Tumor 1
Tumor 1
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tumor adalah benjolan atau suatu pertumbuhan bisa ganas bisa jinak. Tumor adalah perkembangan
tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri. Tumor adalah bengkak akibat radang, cedera,
neoplasma, edema (Ramli Ahmad, 2003 “Kamus kedokteran, Jakarta Djambatan”).
Tumor jinak adalah pembengkakan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang memiliki
pertumbuhan lambat dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Sedangkan Tumor ganas adalah
pembengkakan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri yang memiliki pertumbuhan cepat, tidak
terkendali dan menyebar kebagian tubuh lain.
B. Penyebab Tumor
Dikarenakan adanya mutasi DNA yg terakumulasi merupakan faktor utama penyebab tumor,
sebenarnya sel manusia mempunyai mekanisme perbaikan DNA dan mekanisme lainya yang
menyebabkan DNA mengalami kerusakan dirinya dengan apoptosis jika kerusakan sel sangat parah.
Apoptosis adalah proses aktif kematian sel di tandai dengan pembelahan DNA pada kromosom sampai
pada sel itu sendiri.
1. Ketergantungan rokok yg mengandung nikotin dan zat-zat adiktif lainya, zat nikotin serta “racun”
lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya
kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah
kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang
3. Alkoholic
4. Obesitas
5. Benzena dan zat kimia lainnya yg berada sekitar lingkungan , diserap oleh darah sehingga meracuni
seluruh jaringan tubuh
6. Akibat radiasi
7. Masalah genetis
D. Perbedaan Tumor Jinak Dan Tumor Ganas
1. Tumor jinak
a. Pertumbuhan lambat
2. Tumor ganas
b. Tidak terkendali
2. Untuk mengatasi masalah gangguan reproduksi terutama pada tumor jinak dan ganas pada uterus
4. Sebagai skrining /deteksi dini pada tumor jinak dan ganas pada uterus.
D. Tumor Jinak Dan Tumor Ganas Pada Vulva, Vagina, Tuba, Uterus Dan Ovarium
a. Tumor jinak
Ø Tumor kistik vulva Kistik terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena episiotomi atau
robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kista berwarna kekuning-
kuningan atau abu-abu, biasnya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental. Umumnya
tidak menimbulkan keluhan.
Ø Kista garther : pada dinding lateral – anterolaterral vagina sampai pada vulva dekat erethra dan
klitoris. Biasnya berukuran kecil dan multiple namun dapat mencapai ukuran kepala janin, dengan
konsistensi yang lunak.
Ø Kista / hidrokele saluran nuck : terletak mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium mayor,
kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritonium.
Ø Kista kelenjar:
2. Kista sebasea : berasal dari kelenjar sebasea kulit ynag terdapat pada labium mayor, labium minor
dan mons vanoris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar sehingga terjadilah penimbunan sabun.
3. Hidrodenoma : berasal dari kelenjar keringat dapat menyebabkan Penyakit fox forduce : akibat
sumbatan saluran kelenjar keringat membentuk banyak kristal kecil dengan diameter 1 – 3 mm,
multiple, terasa gatal, dapat mengalami kekambuhan.
4. Kista parauretbra (skene) : terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi.
Ø Kista endometriosis : jarang sekali dapat tumbuh pada vulva atau vagina.
Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina uterus yang merembet langsung atau
secara limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah balik.
a. Tumor jinak
- Kista inklusi
- Adenosis vagina
Bila serviks uteri ikut terlibat dalam proses, maka tumor itu dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri.
Tumor biasanya terdapat dibagian tengah proksimal vagina, dari dinding samping atau belakang vagina.
a. Tumor jinak
Dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma, tumor neoplasmatik jinak dekat tuba, kista
parovarium terletak diantara tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasnya tidak mencapai 4
cm. sedangkan tumor non neoplasmatikdisebabkan oleh radang.
b. Tumor ganas
Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar diupayakan. Perlu mendapat perhatian khusus bila wanita
berusia 45 – 55 tahun ditemukan tumor adneksa. Disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina yang
semula kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai kemungkinan adanya tumor
ganas tuba terutama pada nullipara atau primipara.
a. Tumor jinak
v Ekto serviks
- Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus wolffi terdapat pada dinding
samping ekto serviks
- Folikel atau kista nabothi : kista retensi kelenjar endo serviks, biasanya terdapat pada wanita
multipara, sebagai penampilan servisitis, berwarna putih mengkilap berisi cairan mukus. Bila menjadi
besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
- Papiloma, seperti kondiloma akuminata, kebanyakan papiloma adalah sisa epitel yang terlebih pada
trauma bedah maupun persalinan.
- Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial, dapat membesar pada waktu kehamilan.
v Endo serviks
- Polip : suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lendir endo serviks. Tangkainya
dapat panjang hingga keluar dari vulva. Polip berkembang karena pengaruh radang maupun virus.
v Endometrium
- Adenoma – adenofibroma : terdiri dari epitel endometrino dengan stroma yang sesuai dengan daur
haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak
dan berwarna kemerah-merahan.
- Mioma submokosum : dapat tumbuh dan keluar dari uterus menjadi mioma. Konsistensinya kenyal
berwarna putih.
- Polip placenta : berasal dari sisa placenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus. Polip
placenta menyebabkan uterus mengalami subinvolusio yang menimbulkan pendarahan pada umumnya
pengangkatan dengan cara kuretase.
b. tumor ganas
Tumor ganas korpus uteri dianggap primer jika berasal dari enmetrium atau miometrium. Jika
terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari mana asalnya, maka
dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri bila hasil histologik menunjukkan jenis epidermoid. Gambar
klinik. Biasanya tersembunyi dan membahayakan, dalam banyak kejadian gejalanya dikaitkan dengan
monopause limpa getah vagina kemerahan atau sesudah monopause. Rasa sakit dan perasaan rahim
berkontraksi sering dikeluhkan.
1. Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah leher rahim (serviks)
*) Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang dengan lebar 7 mm atau kurang
*) Stadim IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan lebar 7 mm atau kurang
b. Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim atau dengan pemeriksaan
mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan lebar 7 mm
a. Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim,namun
melibatkan 2/3 bagian atas vagina.
b. Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping panggul.
3. Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan 1/3 vagina bagian
bawah. Stadium III mencakup kanker yang menghambat proses berkemih sehingga menyebabkan
timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan ginjal.
a. Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun tidak meluas sampai dinding
panggul.
b. Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menyebabkan gangguan
berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal.
4. Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas melampaui
panggul
a. Tumor jinak
diantara tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Diagnosis : Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba sendiri. Jika tumor ovarium
terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan konsistensinya kistik. Apabila sudah
ditentukan bahwa tumor ovarium, maka perlu diketahui apakah bersifat neoplastik atau non neoplastik.
Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya adalah anamniesis menunjukkan gejala-gejala ke
arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakkan
karena pelekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu
waktu biasanya menghilang sendiri. Penanganannya Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovalium
neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik tidak.
b. Tumor ganas
merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita.Patologi.Tumor ganas merupakan
kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beranekaragam, dengan sifat-sifat histologis maupun
biologis yang beranekaragam. Kira-kira 60% pada usia perimonopause, 30% dalam masa reproduksi dan
10% pada usia jauh lebih muda.
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para norta, mediastinal dan
supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang lebih jauh, terutama paru-paru, hati dan
otak. Opstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai penderita tomur ganas
ovarium.
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala dan tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakit
yang sudah agak lanjut :
a. Gejala desakan
b. Gejala determinasi/penyebaran
c. Gejala hormonal
Terapi : Untuk tumor ganas ovarium pembedahan merupakan pilihan utama pada tingkatan
awal, meskipun pembedahan bukan semata-mata bukan tujuan pengobatan, penetapan tingkatan klinik
penyakit yang akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi sangat penting untuk kelak
melakukan penanganan yang adekuat
Pengkajian :
Identitas pasien
Pasien datang ke RS dr. Sutomo surabaya atas rujukan dari RS. Muhammadiyah Surabaya dengan ca
cerviks stadium IIIB.
A. Data Subyektif
Pasien mengatakan ± 1 minggu keputihan, agak gatal, warna bening kadang campur darah, ketika
berkemih terasa nyari kadang bercampur darah. kemudian periksa di rumah sakit di Surabaya dan diberi
obat (Agustus 2011) obat habis belum sembuh (pasien bekerja di Surabaya) kemudian oleh RS
Muhammaddiyah Surabaya merujuk ibu ke RS Soetomo , ibu juga mengatakan mempunyai riwayat
kencing manis, ibu mengalami keputihan dan gatal ± sejak 8 bulan yang lalu. Ibu mengatakan tidak ada
riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi dan HIV/AIDS).
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
– Kesadaran : composmentis
N : 80x/menit RR : 20 x/menit
BB: 45 kg
2. Pemeriksaan fisik
Ø Kulit warna sawo matang sedikit Pucat
Ø Kepala : Pusing
Ø Mata : Palbebra tidak bengkak , sklera putih ,Conjungtiva pucat, pupil miosis dan midrisis, Gerakan
bola mata normal
Ø Telinga ,Membrane tympani tidak tuli , tidak Keluar nanah , tidak ada gangguan pendengaran.
Ø Mulut .Bibir simtris,terdapat cariws pada gigi , terdapat tonsilisitis, tidak ada epulis, gigi palsu , ibu
merasa susah menelan.
Ø Leher : tidak ada bendungan Pembuluh darah vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid ,Trachea terasa sakit, kaku leher lain-lain
Ø Dada , simetris , terdapat tarikan dinding dada,Bentuk pernafasan tidak terdapat whezzing dan ronchi
Ø Mammae tidak ada Benjolan ,puting susu menonjol dan tidak Keluar nanah
Ø Abdomen : Bentuk ascites , tidak teraba Tumor hati ,Ambilicus limpa , tidak ada Nyeri paristaltik
3. Data penunjang
Biopsi serviks ukuran 1 x 1 x 0,5 cm, munjukkan kelompok sel ganas epitelial pleomorfikinti besar
perkrematik, mitesis patologi dapat di jumpai. Sesuai dengan carsinoma epidermoid dengan deferensiasi
jelek. Pemeriksaan darah 8 gram/ dl.
b. Berikan therapy :
Glikuldon ½ 0 ½
Vit BC 2 x 1
Antacid 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
C. ASESSEMENT
Diagnosa:
Ny. M umur 50 tahun, menopause dengan Ca Cerviks stadium IIIB, DM, pasca therapy,
Masalah
1. ketidakyamanan.
2. Pola seksualitas
3. Pola aktivitas
4. Pola nutrisi
Ca serviks stadium IV
E. PLANNING
Glikuldon ½ 0 ½
Vit BC 2 x 1
Antacid 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker merupakan penyakit sel dengan ciri kegagalan/gangguan dalam mengatur multiplikasi dan fungsi
homeostatiknya dalam organisme multiselkuler.
Dalam perkembangnnya, penyakit keganasan /cancer pada uterus dapat dilakukan penapisan dengan
mengenal gejala klinik stadium muda dan melakukan pemeriksaan dan penapisan dengan jalan sitologi
pap smear berkala diatas umur 35 tahun. Servikografi (uji schiller dan kolposkopi diikuti biopsy) dan
pemeriksaan HPV – DNA deteksi dalam hubungan kemungkinan karsinoma serviks.
B. Saran
1. Tenaga kesehatan
a. Lebih meningkatkan KIE pada masyarakat tentang berbagai aspek ginekologi, termasuk pencegahan
dan penapisannya.
b. Mengupayakan dan meningkatkan preventif dan promotif dari pada kuratif/ rehabilitatif.
c. Meningkatkan pelayanan (mengembangkan diri) lebih baik dengan mengikuti perkembangan IPTEK
2. Masyarakat
b. Meningkatkan peran serta masyarakat (keikutsertaan) untuk menemukan secara dini penyakitnya
yang sanat membantu keberhasilan dan pengobatanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 2001, Kapiuta Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius FK UI.
Wiknjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kandungan, Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001. Kapita SelektaPenatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB,
Jakarta : EGC.
Bag. Obs-Gin FK Undip Semarang, 2001, Bunga Rampai Obstetri-ginekologi II, Semarang FK Undip
Semarang.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan,
Jakarta : EGC
http://hamdazulfa.blogspot.com/p/kanker-serviks.htm