Anda di halaman 1dari 5

Nama : Audy Rachman

Nim : 11833038
Prodi : Manajamen Dakwah / VII B
Mata Kuliah : Probelm Solving

Soal :
1. Kaji berbagai pemikiran terkait konsep konflik/masalah.
2. Analisis hikmah dari adanya masalah bagi seorang hamba Allah SWT
3. Deskripsikan teknik pengambilan keputusan dalam Problem solving.
4. Evaluasi Sikap pemecah masalah
5. Apa yang dimaksud dengan Proses Berpikir Rasional ?
Jawab :
1.Menurut Prayitno, masalah adalah hambatan dan rintangan dalam perjalanan hidup
dan perkembangan yang akan mengganggu tercapainya kebahagiaan.
Soekanto menjelaskan permasalahan adalah persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
seseorang yang terkait pada masalah pribadi yang mencakupi perasaan, nilai-nilai,
kondisi fisik, penyerasian sosial, persoalan yang dihadapi di rumah dan masyarakat.
Simpulannya adalah bahwa masalah dapat digambarkan sebagai suatu keadaan baik
yang terlihat atau tidak terlihat di mana antara yang diharapkan tidak sesuai dengan
kenyataan. Antara apa yang direncanakan tidak sesuai dengan kenyataan, atau terdapat
hambatan antara yang diinginkan dengan keadaan sebenarnya.
2. Hikmah Yang dapat diambil melalui Masalah:
1.Masalah Sebagai Pembersih Dosa
Dalam perspektif Islam, sebenarnya cobaan yang menimpa seseorang adalah bukti kasih
sayang Allah SWT kepadanya. Dengan cobaan itulah, Allah SWT. Akan membersihkan
seseorang dari beraneka ragam bentuk dosanya.
2.Masalah Sebagai Peningkatan Kualitas Diri.
Dalam ajaran Islam, cobaan merupakan salah satu media yang dapat meningkatkan
kualitas diri seseorang. Apabila seorang pelajar, misalnya, ingin naik kelas, maka ia harus
menempuh dan mendapatkan ujian, yang pada hakikatnya adalah persoalan atau
cobaan. Manakala ia dapat menyelesaikan persoalan dengan baik dan tepat, maka ia
berhak untuk dapat naik ke kelas yang lebih tinggi.
3.Masalah Sebagai Pengingat Bagi Umat.
Islam mengajarkan bahwa masalah atau cobaan sebagai pengingat bagi seluruh
umatnya. Dengan masalah itulah, Allah SWT. Senantiasa mengingatkan manusia bahwa
mereka itu adalah makhluk yang lemah dan tidak berdaya. Rasulullah SAW. Bersabda:
Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan
perjalanan.” (H.R. Bukhârî No. 6053). Terkadang harta, jabatan, anak dan istri
menyebabkan seseorang lupa akan hakikat dari kehidupan di dunia ini, Allah yang Maha
Penyayang dan Maha Pengasih mengingatkan manusia akan kelupaannya dengan
berbagai hal salah satu di antaranya adalah masalah.

3. Teknik Pengambilan Keputusan dalam Problem Solving


Disadari bahwa pengambilan keputusan bukan merupakan suatu pekerjaan mudah. Bila
pengambilan keputusan mengalami kegagalan, maka permasalahan yang ada dapat
menjadi lebih besar lagi, sehingga membutuhkan pengambilan keputusan yang lebih arif
lagi meskipun keputusan tersebut juga bisa mengakibatkan resiko yang lebih besar.
Karena itu, ketepatan dalam pengambilan keputusan menjadi suatu keharusan,
meskipun ini bukanlah pekerjaan mudah. Diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam
merumuskan masalah dalam proses pengambilan keputusan.
Teknik pengambilan keputusan dalam problem solving memerlukan keterampilan yang
harus dimiliki. Pengambilan keputusan merupakan ilmu dan seni yang harus dicari,
dipelajari, dimiliki, dikembangkan secara mendalam oleh setiap orang. Dikatakan seni
adalah karena kegiatannya selalu dihadapkan pada sejumlah peristiwa yang memiliki
karakteristik dan keunikan tersendiri. Sedangkan dikatakan ilmu adalah karena
aktivitasnya memiliki sejumlah cara, metode, atau pendekatan yang bersifat sistematis,
teratur dan terarah.
4.Berikut ini adalah sikap yang dimiliki oleh pemecah masalah dan mengambil
keputusan :
Sikap 1 Keyakinan
Setiap manusia memiliki Life Script (Skenario Hidup) masing-masing. Sesungguhnya, kita
menjalani hidup ini berdasarkan Life Script itu. Dan Life Script yang kita jalani selaras
dengan keyakinan yang kita anut. Keyakinan adalah sesuatu yang tertanam dalam diri
kita. Tertanam sedikit demi sedikit untuk waktu yang cukup lama, biasanya sejak kita
kanak-kanak. Berita baiknya adalah ketika kita lahir, kita tidak memiliki belief (keyakinan)
sama sekali.
Sebenarnya, kita tidak hanya percaya pada apa yang kita lihat, tetapi kita juga melihat
apa yang kita percayai. Jika kita melihat bahwa masalah kita tidak dapat diselesaikan,
pintu jalan keluar akan tertutup bagi masalah kita. Sebaliknya, jika anda melihat bahwa
pasti ada jalan keluar untuk setiap masalah yang anda hadapi, pintu solusi akan terbuka
lebar bagi anda.
Sikap 2 Proaktif
Binatang yang paling cerdas tidak memiliki satu pun dari ke empat anugerah ini, yaitu
kesadaran diri, imajinasi, suara hati, dan kehendak bebas.
Menjadi proaktif bearti juga bertanggung jawab 100% atas hidup kita. Kita memiliki
sikap inisiatif dan tanggung jawab untuk membuat segala sesuatunya terjadi. Orang
proaktif tidak menyalahkan masalah, keadaan, orang, atau kondisi di sekeliling mereka.
Orang proaktif memfokuskan upaya mereka dalam lingkaran pengaruhnya. Mereka
mengerjakan hal-hal yang terhadapnya mereka dapat melakukan sesuatu. Orang
proaktif fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah. Mereka fokus pada solusi dari setiap
masalah yang mereka hadapi. Mereka secara perlahan- lahan meluaskan lingkaran
pengaruh mereka. Sebaliknya, orang reaktif memfokuskan diri pada lingkaran
kepedulian mereka, yaitu pada hal-hal yang tidak bisa mereka ubah.
Sikap 3 Tenang
Jika suatu permasalahan mendatangi kita, tentu saja kita akan berusaha
menyelesaikannya secepat mungkin. Namun, bagaimana jika masalah yang datang itu
begitu pelik dan kita belum menemukan solusinya? Apakah yang sebaiknya kita lakukan?
Semoga kisah berikut ini dapat menginspirasi.
Lao Tzu, seorang filsuf China pernah berucap, “Ketenangan merupakan sumber kekuatan
yang luar biasa”. Dalam suasana yang tenang dan nyaman, otak kita akan mampu
berpikir dengan baik. Ketenangan memberikan kekuatan bagi otak untuk bekerja dengan
baik. Berbagai alternatif untuk memecahkan masalah yang pelik tersebut, akan muncul
dengan sendirinya dalam pikiran kita. Layaknya detak arloji yang terdengar di
keheningan.
Oleh sebab itu ketika kita kehilangan akal dalam menghadapi suatu persoalan, maka
tetaplah tenang.
Sikap 4. Komitmen
Komitmen adalah sebuah keputusan, bukan proses. Jadi kalau kita sudah ambil
keputusan itu, mari kita lakukan dengan sungguh- sungguh. Kalau tidak ada komitmen,
mungkin lebih baik sistem tidak dijalankan, daripada jalannya setengah-setengah. Sudah
buang-buang waktu, tenaga, uang, dan Iain-lain, tapi tidak ada hasilnya karena tidak ada
komitmen.
Memikirkan tentang komitmen, saya pun langsung teringat apa yang pernah diamati
oleh seorang pembicara dan penulis buku terkenal, Zig Ziglar. Ziglar mengamati, “Most
people who fail in their dreams, fail not from lack of ability but from lack of
commitment.” Apa yang diucapkan oleh Ziglar itu betul sekali. Kebanyakan orang gagal
meraih mimpi-mimpi mereka, bukan karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk
mencapainya, tetapi karena mereka tidak memiliki komitmen.
Seperti kata seorang penulis Amerika terkenal, Helen Keller, “Ketika Anda selalu
melakukan yang terbaik yang Anda mampu lakukan dengan penuh komitmen akan ada
keajaiban yang datang dalam hidup Anda.” Jadi, teruslah lakukan yang terbaik dengan
penuh komitmen untuk menyelesaikan permasalahan Anda, dan lihatlah akan ada
keajaiban yang terjadi dalam hidup Anda!
Sikap 5 Senantiasa Belajar
Tidak ada seorang pun yang telah mencapai kesuksesan yang belum pernah bertemu
dengan suatu masalah. Tidak ada seorang penemu di dunia ini yang belum pernah
mengalami masalah dalam percobaannya. Thomas Alfa Edison gagal lebih dari sepuluh
ribu kali dalam percobaannya sebelum menemukan jalan keluar yang tepat untuk bola
lampu temuannya.
Suichiro Honda gagal berkali-kali sebelum menemukan sepeda motornya yang kini
merajai jalanan di berbagai penjuru dunia. Mereka sukses karena mereka senantiasa
belajar mengatasi masalah.
Ada lima tipe karakter manusia dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan:
tipe pemimpi, tipe cepat bereaksi, tipe pengeluh, tipe pengkritik, dan tipe pemecah
masalah. Ber- lawanan dengan empat tipe yang lain, tipe pemecah masalah memiliki
sikap yang berbeda. Mereka menganalisis situasi, mencari tahu akar penyebab masalah,
berani mengambil keputusan, menyusun rencana yang baik, mengamankan setiap
rencana, serta mampu mengeksekusi dan memantau kemajuan setiap rencana mereka.

5. Proses Berpikir Rasional


Michael Bloomberg,: Ada orang yang berpendapat keahlian komputer sangat diperlukan
untuk meraih keberhasilan di masa depan Saya tidak. Kemampuan berpikir dan
berkomunikasi dengan orang lainlah yang sampai kapan pun, akan selalu menjadi kunci
sukses.“
Betel: kemampuan berpikir adalah kemampuan alamiah. Namun, kemampuan berpikir
dengan baik adalah sesuatu yang memerlukan latihan. Kemampuan berpikir rasional
adalah kemampuan untuk menelaah berbagai elemen dari sebuah situasi atau
tantangan secara akurat, dan menggunakan informasi yang ada secara efektif untuk
mencapai kesimpulan yang matang.
Kemampuan berpikir rasional adalah kemampuan untuk melihat variabel-variabel yang
relevan dari suatu permasalahan, untuk mendapatkan, mengatur, dan menganalisis
informasi yang sesuai (misalnya, fakta, pendapat, opini, penilaian, dan data), untuk
menghasilkan konklusi atau kesimpulan yang matang, berbobot, dan bermutu.

Anda mungkin juga menyukai