dan pendistribusian, preparasi, dan pemberian obat
pengolahan limbah dengan cara yang benar, sitostatika.
khususnya limbah infeksi.
Potensial paparan pada petugas pemberian
6) Memberikan vaksinasi kepada petugas. sitostatika telah banyak diteliti.
7) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara
berkala termasuk pemeriksaan radiologi. Tujuan Safe Handling Cytostatic
8) Memberikan pengobatan yang adekuat pada
• Produk terlindung dari kontaminasi mikroba
penderita.
(teknik aseptis) sehingga mutu terjamin
• Personal dan lingkungan yang terlibat,
IV.1.4 Resistensi
terlindung dari paparan bahan berbahaya
Adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah
• Efisiensi biaya dan efisiensi waktu
tidak peka lagi terhadap antimikroba pada
perawatan
pemberian yang rasional. Resistensi di instalasi
farmasi dapat terjadi karena kita menghirup atau
terpajan antimikroba atau sitostatika dalam Cara terpaparnya obat sitostatika ke dalam tubuh
pembuatan dan peracikan obat. Ciri-ciri - inhalasi
resistensi adalah bila kita terinfeksi dengan
mikroba tertentu kemudian diberi antimikroba - absorbsi
yang sesuai namun tidak memberikan respon - ingestion
yang positif.
Standar Prosedur Kerja meliputi :
Ketentuan Umum Pencegahan : • Fasilitas fisik yang dibutuhkan untuk
- Melakukan pekerjaan sesuai dengan melindungi operator dan produk
prosedur tetap (SOP). • Perlengkapan pelindung yang melindungi
- Melakukan pekerjaan dengan sarana dan operator dan produk
prasarana yang memenuhi syarat. • Personal yang mengerjakan
- Memberikan pengetahuan tentang • Prosedur rekonstitusi obat dan teknik khusus
resistensi serta bahaya resistensi terhadap yang diperlukan
tubuh.
• Prosedur pembuatan label, pengemasan,
- Melakukan pemeriksaan kesehatan transportasi dan pembuangan limbah
sebelum bekerja dan sesudah bekerja secara sitostatika
berkala.
• Prosedur penanganan kecelakaan

4 9
- harus dijauhkan dari Tindakan yang harus dilakukan :
suhu/panas yang tinggi
karena bisa meledak jika 1) Cuci tangan sebelum bekerja.
terkena panas yang 2) Gunakan alat pelindung diri seperti sarung
tinggi. tangan, masker, baju lab, tutup kepala
sebelum bekerja.
- harus dijauhkan dari zat-
zat yang dapat 3) Bekerja pada tempat yang memenuhi syarat.
menyebabkan terjadinya 4) Laporkan hasil pemeriksaan berkala.
karatan atau kerusakan. 5) Jika terjadi kelainan maka perlu dilakukan
tindak lanjut pekerjaan.
Sifat-sifat :
6) Berikan pengobatan sesuai dengan
- TCLo (manusia) terhirup standar medis.
100 pph, selama 14 jam.
- Stabil pada suhu dan
tekanan normal. IV.2 BAHAYA FISIKA
- Berbentuk gas atau cair. Faktor fisika merupakan salah satu beban tambahan bagi
- Bersifat oksidator, pekerja di rumah sakit yang apabila tidak dilakukan upaya-
membantu pembakaran. upaya penanggulangannya dapat menyebabkan penyakit
akibat kerja.
- Tidak berwarna, sedikit
berbau dan tidak berasa. Faktor fisika di IFRS terdiri dari bising, listrik, panas,
- Berat molekul = 31,9988 getaran radiasi dan cahaya.
gr/mol.
- Titik Didih pada 1 Atm. IV.2.1 BISING
= - 182,92oC Dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai
- Spesifikasi gravity gas suara yang dapat menurunkan pendengaran
(21,11 o C, 1 atm) = baik secara kuantitatif (peningkatan ambang
1,1053 pendengaran) maupun kualitatif
( p e n y e m p i t a n s p e k t r u m pendengaran),
- Berat jenis (21,11oC, 1
berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi,
atm) = 1,3265 gr/lt. durasi dan pola waktu.
- Dapat larut di alkohol.
Di rumah sakit, bising merupakan masalah di
power house/generator, ruangan AHU (Air
IV.3.2 Penanganan Obat Kanker Handling Unit), sumber bising lain dapat
Prosedur penanganan obat sitostatika yang berasal dari ruang cuci piring, mesin cuci
aman perlu dilaksanakan untuk mencegah risiko pakaian, mesin pompa air, dan mesin potong
yang tidak diinginkan. rumput.

9 4
IV.2.1.1 Identifikasi Pertolongan Pertama :
Bising tinggi dapat menyebabkan bawa penderita ke tempat
dampak negatif baik yang bersifat yang segar dan
auditorial maupun non auditorial istirahatkan.
a. Non auditorial
Pemaparan : Kulit
Antara lain m e ngga nggu
komunikasi, gangguan tidur, Gejala Akut : kulit melepuh
gangguan perilaku, gangguan atau luka/beku karena
fisiologis antara lain ditandai pengaruh dingin jika
dengan sakit kepala, mual, terkena O2 cair.
berdebar. Pencegahan :
b. Auditorial - Pakai sarung tangan,
Dikenal sebagai Occupational s e pat u p e l i n d u n g.
hearing loss termasuk trauma - Hindari kontak kulit
akustik dan Noise Induce Hearing dengan O2 cair.
Loss (NIHL).
Pertolongan Pertama :
siram dengan air hangat (30-
Trauma akustik disebabkan oleh 400C) pada bagian kulit yang
bising impulsif dengan intensitas terbakar atau luka .
yang sangat tinggi, biasanya
melebihi 140 desibel (dB), bisa
hanya terjadi satu kali pajanan. Pemaparan : Mata
Energi suara yang dihasilkan Gejala akut : penglihatan
melampaui batas kemampuan kabur atau iritasi ke mata.
fisiologis struktur alat
pendengaran, sehingga dapat Pencegahan : pakai
merusak organ corti di telinga perlindungan mata saat
dalam, juga dapat merusak menangani O2 cair.
membran timpani dan tulang Pertolongan Pertama :
pendengaran di telinga tengah. bilas mata dengan air bersih
Kejadiannya dramatis, sehingga ± 15 Menit
penderita ingat betul permulaan
terjadinya, misalnya terpapar suara Penyimpanan :
ledakan boiler. - harus dijauhkan dari
Berbeda dengan trauma akustik, minyak oli, gemuk dan
NIHL terjadi karena pajanan bahan lain yang mudah
terbakar.

4 9
Pencegahan : jauhkan dari bising yang relatif rendah (85 dB
minyak, oli, gemuk, api dan atau lebih), dalam waktu yang
zat-zat lain yang mudah lama. Jadi terdapat efek kumulatif
terbakar. dan bertingkat. Di lingkungan kerja
Tindakan : jika terjadi pada umumnya dan di Instalasi
kebakaran gunakan Farmasi Rumah Sakit pada
pemadam a pi : Dr y khususnya yang sering terjadi
Chemical, CO2, adalah NIHL.
semprotkan air pada
silinder O2 yang ada
disekitarnya supaya dingin. IV.2.1.2 Pengukuran
Type Bahaya : Ledakan Untuk mengetahui intensitas bising di
Bahaya : bisa m lingkungan kerja, digunakan Sound Level
e n i m b u l k a n Meter. Bila memungkinkan idealnya dengan
ledakan/pecahnya tabung menggunakan Octave Band Analyzer untuk
silinder. mengetahui spektrum/frekuensi dari bising
tersebut.
Pencegahan :
- Jauhkan dari api atau Untuk menilai tingkat pajanan pekerja lebih
sumber panas lainnya. tepat digunakan Noise Dose Meter karena
pekerja umumnya tidak menetap pada suatu
- Pasang safety. tempat kerja selama 8 jam ia bekerja.
- Tabung silinder Oksigen
bertekanan tinggi (150 Nilai ambang batas intensitas bising adalah 85
Atm.) dapat meledak dB. Dengan mengatur waktu kerja pekerja
atau pecah terkena didapatkan tabel sbb :
panas yang tinggi. a. Mengatur jam kerja, sbb :

Pemaparan : Inhalasi
Gejala Akut :
menyebabkan iritasi, pusing
jika terhirup Oksigen murni
dalam jumlah besar.
Pencegahan :
- Hindari hirup O2 dalam
jumlah besar.
- Pindahkan, jika ada
tabung bocor.

9 4
Waktu kerja maksimum
Intensitas (dB)
per hari (jam)
85 8
90 4
95 2
100 1
105 1/2
110 1/4

4 9
b. Mengatur jumlah impuls per hari maksimal Sifat-sifat :
Waktu kerja maksimum - Bersifat narkotik dalam
Intensitas (dB)
per hari (jam) konsentrasi yang tinggi
140 100 - Dapat m e m be nt u k
130 1.000 campuran yang explosif
120 10.000 dengan udara.
- TCLo ( ma nus i a) : 24
IV.2.1.3 Evaluasi mg/kg/2 Jam.
Secara sosial NIHL dapat menganggu - Stabil pada suhu dan
keharmonisan baik antar teman sekerja maupun tekanan normal.
dengan keluarga, karena yang bersangkutan sulit
- Berbentuk gas/cair.
berkomunikasi dan sering berbicara dengan
suara keras tanpa disadari karena kurang dengar, - Bersifat oksidator,
yang sering disalah artikan oleh lawan bicara membantu pembakaran.
sebagai bentakan atau kemarahan. Juga - Tidak berwarna, sedikit
menurunkan kualitas hidupnya, antara lain berbau dan berasa
kemampuan mendengar musik, kesigapan manis.
terhadap tanda bahaya bunyi.
- Berat molekul = 44,013
Secara ekonomi dapat sangat merugikan karena gr/mol.
bersifat kontra produktif bagi lingkungan
kerja, selain biaya tanggungan penyakit akibat - Titik Didih pada 1 Atm.
kerja yang besar, yang lebih merugikan adalah = - 88,52oC
organisasi terpaksa kehilangan pekerja - Spesifikasi gravity gas (
terampil akibat dimutasi. 0oC, 1 atm) = 1,529
- Berat jenis ( 21,11oC, 1
IV.2.1.4 Pengendalian : atm) = 1,84 gr/lt.
Yang terpenting adalah mengurangi dosis - Dapat larut di alkohol,
pemajanan dengan memperhatikan 3 (tiga) ether.
unsur :
IV.3.2 Gas O2
a. Sumber : mengurangi intensitas bising Type Bahaya : Kebakaran.
- Desain akustik Bahaya : bersifat oksidator
- Menggunakan mesin/alat yg kurang membantu proses
bising pembakaran/ memperbesar
- Merubah metoda proses nyala api.

9 4
Pemaparan : Kulit b. Media : mengurangi transmisi bising
Gejala Akut : kulit melepuh - Menjauhkan sumber dari pekerja
atau luka Pencegahan :
- Mengabsorpsi dan mengurangi
- pakai sarung tangan, pantulan bising secara akustik pada
se pa t u p e l i n d u n g . dinding, langit-langit dan lantai
- hindari kontak kulit - Menutup sumber bising dengan barier
dengan N2O.
c. Pekerja : mengurangi penerimaan bising
Pertolongan Pertama :
siram dengan air hangat (30- - Alat pelindung diri
400C) pada bagian kulit yang Berupa sumbat telinga (ear plug) yang
terbakar. dapat menurunkan pajanan sebesar 6
– 30 dB atau penutup telinga (ear muff)
yang dapat menurunkan 20 – 40 dB
Pemaparan : Mata
- Ruang isolasi untuk istirahat
Gejala akut : penglihatan
kabur atau beku ke mata. - Rotasi pekerja untuk periode waktu
tertentu antara lingkungan kerja yang
Pencegahan : pakai bising dengan yang tidak bising
perlindungan mata saat
menangani N2O. - Pengendalian secara administratif
dengan menggunakan jadwal kerja sesuai
Pertolongan Pertama : Nilai Ambang Batas (NAB)
bilas mata dengan air bersih
± 15 menit. IV.2.2 LISTRIK
Penyimpanan : Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
pemanfaatan aliran listrik digunakan untuk
- N2O dijauhkan dari penerangan dan penggerak peralatan. Namun jika
minyak oli, gemuk dan penggunanya tanpa didukung
bahan lain yang mudah pengetahuan listrik yang memadai dapat
terbakar, metal garam, menimbulkan kecelakaan terhadap listrik. Ada
metal oksida, peroksida dua tingkatan listrik yang berbahaya yaitu
dan basa. makroshok dan mikroshok.
- Tabung N2O harus
dijauhkan dari panas
yang tinggi dan suhu Timbulnya aliran listrik akibat perbedaan
silinder harus dijaga potensial antara 2 (dua) kutub yang
tidak boleh melampaui bermuatan listrik. Aliran listrik ini dapat berupa
52oC. arus searah (DC) atau arus bolak balik (AC).

4 9
IV.2.2.1 Identifikasi semprotkan air pada
Keluhan : silinder N2O yang ada
- Terasa panas dan kedutan disekitarnya supaya dingin.
Walk through survey :
- Adanya aliran listrik yang tidak Type Bahaya : Ledakan
terpelihara Bahaya : bisa
Efek Kesehatan : menimbulkan ledakan atau
- Luka bakar ditempat tersengat pecahnya tabung Silinder
aliran listrik Pencegahan :
- Kaku pada otot ditempat yang - jauhkan dari api atau
tersengat listrik sumber panas lainnya.
- Tahanan tubuh membesar
- pasang safety .
- tabung silinder N2O
IV.2.2.2 Pengendalian
bertekanan tinggi (70
1. Enginering Atm.) dapat meledak atau
- Pemasangan grounding pecah bila terkena panas
(pertanahan) sesuai ketentuan. yang tinggi.

- Pengukuran jaringan/instalasi
listrik Pemaparan : Inhalasi
- NAB bocor arus 50 miliamper, 60 G e j a l a A k u t :
Hz (sakit) menyebabkan iritasi, pusing
- Pemasangan pengamanan/alat jika terhirup dan dapat
pengamanan sesuai ketentuan membius pada konsentrasi
N2O tertentu (70%).
- Pemasangan tanda-tanda
bahaya dan indikator Pencegahan :

2. Administrasi - hindari hirup N2O dalam


jumlah besar.
- Penempatan petugas sesuai
dengan keterampilan - pindahkan jika ada
tabung bocor.
- Waktu kerja petugas digilir
Pertolongan Pertama :
3. Interfensi medan elektro magnetis bawa penderita ke tempat
terhadap alat-alat elektronis yang segar dan
4. Memakai sepatu isolasi istirahatkan.

9 4
- Pengaturan jumlah jam pekerja IV.2.3 PANAS
- Pemeriksaan kesehatan secara
Secara umum panas dirasakan bila suhu udara
berkala. diatas suhu nyaman, suhu nyaman di Indonesia
berkisar antara 26oC-28oC dengan
IV.3 BAHAYA KIMIA Relative Humidity (kelembaban) antara 60- 70
%.
Adanya zat-zat kimia di rumah sakit dapat menimbulkan
bahaya bagi para penderita maupun para pekerjanya, baik Lingkungan suhu nyaman adalah kombinasi dari
bagi para dokter, perawat, teknisi dan semua yang suhu udara, kelembaban, kecepatan aliran udara
berkaitan dengan pengelolaan rumah sakit maupun dan suhu radiasi. Bekerja ditempat yang panas
perawatan penderita. akan menyebabkan k e t i d a k n y a m a n a n ,
b a h k a n d a p a t mengganggu kesehatan.
Walaupun orang menyadari arti bahan-bahan kimia dan
bahayanya, kecelakaan bahan-bahan kimia terjadi semata-
mata karena kurang hati-hati dan kurang peduli terhadap IV.2.3.1 Identifikasi
bahan-bahan kimia tersebut. Hal-hal tersebut dapat Ditempat kerja yang panas, pekerja
menyebabkan keracunan kronik akibat tumpahan- akan mengeluh :
tumpahan, kebocoran tempat penyimpanan dan ventilasi
yang tidak baik. Bahan kimia yang mempunyai risiko - Rasa tidak enak, serba salah
mengakibatkan gangguan kesehatan antara lain adalah gas - Mudah marah
zat-zat anestetik (halotan, nitro oksida, etil eter), - Suhu kulit panas/basah karena
formaldehid, etilen oksida, merkuri, dan debu. berkeringat atau kering karena
keringat terus menguap
IV.3.1 Gas Nitrogen Oksida - Lelah, mual, sakit kepala urine
berkurang.
Type Bahaya : Kebakaran.
Bahaya : bersifat oksidator Pada walk trough survey, akan
membantu proses dirasakan suhu ruang kerja yang
pembakaran atau panas, ditemukan sumber panas;
memperbesar nyala api pekerja berkeringat dengan
beberapa keluhan seperti diatas.
Pencegahan : jauhkan dari
minyak, oli, gemuk, api dan Akibat terpajan panas yang tinggi,
zat-zat lain yang mudah maka suhu badan akan naik,
terbakar. kenaikan suhu tubuh badan tersebut
tidak dapat diimbangi dengan
Tindakan : jika terjadi pendinginan melalui penguapan.
kebakaran gunakan
pemadam a pi : Dr y Dapur; salah satu tempat kerja di
Chemical, CO2, rumah sakit yang menimbulkan
bahaya panas.

5 9
Pengaturan ventilasi dan penyediaan air IV.2.6.1 Identifikasi
minum merupakan alternatif
pencegahan dampak panas. Keluhan :
Efek panas terhadap kesehatan yang - Orang yang terpajan akan gangguan
ringan adalah heat syncope, yaitu pencahayaan akan mengeluh
pingsan karena panas. kelelahan mata.
Penyebabnya adalah terjadi Walk trough survey :
hipostasis aliran darah, karena terjadi
pooling di pembuluh darah yang Ruangan/tempat kerja dengan
melebar, pada kulit dan tubuh bagian penerangan yang kurang.
bawah, sehingga suplai darah ke otak Efek Kesehatan
berkurang.
- Iritasi (conjunctivitis)
Sedangkan Heat Disorder, adalah
kumpulan gejala yang berhubungan - Penglihatan rangkap
dengan kenaikan suhu tubuh dan - Sakit kepala
mengakibatkan kekurangan cairan
tubuh a.l. : - Ketajaman penglihatan terganggu
1. Heat stress/Heat exhaustion, terasa - Akomodasi dan konvergensi
panas dan tidak nyaman, karena menurun
dehidrasi, tekanan darah turun IV.2.6.2 Pengukuran
menyebabkan gejala pusing dan
mual. Satuan penting yang digunakan adalah :
2. Heat cramps, adalah spasme otot - Untuk intensitas cahaya: Candela
yang disebabkan cairan dengan (Cd)
elektrolit yang rendah, masuk ke
- Untuk Flux cahaya : lumen (lm)
dalam otot, akibat banyak cairan
tubuh keluar melalui keringat, - Untuk intensitas perorangan : lux
sedangkan penggantinya hanya (lx)
berupa air minum biasa tanpa - Untuk sudut ruangan : steradian (Str)
elektrolit.
3. Heat Stroke, disebabkan
kegagalan bekerja SSP dalam IV.2.6.3 Pengendalian
mengatur pengeluaran keringat, Adanya pelindung bagi pekerja :
suhu tubuh dapat mencapai
40,5C. Selain itu gangguan - Pemakaian kaca mata yang cocok
perilaku bisa sangat menonjol - Pemasangan tabir antara pekerja
akibat perasaan kepanasan dan dengan sumber cahaya
gangguan fisiologis SSP.
- Adakan rotasi pekerja

9 5
IV.2.6.CAHAYA IV.2.3.2 Pengendalian
Pencahayaan di instalasi farmasi rumah a. Terhadap lingkungan
sakit berkaitan langsung dengan
keselamatan pasien dan petugas instalasi 1). Terhadap suhu udara yang tinggi
farmasi rumah sakit, peningkatan (memperkecil panas konveksi)
pencermatan, kesehatan yang lebih baik dan a). Isolasi dari peralatan yang
suasana yang nyaman. Pemilihan sistem menimbulkan panas.
penerangan/ pencahayaan yang baik,
b). Menyempurnakan sistem
ditentukan oleh beberapa penerangan umum ventilasi
dalam ruangan, biaya instalasi, biaya
pemakaian energi dan biaya pergantian - Ventilasi yang ditempatkan
termasuk pergantian lampu- lampu. diatas sumber panas yang
bertujuan untuk menarik
Pedoman pencahayaan di rumah sakit udar a panas kel ua r r
memuat beberapa teori pencahayaan serta u a n g a n ( d a p a t
kategori pencahayaan pada ruangan- ruangan dipergunakan kipas angin di
di rumah sakit yang sesuai dengan bidang langit-langit ruangan).
kerjanya. Kategori pencahayaan diberikan - Ventilasi lokal untuk tiap-
nilai dengan notasi huruf A, B, C, D, E, F, G, tiap tenaga kerja dengan
H dan I. Masing- masing notasi huruf menghembuskan udara
mempunyai nilai intensitas penerangan 3 dingin.
(tiga) macam yaitu nilai minimal, nilai yang - Pemasangan alat
diharapkan dan nilai maksimal. pendingin
Kategori LUX - Pakaian kerja khusus yang
Penerangan Minimal Yang diharapkan Maksimal diberi ventilasi untuk
A 20 30 50 lingkungan kerja yang
B 50 75 100 sangat panas.
C 100 150 200
D 200 300 500 2). Terhadap kelembaban
E 500 700 1.000 (mempengaruhi panas
F 1.000 1.500 2.000 penguapan).
G 2.000 3.000 5.000 a). Menutup kebocoran uap air
H 5.000 7.500 10.000 atau sumber lain yang
I 10.000 15.000 20.000 mempengaruhi kelembaban.
b). Menyempurnakan ventilasi
umum.
c.) Pengurangan kelembaban
dilakukan dengan penggunaan
alat dehumidifier.

5 9
d). Pakaian dengan sistem - Operator harus dilindungi dari
ventilasi (ventilasi suits) untuk paparan
kondisi yang sangat lembab.
2. Administrasi :
3). Umum
- Penggantian operator X-ray bila film
a) Pemasangan AC hanya badge telah mencapai NAB.
efisiensi pada ruang kerja yang
tidak luas (misal : panel 3. Alat Pelindung Diri :
operation room). - Apron
b) Menyediakan tempat istirahat b. Radiasi non pengion
yang memenuhi syarat untuk
recovery Radiasi yang tanpa ada pelepasan elektron
t e r g a nt un g pa nj a ng ge l om b a n g
b. Pengendalian terhadap pekerja
Termasuk disini :
1). Menyediakan persediaan air
minum dekat tempat kerja yang - Sinar ultraviolet (A, B dan C)
cukup dan memenuhi syarat - Sinar yang bisa dilihat (sinar biru yang
dan kalau perlu disediakan berbahaya, sinar laser)
extra salt (harus dengan
pengawasan dokter). (extra salt : - Sinar dengan gelombang pendek
250 gr NaCl, 7 gr CaCl2, 100 gr (microwave).
Citric Acid, 32 gr KCl, 100 gr Keluhan :
gula, 50 gr Vinegar dalam
100 l air). Bervariasi tergantung intensitas sinar, jenis sinar
dan waktu pemaparan.
2). Pa da k o n d i s i d i m a n a
lingkungan kerja mempunyai Efek Kesehatan
tingkat radiasi rendah, (1) Efek kesehatan negatif :
dianjurkan dengan pakaian kerja - Gangguan pada mata, kebutaan
yang menutup seluruh sementara sampai permanen
permukaan kulit dan berwarna
- Gangguan pada kulit (terbakar)
putih.
(2) Efek kesehatan positif :
3). Hindarkan tenaga kerja yang
harus bekerja dilingkungan - Dapat digunakan untuk terapi
panas apabila :
Pengendalian
a. Berbadan gemuk sekali Menggunakan alat pelindung mata :
b. Menderita suatu penyakit Sunglasses, Filter untuk mikroskop
cardiovaskuler elektron, dan pelindung mata untuk sinar
laser.

9 5
Radiasi dibagi menjadi : - Perlu pre employment
a. Radiasi pengion medical examination /
pemeriksaan kesehatan
Radiasi pengion mempunyai kemampuan sebelum bekerja
untuk melepas elektron dari orbitnya pada
suatu atom membentuk suatu ion. - Periodic medical
ex amination/
Termasuk disini : pemeriksaan kesehatan
- Sinar X berkala.
- Sinar Gamma c. Pengendalian secara administratif
- Sinar Kosmis Pengaturan waktu kerja dan
istirahat berkaitan dengan suhu
Sifat radioaktifitas yang berasal dari mineral ruangan.
Pengaturan waktu Suhu ruang (oC) & Beban kerja (kkal/jam)
Efek Kesehatan Kerja Istirahat
Ringan Sedang Berat
< 200 200 - 400 > 400
Efek radiasi terhadap kesehatan dapat akut
atau kronik 100 % 0% 30,0 26,7 25,0
75 % 25 % 30,6 28,0 25,9
1. Radiasi yang akut dapat menimbulkan : 50% 50 % 31,4 29,4 27,9
25% 75 % 32,2 31,1 30,1
- Sindrom sistem syaraf pusat
- Gangguan gastrointestinal
IV.2.4. GETARAN
- Gangguan sistem hemopeoetik
Getaran/vibrasi adalah faktor fisik yang
2. Radiasi yang kronik menimbulkan : ditimbulkan oleh subyek dengan gerakan
- Leukomogenesis osilasi.
- Karsiogenesis Mesin, peralatan atau perkakas kerja yang
bergetar dapat memajani pekerja melalui
- Kerusakan genetik transmisi/penjalaran, baik getaran yang
Efek kesehatan ini tergantung dosis dan mengenai seluruh tubuh misalnya waktu duduk
waktu pemajanan mulai dari gejala akut dalam kendaraan berjalan atau getaran mesin
ringan sampai kematian . diesel maupun getaran setempat yang merambat
melalui tangan atau lengan operator alat
Pengendalian bergetar.
1. Enginering :
- Peralatan ditaruh pada ruang isolasi IV.2.4.1 Identifikasi
(beton-Fb) Penyakit akibat getaran, dari ringan

5 9
sampai berat, gejala yang ditimbulkan plasma cydic nucleotide sangat berguna
secara keseluruhan disebut sebagai mendeteksi dini fenomena Raynaud.
sindrom vibrasi.
Efek Kesehatan
IV.2.4.2 Pengendalian
Penyakitnya dikenal sebagai penyakit
Raynaud atau White Finger, terutama Terhadap sumber, diusahakan
terjadi pada ruangan yang dingin. menurunkan getaran dengan bantalan anti
vibrasi/isolator dan pemeliharaan mesin
Keluhan : yang baik.
a. Gejala dini berupa rasa kesemutan jari Mengganti proses gerinda menjadi proses
tangan waktu bekerja atau sesaat menggiling. Alat yang dijinjing diganti
setelah berhenti bekerja. dengan alat yang didorong.
b. Fase selanjutnya ujung jari kadang- Terhadap pekerja, tidak ada pelindung
kadang memucat yang disertai rasa khusus, hanya dianjurkan
nyeri, gejala hilang setelah tangan menggunakan sarung tangan untuk
dipanaskan 15–30 menit. menghangatkan tangan terutama dalam suhu
c. Fase lebih lanjut, seluruh jari tinggi untuk perlindungan terhadap
memucat secara paroksismal yang gangguan vaskular.
dapat terjadi pada suhu udara biasa,
umumnya tidak mengenai ibu jari.
IV.2.5. RADIASI
Lebih lanjut lagi pekerja mengeluh
parese, kepekaan rasa raba Sebagaimana diketahui bahwa radiasi
terganggu, namun nekrosis hampir disamping bermanfaat juga dapat
tidak pernah terjadi. menimbulkan bahaya bagi umat manusia.
Radiasi dapat digunakan untuk pemeriksaan
Test diagnosis dilakukan dengan (radiodiagnostik) maupun untuk pengobatan
mencelupkan kedua lengan bawah ke (radioterapi).
dalam air es selama ±10 menit, bila Agar radiasi dapat dimanfaatkan dengan baik,
positif akan timbul gejala White finger. pemberian dosis kepada pasien harus tepat dan
Pemeriksaan penunjang lain berupa para pekerja radiasi dilengkapi dengan alat
Finger Pletysmography, pemeriksaan monitor yang biasa disebut film bagde.
mikroskopik kapiler, pengukuran suhu Film bagde tersebut diperiksa secara berkala.
kulit dengan termometer atau Apabila pekerja telah menerima paparan radiasi
termografi. diatas Nilai Ambang Batas yang ditentukan
Getaran juga dapat menyebabkan (diketahui dari film bagde pekerja) maka pekerja
pendarahan mikro, test viscositas dan ditempat radiasi dipindahkan.

9 5
LAMPIRAN 5
TANDA-TANDA
BAHAYA

Korosif
Eksplosif

T o x i cRacun Radioaktif

5 9
121
OKSIDATOR
IRITASI

M u d a hMenyala

Anda mungkin juga menyukai