1.1.1.1 MAKALAH - KONSEP - AQIDAH - DALAM - ISLAM - Disusu
1.1.1.1 MAKALAH - KONSEP - AQIDAH - DALAM - ISLAM - Disusu
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah AIK-1 (Kemanusiaan dan
Keimanan) Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Strata Satu (S1)
Semester Genap Universitas Muhammadiyah Bone
Oleh:
DIDIN RAHMAT HIDAYAT
NIM. 22690109122
SALMIANTI DWI SAPUTRI
NIM. 22690109123
FAISAL. S
NIM. 22690109124
AMIR AMAR HASTIN
NIM. 22690109125
FADIL ASTRIADI SOFYAN
NIM. 22690109126
RIFKI FAIZ FAUZAN
NIM. 22690109127
ANDI MIFTAHUL HUDA
NIM. 22690109128
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan berbagai
nikmat sampai saat ini. Salawat dan salam tetap tertuju kepada manusia pilihan Allah
swt.,Nabi Muhammad saw. yang telah menuntun manusia, khususnya umat Islam ke
kekurangan, karena kurangnya kemampuan penulis. Kepada semua pihak yang telah
yang sebesar-besarnya.
Harapan besar penulis, makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum
dan juga bagi para mahaasiswa ataupun mereka yang berkecimpung dalam bidang
akademik, sehingga dapat lebih giat untuk menciptakan karya-karya yang bermanfaat
bagi masyarakat.
Penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
guna lebih sempurnanya makalah ini, sehingga dapat menuai manfaat maksimal
kepada masyarakat.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT. Hanya
saja kesempurnaan Islam ini hanya bisa kita rasakan dalam kehidupan jika kita
secara setengah-setengah, atau sebagiannya saja, maka kita tidak akan bisa
Kita hanya akan bisa merasakan sebagian saja dari kesempurnaan itu. Dan
yang lebih penting, kita hanya akan bisa menjadi muslim yang seutuhnya jika
kita masuk kedalam Islam secara keseluruhan. Jika kita masuk kedalam Islam
setengah.
perkara,selama kalian (umat islam) berpegang teguh, kalian tidak akan sesat,
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aqidah secara bahasa berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan,
adalah keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat
dan mengandung perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu.
Kata ‘aqidah’ tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam
Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada
istilah aqidah Islam, aqidah nasrani,ada aqidah yang benar atau lurus
sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan
akal, wahyu dan fitrah, kebenaran itu dipastikan (oleh manusia) didalam hati
(serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala
Aqidah atau keyakinan adalah suatu nilai yang paling asasi dan prinsipil
bagi manusia, sama halnya dengan niali dirinya sendiri, bahkan melebihinya.
Lafal al-Islam didalam bahasa arab berarti ‘pasrah dan patuh’. Lafal tersebut
1
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
pengamalan Islam, 1992), 1.
2
Abdurrahman Habanakah, Pokok-Pokok Akidah Islam (Jakarta: Gema Insani Press,
1998), 77.
3
merupakan akar kata aslama: yuslimu-fahuwa-muslimun. Sedangkan didalam
istilah syariat, al-Islam berarti ‘berserah diri, tunduk patuh kepada Allah lahir dan
batin’.3
dan Syumuliyah.4
menjelaskan semua rincian muatan aqidah islam. beliau tidak membiarkan satu
penyempurnaan agama yang termaktub dalam firman Allah Swt: Q.S. AL-
Maidah ayat 3
Terjemahannya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah,
yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih.
Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan
3
Syihab, Akidah Ahlus Sunnah (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), 1.
4
Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam, 74.
4
(diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah),
(karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-
Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu,
dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai
Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena
lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Aqidah merupakan bagian terpenting dari seluruh muatan agama. Karena
itu kita harus konsisten dengan lafaz dan makna Al-Qur’an dan Sunnah. Jadi ini
merupakan pembatasan sumber aqidah islam, baik dari lafaz maupun gaya
tetapi ia tidak dapat berdiri sendiri dalam menalar hakikathakikat aqidah islam
secara global dan detail. Selain itu dalam aqidah islam sering terdapat muatan-
sekalipun pada waktu yang sama akal juga tidak menemukan alasan untuk
menafikannya.
Kedua Ghaibiyah adalah kata yang dinisabkan pada kata ghaib (ghaib).
Yaitu apa yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra (tidak dapat dicium,
diraba, dirasa, dan didengar). Karena pancaindra merupakan jendela akal dari
Terjemahannya:
Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu
bersyukur.
5
Ketika kita mengatakann bahwa salah satu spesifikasi aqidah islam adalah
kegaiban, itu sama sekali tidak berarti bahwa semua muatan aqidah bersifat gaib
dan tidak dapat ditangkap pancaindra dan akal. Tetapi maksudnya adalah bahwa
salah satu spesifikasi aqidah islam adalah bahwa ia percaya kepada apa yang
gaib.5
Dimensi sybtansi berarti bahwa aqidah ini mempunyai persepsi yang integral
alam, dan kehidupan. Aqidah islam jug mencakup perbuatan hati, anggota badan
selain Allah, serta memberinya semua anasir kehormatan dan kemuliaan. Makan
membebaskan akal dari taklid buta dan hati dari kehendak-kehendak buruk.
memiliki kekuatan ilmu dan pembeda, dengan tidak lagi menerima syubhat dan
syubhat, mematikan keraguan, hingga tiada lagi tempat bagi syahwat dan hawa
nafsunya.6
tegas dan jelas, yang tidak menerima penambahan maupun pengurangan; takwil,
5
Al-Buraikan, 75–79.
6
Al-Buraikan, 85–89.
6
tasybih (penyerupaan terhadap Allah) maupun tajsid (menganggap Allah
memiliki jasad fisik). Akidah islam adalah akidah yang sangat simpel karena ia
merupakan akidah yang sesuai dengan fitrah. Akidah ini dibangun diatas pijakan
yang kokoh dan jelas yang tidak menerima ijtihad atau perubahan, sekalipun
zaman dan tempat itu sendiri mengalami perubahan.7 Akidah islamiah adalah
kepercayaan dan keyakinan akan wujud Allah swt. Dengan segala firman-Nya
firman (wahyu) Allah itu terkumpul dalm kitab suci samawi (Taubat, Zabur,
lainnya dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasca Al-Qur’an tidak ada lagi kitab suci
lainnya, sebagaimana tidak ada lagi Nabi dan Rasul pasca Muhammad saw.
Percaya kepada Allah dan Rasul dengan segala firman-Nya disebut Iman
Mujmal, yaitu kepercayaan secara global. Iman semacam itu dianggap sah bagi
orang awam. Sebab, dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan segala
rukun-rukun iman yang enam lainnya yakni malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari
akhir dan takdir. Semua tercakup dalam firman Allah dan sabda Rasul-Nya.
Percaya kepada rukun-rukun yang enam tersebut secara rinci disebut Iman
Mufasshal.8
dan dapat mengambil suatu tolak ukur yang membawa pada aqidah yang benar.
7
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis (Bandung: Pustaka Hidayah,
1998), 21–23.
8
Syihab, Akidah Ahlus Sunnah, 4–5.
7
Aqidah ini meletakkan aturan universal bagi manusia, yang sesuai dengan
suatu masyarakat yang ideal. Aqidah ini tak lain adalah risalah islam.
merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan
rasul-Nya, hari akhir,serta taqdir baik dan buruk.Ulama telah membagi ruang
3. Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam ghoib
4. Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam
Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa saja
yang disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau
diamalkan. akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi
9
Abdu Al-Ghoniy Abud, Aqidah Islam Versus Ideologi Modern (Ponorogo: Trimurti
Press, 1992), 1.
8
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. dan akal tidak
mampu juga menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu. tetapi
akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran sipembawa berita
tersebut di buktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu aja.
atas segala sesuatu petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
Apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Al Quran dan Oleh
Pikiran tidak menjadi sumber aqidah, tapi hanya berfungsi memahami nash-nash
yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. Akal tidak akan mampu menjangkau
10
Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam
(Jakarta: Robbani Press, 1998), 4.
11
Abdurrahman Habanakah, Pokok-Pokok Akidah Islam (Jakarta: Gema Insani Press,
1998), 77.
9
b. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidah yang
c. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka
bahwa Allah-lah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan,
antaranya :13
12
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis (Bandung: Pustaka Hidayah,
1998), 21–23.
13
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.
10
c. Injil diturunkan kepada Nabi Isa As
Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira
kepada umat manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh
terhadap ajaran Allah. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah
adalah :15
a. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena
sebaik-baiknya
14
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.
15
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.
11
istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi
adalah ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tantang
sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi
makhluknya.
kerasnya.
b. takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada pada diri manusia dan tidak
bangunan yang akan didirikan, harus semakin kokoh fondasi yang dibuat. Kalau
16
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.
17
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.
12
fondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa
fondasi. Kalau ajaran islam kita bagi dalam sistematika Aqidah, Ibadah, Akhlak,
dan Mu’alimat atau Aqidah, Syari’ah dan Akhlak, atau Iman, Islam, dan Ihsan,
maka ketiga aspek atau keempat aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sama
sekali. Karena satu sama lain saling terkait. Seseorang yang memiliki aqidah
yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang
mulia dan bermu’alimat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh
Allah SWT kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Seseorang tidaklah dinamai
berakhlak mulia bila tidak memiliki aqidah yang benar. Begitu seterusnya bolak
balik dan bersilang. Seseorang bila saja merekayasa untuk terhindar dari
kewajiban formal, mislanya zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari
aqidah. Atau seseorsng bisa saja pura-pura melaksanakan ajaran formal islam,
tapi Allah tidak akan memberi nilai kalau tidak dilandasi dengan aqidah yang
benar (iman).18
18
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tuhid (Jakarta: Darul Haq, 2005), 8.
13
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bahasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa islam dan aqidah
harus berjalan seimbang, karena sangatlah erat kaitanya bagi kehidupan seorang
muslim, dengan aqidah yang benar maka seorang muslim juga akan meliki tiang
dan pondasi agama yang baik. Aqidah terhadap ke Esaan Allah SWT ini akan
B. Saran
agama kita. Demi penyempurnaan makalah ini, saya mengharap kritik dan saran
yang konstruktif.
14
DAFTAR PUSTAKA
Asy Syaukani , Muhammad bin Ali bin Muhammad. Nail al-Autar. .Cairo.
Dar al-Fikr. 1983. Juz VI.
Hadi, Abdul. Metode Pengajaran Ilmu Tauhid. Al ‘Ulum Vol.56 No.2 April
2013.
http://aqidahakhlak12.blogspot.co.id/2012/12/b.html
http://blogocatatan.blogspot.co.id/2014/10/pengertianruang-lingkup-dan-
sumber.htmL
http://copyduty.blogspot.co.id/2011/04/makalah-aqidah.html
https://www.scribd.com/doc/240673947/MAKALAH-AQIDAH-DALAM-
ISLAM
Karsiyah, dkk.Konsep Kesatuan Iman. Iptek dan Amal Menuju Terbentuknya
Insan Kamil dalam Perspektif Pendidikan Islam. Volume 2. Nomor 2. Januari-Juni
2017
MatJalil. Falsafah Hakikat Iman Islam Dan Kufur. Ath Thariq Jurnal Dakwah
dan Komunikasi. Vol 2 No 2 .2018.
15