Makalah - Irinda Yulsi - Ketamansiswaan
Makalah - Irinda Yulsi - Ketamansiswaan
TRILOGI KEPEMIMPINAN
OLEH:
IRINDA YULSI
NPM. 2210005534187
DOSEN PENGAMPUH
Dr. ELFIANTO YUSUF, M.Si.
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TAMANSISWA
PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Ucapan terima kasih kepada Dr. Elfianto Yusuf, M.Si. sebagai dosen
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membantu untuk penyempurnaan
Irinda Yulsi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
Indonesia untuk terus mengikuti perkembangan teknologi. Namun, disisi lain jika
akan berdampak terhadap nilai moral dan etika masyarakat Indonesia. Hal ini
terbukti dengan maraknya perilaku seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk
seseorang untuk memimpin dan mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja,
dengan tujuan untuk mencapai target yang telah ditentukan. Menurut Sudarwan
lebih baik, sehingga mereka yang dipimpin dalam rangka membawa kemajuan
ajaran, dimana ajaran tersebut adalah Hasta Brata, Wulang Reh, Tripana, dan
Dasa Darma Raja. Hasta Brata terdiri atas kata Hasta yang berarti delapan dan
Brata yang berarti sifat baik. Delapan sifat alam ini mewakili simbol kearifan dan
kebesaran Sang Pencipta, yaitu; sifat bumi, sifat matahari, sifat bulan, sifat
samudra, sifat bintang, sifat angin, sifat api, dan sifat air. Hasta Brata merupakan
salah satu ajaran kepemimpinan yang populer saat ini khususnya konsep
Hajar Dewantara dapat diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu Ing ngarsa sung
tuladha, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani. Ketiga aspek ini jika
dan substansi dari gaya kepemimpinan yang banyak diteliti sekarang ada di dalam
dimensi Kepemimpinan Trilogi. Untuk itu sangat penting untuk dikaji perannya
dalam meningkatkan prilaku inovatif baik secara langsung maupun melalui iklim
berbagi pengetahuan.
hari.
hari?
1.3 Tujuan
hari.
BAB II
PEMBAHASAN
adalah hasta brata, wulang reh, tripana, dan dasa darma raja. Kepemimpinan
hasta brata, tidak hanya diajarkan melalui sastra tulis, melainkan juga melalui seni
pertunjukan. Terdapat dua jenis tradisi seni pertunjukan yang menjadi media
pertunjukan yakni berupa naskah, dan seni pertunjukan dalam bentuk pagelaran
wayang kulit (Suratno, 2006). Jika dahulu ajaran hasta brata diperuntukan para
raja, atau penguasa yang akan memipim sebuah kerajaan, namun karena
pergesaran waktu ajaran hastabrata telah menjadi ajaran bagi para pemimpin masa
sekarang.
daerah perlu meledani watak delapan atau sifat delapan benda alam. Artinya
menjadi bulan, mampu menjadi bintang, mampu menjadi bumi, mampu menjadi
air, mampu menjadi api, mampu menjadi angin dan mampu menjadi samudra bagi
tokoh nasional yang dihormati dan disegani baik oleh kawan maupun lawan, Ki
dan berani. Wawasan beliau sangat luas dan tidak berhenti berjuang untuk
bangsanya hingga akhir hayat. Perjuangan beliau dilandasi dengan rasa ikhlas
yang mendalam, disertai rasa pengabdian dan pengorbanan yang tinggi dalam
bangsa untuk memelihara dan mengembangkan benih turunan bangsa itu. Sistem
yang disebut Pancadarma Taman Siswa yang meliputi asas kemerdekaan atau
kebebasan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan dan asas
kemanusiaan
ngarsa sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Trilogi
penting bagi seorang pemimpin. Bukan hanya tentang wibawa atau ketegasan,
tersebut ialah ing ngraso sung tuladha (di depan memberi teladan), ing madya
mangun karsa (di tengah membangun kehendak atau niat), dan tut wuri handayani
unsur ”ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”
memiliki arti yang sangat luas yang menggambarkan bentuk atau ciri-ciri dari
pemimpin yang menjadi panutan dari bawahannya, begitu pula unsur yang kedua
dan yang ketiga. Unsur-unsur dari kepemimpinan trilogi akan efektif jika
disesuaikan dengan bentuk dan sifat dari suatu organisasi. Dari ketiga unsur
berakar dari budaya bangsa Indonesia yang terkenal dengan lemah lembut serta
berbudi pekerti.
ngarsa sung tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani. Ing Ngarso
Sung Tulodho yang berarti bahwa seseorang pemimpin harus mampu melalui
sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola panutan dan di ikuti orang yang
setiap saat atau setiap kesempatan menjadi contoh atau suri tauladan. Pamong
senantiasa diharapkan untuk selalu bertutur kata dan bertingkah laku baik untuk
moril kepada guru dalam mengabdi sebagai pendidik, sehingga hal ini juga
menginspirasi guru untuk mendukung siswa dari belakang agar mereka berhasil
dengan bentuk dan sifat dari suatu organisasi. Ketiga unsur kepemimpinan trilogi
setidaknya masing-masing unsur tadi dibentuk dari beberapa ciri khas. Trilogi
Indonesia yang terkenal dengan lemah lembut serta berbudi pekerti. Berikut
ketika berada di depan harus dapat menjadi contoh bagi yang dipimpinnya,
bukan hanya sebagai orang yang berjalan di depan, namun juga harus menjadi
tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Selalu bertindak dan bertutur
kata yang bisa memberikan contoh yang baik yang bisa merangsang para
selesai dengan dirinya sendiri yang kemudian ini terefleksikan dalam keteladanan
terhadap orang-orang disekitarnya. Inilah prinsip pertama yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Keteladanan menjadi sebuah hal yang penting karena akan
zaman dan lingkungan luar kurang mendapat minat masyarakat dan adanya sistem
adanya mata pelajaran Budi Pekerti dan pendekatan dengan guru secara
kekeluargaan.
mengalami sejumlah kendala seperti latar belakang pimpinan dan anggota yang
aktivitas di organisasi.
daya manusia sarana dan prasarana yang disediakan. Guna mengatasi berbagai
pendekatan psikologis pada setiap anggota yang sering telat baik dengan
memberikan nasihat ataupun teguran dari teguran keras hingga tindakan tegas jika
profesionalisme serta membangun akhlak setiap anggota selaras dengan visi dan
misi organisasi. Selain itu, penerapan Ing Ngarso Sung Tuladha juga
Penerapan ing ngarso sung tuladha juga bermanfaat bagi terciptanya karakter
citanya. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi trilogi Ki Hajar Dewantara, yakni
(Boentarsono, 2012).
(Hasibuan, 2008). Hal ini sejalan dengan konsep kepemimpinan secara umum,
dengan orang yang dipimpinnya. Sehingga semua pekerjaan yang dilakukan akan
terasa mudah atau ringan dan akan makin mempererat hubungan antara pemimpin
dan anggota, namun tidak melanggar etika jalur kepemimpinan. Selain itu
mencapai visinya. Tak hanya itu saja, ia harus hadir secara fungsional artinya
Inilah titik perbedaan antara seorang bos dan pemimpin, kalau seorang bos ia
agar dapat meningkatkan kinerja dalam mengemban tugas dan tanggung jawab.
Penerapan ing madya mangun karsa bermanfaat dalam memotivasi anggota agar
mendukung tercapainya visi dan misi organisasi. Anggota juga merasa
ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani.
rutin melakukan pembinaan guru dalam rapat guru yang diselenggarakan sebulan
sekolah, serta kepala sekolah dan guru yang sudah melaksakan serta memberikan
pesantren yang membangun budi pekerti siswa dan pendekatan dengan guru
secara kekeluargaan. Hasil implementasi ing ngarso sung tuladha dalam kategori
baik dengan skor 94,3%. Hasil implementasi Ing Madya Mangun Karsa dalam
kategori baik dengan skor 78,7%. Hasil implementasi tut wuri handayani dalam
menjalankan tugasnya serta memotivasi anggota agar memiliki etos kerja yang
baik seperti disiplin diri yang baik (Suparti, 2013). Penerapan tut wuri handayani
bawahan dengan memotivasi mereka. Penerapan tut wuri handayani dengan baik
karena beberapa faktor pendukung, yakni sumber daya manusia yang berkualitas.
di lingkungannya.
mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya agar berani berjalan didepan dan
sanggup bertanggung jawab (Hasibuan, 2008). Salah satu tugas pokok pimpinan
seefektif dan seefisien mungkin sehingga dapat menginspirasi setiap anggota agar
pemimpin harus dapat menjadi panutan yang dapat dicontoh oleh bawahannya.
pekerjaannya. Salah satu syarat menjadi pemimpin yang baik adalah tahu apa
yang harus dikerjakan dan bisa menjalankan pekerjaan itu, karena seorang
pemimpin akan menjadi figur yang dicontoh dan ditiru cara kerjanya. Selain dari
sisi pengetahuan teknis, kematangan pribadi dan sikap harus diperhatikan karena
tingkah laku sang pemimpin selalu menjadi perhatian bawahannya. Baik dari sisi
moral dan akhlak, pergaulan, bahkan kehidupan keluarganya pun akan menjadi
membangun motivasi dan semangat berkarya adalah salah satu tugas seorang
pemimpin yang baik harus dapat mengelola SDM yang dimilikinya agar dapat
perusahaan adalah hal wajib bagi pemimpin. Sampaikan target dan sasaran utama
dan langkah apa yang akan dijalankan, dan ajak seluruh karyawan untuk
perusahaan, diharapkan seluruh karyawan akan bekerja sekuat tenaga dan berhati-
hati.
Implementasi asas kepemimpinan tut wuri handayani dengan memberikan
yang paling sering turun ke lapangan dan bertemu dengan masyarakat lain adalah
beri bekal dalam bentuk pelatihan. Jika anggota sudah mampu menjalankan tugas
dengan baik dan sesuai visi perusahaan atau organisasi, maka target dan sasaran
3.1 Kesimpulan
yang penting bagi seorang pemimpin. Bukan hanya tentang wibawa atau
Trilogi tersebut ialah ing ngraso sung tuladha (di depan memberi teladan), ing
madya mangun karsa (di tengah membangun kehendak atau niat), dan tut wuri
sauri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Ing madya
mangun karsa, artinya pemimpin haruslah bisa bekerja sama dengan orang yang
dipimpinnya. Sehingga semua pekerjaan yang adilakukan akan terasa mudah atau
ringan dan akan makin mempererat hubungan antara orang yang dipimpinnya dan
pimpinan, namun tidak melanggar etika jalur kepemimpinan. Tut wuri handayani
ekstrinsik. Faktor instrinsik terdiri dari sumber daya manusia sarana dan prasarana
Astuti, Y.A., Nurjanah, S. Yunita, C., Ninda, I.A. 2018. Trilogi Kepemimpinan
Ketamansiswaan II. Fakultas Ekonomi. Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa. Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu, SP. (2008). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi
Aksara