Proposal Olivya Anakotta 20221050024
Proposal Olivya Anakotta 20221050024
“Efektivitas pemberian edukasi menggunakan m-health app pada pasien yang menjalani k
Olivya Anakotta
20221050024
FAKULTAS PASCASARJANA
PROPOSAL TESIS
Dengan Judul:
Oleh:
I
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………………. II
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………… 1
B. Rumusan 4
Masalah………………
………………………
………………………
C. Tujuan 4
Penelitian……………
………………………
………………………
……
D. Manfaat 5
Penelitian……………
………………………
………………………
…..
E. Penelitian 7
Terkait………………
………………………
………………………
A. Landasan Teori…………………………………………………………………… 9
B. Kerangka 26
II
Teori…………………
………………………
………………………
C. Kerangka 27
Konsep………………
………………………
………………………
A. Desain Penelitian………………………………………………………………… 28
Penelitian……………
………………………
……………
Penelitian……………
………………………
……………….
D. Variabel 30
Penelitian……………
………………………
………………………
….
E. Definisi 30
Operasional…………
………………………
………………………
III
……
F. Instrumen 32
Penelitian……………
………………………
………………………
Reliabilitas……………
………………………
…………………
H. Cara Pengumpulan 35
Data…………………
………………………
………………
I. Kerangka 36
Kerja…………………
………………………
………………………
….
J. Pengolahan dan 37
Metode Analisa
Data…………………
………………………
K. Etika 38
Penelitian……………
………………………
………………………
IV
……….
DAFTAR 40
PUSTAKA………………………………………………
………………………
LAMPIRAN…………………………………………… 45
………………………………….
V
VI
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker merupakan pertumbuhan sel abnormal dan berkembang melalui mutasi genetik.
Kanker merupakan salah satu kondisi medis yang kronis yang dikembangkan oeh faktor imunom
odulator yang menekan fungsi kekebalan tubuh serta yang menjadi pendukung pembentukan tum
or (Bertolaso, 2016). Berdasarkan data dari Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia telah meni
ngkat dari 1,4 per 1.000 penduduk menjadi 1,79 per 1.000 penduduk. Provinsi dengan prevalensi
kanker tertinggi adalah DI Yogyakarta, dengan 4,86 per 1.000 penduduk, diikuti oleh Sumatera
Barat dan Gorontalo. Data Global Cancer Observatory menunjukan kanker payudara merupakan
urutan pertama kanker terbanyak di Indonesia dengan jumlah kasus mencapai 68.858 (16,6%) da
igunakan dengan atau tanpa radiasi tergantung presentasi tumor, lokasi penyakit dan jenis kanker
tertentu biasanya digunakan pada pasien dengan kanker payudara stadium lanjut, kepala dan lehe
r, kandung kemih, kanker paru-paru,esofagus, prostat dan sarkoma jaringan lunak. Obat sitotoksi
k menyembuhkan beberapa kanker yang menyebar efektif dalam mengurangi volume tumor, geja
la dan memperpanjang hidup dalam berbagai bentuk kanker metastatik (Chabner & Longo, 201
8)
mping yang signifikan seperti efek samping fisik mual, muntah, lemas. Selain fisik, efek sampin
1
g psikis yang dialami seperti cemas, takut, bingung, distress (Bertolaso, 2016) . Perubahan secar
a holistik baik fisik maupun psikologis dan spiritual yang dialami pasien kanker dipengaruhi oleh
efek penyakit kanker dan tambahan efek kemoterapi seperti adanya perubahan pengelolaan diri s
eperti aktivitas fisik, persepsi negatif terhadap diri yang akan mempengaruhi kualitas hidup (Koli
n et al., 2016).
Pengelolaan diri yang tidak efektif akan mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker. Jik
a pasien kanker dapat melakukan pengelolaan diri dengan baik diharapkan adanya penurunan gej
ala yang dirasakan sehingga akan meningkatkan kualitas hidup. pengelolaan diri yang baik mem
berikan kemajuan yang signifikan untuk membantu pasien mengelola gejala yang terkait dengan
ari bio, psiko, sosial, serta sensasi dan kognisi. Tanda didefinisikan sebagai kelainan yang menun
jukan penyakit yang dapat dideteksi oleh pasien itu sendiri atau orang lain. The National Institute
s of Health Symptom of Science Model adalah lembaga yang memberikan panduan untuk menge
lola gejala seperti menganalisis gejala yang timbul, mengurangi gejala, meningkatkan kemampua
n dalam mengelola gejala. Gejala dilaporkan berdasarkan perspektif individu dan perspekif kelua
rga pasien. Model manajemen gejala memiliki hubungan yang dibentuk dalam konsep yang berh
ubungan satu sama lain yaitu orang, kesehatan dan penyakit, serta lingkungan (Bender et al., 201
8)
Efikasi diri berperan dalam kemampuan pengelolaan diri terhadap suatu masalah. Efikasi
diri didefinisikan sebagai keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap kemampuan yang dia
miliki. Seseorang yakin akan kemampuannya sehingga dapat menghasil tujuan atau harapan
yang diinginkan. Efikasi diri juga dapat menentukan bagaimana seseorang dapat berpikir,
2
memotivasi diri dan berperilaku (Rustika. I Made, 2017) . Penelitian yang dilakukan sebelumnya
mendapatkan hasil jika efikasi diri dapat ditingkatkan maka akan membantu serta meningkatkan
atau mendapatkan kembali kualitas hidup yang lebih tinggi (Hamidi et al., 2022). Review jurnal
juga dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya menemukan bahwa efikasi diri dibutuhkan
untuk menghadapi kanker dimana hal ini mengacu pada bagaimana seseorang dapat berperilaku
dalam menangani diagnosis kanker, perawatan kanker, transisi dan strategi untuk bertahan hidup
Dalam mengelola pasien dengan kemoterapi, perawat dapat berperan menjadi edukator. P
erawat sebagai edukator merupakan perawat yang memiliki keahlian dalam memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarga pasien (Manoppo et al., 2018) Perawat sebagai edukator sangat berp
eran penting dalam membantu pasien dan keluarga pasien memiliki pandangan dan pemikiran y
ang dapat membantu peningkatan kesehatan pasien baik secara fisik dan psikologis dengan berla
Edukasi yang diberikan melalui berbagai media, salah satunya dengan berbasis online ata
u menggunakan mobile phone. Saat ini, teknologi sangat digunakan, terutama dalam bidang telek
omunikasi melalui telepon. Aplikasi mhealth adalah salah satu strategi dalam bidang promosi kes
ehatan dengan menggunakan teknologi (Coughlin, 2016). Aplikasi Mhealth adalah aplikasi keseh
atan mobile yang meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi, terutama internet. (Vandelanotte et al., 2016) Mhealth diperoleh dengan fitur fot
o dan video yang dirancang dengan desain yang memiliki keunggulan sehingga efektif dapat me
mbantu pasien mengubah perilaku dalam pengelolaan diri melalui sikap, perilaku pasien (Venbor
a, 2016).
3
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya, m-health telah digunakan dan dikembangk
an dalam pemberian edukasi namun pengembangan tersebut ditujukan bagi keluarga. Intervensi
tersebut digunakan dalam meningkatkan kesiapan keluarga dan kualitas hidup anggota keluarga
yang merawat pasien dengan life limiting illness dirumah (Rochmawati & Putranto, 2022)
Hasil review yang dilakukan peneliti sebelumnya dengan topik penggunaan mobile applic
ation pada pasien kemoterapi menunjukan ada peningkatan yang signifikan sebagai dampak posit
if penggunaan mhealth tersebut khususnya dalam meningkatkan pengelolaan diri melalui berbag
ai fitur yang disediakan seperti game mobile, fitur aktivitas fisik, dan cara mengelola gejala. Pen
carian literatur terkait pengelolaan diri bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengguna
kan mhealth app di Indonesia masih terbatas sehingga menjadi dasar peneliti tertarik untuk mela
kukan penelitian dengan judul “Efektivitas pemberian edukasi menggunakan m-health app pada
pasien yang menjalani kemoterapi dalam meningkatkan self efficacy dan kualitas hidup”
B. Perumusan Masalah
Bagaimana keefektifan pemberian edukasi menggunakan m-health app pada pasien kemoterapi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi self efficacy dan kualitas hidup sebelum dilakukan edukasi dengan m-he
4
b. Mengidentifikasi self efficacy dan kualitas hidup sesudah dilakukan edukasi dengan m-hea
c. Mengidentifikasi self efficacy dan kualitas hidup sebelum dilakukan edukasi dengan m-he
d. Mengidentifikasi self efficacy dan kualitas hidup sesudah dilakukan edukasi dengan m-hea
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapa memberikan informasi kepada pihak rumah sakit tentang efektivitas
pengunaan m-health app oleh perawat sehingga mempermudah pasien dan keluarga pasien meng
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang lebih khusus ten
tang aplikasi m-health yang digunakan untuk pasien yang menderita penyakit jangka panjang.
5
E. Penelitian Terkait
Tabel 1.1
1. Kim et al, 2018 Mobile game, Self mana Randomized Contro Penelitian Kim meng
sedangkan penelitian
m memberikan eduk
asi
2. Cinar et al, 2021 Mobile phone app, qualit Randomized pre-po Penelitian cinar berf
an pada penelitian ya
ng akan dilakukan se
erapi
6
an pada penelitian ya
ng akan dilakukan be
rtujuan memberikan
batan
hubungan antara
kualitas hidup
dimana ditemuka
hasil signifikan
adanya hubungan
hidup
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kanker
a. Definisi kanker
Kanker adalah suatu penyakit genetik yang menyebabkan perubahan pada gen yang m
engontrol fungsi sel sehingga mengakibatkan bertumbuhnya sel abnormal yang berkembang t
idak terkendali dan menyebar ke seluruh tubuh. Pada keadaan normal, sel akan bertumbuh da
n berkembang melalui proses pembelahan sel yang akan membentuk sel baru sesuai dengan k
ebutuhan tubuh. Sel yang sudah tua atau rusak akan mati sehingga proses pembelahan sel me
mbantu untuk menggantikan sel yang sudah mati. Pada keadaan tertentu pembelahan sel akan
terganggu sehingga sel yang sudah rusak akan bertumbuh dan berkembang menjadi sel abnor
mal yang dapat membentuk tumor yang merupakan gumpalan jaringan. Tumor bisa berupa ka
nker atau tidak bersifat kanker (jinak). Tumor kanker dapat menyebar kedalam dan menyeran
g jaringan terdekat dan membentuk tumor baru, proses ini disebut metastasis biasanya tumor
kanker disebut juga tumor ganas. Tumor jinak tidak menyebar biasanya saat dilakukan tindak
an operasi pengangkatan tumor jinak biasanya tidaak tumbuh kembali. Namun, terkadang tu
mor jinak bisa sanga besar sehingga menyebabkan gejala serius dan mengancam nyawa (Nati
b. Penyebab kanker
8
Mekanisme 1 : Beberapa virus mengandung onkogen yang secara langsung memicu pertumb
uhan yang tidak terkendali dalam sel inang tanpa diintegrasikan ke dalam genom manusia.
Mekanisme 2 : Kanker terjadi ketika sel mengembangkan mutasi yang menyebabkan sel mem
belah dengan tidak terkendali. Genom virus masuk kedalam sel dan bereproduksi. Virus akan
memasukan DNA atau RNA ke dalam sel dari sel inang. Integrasi seperti ini dapat mempeng
aruhi onkogen dan menekan tumor atau komponen jalur transduksi sinyal yang mengarah ke
Mekanisme 3 : Beberapa virus secara genetik tidak mengganggu inangnya DNA. Sebaliknya,
virus genetik mengatur lingkungan di dalam tubuh yang membuat (Qadir, 2018)
(1) Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko utama untuk kasus kematian akibat kanker. Ko
nsumsi alkohol telah diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia yang menghasilkan reaktif
spesies oksigen, merusak kemampuan tubuh dengan memecah nutrisi yang penting, meningk
atkan kadar estrogen dalam darah. Konsumsi alkohol meningkatkan resiko kanker dengan car
a yang responsif terhadap dosis. Dengan demikian kebijakan dalam pengendalian konsumsi al
(2) Penggunaan tembakau dikaitkan dengan peningkatan risiko jenis kanker yaitu kanker paru
kanker hati, kanker perut dan kanker kerongkongan. Produk tembakau menghasilkan karsino
gen seperti nikotin dan senyawa organik yang mudah menguap sehingga menyebabkan mutas
(3) Diet Mediterania dikaitkan dengan kualitas hidup yang tinggi. Konsumsi sayuran telah dii
dentifikasi memiliki peran protekif terhadap kanker dibandingkan dengan non vegetarian. Me
tode pengawetan dan memasak makanan dapat mempengaruhi risiko kanker. Orang yang suk
a makanan asin dan daging serta ikan yang diawetkan dengan garam memiliki risiko lebih tin
9
ggi terkena kanker lambung. Paparan makanan terhadap aflatoksin terutama berasal dari emb
un biji, adalah penyebab utama yang mempengaruhi kanker hati di china.Perubahan kebiasaa
n die dari konsumsi jagung menjadi beras dan perubahan penyimpanan telah efekif menguran
(4) Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kanker sebesar menurukan hormon seks, mnguran
gi sensitivitas insulin. Penelitian yang dilakukan di china melaporkan aktivitas fisik bermanfa
d. Stadium Kanker
(2) Stadium 1 – tumor biasanya kecil dan belum tumbuh di luar organ tempat ia bermula
(3) Stadium 2 dan 3 – tumor lebih besar atau telah tumbuh di luar organ yang dimulai di jarin
gan terdekat
(4) Stadium 4 – kanker telah menyebar melalui darah atau sistem limfatik ke tempat yang jau
Sistem stadium yang berbeda digunakan untuk berbagai jenis kanker di Kanada adala
h sistem TNM. TNM adalah singkatan dari tumor,nodus (kelenjar getah bening) dan metastas
is. Ini digunakan untuk stadium kanker tumor yang paling padat. Kanker tumor padat, seperti
kanker payudara atau prostat, membentuk benjolan. Sistem stadium lain digunakan untuk sta
dium beberapa jenis kanker padat dan kanker darah dan sistem kekebalan tubuh, seperti beber
T adalah singkatan dari tumor. Ini menggambarkan ukuran tumor utama (primer). Ini j
uga menjelaskan jika tumor telah tumbuh ke bagian lain dari organ dengan kanker atau jaring
an di sekitar organ tersebut. T biasanya diberikan sebagai angka dari 1 sampai 4. Angka yang
10
lebih tinggi berarti tumornya lebih besar. Ini juga dapat berarti bahwa tumor telah tumbuh leb
N adalah singkatan dari kelenjar getah bening. Ini menggambarkan apakah kanker tela
h menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar organ. N0 berarti kanker belum menyebar ke
kelenjar getah bening terdekat. N1, N2 atau N3 berarti kanker telah menyebar ke kelenjar get
ah bening. N1 hingga N3 juga dapat menggambarkan jumlah kelenjar getah bening yang men
M singkatan dari metastasis. Ini menjelaskan apakah kanker telah menyebar ke bagian
lain dari tubuh melalui darah atau sistem limfatik. M0 artinya kanker belum menyebar ke bag
ian tubuh lain. M1 berarti telah menyebar ke bagian tubuh yang lain (Canadian Cancer Socie
ty, 2023)
2. Kemoterapi
a. Definisi kemoterapi
anas atau agen infeksi dari penyakit seperti mikro-organisme tanpa mempengaruhi sel inang
Jenis Definisi
11
engan obat antikanker
12
emisi
arapan hidup
Kemoterapi yang dilakukan biasanya akan menimbulkan efek samping secara fisik ma
13
gan mereka ketika mereka bergetar pada skala
Penurunan berat badan Penurunan berat badan dapat terjadi karena beb
14
disebabkan oleh mual dan muntah dan mucositi
ual.
15
1. Denial Pasien kanker sering merasa bahwa mereka tida
ini.
16
ngan kesehatannya.
3. Self Efficacy
bagaimana kemampuan mereka dalam menangani suatu masalah atau hal sehingga akan
menghasilkan hasil yang memuaskan dan dapat mempengaruhi kehidupan mereka. Efikasi
diri juga dapat menentukan cara seseorang berpikir, berperilaku dan memotivasi diri
(Rustika,efikasi diri)
Ditemukan beberapa hal yang berperan dalam proses yang mempengaruhi self
efficacy yaitu proses kognitif, proses motivasi, proses seleksi dan proses afeksi (Zagoto,2019)
memperoleh dan menggunakan infomasi. Tindakan seseorang dapat dimulai dari sesuatu
yang dipikirkan terlebih dahulu. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi biasanya lebih
optimis dalam menangani masalah agar mendapakatkan hasil yang baik, begitupun
sebaliknya.
Pengaturan kondisi emosional dan reaksi emosional adalah bagian dari psikologi.
mereka untuk mengendalikan faktor stres. Orang biasanya tidak memikirkan hal-hal yang
17
negatif jika mereka percaya bahwa mereka dapat mengendalikan situasi. Karena mereka
lingkungan sekitar, orang yang merasa tidak mampu mengendalikan keadaan sering
mengalami kecemasan.
dorongan bagi dirinya berdasarkan tahap berpikir sebelumnya. Percaya diri akan
mempengaruhi motivasi dalam beberapa hal, termasuk menentukan tujuan yang telah
ditentukan, besaran usaha yang akan dilakukan, dan ketahanan seseorang dalam menghadapi
Tidak diragukan lagi efek atau dampak dari suatu kejadian dipengaruhi oleh
kemampuan seseorang untuk memilih aktivitas dan situasi. Dalam kebanyakan kasus,
seseorang akan menghindari hal-hal dan situasi yang melampaui kemampuan mereka. Jika
seseorang merasa mereka mampu, maka mereka tidak akan menghindari situasi tersebut.
Faktor yang mempengaruhi self efficacy yaitu budaya, jenis kelamin, sifat dari tugas
(1) Budaya
pengaturan diri yang berfungsi sebagai sumber penilaian efikasi diri. Biasanya, budaya
seseorang yang pada dasarnya baik akan berubah menjadi buruk dan jahat karena pengaruh
18
(2) Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi efikasi diri. Dimana ditemukan dalam
penelitian bandura 1977, wanita akan memiliki efikasi diri lebih tinggi dalam mengelola
perannya. Dibandingkan dengan pria yang bekerja, wanita yang memiliki peran selain
Seseorang melihat kemampuan dirinya dipengaruhi oleh seberapa sulit tugas atau
keadaan yang dihadapinya. Tugas atau keadaan yang lebih sulit akan membuat seseorang
menilai kemampuan dirinya lebih rendah, sementara tugas atau keadaan yang lebih mudah
dan sederhana akan membuat seseorang menilai kemampuan dirinya lebih tinggi.
Seseorang yang memperoleh informasi positif tentang dirinya akan memiliki efikasi
diri tinggi, sementara seseorang yang memperoleh informasi negatif akan memiliki efikasi
diri rendah..
karakterisik pasien seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, tingkat
pendapatan, jumlah anggota keluarga,dll) selain itu terdapat variabel tentang pengobatan dan
CBI-B dikembangkan oleh Heitzman yang berasal dari Cancer Behavior Inventory-
Long versi 2.0 yang meliputi 33 pertanyaan. Formulir ini mencakup 12 pertanyaan yang
digunakan untuk mengevaluasi efikasi diri pasien dalam menghadapi kanker. Skor yang
19
digunakan yaitu dari 1 dengan kriteria sama sekali tidak percaya diri sampai 9 dengan kriteria
Kepuasan dengan kueosioner tersebut terdiri dari skala lima item yang disusun oleh
Diener dalam menenukan kepuasan hidup peserta. Skor yang digunakan yaitu skala 1 dengan
kriteria sangat tidak setuju sampai skala 7 dengan kriteria sangat setuju. Skor yang lebih
4. Kualitas Hidup
bagaimana mereka berada dalam kehidupan mereka di mana mereka memiliki tujuan, harapa
n, dan standar dalam hidup mereka berdasarkan budaya dan sistem nilai mereka (Zhu et al., 2
022) Kualitas hidup adalah faktor penting dalam mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh profesional kesehatan. Ini karena kesejahteraan pasien sangat penting saa
sebelumnya oleh Pratiwi dkk menunjukkan bahwa penyakit kanker menyebabkan efek
samping dan perubahan yang signifikan secara fisik dan mental, seperti kesedihan,
kekhawatiran, dan ketakutan akan masa depan dan kematian. (Prastiwi & Febri, 2016)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan kualitas hidup pada pasien kanker dengan
kategori kualitas hidup sedang sebanyak 96,7%, kualitas hidup buruk sebanyak 75,0% sedang
kan berdasarkan fungsi peran kualitas hidup buruk sebanyak 11,7% dan kualitas hidup buruk
20
Kehidupan penderita kanker biasanya dipengaruhi oleh pemahaman mereka tentang p
enyakit mereka sehingga mereka dapat mengetahui cara menjaga kesehatan mereka. Dengan
pemahaman dan pengetahuan yang baik akan memberikan dampak yang bagi respon
penciptaan kesadaran, motivasi untuk memahami, menilai dan menerapkan pengetahuan yang
gejala/penyakit sehingga pasien akan bisa meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup
(Ramasubbu et al., 2021). Biaya pengobatan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi.
Spiritualitas, dukungan sosial, dan kesejahteraan adalah faktor psikologis yang memengaruhi
kualitas hidup pasien kanker (Anita, 2016). Penelitian yang sama juga dilakukan tentang fakt
or yang mempengaruhi kualitas hidup didapatkan kualitas hidup pasien kanker dengan katego
ri sedang dan buruk. Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu ekonomi, stadiu
m penyakit, penanganan gejala yang muncul (Asna Afifah & Sarwoko, 2019). Spiritualitas ju
ga mempengaruhi kualitas hidup sehingga spiritualitas pada akhirnya dapat memberikan peng
aruh positif terhadap kualitas hidup pasien kanker (Pahlevan Sharif & Ong, 2019)
(1) WHQOL : World Health Organization Quality Of Life tentang pandangan terkai kehidupa
n seseorang yang biasanya dipengaruhi oleh budaya sekitar dan berhubungan dengan standar
serta harapan dan tujuan. Ada empat dimensi kualitas hidup yaitu kesehatan fisik, kesehatan
(2) EORTC : EORTC adalah kuesioner yang dikhususkan untuk mengukur kualitas hidup pas
ien kanker secara luas. Terdiri dari 5 skala fungsional (peran, fisik, sosial, kognitif, emosiona
l) 3 skala gejala (nyeri, mual/muntah, kelelahan) dan 6 skala tunggal (masalah keuanga, diare,
konstipasi, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, sesak napas). Memiliki 4 skala penilaian yaitu
21
(3) SF-36 : Kuesioner yang dirancang untuk mengukur kualitas hidup dengan 8 kriteria keseh
atan yaitu kesehatan psikis, emosional, keterbatasan peran, vitalitas, persepsi Kesehatan secar
a umum, fungsi fisik, sosial. SF-36 dengan berbahasa Indonesia menunjukan 4 dari 8 yang m
emenuhi uji validitas dan reliabilitas yaitu nyeri, emosi, fungsi fisik dan peran fisik (Putra et a
l., 2021)
(1) Gejala didasarkan pada persepsi individu yang mengalami gejala tersebut
(2) Pengalaman gejala tidak menjadi syarat atau alasan individu mengetahui dan menerap
kan manajemen gejala. Strategi intervensi dalam mengatasi gejala dapat dimulai sebel
(3) Interpretasi respon non verbal (bayi, pasien stroke,dll) melalui orang tua atau pengaru
h/keluarga individu menjadi hal yang akurat untuk penyampaian respon gejala yang di
rasakan
(4) Target strategi manajemen yaitu individu/pribadi, kelompok, keluarga, lingkungan ker
ja
(5) Manajemen gejala merupakan proses dinamis. Biasanya akan dimodifikasi dari domai
22
Melihat demografis, psikologis, sosiologis, fisiologis untuk mengetahui cara individu menang
gapi dan mengelola gejala. Saat model manajemen gejala digunakan domain individu dapat
Domain ini diartikan sebagai konsep sehat sakit seseorang termasuk faktor risiko, cidera atau
cacat. Domain ini juga memliki efek langsung yang dapat dilihat dari pengalaman atau kem
Fokus domain lingkungan yaitu pada kumpulan kondisi saat gejala terjadi yang dilihat dari fi
sik, sosal, dan budaya. Lingkungan fisik meliputi rumah, tempat kerja, rumah sakit, dll. So
sial meliputi jaringan atau dukungan sosial dari seseorang hingga hubungan interpersonal. B
udaya meliputi nilai dan kepercayaan, kelompok etnis, ras, dan agama (Leandro et al., 2
020)
6. Mhealth
M-health adalah bagian dari e-health. Menurut Global Survey Observatory for Ehealt
h, m-health adalah praktik medis terhadap kesehatan masyarakat yang didukung oleh perangk
at seluler seperti ponsel, perangkat pemantauan, asisten digital pribadi, dan nirkabel lainnya.
Perkembangan yang luas dari teknologi telah mengarah ke bidang kesehatan. Teknologi yang
digunakan dalam layanan kesehatan secara spesifik menggunakan aplikasi seluler / mobile ap
plication disebut dengan istilah mobile health (mHealth) (Kay et al., 2015)
23
B. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan penelitian terdahulu dan landasan teori serta permasalahan telah
dikemukakan, berikut ini digambarkan model kerangka teori pengaruh antar variabel peneliti
an independent (bebas) dan variabel dependent(terikat) sebagai dasar untuk merumuskan hipo
tesis
Penatalaksanaan
Medis
1.Kemoterapi
2. Radioterapi
3. Terapi radiasi
dll 1. Edukasi melalui m-hea
Penatalaksanaan Gejala : lth app
1. Individu 2. Intervensi langsung
2. Konsep Kesehatan Penyakit
3. Lingkungan
Sumber: Efek Samping Kemoterapi Kanker Serviks, Ambarwati et al. 2016, Development of
middle-range theories in nursing, Leandro et al. 2020, Chemotherapy Treatment and Strateg
y Schemes, Alam et al. 2018
C. Kerangka Konsep
Self Efficacy
Edukasi penatalaksanaan g
ejala menggunakan m-healt
h app
Kualitas Hidup
25
D. Hipotesis Penelitian
Terdapat peningkatan kualitas hidup sesudah diberikan edukasi menggunakan m-health app
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
itu uji coba terkontrol melibatkan intervensi yang dilakukan tanpa pengacakan denga
n pendekatan pretest postest design with control group dimana sebelum diberikan perl
akuan pada semua kelompok dilakukan pengukuran awal responden, setelah dilakuka
26
n intervensi maka dilakukan pengukuran kembali untuk mengetahui hasil akhir. Meng
gunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat bagaimana penga
ruh suatu tindakan pada kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol diberikan pe
rawatan standar (F.Polit & Tatano Beck, 2018). Penelitian ini akan dilakukan dengan
bantuan asisten peneliti yang bertugas dalam membantu pengumpulan data selama
nat peneliti, penelitian akan diterapkan pada unit yang memiliki kualitas dan karakteri
stik yang telah ditentukan oleh peneliti. (F.Polit & Tatano Beck, 2018). Populasi pada
penelitian ini adalah pasien dengan semua jenis kanker di rumah sakit. Pengambilan p
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis penyakit kanker y
ang sedang menjalani kemoterapi di rumah sakit dengan teknik pengambilan sampel y
ang menggunakan purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang dilakukan
27
berdasarkan tujuan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Dengan menggunakan rumus
Keterangan:
N=Besar sampel
P1 & P2 = Proporsi kasus diambil dari penelitian yang sejenis dengan jumlah P1: 28
dan P2: 30
mlah sampel sebesar 10% sehingga jumlah sampel yang diperlukan adalah 16 +1,6 =
D. Variabel Penelitian
28
Variabel bebas adalah variabel sebab yang keberadaannya menyebabkan perub
ahan pada variabel lainnya. Variabel bebas (Independent) dalam penelitian ini adalah
edukasi menggunakan m-health sedangkan variabel terikat adalah variabel akibat pen
garuh atau perubahan yang terjadi pada variabel independent. Variabel terikat (depend
ent) dalam penelitian ini adalah kualitas hidup pasien kemoterapi (F.Polit & Tatano B
eck, 2018)
E. Definisi Operasional
al
Variabel Independent
definisi kemoterapi,
efek samping
kemoterapi,
penatalaksanaan
distraksi, aktivitas
bantuan keluarga dl
l. Dilakukan selama
2-3 minggu.
29
Variabel Dependent
bagaimana Cancer
yang sedang
dialami
ukur menggunakan
pengukuran kualitas
tentukan berdasarka
n validitasnya
F. Instrumen penelitian
30
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Penelitian
Usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, jenis kanker, stadium, lama
diagnosa, dan terapi adalah semua informasi yang dikumpulkan dari responden dalam
kuesioner ini..
untuk mengukur kualitas hidup pasien yang menderita kanker. Terdiri dari tiga puluh
pertanyaan, kuesioner ini terdiri dari lima bagian fungsional, yaitu empat fungsi fisik,
dua fungsi peran, dua fungsi sosial, empat fungsi emosional, dua fungsi kognitif, dua f
ungsi sosial, dan dua gejala mual muntah, nyeri, kelelahan, dan masalah lainnya seper
ti kehilangan nafsu makan, konstipasi, diare, gangguan tidur, masalah keuangan enam
dan kualitas hidup global dua. Item pada nomor 29 dan 30 memiliki kualitas secara u
mum dinilai berdasarkan skala likert dari sangat buruk 1 poin hingga sangat baik 7 poi
n. Item pada nomor 1 hingga 28 hanya memiliki 4 skala penilaian, yaitu tidak, sedikit,
sering, dan sangat sering. Setiap poin memiliki skor mulai dari 0 hingga 100.
efikasi diri dalam mengatasi masalah yang dialami khususnya pada penderita kanker
31
(Peng.Evaluasi,Iyigun). Kuesioner CBI-B terdiri atas 12 pertanyaan terkait bagaimana
jawaban yang dapat dipilih yaitu poin 1 sampai 3 menyatakan sama sekali tidak
percaya diri, poin 4 sampai 6 menyatakan cukup percaya diri, poin 7 sampai 9
menyatakan sangat percaya diri dengan range poin akhir dari 1-108. Interpretasi yang
dilakukan dalam kuesioner tersebut yaitu semakin tinggi skornya maka semakin tinggi
n dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diu
kur. Reliabilitas adalah sebuah konsistensi dari pengukuran. Reliabilitas biasanya men
unjukan konsistensi data yang dihasilkan jika instrumen digunakan secara berulang.
ala penilaian yaitu angka 1 menyatakan tidak, angka 2 menyatakan sedikit, angka 3 m
enyatakan sering dan angka 4 menyatakan sangat sering. Kuesioner ini sudah dilakuka
n uji validitas dan reliabilitas di Indonesia dalam penelitian yang dilakukan sebelumn
ya untuk melihat kualitas hidup pasien ginekologi di RSUP Sanglah Bali dengan nilai
r= 0,90 sehingga dinyatakan instrumen EORTC QLQ C30 valid sedangkan uji reliabil
itas nilai koeficient alpha cronbach (α = 0,90) sehingga kuesioner EORTC QLQ C30
dapat dikatakan reliable untuk mengukur kualitas hidup (Noviyani et al., 2016)
32
Instrumen penelitian ini digunakan untuk menilai tingkat seseorang percaya
akan kemampuannya sendiri dalam mengatasi dan mengelola suatu masalah yang
sedang dialami. Terbagi menjadi 3 kategori jawaban yang dapat dipilih yaitu poin 1
sampai 3 menyatakan sama sekali tidak percaya diri, poin 4 sampai 6 menyatakan
cukup percaya diri, poin 7 sampai 9 menyatakan sangat percaya diri. Berdasarkan
versi asli dari kuesioner tersebut sudah dilakukan uji validasi dengan cronbach alpha
0,84 dan dilakukan uji validitas kembali dalam penelitian di portugis pada pasien
(4) Dilakukan sebelum partisipan masuk ke ruangan untuk tindakan dan pemeriksaan
(5) Memberikan penjelasan pada kelompok intervensi mengenai intervensi apa yang
(7) Peneliti melakukan pretest dengan cara membagikan kuesioner tentang kualitas
(8) Intervensi dilakukan oleh peneliti dan dibantu asisten peneliti untuk
(10) Pekan 1 terkait topik Efek samping kemoterapi, Pekan 2 terkait penanganan efek
33
(11) Memantau proses penggunaan m-health melalui grup chat Whatsapp
(13) Setelah mendapatkan data, dilanjutkan olah data dari hasil pengisian kuesioner
I. Kerangka Kerja
Purposive Sampling
Kelompok
Intervensi Kelompok Kontrol
(n=18) (n=18)
Edukasi dengan M-
Standar Care
health App
34
Post Test
1. Pengolahan Data
(a) Editing
harus diperhatikan yaitu kelengkapan data, kejelasan tulisan, kesesuaian jawaban, jum
(b) Scoring
Pada tahap ini, peneliti memberikan kode berupa skor sesuai dengan jawaban
(c) Tabulating
Peneliti memasukan data berupa angka-angka dari hasil pengkodean dan dima
(d) Entering
35
Peneliti memasukan data dari master tabel kedalam komputer sebagai tahap ter
akhir sebelum dilakukan analisis data, data selanjutnya di entering ke dalam file excel
2. Analisa Data
Sebagai tahap awal akan dilakukan uji normalitas data menggunakan uji saphir
o wilk. Uji saphiro wilk digunakan dalam uji normalitas mengingat jumlah sampel dal
am penelitian ini <30 yaitu 16 orang dengan antisipasi drop out menjadi 18 per kelom
pok. Uji normalitas akan dilakukan dengan program SPSS dengan taraf signifikansi 0,
05. Jika nilai output pada kolom sig. dari hasil uji lebih besar dari taraf sig. (p>0,05)
mata data dikatakan normal. Jika distribusi data normal analisis selanjutnya akan men
ggunakan paired sample T-Test. Paired sample T-Test adalah prosedur statistik yang
membandingkan dua data dari kelompok orang tetapi jika terbukti distribusi data tidak
K. Etika Penelitian
byek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk memilih untuk mengikuti penelitian atau tidak.
Penelitian tidak boleh memaksa orang untuk berpartisipasi. Selain itu, subjek berhak mendap
atkan informasi lengkap dan terbuka tentang penelitian, termasuk tujuan dan manfaatnya, pro
36
sedurnya, risikonya, keuntungan yang mungkin didapat, dan kerahasiaan informasi. Setelah
mendapatkan penjelasan, subjek memutuskan untuk ikut serta atau menolak menjadi subjek p
enelitian. Prinsip ini diterapkan dalam implementasi Inform Consent, atau persetujuan untuk t
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek ( Respect for privacy and confidentiality )
Sebagai subjek penelitian, peneliti harus merahasiakan berbagai informasi yang berkai
tan dengan privasi subjek yang tidak ingin identitasnya atau informasi apa pun tentang merek
a diketahui orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan menghapus identitas subjek, sepert
i nama dan alamat, dan kemudian menggunakan kode khusus untuk menggantikan mereka.
Menurut prinsip keterbukaan dan keadilan, penelitian harus dilakukan dengan jujur, te
pat, cermat, hati-hati, dan secarta profesional. Di sisi lain, prinsip keterbukaan mengatakan ba
hwa penelitian harus memberikan keuntungan dan beban secara merata kepada subjek sesuai
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan ( Balancing harm and benefits )
Menurut prinsip ini, setiap penelitian harus mempertimbangkan apa yang akan paling
bermanfaat bagi subyek penelitian dan populasi yang akan diterapkan hasilnya. Selanjutnya,
mengurangi potensi bahaya atau efek negatif terhadap subyek penelitian. Peneliti harus memp
ertimbangkan prinsip ini saat mengajukan proposal penelitian untuk disetujui oleh komite eti
37
DAFTAR PUSTAKA
Alam, A. (2018). Chemotherapy Treatment and Strategy Schemes: A Review. Open Access J
Anita. (2016). About Cancer and Treatment. National Institute of Health, 7(3), 508–513. http
s://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/237%0Ahttps://www.cancer.go
v/about-cancer/treatment
Asna Afifah, V., & Sarwoko. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pas
ien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi. Jurnal Komunikasi Kesehatan, 10(1),
Bender, M. S., Janson, S. L., Franck, L. S., & Lee, K. A. (2018). Theory of symptom manage
ment. In Middle Range Theory for Nursing, Fourth Edition (Issue May 2021). https://doi.
org/10.1891/9780826159922.0008
Bertolaso, M. (2016). Philosophy of cancer. In American cancer society (Vol. 18, Issue 2). htt
p://link.springer.com/10.1007/978-94-024-0865-2
Bruce, N., Pope, D., & Stanistreet, D. (2018). Quantitative Methods for Health Research: A
wiley.com/go/permissions.
38
Canadian Cancer Society, 2023. (2023).
Cao, M., Li, H., Sun, D., He, S., Yan, X., Yang, F., Zhang, S., Xia, C., Lei, L., Peng, J., & Ch
en, W. (2022). Current cancer burden in China: epidemiology, etiology, and prevention.
941.2022.0231
Chabner, B. A., & Longo, D. L. (2018). Cancer chemotherapy, immunotherapy and biotherap
Chirico, A., Lucidi, F., Merluzzi, T., Alivernini, F., De Laurentiis, M., Botti, G., & Giordano,
w of the relationship of cancer coping self-efficacy with distress and quality of life. Onc
Coughlin, S. S. (2016). Introduction to focused issue on mHealth and social media interventio
Education, E. P., & Pefbrianti, D. (2018). Efektivitas Peer Education Dan Empowerment Edu
cation.
F.Polit, D., & Tatano Beck, C. (2012). Essetials of Nursing Research 7th Edition (Vol. 53, Iss
ue 9).
Hamidi, S., Gholamnezhad, Z., Kasraie, N., & Sahebkar, A. (2022). The Effects of Self-Effic
acy and Physical Activity Improving Methods on the Quality of Life in Patients with Dia
5/2022/2884933
Hanipah. (2021). Peran Perawat Sebagai Edukator Kepada Pasien di Rumah Sakit. Jurnal Fo
Harahap, R. A., Deli, H., & Agrina, A. (2022). Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Di
39
Masa Pandemi. Coping: Community of Publishing in Nursing, 10(2), 180. https://doi.org
/10.24843/coping.2022.v10.i02.p09
Kay, M., Santos, J., & Takane, M. (2010). Telemedicine: Opportunities and developments in
ine_2010.pdf
Kemenkes. (2019). Kemenkes 2019. In Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laks
Kolin, M. Y. K., Warjiman, & Mahdalena. (2016). Kualitas Hidup Pasien Kanker yang Menj
alani Kemoterapi Tahun 2014. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 69–74.
Laratmase, A. J. (2016). Pengembangan Alat Ukur Kualitas Hidup Nelayan. Jurnal Ilmiah P
171.04
Leandro, T. A., Nunes, M. M., Teixeira, I. X., Lopes, M. V. de O., Araújo, T. L. de, Lima, F.
E. T., & Silva, V. M. da. (2020). Desenvolvimento das teorias de médio alcance na enfer
Manoppo, erick johans, Masi, gresty m, & Silolonga, W. (2018). Hubungan Peran Perawat S
/viewFile/19476/19027
Masoompour, M., Tirgari, B., & Ghazanfari, Z. (2017). The relationship between health litera
cy, self-efficacy, and self-care behaviors in diabetic patients. Evidence Based Care Jour
Noviyani, R., Tunas, K., Indrayathi, A., & Budiana, N. G. (2016). Validity and Reliability of
40
Patients in Sanglah Hospital Denpasar. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 5(2),
106–114. https://doi.org/10.15416/ijcp.2016.5.2.106
Pahlevan Sharif, S., & Ong, F. S. (2019). Education Moderates the Relationship Between Spi
rituality with Quality of Life and Stress Among Malay Muslim Women with Breast Can
18-0587-1
Prastiwi, T., & Febri. (2016). Developmental and Clinical Psychology. Identitas Diri Remaja
Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri 2 Pemalang Ditinjau Dari Jenis Kelamin, 1(1), 21–27.
Putra, O. N., Hidayatullah, A. Y. N., Aida, N., & Hidayat, F. (2021). Uji Validitas Dan Relia
bilitas Kuesioner Kualitas Hidup Short Form-36 (SF-36) Berbahasa Indonesia Pada Pasi
Qadir, M. I. (2018). Qadir theory of cancer etiology. Critical Reviews in Eukaryotic Gene Ex
Ramasubbu, S. K., Pasricha, R. K., Nath, U. K., Rawat, V. S., & Das, B. (2021). Quality of li
mily Caregivers’ Readiness: Feasibility Study. Journal for Nurse Practitioners, 18(10),
1097–1101. https://doi.org/10.1016/j.nurpra.2022.08.023
Rustika. I Made. (2017). Efikasi Diri: Tinjauan Teori Albert Ban. Buletin Psikologi, 20(1–2),
18–25.
Vandelanotte, C., Müller, A. M., Short, C. E., Hingle, M., Nathan, N., Williams, S. L., Lopez,
M. L., Parekh, S., & Maher, C. A. (2016). Past, Present, and Future of eHealth and mHe
alth Research to Improve Physical Activity and Dietary Behaviors. Journal of Nutrition
41
Venbora, P. (2016). Penggunaan Aplikasi Mobile Health: Bra-App pada Pasien Kanker Pay
Wardani, W. N. A. & E. K. (2014). Efek Samping Kemoterapi Secara Fisik Pasien Penderita
Zhu, Y., Zeng, X., Ying, J., Cai, Y., Qiu, Y., & Xiang, W. (2022). Evaluating the quality of li
fe among melasma patients using the MELASQoL scale: A systematic review and meta-
42
LEMBAR KUESIONER RESPONDEN PENELITIAN
“Efektivitas pemberian edukasi menggunakan m-health app pada pasien yang menjala
Kuesioner A
Petunjuk pengisian : jawablah pertanyaan dibawah ini dengan lengkap!
Kuesioner B ( Self-Efficacy )
Harap untuk dibaca dengan teliti setiap itemnya. Kemudian nilai item tersebut
berdasarkan seberapa yakin anda dapat melakukan perilaku sesuai pernyataan. Lingkari
angka pada skala! Jika anda melingkari “9” anda benar benar yakin bahwa anda bisa
melakukannya, jika anda melingkari “1” anda sama sekali tidak yakin bahwa anda dapat
melakukan perilaku tersebut. Angka ditengah berarti anda agak yakin bahwa anda dapat
melakukan perilaku tersebut.
43
rumah, hobi,
sosial)
6 Tetap santai 1 2 3 4 5 6 7 8 9
selama
perawatan &
tidak
membiarkan
pikiran
menakutkan
7 Berpartisipasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
aktif dalam
pengambilan
keputusan
pengobatan
8 Mengajukan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
pertanyaan ke
dokter
9 Mencari 1 2 3 4 5 6 7 8 9
penghiburan
10 Berbagi perasaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
prihatin
11 Mengelola mual 1 2 3 4 5 6 7 8 9
dan muntah
12 Mengatasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
perubahan fisik
- Tidak - Sering
- Sedikit - Sangat sering
44
tidur atau duduk di kursi?
5. Apakah Anda memerlukan 1 2 3 4
bantuan orang lain saat
makan,berpakaian,mandi,
atau buang air?
6. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
keterbatasan saat bekerja atau
melakukan kegiatan sehari
hari lainnya?
7. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
keterbatasan saat melakukan
kegiatan santai atau kegiatan
yang merupakan hobi Anda?
8. Apakah Anda merasa sesak 1 2 3 4
nafas?
9. Apakah Anda merasa nyeri? 1 2 3 4
10. Apakah Anda perlu 1 2 3 4
beristirahat?
11. Apakah Anda sulit tidur? 1 2 3 4
12. Apakah Anda merasakan 1 2 3 4
badan anda lemah?
13. Apakah Anda kehilangan 1 2 3 4
nafsu makan?
14. Apakah Anda merasa mual? 1 2 3 4
15. Apakah Anda muntah? 1 2 3 4
16. Apakah Anda sulit buang air 1 2 3 4
besar?
Dalam seminggu terakhir
17. Apakah Anda diare? 1 2 3 4
18. Apakah Anda kelelahan? 1 2 3 4
19. Apakah nyeri yang dirasakan 1 2 3 4
mengganggu aktivitas sehari
hari?
20. Apakah anda sulit 1 2 3 4
berkonsentrasi pada suatu hal,
seperti membaca koran atau
menonton televisi
21. Apakah Anda merasa tegang 1 2 3 4
?
22. Apakah Anda merasa 1 2 3 4
khawatir?
23. Apakah Anda merasa mudah 1 2 3 4
tersinggung?
24. Apakah Anda merasa 1 2 3 4
depresi?
25. Apakah anda mengalami 1 2 3 4
kesulitan untuk mengingat
sesuatu?
26. Apakah kehidupan keluarga 1 2 3 4
Anda terganggu oleh kondisi
fisik atau terapi medis yang
anda jalani?
27. Apakah aktivitas sosial Anda 1 2 3 4
45
terganggu oleh kondisi fisik
atau terapi medis yang anda
jalani?
28. Apakah Anda mengalami 1 2 3 4
kesulitan kuangan akibat
kondisi fisik atau terapi medis
yang dialami
29. Bagaimana Anda menilai kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan seminggu
yang lalu? 1 2 3 4 5 6 7
Sangat buruk Sangat baik
30. Bagaimanakah Anda menilai kualitas hidup Anda selama seminggu yang lalu?
1234567
Sangat buruk Sangat baik
46
47