Semsus PKM Jetis Fix
Semsus PKM Jetis Fix
Disusun Oleh :
1. INDAH AJENG PRAMESTI P07124216009
2. DHIKA CAHAYA OKTAVIA P07124216071
Menyetujui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
iii
NIP. 197606202002122001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga Laporan Seminar Kasus Praktik Klinik Kebidanan
Komprehensif Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny M Usia 33 Tahun
G3P2Ab0Ah2. Dengan Abortus Imminens di Puskesmas Jetis, dapat
terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Laporan Seminar Kasus ini
disusun dalam rangka menerapkan teori yang telah dipelajari dengan praktik
yang berada di lapangan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan
dukungan yang diberikan dalam penyusunan laporan ini kepada:
1. Dr. Yuni Kusmiyati,SST, MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan yang telah
memberikan izin atas terlaksananya praktik Kebidanan Kegawatdaruratan.
2. Anita Rahmawati S.SiT., MPH selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan seminar
kasus ini.
3. Sri Murwani, SST, selaku Pembimbing Lahan (CI) Puskesmas Jetis yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan ilmu – ilmu baru selama praktik
di lahan dan dalam penyusunan laporan seminar kasus ini.
Penulis
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 5
BAB I.................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
A. Latar belakang.............................................................................................6
B. Tujuan..........................................................................................................7
1. Tujuan umum......................................................................................7
2. Tujuan khusus.....................................................................................7
C. Manfaat........................................................................................................8
BAB II................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................9
A. Abortus Imminens........................................................................................9
B. Etiologi Abortus..........................................................................................10
C. Patofisiologi................................................................................................11
D. Diagnosis...................................................................................................12
BAB III................................................................................................................ 13
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN...........................................................13
A. TINJAUAN KASUS....................................................................................13
B. PEMBAHASAN..........................................................................................26
BAB IV................................................................................................................ 28
PENUTUP.......................................................................................................... 28
A. Kesimpulan................................................................................................28
B. Saran......................................................................................................... 28
b. Bagi Bidan..................................................................................................29
c. Bagi Mahasiswa.........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Abortus (keguguran) merupakan salah satu penyebab perdarahan yang
terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Perdarahan ini dapat
menyebabkan berakhirnya kehamilan atau kehamilan dapat terus berlanjut.
Abortus dapat menyebabkan perdarahan yang hebat dan dapat menimbulkan
syok, perforasi, infeksi dan kerusakan faal ginjal (renal failure) sehingga
dapat mengancam keselamatan ibu. Kematian bisa terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan secara cepat dan tepat (Prawirohardjo, 2010).
Angka Kematian Ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi.
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2012 mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan
kondisi AKI pada tahun 2007, yang hanya sebesar 228 per 100.000 kelahiran
hidup. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan faktor
penyebab langsung yang berkonstribusi terhadap kematian, penyakit dan
kecacatan pada perempuan usia reproduksi di indonesia (SDKI, 2012).
Berdasarkan data diatas ada lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu
perdarahan (30,1%), hipertensi dalam kehamilan (26,9 %), infeksi (5,5 %),
partus lama/macet (1,8 %), Abortus (1,6 %) dan lain – lain (34,5 %). Abortus
masih merupakan masalah besar dalam pelayanan obstetrik karena
merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan janin sampai saat ini
(Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Menurut data yang diperoleh dari Dinkes DIY, jumlah kematian ibu di DIY
tahun 2014 (40 ibu) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013
(46 ibu). Pada tahun 2015 penurunan jumlah kematian ibu sangat siknifikan
hingga menjadi sebesar 29 kasus. Namun pada tahun 2016 kembali naik
tajam menjadi 39 kasus dan kembali sedikit turun menjadi 34 pada tahun
2017. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Gunung Kidul (12 kasus) dan
terendah di Kabupaten Kulon Progo (3 kasus).
Abortus ini merupakan salah satu faktor penyumbang angka kematian
ibu, namun lebih sering dilaporkan dalam bentuk perdarahan bukan dalam
bentuk abortus. Bila abortus ini terjadi, maka harus segera ditangani untuk
7
mengatasi perdarahan karena perdarahan yang banyak dapat menyebabkan
kematian ibu (Halim, 2012). Abortus bisa disebabkan oleh tiga faktor yaitu
faktor maternal, faktor paternal dan faktor fetus (Mochtar, 2011). Data yang
telah diuraikan diatas menunjukkan bahwa angka abortus masih tinggi,
sehingga penulis tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang manajemen
asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu hamil dengan abortus agar
dapat menekan Angka Kematian Ibu (AKI).
B. Tujuan
A. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan kepada pada ibu hamil Ny. M
dengan kasus abortus imminens di Puskesmas Jetis.
B. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara subjektif dan
objektif pada ibu hamil Ny. M dengan kasus abortus imminens di
Puskesmas Jetis.
b. Melakukan analisa kebidanan berdasarkan data yang didapatkan
setelah melakukan pengkajian secara subjektif dan objektif pada ibu
hamil Ny. M dengan kasus abortus imminens di Puskesmas Jetis.
c. Melakukan penyusunan rencana asuhan kebidanan berdasarkan
diagnosa yang didapatkan setelah melakukan pengkajian secara
subjektif dan objektif pada ibu hamil Ny. M dengan kasus abortus
imminens di Puskesmas Jetis.
d. Melakukan asuhan kebidanan berdasarkan rencana asuhan setelah
mendapatkan hasil pengkajian baik secara subjektif maupun objektif
pada ibu hamil Ny. M dengan kasus abortus imminens di Puskesmas
Jetis.
e. Melakukan evaluasi berdasarkan seluruh kegiatan pengkajian yang
telah dilakukan pada ibu hamil Ny. M dengan kasus abortus imminens
di Puskesmas Jetis.
8
C. Manfaat
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Abortus Imminens
Abortus adalah penghentian atau berakhirnya suatu kehamilan pada usia
20 minggu dan berat janin masih kurang dari 500 gr. Abortus merupakan
salah satu masalah kesehatan “Unsafe Abortion“ menimbulkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang tinggi. Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan salah satu Indikator keberhasilan layanan kesehatan disuatu
Negara (Sarwono, 2010).
Berdasarkan kejadianya, abortus dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu
abortus spontan dan abortus buatan. Abortus spontan adalah abortus yang
terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri
kehamilan tersebut (Saifuddin, 2010). Abortus buatan atau abortus
propacatus adalah merupakan pengakhiran kehamilan dengan disengaja
sebelum usia kandungan 28 minggu. Sedangkan yang dimaksud dengan
Abortus terapeutik adalah pengguguran kandungan buatan karena indikasi
medik (Prawirohardjo, 2010). Abortus spontan terdiri dari abortus imminens,
abortus insipiens, abortus inkomplertus, abortus kompletus, abortus
habitualis, abortus infeksiosa, abortus septic dan missed abortion
Abortus Imminens adalah abortus yang mengancam, perdarahannya bisa
berlanjut beberapa hari atau dapat berulang (Kusmiyati, 2010). Abortus
Imminens didiagnosa bila seorang wanita hamil kurang dari 20 minggu
mengeluarkan darah sedikit pervaginam, perdarahan dapat berlanjut
beberapa hari atau dapat berulang dan dapat pula disertai sedikit nyeri perut
bagian bawah. Abortus imminens merupakan abortus yang paling banyak
terjadi. Pada abortus ini,perdarahan berupa bercak yang menunjukkan
ancaman terhadap kelangsungan kehamilan. Namun, pada prinsipnya
kehamilan masih bisa berlanjut atau dipertahankan (Raden,2010).
Untuk mendiagnosa abortus imminens, dapat dijumpai tanda dan gejala
seperti adanya perdarahan sedikit/bercak, kadang disertai rasa
mulas/kontraksi (seperti saat menstruasi), pada pemeriksaan dalam belum
terdapat adanya pembukaan serviks, pada pemeriksaan palpasi teraba tinggi
10
fundus uteri masih sesuai usia kehamilan dan hasil tes kehamilan masih
positif.
Penanganan pada kasus abortus imminen adalah istirahat baring (tirah
baring) untuk melancarakan aliran darah keuterus dan mengurangi
perangsangan mekanis pada rahim ibu. Lakukan pemeriksaan tanda tanda
vital, kolaborasi dalam pemberian sedative (untuk mengurangi rasa sakit dan
cemas ibu), berikan diet tinggi protein dan tambahan vitamin C, bersihkjan
vulva minimal dua kali sehari untuk mencegah infeksi, berikan terapi hormone
progesterone intramuscular atau dengan berbagai zat progestasional sintetik
peroral atau secara intramuscular.
B. Etiologi Abortus
1. Usia
Wanita yang hamil pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
merupakan faktor resiko terjadinya abortus yang dapat mengakibatkan
kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia di bawah 20 tahun
fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna.
Sedangkan pada usia di atas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita
sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal
sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi terutama terjadinya
Abortus (Faisal,2010).
2. Jarak Kehamilan
Jarak antar kehamilan menjadi faktor predisposisi abortus karena
kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang singkat akan
mengakibatkan kontraksi uterus menjadi kurang baik. Selama kehamilan
berikutnya dibutuhkan 2-4 tahun agar kondisi tubuh ibu kembali seperti
kondisi sebelumnya.
3. Pekerjaan
Pada masa kehamilan pekerjaan yang berat dapat membahayakan atau
dapat memicu terjadinya gangguan pada kehamilannya terlebih lagi jika
tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang, untuk itu pekerjaan yang terlalu berat selama
masa kehamilan hendaklah dihindari untuk menjaga keselamatan ibu
maupun janin selama kehamilan.
11
4. Lingkungan
Apabila wanita hamil terpapar asap rokok maka akan meningkatkan risiko
terjadinya abortus. Penggunaan tembakau dapat merusak kesehatan
reproduksi wanita. Rokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, ataupun
fertilitas sehingga menyebabkan wanita sulit hamil. Selain itu, rokok dapat
menyebabkan gangguan ketika haid karena dapat mempengaruhi
metabolsme hormon estrogen yang tugasnya mengatur proses haid.
Gangguan metabolisme tersebut akan menyebabkan haid tidak teratur
dan nyeri perut yang lebih berat saat haid. Rokok juga membuat wanita
mengalami menopause lebih awal dibandingkan dengan yang tidak
merokok atau tidak terpapar asap rokok. Merokok juga dapat
menyebabkan masalah selama kehamilan, baik kesehatan ibu maupun
kondisi perkembangan janin. Kebiasaan merokok dapat menigkatkan
resiko terjadinya abortus, lahir premature, berat badan lahir rendah,
gangguan pernafasan janin, cacat bawan (congenital), dan janin yang
kecil akibat kekurangan oksigen atau hipoksia (Anggraini, 2013).
C. Patofisiologi
Proses abortus iminens biasanya berlangsung secara spontan maupun
sebagai komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun medisinalis.
Proses terjadinya berawal dari pendarahan pada desidua basalis yang
menyebabkan nekrosis jaringan diatasnya. Pada abortus iminens nekrosis
yang terjadi tidak cukup dalam untuk menimbulkan pelepasan hasil konsepsi
dari dinding uterus. Namun jika tidak segera ditangani, nekrosis dapat meluas
dan menimbulkan inkompetensi desidua dalam menjaga hasil konseptus
sehingga dapat berlanjut kepada abortus inkomplet atau komplet.
Pada kehamilan antara 8 minggu sampai 14 minggu villi koriales
menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan lebih dari 14 minggu umumnya yang mulamula dikeluarkan
setelah ketuban pecah adalah janin, disusul kemudian oleh plasenta yang
telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera
terlepas dengan lengkap.
12
D. Diagnosis
a. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mencari etiologi dari abortus. Dengan
anamnesa yang teliti dan menjurus maka akan dikembangkan
pemikiran mengenai pemeriksaan selanjutnya yang dapat
memperkuat dugaan kita pada suatu etiologi yang mendasari
terjadinya abortus. Hal ini akan berpengaruh juga pada rencana
terapi yang akan dilakukan sesuai dengan etiologinya. Hasil
anamnesa menunjukkan ibu mengaku bahwa dirinya tengah hamil
dan mengalami perdarahan dari vagina diserta nyeri abdomen.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi status umum dan status
obstetrik. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan manifestasi klinis
yang mengarah pada suatu gejala abortus. Pemeriksaan umum
menunjukkan hasil normal, pemeriksaan abdomen menunjukkan
uterus sesuai usia gestasi, pemeriksaan spekulum biasanya hanya
ada sedikit darah atau sekret kecoklatan di dalam vagina. Ostium
uteri tertutup. Pada pemeriksaan bimanual, uterus membesar sesuai
dengan usia kehamilan. Serviks tertutup, tidak mendatar dan
mempunyai konsistensi hamil normal.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu pemeriksaan
laboratorium dan USG. Pemeriksaan laboratorium pada urin
dilakukan untuk menentukan kadar hormon hcG. Bila hasil positif
maka klien hamil. Pemeriksaan USG diperlukan untuk mengetahui
pertumbuhan janin yang ada dan mengetahui keadaan plasenta
apakah sudah terjadi pelepasan atau belum. Selain itu perlu dikaji
kantong gestasi apakah sesuai dengan usia kehamilan. Denyut
jantung janin dan gerakan janin diperhatikan di samping ada tidaknya
hematoma retroplasenta atau pembukaaan kanalis servikal.
13
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
No register : 1739000680
14
DATA SUBYEKTIF
1. Kunjungan saat ini
Keluhan Utama
2. Riwayat Perkawinan
3. Riwayat Menstruasi
Frekuensi. :
Trimester I : 2 kali. (22-1-2019, keluhan : perut terasa perih), (12-2-
2019, keluhan : pusing)
Trimester II - kali
Trimester III - kali
b. Pergerakan janin belum terasa
c. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi : 3x/ hari 7x/ hari
Macam : Nasi, sayur, lauk air putih, teh
Jumlah : 1 porsi piring sedang 1 gelas sedang
Keluhan : Tidak ada keluhan Tidak ada
keluhan
15
d. Pola Eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1x/hari 5-7x/hari
Warna Kuning kecoklatan Kuning jernih
Bau Khas feses Khas urine
Konsisten Padat Cair
Jumlah Tidak Terkaji Tidak terkaji
e. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : melakukan aktivitas rumah tangga seperti
memasak, mencuci baju, dan menyapu
Istirahat/Tidur : istirahat siang 1 jam, tidur malam 6-7 jam
Seksualitas : Frekuensi 1 kali/ minggu. Keluhan : t.a.k
f. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi : 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : setiap BAB, BAK, dan
mandi
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : setiap mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan : katun
Imunisasi
16
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Persalinan Nifas
U Komplikasi
m Jen
Hamil ur is
Tgl I Jenis
ke ke Per Penolong BB Lahir Laktasi Komplikasi
lahir b Bayi kelamin
ha sali
u
mil nan
an
28-6- Tidak
1. 38 Spontan Bidan Tidak ada P 3000gr Ya Tidak ada
2007 ada
4-07- Tidak
2. 38 Spontan Bidan Tidak ada P 2700gr Ya Tidak ada
2019 ada
7. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu megatakan tidak sedang/ pernah menderita penyakit hipertensi,
DM, hepatitis, dan asma
17
Ibu megatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar
d. Riwayat Alergi
Makanan :ibu mengatakan tidak memiliki alergi makanan.
Obat :ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat
Zat lain :ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap udara
dingin, dan debu.
e. Kebiasaan-kebiasaan
Merokok : ibu mengatakan tidak merokok, tetapi
suami merokok
Minum jamu-jamuan : ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu-
jamuan
Minum-minuman keras : ibu mengatakan tidak mengonsumsi
minum-minuman keras
Makanan/minuman pantang : ibu mengatakan tidak memiliki
pantangan makanan dan minuman
Perubahan pola makan (termasuk nyidam, nafsu makan turun, dan
lain-lain) : ibu mengatakan nafsu makannya turun
8. Riwayat Psikologi Spiritual
a. Kehamilan ini
v Dinginkan Tidak diinginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamillan
Ibu mengatakan bahwa selama masa kehamilan membutuhkan
nutrisi gizi yang banyak dan istirahat yang cukup untuk
perkembangan janin di dalam kandungan. Ibu mengetahui bahwa
perdarahan pervaginam pada kehamilan muda merupakan suatu
tanda bahaya. Ibu belum mengetahui tanda bahaya yang lain selama
kehamilan.
18
c. Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami sekarang
Ibu mengatakan bahwa ibu perlu ke fasilitas kesehatan ketika terjadi
perdarahan saat ia sedang hamil.
d. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu mengatakan menerima kehamilannya dan merasa senang
terhadap kehamilannya.
e. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan keluarga bahagia dan sangat mendukung ibu untuk
merawat kehamilannya.
f. Persiapan/rencana persalinan
Ibu mengatakan belum memiliki rencana persalinan.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum Baik Kesadaran Compos Mentis
b. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali per menit
Pernafasan : 93 kali per menit
Suhu : 36,5 ○C
c. TB : 167 cm
BB:sebelum hamil 57 kg, BB sekarang 58 kg
IMT : 20, 43 kg/m2
LLA : 26 cm
d. Kepala dan leher
Oedem Wajah : tidak ada
Chloasma gravidarum : tidak ada
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera
putih
Mulut : bersih, lembab, tidak ada stomatitis.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
tyroid, dan vena jugularis.
19
e. Payudara
Bentuk : simetris
Areola mammae : hiperpigmentasi.
Puting susu : menonjol.
Colostrum : belum keluar.
f. Abdomen
Bentuk : belum terlihat pembesaran abdomen.
Bekas luka : tidak ada
Striae gravidarum : tidak ada.
Palpasi Leopold : teraba ballottement, TFU 3 jari diatas
simfisis
Auskultasi DJJ : Frekuensi 147 x/menit
g. Ekstremitas
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek Patela : kaki kanan positif kaki kiri positif
Kuku : bersih, tidak pucat.
h. Genetalia Luar
Tanda Chadwick : Ada
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar Bartholini : tidak ada pembesaran
Pengeluaran : flek kecoklatan
i. Anus
Hemoroid : tidak ada
2. Pemeriksaan Penunjang
USG : gestasional sac intrauterine tunggal, DJJ +, gerak +
20
ANALISA
21
anjuran untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai 2 minggu ke
depan.
8. Menyampaikan kepada ibu jika sudah 2 minggu dan akan melakukan
hubungan seks sebaiknya tidak melakukan ejakulasi di dalam vagina
karena hormon prostaglandin pada sperma merangsang kontraksi rahim.
Ibu dan suami mengerti dan bersedia mengikuti anjuran tersebut.
9. Motivasi ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan menjaga
kebersihan diri. Ibu bersedia melakukannya karena ibu sadar bahwa
penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan kebersihan diri.
10. Memberi KIE tentang tanda bahaya kehamilan seperti mual muntah
berlebihan > 10 kali dan tidak mau makan, keluar darah dari jalan lahir,
demam tinggi, pusing dan sakit kepala berlebihan, atau penglihatan
kabur. Menganjurkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan jika menemui tanda
bahaya tersebut. Ibu dapat menyebutkan 3 tanda bahaya pada kehamilan
dan bersedia ke fasilitias kesehatan jika menumui tanda bahaya tersebut.
22
Tanggal/Jam Penatalaksanaan Petugas
12-03-2019/ S : ibu mengatakan keluar flek berwarna merah dari jalan lahir
00.15 WIB
O: KU baik, kesadaran composmentis, keluar darah dari jalan lahir,
pemeriksaan dalam tidak dilakukan. Hasil USG : gestasional
sac tunggal, DJJ +, gerak janin +
TD: 120/80 mmHg RR: 20 x/menit
N : 93 x/menit S : 36,5 °C
A: Ny.M usia 33 tahun G3P2Ab0Ah2 Umur Kehamilan 13+4
Minggu dengan Abortus Imminens.
P: Observasi keadaan umum dan vital sign
Pemantauan perdarahan
Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan USG
Mengedukasi ibu bedrest total untuk mempertahankan
kehamilan
Dokter Obsygn meresepkan obat untuk perawatan lebih lanjut
yaitu uterogestan 2x1
12-03-
2019/06.00 S : ibu mengatakan flek yang keluar dari jalan lahir mulai berkurang
WIB O: KU baik, kesadaran composmentis, flek mulai berkurang
TD: 105/66 mmHg RR: 21 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,6 °C
A: Ny.M usia 33 tahun G3P2Ab0Ah2 Umur Kehamilan 13+4
Minggu dengan Abortus Imminens.
P: Mempertahankan ibu untuk tetap bedrest total
Memberikan terapi yaitu obat sesuai dengan resep dari
dokter yaitu: uterogestan 2x1 dan Asam Folat 1x1
Observasi perdarahan
Mengobservasi intake nutrisi
23
12-03- S : ibu mengatakan sudah tidak keluar darah dari jalan lahir
2019/12.00
O: KU baik, kesadaran composmentis, flek sudah tidak keluar,
24
tidak ada his, terdengar DJJ
WIB
TD: 90/60 mmHg RR: 16 x/menit
N : 75 x/menit S : 36,3°C
A: Ny.M usia 33 tahun G3P2Ab0Ah2 Umur Kehamilan 13+4
Minggu dengan Abortus Imminens.
P: Memberikan semangat kepada ibu untuk tetap bedrest
total
Observasi keadaan umum dan vitalsign
Observasi perdarahan
Mengobservasi intake nutrisi
25
S : ibu mengatakan masih flek
O : KU baik, kesadaran composmentis, terdapat flek
TD : 110/70 mmHg RR : 22x/ menit
N : 82x/ menit S : 36,7°C
18.00 A : Ny. M usia 33 tahun G3P2Ab0Ah2 Umur Kehamilan 13+4 Minggu
dengan Abortus Imminens
P : KIE mengenai pola istirahat
KIE pola nutrisi, menyarankan ibu untuk makan sedikit tapi sering
26
B. PEMBAHASAN
27
meningkatkan insiden abortus. Ny. M mengaku bahwa perdarahan
pervaginam dan nyeri abdomen yang dialaminya terjadi setelah Ny. M
melakukan hubungan seksual. Melakukan hubungan seksual saat
hamil dapat memicu kontraksi. Sperma mengandung prostaglandin
yang dapat memicu terjadinya kontraksi pada rahim. Penatalaksanaan
yang dilakukan di Puskesmas Jetis pada Ny.M sudah sesuai dengan
tinjauan teori dan SOP penatalaksanaan abortus iminen.
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
a. Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas Jetis
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi secara objektif
tentang ibu hanil dengan abortus imminens sehingga dapat menjadi
referensi dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan memberikan
pendidikan kesehatan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
pada ibu hamil dengan masalah serupa.
29
b. Bagi Bidan
c. Bagi Mahasiswa
30
DAFTAR PUSTAKA
31