Zaman Kejayaan Dan Sebab
Zaman Kejayaan Dan Sebab
Saat ini, perkembangan teknologi terus maju dengan pesat. Perkembangan teknologi
sudah masuk ke era digital. Segala hal bisa menjadi lebih mudah dengan digitalisasi. Seperti
yang tertulis pada Wikipedia, digitalisasi (bahasa Inggris : digitizing), merupakan sebuah
terminology untuk menjelaskan proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video
menjadi bentuk digital. Digitalisasi dilakukan untuk membuat arsip dokumen bentuk digital,
untuk fungsi fotokopi, dan untuk memuat koleksi perpusatakan digital. Digitalisasi memerlukan
peralatan seperti komputer, scanner, operator media sumber dan software pendukung.
Penemu-penemu peralatan pendukung digitalisasi ini, bukanlah orang-orang muslim.
Sebut saja, penemu komputer adalah seorang laki-laki Eropa, bernama Charles Babbage. Ia
adalah seorang matematikawan dari Inggris yang pertama kali mengemukakan gagasan tentang
komputer yang dapat diporgram (charlesbabbage.net). Selain itu, bentuk praktis dari komputer,
yakni komputer jinjing atau laptop, juga ditemukan oleh warga Inggris. Adam Osborne, penemu
laptop, adalah keturunan Inggris yang lahir di Thailand.
Berdasarkan dua contoh di atas, dapat kita ketahui bahwa penemu alat pendukung era
digital, bukanlah orang-orang muslim. Orang-orang muslim tak lagi menjadi pelopor dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, tidak seperti pada zaman sebelumnya.
Pada zaman kejayaan Muslim, banyak orang Muslim yang menjadi ilmuwan dan menemukan
suatu perkembangan keilmuwan. Sebagai contoh adalah Al Khawarizmi, ia adalah seorang
muslim penemu konsep matekmatika, aljabar. Hal ini terekam dalam bukunya yang berjudul
“Al-Jabr wa-al Muqabilah”. Selain aljabar, ia juga pertama kali memperkenalkan konsep angka
menjadi bilangan dari 0-9.
Matematika, merupakan dasar dari teknologi komputer. Namun, penemu komputer
bukanlah orang muslim. Hal ini merupakan salah satu contoh kalahnya orang-orang muslim
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Orang muslim tak lagi berjaya
seperti zaman dahulu, kalah oleh mereka yang nonmuslim.
Adanya ketimpangan kemampuan umat muslim di era terdahulu dengan sekarang dalam
hal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Syakin Arsalan, adalah seorang pemikir asal
Libanon (1869-1946). Arsalan, dalam bukunya Kenapa Islam Terbelakang? Menjelaskan
mengenai apa saja penyebab kemunduran dunia Islam. Menurut Arsalan terdapat dua penyebab,
yakni yang pertama bangsa-bangsa non-Muslim maju karena mereka tetap berpegang pada
tradisi keagamaan mereka sendiri. Arsalan menyebut dua contoh: Jepang dan Eropa, simbol
kemajuan dunia pada awal abad ke-20. Dua dunia itu maju tanpa harus mengabaikan tradisi
keagamaan mereka. Penjelasan kedua, bangsa-bangsa itu maju karena kerja keras untuk meraih
kemajuan, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.
Selain itu, dalam pandangan Arsalan, kemajuan bangsa-bangsa Islam hanya bisa dicapai
melalui jalan yang sama yang ditempuh oleh bangsa-bangsa non-Islam, yakni berpegang pada
tradisi, serta kerja keras. Hukum kemajuan berlaku secara “konsisten” bagi bangsa Islam dan
non-Islam. Ada tiga penyakit mental yang dianggap oleh Arsalan sebagai “biang kerok”
kemunduran dunia Islam: pesimisme (tasya’um), rendah diri (al-istikhdza’) dan cepat putus asa
(inqitha’ al-amal). Pada penutup bukunya, Arsalan mengutip ayat yang dalam pandangannya
merupakan kunci kebangkitan dunia Islam, yakni Al-Ankabut (29):69. Bunyi ayat itu: wa ‘l-
ladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana – mereka yang berjuang (jihad) di jalanKu, Aku
akan menunjukkan mereka jalan-jalan menuju Aku.“Jihad” adalah kata kunci yang disebut oleh
Arsalan. Tetapi, ini bukanlah jihad dalam pengertian “perang suci” sebagaimana kita jumpai
pada kelompok Islam garis keras. Baginya, jihad adalah kerja keras dan kesediaan untuk
melakukan pengorbanan (al-tadlkhiyah).
Gagasan dari Arsalan ini, telah disampaikan di awal abad 20. Namun menurut saya masih
relevan dengan kondisi Umat Islam saat ini. Sebenarnya, selain penyebab-penyebab yang telah
disebutkan oleh Arsalan, terdapat satu lagi penyebab kemunduran umat Islam dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni umat Islam saat ini telah jauh dari Kitab
Al-quran dan As-sunah.
Umat muslimin saat ini, pada umumnya jauh dari dua sumber utama kemuliaan mereka,
yakni Kitabullah Al-Qur’an dan As-Sunnah An-Nabawiyyah. Padahal Nabi Muhammad secara
gambalang mewasiatkan agar kita senantiasa berpegang teguh kepada kedua warisan suci
tersebut. Hanya dengan bersikap demikianlah kita tidak bakal menjadi tersesat dari jalan lurus
yang Allah telah berikan bagi orang-orang beriman.
ه
ِ ِّس َّن َة نَ ِبي ِ َّاب الل
ُ ه َو َ ما ِك َت ْ س ْك ُت
َ م بِ ِه َ َضلُّوا َما ت
َّ م ِ َن ت ِ ُم َأ ْم َر ْي
ْ َن ل ْ ْت فِيك
ُ تَ َرك
Rasulullah bersabda, "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan
sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya." (HR.
Malik 1395)
Semestinya kedua perkara ini menjadi rujukan utama kaum muslimin, baik dalam urusan
kecil maupun besar, baik urusan pribadi maupun bermasyarakat. Kedua perkara ini merupakan
sumber kemuliaan dan kebanggaan kaum muslimin. Jika mereka akrab dengannya, niscaya
mereka menjadi mulia. Jika mereka jauh dari keduanya, niscaya mereka akan dihinggapi
kehinaan sebagaimana yang tampak dewasa ini.
ن ْ َف ُه م
ْ م َع ْ ه
ِ م بِ ِذك ِْر ُ ل َأتَ ْي َنا
ْ ه ْ َن ب
َّ يه
ِ ِن ف
ْ ض َو َم
ُ ات َواأل ْر
ُ ما َو
َ الس
َّ َ م لَ َف
ِس َدت ْ ه
ُ ه َوا َءْ حقُّ َأَ َولَ ِو اتَّبَ َع ا ْل
َضون ُ م ُم ْع ِرْ ه ِ ِذك ِْر
“Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini,
dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka
kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al-Mukminun [23] :
71)
Realitasnya, dewasa ini hubungan kaum muslimin umumnya jauh dari kedua sumber
utama ajaran Islam tersebut. Kalaupun ada hubungan biasanya hanya hubungan parsial. Ada
yang hubungannya dengan Al-Qur’an hanya sebatas tilawah (membacanya). Atau kalaupun ada
yang lebih daripada itu ialah hubungan tahfizh (menghafalkannya). Ini bukan berarti kita tidak
menganggap penting aktifitas tilawah dan tahfizh Al-Qur’an. Tetapi masalahnya ini tidaklah
cukup. Allah tidak menurunkan Al-Qur’an dengan maksud sebatas itu. Allah menurunkan Al-
Qur’an agar menjadi petunjuk, pedoman hidup bagi ummat Islam, bahkan segenap umat
manusia. Allah menghendaki agar dengan berpedoman kepada Al-Qur’an ummat manusia keluar
dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya hidayah cahaya Islam. Maka sepatutnya kaum
muslimin juga tadabbur (memahami) dan tathbiq (mengamalkan) Al-Qur’anul Karim.
Tetapi hal di atas tidak terjadi. Malah banyak muslim yang lebih bangga hidup
berpedoman kepada berbagai sumber kebanggaan selain daripada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Mereka bangga dengan berbagai kitab karya manusia. Ada yang lebih bangga dengan kitab
warisan nenek moyangnya yang bukan Islam. Ada yang membanggakan kitab produk kaum
kuffar Eropa. Ada yang membanggakan kitab lokal-tradisional suku atau bangsanya yang bukan
berpedoman kepada Kitabullah. Dan banyak lagi lainnya. Padahal Allah sudah memperingatkan
apa yang bakal terjadi jika mereka meninggalkan sumber kebanggaan yang berasal dari Allah
dan Sunnah Nabi Muhammad.
ُم بِ ِه
ْ صاك
َّ ُم َو
ْ سبِيلِ ِه َذلِك
َ ن
ْ ُم َع َ واالس ُبلَ َف َت َف َّر
ْ ق بِك ُّ ما َفاتَّبِ ُعو ُه َوال تَ َّتبِ ُع
ً س َت ِقي
ْ طي ُم
ِ ص َرا
ِ هذَا َ ََّوَأن
ْ لَ َعلَّك
َُم تَ َّت ُقون
“…dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-An’aam [6] : 153)
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab kemunduran kaum
muslin saat ini terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada empat hal, yakni
rasa pesimis, rendah diri, cepat putus asa, dan jauh dari kitab suci Al-quran dan As-sunah.
Keempat hal ini alangkah baiknya untuk kita hindari bersama, agar umat muslim dapat kembali
meraih masa kejayaannya, dalam hal ini kejayaan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam buku karya Wisnu Arya W. yang berjudul Melacak Teori Einstein dalam Al
Qur'an, disebutkan beberapa faktor yang menjadi penyebab ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) Islam mengalami kemunduran. Faktor - faktor tersebut, antara lain adalah :
1. Kesadaran orang barat akan arti penting penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat sangat tinggi. Oleh karena itu, orang barat ingin
mengambil alih kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari umat islam, karena pada
abad ke 9 - abad ke 13 M umat islam dengan menguasai iptek bisa lebih baik
kesejahteraannya dari pada oranga barat, sehingga mereka berusaha untuk merebut
kemajuan iptek dari umat islam.
2. Orang barat yang pada umumnya beragama Nasrani, ingin menunjukan pula bahwa
melalui agama Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang iptek sejajar dengan umat
islam. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya setelah mereka mendapatkan
kemajuan dalam bidang iptek, mereka justru mulai menjauh dari agama mereka. Mereka
menjadi sekuler. Urusan agama berjalan sendiri, begitu pula dengan iptek. Mereka
mungkin menganggap bahwa agama Nasrani dengan kitab Injil, justru menjadi
penghalang bagi kemajuan iptek. Mungkin hal ini disebabkan kerena banyak penemuan-
penemuan badu dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak sesuai dengan
ayat-ayat dalam Kitab Injil. Misalkan tentang terbentuknya alam semesta ini, seperti yang
tertulis dalam Kitab Injil tidak sesuai dengan teori dan kenyataan yang ada. Peredaran
bumi dan planet-planet mengelilingi matahari, bertentangan dengan teori yang ada dalam
Kitab Injil. Ingat ketika Galileo Galilei mengumumkan teori tentang peredaran bumi dan
planet-planet mengelilingi matahari ditentang oleh gereja, karena tidak sesuai dengan
Bibel. Begitu pula dengan Nicolas Copernicus mengumumkan teori tentang
“heliocentris”, yaitu bumi berputar mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat
peredaran, juga ditentang oleh gereja. Kedua ilmuan tersebut akhirnya dihukum mati oleh
gereja. Alhamdulillah, hal ini tidak terjadi dalam agama Islam, karena Al Qur’an selalu
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ! bahkan Al Qur’an bisa
menjadi sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukankah Al Qur’an diciptakan oleh
yang menciptakan alam semesta ini? jadi selalu akan sesuai !
3. Orang-orang barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan “benua” baru,
sehinggga mereka berusaha berlayar denan route yang tidak lazim, seperti yang dilakukan
oleh Amerigo Vespuci dan Columbus pada tahun 1492 ke benua Amerika. Vasco de
Gama pada tahun 1407 berlayar ke Tanjung Pengaharapan. James Cook pada tahun 1770
pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta kepulauan Pasifik. Penemuan-
penemuan benua baru tersebut ikut mempengaruhi route perdagangan yang berdampak
terhadap negara-negara Islam pada waktu itu. Route perdagangan yang semula Syria dan
Mesir ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari India dan dari Eropa, setelah penemuan
route (benua) baru, Mesir dan Syria jadi sepi yang mengakibatkan sumber pendapatan
negeri-negeri Islam jadi berkurang banyak.
4. Orang-orang barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang didirikan oleh Taqi
Al Din di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan Islam kehilangan sumber
pengetahuan dan pengamatan bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa itu.
Ironisnya, pada waktu yang sama sekitar tahun 1580 juga, orang barat baru pertama kali
membangun observatoriumnya oleh Tycho Brace. Perlu dicatat bahwa Islam telah
memiliki observatorium pertama kali yang dibangun pada tahun 500-an M di Ulugh Beg
(Samarkand). Jadi orang islam sudah lebih dahulu maju 1000 tahun dari orang barat
dalam hal pengerahuan tentang astronomi.
5. Perjanjian perdagangan antara Sultan Sulaiman I (dinasti Utsmani) dari Turki dan
Inggris, yang pada mulanya untuk meringankan Turki mengimport barang-barang dari
Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, tapi lama-kelamaan ekonomi Turki banyak
tergantung pada ekonomi Eropa. Terlebih lagi dengan adanya revolusi industri di Inggris
dan di negara-negara Eropa lainnya, produk barang jadi dari Eropa makin membanjiri
negara-negara islam dan keadaan ini juga makin mempengaruhi ekonomi negara-negara
islam lainnya.
6. Ketergantungan negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama kelamaan menjadi
suatu bentuk ketergantungan dalam bidang pemerintahan. Inilah awal mula pemerintahan
kolonialisme barat terhadap negara-negara islam. Akibat kolonialisme barat, maka
negara-negara islam yang pada mulanya bersatu dari Maroko sampai ke Pakistan,
kemudian terpecah belah menjadi negara-negara kecil berdasarkan feodalisme,
kesultanan , kerajaan dan keemiratan yang antara satu dengan lainnya saling bersaing,
bahkan sampai bermusuhan. Politik pecah belah, devide et impera, telah melumpuhkan
kejayaan islam pada masa lalu.
7. Akibat kolonialisme negara-negara islam yang semula menggunakan bahasa Arab
sebagai bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa penjajah. Keadaan ini sedikit
banyak telah menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga sumber
ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-negara islam
mulai menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran merupakan akar bagi
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini lebih diperpapah lagi dengan
munculnya kapitalisme barat.
Faktor-faktor diatas menjadi penyebab utama islam mulai tertinggal dari orang-orang
barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, ada gejala umat islam mulai
mengenyampingkan ilmu kealaman yang justru sebenarnya banyak tersurat dan tersirat di dalam
Al Qur’an melalui ayat-ayat Kauniyyah. Padahal orang-orang barat mulai bersemangat
mempelajari dan meneliti ilmu kealaman yang mendasari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu, dengan paparan di atas diharapkan dapat menggugah semangat para
intelektual muda islam untuk bisa bangkit untu merebut kembali ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dulu pernah menjadi kebanggan umat Islam. Insya’Allah bisa !!!
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM IPTEKS