Makalah Ekstraksi Kel.1 Edit
Makalah Ekstraksi Kel.1 Edit
EKSTRAKSI
Disusun Oleh :
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem
menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai sarana dan
seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun berharap adanya
saran maupun kritik yang bersifat positif guna penulisan makalah yang lebih baik
di masa yang akan datang. Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian ekstraksi
2. Mengetahui prinsip ekstraksi secara umum
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekstraksi
2. Perkolasi
b. Ekstraksi cara panas: Pada metode ini melibatkan pemanasan selama proses
ekstraksi berlangsung. Adanya panas secara otomatis akan mempercepat
proses ekstraksi dibandingkan dengan cara dingin. Beberapa jenis metode
ekstraksi cara panas, yaitu:
1. Refluks
Refluks merupakan metode ekstraksi yang dilakukan pada titik
didih pelarut tersebut, selama waktu dan sejumlah pelarut tertentu
dengan adanya pendingin balik (kondensor). Refluks adalah teknik yang
melibatkan kondensasi uap dan kembali kondensat ini ke sistem dari
mana ia berasal.
Prinsip kerja pada metode refluks yaitu penarikan komponen
kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu
alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap
cairan penyari terkondensasi pada kondensor menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat,
demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai
penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali
setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan
(Akhyar, 2010).
2. Soxhletasi
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang–ulang
dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan
dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Soxhletasi merupakan
penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi
menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari
simplisia dalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu
alas bulat setelah melewati pipa sifon (Lazuardi, 2010).
Pembagian solut antara dua cairan yang tak saling campur memberikan
banyak kemungkinan yang menarik bagi pemisahan-pemisahan analitik juga
untuk keadaan yang tujuan utamanya bukanlah analitik melainkan preparatif,
maka ekstraksi solven dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan
yang memberikan hasil murni di dalam laboratorium organik, anorganik atau
biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan alat yang sukar, seringkali
diperlukan hanya sebuah corong pemisah. Sering pemisahan secara ekstraksi
solvent dapat dilakukan dalam beberapa menit. Tekniknya dapat diterapkan
untuk suatu batas-batas konsentrasi yang luas, dan telah digunakan secara
ekstensif untuk isotop-isotop bebas pembawa dalam jumlah-jumlah yang sangat
sedikit yang diperoleh baik dari transmutasi nuklir maupun dari material-
material industri yang dalam jumlah ion (Day dan Underwood, 2002).
2.4.3 Temperatur
Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi)
di dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk
memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.
1. Memiliki daya larut dan selektivitas terhadap solute yang tinggi. Pelarut
harus dapat melarutkan komponen yang diinginkan sebanyak mungkin
dan sesedikit mungkin melarutkan bahan pengotor.
2. Bersifat inert terhadap bahan baku, sehingga tidak bereaksi dengan
komponen yang akan diekstrak.
3. Pelarut tidak menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen
bahan ekstraksi.
4. Tidak menyebabkan terbentuknya emulsi.
5. Tidak korosif.
6. Tidak beracun.
7. Tidak mudah terbakar.
8. Stabil secara kimia dan termal.
9. Tidak berbahaya bagi lingkungan.
10. Memiliki viskositas yang rendah, sehingga mudah untuk dialirkan.
11. Murah dan mudah didapat, serta tersedia dalam jumlah yang besar.
12. Memiliki titik didih yang cukup rendah agar mudah diuapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan suatu zat dalam campuran
oleh pelarut untuk mencapai produk murninya.
2. Prinsip dasar ekstraksi berdasarkan selektivitas, kelarutan dan titik didih.
3.2. Saran
Perlu untuk menentukan terlebih dahulu jenis pelarut yang akan
digunakan sebelum melakukan ekstraksi. Pelarut yang tepat dapat mengekstrak
komponen yang diinginkan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Mirwan, A. 2013. Keberlakuan Model Hb-Gft Sistem N-Heksana – Mek – Air Pada
Ekstraksi Cair-Cair Kolom Isian. Universitas Lambung Mangkurat,
Balikpapan.
Akhyar. 2010. Uji Daya Hambat dan Analisis Klt Bioautografi Ekstrak Akar dan
Buah Bakau (rhizophora stylosa griff.) terhadap vibrio harveyi. Fakultas
Farmasi UNHAS, Makassar.
Ariono, D., D. Sasongko, dan P. Kusumo. 2006. Dinamika Tetes Dalam Kolom Isian.
Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia FPUO. 14: 1-5.
Basset, J., R. C. Denny, G. H. Jeffrey, dan J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel:
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi keempat. Terjemahan A.
Handayana P. dan L. Setyono. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Irawan, B. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan Destilasi
pada Berbagai Komposisi Pelarut [Tesis]. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Jeffery, G. H., J. Bassett, J. Mendham, dan R. C. Denney. 1988. Vogel’s: Textbook of
Quantitative Chemical Analysis. Fifth Edition. Longman Scientific &
Technical, UK.
Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi keempat.
Terjemahan Suminar Achmadi. Erlangga, Jakarta.
Prayudo, A. N., O. Novian, Setyadi, dan Antaresti. 2015. Koefisien Transfer Massa
Kurkumin dari Temulawak. Jurnal Ilmiah Widya Teknik. 14(1): 26-31.