Anda di halaman 1dari 2

B.

Kelahiran Pancasila

Seperti setiap keluarga perlu punya rumah, maka setiap bangsa juga perlu punya negara termasuk
Bangsa Indonesia hingga pecah perang Dunia II tahun 1942, bangsa Indonesia belum punya negara.
Indonesia saat itu masih dijajah Jepang.

Dalam penjajahan tersebut bangsa Indonesia sangat menderita, hail diambil paksa. Para pemuda
dijadikan Romusha, pekerjaan paksa yang harus dipaksa. Gadis-gadis diculik dijadikan Jugun Ianfu
atau wanita penghibur tentara Jepang. Maka pasukan pembela tanah air (PETA) Dibawah pimpinan
Supriyadi pun memberontak terhadap Jepang.

Para tokoh nasional juga makin gigih berusaha agar Indonesia segera merdeka. Jepang saat itu
tengah perang melawan pasukan sekutu dalam Perang Dunia II. Tentara sekutu adalah gabungan
antara Amerika serikat, dengan Inggris, Belanda, dan beberapa negara lain.

Jepang membentuk lembaga yang dinamai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPKI). Tugas lembaga ini adalah membuat rencana atau menyiapkan segala hal yang diperlukan
untuk menjadikan Indonesia merdeka. BPUPKI inilah yang menjadi tempat kelahiran Pancasila.

1. Merancang dasar negara

Bangsa Indonesia mulai melihat peluang untuk membangun negara. Untuk membangun negara
juga harus dimulai dengan membangun dasar negara lebih dulu yang dilakukan melalui sidang
BPUPKI.

BPUPKI didirikan pada tanggal 29 April 1945 dipimpin oleh Radjiman Widiyodinigrat, seorang
dokter yang sempat sekolah di Belanda, Inggris, Perancis, dan Amerika. Jumlah anggotanya 69
orang terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia, wakil suku keturunan asing, serta wakil
Jepang.

Pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI diresmikan kantornya digedung Cuo Saing In (yang sekarang
menjadi gedung Pancasila di kementerian luar negeri, di Jakarta).

Sidang pertama BPUPKI ini berlangsung dari 39 Mei sampai 01 Juni 1945, banyak hal yang
didiskusikan dalam sidang BPUPKI tersebut yang juga dihadiri oleh para tokoh agama seperti,
K.H. Wahid Hasyim dan Nahdlalut Ulama serta Ki Bagus Hadikusumo dari Muhamadiyah. Para
toko nasional berpidato dikesempatan tersebut diantaranya adalah M. Yamin yang berpidato
pada tanggal 29 Mei, dan Supono dua hari sesudahnya.

2. Hari kelahiran Pancasila

Pada hari terakhir sidang, Soekarno berpidato saat itu Soekarno berusia 44 tahun, dan sudah
menjadi tokoh nasional yang terkenal setelah berulang kali dipenjara dan diasingkan oleh
Belanda sebagai penjajah.

Dalam pidatonya yang berali-api Soekarno mengusulkan lima untuk menjadi dasar negara.
Pertama kebangsaan Indonesia, kedua internasionalisme atau perikemanusiaan, ketiga mufakat
atau demokrasi, keempat kejahteraan sosial dan kelima ketuhanan yang maha esa.

Soekarno juga mengusulkan nama Pancasila untuk dasar, dan di atas kelima dasar inilah kita
mendirikan negara Indonesia yang kekal dan abadi, tegas Soekarno.
Pada tanggal 01 Juni 1945 itu, semua peserta sidang BPUPKI sepakat dengan nama Pancasila,
maka tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari lahir Pancasila. Mengenai butir-butir isi
Pancasila BPUPKI memutuskan untuk dirumuskan kembali.

Anda mungkin juga menyukai