Anda di halaman 1dari 9

Menanam dengan Metode Hidroponik

Metode hidroponik menjadi satu dari banyak cara yang bisa dilakukan untuk kita yang
memiliki area terbatas. Hidroponik menjadi solusi dari permasalahan luas lahan
pertanian yang semakin menyempit. Dengan pertambahnya populasi makan kita
butuh lahan pertanian yang bertambah karena merupakan sumber utama penghasil
bahan pangan. Metode ini sudah mulai banyak dilakukan oleh masyarakat untuk
mengimbangi kebutuhan bahan pangan yang semakin bertambah sementara lahan
pertanian yang semakin menyempit. Hidroponik merupakan teknik bercocok tanam
yang menggunakan air. Metode ini cocok perkotaan yang rata-rata area pekarangan
rumah yang sudah dominan tertutup. Selain memberikan efek hijau menyegarkan, kita
bisa memetik hasilnya untuk di konsumsi sehari-hari.

https://farmee.id/wp-content/uploads/2020/11/happy-farm-3.jpg

Membuat tanaman dengan cara hidroponik bisa menjadi selingan dalam mengisi
waktu luang. Untuk membuatnya hanya diperlukan beberapa bahan yang bisa di
dapatkan di toko peralatan atau dengan memanfaatkan barang bekas berupa botol
plastik, gelas plastik, jerigen, dan masih banyak bahan lainnya. Jenis tanaman sayur
yang bisa ditanam dengan cara hidroponik juga beragam, mulai dari kangkung,
bayam, sawi, seledri, kemangi dan berbagai jenis tanaman lain. Selain itu tanaman
sayur ini bisa sekaligus dijadikan tanaman hias di sekitar rumah. Dengan begitu, selain
bermafaat untu dikonsumsi sayuran hidroponik bisa dijadikan salah satu alternatif
pengganti tanaman hias.

https://img.my-best.id/item_list_eye_catches/c53e966fd6309a4677a8e10307ab0bf6.jpg?ixlib=rails-
4.2.0&q=70&lossless=0&w=750&h=420&fit=crop

Pengertian Hidroponik
Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah,
artinya hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan menggunakan air
sebagai medium untuk menggantikan tanah. Maka dari itu, sistem cocok tanam secara
hidroponik memungkinkan untuk menggunakan lahan yang sempit. Hidroponik secara
umum berarti sistem budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi
menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Budidaya hidroponik biasanya
dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya pertumbuhan
tanaman secara optimal dan benar-benar terlindungi dari pengaruh unsur luar seperti
hujan, hama penyakit, iklim dan lain-lain.
Catatan : Nutrien atau zat hara adalah zat yang diperlukan oleh organisme untuk hidup, tumbuh,
dan berkembang.

Keuntungan dan Kerugian Cara Bertanam Hidroponik


Keuntungan bercocok tanam dengan metode hidroponik antara lain :
1. Lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit.
2. Tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian air dan pupuk lebih hemat, Bila
ada tanaman yang mati bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah.
3. Tanaman dapat tumbuh di tempat yang tidak cocok bagi tanaman tersebut.
4. Tidak ada risiko kebanjiran, erosi, kekeringan ataupun ketergantungan lainnya
terhadap kondisi alam.
Kekurangan bercocok tanam dengan metode hidroponik antara lain:
1. Butuh biaya untuk Investasi yang tinggi pada skala komersial.
2. Butuh perawatan terhadap peralatan yang digunakan.
3. Ketersediaan air harus konstan.
4. Adanya limbah dari substrat yang tidak dapat didaur ulang.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menanam secara hidroponik antara lain:
Media Tanam
Menanam hidroponik tidak menggunakan tanah, sehingga media tanam menjadi hal
yang penting untuk diperhatikan dalam proses penanaman karena sangat berbeda
dengan budidaya secara konvensional. Media tanam ini berguna untuk menjaga
tanaman agar dapat berdiri tegak. Penggunaan media tanam sangat berpengaruh
pada hasil yang ditanam. Media tanam harus mampu menyerap dan menyimpan air
dengan baik sehingga tanaman mendapatkan cukup nutrisi selama ditanam. Media
tanam juga harus bebas hama dan tidak mudah kering di suhu yang berbeda.

Beberapa jenis media tanam yang sering digunakan untuk menanam secara
hidroponik diantaranya arang sekam (media tanam ini cukup populer bagi petani
hidroponik karena relatif murah dan media lebih steril, biasanya media ini digunakan
untuk menanam tomat, paprika dan mentimun), cocopeat/sabut kelapa (media ini
mampu menyerap air cukup tinggi, penggunaannya perlu dicampur arang sekam
dengan perbandingan 50:50 untuk meningkatkan pasokan oksigen), rockwool (media
tanam ini mungkin masih cukup asing bagi beberapa orang, secara singkat media
rockwool terbuat dari batu, kaca dan keramik yang dipanaskan dengan suhu tinggi
kemudian digabungkan membentuk serat yang biasanya berbentuk kotak.
Keunggulan rockwool yaitu bisa dijadikan sebagai media semai dan media tanam.
Rockwool dapat menahan air dan udara dalam jumlah yang banyak, sehingga sangat
berguna untuk pertumbuhan akar dan menyerap nutrisi.

Nutrisi Tanaman
Nutrisi sangat mempengaruhi kualitas tanaman dan hasil panen yang dihasilkan, Hal
dasar yang penting dari budidaya secara hidroponik adalah kandungan hara di dalam
air berupa larutan yang diberikan secara berkala sebagai nutrisi.

Unsur Hara atau nutrisi akan tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5, namun kondisi
terbaik ada di pH 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi
tanaman

Air
Hidroponik memanfaatkan air sebagai kebutuhan utama yang menunjang
pertumbuhan tanaman. Namun, kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada
kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih
efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Mineral yang terkandung dalam air harus stabil, karena mineral yang terlalu tinggi
tidak cocok untuk media tumbuh tanaman hidroponik. Mineral yang terlalu tinggi bisa
menghambat kemampuan akar tanaman dalam menyerap nutrisi yang dibutuhkan
bagi tanaman. Kadar mineral yang baik adalah kisaran 0-50 ppm, karena mineral yang
rendah akan membuat nutrisi lebih maksimal. PH air yang baik untuk tanaman
hidroponik adalah kisaran 5,5 – 6,5, jika PH air diluar itu maka dapat menghambat
kemampuan akar dalam menyerap nutrisi.

Menanam dengan hidroponik tidak hanya dapat dijadikan sebagai hobi dan mengisi
waktu luang di rumah, namun juga sebagai peluang untuk melakukan bisnis. Tanaman
yang ditanam dengan cara hidroponik biasanya memiliki waktu panen yang lebih
cepat dengan hasil yang cukup banyak dengan jumlah lahan yang lebih sedikit jika
dibandingkan oleh bertani dengan konvensional.

Hasil tanam dengan cara hidroponik memiliki harga jual yang relatif lebih tinggi di
pasaran jika dibandingkan dengan hasil tanam dengan cara konvensional. Tanaman
hidroponik dapat dijual di supermarket, hotel, restoran, dapat juga secara online
melalui media sosial dan aplikasi penyedia jasa jual sayuran. Tanaman hidroponik
lebih tahan hama sehingga jarang menggunakan pestisida (meminimalisir
kontaminasi dari pestisida). Kualitas sayuran hidroponik dinilai lebih baik sehingga
banyak yang memiliki anggapan kalau kandungan nutrisi pada hasil tanamnya lebih
terjaga.
Cara Bercocok Tanam Hidroponik
Berikut ini adalah beberapa metode bercocok tanam hidroponik.

1. Static solution culture


Static solution culture memiliki pengertian budidaya hidroponik dengan air
statis yang mana airnya diam dan tidak mengalir, merupakan teknik hidroponik
yang akarnya secara terus-menerus akarnya tercelup air yang diletakkan pada
wadah berisi larutan nutrien.
Teknik ini lebih dikenal dengan istilah teknik apung (atau disebut rakit apung).
Merupakan jenis paling sederhana dari semua jenis hidroponik.
Ukuran wadah tergantung pada ukuran tanaman. Kita bisa melapisi wadah
menggunakan aluminium foil, cat, atau material lain agar air tidak ditumbuhi
oleh lumut.
Pada teknik ini, alat yang digunakan adalah netpot yang berisi media tanam
dan beberapa kain yang menjulur ke bawah. Fungsinya adalah untuk menyerap
larutan nutrisi ke akar tanaman melalui pipa-pipa kapiler. Pada teknik apung,
kita bisa memakai gabus yang telah dilubangi. Lubang-lubang tersebut lalu diisi
oleh pot kecil yang awalnya sudah diisi dengan media tanam, untuk akar yang
dicelup langsung pada wadah air.

Cara menanam dengan teknik Static Solution Culture


Bahan yang Diperlukan
- Wadah berukuran 50 x 30 x 20, atau jika tidak tersedia bisa disesuaikan
- Media tanam, disarankan untuk menggunakan rockwool

rockwool

- Gelas plastik bekas


- Styrofoam berukuran 50 x 30 cm
- Aluminium foil
- Alat pemotong
- Solder atau paku yang dipanaskan

Langkah Pembuatan
- Potong styrofoam sesuai dengan wadah yang tersedia kemudian lapisi
dengan aluminium foil. Nantinya styrofoam akan berfungsi sebagai rakit
apung atau netpot.
- Beri lubang pada permukaan rakit apung. Sesuaikan diameter lubang
dengan diameter bagian tengah gelas plastik.
- Ambil gelas plastik yang sudah disiapkan dan beri lubang pada bagian
dasarnya.
- Penuhi wadah dengan larutan nutrisi
- Masukkan gelas ke dalam tiap lubang dalam netpot dan taruh di atas
wadah. Pastikan dasar gelas menyentuh larutan nutrisi dalam wadah
- Siapkan rockwool yang sudah dipotong menjadi kubus berukuran 3 x 3 x 3
cm.
- Buat celah pada bagian tengah rockwool dan masukkan benih ke dalamnya
- Masukkan kubus rockwool berisi benih ke dalam gelas plastik
- Biarkan terkena sinar matahari selama masa penyemaian

https://youtu.be/9l-ti-tT9xw

2. NFT (Nutrient Film Technique)


Cara ini merupakan cara paling populer yang digunakan oleh banyak orang
dalam mengaplikasikan cara menanam hidroponik. Cara menanamnya
sebagai berikut.
- Siapkan beberapa pipa atau talang, dan pompa. Lubangi pipa sesuai
dengan panjangnya. Pastikan jarak satu lubang dan lubang yang lain sama.
Susun pipa atau talang yang dipersiapkan untuk menjadi tempat menanam
tanaman. Siapkan penampung pada ujung pipa yang lebih rendah.
- Pasanglah pompa untuk mengalirkan air nutrisi agar alirannya maksimal.
Metode ini memiliki konsep dasar menanam akar tanamannya tumbuh pada
bagian lapisan nutrisi yang tidak dalam. Teknik ini juga menjaga sirkulasinya
agar tanaman tetap mendapat nutrisi, oksigen, dan air secara baik dan
tercukupi.

3. Menggunakan WICK
Cara WICK disukai karena pembuatannya yang mudah serta bahan-bahan
yang mudah didapatkan serta murah. Bahkan kita bisa menggunakan barang
bekas. Kita hanya perlu menyiapkan :

1. Botol air mineral, Alat pemotong, Sumbu kompor atau kain flannel, dan
Alat untuk melubangi bisa berupa solder atau paku. Cara membuatnya
adalah dengan memotong botol bekas menjadi 2 bagian. Lubangi tutup
botol. Gabungkan ke dua bagian botol. Caranya adalah dengan
membalik bagian moncong botol menghadap ke bawah.
2. Pasang sumbu kompor atau kain flanel pada lubang di tutup botol,
pastikan sumbu atau kain bisa menyerap air nutrisi.
3. Tanam bibit tanaman pada bagian atas botol dengan tanah secukupnya.
Isi bagian botol bawah dengan air nutrisi

4. Aeroponik
Metode Aeroponik caranya adalah dengan membasahi akar tanaman secara
berkala dengan butiran larutan nutrient yang halus. Metode ini menggunakan
tanaman yang tumbuh dengan akar menggantung di udara sehingga tidak
memerlukan media.
Penyemaian Benih
Jika kalian hendak menanam, kalian dapat membeli benih tanaman di toko pertanian.
Namun benih tersebut sebaiknya jangan langsung ditanam menggunakan sistem
hidroponik. Akan lebih baik jika kalian menyemainya terlebih dahulu. Langkah untuk
menyemai benih yang menjadi bagian dari cara menanam hidroponik seperti berikut.
- Potong media tanam (rockwool) ukuran 2,5 x 2,5 cm.
- Basahi media tanam dengan cara mencipratkan air atau menyemprot air di atas
permukaan media tanam tersebut.
- Buat lubang di tengah media dengan kedalaman kurang lebih 2 mm. Masukkan
benih ke dalam lubang tersebut. Tutup dengan plastik hitam lalu simpan di
ruangan gelap.
- Setelah 1 – 2 hari lihat hasil persemaian. Kemudian buka plastik dan letakan di
bawah cahaya matahari langsung. Jemur setiap hari dan siram media tanam
apabila sudah kering. Apabila sudah muncul daun sejati, maka bibit sudah bisa
dipindahkan ke tempat hidroponik.

Potongan rockwool bibit tanaman tumbuh di rockwoll

Anda mungkin juga menyukai