Rincian Proker Dan Biaya KKN Tematik
Rincian Proker Dan Biaya KKN Tematik
1. BUDIDAYA MAGOT
A. Latar belakang
Desa Tiga, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli merupakan desa
pengahasil Sumber daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
baik untuk di kembangkan. Diantaranya terdapat di bidang perkebunan dan
peternakan. Dalam mengembangkan perkebunan dan peternakan , masalah
penyediaan pupuk dan pakan ternak kerap kali menjadi persoalan petani karna
harga yang semakin melambung tinggi di bandingkan rasio dari hasil panen yang
semakin menurun baik dari segi harga dan kualitas dengan daya saing pasar yang
tinggi. Oleh sebab itu, untuk mengakali dan meningkatkan kualitas dari hasil
pertanian, suatu inovasi yang sudah ada akan kami kembangkan dan terapkan di
Desa Tiga. Budidaya magot merupakan langkah yang efektif di budidayakan
untuk menjawab permasalahan yang di hadapi oleh petani.
B. Pengertian, dan Fungsi Magot
Maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan belatung merupakan
larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam
bahasa Latin. Seperti yang sudah disebutkan bahwa maggot merupakan larva dari
jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat
dewasa. Perkembangbiakan Maggot berada pada media yang bersih yaitu pada
media yang beraroma fermentasi sehingga lalat BSF tidak mengundang penyakit.
Lalat BSF merupakan hewan yang memiliki antibiotik alami dalam tubuhnya
yang membuatnya tidak membawa penyakit.
Budidaya maggot BSF mampu meminimalisir kasus pencemaran
lingkungan karena dapat menguraikan berbagai jenis sampah organik, seperti
sayur, buah, daging, dan sampah dapur lainnya. Sampah organik dijadikan
sebagai media pakan yang efektif untuk maggot BSF dan sumber nutrisi yang
baik. Selain itu, koloni maggot mengeluarkan panas yang mampu mengompos
sampah organik. Dengan adanya penguraian oleh maggot BSF, kuantitas sampah
organik dapat dikurangi bahkan dapat dikatakan proses produksi tanpa
menghasilkan limbah. Maggot mampu menguraikan sampah dalam waktu yang
singkat, sehingga sampah organik tidak menimbun dan cepat terurai. Penguraian
ini mampu mengurangi bau busuk dan menyengat dari sampah organik.
Dari proses penguraian sampah oleh maggot BSF ini, ada manfaat
sampingan yang dihasilkan oleh maggot, yaitu residunya. Residunya tidak
mencemari lingkungan, melainkan menjadi pupuk yang mampu menyuburkan
tanaman. Maggot BSF memiliki kandungan protein, asam amino, asam lemak,
mineral, dan nutrisi lain yang tinggi. Karena kandungannya inilah, maggot
menjadi pakan alternatif yang cocok untuk ternak, seperti jenis unggas dan juga
ikan. Budidayanya yang mudah dan murah mampu menekan biaya produksi
untuk pakan ternak.
2. Pembesaran lava
Setelah di rasa larva cukup besar sekitar 2-3 hari, larva diperbolehkan untuk
di berikan pakan tidak halus yang bersifat organik sampai larva berubah
menjadi kecoklatan
3. Fase prepupa
Ketika larva mencapai fase ini, larva tidak akan memakan makanannya dan
mulai untuk mencari tempat kering untuk menuju ke fase pupa
4. Fase pupa
Pada fase ini, pupa larva tidak akan bergerak, dan siap untuk di masukan ke
media jaring pembesaran untuk menuju ke fase lalat bsf.
5. Pembesaran bsf
Pupa ini di letakkan ke dalam satu wadah di dalam kandang jaring, setelah
menjadi lalat, cukup di berikan media air untuk lalat minum sebelum lalat
kawin dan bertelur
E. Olahan Magot
2. BIOPORI
A. Latar Belakang
Permasalahan banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesia dewasa
ini, lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Kurangnya kepedulian
untuk menjaga lingkungan menjadi hal utama penyebab banjir. Kegiatan manusia
dengan membangun gedung atau fasilitas lain tanpa memperhitungkan area lahan
terbuka mengakibatkan area resapan air hujan semakin berkurang. Penyebab lain
adalah pembuangan sampah di aliran badan air, sehingga air tidak bisa mengalir
dengan lancar yang pada akhirnya mengakibatkan luapan air. Air hujan yang
menjadi run off dan sampah yang dibuang sembarangan, kemudian dikelola
dengan suatu cara sehingga bisa bermanfaat untuk lingkungan dan manusia
sendiri. Oleh karena itu, muncullah ide pembuatan lubang resapan biopori dimana
bahan utamanya adalah sampah organik. Akan tetapi, teknologi tepat guna ini
harus disertai dengan kepedulian masyarakat untuk mau memilah sampah dan
merawat lubang biopori. Kepedulian masyarakat untuk menjaga kelestarian alam
menjadi kunci utama penanggulangan banjir.
Langkah-langkah:
1. Tentukan lokasi lubang resapan. Idealnya jarak antar lubang adalah 50-100
cm. Pastikan berjarak agak jauh dengan sumur air/sumber air;
2. Sirami lokasi yang diinginkan dengan air agar tanah menjadi gembur dan
empuk;
3. Lubangi tanah dengan diameter 10-15 cm dengan menggunakan bor biopori
atau dengan menggunakan linggis;
4. Gali lubang dengan kedalaman 100-200 cm;
5. Masukan PVC berlubang jika struktur tanah mudah ambrol. PVC ini akan
berfungsi sebagai penyangga. Bila tsruktur tanah cukup kuat, maka pipa PVC
ini tidak diperlukan;
6. Isi lubang dengan sampah organik seperti daun, rumput, kulit buah, dll;
7. Pasang tutup casing biopori; dan
8. Biopori siap digunakan.
D. Biaya Biopori
A. Latar Belakang
Masyarakat dan sampah plastik merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan. Sampah plastik kerap kali menjadi persoalan akan kebersihan suatu
wilayah yang tidak dapat di cegah. Untuk mewujudkan Desa Tiga bebas sampah
plastik, dari inovasi yang sudah ada, kami akan mengembangkan Eco Paving
dengan cara melebur sampah pelastik bersama tanah menjadi suatu kesatuan dan
mengubahnya menjadi paving sebagai sarana penunjang jalan, selain itu sebagai
sumber peningkatan ekonomi Desa Tiga.
Langkah-langkah:
1. Siapkan wajan/kuali/ wadah besar yang sudah di panaskan oleh api/ dari kayu
bakar;
2. Setelah wajan panas masukkan oli secukupnya, yang kemudian di ikuti
dengan memasukkan potongan sampah plastik kecil kedalamnya;
3. Ketika plastik sudah larut, masukkan pasir secukupnya ke dalam wajan
kemudian di aduk rata sampai tidak ada gumpalan;
4. Tuangkan larutan plastik kedalam cetakan paving menggunakan centong
secara perlahan;
5. Setelah larutan berada pada cetakan paving masukkan semen secukupnya
pada permukaan paving;
6. Kemudian pres larutan dalam cetakan menggunakan mesin press manual
selama kurang lebih 5-10 menit;
7. Jika di rasa larutan sudah mulai mengeras, masukan cetakan kedalam air suhu
ruang untuk menetralkan suhu panas cetakan; dan
8. Eco Paving siap di keluarkan dalam cetakan.
A. Latar Belakang
Membahas mengenai masalah sampah, secara tidak langsung akan terarah
terhadap permasalahan sampah plastik. Berbagai upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah sampah plastik ini, mulai dari adanya peraturan pemerintah
yang melarang penggunaan kantong plastik, kampanye 3R (reduce, reuse,
recycle), hingga aksi pembersihan lingkungan oleh berbagai komunitas dan
lembaga. Karena sifatnya yang tidak dapat terurai, seringkali limbah plastik ini
mencemari berbagai macam hal dan mengancam setiap elemen yang berada pada
lingkungan. Meskipun produksinya semakin diminimalkan, limbah plastik masih
tergolong mengancam untuk kelangsungan kehidupan. Melihat permasalahan
tersebut, ada sebuah solusi alternatif yang ditawarkan untuk mengelola limbah
plastik dalam era modern sekarang. Solusi tersebut adalah dengan mengubahnya
menjadi ecobrick.
Langkah-langkah:
1. Cuci dan keringkan semua botol dan sampah plastik yang akan kamu gunakan
untuk membuat ecobricks agar tidak ada bakteri;
2. Masukkan sampah-sampah plastik ke dalam botol. Jika ada yang berukuran
besar, dapat memotongnya menjadi lebih kecil menggunakan gunting;
3. Gunakan tongkat atau sendok untuk memadatkan sampah plastik ke dalam
ruang botol. Pastikan bahwa botol sudah benar-benar padat hingga tidak ada
lagi rongga kosong. Salah satu cara untuk mengeceknya adalah dengan
menekannya dari luar. Ecobricks yang baik dan padat tidak akan kempes atau
mengeluarkan bunyi ketika ditekan atau berat ideal Ecobrick adalah 250g;
4. Tutup botol tersebut dan satu buah ecobrick telah jadi;
5. Setelah Ecobrick jadi, sambung Ecobrik satu dengan yang lainnya menjadi satu
kesatuan menggunakan kawat; dan
6. Tempat belajar Ecobrik telah jadi.
E. Hasil Produk
5. Pembuatan Plang Siaga Bencana
6. Pembuatan lilin aroma terapi Minyak Jelantah
7. Rumah Belajar
8. Rabies
9. PENANGGULANGAN STUNTING
A. Latar Belakang
Stunting adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis pada
masa awal kehidupan anak. Risiko dari masalah stunting terbilang wajib
diwaspadai karena akan mempengaruhi tumbuh kembang anak secara langsung,
sekarang maupun dalam jangka panjang. Anak yang tumbuh mengidap masalah
stunting akan mengalami gangguan perkembangan otak. Pengaruhnya terlihat
pada kemampuan kognitif si kecil. Mereka cenderung sulit mengingat,
menyelesaikan masalah, dan tersendat dalam aktivitas yang melibatkan kegiatan
mental atau otak.
Pertumbuhan kognitif yang lambat di kemudian hari bisa menyebabkan
anak mengalami penurunan fungsi intelektual, kesulitan memproses informasi,
serta susah berkomunikasi. Ini tentu mempengaruhi proses belajar anak di
sekolah dan di rumah, sekaligus membuat mereka kesulitan bergaul serta bermain
bersama rekan sebaya. Perkembangan tubuh anak pun otomatis lebih lambat dari
anak-anak seusianya. Tubuh pendek adalah salah satu ciri umum anak pengidap
masalah stunting. Kekurangan gizi kronis akan menghambat pertumbuhan otot.
Anak stunting terlihat juga lebih mudah lelah dan selincah anak pada umumnya.
Dampaknya, anak memiliki risiko besar obesitas dan sulit mengerjakan kegiatan
dasar sehari-hari.
Apabila anak mengidap masalah stunting, sistem kekebalan tubuh anak
terbilang lebih rentan. Anak mudah terserang penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri atau virus. Karena daya tahan tubuh mereka rendah, proses
penyembuhan anak stunting menjadi lebih lama jika dibandingkan dengan anak
pada umumnya. Kondisi stunting tidak hanya dirasakan ketika kecil, tetapi
dampaknya akan terus terasa hingga dewasa.
Hasil riset Paediatrics and International Child Health menyatakan bahwa
anak stunting meningkatkan risiko menjadi diabetesi saat sudah dewasa.
Pasalnya, kekurangan gizi pada masa pertumbuhan akan mengganggu sistem
hormonal insulin dan glukagon pada pankreas yang mengatur keseimbangan dan
metabolisme glukosa. Akibatnya keseimbangan gula darah akan lebih cepat
terganggu dan tubuh lebih mudah pula membentuk jaringan lemak saat anak
mencapai usia dewasa. Anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap
penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes, dan obesitas. Hal ini disebabkan
karena kebutuhan zat gizi mikro dan makro dalam tubuh tidak terpenuhi secara
maksimal sehingga pembentukan fungsi sel tubuh dan lainnya tidak sempurna.
3. Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu
makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan
meningkatkan risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang
konsep gizi sebelum, saat, dan setelah melahirkan.
7. Faktor Sanitasi
Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan
mempertinggi risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan
dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi
pertumbuhannya. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga
merupakan salah satu faktor penyebab stunting.
3. Pemeriksaan Rutin
Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan
rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil
juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan
memengaruhi janin dalam kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa
dilakukan saat check up rutin.
4. Pentingnya ASI
Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat menunjang
pertumbuhan anak. Dalam ASI, terdapat zat yang dapat membangun sistem
imun anak sehingga menjauhkan mereka dari berbagai masalah kesehatan,
salah satunya adalah stunting.
6. Tingkatkan Kebersihan
Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas
tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak
berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan,
termasuk stunting, menjadi lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang
rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas buah
hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.
7. Faktor Sanitasi
Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus yang bisa
Anda lakukan untuk mencegah stunting pada anak. Jagalah kebersihan diri dan
lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang
mengontaminasi tubuh Anda dan si kecil. Anda juga disarankan selalu
memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor,
bukan tidak mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam
tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi. Dalam waktu lama,
masalah kurang gizi yang berkepanjangan tersebut dapat
menyebabkan stunting.
1. Sosialisasi Stunting
Mepresentasikan gambaran stunting kepada masyarakat Desa Tiga
mencakup penyebab dan bahaya stunting. Sehingga harapannya masyarakat
dapat memahami stunting dan mencegahnya.
2. KKN Peduli
Bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat yang ada di Desa Tiga,
seperti Peternakan Telur, Petani Buah-buahan dan posyandu untuk
membagikan sembako berupa Telur, buah-buahan, dan bubur kacang hijau
kepada anak-anak Desa Tiga.
3. Sasaran Program
Anak-anak di bawah umur 2 tahun menjadi skala prioritas, untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembahan anak sejak dini. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan jika sembako masih akan di bagikan kepada anak umur
lebih dari 2 tahun.