Anda di halaman 1dari 15
SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI NOMOR 29 TAHUN 2022 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI NOMOR 23 TAHUN 2022 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TRACER STUDY BAGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendapatkan informasi penyerapan dan umpan balik lulusan satuan pendidikan vokasi di sekolah menengah kejuruan dilakukan Tracer Study bagi Sekolah Menengah Kejuruan dan untuk kelancaran pelaksanaannya telah ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 23 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Tracer Study bagi Sekolah Menengah Kejuruan; bahwa Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 23 Tahun 2022 sebagaimana dimaksud dalam huruf a belum mengakomodasi kebutuhan masyarakat, —perlu_—_dilakukan perubahan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan _Direktur —_Jenderal Pendidikan Vokasi tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 23 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Tracer Study bagi Sekolah Menengah Kejuruan; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6676); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6762); 3. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 156); 4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi_ Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 108); 5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan; 6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 963); 7. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Bantuan Operasional Sekolah, dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 73); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI NOMOR 23 TAHUN 2022 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TRACER STUDY BAGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. Pasal I Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 23 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Tracer Study bagi Sekolah Menengah Kejuruan diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Pedoman Pelaksanaan Tracer Study bagi Sekolah Menengah Kejuruan disusun sebagai acuan untuk: a, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri; b. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan; c. Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi; d. Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi; ¢. Dinas Pendidikan Provinsi; f. Dunia kerja; g. Sekolah Menengah Kejuruan; dan h. Pemangku kepentingan lainnya, dalam pengelolaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan pembinaan Po program Tracer Study bagi Sekolah Menengah Kejuruan agar dapat dilaksanakan secara tertib dan tepat sasaran serta mendukung program pendidikan vokasi secara nasional. 2. Ketentuan Lampiran diubah sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini Pasal Il Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 Agustus 2022 DIREKTUR JENDERAL, TTD. KIKI YULIATI Salinan sesuai dengan aslinya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 198003, 1001 4] SALINAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI NOMOR 29 TAHUN 2022 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI NOMOR 23 TAHUN 2022 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TRACER STUDY BAGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan vokasi adalah _ sistem pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu serta dapat menciptakan peluang kerja. Pendidikan vokasi menganut sistem terbuka dan multi makna, yaitu. berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak, dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup. Pendidikan vokasi berorientasi pada kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja. Pendidikan vokasi sebagai bagian dari pembelajaran seumur hidup dapat berlangsung di tingkat pendidikan tinggi, pendidikan menengah (SMK), pasca sekolah, kursus dan pelatihan lainnya. SMK sebagai bagian dari pendidikan vokasi dirancang untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan dan kecakapan, pemahaman, sikap, kebiasaan-kebiasaan kerja, dan apresiasi yang diperlukan dalam bekerja atau berwirausaha, dan membuat kemajuan-kemajuan dalam pekerjaan yang penuh makna dan produktif. Pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan di SMK akan mendukung salah satu program prioritas nasional dalam rangka menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang unggul yang termaktub dalam dokumen penting Sustainable Development Goals (SDGs) 8.6 yang menyatakan bahwa pada tahun 2030, secara substansial mengurangi proporsi usia muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau pelatihan. Untuk mengetahui keberhasilan dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan di SMK diperlukan umpan balik dalam bentuk data dan informasi tentang keberhasilan lulusan di dunia kerja, di antaranya melalui penelusuran rekam jejak lulusan yang disebut dengan tracer study. Tracer study yang dimaksud adalah survei lulusan atau studi mengenai lulusan SMK, Studi ini mampu menyediakan berbagai informasi yang bermanfaat bagi kepentingan evaluasi hasil pendidikan di SMK yang selanjutnya dapat digunakan untuk penyempurnaan dan penjaminan mutu SMK. Tracer study juga bermanfaat dalam menyediakan informasi penting mengenai hubungan antara SMK dengan dunia kerja, menilai relevansi pendidikan vokasi, informasi bagi pemangku kepentingan, dan kelengkapan persyaratan bagi akreditasi sekolah, atau bagian penting dalam penjaminan mutu pendidikan SMK. SMK perlu melaksanakan tracer study guna mendapatkan umpan balik dari pemangku kepentingan secara terintegrasi dalam mendukung upaya perbaikan sistem dan pengelolaan pendidikan. Agar pelaksanaan tracer study ini terarah, konsisten, dan berkelanjutan, diperlukan satu pedoman yang menjadi acuan bagi SMK di Indonesia. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyusun Pedoman Pelaksanaan Tracer Study bagi Sekolah Menengah Kejuruan. B. Tujuan Tujuan disusunnya Pedoman Pelaksanaan Tracer Study bagi Sekolah Menengah Kejuruan ini adalah sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memahami dan menyelenggarakan program dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Tracer Study bagi SMK ini meliputi: 1, Gambaran Program; 2. Penyelenggaraan Program; 3. Pengolahan Data dan Pelaporan Hasil; 4. Pengendalian Mutu dan Indikator Keberhasilan. oe BAB IL GAMBARAN PROGRAM A. Pengertian 1. 10. ll. Penelusuran lulusan, selanjutnya disebut tracer study adalah survei terukur terhadap lulusan dari satuan pendidikan vokasi yang dilakukan setelah mereka lulus atau di akhir pendidikan/pelatihan. Lulusan adalah peserta didik yang telah menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan yang ditandai oleh perolehan jjazah dari satuan pendidikan vokasi dan sertifikat kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi atau Lembaga Sertifikasi Profesi. Pendidikan Vokasi adalah sistem pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu serta dapat menciptakan peluang kerja. Satuan Pendidikan Vokasi adalah penyelenggara pendidikan yang meliputi Perguruan Tinggi penyelenggara pendidikan vokasi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Penyerapan lulusan adalah persentase lulusan satuan pendidikan vokasi yang bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan pendidikan. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh lulusan satuan pendidikan vokasi dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Berwirausaha adalah aktivitas lulusan satuan pendidikan vokasi dengan membangun usaha atau menciptakan lapangan kerja secara mandiri atau bersama- sama, dengan didasari inovasi dan kreativitas yang unik, baik secara konvensional maupun memanfaatkan teknologi sehingga dapat menghasilkan keuntungan finansial. Melanjutkan pendidikan adalah kegiatan lulusan satuan pendidikan vokasi untuk meningkatkan kualifikasi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan/atau menambah/melengkapi kompetensi melalui kursus dan pelatihan. Menganggur adalah keadaan lulusan satuan_pendidikan vokasi yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja. Sekolah dan menganggur adalah lulusan satuan pendidikan vokasi yang melanjutkan sekolah dan sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan rintisan usaha. Dunia kerja adalah dunia usaha, dunia industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah, UMKM dan lembaga lain yang menyelenggarakan kegiatan ekonomi. 7 12, Rapor Pendidikan sebagai bentuk penyempurnaan dari Rapor Mutu, adalah platform yang menampilkan data kualitas satuan pendidikan atau daerah yang didapat dari berbagai asesmen atau survei nasional. 13. Tim tracer study adalah tim khusus yang dibentuk oleh Kepala Sekolah dalam pelaksanaan Tracer Study apabila Sekolah tersebut tidak memiliki Pusat Pengembangan Karir Siswa (PPKS) atau Bursa Kerja Khusus (BKK). B, Tujuan Tujuan tracer study adalah untuk mendapatkan informasi mengenai: 1, Mengetahui penyerapan Iulusan SMK; 2. Mengetahui pendapatan lulusan SMK. 3. Mengetahui kompetensi lulusan SMK. C. Sasaran Sasaran pelaksanaan tracer study meliputi: 1. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan sasaran utama adalah lulusan 1 (satu) tahun sebelumnya; 2. Satuan Pendidikan SMK Negeri dan Swasta; 3. Dunia kerja pengguna lulusan SMK. 4. Tracer study diharapkan menjadi program rutin yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan vokasi, khususnya SMK, dan akan dijadikan pangkalan data pendidikan yang diperoleh dari alumni, satuan pendidikan dan dunia kerja. D. Pemanfaatan Hasil 1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi: a. Menyediakan informasi pendukung untuk Rapor Pendidikan; b. Menyediakan informasi pendukung untuk merumuskan kebijakan terkait dengan penyelenggaraan pendidikan vokasi khususnya SMK di tingkat pusat; c. Memberikan informasi sebagai dasar dalam perumusan kebijakan mengenai pengelolaan dan pembinaan pendidikan vokasi khususnya SMK; d. Memberikan informasi mengenai keselarasan bidang keahlian dengan bidang pekerjaan; e. Memberikan informasi ‘tentang _—permasalahan kesenjangan kesempatan kerja dan upaya perbaikan pendidikan vokasi. 2. Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV /BPPMPV) a. Memperoleh informasi pendukung untuk merumuskan kebijakan terkait dengan penyelenggaraan pendidikan vokasi knususnya SMK yang menjadi binaan; b. Memperoleh informasi sebagai dasar dalam perumusan. kebijakan mengenai pengelolaan dan pembinaan pendidikan vokasi knususnya SMK yang menjadi binaan; c. Memperoleh informasi mengenai keselarasan bidang keahlian dengan bidang pekerjaan; d. Memperoleh informasi tentang ~—permasalahan kesenjangan kesempatan kerja dan upaya perbaikan pendidikan vokasi; ©. Memperoleh informasi pendukung sebagai dasar pengembangan program dan penjaminan mutu pendidikan vokasi (SMK) yang menjadi wilayah binaan. Dinas Pendidikan Provinsi: a. Memperoleh informasi pendukung untuk meningkatkan nilai Rapor Pendidikan; b. Memperoleh informasi pendukung untuk merumuskan kebijakan terkait dengan penyelenggaraan pendidikan vokasi khususnya SMK; c. Memperoleh informasi sebagai dasar dalam melakukan pembinaan pendidikan vokasi knususnya SMK; d. Memperoleh informasi mengenai keselarasan bidang keahlian dengan bidang pekerjaan; e. Memperoleh informasi tentang ~—permasalahan kesenjangan kesempatan kerja dan upaya perbaikan pendidikan vokasi. Sekolah Menengah Kejuruan: a. Memperoleh informasi tentang kompetensi yang relevan bagi dunia kerja sebagai dasar pertimbangan dalam perbaikan kurikulum dan sistem pembelajaran; b. Memperoleh data dan informasi tentang peran manajemen antara tenaga kerja dan dunia kerja yang dilakukan oleh satuan pendidikan vokasi, sehingga setiap tahun terjadi peningkatan serapan lulusan bekerja di industri atau berwirausaha; c. Memperoleh informasi tentang tindakan koreksi yang perlu dilakukan olen SMK untuk meningkatkan mutu pendidikan; d. Menyediakan informasi kinerja SMK; e. Meningkatkan jejaring dengan dunia kerja. Dunia kerja a. Memberikan informasi tentang potensi bentuk dukungan yang dapat disediakan oleh dunia kerja dalam proses pembelajaran di SMK; b. Memberikan informasi tentang perlunya keterlibatan dunia kerja dalam pengembangan penyelenggaraan SMK; c. Memberikan informasi bagi dunia kerja untuk menyediakan pelatihan pendukung bagi lulusan pendidikan vokasi yang direkrut menjadi karyawan; d. Memberikan informasi tentang potensi bentuk dukungan yang bisa disediakan oleh dunia kerja dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan —_sehingga meningkatkan kualitas lulusan SMK. E. Unsur Yang Terlibat i 2. gas Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi; Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV); Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BPPMPV); Dinas Pendidikan Provinsi; Sekolah Menengah Kejuruan; Pusat Pengembangan Karir Sekolah (PPKS) atau Bursa Kerja o Khusus (BKK) pada SMK. Penanggung jawab tracer study di SMK adalah kepala sekolah. Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah menugaskan pengelola Pusat Pengembangan Karier Sekolah (PPKS) atau pengelola Bursa Kerja Khusus (BKK). F, Tugas dan Tanggung Jawab 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi a, Merumuskan kebijakan tracer stud: b. Menyediakan platfom pelaksanaan dan pelaporan tracer study secara daring; c. Menyosialisasikan kebijakan tracer study; d. Mengoordinasikan pelaksanaan tracer study dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan BBPPMPV/BPPMPV. e. Menyelenggarakan bimbingan teknis tracer study; f Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tracer study. 2. Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV /BPPMPV): Menyosialisasikan kebijakan tracer study; Mendorong pelaksanaan Tracer Study di SMK; Menyelenggarakan pendampingan teknis tracer study; Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tracer study. Boop 3. Dinas Pendidikan Provinsi: a. Menyosialisasikan dan mengadvokasi kebijakan tracer study; b. Mendorong pelaksanaan Tracer Study di SMK; c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Tracer Study di SMK; d. Mengoordinasikan pelaksanaan tracer study dengan SMK; ¢. Mendorong pengalokasian dana (BOS) atau sumber lain dalam pelaksanaan Tracer Study di SMK. 4. Sekolah Menengah Kejuruan: a, SMK menyosialisasikan program tracer study kepada guru, karyawan, siswa dan komite sekolah; b. Menyosialisasikan program tracer study kepada lulusan dan dunia kerja yangmenjadi mitra; c. Melaksanakan tracer study; d. Mengalokasikan dana BOS atau sumber lain untuk penyelanggaraan kegiatan tracer study. 5. Pusat Pengembangan Karir Sekolah (PPKS) atau Bursa Kerja Khusus (BKK): a. Meningkatkan kapasitas SDM pelaksana tracer study; b. Membantu pelaksanaan tracer study; c. Memvalidasi data hasil tracer study. G. Platform Yang Digunakan 1. Tracer Study di SMK dilaksanakan menggunakan platform sistem informasi tracer study melalui https://tracervokasi.kemdikbud.go.id yang __terintegrasi dengan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK). 10" Platform Tracer Study memuat: a. Instrumen tracer study yang diisi secara daring; b. Analisis data hasil tracer study; c. Laporan hasil tracer study yang disajikan untuk tingkat: 1) Satuan pendidikan (SMK); 2) Provinsi; 3) Nasional; Pengelola data dalam platform sistem informasi tracer study adalah Direktorat_ Jenderal_—‘ Pendidikan —-Vokasi, BBPPMPV/BPPMPV, Dinas Pendidikan Provinsi dan SMK. Pengelola data wajib menjaga kerahasiaan dan validitas data tracer study untuk menjamin akurasi hasil tracer study sehingga dapat digunakan sebagai data pendukung dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan bagi pemerintah pusat (Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi), BBPPMPV/BPPMPV, pemerintah daerah (Dinas Pendidikan Provinsi), dan SMK. -ll- BAB Ill PELAKSANAAN PROGRAM A. Mekanisme Pelaksanaan i 10. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan sosialisasi kepada BBPPMPV/BPPMPV, Dinas Pendidikan Provinsi, dan SMK. BBPPMPV/BPPMPV, Dinas Pendidikan Provinsi melakukan sosialisasi ke SMK. Kepala SMK menugaskan kepada Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tim Tracer Study untuk melaksanakan tracer study. Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tim Tracer Study melakukan koordinasi dan merancang rencana pelaksanaan tracer study. Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tim Tracer Study melakukan penelusuran dan menyosialisasikan tracer study kepada semua lulusan, satuan pendidikan, dan dunia kerja yang menjadi mitra melalui berbagai media baik daring maupun luring, serta meminta kesediaan mereka untuk mengisi instrumen yang tersedia dalam platform secara objektif. Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tim Tracer Study melakukan pendampingan kepada semua lulusan dan dunia kerja yang menjadi mitra tentang cara pengisian instramen untuk masing-masing responden melalui platform tracer study, mencakup: a. Registrasi dan login; b. Pengisian identitas; c. Pengisian instrumen. Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tim Tracer Study menggunakan berbagai upaya dan sumber daya untuk mendorong agar semua lulusan aktif mengisi instrumen tracer study sehingga response rate tinggi, seperti: a. Membentuk tim untuk mendorong _ percepatan pelaksanaan tracer study; b. Sosialisasi yang intensif melalui komunitas lulusan, media sosial, dan media lainnya; c, Pemberian manfaat bagi lulusan yang bersedia mengisi instrumen tracer study. Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tim Tracer Study dapat bertindak menjadi enumerator bagi lulusan yang tidak bersedia mengisi instrumen secara daring dalam aplikasi dengan cara mengunjungi alamat lulusan (jika terjangkau) atau mengundang mereka untuk bertemu di sekolah (jika domisili atau tempat kerja/usaha mereka masih berada tidak jauh dari sekolah). Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tim Tracer Study melakukan pemeriksaan dan validasi data hasil tracer study dan mencetak laporan yang secara otomatis muncul dalam platform setelah semua data masuk. Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tim Tracer Study menyampaikan laporan hasil tracer study kepada Kepala SMK. 120 Tahun @Q —_—___. {si instrumen —— aaa Proses Pendidikan Lulusan B. Waktu Pelaksanaan Pengumpulan data tracer study bagi alumni SMK dilakukan secara panel, yaitu 1 tahun setelah lulus (1 kohort). Pelaksanaan pengumpulan data tracer study selama 2 (dua) bulan dimulai pada tanggal 1 September sampai dengan 31 Oktober 2022 dan, di targetkan pada tanggal 31 Oktober instrumen dari responden sudah terisi dalam platform, sehingga pada bulan November 2022 sudah dapat dilakukan pengolahan data dan hasil pengolahan data dapat digunakan untuk mendukung Rapor Pendidikan. C. Pembiayaan Pembiayaan penyelenggaraan Tracer Study bagi SMK menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK, dan sumber pembiayaan lain seperti dari Pemerintah Daerah, CSR, dan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundangan- undangan. ok BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PELAPORAN HASIL A. Pengolahan Data Platform tracer study menghimpun data yang sangat komprehensif dari lulusan, satuan pendidikan, dan dunia kerja. Data untuk memenuhi kebutuhan Rapor Pendidikan dari sisi lulusan akan diolah secara otomatis, dan hasilnya dapat dilihat secara langsung (real time) dalam platform. Adapun data yang diolah secara otomatis meliputi: 1, Penyerapan Lulusan SMK: Kuliah; Bekerja; Berwirausaha; Kesesuaian bidang kerja; Masa tunggu (sejak luius sampai bekerja/wirausaha); 2, Pendapatan Lulusan SMK: a. Kuliah (bekerja paruh waktu); b. Bekerja; c. Berwirausaha; 9 pogP 3. Kompetensi lulusan SMK: a. Lulusan dengan sertifikat keahlian; b. Perubahan budaya kerja industri bagi siswa; Data lain yang belum diolah secara otomatis pada platform tracer study dapat diolan kemudian sesuai kebutuhan para pemangku kepentingan. B. Pelaporan Hasil Hasil dari tracer study dapat dilihat dalam bentuk infografis melalui laman __https://tracervokasi.kemdikbud.go.id. Hasil tersebut dapat dilihat tingkat nasional, provinsi, dan satuan pendidikan. Laporan hasil tracer study memuat informasi: Status kebekerjaan lulusan. Data lulusan yang melanjutkan pendidikan. Tingkat keselarasan studi dengan bidang pekerjaan. Waktu tunggu lulusan mendapatkan pekerjaan/berwirausaha. Lulusan yang bekerja dalam rentang satu tahun. Lulusan dengan sertifikat keahlian; Perubahan budaya kerja industri bagi siswa; aoe ae -14- BAB V PENGENDALIAN MUTU DAN INDIKATOR KEBERHASILAN . Pengendalian Mutu Pengendalian mutu Tracer Study bagi SMK dilakukan melalui upaya sebagai berikut: 1. Tim pada Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tracer Study diberi bimbingan teknis terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas. 2. Pusat Pengembangan Karir Siswa/Bursa Kerja Khusus/Tracer Study menyediakan petugas khusus sebagai pembimbing responden dalam pengisian instrumen secara daring (self: enumeration) agar responden mengisi instrumen sesuai keadaan sebenarnya, sehingga data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan. 3, Responden lulusan mengisi instrumen pada platform tracer study langsung secara daring (self-enumeration) menggunakan akun unik. 4. Pengolahan, analisis data, dan laporan hasil tracer study dirancang secara terintegrasi dalam platform tracer study, untuk menjamin objektifitas data dan informasi yang dihasilkan. . Indikator Keberhasilan 1. Pada tahun 2025 diharapkan seluruh SMK_ sudah berpartisipasi dalam melaksanakan tracer study; 2. Pada tahun pertama (tahun 2022) minimal partisipasi sebesar 50% dari jumlah populasi SMK di tiap provinsi. 3. Pada tahun 2022 lulusan SMK yang mengisi instrumen tracer study (response rate) mencapai lebih dari 30% dari jumlah lulusan SMK yang menjadi target di tahun 2022 secara nasional. . Pemantauan dan Evaluasi 1. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh: a, Pihak internal, yaitu adalah SMK yang melaksanakan tracer study. b. Pihak eksternal, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, BBPPMPV/BPPMPV, dan Dinas Pendidikan Provinsi. 2. Aspek monitoring dan evaluasi mencakup: a, Kesiapan dan kesigapan tim pelaksana tracer study. b. Proses penginputan data oleh lulusan SMK secara daring (selfenumeration). c. Tingkat pengisian tracer study oleh lulusan SMK (response rate). d. Proses validasi data selama pengumpulan data. e. Dukungan sekolah terhadap pelaksanan tracer study. 3. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara daring maupun luring. -15- BAB VI PENUTUP Program Tracer Study bagi SMK diharapkan dapat menghasilkan informasi yang akurat tentang kondisi pembelajaran dan lulusan SMK dan relevansinya dengan dunia kerja. Untuk itu peran aktif pihak terkait sangat dibutuhkan dalam menyukseskan program Tracer Study bagi SMK. Pedoman pelaksanaan ini diharapkan dapat menjadi acuan supaya program Tracer Study bagi SMK dapat dilaksanakan secara tertib dan tepat sasaran sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan. DIREKTUR JENDERAL, TTD. KIKI YULIATI Salinan sesuai dengan aslinya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 989031001

Anda mungkin juga menyukai