Perkebunan Nusantara
SURAT PERJANJIAN
SEWA 5 (LIMA) UNIT ALAT MEKANISASI PANEN DI
KEBUN SEI MERANTI
PT PERKEBUNAN NUSANTARA-III (PERSERO)
DENGAN
CV DUTA AYU NUGRAHA
NOMOR : BOTI/SPJ/ 27 /2023
TANGGAL :10 APRIL 2023
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA-III (PERSERO)
SEI BATANG HARI NO. 2 — PO BOX 91
MEDANSURAT PERJANJIAN
TENTANG
Pekerjaan Sewa 5 (Lima) unit Alat Mekanisasi Panen di Kebun Sei Meranti (KSMTI)
PT_PERKEBUNAN NUSANTARA Ill (PERSERO}
Nomor : BOTI/ SPJ / 27 / 2023
‘Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Medan, pada tanggal Sepuluh bulan April, tahun
Dua ribu dua puluh tiga (10-04-2023) oleh Para Pihak yang tersebut di bawah
4. PT PERKEBUNAN NUSANTARA III suatu perseroan terbatas yang didirikan
(PERSERO) menurut dan berdasarkan hukum Negara
Republik Indonesia, berkedudukan di JI. Sei
Batang Hari No. 2 Medan, 20122 Kotak Pos 91,
dalam hal ini divakiii oleh Darmansyah
Siregar bertindak dalam —_kedudukannya
sebagai Senior Executive Vice President
Operation | Sesuai Surat Keputusan Direksi
PT Perkebunan Nusantara Ill (Persero) Nomor
DPPS/SKPTS/R/126/2021 tanggal 02
Agustus 2021, tentang Pengangkatan Senior
Executive Vice President (SEVP) Operation |
dan sesuai Peraturan Direksi_Nomor
DIR/PER/08/2020 tanggal 21 juli 2020, tentang
Pedoman —Pelaksanaan —_-Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia di Lingkungan
Perkebunan Nusantara Group dari dan oleh
karena itu bertindak untuk dan atas nama PT
Perkebunan Nusantara Ill (Persero),
Selanjutnya disebut | sebagai PIHAK
PERTAMA.
2, CV DUTA AYU NUGRAHA Bertempat kedudukan di JI. Bajak Il Komplek
Villa Gading Mas Raya Blok D No.8 Harjosari
Ml Medan Amplas dalam hal ini diwakili oleh,
Chandra Wijaya, SH bertindak dalam
kedudukannya sebagai, Direktur Sesuai Akta
Notaris Nomor : 14 tanggal 17 Juni 2020
dengan demikian sah mewakili CV Duta Ayu
Nugraha, dari dan oleh karena itu bertindak
untuk dan atas nama GV Duta Ayu Nugraha
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut sebagai PIHAK dan secara
bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK
PARA PIHAK dalam kedudukannya masing-masing sebagaimana tersebut diatas terlebih dahulu
menerangkan hal-hal sebagai berikut
a, Bahwa PIHAK PERTAMA sebagai pemberi pekerjaan telah menyelenggarakan Tender Terbatas
Penyedia Barang/Jasa sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan PT. Perkebunan Nusantara
Ill (Persero) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direksi PT. Perkebunan Nusantara Ill
(Persero) Nomor : DIR/PERJO8/2020 tanggal 21 Juli 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia di Lingkungan Perkebunan Nusantara Group.
Prat PIMAK KEDUA: J Paraf PIHAK PERTAMA: Halaman 1 dari 18,b. Bahwa PIHAK KEDUA adalah salah satu peserta dan keluar sebagai pemenang dalam proses
Tender Terbatas yang diselenggarakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa PT Perkebunan
Nusantara III (Persero);
¢. Bahwa PIHAK KEDUA menyatakan setuju mengikatkan diri dan menyanggupi untuk menerima
dan melaksanakan pekerjaan dari PIHAK PERTAMA sampai dengan selesai dan sesuai syarat
dan ketentuan yang ditetapkan dalam Perjanjian ini dan dokumen pendukungnya yang
merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini;
d. Bahwa sebagai dasar pemberian pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud dalam
Perjanjian ini adalah sebagai berikut
1. Surat Penawaran Penyedia 016. 1/CV.DAN/PEN/NGIII1/2023 Tanggal 28 Maret 2023
2. Berita Acara Negosiasi BA-NEGO/NO03/2023/1057.01 Tanggal 05 April 2023,
3. Surat Penetapan Pemenang PP/NO03/2023/1057.01 ‘Tanggal 06 April 2023
4, Surat Pengumuman Pemenang PPM/ NO03/2023/1057.01 Tanggal 06 April 2023
5. Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa : SPPBJ/ NO03/2023/1550 Tanggal 10 April 2023
PARA PIHAK selanjutnya setuju dan sepakat untuk saling mengikatkan diri dalam satu Perjanjian
Pekerjaan Sewa § (Lima) unit Alat Mekanisasi Panen di Kebun Sei Meranti (KSMTI) PT
Perkebunan Nusantara Ill (Persero) selanjutnya disebut sebagai ‘Perjanjian’ dengan syaratsyarat
dan ketentuan sebagai berikut
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1.1, Perjanjian ini dilengkapi dengan sejumlah dokumen pendukung sebagai dasar pemberian dan
pelaksanaan pekerjaan yang merupakan satu ketentuan yang tidak terpisahkan dan masing —
masing dokumen mengikat PARA PIHAK;
1.2, Apabila terdapat perbedaan penulisan atau penyebutan angka maupun huruf antara yang
tercantum/ tertulis dalam Perjanjian dengan yang ada di dalam dokumen-dokumen pendukung
tersebut, maka Urutan Dokumen dari atas ke bawah yang digunakan untuk menjelaskan
permasalahan — permasalahan yang berkaitan dengan Surat Perjanjian adalah sebagai berikut,
1.
4 Surat Perjanjian ini :
.2 Lampiran Perjanjian ini berupa
‘a. Lampiran! —: Jaminan Pelaksanaan
b. Lampiran Il: Spesifikasi Teknis Pekerjaan
1.2.3 Dokumen Pengadaan;
1.2.4 Berita Acara;
1.2.5 Notulen Rapat;
1.2.6 Koresponden PARA PIHAK;
1.3. Seluruh ungkapan-ungkapan atau istilah dalam Perjanjian ini mempunyai arti dan makna yang
sama dengan ungkapan atau istilah yang dipergunakan dalam dokumen-dokumen pendukung;
1.4. Rujukan pada setiap pihak pada Perjanjian ini mencakup setiap penggantinya atau kuasa
lainnya yang disetujui;
1.5. Judul pada setiap Pasal Perjanjian dipakai hanya untuk memudahkan membaca Perjanjian,
karenanya judul tersebut tidak memberikan penafsiran apapun atas isi Perjanjian.
Poraf PIHAK KEDUA: Prat PIHAK PERTAMA: Halaman 2 dar 18PASAL 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Jenis Pekerjaan
PIHAK PERTAMA dengan ini menyerahkan pekerjaan borongan kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA menyatakan setuju dan menyanggupi untuk melaksanakan pekerjaan borongan
tersebut sampai dengan selesai dan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan
dalam Perjanjian ini yaitu:
Pekerjaan Sewa 5 (Lima) unit Alat Mekanisasi Panen di Kebun Sei Meranti (KSMTI) /
PT Perkebunan Nusantara Il (Persero)
selanjutnya disebut sebagai “Pekerjaan”
PASAL3
HARGA
3.1. Perjanjian ini didasarkan pada harga satuan sewa atas Alat Mekanisasi Panen sebesar Rp.
§2.961.000,- (Lima puluh dua Juta sembilan ratus enam puluh satu ribu rupiah) per Bulan,
tidak termasuk PPN 11 % atau dengan perkiraan harga seluruh pekerjaan borongan dalam
Perjanjian ini sebesar Rp. 3.585.989.310,- (Tiga ja ratus delapan puluh lima juta
sembilan ratus delapan puluh sembilan ribu tiga ratus sepuluh rupiah) sudah termasuk di
dalamnya PPN sebesar 11 % (sebelas perseratus) dengan perincian sebagai berikut
J
Junniah Jumih Toul
aes reese Witayan | Unie Biya |Jamkerja] Baya Sewa
Kepa | Ky | RpBuan | (Buln (Rp)
T 2 ales 7 = Ba oat
Alt Mekansasi Pancn (Grabben KSMni | 32.961.000 12 | 3.177,660.000,00
2 |Mobitisast 5 | 52:961.000 1| | 52:961.000,00
am 7 3230,621,000,00
PPN 11% 355.368,310.00
Total 3.585.989.310,00
3.2. Harga setiap satuan pekerjaan borongan yang telah disepakati para pihak adalah sebagaimana
tersebut pada Pasal 3.1. di atas dan terhadap harga tersebut tidak akan berubah walaupun
terjadi kenaikan harga dan dalam hal terjadi hal yang demikian, maka kenaikan harga apapun
akan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA, kecuali adanya peraturan Pemerintah yang
secara langsung mempengaruhi harga pekerjaan secara materil sehingga terjadi perubahan
melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang telah disepakati maka PIHAK KEDUA dapat
mengajukan permohonan penyesuaian harga satuan kepada PIHAK PERTAMA. Penyesuain
harga satuan berlaku efektif permohonan penyesuaian harga disetujui secara tertulis oleh
PIHAK PERTAMA;
PASAL 4
CARA PEMBAYARAN
4.1. PIHAK PERTAMA akan membayar kepada PIHAK KEDUA harga sebagaimana disebut pada
Pasal 3.1 Perjanjian ini secara sekaligus 100% (Seratus perseratus) setelah PIHAK KEDUA
menyelesaikan Pekerjaan 100% (Seratus perseratus) atau Pembayaran akan dilakukan s
bulan berdasarkan realisasi Pekerjaan setiap bulan.
Paraf PIMAK KEDUA’ Paraf PIHAK PERTAMA: Halaman 3 dari 184.2. Pembayaran akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA untuk setiap tahap
pembayaran, apabila PIHAK KEDUA telah menyerahkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan
oleh PIHAK PERTAMA yang dari waktu ke waktu akan diberitahukan oleh PIHAK PERTAMA
atau setidak-tidaknya PIHAK KEDUA wajib melengkapi dokumen penagihan sebagai berikut
4.2.1 Asli AU 79 yang ditandatangani oleh Penanggungjawab Pekerjaan;
42.2 Asli Surat Permohonan Penagihan;
4.2.3. Asli Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BAST-I);
4.2.4 Asli Laporan Pemeriksaan Fisik Pekerjaan (LP- KFP);
425 Asli Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Fisik Pekerjaan (BA-PKFK)
4.26 — Copy Elektronik Nomor Seri Faktur Pajak
4.2.7 _ E-Faktur pajak;
4.2.8 Copy Surat Keterangan Terdaftar Pajak
4.2.9 — Copy Surat Pengusaha Kena Pajak
4.2.10 Copy Jumal Checklist Kepatuhan PIHAK KEDUA
4.2.11. Foto copy Surat Perjanjian;
4.3. Setiap pembayaran akan dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan cara
TRANSFER BANK atas nama CV Duta Ayu Nugraha Nomor Account, 003619625720 PT.
Bank Danamon Indonesia Tbk Kantor Cabang Diponegoro Medan.
4.4, Setiap Permohonan Pembayaran PIHAK KEDUA ditujukan kepada PIHAK PERTAMA melalui
Manager Kebun Sei Meranti untuk kemudian memproses Pembayaran tersebut sesuai
dengan ketentuan dan tata cara yang berlaku di PIHAK PERTAMA.
4.5. Permintaan pembayaran yang menyimpang dari ketentuan Pasal 4.3 Perjanjian ini, hanya
dibenarkan setelah PIHAK KEDUA memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta oleh
PIHAK PERTAMA termasuk tetapi tidak terbatas pada Referensi Bank, Persetujuan Rapat
Pemegang Saham atau Rapat Perseroan, Surat Permohonan dan Pernyataan Direksi, sesuai
dengan kebutuhan PIHAK PERTAMA. Ketentuan ini tidak menghilangkan hak PIHAK
PERTAMA menolak untuk sementara melakukan pembayaran apabila rekening yang diajukan
bukan merupakan rekening atas nama PIHAK KEDUA dan/atau Nomor Rekening perubahan
tersebut tidak tercantum dalam data Perusahaan PIHAK KEDUA melalui aplikasi /ntegrated
Procurement System (IPS). Apabila terjadi hal yang demikian, maka PIHAK PERTAMA hanya
akan melakukan pembayaran setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan permasalahan rekening
tersebut dan memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh PIHAK PERTAMA.
4.6. Segala sesuatu yang terjadi akibat penyimpangan pembayaran sebagaimana tersebut dalam
Pasal 4.3 Perjanjian ini adalah tanggung jawab PIHAK KEDUA sendiri, Dengan demikian
PIHAK KEDUA menyatakan membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan hukum dari
pinak ketiga terkait dengan pembayaran tersebut,
4.7. PIHAK PERTAMA akan membayar harga Pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA
dengan terlebih dahulu memperhitungkan dan memotong secara langsung denda/sanksi/ganti
rugi dari PIHAK KEDUA jika ada.
rebar owarrnax arama‘ Vetaon 485.1.
5.2.
5.3,
54.
PASAL 5
TEMPAT DAN JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
Tanggal Efektif Mulai Pekerjaan.
PIHAK KEDUA wajib memulai pelaksanaan pekerjaan pada tanggal 10 April 2023.
‘Tempat Penyerahan Pekerjaan dilaksanakan di Kebun Sei Meranti.
Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan
5.3.1. Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perjanjian ini wajib telah
dilaksanakan seluruhnya oleh PIHAK KEDUA dalam waktu selambat-lambatnya 12
{Dua belas) bulan kalender terhitung sejak 10 April 2023 sampai dengan 10 Apri
2024,
5.3.2, Jika Pekerjaan tidak selesai sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud Pasal
5.3.1 di atas yang bukan akibat Keadaan Kahar atau karena kesalahan atau kelalaian
PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sesuai dengan Pasal
9.4 Perjanjian ini
Syarat Penyerahan,
Penyerahan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perjanjian ini terdiri dari 2 (dua)
tahap yaitu
5.4.1. Serah Terima Pekerjaan Tahap Pertama dilaksanakan apabila PIHAK KEDUA telah
melaksanakan seluruh Pekerjaan dengan baik serta layak untuk digunakan oleh PIHAK
PERTAMA dengan ketentuan sebagai berikut:
5.4.1.1. Selambat-lambatnya 1 (Satu) hari sebelum berakhirnya jangka waktu
penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5.3.1
Perjanjian ini PIHAK KEDUA mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA untuk penyerahan pekerjaan.
5.4.1.2. PIHAK PERTAMA melalui Penanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan
sebagaimana diatur dalam Pasal 14.1.2 melakukan penilaian/pemeriksaan
terhadap hasil Pekerjaan yang telah diselesaian oleh PIHAK KEDUA.
5.4.1.3, Setah Terima Pekerjaan Tahap Pertama sah dan mengikat setelah
dicantumkan dalam BAST-1 dengan melampirkan:
a. Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Fisik Pekerjaan (BA-PKFK) dan
Laporan Pemeriksaan Fisik Pekerjaan (LP-KFP),
b. Foto visual kemajuan pekerjaan (sekurang-kurangnya pada tahap 0%,
50% dan 100%).
c. Manual operasional penggunaan bangunan (jika ada)
d. Sertifikat-sertifikat/garansi/berita acara hasil uji coba yang dipersyaratkan
dalam Perjanjian dan dokumen pendukungnya.
5.4.1.4. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil Pekerjaan,
maka PIHAK KEDUA wajib memperbaiki/menyelesaikannya sebagaimana
yang disyaratkan dalam Perjanijian.
Paral PIHAK KEDUA: f Paraf PIAK PERTAMA: q Halaman 5 dari 18PASAL6
SYARAT DAN SPESIFIKASI TEKNIS
6.1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 di atas,
Wajid mengikuti seluruh ketentuan dan persyaratan tentang spesifikasi pekerjaan baik teknis
pelaksanaan maupun bahan baku yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis yang terdapat
dalam Dokumen Pengadaan yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan
Perjanjian ini
6.2. Penggunaan setiap dokumen pendukung Perjanjian atau dokumen lainnya yang berhubungan
dengan Perjanjian ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada spesifikasi teknik, contoh-contoh serta
informasi lainnya oleh PIHAK KEDUA kepada pihak lain harus dengan izin tertulis dari PIHAK
PERTAMA ;
6.3. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan merubah spesifikasi Pekerjaan tanpa sepengetahuan dan
izin tertulis dari PIHAK PERTAMA.
6.4. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Pekerjaan wajib menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM)
Non Subsidi sesuai ketentuan yang diatur Pemerintah Republik Indonesia.
PASAL7
PERSYARATAN SISTIM MANAJEMEN PERUSAHAAN
PIHAK KEDUA wajib mematuhi peraturan perundangan — undangan dan perizinan yang berhubungan
dengan pekerjaan — pekerjaan tersebut, termasuk tetapi tidak terbatas pada;
7.1. Peraturan perundang-undangan di bidang Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksudkandalam
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagaimana diubah dengan UU Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja termasuk namun tidak terbatas pada Peraturan Pemerintah
Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjtan Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan
Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja dan seluruh peraturan pelaksananya,
pemenuhan kewajiban upah dan hak-hak buruh/ pekerja yang dipekerjakan setidak-tidaknya
‘sesuai dengan Upah Minimum Provinsi (UMP); melaksanakan pembayaran kompensasi kepada
tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA setelah Perjanjian kerja berakhir, tidak
mempekerjakan anak dibawah umur, pekerja paksa, dan pekerja dari perdagangan manusia;
tidak mempekerjakan ibu hamil dan ibu yang sedang menyusui untuk Pekerjaan yang
mengandung Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3); memenuhi ketentuan Kesehatan dan
keselamatan kerja; bertanggungjawab terhadap kecelakaan kerja yang menimpa pekerjanya atau
pihak lain di lokasi Pekerjaan; dan membayar asuransi tenaga kerja sesuai ketentuan Undang-
Undang No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta seluruh
peraturan pelaksananya; melakukan pemenuhan komitmen terkait Aturan Sistem Manajemen
Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016 dan Hasil Uji Kelayakan.
7.2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia beserta peraturan
pelaksananya,
7.3. Menyerahkan bukti pendaftaran tenaga kerja dalam BPJS Ketenagakerjaan dan bukti
pembayaran premi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sekaligus untuk jangka waktu selama
penyelesaian Pekerjaan sebagaimana diatur pada Pasal 5.3 Perjanjian ini kepada PIHAK
PERTAMA sebanyak 4 (empat) rangkap pada saat Perjanjian ditandatangani
7.4, Menyerahkan setiap bulan bukti pembayaran premi kepesertaan BPJS Kesehatan selama jangka
waktu penyelesaian Pekerjaan sebagaimana diatur pada Pasal §.3 Perjanjian ini
ParatPIHAK KEDUA Paraf PIHAK PERTAMA: Halaman 6 dai 187.8. PIHAK KEDUA wajib untuk mematuhi dan memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
persyaratan-persyaratan lingkungan yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA, termasuk tetapi
tidak terbatas pada
Memahami kebijakan lingkungan PIHAK PERTAMA;
Dilarang merokok pada lokasi larangan merokok;
Dilarang membuang sampah sembarangan;
Pekerja harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai kondisi lapangan ;
Menghindari pencemaran air dan tanah ;
Harus mendapat ijin dari pimpinan setempat jika menggunakan fasilitas perusahaan ;
Memelihara dan mengawasi penggunaan alat dan bahan sumber pencemaran yang
berpotensial abnormal dan darurat
Memberitahukan kepada pimpinan setempat jika bekerja pada hari libur ;
Pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus harus dapat dibuktikan dengan
sertifikat yang terkait dengan jenis pekerjaannya.
7.6. Memenuhi peraturan perizinan terkait dengan sumber material/bahan baku yang digunakan.
= areaoce
PASAL8
JAMINAN PELAKSANAAN
8.1. Guna memberikan jaminan kepastian bahwa PIHAK KEDUA akan melaksanakan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya, maka PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA
jaminan pelaksanaan pekerjaan (performance bond) dalam bentuk Bank Garansi dari salah satu
bank yang ditentukan oleh Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia atau bentuk
asuransi (surety bond) dari salah satu Perusahaan Asuransi/Penjaminan yang berada dibawah
pengawasan Ctoritas Jasa Keuangan (OJK) (selanjutnya disebut Jaminan Pelaksanaan) yang
nilainya sekurang-kurangnya sebesar 5 % (lima perseratus) dari harga sebagaimana tercantum
dalam Pasal 3.1. atau sebesar Rp. 179.299.465.- (Seratus tujuh puluh sembilan juta dua ratus
sembilan puluh sembilan ribu empat ratus enam puluh lima rupiah).
8.2. Jangka waktu berlakunya Jaminan Pelaksanaan yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA pada
PIHAK PERTAMA sama dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tersebut
pada Pasal 5.3.1. Perjanjian ini ditambah 30 (tiga puluh) hari atau jangka waktu Jaminan
Pelaksanaan sejak tanggal 10 April 2023 sampai dengan 10 Mei 2024.
8.3. Jaminan Peleksanaan wajib diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
selambat-lambatnya pada saat tanggal Perjanjian ini ditandatangani dan akan dikembalikan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah PIHAK KEDUA melaksanakan seluruh
pekerjaan yang dibuktikan dengan diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama
84. Apabila jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana disebutkan dalam Pasal
'5.3.1.berakhir tetapi PIHAK KEDUA belum menyelesaikan seluruh kewajibannya, maka PIHAK
KEDUA atas biayanya sendiri wajib memperpanjang jangka waktu Jaminan Pelaksanaan
sedikit-dikitnya selama berlakunya jangka waktu denda sebagaimana disebutkan dalam Pasal
9.1.2 Perjanjian ini, Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajibannya tersebut, dan
berakibat Jaminan Pelaksanaan tidak dapat dicairkan oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
PERTAMA berhak untuk memotong pembayaran PIHAK KEDUA sebesar nilai Jaminan
Pelaksanaan yang tidak dapat dicairkan.
8.5. Jaminan Pelaksanaan akan dicairkan oleh PIHAK PERTAMA dan hasilnya seluruhnya menjadi
milik PIHAK PERTAMA apabila terjadi peristiwa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 Perjanjian in
erat PIHAK KEDUA’ Prof PIHAK PERTAMA: 4 Halaman 7 dar 1894
PASAL9
DENDA/SANKSI
Denda Keterlambatan
9.1.1. Apabila penyerahan pekerjaan baik untuk sebagian atau seluruhnya tidak dilakukan
tepat pada waktu yang telah ditentukan pada Pasal 5.3.1. Perjanjian ini, maka PIHAK
KEDUA wajib membayar denda kepada PIHAK PERTAMA sebesar 0.1 % (nol koma
satu perseratus) dari harga sebagaimana diatur dalam Pasal 3.1. untuk setiap hari
keterlambatan.
9.1.2. Maksimum denda yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah
untuk jangka waktu paling lama 50 (lima puluh) hari kalender sejak berakhimya
jangka waktu pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.3.1
Perjanjiar
9.1.3. Apabila dalam batas waktu tersebut pada Pasal 9.1.2. telah terlampaui namun PIHAK
KEDUA belum juga menyelesaikan Pekerjaan sebagaimana diatur dalam Pasal 2
Perjanjian ini maka PIHAK KEDUA memberikan hak dan kekuasaan kepada PIHAK
PERTAMA untuk memutuskan secara sepihak Perjanjian ini dan berhak mengalinkan
sisa pekerjaan kepada pihak lain.
9.1.4. PIHAK PERTAMA dapat tidak memutuskan Perjanjian sesuai ketentuan Pasal 9.1.3.
9.
diatas dengan ketentuan kepada PIHAK KEDUA wajib membayar ganti rugi sebesar
Rp. 3.230.621,- (Tiga juta Dua ratus tiga puluh ribu enam ratus dua puluh satu
rupiah) setiap hari sampai PIHAK KEDUA menyerahkan seluruh Pekerjaan. Pasal ini
berlaku setelah PIHAK PERTAMA memberikan pemberitahuan secara tertulis terlebih
dahulu kepada PIHAK KEDUA.
5. Seluruh biaya, ongkos-ongkos atau pengeluaran lainnya yang diperiukan PIHAK
KEDUA untuk menyelesaikan Pekerjaan dalam masa keterlambatan sebagaimana
diatur pada Pasal 9.1.1. sampai dengan Pasal 9.1.4. di atas seluruhnya menjadi
tanggungjawab PIHAK KEDUA sendi
9.2. PIHAK KEDUA dikenakan sanksi untuk membayar ganti rugi dalam hal terjadi keadaan sebagai
berikut :
9.2.1 Apabila akibat kesalahan atau kelalaian PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Pekerjaan
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada alat-alat produksi atau properti lainnya milk
PIHAK PERTAMA atau mengakibatkan terganggunya atau terhalanginya PIHAK
PERTAMA melakukan pekerjaan, atau berkurangnya manfaat/keuntungan yang
seharusnya diperoleh PIHAK PERTAMA seandainya PIHAK KEDUA tidak Ialai dalam
melaksanakan kewajibannya;
9.2.2 Besarya ganti rugi secara wajar akan ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dengan
memperhatikan kerugian nyata yang benar-benar dialami oleh PIHAK PERTAMA
termasuk tetapi tidak terbatas pada penggantian alat-alat yang rusak, penggantian alat-
alat yang tidak dapat berfungsi sama sekali, upah-upah perbaikan sampai alat tersebut
berfungsi sebagaimana mestinya, kerugian pihak ketiga apabila ada dan apabila
dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA Kompensasi dapat dikenakan atas keuntungan
yang seharusnya didapatkan oleh PIHAK PERTAMA jika seandainya PIHAK KEDUA
tidak melakukan kelalaian;
9.2.3 PIHAK KEDUA wajib membayar ganti rugi tersebut selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari setelah pengajuan pembayaran ganti rugi dilakukan oleh PIHAK PERTAMA;
Paraf PIHAK KEDUA’ f Paraf PIHAK PERTAMA: 4 Halaman 8 dar 189.3. PIHAK PERTAMA akan membayar harga Pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA
dengan terlebih dahulu memperhitungkan dan memotong secara langsung denda/sanksi PIHAK
KEDUA jika ada.
9.4. Segala denda/sanksi atas keterlambatan Penyetoran/Pembayaran PPN ke Bank Persepsi akan
dibebankan kepada PIHAK KEDUA apabila disebabkan karena PIHAK KEDUA terlambat
melakukan serah terima barang/jasa dar/atau penyerahan Faktur Pajak atau Faktur Pajak tidak
sesuai ketentuan yang berlaku
PASAL 10
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Selama berlangsungnya Perjanjian ini PARA PIHAK wajib melaksanakan perbuatan-perbuatan
tersebut di bawah ini :
10.1. Selain hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA yang diatur dalam pasal-pasal lainnya, hak-hak
yang dimiliki serta kewajiban-kewajibar yang harus dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA dalam
melaksanakan Perjanjian ini, meliputi
a, Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
. Mengambil alin sebagian atau seluruh Pekerjaan apabila berdasarkan penilaian PIHAK
PERTAMA, PIHAK KEDUA telah lalai melaksanakan Pekerjaan sebagaimana ditentukan
dalam Perjanjian meskipun telah diingatkan secara wajar,
d. Membayar Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan biaya yang tercantum dalam
Perjanjian; dan
e. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Perjanjian.
10.2. Selain hak dan kewajiban PIHAK KEDUA yang diatur dalam pasal-pasal lainnya, hak-hak yang
dimilikiserta_kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan olen PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan Perjanjian ini, meliputi
a. Menerima pembayaran atas pe’aksanaan Pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam Perjanjian, sepanjang PIHAK KEDUA telah melaksanakan Pekerjaan
sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian ini;
b. PIHAK KEDUA wajib dan bertenggungjawab melaksanakan seluruh pekerjaan yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA dengan dikerjakan oleh tenaga yang memiliki keahlian,
pengetahuan dan berpengalaman yang cukup. PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan
menyerahkan Pekerjaan baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa
sepengatahuan dan izin tertulis PIHAK PERTAMA.
cc. PIHAK KEDUA wajib menjamin bahwa hasil Pekerjaan yang diserahkan kepada Pemberi
Kerja dibuat dari bahan-bahan/brang-barang yang 100% (seratus perseratus) baru dan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam Perjanjian
ini, oleh karenanya PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian dan/atau
kerusakan yang disebabkan adavya cacat tersembunyi ataupun kekurang sempurnaan
dalam proses pembuatannya.
d. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari
Paral PIHAK KEDUA. b Paraf PIHAK PERTAMA: 1 Halaman 9 dari 18lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan Pekerjaan;
@, Melaporkan pelaksanaan Pekerjaan secara periodik kepada PIHAK PERTAM,
f, Melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan Jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian;
g. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
Pekerjaan yang dilakukan PIHAK PERTAMA;
h. PIHAK KEDUA wajib dan bertanggungjawab membayer ganti rugi yang diderita oleh
PIHAK PERTAMA, apabila kerugian PIHAK PERTAMA tersebut akibat kelalaian atau
kesalahan PIHAK KEDUA selama melaksanaan pekerjaan, termasuk pemeliharaan, yang
diserahkan kepadanya;
i. Mengambil langkah-langkah cukup yang memadai untuk melindungi lingkungan tempat
kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya
akibat kegiatan PIHAK KEDUA;
PASAL 11
PEMUTUSAN PERJANJIAN DAN TERMINASI DINI
14.1. PARA PIHAK setuju untuk menyampingkan Pasal 1266 KUH Perdata dan karenanya PIHAK
PERTAMA dapat memutuskan secara sepihak Perjanjian ini sebelum jangka waktunya berakhir
dan tanpa melalui putusan pengadilan dalam hal PIHAK KEDUA melakukan perbuatan-
perbuatan tersebut dibawah ini
11.1.1, PIHAK KEDUA melanggar atau tidak memenuhi satu atau beberapa Pasal dari
Surat Perjanjian ini dan PIHAK PERTAMA atau Penanggungjawab yang ditunjuk
PIHAK PERTAMA pada Pasal 14 Perjanjian ini telah melakukan teguran kepada
PIHAK KEDUA dalam bentuk tertulis, dan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejak dikeluarkannya Surat Teguran, PIHAK KEDUA tetap juga tidak
melaksanakan Pekerjaan dan menanggapi teguran, maka PIHAK PERTAMA
akan membuat Surat Peringatan maksimal sebanyak 2 (dua) kali dan
masingmasing Surat Peringatan tersebut dikeluarkan dalam jangka waktu 7 (tujuh)
hari kalender, tetapi PIMAK KEDUA tetap melakukan pelanggaran atau tidak
memenuhi kewalibannya berdasarkan Perjanjian ini,
11.1.2, PIHAK KEDUA tidak memulai pelaksanaan Pekerjaan dalam waktu
selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal yang ditetapkan pada
Pasal 5.3.1. Perjanjian ini;
11.1.3, PIHAK KEDUA mengundurkan diri dan menyatakan tidak sanggup menyelesaikan
pekerjaan yang diberikan kepadanya ;
14.1.4. Apabila PIHAK KEDUA menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA tidak mampu untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut;
14.1.5. PIHAK KEDUA dinyatakan pailit berdasarkan putusan hakim yang berkekuatan hukum
tetap ;
peeieeeroa ty. Paraiso Hel IMU44.2. Setelah pemutusan Perjanjian secara sepihak, PIHAK PERTAMA akan membayar secara
proporsional terhadap hasil pekerjaan yang telah dikerjakan oleh PIHAK KEDUA dengan
perhitungan sebagai berikut:
44.2.1 Untuk material on site berupa barang pabrikan diperhitungkan sebesar 80% (delapan
puluh perseratus) dari harga penawaran
11.2.2 Untuk material on site berupa hasil alam diperhitungkan sebeser 20% (dua puluh
serseratus) dari harga penawaran.
11.3. Pembayaran hasil pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 11.2. Perjanjian ini akan
dilaksanakan dengan terlebin dahulu memotong secara langsung kewajiban-kewajiban PIHAK
KEDUA seperti denda atau ganti rugi tka ada.
11.4, Apabila terjadi pemutusan Perjanjian secara sepihak, PIHAK PERTAMA berhak untuk mengalihkan
Pekerjaan dengan menunjuk pihak lain untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum diselesaikan
oleh PIHAK KEDUA.
11.5. Pemutusan/pengakhiran perjanjian sebelum jangka waktu Perjanjian berakhir (terminasi dini) dapat
pula dilakukan apabila terjadi keadaan kahar (force majeure) yang mengakibatkan pelaksanaan
pekerjaan tidak dapat dilakukan dalam waktu selama 4 (empat) minggu berturutturut sejak
tetjadinya keadaan kahar (force majeure) tersebut.
11.6. Apabila pemutusan secara sepihak terhadap Perjanjian ini akibat dari kejadian sebagaimana diatur
pada Pasal 11.1. di atas , maka:
14.6.1 PIHAK PERTAMA berhak untuk mencairkan dan memi
PIHAK KEDUA,
11.6.2 PIHAK KEDUA tidak tidak diperkenankan untuk mengikuti pengadaan barang dan/atau
Jasa_pada PIHAK PERTAMA untuk jangka waktu sampai dengan 2 (dua) tahun atau
‘sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut dari PIHAK PERTAMA;
PASAL 12
GANTI RUG! AKIBAT PEMUTUSAN KONTRAK DAN TERMINASI DINI
i Jaminan Pelaksanaan milik
12.1, Dalam hal terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak disebabkan alasan-alasan sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 11.1 tersebut diatas dan PIHAK PERTAMA mengalami kerugian
karena hal itu, maka kepada PIHAK KEDUA dikenakan kewajiban untuk membayar ganti
kerugian kepada PIHAK PERTAMA.
12.2. Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.1 adalah kerugian yang nyata dialami
oleh PIHAK PERTAMA sebagai akibat langsung dari perbuatan-perbuatan PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11.1 dan apabila ada termasuk didalamnya kerugian
berupa keuntungan yang semestinya didapatkan olen PIHAK PERTAMA seandainya PIHAK
KEDUA tidak melakukan perbuatan-perbuatan tersebut.
12.3. Kewaliban ganti rugi akibat tidak diberlakukan terhadap pemutusan Kontrak atau terminasi dini
arena terjadinya keadaan kahar (force majeure) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.5
Perjanjian ini
PASAL 13
PENGENAAN PAJAK DAN IURAN
13.1. PPN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ditanggung oleh PIHAK
PERTAMA dan dibayarkan ke Kas Negara sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
Paral PIHAK KEDUA: f Paraf PIHAK PERTAMA: 1 Halaman 14 dari 18,13.2. PPh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ditanggung oleh PIHAK
KEDUA yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA ke kas negara dengan menyerahkan bukti
pembayaran kepada PIHAK KEDUA;
13.3. PIHAK KEDUA wajib dan bertanggung jawab atas seluruh pajak, bea atau retribusi serta
pungutan lain yang menjadi beban PIHAK KEDUA baik yang timbul berdasarkan atas
pelaksanaan pekerjaan ini atau PIHAK KEDUA sebagai Badan Hukum yang diwajibkan
berdasarkan peraturan Perundang undangan
13.4, Dalam hal PIHAK KEDUA tidak memenuhi ketentuan perpajakan/retribusi yang berlaku maka
sanksi atas pelanggaran dimaksud menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA;
PASAL 14
PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
14.1, Pengawasan pelaksanaan pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA:
14.1.1 Guna menjamin pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sesuai
dengan ketentuan yang telah disyaratkan, maka PIHAK PERTAMA memandang periu
untuk melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA pada tempat-tempat yang dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA;
14.1.2 PIHAK PERTAMA menunjuk Manager Kebun Sei Meranti sebagai Penanggung
Jawab Pekerjaan dan General | Manager Labuhan Batu |
sebagai Penanggungjawab Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan;
14.1.3 Selama Perjanjian ini berlangsung, PIHAK KEDUA memberikan izin kepada PIHAK
PERTAMA maupun pejabat yang telah ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 14.1.2. Perjanjian ini untuk melakukan
pengawasan pelaksanaan Pekerjaan pada setiap saat jika dipandang perlu PIHAK
PERTAMA termasuk namun tidak terbatas pada kegiatan pengawasan secara
umum, memeriksa dan menguji bahan baku, memeriksa dan mengevaluasi
kemajuan hasil Pekerjaan untuk memastikan bahwa Pekerjaan tersebut telah selesai
selurunnya dan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan serta
menandatangani Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
14.1.4 Berdasarkan hasil pengawasan pekerjaan sebagaimana disebut pada Pasal 14.1.3.
tersebut di atas ternyata PIHAK KEDUA melanggar atau tidak memenuhi satu atau
beberapa Pasal dari Perjanjian ini maka PIHAK PERTAMA atau pengawas yang
ditunjuk PIHAK PERTAMA akan melakukan teguran/surat peringatan kepada PIHAK
KEDUA dalam bentuk tertulis dan setiap surat peringatan memiliki konsekuensi
sebagai berikut
4.1.4.1. Surat Teguran diberikan kepada PIHAK KEDUA yang lalai dalam
memenuhi kewajiban sebagaimana yang dimaksud dalam Perjanjian ini;
14,1.4.2. Surat Peringatan diberikan kepada PIHAK KEDUA dalam jangka waktu
maksimal 7 (tujuh) hari kalender sejak terbitnya Surat Teguran dan
dikenakan sanksi tidak dapat mengikuti proses pengadaan barang/jasa
(suspend) pada PIHAK PERTAMA selama 6 (enam) bulan sejak terbitnya
Surat Peringatan tersebut,
Parat PIHAK KEDUA Porat PIHAK PERTAMA: 4 Halaman 12a 1814.1.4.3. Surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak diberikan kepada PIHAK
KEDUA dalam jangka waktu maksimal 7 (tujuh) hari kalender sejak
terbitnya Surat Peringatan dan dikenakan sanksi tidak dapat mengikuti
proses pengadaan barang/jasa (suspend) selama 2 (dua) tahun.
14.2. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan oleh PIHAK KEDUA:
14.2.1 Selama berlangsungnya Surat Perjanjian ini, PIHAK KEDUA harus berada di lokasi
pekerjaan. Apabila PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari tidak
berada di lokasi pekerjaan, maka PIHAK KEDUA wajib mengangkat sedikit-dikitnya
seorang wakil yang memiliki keahlian dan dapat memahami spesifikasi pekerjaan
yang diserahkan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK KEDUA, Penunjukan
wakil ini harus diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA untuk
memperoleh persetujuan;
14.2.2 Wakil PIHAK KEDUA tersebut harus wajib selalu berada di lokasi pekerjaan baik di
dalam maupun di luar jam kerja, serta bertempat tinggal di dalam | dekat lokasi
pekerjaan, sehingga sewaktu-waktu dapat dengan mudah dihubungi oleh PIHAK
PERTAMA atau pengawas pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Wakil PIHAK KEDUA
tersebut mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan atas nama PIHAK
KEDUA dalam melaksanakan segala perintah dan petunjuk yang diberikan oleh PIHAK
PERTAMA;
14.2.3 Segala tindakan dan keputusan dari wakil yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA adalah
mengikat terhadap PIHAK KEDUA
14.2.4 Dalam melaksanakan Pekerjaan, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk memberikan
Laporan Kemajuan Pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut
a. Laporan Kemajuan Pekerjaan berupa catatan kegiatan [harian/ mingguan/
bulanan] yang berisi laporan tentang kemajuan pekerjaan, hambatan-hambatan
yang terjadi, keterlambatan-keterlambatan yang terjadi, jika ada perintah-perintah
dari PIHAK PERTAMA atau wakiinya, dan keterangan-keterangan lain yang
dipandang perlu dilaporkan kepada atau diketahui oleh PIHAK PERTAMA dan
diserankan kepada PIHAK PERTAMA pada saat pengajuan permohonan
pembayaran atau saat-saat lain sesuai permintaan PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan kepada PIHAK PERTAMA foto-foto
kemajuan pekerjaan untuk setiap tahap perkembangan kemajuan yang dianggap
perlu oleh PIHAK PERTAMA. Foto-foto tersebut dibuat dalam ukuran kartu pos
dan dengan pengambilan gambar sekurang-kurangnya 3 (tiga) posisi yang
berbeda ;
c. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut wajib ditandatangani oleh PIHAK
PERTAMA dan kepada PIHAK KEDUA diwajibkan membuat rangkap 2 (dua) copy
laporan tersebut, dengan ketentuan 1 (satu) rangkap diserahkan kepada PIHAK
PERTAMA dan 1 (satu) rangkap lainnya untuk PIHAK KEDUA
PASAL 15
FORCE MAJEURE
15.1. Keadaan kahar (force majeure) adalah setiap peristiwa atau kejadian yang berada diluar
kekuasaan/ kemampuan PARA PIHAK untuk menghindarinya dan terjadi bukan karena
kesalahan/kelalajan PARA PIHAK, termasuk tetapi tidak terbatas pada peristiwa bencana
Para PIRAK KEDUA’ Ph Paraf PIHAK PERTAMA: 4 Halaman 13 dari 18alam seperti gempa bumi, banjir, badai, angin topan dan curah hujan yang dibuktikan dengan
laporan curah hujan yang mengakibatkan jalan licin sesuai laporan tertulis dari Manager
Kebun/Unit, putusnya jalan/jembatan ke tempat lokasi, pemogokan umum, huruhara, perang,
peraturan pemerintah Khususnya di bidang ekonomi dan moneter, sehingga PIHAK yang
bersangkutan tidak bisa melaksanakan kewajibannya berdasarkan Surat Perjanjian ini,
15.2. Apabila keadaan kahar (force majeure) terjadi di tempat melaksanakan pekerjaan, maka PIHAK
KEDUA wajib melakukan tindakan-tindakan secara wajar untuk mengurangi atau memperkecil
kerugian yang mungkin terjadi pada PIHAK PERTAMA sebagai akibat dari keadaan kahar
tersebut;
15.3. PIHAK KEDUA wajib mengajukan/meminta permohonan kepada PIHAK PERTAMA secara
tertulis yang disertai dengan bukti-bukti yang meyakinkan tentang telah terjadinya keadaan
kahar (force majeure) selambat-lambatnya satu minggu hari Kalender setelah kejadian
tersebut untuk mendapatkan tenggang waktu pengerjaan yang tertunda karena keadaan
kahar tersebut. Apabila permohonan tersebut tidak diajukan oleh PIHAK KEDUA maka PIHAK
KEDUA tidak dapat mempergunakan alasan kahar dan kepada PIHAK KEDUA diwajibkan
menyelesaikan pekerjaanya dalam batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 5.3.1. Perjanjian ini,
15.4. Setelah menerima permohonan tertulis dari PIHAK KEDUA tentang keadaan Kahar tersebut
diatas, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan jawaban secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA, setelah diadakan penelitian kebenarannya yang menurut pertimbangan PIHAK
PERTAMA layak untuk diberikan perpanjangan waktu pekerjaan;
15.5. Apabila setelah dilakukan penelitian oleh PIHAK PERTAMA dan memandang bahwa alasan
PIHAK KEDUA tentang keadaan Kahar tersebut tidak tepat, maka PIHAK PERTAMA akan
menolak permohonan PIHAK KEDUA dalam secara tertulis dan kepada PIHAK KEDUA.
diwajibkan menyelesaikan pekerjaanya dalam batas waktu yang telah ditentukan
sebagaimana tercantum dalam Pasal 5.3.1. Perjanjian ini;
15.6. Segala kerugian yang terjadi akibat keadaan kahar (force majeure) menjadi tanggungjawab
masing-masing PIHAK.
PASAL 16
PENGALIHAN PEKERJAAN
16.1. PIHAK KEDUA dilarang untuk mengalihkan, menggadaikan atau melakukan pemindahan
lainnya atas sebagian atau keseluruhan Perjanjian tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA;
16.2. Apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran sebagaimana diatur pada Pasal 16.1 di atas,
maka PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pemutusan Perjanjian sebagaimana
dimaksud pada Pasal 11 Perjanjian ini.
PASAL 17
ADDENDUM
17.1. Para Pihak dapat melakukan addendum atas Perjanjian ini, dalam hal terjadi keadaankeadaan
sebagai berikut
yang diberitahukan terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA
a. Terjadi kendala-kendala tekr
Para PAK KEDUA Part PIHAK PERTAMA if Vaan 14 tsTerjadi penambahan atau pengurangan lingkup/jenis pekerjaan ;
‘Terjadi penambahan atau pengurangan volume Pekerjaan;
Terjadi keadaan kahar (force majeure)
Keadaan-keadaan lain yang menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA patut diberikan
Addendum;
17.2 Apabila terjadi Adendum sebagaimana Pasal 17.1.huruf b dan ¢ Perjanjian ini yang
mengakibatkan penambahan nilai Pekerjaan, maka Adendum dilaksanakan dengan ketentuan
penambahan nilai Pekerjaan akhir tidak melebihi 10 % (sepuluh perseratus) dari harga yang
tercantum pada Pasal 3.1 Perjanjian ini;
eo aoc
17.3 Apabila terjadi perubahan jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan yang diakibatkan oleh keadaan
kahar (force majeure), maka perubahan jangka waktu Pekerjaan akan ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA setelah mengevaluasi usulan perpanjangan waktu dari PIHAK KEDUA ;
17.4 Adendum Perjanjian yang diakibatkan penambahan atau pengurangan Pekerjaan sesuai Pasal
71 huruf b dan c Perjanjian ini dapat dilaksanakan apabila:
17.4.4. PIHAK PERTAMA memandang perlu untuk melakukan penambahan atau
pengurangan Pekerjaan dan PIHAK PERTAMA akan memberitahukan hal tersebut
kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum
Pekerjaan tersebut dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
17.1.2. Penetapan harga untuk objek Pekerjaan yang bertambah ditetapkan berdasarkan
penetapan harga dari PIHAK PERTAMA;
17.1.3. Lamanya perubahan jangka waktu karena penambahan atau pengurangan Pekerjaan
akan diputuskan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
17.5 Dalam hal terjadi penambahan jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk memperpanjang jangka waktu berlakunya Jaminan Pelaksanaan sesuai
dengan penambahan jangka waktu yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
17.6 Perubahan dan penambahan satu atau beberapa Pasal dalam Perjanjian ini yang akan dibuat
kemudian oleh PARA PIHAK maka ketentuan Pasal tersebut adalah mengikat dan merupakan
satu kesatuan dari Surat Perjanjian ini.
PASAL 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
18.1. Setiap Perselisihan atau perbedaan dalam bentuk apapun yang timbul antara PARA PIHAK
sehubungan dengan atau sebagai akibat dari adanya Perjanjian ini termasuk namun tidak
terbatas pada adanya indikasi penyimpangan atau kecurangan dalam pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa, maka akan diselesaikan secara musyawarah mufakat dengan tata
cara sebagai berikut :
a. Pihak yang merasa dirugikan kepentingannya mengirimkan surat permintaan musyawarah
dilengkapi dengan uraian mengenai permasalahan dan pandangan pihak tersebut
mengenai permasalahan yang timbul;
Paraf PIMAK KEDUA, PPeraf PIHAK PERTAMA: Holaman 18 dari 1818.2.
b. Para Pihak sepakat bahwa tempat musyawarah ditetapkan ditempat kedudukan PIHAK
PERTAMA,
c. Musyawarah untuk menyelesaikan perselisinan atau perbedaan antara Para Pihak
ditetapkan untuk waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak surat permintaan
musyawarah diterima oleh Pihak yang dimintakan untuk musyawarah.
Musyawarah dianggap tidak mencapai kata sepakat apabila jangka waktu musyawarah
terlewati tanpa diperoleh mufakat atau apabila PARA PIHAK telah sepakat bahwa
musyawarah tidak berhasil menghasilkan kemufakatan meskipun jangka waktu untuk
bermusyawarah belum berakhir. Oleh karena itu, maka para Pihak sepakat untuk memilih
Domisili yang tetap dan uum dikantor Panitera Pengadilan Negeri di Medan
18.3. Selama proses musyawarah masin berlangsung, PIHAK KEDUA tidak diperkenankan
19.4
menghentikan pekerjaannya, kecuali apabila PIHAK PERTAMA menentukan sebaliknya ;
PASAL 19
PEMBERITAHUAN/KORESPONDENS!
Setiap Pemberitahuan /Laporan/Persetujuan dan hal-hal lain yang dipandang perlu dalam
melaksanakan Pasal-pasal dalam Perjanjian yang dilakukan oleh salah satu Pihak Kepada
Pihak lain harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan dengan cara (i) dengan diantar
langsung yang dilengkapi Bukti tanda penerimaan (ii) dengan Pos tercatat atau diantar
langsung sebagaimana dipilih oleh pihak yang akan memberikan pemberitahuan tersebut.
Pemberitahuan itu dianggap diterima pada (i) tanggal penerimaan jika diantar langsung atau
(ii) tanggal hari ketiga setelah cikirim melalui Pos tercatat, atau yang mana lebih dahulu. Setiap
pemberitahuan ditujukan pada alamat resmi PARA PIHAK sebagai berikut:
PIHAK PERTAMA
PT PERKEBUNAN NUSANTARA Ill (PERSERO)
Jalan Sei Batang Hari No. 2 Medan
Telepon [6261 8452244, 8453100 }
Untuk Perhatian [ Bapak Darmansyah Siregar]
Jabatan [ Senior Executive Vice President Operation |]
PIHAK KEDUA
CV Duta Ayu Nugraha
JI. Bajak Il Komplek Villa Gading Mas Raya Blok D No.8 Harjosar
Medan Amplas
Telepon [0812-6971-3399]
Nomor Account 003619625720 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk Kantor Cabang
Diponegoro Medan
Untuk Perhatian [Chandra Wijaya, SH]
Jabatan [Direktur]
19.2. _Setiap perubahan alamat korespondensi resmi sebagaimana tertera dalam Pasal 19.1 diatas,
harus diberitahukan terlebih dahulu kepada pihak lainnya paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
perubahan tersebut dilakukan;
19.3. Sepanjang tidak ditentukan lain dalam Perjanjian ini, maka pemberitahuan berupa laporan
dianggap sah dan telah dipahami serta disetujui oleh PARA PIHAK apabila sampai dengan
14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal pemberitahuan tidak ada tanggapan dari PIHAK
yang menerima;
Paref PIHAK KEDUA: Paraf PIHAK PERTAMA: 1 Halaman 16 dari 18PASAL 20
PEMERIKSAAN
20.1. PIHAK PERTAMA berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan Pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
20.2. Setiap waktu apabila diperlukan, PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan kepada pihak ketiga
untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk melakukan inspeksi Pekerjaan dan
memiliki akses ke lokasi Pekerjaan dan material-material, kemajuan pekerjaan, catatan,
korespondensi, instruksi, rencana, gambar, bukti penerimaan, voucher, dan memorandum
atas semua deskripsi dari PIHAK KEDUA sehubungan dengan Pekerjaan
20.3. PIHAK KEDUA tanpa tambahan kompensasi, harus menjaga dokumen tersebut untuk jangka
waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sejak BASTT atau akan mengirimkan dokumen
tersebut kepada PIHAK PERTAMA,
PASAL 21
LARANGAN PEMBERIAN HADIAH DAN KOMISI
21.1, PIHAK KEDUA atau Perwakilan atau Kuasa atau orang yang bekerja untuk PIHAK KEDUA
diwajibkan mematuhi Ketentuan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016
dan dilarang menjanjikan, menawarkan, memberikan, setuju untuk memberikan atau
mencoba melakukan pemberian berupa hadiah, Komisi, rabat atau bentuk lain apapun kepada
Direksi atau Karyawan PIHAK PERTAMA atau orang yang bekerja untuk PIHAK PERTAMA
berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.
21.2. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri Perjanjian, baik seluruhnya maupun sebagian, apabila
PIHAK PERTAMA berdasarkan alasan yang jelas menemukan bahwa PIHAK KEDUA atau
Perwakilan atau Kuasa atau orang yang bekerja untuk PIMAK KEDUA, telah bekerjasama
atau mencoba untuk bekerjasama dalam rangka pemberian sebagaimana diatur pada Pasal
24.4. Perjanjian ini
21.3. Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal ini oleh PIHAK KEDUA atau Perwakilan atau Kuasa
atau orang yang bekerja untuk PIHAK KEDUA adalah pelanggaran yang serius (material) dan
dapat mengakibatkan dibatalkannya Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA. Pelanggaran
tethadap ketentuan ini dapat mengakibatkan PIHAK KEDUA atau Perwakilan atau Kuasa atau
orang yang bekerja untuk PIHAK KEDUA dikenakan tuntutan pidana.
PASAL 22
ETIKA BISNIS DAN ITIKAD BAIK
22.1 Perjanjian ini dilaksanakan secara kelembagaan dengan menghormati segala ketentuan yang
berlaku dan PARA PIHAK secara bersama-sama bertanggungjawab atas pelaksanaan Surat
Perjanjian ini serta tunduk dan patuh kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
22.2 Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat PARA PIHAK selama jangka waktu Perjanjian
meskipun terjadi perubahan pengurus/pemilik perusahaan PARA PIHAK. Jika_terjadi
perubahan yang demikian, maka Surat Perjanjian ini dengan sendirinya mengikat pihak yang
menggantikannya
Paraf PIHAK KEDUA’ , Paraf PIHAK PERTAMA: Halaman 17 dari 1822.3 Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, akan dibicarakan PARA
PIHAK secara musyawarah dan akan dituangkan dalam Perjanjian Tambahan (Addendum)
yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Perjanjian ini ;
22.4. Dalam hal terjadi satu, sebagian atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini menjadi tidak berlaku
atau tidak dapat dilaksanakan karena adanya suatu peraturan perundang-undangan, putusan
atau kebijaksanaan dari Pemerintah, maka hel tersebut tidak menyebabkan ketentuan-
ketentuan yang lainnya dari Perjanjian ini menjadi tidak berlaku atau tidak mengikat kecuali
PARA PIHAK menghendaki lain.
PASAL 23
LAIN-LAIN
23.1. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini oleh PARA PIHAK.
23.2. Perubahan dan penambahan satu atau beberapa Pasal dalam Perjanjian ini yang akan dibuat
kemudian oleh Para Pihak dan semua korespondensi yang menyertainya merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini,
23.3. Semua dokumen pendukung dan seluruh korespondensi PARA PIHAK yang sebelum
ditandatanganinya Perjanjian ini dan sepanjang tidak bertentangan dengan pasal-pasal dalam
Perjanjian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini ;
23.4. Semua Kuasa dan wewenang yang diberikan dalam perjanjian ini merupakan bagian terpenting
dan tidak terpisahkan dari Perjanjian dan tidak dapat ditarik atau dicabut kembali dan juga tidak
‘menjadi berakhir atau terhapus jika pemberi kuasa atau yang memberi wewenang dibubarkan
atau karena timbul peristiwa apapun dan para pihek dengan ini melepaskan dan menyatakan
tidak berlaku atau mengesampingkan pasal 1813 dan pasal 1816 KUH Perdata.
Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) guna memenuhi syarat administratif diberikan materai yang
cukup sehingga mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
PT Perkebunan Nusantara Ill (Persero)
Executive/Vice President ,
Direktur
Darmansyah Siregar
EVP Operation I22.3 Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, akan dibicarakan PARA
PIHAK secara musyawarah dan akan dituangkan dalam Perjanjian Tambahan (Addendum)
yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Perjanjian ini ;
22.4. Dalam hal terjadi satu, sebagian atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini menjadi tidak berlaku
atau tidak dapat dilaksanakan karena adanya suatu peraturan perundang-undangan, putusan
atau kebijaksanaan dari Pemerintah, maka hal tersebut tidak menyebabkan ketentuan-
ketentuan yang lainnya dari Perjanjian ini menjadi tidak berlaku atau tidak mengikat kecuali
PARA PIHAK menghendaki lain,
PASAL 23
LAIN-LAIN
23.1. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini oleh PARA PIHAK.
23.2. Perubahan dan penambahan satu atau beberapa Pasal dalam Perjanjian ini yang akan dibuat
kemudian oleh Para Pihak dan semua korespondensi yang menyertainya merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
23.3. Semua dokumen pendukung dan seluruh korespondensi PARA PIHAK yang sebelum
ditandatanganinya Perjanjian ini dan sepanjang tidak bertentangan dengan pasal-pasal dalam
Perjanjian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini ;
23.4. Semua Kuasa dan wewenang yang diberikan dalam perjanjian ini merupakani bagian terpenting
dan tidak terpisahkan dari Perjanjian dan tidak dapat ditarik atau dicabut kembali dan juga tidak
menjadi berakhir atau terhapus jika pemberi kuasa atau yang memberi wewenang dibubarkan
atau karena timbul peristiwa apapun dan para pihak dengan ini melepaskan dan menyatakan
tidak berlaku atau mengesampingkan pasal 1813 dan pasal 1816 KUH Perdata,
Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) guna memenuhi syarat administratif diberikan materai yang
cukup sehingga mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK PERTAMA
Nusantara Ill (Persero)
ive Vice President
DarmansytiySiregar
SEVP Operation I
Paraf PIMAK KEDUA’ Paral PIHAK PERTAMA: 4 Halaman 18 dari 18