Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL TESIS

“Efektivitas pemberian edukasi menggunakan m-health app pada pasien yang menjalani k

emoterapi dalam meningkatkan self efficacy dan kualitas hidup”

Olivya Anakotta

20221050024

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2022/ 2023


HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL TESIS

Dengan Judul:

Efektivitas Pemberian Edukasi menggunakan M-health App pada Pasien yang


Menjalani Kemoterapi Dalam Meningkatkan Self Efficacy dan Kualitas Hidup

Oleh:

OLIVYA ANAKOTTA 20221050024


Proposal Tesis ini Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Dipertahankan
Dihadapan Tim Penguji Proposal Tesis
Progam Studi Magister Keperawatan Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada Tanggal 07 Juli 2023 Oleh:


Pembimbing

(Erna Rochmawati, S.Kp., MNSc., M.Med. Ed., Ph.D) Mengetahui


Ketua Program Studi Magister Keperawatan
Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(Erna Rochmawati, S.Kp., MNSc., M.Med. Ed., Ph.D)

I
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………… I

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………………. II

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. III

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………… 1

B. Rumusan 4

Masalah………………

………………………

………………………

C. Tujuan 4

Penelitian……………

………………………

………………………

……

D. Manfaat 5

Penelitian……………

………………………

………………………

…..

E. Penelitian 7

Terkait………………

………………………

………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….. 9

A. Landasan Teori…………………………………………………………………… 9

B. Kerangka 26

II
Teori…………………

………………………

………………………

C. Kerangka 27

Konsep………………

………………………

………………………

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………….. 28

A. Desain Penelitian………………………………………………………………… 28

B. Populasi dan Sampel 28

Penelitian……………

………………………

……………

C. Lokasi dan Waktu 30

Penelitian……………

………………………

……………….

D. Variabel 30

Penelitian……………

………………………

………………………

….

E. Definisi 30

Operasional…………

………………………

………………………

III
……

F. Instrumen 32

Penelitian……………

………………………

………………………

G. Uji Validitas dan 33

Reliabilitas……………

………………………

…………………

H. Cara Pengumpulan 35

Data…………………

………………………

………………

I. Kerangka 36

Kerja…………………

………………………

………………………

….

J. Pengolahan dan 37

Metode Analisa

Data…………………

………………………

K. Etika 38

Penelitian……………

………………………

………………………

IV
……….

DAFTAR 40

PUSTAKA………………………………………………

………………………

LAMPIRAN…………………………………………… 45

………………………………….

V
VI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kanker merupakan pertumbuhan sel abnormal dan berkembang melalui mutasi genetik.

Kanker merupakan salah satu kondisi medis yang kronis yang dikembangkan oeh faktor imunom

odulator yang menekan fungsi kekebalan tubuh serta yang menjadi pendukung pembentukan tum

or (Bertolaso, 2016). Berdasarkan data dari Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia telah meni

ngkat dari 1,4 per 1.000 penduduk menjadi 1,79 per 1.000 penduduk. Provinsi dengan prevalensi

kanker tertinggi adalah DI Yogyakarta, dengan 4,86 per 1.000 penduduk, diikuti oleh Sumatera

Barat dan Gorontalo. Data Global Cancer Observatory menunjukan kanker payudara merupakan

urutan pertama kanker terbanyak di Indonesia dengan jumlah kasus mencapai 68.858 (16,6%) da

ri total 396.914 kasus kanker di Indonesia (Kemenkes, 2019)

Pengobatan kanker diantaranya obat-obatan termasuk kemoterapi dan imunoterapi yang d

igunakan dengan atau tanpa radiasi tergantung presentasi tumor, lokasi penyakit dan jenis kanker

tertentu biasanya digunakan pada pasien dengan kanker payudara stadium lanjut, kepala dan lehe

r, kandung kemih, kanker paru-paru,esofagus, prostat dan sarkoma jaringan lunak. Obat sitotoksi

k menyembuhkan beberapa kanker yang menyebar efektif dalam mengurangi volume tumor, geja

la dan memperpanjang hidup dalam berbagai bentuk kanker metastatik (Chabner & Longo, 201

8)

Kemoterapi merupakan pengobatan pasien kanker yang mengakibatkan timbulnya efek sa

mping yang signifikan seperti efek samping fisik mual, muntah, lemas. Selain fisik, efek sampin

1
g psikis yang dialami seperti cemas, takut, bingung, distress (Bertolaso, 2016) . Perubahan secar

a holistik baik fisik maupun psikologis dan spiritual yang dialami pasien kanker dipengaruhi oleh

efek penyakit kanker dan tambahan efek kemoterapi seperti adanya perubahan pengelolaan diri s

eperti aktivitas fisik, persepsi negatif terhadap diri yang akan mempengaruhi kualitas hidup (Koli

n et al., 2016).

Pengelolaan diri yang tidak efektif akan mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker. Jik

a pasien kanker dapat melakukan pengelolaan diri dengan baik diharapkan adanya penurunan gej

ala yang dirasakan sehingga akan meningkatkan kualitas hidup. pengelolaan diri yang baik mem

berikan kemajuan yang signifikan untuk membantu pasien mengelola gejala yang terkait dengan

proses pengobatan kanker (Masoompour et al., 2017)

Pengelolaan gejala adalah pengalaman subyektif yang mencerminkan perubahan fungsi d

ari bio, psiko, sosial, serta sensasi dan kognisi. Tanda didefinisikan sebagai kelainan yang menun

jukan penyakit yang dapat dideteksi oleh pasien itu sendiri atau orang lain. The National Institute

s of Health Symptom of Science Model adalah lembaga yang memberikan panduan untuk menge

lola gejala seperti menganalisis gejala yang timbul, mengurangi gejala, meningkatkan kemampua

n dalam mengelola gejala. Gejala dilaporkan berdasarkan perspektif individu dan perspekif kelua

rga pasien. Model manajemen gejala memiliki hubungan yang dibentuk dalam konsep yang berh

ubungan satu sama lain yaitu orang, kesehatan dan penyakit, serta lingkungan (Bender et al., 201

8)

Efikasi diri berperan dalam kemampuan pengelolaan diri terhadap suatu masalah. Efikasi

diri didefinisikan sebagai keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap kemampuan yang dia

miliki. Seseorang yakin akan kemampuannya sehingga dapat menghasil tujuan atau harapan

yang diinginkan. Efikasi diri juga dapat menentukan bagaimana seseorang dapat berpikir,

2
memotivasi diri dan berperilaku (Rustika. I Made, 2017) . Penelitian yang dilakukan sebelumnya

mendapatkan hasil jika efikasi diri dapat ditingkatkan maka akan membantu serta meningkatkan

atau mendapatkan kembali kualitas hidup yang lebih tinggi (Hamidi et al., 2022). Review jurnal

juga dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya menemukan bahwa efikasi diri dibutuhkan

untuk menghadapi kanker dimana hal ini mengacu pada bagaimana seseorang dapat berperilaku

dalam menangani diagnosis kanker, perawatan kanker, transisi dan strategi untuk bertahan hidup

(Chirico et al., 2017)

Dalam mengelola pasien dengan kemoterapi, perawat dapat berperan menjadi edukator. P

erawat sebagai edukator merupakan perawat yang memiliki keahlian dalam memberikan edukasi

kepada pasien dan keluarga pasien (Manoppo et al., 2018) Perawat sebagai edukator sangat berp

eran penting dalam membantu pasien dan keluarga pasien memiliki pandangan dan pemikiran y

ang dapat membantu peningkatan kesehatan pasien baik secara fisik dan psikologis dengan berla

ndaskan teori (Hanipah, 2021)

Edukasi yang diberikan melalui berbagai media, salah satunya dengan berbasis online ata

u menggunakan mobile phone. Saat ini, teknologi sangat digunakan, terutama dalam bidang telek

omunikasi melalui telepon. Aplikasi mhealth adalah salah satu strategi dalam bidang promosi kes

ehatan dengan menggunakan teknologi (Coughlin, 2016). Aplikasi Mhealth adalah aplikasi keseh

atan mobile yang meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi

dan komunikasi, terutama internet. (Vandelanotte et al., 2016) Mhealth diperoleh dengan fitur fot

o dan video yang dirancang dengan desain yang memiliki keunggulan sehingga efektif dapat me

mbantu pasien mengubah perilaku dalam pengelolaan diri melalui sikap, perilaku pasien (Venbor

a, 2016).

3
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya, m-health telah digunakan dan dikembangk

an dalam pemberian edukasi namun pengembangan tersebut ditujukan bagi keluarga. Intervensi

tersebut digunakan dalam meningkatkan kesiapan keluarga dan kualitas hidup anggota keluarga

yang merawat pasien dengan life limiting illness dirumah (Rochmawati & Putranto, 2022)

Hasil review yang dilakukan peneliti sebelumnya dengan topik penggunaan mobile applic

ation pada pasien kemoterapi menunjukan ada peningkatan yang signifikan sebagai dampak posit

if penggunaan mhealth tersebut khususnya dalam meningkatkan pengelolaan diri melalui berbag

ai fitur yang disediakan seperti game mobile, fitur aktivitas fisik, dan cara mengelola gejala. Pen

carian literatur terkait pengelolaan diri bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengguna

kan mhealth app di Indonesia masih terbatas sehingga menjadi dasar peneliti tertarik untuk mela

kukan penelitian dengan judul “Efektivitas pemberian edukasi menggunakan m-health app pada

pasien yang menjalani kemoterapi dalam meningkatkan self efficacy dan kualitas hidup”

B. Perumusan Masalah

Bagaimana keefektifan pemberian edukasi menggunakan m-health app pada pasien kemoterapi?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas pemberian edukasi menggunakan m-health app terhadap self-

efficacy dan kualitas hidup pada pasien yang menjalani kemoterapi

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi self efficacy dan kualitas hidup sebelum dilakukan edukasi dengan m-he

alth app pada kelompok intervensi

4
b. Mengidentifikasi self efficacy dan kualitas hidup sesudah dilakukan edukasi dengan m-hea

lth app pada kelompok intervensi

c. Mengidentifikasi self efficacy dan kualitas hidup sebelum dilakukan edukasi dengan m-he

alth app pada kelompok kontrol

d. Mengidentifikasi self efficacy dan kualitas hidup sesudah dilakukan edukasi dengan m-hea

lth app pada kelompok kontrol

e. Menganalisis keefektifan pemberian edukasi menggunakan m-health app

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan keperawatan dan pelayanan keperawatan,

khususnya tentang penggunaan teknologi informasi dalam sarana edukasi kesehatan

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa, khususny

a mahasiswa keperawatan dalam penggunaan teknologi sebagai sarana pemberian edukasi

b. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian dapa memberikan informasi kepada pihak rumah sakit tentang efektivitas

pengunaan m-health app oleh perawat sehingga mempermudah pasien dan keluarga pasien meng

akses informasi terkait kondisi pasien

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang lebih khusus ten

tang aplikasi m-health yang digunakan untuk pasien yang menderita penyakit jangka panjang.

5
E. Penelitian Terkait

Tabel 1.1

No Peneliti dan Tahun Variabel Penelitian Desain Penelitian Perbedaan

1. Kim et al, 2018 Mobile game, Self mana Randomized Contro Penelitian Kim meng

gement, quality of life l Trial gunakan fitur game,

sedangkan penelitian

ini menggunakan ani

masi, foto/video dala

m memberikan eduk

asi

2. Cinar et al, 2021 Mobile phone app, qualit Randomized pre-po Penelitian cinar berf

y of life st test okus pada breast can

cer, sedangkan sasar

an pada penelitian ya

ng akan dilakukan se

mua pasien kanker y

ang menjalani kemot

erapi

3. Ormel et al, 2018 Smartphone application, Randomized Feasibi Tujuan penelitian or

self monitoring physical lity Study mel memonitoring a

activity ktivitas fisik sedangk

6
an pada penelitian ya

ng akan dilakukan be

rtujuan memberikan

edukasi untuk mengu

bah dan meningkatka

n perilaku serta pand

angan pasien terhada

p penyakit dan pengo

batan

4. Mazlominezhad et al, Quality of life, Self Cross-sectional Bertujuan untuk

2020 Efficacy study mengevaluasi

hubungan antara

kualitas hidup

dengan efikasi diri

dimana ditemuka

hasil signifikan

adanya hubungan

positif antara efikasi

diri dan kualitas

hidup

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kanker

a. Definisi kanker

Kanker adalah suatu penyakit genetik yang menyebabkan perubahan pada gen yang m

engontrol fungsi sel sehingga mengakibatkan bertumbuhnya sel abnormal yang berkembang t

idak terkendali dan menyebar ke seluruh tubuh. Pada keadaan normal, sel akan bertumbuh da

n berkembang melalui proses pembelahan sel yang akan membentuk sel baru sesuai dengan k

ebutuhan tubuh. Sel yang sudah tua atau rusak akan mati sehingga proses pembelahan sel me

mbantu untuk menggantikan sel yang sudah mati. Pada keadaan tertentu pembelahan sel akan

terganggu sehingga sel yang sudah rusak akan bertumbuh dan berkembang menjadi sel abnor

mal yang dapat membentuk tumor yang merupakan gumpalan jaringan. Tumor bisa berupa ka

nker atau tidak bersifat kanker (jinak). Tumor kanker dapat menyebar kedalam dan menyeran

g jaringan terdekat dan membentuk tumor baru, proses ini disebut metastasis biasanya tumor

kanker disebut juga tumor ganas. Tumor jinak tidak menyebar biasanya saat dilakukan tindak

an operasi pengangkatan tumor jinak biasanya tidaak tumbuh kembali. Namun, terkadang tu

mor jinak bisa sanga besar sehingga menyebabkan gejala serius dan mengancam nyawa (Nati

onal Cancer Institue, 2021)

b. Penyebab kanker

Kanker disebabkan oleh virus melalui mekanisme yaitu :

8
Mekanisme 1 : Beberapa virus mengandung onkogen yang secara langsung memicu pertumb

uhan yang tidak terkendali dalam sel inang tanpa diintegrasikan ke dalam genom manusia.

Mekanisme 2 : Kanker terjadi ketika sel mengembangkan mutasi yang menyebabkan sel mem

belah dengan tidak terkendali. Genom virus masuk kedalam sel dan bereproduksi. Virus akan

memasukan DNA atau RNA ke dalam sel dari sel inang. Integrasi seperti ini dapat mempeng

aruhi onkogen dan menekan tumor atau komponen jalur transduksi sinyal yang mengarah ke

proliferasi yang tidak terkendali

Mekanisme 3 : Beberapa virus secara genetik tidak mengganggu inangnya DNA. Sebaliknya,

virus genetik mengatur lingkungan di dalam tubuh yang membuat (Qadir, 2018)

c. Faktor risiko yang mendasari (Cao et al., 2022)

(1) Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko utama untuk kasus kematian akibat kanker. Ko

nsumsi alkohol telah diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia yang menghasilkan reaktif

spesies oksigen, merusak kemampuan tubuh dengan memecah nutrisi yang penting, meningk

atkan kadar estrogen dalam darah. Konsumsi alkohol meningkatkan resiko kanker dengan car

a yang responsif terhadap dosis. Dengan demikian kebijakan dalam pengendalian konsumsi al

kohol harus ditingkakan dan dipertahankan

(2) Penggunaan tembakau dikaitkan dengan peningkatan risiko jenis kanker yaitu kanker paru

kanker hati, kanker perut dan kanker kerongkongan. Produk tembakau menghasilkan karsino

gen seperti nikotin dan senyawa organik yang mudah menguap sehingga menyebabkan mutas

i kompleks pada gen kanker

(3) Diet Mediterania dikaitkan dengan kualitas hidup yang tinggi. Konsumsi sayuran telah dii

dentifikasi memiliki peran protekif terhadap kanker dibandingkan dengan non vegetarian. Me

tode pengawetan dan memasak makanan dapat mempengaruhi risiko kanker. Orang yang suk

a makanan asin dan daging serta ikan yang diawetkan dengan garam memiliki risiko lebih tin

9
ggi terkena kanker lambung. Paparan makanan terhadap aflatoksin terutama berasal dari emb

un biji, adalah penyebab utama yang mempengaruhi kanker hati di china.Perubahan kebiasaa

n die dari konsumsi jagung menjadi beras dan perubahan penyimpanan telah efekif menguran

gi kontaminasi aflatoksin dalam makanan

(4) Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kanker sebesar menurukan hormon seks, mnguran

gi sensitivitas insulin. Penelitian yang dilakukan di china melaporkan aktivitas fisik bermanfa

at efektif dalam menurunkan risiko kanker

(5) Kelebihan berat badan dan obesitas

d. Stadium Kanker

(1) Stadium 0 - karsinoma in situ,perubahan prakanker

(2) Stadium 1 – tumor biasanya kecil dan belum tumbuh di luar organ tempat ia bermula

(3) Stadium 2 dan 3 – tumor lebih besar atau telah tumbuh di luar organ yang dimulai di jarin

gan terdekat

(4) Stadium 4 – kanker telah menyebar melalui darah atau sistem limfatik ke tempat yang jau

h di dalam tubuh (penyebaran metastatik)

Sistem stadium yang berbeda digunakan untuk berbagai jenis kanker di Kanada adala

h sistem TNM. TNM adalah singkatan dari tumor,nodus (kelenjar getah bening) dan metastas

is. Ini digunakan untuk stadium kanker tumor yang paling padat. Kanker tumor padat, seperti

kanker payudara atau prostat, membentuk benjolan. Sistem stadium lain digunakan untuk sta

dium beberapa jenis kanker padat dan kanker darah dan sistem kekebalan tubuh, seperti beber

apa jenis leukemia dan limfoma.

T adalah singkatan dari tumor. Ini menggambarkan ukuran tumor utama (primer). Ini j

uga menjelaskan jika tumor telah tumbuh ke bagian lain dari organ dengan kanker atau jaring

an di sekitar organ tersebut. T biasanya diberikan sebagai angka dari 1 sampai 4. Angka yang

10
lebih tinggi berarti tumornya lebih besar. Ini juga dapat berarti bahwa tumor telah tumbuh leb

ih dalam ke dalam organ atau jaringan di sekitarnya

N adalah singkatan dari kelenjar getah bening. Ini menggambarkan apakah kanker tela

h menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar organ. N0 berarti kanker belum menyebar ke

kelenjar getah bening terdekat. N1, N2 atau N3 berarti kanker telah menyebar ke kelenjar get

ah bening. N1 hingga N3 juga dapat menggambarkan jumlah kelenjar getah bening yang men

gandung kanker serta ukuran dan lokasinya.

M singkatan dari metastasis. Ini menjelaskan apakah kanker telah menyebar ke bagian

lain dari tubuh melalui darah atau sistem limfatik. M0 artinya kanker belum menyebar ke bag

ian tubuh lain. M1 berarti telah menyebar ke bagian tubuh yang lain (Canadian Cancer Socie

ty, 2023)

2. Kemoterapi

a. Definisi kemoterapi

Kemoterapi berarti penggunaan bahan kimia dalam menghambat perkembangan sel g

anas atau agen infeksi dari penyakit seperti mikro-organisme tanpa mempengaruhi sel inang

(Chabner & Longo, 2018)

b. Jenis kemoterapi(Alam, 2018)

Jenis Definisi

Kemoterapi Kombinasi salah satu jenis pengobatan dengan strategi ya

ng menggunakan lebih dari satu jenis terapi ya

ng diadopsi untuk mengobati kanker seperti er

api radiasi, operasi. Namun, kemoterapi induk

si digunakan untuk pengobatan pertama kali d

11
engan obat antikanker

Kemoterapi Konsolidasi terapi yang diberikan sesudah remisi untuk me

mperpanjang waktu bebas penyakit dan menin

gkatkan kelangsungan hidup secara keseluruha

Intensifikasi kemoterapi Identik dengan konsolidasi tetapi obat yang di

gunakan berbeda dengan terapi induksi.

Kemoterapi Gabungan keuntungan terbesar dari kemoterapi kombinas

i adalah untuk meminimalkan kemungkinan re

sistensi terhadap jenis obat. Pada kemoterapi i

ni obat dapat diberikan dibawah dosis dengan

efek samping dan toksisitas minimal

Neoadjuvant Kemoterapi digunakan sebelum pengobatan lokal seperti o

perasi dan biasanya bertujuan untuk mengecilk

an tumor primer. Terapi ini digunakan saat ada

sedikit peluang adanya kanker serta ada risiko

kekambuhan. Terapi ini juga bermanfaat untuk

membunuh sel kanker yang telah berkembang

ke bagian lain dari tubuh

Maintenance Chemotherapy salah satu terapi yang diulang dengan dosis re

ndah untuk mengobati untuk memperpanjang r

12
emisi

Salvage Chemotherapy mengurangi beban tumor dan meningkatkan h

arapan hidup

c. Efek samping kemoterapi

Kemoterapi yang dilakukan biasanya akan menimbulkan efek samping secara fisik ma

upun psikologis (Wardani, 2016)

(1) Efek samping fisik

1. Mual dan muntah Pasien dengan kemoterapi ditemukan tampak l

emas, sering meludah. Pasien akan mengalami

muntah dan mual selama setengah hingga dua j

am setelah menerima kemoterapi. Frekuensi ter

jadinya mual dan muntah biasanya hilang timb

ul dan terus menerus. Mual dan muntah dapat d

ipicu oleh selera, bau, pikiran. Makanan bermi

nyak, berlemak, dan berbau amis, masakan rum

ah sakit, bau yang menyengat, tekstur basah, da

n minuman manis adalah beberapa sumber rasa

mual dan muntah.

2. Konstipasi Pasien kemoterapi juga mengalami masalah eli

minasi, yaitu keluarnya feses yang sedikit, kera

s, dan berdarah. Biasanya, konstipasi berlangsu

ng kurang lebih satu minggu.

3. Neuropati Perifer Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien m

engalami kesulitan untuk menggerakan jari tan

13
gan mereka ketika mereka bergetar pada skala

otot tangan 4. Setelah pengobatan dimulai, neur

opati perifer dapat muncul dan sering menjadi l

ebih parah seiring berlangsungnya pengobatan.

Usia, intensitas kemotearpi, dosis obat, durasi p

emberian kemoterapi, dan penggunaan bersama

an agen kemoterapi lainnya adalah beberapa fa

ktor yang mempengaruhi neuropati perifer.

4. Toksisitas Kulit Selama tiga hari, perubahan warna vena menja

di lebih gelap di daerah yang diberikan kemote

rapi. Meskipun toksisitas kulit tidak menganca

m kehidupan, kualitas hidup pasien menjadi leb

ih buruk. Selama dua minggu pertama pengoba

an, gejala kulit biasanya muncul dan menyebab

kan pruritus yang mudah terinfeksi bakteri.

Alopecia Klien akan menunjukkan masalah seperti pertu

mbuhan rambut yang tidak merata, rambut tipi

s, dan tekstur rambut yang lebih kasar. Rambut

pasien biasanya rontok saat mereka tidur dan di

sisir. Kerontokan terjadi antara satu minggu da

n dua bulan setelah terapi pertama. Efek pada r

ambut dapat mencakup perubahan penampilan,

tingkat pertumbuhan, dan kerontokan.

Penurunan berat badan Penurunan berat badan dapat terjadi karena beb

erapa faktor yaitu penurunan nafsu makan yang

14
disebabkan oleh mual dan muntah dan mucositi

s yang dialami penderita.

Fatigue Selama satu hingga dua minggu setelah pember

ian kemoterapi, orang menjadi lelah. Ini biasan

ya terjadi saat berjalan atau melakukan aktivita

s berat. Anemia dan penurunan nafsu makan da

pat menyebabkan kelelahan.

P Penurunan Nafsu makan Pasien yang menerima kemoterapi dapat meng

alami penurunan nafsu makan dan mual atau pe

rubahan rasa. Porsi makan yang biasa dikonsu

msi juga dapat menurun.

1. Nyeri Rasa nyeri imbul pada bagian perut bawah dan

punggung, munculnya hilang timbul dan akan

diperberat oleh aktivitas fisik.

Perubahan Rasa Kurangnya perawatan mulut, infeksi, dan reflu

x gastrointestinal adalah faktor lain yang berpe

ngaruh pada penurunan kualitas rasa, yang ditu

njukkan dengan rasa tidak enak dimulut dan m

ual.

(2) Efek samping psikologis

15
1. Denial Pasien kanker sering merasa bahwa mereka tida

k dapat menerima penyakit mereka dan pengob

atan mereka, yang membuat mereka mungkin ti

dak perlu menerima terapi. Hal ini menyebabka

n pasien tidak patuh terhadap perawatan yang d

iberikan. Konsep diri, dukungan keluarga, dan

keyakinan diri juga dapat memengaruhi respons

ini.

2. Ansietas Pasien kanker sering mengalami kecemasan sel

ama menjalani kemoterapi. Salah satu kecemas

an yang paling umum adalah ketakutan terhada

p keganasan penyakit dan kematian akibat peny

akit dan pengobatan.

Anger Pasien kanker yang menjalani kemoterapi menu

njukkan rasa marah; pasien dapat mengontrol e

mosinya jika rasa marah diterima dengan cara y

ang adaptif, tetapi jika diterima dengan cara ya

ng tidak adaptif, akan ada konsekuensi tambaha

n bagi kondisi psikologis pasien kanker.

Acceptance Sebagian besar pasien yang menjalani kemotera

pi bisa menerapkan sikap acceptance (penerima

an) terhadap pengobatan yang diberikan. Sikap

optimis pasien dalam menjalankan pengobatan

biasanya akan berpengaruh baik pada perkemba

16
ngan kesehatannya.

3. Self Efficacy

a. Definisi Self Efficacy

Self Efficacy menurut Bandura, 1977 merupakan keyakinan seseorang tentang

bagaimana kemampuan mereka dalam menangani suatu masalah atau hal sehingga akan

menghasilkan hasil yang memuaskan dan dapat mempengaruhi kehidupan mereka. Efikasi

diri juga dapat menentukan cara seseorang berpikir, berperilaku dan memotivasi diri

(Rustika,efikasi diri)

b. Proses yang mempengaruhi Self Efficacy

Ditemukan beberapa hal yang berperan dalam proses yang mempengaruhi self

efficacy yaitu proses kognitif, proses motivasi, proses seleksi dan proses afeksi (Zagoto,2019)

(1) Proses Kognitif

Proses kognitif adalah proses seseorang dalam berpikir termasuk bagaimana

memperoleh dan menggunakan infomasi. Tindakan seseorang dapat dimulai dari sesuatu

yang dipikirkan terlebih dahulu. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi biasanya lebih

optimis dalam menangani masalah agar mendapakatkan hasil yang baik, begitupun

sebaliknya.

(2) Proses Afektif

Pengaturan kondisi emosional dan reaksi emosional adalah bagian dari psikologi.

Kecemasan sangat dipengaruhi oleh pandangan self-efficacy seseorang tentang kemampuan

mereka untuk mengendalikan faktor stres. Orang biasanya tidak memikirkan hal-hal yang

17
negatif jika mereka percaya bahwa mereka dapat mengendalikan situasi. Karena mereka

selalu mempertimbangkan kekurangan mereka dan mempertimbangkan ancaman dari

lingkungan sekitar, orang yang merasa tidak mampu mengendalikan keadaan sering

mengalami kecemasan.

(3) Proses motivasi

Motivasi akan terbentuk melalui kognitif. Seseorang memberikan motivasi atau

dorongan bagi dirinya berdasarkan tahap berpikir sebelumnya. Percaya diri akan

mempengaruhi motivasi dalam beberapa hal, termasuk menentukan tujuan yang telah

ditentukan, besaran usaha yang akan dilakukan, dan ketahanan seseorang dalam menghadapi

masalah, kesulitan, dan kegagalan.

(4) Proses Seleksi

Tidak diragukan lagi efek atau dampak dari suatu kejadian dipengaruhi oleh

kemampuan seseorang untuk memilih aktivitas dan situasi. Dalam kebanyakan kasus,

seseorang akan menghindari hal-hal dan situasi yang melampaui kemampuan mereka. Jika

seseorang merasa mereka mampu, maka mereka tidak akan menghindari situasi tersebut.

Dengan membuat pilihan, seseorang dapat meningkatkan kemampuan, minat, hubungan

sosial, dan kualitas hidup.

c. Faktor yang mempengaruhi Self Efficacy

Faktor yang mempengaruhi self efficacy yaitu budaya, jenis kelamin, sifat dari tugas

yang dihadapi, Informasi tentang kemampuan diri (Al Harithy,2020)

(1) Budaya

Budaya dapat mempengaruhi efikasi diri melalui nilai, kepercayaan, proses

pengaturan diri yang berfungsi sebagai sumber penilaian efikasi diri. Biasanya, budaya

seseorang yang pada dasarnya baik akan berubah menjadi buruk dan jahat karena pengaruh

kebudayaan mereka sendiri.

18
(2) Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi efikasi diri. Dimana ditemukan dalam

penelitian bandura 1977, wanita akan memiliki efikasi diri lebih tinggi dalam mengelola

perannya. Dibandingkan dengan pria yang bekerja, wanita yang memiliki peran selain

menjadi ibu rumah tangga akan lebih produktif.

(3) Sifat Tugas yang Dihadapi

Seseorang melihat kemampuan dirinya dipengaruhi oleh seberapa sulit tugas atau

keadaan yang dihadapinya. Tugas atau keadaan yang lebih sulit akan membuat seseorang

menilai kemampuan dirinya lebih rendah, sementara tugas atau keadaan yang lebih mudah

dan sederhana akan membuat seseorang menilai kemampuan dirinya lebih tinggi.

(4) Informasi tentang kemampuan diri

Seseorang yang memperoleh informasi positif tentang dirinya akan memiliki efikasi

diri tinggi, sementara seseorang yang memperoleh informasi negatif akan memiliki efikasi

diri rendah..

d. Pengukuran/Evaluasi Efikasi Diri (Emine Iyigun)

(1) Medical and Demographic Information Form

Formulir tersebut dikembangkan mencakup 20 pertanyaan tentang sosiodemo,

karakterisik pasien seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, tingkat

pendapatan, jumlah anggota keluarga,dll) selain itu terdapat variabel tentang pengobatan dan

penyakit seperti jenis kanker, riwayat kanker

(2) Cancer Behavior Inventory-Brief Versions

CBI-B dikembangkan oleh Heitzman yang berasal dari Cancer Behavior Inventory-

Long versi 2.0 yang meliputi 33 pertanyaan. Formulir ini mencakup 12 pertanyaan yang

digunakan untuk mengevaluasi efikasi diri pasien dalam menghadapi kanker. Skor yang

19
digunakan yaitu dari 1 dengan kriteria sama sekali tidak percaya diri sampai 9 dengan kriteria

sangat percaya diri

(3) The Satisfaction With Life Scale

Kepuasan dengan kueosioner tersebut terdiri dari skala lima item yang disusun oleh

Diener dalam menenukan kepuasan hidup peserta. Skor yang digunakan yaitu skala 1 dengan

kriteria sangat tidak setuju sampai skala 7 dengan kriteria sangat setuju. Skor yang lebih

tinggi menunjukan tingkat kepuasan terhadap kehidupan yang lebih tinggi.

4. Kualitas Hidup

a. Definisi Kualitas Hidup

Menurut WHOQOL, kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi seseorang tentang

bagaimana mereka berada dalam kehidupan mereka di mana mereka memiliki tujuan, harapa

n, dan standar dalam hidup mereka berdasarkan budaya dan sistem nilai mereka (Zhu et al., 2

022) Kualitas hidup adalah faktor penting dalam mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh profesional kesehatan. Ini karena kesejahteraan pasien sangat penting saa

t mereka memilih terapi pengobatan untuk mempertahankan kehidupan mereka. Studi

sebelumnya oleh Pratiwi dkk menunjukkan bahwa penyakit kanker menyebabkan efek

samping dan perubahan yang signifikan secara fisik dan mental, seperti kesedihan,

kekhawatiran, dan ketakutan akan masa depan dan kematian. (Prastiwi & Febri, 2016)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan kualitas hidup pada pasien kanker dengan

kategori kualitas hidup sedang sebanyak 96,7%, kualitas hidup buruk sebanyak 75,0% sedang

kan berdasarkan fungsi peran kualitas hidup buruk sebanyak 11,7% dan kualitas hidup buruk

3,3% (Harahap et al., 2022)

b. Faktor yang mempengaruhi

20
Kehidupan penderita kanker biasanya dipengaruhi oleh pemahaman mereka tentang p

enyakit mereka sehingga mereka dapat mengetahui cara menjaga kesehatan mereka. Dengan

pemahaman dan pengetahuan yang baik akan memberikan dampak yang bagi respon

penciptaan kesadaran, motivasi untuk memahami, menilai dan menerapkan pengetahuan yang

didapat dalam membuat pengambilan keputusan, pencegahan penyakit, penatalaksaan

gejala/penyakit sehingga pasien akan bisa meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup

(Ramasubbu et al., 2021). Biaya pengobatan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi.

Spiritualitas, dukungan sosial, dan kesejahteraan adalah faktor psikologis yang memengaruhi

kualitas hidup pasien kanker (Anita, 2016). Penelitian yang sama juga dilakukan tentang fakt

or yang mempengaruhi kualitas hidup didapatkan kualitas hidup pasien kanker dengan katego

ri sedang dan buruk. Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu ekonomi, stadiu

m penyakit, penanganan gejala yang muncul (Asna Afifah & Sarwoko, 2019). Spiritualitas ju

ga mempengaruhi kualitas hidup sehingga spiritualitas pada akhirnya dapat memberikan peng

aruh positif terhadap kualitas hidup pasien kanker (Pahlevan Sharif & Ong, 2019)

c. Pengukuran Kualitas Hidup

(1) WHQOL : World Health Organization Quality Of Life tentang pandangan terkai kehidupa

n seseorang yang biasanya dipengaruhi oleh budaya sekitar dan berhubungan dengan standar

serta harapan dan tujuan. Ada empat dimensi kualitas hidup yaitu kesehatan fisik, kesehatan

mental, hubungan sosial, dan lingkungan. (Laratmase, 2016)

(2) EORTC : EORTC adalah kuesioner yang dikhususkan untuk mengukur kualitas hidup pas

ien kanker secara luas. Terdiri dari 5 skala fungsional (peran, fisik, sosial, kognitif, emosiona

l) 3 skala gejala (nyeri, mual/muntah, kelelahan) dan 6 skala tunggal (masalah keuanga, diare,

konstipasi, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, sesak napas). Memiliki 4 skala penilaian yaitu

1 (tidak), 2 (sedikit), 3 (sering), 4 (sangat sering)( Noviyani et al., 2016)

21
(3) SF-36 : Kuesioner yang dirancang untuk mengukur kualitas hidup dengan 8 kriteria keseh

atan yaitu kesehatan psikis, emosional, keterbatasan peran, vitalitas, persepsi Kesehatan secar

a umum, fungsi fisik, sosial. SF-36 dengan berbahasa Indonesia menunjukan 4 dari 8 yang m

emenuhi uji validitas dan reliabilitas yaitu nyeri, emosi, fungsi fisik dan peran fisik (Putra et a

l., 2021)

5. Teori of symptom management

a. Manajemen gejala didasari dengan enam hal yaitu

(1) Gejala didasarkan pada persepsi individu yang mengalami gejala tersebut

(2) Pengalaman gejala tidak menjadi syarat atau alasan individu mengetahui dan menerap

kan manajemen gejala. Strategi intervensi dalam mengatasi gejala dapat dimulai sebel

um individu mengalami gejala

(3) Interpretasi respon non verbal (bayi, pasien stroke,dll) melalui orang tua atau pengaru

h/keluarga individu menjadi hal yang akurat untuk penyampaian respon gejala yang di

rasakan

(4) Target strategi manajemen yaitu individu/pribadi, kelompok, keluarga, lingkungan ker

ja

(5) Manajemen gejala merupakan proses dinamis. Biasanya akan dimodifikasi dari domai

n individu/orang, kesehatan/penyakit dan lingkungan

b. Domain yang berkaitan dengan model teori manajemen gejala :

(1) Domain orang/individu

22
Melihat demografis, psikologis, sosiologis, fisiologis untuk mengetahui cara individu menang

gapi dan mengelola gejala. Saat model manajemen gejala digunakan domain individu dapat

diperluas dengan melihat gejala yang dialami.

(2) Domain Kesehatan dan Penyakit

Domain ini diartikan sebagai konsep sehat sakit seseorang termasuk faktor risiko, cidera atau

cacat. Domain ini juga memliki efek langsung yang dapat dilihat dari pengalaman atau kem

ampuan terhadap manajemen gejala.

(3) Domain Lingkungan

Fokus domain lingkungan yaitu pada kumpulan kondisi saat gejala terjadi yang dilihat dari fi

sik, sosal, dan budaya. Lingkungan fisik meliputi rumah, tempat kerja, rumah sakit, dll. So

sial meliputi jaringan atau dukungan sosial dari seseorang hingga hubungan interpersonal. B

udaya meliputi nilai dan kepercayaan, kelompok etnis, ras, dan agama (Leandro et al., 2

020)

6. Mhealth

M-health adalah bagian dari e-health. Menurut Global Survey Observatory for Ehealt

h, m-health adalah praktik medis terhadap kesehatan masyarakat yang didukung oleh perangk

at seluler seperti ponsel, perangkat pemantauan, asisten digital pribadi, dan nirkabel lainnya.

Perkembangan yang luas dari teknologi telah mengarah ke bidang kesehatan. Teknologi yang

digunakan dalam layanan kesehatan secara spesifik menggunakan aplikasi seluler / mobile ap

plication disebut dengan istilah mobile health (mHealth) (Kay et al., 2015)

23
B. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan penelitian terdahulu dan landasan teori serta permasalahan telah
dikemukakan, berikut ini digambarkan model kerangka teori pengaruh antar variabel peneliti
an independent (bebas) dan variabel dependent(terikat) sebagai dasar untuk merumuskan hipo
tesis

Fakor yang mempengaruhi :


1. Budaya 1. Pengetahuan
Gejala Fisik : 2. Kemampuan diri 2. Spiritualitas
1. Mual dan Muntah 3. Jenis Kelamin 3. Ekonomi
2. Konstipasi
3. Alopecia
4. Penurunan BB
5. Nyeri
24
Gejala Psikologis :
1. Kecemasan
Kanker
s Self-Efficacy, Kuali
tas Hidup

Penatalaksanaan
Medis
1.Kemoterapi
2. Radioterapi
3. Terapi radiasi
dll 1. Edukasi melalui m-hea
Penatalaksanaan Gejala : lth app
1. Individu 2. Intervensi langsung
2. Konsep Kesehatan Penyakit
3. Lingkungan

Sumber: Efek Samping Kemoterapi Kanker Serviks, Ambarwati et al. 2016, Development of
middle-range theories in nursing, Leandro et al. 2020, Chemotherapy Treatment and Strateg
y Schemes, Alam et al. 2018

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Self Efficacy

Edukasi penatalaksanaan g
ejala menggunakan m-healt
h app

Kualitas Hidup
25
D. Hipotesis Penelitian

Terdapat peningkatan kualitas hidup sesudah diberikan edukasi menggunakan m-health app

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah penelitian quasi eksperiment ya

itu uji coba terkontrol melibatkan intervensi yang dilakukan tanpa pengacakan denga

n pendekatan pretest postest design with control group dimana sebelum diberikan perl

akuan pada semua kelompok dilakukan pengukuran awal responden, setelah dilakuka

26
n intervensi maka dilakukan pengukuran kembali untuk mengetahui hasil akhir. Meng

gunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat bagaimana penga

ruh suatu tindakan pada kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol diberikan pe

rawatan standar (F.Polit & Tatano Beck, 2018). Penelitian ini akan dilakukan dengan

bantuan asisten peneliti yang bertugas dalam membantu pengumpulan data selama

intervensi diberikan kepada responden

B. Populasi dan sampel penelitian

Populasi adalah keseluruhan agregasi dan subyek penelitian yang menarik mi

nat peneliti, penelitian akan diterapkan pada unit yang memiliki kualitas dan karakteri

stik yang telah ditentukan oleh peneliti. (F.Polit & Tatano Beck, 2018). Populasi pada

penelitian ini adalah pasien dengan semua jenis kanker di rumah sakit. Pengambilan p

opulasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

(a) Kriteria Inklusi :

(1) Pasien yang didiagnosis menderita kanker (semua jenis kanker)

(2) Pasien yang menjalani kemoterapi

(3) Pasien kooperatif

(4) Pasien yang dapat menggunakan smartphone

(b) Kriteria eksklusi :

Pasien kanker stadium lanjut

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis penyakit kanker y

ang sedang menjalani kemoterapi di rumah sakit dengan teknik pengambilan sampel y

ang menggunakan purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang dilakukan

27
berdasarkan tujuan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dengan menggunakan rumus

Lemeshow S.Hosner, besar sampel dapat dihitung :

Keterangan:

N=Besar sampel

= Nilai standar pada = 0,05 yaitu 1,96

= Nilai standar pada power yang digunakan (80%) yaitu 0,84

= nilai yaitu 5,8 berdasarkan penelitian sejenis yang dilakukan

P1 & P2 = Proporsi kasus diambil dari penelitian yang sejenis dengan jumlah P1: 28

dan P2: 30

Dengan rumus diatas, didapatkan besar sampel masing-masing kelompok n=1

6. Antisipasi adanya drop out dalam proses penelitian, peneliti menambahkan ju

mlah sampel sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diperlukan adalah 16 +1,6 =

17,6 atau n = 18 per kelompok (Diana Pefbrianti, 2018)

C. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian akan dilakukan di RSUP prof. Dr.R.D. Kandou, Manado. Penelitian

akan dilakukan pada Juli – Agustus 2023

D. Variabel Penelitian

28
Variabel bebas adalah variabel sebab yang keberadaannya menyebabkan perub

ahan pada variabel lainnya. Variabel bebas (Independent) dalam penelitian ini adalah

edukasi menggunakan m-health sedangkan variabel terikat adalah variabel akibat pen

garuh atau perubahan yang terjadi pada variabel independent. Variabel terikat (depend

ent) dalam penelitian ini adalah kualitas hidup pasien kemoterapi (F.Polit & Tatano B

eck, 2018)

E. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasion Pengukuran Skala ukur Skala

al

Variabel Independent

1. Edukasi dengan mH Pemberian materi y

ealth App ang berisi tentang

definisi kemoterapi,

efek samping

kemoterapi,

penatalaksanaan

non medis terkait

efek samping, terapi

distraksi, aktivitas

fisik yang dapat dila

kukan mandiri dan

bantuan keluarga dl

l. Dilakukan selama

2-3 minggu.

29
Variabel Dependent

2. Self-Efficacy Efikasi diri adalah Kuesioner 1-108 Interval

bagaimana Cancer

seseorang percaya Behaviour

terhadap dirinya Inventory-Brief

bahwa dia mampu Form

dalam mengatasi yang terdiri

permasalahan atau dari 12

kondisi baik/buruk pertanyaan

yang sedang

dialami

3. Kualitas Hidup Pandangan seseoran Kuesioner 0-100 Rasio

g terhadap dirinya s EORTC

endiri dari berbagai QLQ-C30

aspek kehidupan se yang terdiri

perti spiritual, fisik, dari 30

psikis, sosial dan di pertanyaan

ukur menggunakan

pengukuran kualitas

hidup yang sudah di

tentukan berdasarka

n validitasnya

F. Instrumen penelitian

30
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Penelitian

ini menggunakan kuesioner, yang terdiri dari tiga bagian yaitu

(1) Kuesioner Karakteristik Demografi

Usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, jenis kanker, stadium, lama

diagnosa, dan terapi adalah semua informasi yang dikumpulkan dari responden dalam

kuesioner ini..

(2) Kuesioner EORTC QLQ-C30

Kuesioner EORTC QLQ-C30, yang dikembangkan oleh European Organizatio

n for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire, dimaksudkan

untuk mengukur kualitas hidup pasien yang menderita kanker. Terdiri dari tiga puluh

pertanyaan, kuesioner ini terdiri dari lima bagian fungsional, yaitu empat fungsi fisik,

dua fungsi peran, dua fungsi sosial, empat fungsi emosional, dua fungsi kognitif, dua f

ungsi sosial, dan dua gejala mual muntah, nyeri, kelelahan, dan masalah lainnya seper

ti kehilangan nafsu makan, konstipasi, diare, gangguan tidur, masalah keuangan enam

dan kualitas hidup global dua. Item pada nomor 29 dan 30 memiliki kualitas secara u

mum dinilai berdasarkan skala likert dari sangat buruk 1 poin hingga sangat baik 7 poi

n. Item pada nomor 1 hingga 28 hanya memiliki 4 skala penilaian, yaitu tidak, sedikit,

sering, dan sangat sering. Setiap poin memiliki skor mulai dari 0 hingga 100.

(3) Kuesioner Self-Efficacy Cancer Behavior Inventory-Brief Form

Instrumen Cancer Behavior Inventory-Brief Form / CBI-B adalah instrumen

yang dikembangkan oleh Heizman, et al (2011) yang bertujuan untuk mengukur

efikasi diri dalam mengatasi masalah yang dialami khususnya pada penderita kanker

31
(Peng.Evaluasi,Iyigun). Kuesioner CBI-B terdiri atas 12 pertanyaan terkait bagaimana

mempertahankan, mencari, berbagi, berekspresi dll. Terbagi menjadi 3 kategori

jawaban yang dapat dipilih yaitu poin 1 sampai 3 menyatakan sama sekali tidak

percaya diri, poin 4 sampai 6 menyatakan cukup percaya diri, poin 7 sampai 9

menyatakan sangat percaya diri dengan range poin akhir dari 1-108. Interpretasi yang

dilakukan dalam kuesioner tersebut yaitu semakin tinggi skornya maka semakin tinggi

self-efficacy seseorang. Kuesioner tersebut juga sudah diterjemahkan ke bahasa

indonesia oleh peneliti pada tanggal 26 Juni 2023.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menunjukan pengukuran suatu instrumen yang tepat. Suatu instrume

n dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diu

kur. Reliabilitas adalah sebuah konsistensi dari pengukuran. Reliabilitas biasanya men

unjukan konsistensi data yang dihasilkan jika instrumen digunakan secara berulang.

Kuesioner EORTC QLQ-C30

Instrumen penelitian untuk mengukur kualitas hidup menggunakan kuesioner

EORTC QLQ-C30 yang terdiri dari 30 pertanyaan. Instrumen tersebut mempunyai sk

ala penilaian yaitu angka 1 menyatakan tidak, angka 2 menyatakan sedikit, angka 3 m

enyatakan sering dan angka 4 menyatakan sangat sering. Kuesioner ini sudah dilakuka

n uji validitas dan reliabilitas di Indonesia dalam penelitian yang dilakukan sebelumn

ya untuk melihat kualitas hidup pasien ginekologi di RSUP Sanglah Bali dengan nilai

r= 0,90 sehingga dinyatakan instrumen EORTC QLQ C30 valid sedangkan uji reliabil

itas nilai koeficient alpha cronbach (α = 0,90) sehingga kuesioner EORTC QLQ C30

dapat dikatakan reliable untuk mengukur kualitas hidup (Noviyani et al., 2016)

Kuesioner Self-Efficacy Cancer Behavior Inventory-Brief Form

32
Instrumen penelitian ini digunakan untuk menilai tingkat seseorang percaya

akan kemampuannya sendiri dalam mengatasi dan mengelola suatu masalah yang

sedang dialami. Terbagi menjadi 3 kategori jawaban yang dapat dipilih yaitu poin 1

sampai 3 menyatakan sama sekali tidak percaya diri, poin 4 sampai 6 menyatakan

cukup percaya diri, poin 7 sampai 9 menyatakan sangat percaya diri. Berdasarkan

versi asli dari kuesioner tersebut sudah dilakukan uji validasi dengan cronbach alpha

0,84 dan dilakukan uji validitas kembali dalam penelitian di portugis pada pasien

kanker dengan cronbach alpha 0,88 (Pereira, 2021)

H. Cara Pengumpulan Data

(1) Membuat aplikasi yang akan digunakan

(2) Mengurus surat izin dari fakultas diserahkan ke tempat penelitian

(3) Memberikan informed consent bagi partisipan sebagai persetujuan

(4) Dilakukan sebelum partisipan masuk ke ruangan untuk tindakan dan pemeriksaan

(5) Memberikan penjelasan pada kelompok intervensi mengenai intervensi apa yang

akan dilakukan serta tujuannya

(6) Memberikan kuesioner terkait demografi

(7) Peneliti melakukan pretest dengan cara membagikan kuesioner tentang kualitas

hidup dan kuesioner self efficacy

(8) Intervensi dilakukan oleh peneliti dan dibantu asisten peneliti untuk

mendemonstrasikan penggunaan m-health app dilakukan selama 30 menit

(9) Mengimplementasikan edukasi selama 2-3minggu

(10) Pekan 1 terkait topik Efek samping kemoterapi, Pekan 2 terkait penanganan efek

samping dirumah dengan tindakan nonfarmakologi, Pekan 3 terkait Terapi Distraksi

33
(11) Memantau proses penggunaan m-health melalui grup chat Whatsapp

(12) Melakukan post test dengan memberikan kuesioner kepada responden

menggunakan kuesioner kualitas hidup

(13) Setelah mendapatkan data, dilanjutkan olah data dari hasil pengisian kuesioner

untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang dilakukan

I. Kerangka Kerja

Semua Responden yang menjalani Kemoterapi

Purposive Sampling

Kelompok
Intervensi Kelompok Kontrol
(n=18) (n=18)

Pre Test Pre Test

Edukasi dengan M-
Standar Care
health App

34
Post Test

Analisa Data: Uji


Paired T-Test

Hasil dan Kesimpulan

J. Pengolahan dan Metode Analisis Data

1. Pengolahan Data

(a) Editing

Dalam proses ini, peneliti mengecek kelengkapan jumlah kuesioner, dilanjutka

n dengan mengecek kelengkapan pengisian kuesioner oleh responden. Beberapa yang

harus diperhatikan yaitu kelengkapan data, kejelasan tulisan, kesesuaian jawaban, jum

lah yang lengkap sesuai dengan jumlah sampel.

(b) Scoring

Pada tahap ini, peneliti memberikan kode berupa skor sesuai dengan jawaban

kuesioner dari responden

(c) Tabulating

Peneliti memasukan data berupa angka-angka dari hasil pengkodean dan dima

sukan kedalam tabel

(d) Entering

35
Peneliti memasukan data dari master tabel kedalam komputer sebagai tahap ter

akhir sebelum dilakukan analisis data, data selanjutnya di entering ke dalam file excel

2. Analisa Data

(a) Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menganalisis karakteristik demografi respo

nden yang akan ditampilkan dengan mean, persentase dan frekuensi.

(b) Analisis Bivariat

Sebagai tahap awal akan dilakukan uji normalitas data menggunakan uji saphir

o wilk. Uji saphiro wilk digunakan dalam uji normalitas mengingat jumlah sampel dal

am penelitian ini <30 yaitu 16 orang dengan antisipasi drop out menjadi 18 per kelom

pok. Uji normalitas akan dilakukan dengan program SPSS dengan taraf signifikansi 0,

05. Jika nilai output pada kolom sig. dari hasil uji lebih besar dari taraf sig. (p>0,05)

mata data dikatakan normal. Jika distribusi data normal analisis selanjutnya akan men

ggunakan paired sample T-Test. Paired sample T-Test adalah prosedur statistik yang

membandingkan dua data dari kelompok orang tetapi jika terbukti distribusi data tidak

normal analisis akan menggunakan uji Wilcoxon (Bruce et al., 2018)

K. Etika Penelitian

Terdapat empat prinsip utama dalam penelitian keperawatan yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human dignity)

Penelitian harus dilakukan dengan mempertahankan martabat dan harkat manusia. Su

byek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk memilih untuk mengikuti penelitian atau tidak.

Penelitian tidak boleh memaksa orang untuk berpartisipasi. Selain itu, subjek berhak mendap

atkan informasi lengkap dan terbuka tentang penelitian, termasuk tujuan dan manfaatnya, pro

36
sedurnya, risikonya, keuntungan yang mungkin didapat, dan kerahasiaan informasi. Setelah

mendapatkan penjelasan, subjek memutuskan untuk ikut serta atau menolak menjadi subjek p

enelitian. Prinsip ini diterapkan dalam implementasi Inform Consent, atau persetujuan untuk t

erlibat dalam penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek ( Respect for privacy and confidentiality )

Sebagai subjek penelitian, peneliti harus merahasiakan berbagai informasi yang berkai

tan dengan privasi subjek yang tidak ingin identitasnya atau informasi apa pun tentang merek

a diketahui orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan menghapus identitas subjek, sepert

i nama dan alamat, dan kemudian menggunakan kode khusus untuk menggantikan mereka.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas ( Respect for justice inclusiveness )

Menurut prinsip keterbukaan dan keadilan, penelitian harus dilakukan dengan jujur, te

pat, cermat, hati-hati, dan secarta profesional. Di sisi lain, prinsip keterbukaan mengatakan ba

hwa penelitian harus memberikan keuntungan dan beban secara merata kepada subjek sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan ( Balancing harm and benefits )

Menurut prinsip ini, setiap penelitian harus mempertimbangkan apa yang akan paling

bermanfaat bagi subyek penelitian dan populasi yang akan diterapkan hasilnya. Selanjutnya,

mengurangi potensi bahaya atau efek negatif terhadap subyek penelitian. Peneliti harus memp

ertimbangkan prinsip ini saat mengajukan proposal penelitian untuk disetujui oleh komite eti

k penelitian. Peneliti harus menilai keuntungan dan risiko dari penelitian.

37
DAFTAR PUSTAKA

Alam, A. (2018). Chemotherapy Treatment and Strategy Schemes: A Review. Open Access J

ournal of Toxicology, 2(5). https://doi.org/10.19080/oajt.2018.02.555600

Anita. (2016). About Cancer and Treatment. National Institute of Health, 7(3), 508–513. http

s://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/237%0Ahttps://www.cancer.go

v/about-cancer/treatment

Asna Afifah, V., & Sarwoko. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pas

ien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi. Jurnal Komunikasi Kesehatan, 10(1),

29–37. d:%5CDownloads%5CDocuments%5C37-Article Text-74-1-10-20191217_2.pdf

Bender, M. S., Janson, S. L., Franck, L. S., & Lee, K. A. (2018). Theory of symptom manage

ment. In Middle Range Theory for Nursing, Fourth Edition (Issue May 2021). https://doi.

org/10.1891/9780826159922.0008

Bertolaso, M. (2016). Philosophy of cancer. In American cancer society (Vol. 18, Issue 2). htt

p://link.springer.com/10.1007/978-94-024-0865-2

Bruce, N., Pope, D., & Stanistreet, D. (2018). Quantitative Methods for Health Research: A

Practical Interactive Guide to Epidemiology and Statistics, Second Edition. http://www.

wiley.com/go/permissions.

38
Canadian Cancer Society, 2023. (2023).

Cao, M., Li, H., Sun, D., He, S., Yan, X., Yang, F., Zhang, S., Xia, C., Lei, L., Peng, J., & Ch

en, W. (2022). Current cancer burden in China: epidemiology, etiology, and prevention.

Cancer Biology and Medicine, 19(8), 1121–1138. https://doi.org/10.20892/j.issn.2095-3

941.2022.0231

Chabner, B. A., & Longo, D. L. (2018). Cancer chemotherapy, immunotherapy and biotherap

y: Principles and practice, sixth edition. In Cancer Chemotherapy, Immunotherapy and

Biotherapy: Principles and Practice, Sixth Edition.

Chirico, A., Lucidi, F., Merluzzi, T., Alivernini, F., De Laurentiis, M., Botti, G., & Giordano,

A. (2017). Oncotarget 36800 www.impactjournals.com/oncotarget A meta-analytic revie

w of the relationship of cancer coping self-efficacy with distress and quality of life. Onc

otarget, 8(22), 36800–36811. www.impactjournals.com/oncotarget/

Coughlin, S. S. (2016). Introduction to focused issue on mHealth and social media interventio

ns for cancer. MHealth, 2(18), 42–42. https://doi.org/10.21037/mhealth.2016.11.01

Education, E. P., & Pefbrianti, D. (2018). Efektivitas Peer Education Dan Empowerment Edu

cation.

F.Polit, D., & Tatano Beck, C. (2012). Essetials of Nursing Research 7th Edition (Vol. 53, Iss

ue 9).

Hamidi, S., Gholamnezhad, Z., Kasraie, N., & Sahebkar, A. (2022). The Effects of Self-Effic

acy and Physical Activity Improving Methods on the Quality of Life in Patients with Dia

betes: A Systematic Review. Journal of Diabetes Research, 2022. https://doi.org/10.115

5/2022/2884933

Hanipah. (2021). Peran Perawat Sebagai Edukator Kepada Pasien di Rumah Sakit. Jurnal Fo

rum Kesehatan: Media Publikasi Kesehatan Ilmiah, 11(1).

Harahap, R. A., Deli, H., & Agrina, A. (2022). Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Di

39
Masa Pandemi. Coping: Community of Publishing in Nursing, 10(2), 180. https://doi.org

/10.24843/coping.2022.v10.i02.p09

Kay, M., Santos, J., & Takane, M. (2010). Telemedicine: Opportunities and developments in

Member States. Observatory, 2, 96. http://www.who.int/goe/publications/goe_telemedic

ine_2010.pdf

Kemenkes. (2019). Kemenkes 2019. In Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laks

ana Tuberkulosis (Vol. 3, pp. 1–9).

Kolin, M. Y. K., Warjiman, & Mahdalena. (2016). Kualitas Hidup Pasien Kanker yang Menj

alani Kemoterapi Tahun 2014. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 69–74.

Laratmase, A. J. (2016). Pengembangan Alat Ukur Kualitas Hidup Nelayan. Jurnal Ilmiah P

endidikan Lingkungan Dan Pembangunan, 17(01), 34–41. https://doi.org/10.21009/plpb.

171.04

Leandro, T. A., Nunes, M. M., Teixeira, I. X., Lopes, M. V. de O., Araújo, T. L. de, Lima, F.

E. T., & Silva, V. M. da. (2020). Desenvolvimento das teorias de médio alcance na enfer

magem. Revista Brasileira de Enfermagem, 73(1), 1–8.

Manoppo, erick johans, Masi, gresty m, & Silolonga, W. (2018). Hubungan Peran Perawat S

ebagai Edukator Dengan Kepatuhan Penatalaksanaan Hipertensi Di Puskesmas Tahuna

Timur. Jurnal Keperawatan, 6(1), 1–8. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article

/viewFile/19476/19027

Masoompour, M., Tirgari, B., & Ghazanfari, Z. (2017). The relationship between health litera

cy, self-efficacy, and self-care behaviors in diabetic patients. Evidence Based Care Jour

nal, 7(3), 17–25. https://doi.org/10.22038/EBCJ.2017.24826.1551

National Cancer Institue, 2021. (2021).

Noviyani, R., Tunas, K., Indrayathi, A., & Budiana, N. G. (2016). Validity and Reliability of

EORTC QLQ C-30 Questionnaire in Assessing Quality of Life of Gynecological Cancer

40
Patients in Sanglah Hospital Denpasar. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 5(2),

106–114. https://doi.org/10.15416/ijcp.2016.5.2.106

Pahlevan Sharif, S., & Ong, F. S. (2019). Education Moderates the Relationship Between Spi

rituality with Quality of Life and Stress Among Malay Muslim Women with Breast Can

cer. Journal of Religion and Health, 58(4), 1060–1071. https://doi.org/10.1007/s10943-0

18-0587-1

Prastiwi, T., & Febri. (2016). Developmental and Clinical Psychology. Identitas Diri Remaja

Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri 2 Pemalang Ditinjau Dari Jenis Kelamin, 1(1), 21–27.

Putra, O. N., Hidayatullah, A. Y. N., Aida, N., & Hidayat, F. (2021). Uji Validitas Dan Relia

bilitas Kuesioner Kualitas Hidup Short Form-36 (SF-36) Berbahasa Indonesia Pada Pasi

en Tuberkulosis. Jurnal Farmasi Galenika, 8(3), 126–142.

Qadir, M. I. (2018). Qadir theory of cancer etiology. Critical Reviews in Eukaryotic Gene Ex

pression, 28(1), 13–15. https://doi.org/10.1615/CritRevEukaryotGeneExpr.2018019561

Ramasubbu, S. K., Pasricha, R. K., Nath, U. K., Rawat, V. S., & Das, B. (2021). Quality of li

fe and factors affecting it in adult cancer patients undergoing cancer chemotherapy in a t

ertiary care hospital. Cancer Reports, 4(2), 1–11. https://doi.org/10.1002/cnr2.1312

Rochmawati, E., & Putranto, D. (2022). Mobile Application-Based Education to Improve Fa

mily Caregivers’ Readiness: Feasibility Study. Journal for Nurse Practitioners, 18(10),

1097–1101. https://doi.org/10.1016/j.nurpra.2022.08.023

Rustika. I Made. (2017). Efikasi Diri: Tinjauan Teori Albert Ban. Buletin Psikologi, 20(1–2),

18–25.

Vandelanotte, C., Müller, A. M., Short, C. E., Hingle, M., Nathan, N., Williams, S. L., Lopez,

M. L., Parekh, S., & Maher, C. A. (2016). Past, Present, and Future of eHealth and mHe

alth Research to Improve Physical Activity and Dietary Behaviors. Journal of Nutrition

Education and Behavior, 48(3), 219-228.e1. https://doi.org/10.1016/j.jneb.2015.12.006

41
Venbora, P. (2016). Penggunaan Aplikasi Mobile Health: Bra-App pada Pasien Kanker Pay

udara: Literature Review. 02, 1–23.

Wardani, W. N. A. & E. K. (2014). Efek Samping Kemoterapi Secara Fisik Pasien Penderita

Kanker Servik. Prosiding Seminar Nasional & Internasional, 2(2), 97–106.

Zhu, Y., Zeng, X., Ying, J., Cai, Y., Qiu, Y., & Xiang, W. (2022). Evaluating the quality of li

fe among melasma patients using the MELASQoL scale: A systematic review and meta-

analysis. PLoS ONE, 17(1 January). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0262833

42
LEMBAR KUESIONER RESPONDEN PENELITIAN
“Efektivitas pemberian edukasi menggunakan m-health app pada pasien yang menjala

ni kemoterapi dalam meningkatkan self efficacy dan kualitas hidup”

Kuesioner A
Petunjuk pengisian : jawablah pertanyaan dibawah ini dengan lengkap!

1. Kode responden : (Hanya diisi oleh petugas)


2. Nama responden :
3. Nomor telepon :
4. Jenis kelamin :
5. Usia :
6. Alamat :
7. Pendidikan terakhir :

Kuesioner B ( Self-Efficacy )
Harap untuk dibaca dengan teliti setiap itemnya. Kemudian nilai item tersebut
berdasarkan seberapa yakin anda dapat melakukan perilaku sesuai pernyataan. Lingkari
angka pada skala! Jika anda melingkari “9” anda benar benar yakin bahwa anda bisa
melakukannya, jika anda melingkari “1” anda sama sekali tidak yakin bahwa anda dapat
melakukan perilaku tersebut. Angka ditengah berarti anda agak yakin bahwa anda dapat
melakukan perilaku tersebut.

No Pernyataan Sama sekali Cukup percaya Sangat percaya


tidak percaya diri diri
diri
1 Mempertahankan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
kemandirian
2 Mempertahankan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
sikap positif
3 Mempertahankan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
selera humor
4 Mengeskpresikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
perasaan negatif
tentang kanker
5 Menjaga 1 2 3 4 5 6 7 8 9
aktivitas
(pekerjaan,

43
rumah, hobi,
sosial)
6 Tetap santai 1 2 3 4 5 6 7 8 9
selama
perawatan &
tidak
membiarkan
pikiran
menakutkan
7 Berpartisipasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
aktif dalam
pengambilan
keputusan
pengobatan
8 Mengajukan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
pertanyaan ke
dokter
9 Mencari 1 2 3 4 5 6 7 8 9
penghiburan
10 Berbagi perasaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
prihatin
11 Mengelola mual 1 2 3 4 5 6 7 8 9
dan muntah
12 Mengatasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
perubahan fisik

Kuesioner C (Kualitas hidup)


Petunjuk pengisian : Lingkari nomor pada setiap pernyataan yang anda anggap sesuai
dengan anda pada kolom:

- Tidak - Sering
- Sedikit - Sangat sering

No Pernyataan Tidak Sedikit Sering Sangat


sering
1. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
kesulitan saat melakukan
kegiatan yang berat, seperti
membawa barang berlanjaan
atau koper yang berat?
2. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
kesulitan jika berjalan kaki
dalam jarak yang jauh?
3. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
kesulitan saat berjalan kaki
meskipun dalam jarak yang
pendek, misalnya di sekitar
rumah Anda?
4. Apakah setiap hari Anda 1 2 3 4
harus berbaring di tempat

44
tidur atau duduk di kursi?
5. Apakah Anda memerlukan 1 2 3 4
bantuan orang lain saat
makan,berpakaian,mandi,
atau buang air?
6. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
keterbatasan saat bekerja atau
melakukan kegiatan sehari
hari lainnya?
7. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
keterbatasan saat melakukan
kegiatan santai atau kegiatan
yang merupakan hobi Anda?
8. Apakah Anda merasa sesak 1 2 3 4
nafas?
9. Apakah Anda merasa nyeri? 1 2 3 4
10. Apakah Anda perlu 1 2 3 4
beristirahat?
11. Apakah Anda sulit tidur? 1 2 3 4
12. Apakah Anda merasakan 1 2 3 4
badan anda lemah?
13. Apakah Anda kehilangan 1 2 3 4
nafsu makan?
14. Apakah Anda merasa mual? 1 2 3 4
15. Apakah Anda muntah? 1 2 3 4
16. Apakah Anda sulit buang air 1 2 3 4
besar?
Dalam seminggu terakhir
17. Apakah Anda diare? 1 2 3 4
18. Apakah Anda kelelahan? 1 2 3 4
19. Apakah nyeri yang dirasakan 1 2 3 4
mengganggu aktivitas sehari
hari?
20. Apakah anda sulit 1 2 3 4
berkonsentrasi pada suatu hal,
seperti membaca koran atau
menonton televisi
21. Apakah Anda merasa tegang 1 2 3 4
?
22. Apakah Anda merasa 1 2 3 4
khawatir?
23. Apakah Anda merasa mudah 1 2 3 4
tersinggung?
24. Apakah Anda merasa 1 2 3 4
depresi?
25. Apakah anda mengalami 1 2 3 4
kesulitan untuk mengingat
sesuatu?
26. Apakah kehidupan keluarga 1 2 3 4
Anda terganggu oleh kondisi
fisik atau terapi medis yang
anda jalani?
27. Apakah aktivitas sosial Anda 1 2 3 4

45
terganggu oleh kondisi fisik
atau terapi medis yang anda
jalani?
28. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
kesulitan kuangan akibat
kondisi fisik atau terapi medis
yang dialami

29. Bagaimana Anda menilai kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan seminggu
yang lalu? 1 2 3 4 5 6 7
Sangat buruk Sangat baik

30. Bagaimanakah Anda menilai kualitas hidup Anda selama seminggu yang lalu?
1234567
Sangat buruk Sangat baik

46
47

Anda mungkin juga menyukai