Anda di halaman 1dari 1

EIS PRIHATININGSIH XI AKL SMK AL-FALAH

CANDI MUARA TAKUS

Candi Muara Takus adalah sebuah situs candi Budha yang terletak di desa Muara Takus, Kecamatan
XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau. Di dalam kompleks candi ini, terdapat beberapa bangunan yang
disebut dengan Candi Sulung, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka. Para ahli berbeda
pendapat terkait kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan pada abad ke-7, abad ke-9, dan
bahkan ada yang mengatakan abad ke-11. Meski demikian, diyakini bahwa Candi Muara Takus
merupakan peninggalan peradaban Budha dari masa Kerajaan Sriwijaya.

Candi Muara Takus diperkirakan dibangun pada masa perkembangan agama Hindu dan Buddha di
Indonesia. Meski demikian, asal-usul dari pendirian candi ini masih belum banyak ditemukan karena
kurangnya bukti-bukti yang kuat. Candi Muara Takus diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan
Sriwijaya, yakni antara abad ke-4 hingga 11 M. Candi ini merupakan candi Budha tertua di Indonesia
yang ditemukan di Sumatera. Hal ini dibuktikan pada bentuk stupa yang merupakan lambang dari
Budha Gautama. Pada bangunan candi ini juga terdapat Yoni dan Lingga sebagai simbol dari jenis
kelamin dan juga ada kemiripan arsitekturnya dengan candi-candi yang berada di Myanmar. Hal itu
karena Candi Muara Takus merupakan perpaduan antara Budha dan Syiwa.

Adapun terkait penamaan Candi Muara Takus terdapat dua pendapat. Pertama adalah nama candi ini
diambil dari nama sungai kecil yang bermuara di Sungai Kampar. Sungai kecil tersebut namanya
adalah Sungai Takus. Sedangkan pendapat kedua mengatakanbahwa penamaan Muara Takus diambil
dari dua kata, yaitu Muara yang berarti tempat akhir dari aliran sungai, dan Takus diambil dari bahasa
China yaitu Takuse. Ta dalam bahasa China berarti besar sedangkan ku berarti tua atau kuil. Maka
secara keseluruhan, Muara Takus memiliki makna sebuah kuil atau candi tua yang besar dan berada
di muara sungai. Apabila dilihat dari bantuk dan struktur Candi Muara Takus yang berupa stupa,
candi ini diperkirakan digunakan sebagai tempat peribadatan dan ritual dari umat Budha saat itu,
terutama Budha Mahayana.

Anda mungkin juga menyukai