Anda di halaman 1dari 18

KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM

Dosen Pengampu ; Ambo Rappe, S.E.,M.H

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah AIK-1 (Kemanusiaan dan
Keimanan) Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Strata Satu (S1)
Semester Genap Universitas Muhammadiyah Bone
Oleh:
DIDIN RAHMAT HIDAYAT
NIM. 22690109122
SALMIANTI DWI SAPUTRI
NIM. 22690109123
FAISAL. S
NIM. 22690109124
AMIR AMAR HASTIN
NIM. 22690109125
FADIL ASTRIADI SOFYAN
NIM. 22690109126
RIFKI FAIZ FAUZAN
NIM. 22690109127
ANDI MIFTAHUL HUDA
NIM. 22690109128

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

TAHUN AKADEMIK 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan berbagai

nikmat sampai saat ini. Salawat dan salam tetap tertuju kepada manusia pilihan Allah

swt.,Nabi Muhammad saw. yang telah menuntun manusia, khususnya umat Islam ke

jalan yang diridai oleh Allah.

Penulis telah berhasil menyeleseikan makalah ini, walaupun terdapat banyak

kekurangan, karena kurangnya kemampuan penulis. Kepada semua pihak yang telah

membantu terseleseikannya makalah ini, penulis mengucapkan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya.

Harapan besar penulis, makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum

dan juga bagi para mahaasiswa ataupun mereka yang berkecimpung dalam bidang

akademik, sehingga dapat lebih giat untuk menciptakan karya-karya yang bermanfaat

bagi masyarakat.

Penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak

guna lebih sempurnanya makalah ini, sehingga dapat menuai manfaat maksimal

kepada masyarakat.

Watampone, 12 Juni 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah dan Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah 3

B. Sumber dan Fungsi Aqidah 9

C. Prinsip-Prinsip Aqidah dalam Islam 10

D. Fungsi Aqidah dalam Islam 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 14

B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT. Hanya

saja kesempurnaan Islam ini hanya bisa kita rasakan dalam kehidupan jika kita

pun melaksanakannya secara sempurna. Jika kita hanya melaksanakan Islam

secara setengah-setengah, atau sebagiannya saja, maka kita tidak akan bisa

merasakan kesempurnaan Islam itu sendiri.

Kita hanya akan bisa merasakan sebagian saja dari kesempurnaan itu. Dan

yang lebih penting, kita hanya akan bisa menjadi muslim yang seutuhnya jika

kita masuk kedalam Islam secara keseluruhan. Jika kita masuk kedalam Islam

secara setengah-setengah, kita pun akan menjadi muslim yang setengah-

setengah. 

Nabi Muhammad SAW telah bersabda ‘Telah aku tinggalkan dua

perkara,selama kalian (umat islam) berpegang teguh, kalian tidak akan sesat,

yaitu Kitabulloh(Al-Qur’an dan Sunah Nabi (Al-Hadist).

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :

1. Apa yang dimaksut aqidah dalam agama Islam?

2. Apa sumber dan bagaimana fungsi aqidah dalam Islam?

3. Prinsip-Prinsip apa saja yang ada dalam agama Islam?

1
C. Tujuan

Tujuan saya meyelesaikan makalah ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui pengertian dan ruanglingkup pembahasan aqidah.

2. Untuk mengerti sumber dan fungsi aqidah.

3. Untuk memahami Prinsip-Prinsip aqidah Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah Dan Ruang lingkup Pembahasan Aqidah

Aqidah secara bahasa berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan,

adalah keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat 

dan mengandung perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu.

Kata ‘aqidah’ tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam

Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada

istilah aqidah Islam, aqidah nasrani,ada aqidah yang benar atau lurus

dan ada aqidah yang sesat atau menyimpang.1

Menurut Hasan al-Banna, Aqa’id (bentuk jamak dari aqidah) adalah

beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati-mu, mendatangkan

ketentrama jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan

keragu-raguan. Sedangkan Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy, Aqidah adalah

sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan

akal, wahyu dan fitrah, kebenaran itu dipastikan (oleh manusia) didalam hati

(serta) diyakini kesahihan dan keberadaannya (secara pasti) dan ditolak segala

sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.2

Aqidah atau keyakinan adalah suatu nilai yang paling asasi dan prinsipil

bagi manusia, sama halnya dengan niali dirinya sendiri, bahkan melebihinya.

Lafal al-Islam didalam bahasa arab berarti ‘pasrah dan patuh’. Lafal tersebut

1
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
pengamalan Islam, 1992), 1.
2
Abdurrahman Habanakah, Pokok-Pokok Akidah Islam (Jakarta: Gema Insani Press,
1998), 77.

3
merupakan akar kata aslama: yuslimu-fahuwa-muslimun. Sedangkan didalam

istilah syariat, al-Islam berarti ‘berserah diri, tunduk patuh kepada Allah lahir dan

batin’.3

Aqidah Islam sebenarnya mempunyai banyak spesifikasi, tetapi studi ini

akan membatasi pembahasan pada tiga spesifikasi, yaitu Tauqifiyah, Ghaibiyah,

dan Syumuliyah.4

Pertama Tauqifiyah, kata tauqifiyah berarti pelarangan dan

pengungkungan. Dalm terminologi syariat Islam berarti Rasulullah telas

menjelaskan semua rincian muatan aqidah islam. beliau tidak membiarkan satu

bagianpun lepas dari penjelasan. Pengertian ini merupakan konsekuensi

penyempurnaan agama yang termaktub dalam firman Allah Swt: Q.S. AL-

Maidah ayat 3
       
     
         
        
        
      
         
       

Terjemahannya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah,
yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih.
Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan

3
Syihab, Akidah Ahlus Sunnah (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), 1.
4
Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam, 74.

4
(diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah),
(karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-
Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu,
dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai
Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena
lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Aqidah merupakan bagian terpenting dari seluruh muatan agama. Karena

itu kita harus konsisten dengan lafaz dan makna Al-Qur’an dan Sunnah. Jadi ini

merupakan pembatasan sumber aqidah islam, baik dari lafaz maupun gaya

ungkapannya. Karena walaupun akal diberi kemampuan memahami dan menalar,

tetapi ia tidak dapat berdiri sendiri dalam menalar hakikathakikat aqidah islam

secara global dan detail. Selain itu dalam aqidah islam sering terdapat muatan-

muatan yang membingungkan dan diluar kemampuan akal untuk menalarnya,

sekalipun pada waktu yang sama akal juga tidak menemukan alasan untuk

menafikannya.

Kedua Ghaibiyah adalah kata yang dinisabkan pada kata ghaib (ghaib).

Yaitu apa yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra (tidak dapat dicium,
diraba, dirasa, dan didengar). Karena pancaindra merupakan jendela akal dari

mana ia memperoleh pengetahuan. Allah berfirman: QS. Al Mu’minum ayat 78

‫َأنشَأ ٱلَّ ِذ ٓى َو ُه َو‬


َ ‫ٱلس ْم َع لَ ُك ُم‬
َّ ‫صَٰر‬ ِٔ ِ
َ ْ‫تَ ْش ُك ُرو َن قَلياًل َّما َوٱَأْلفْـ َد َة َوٱَأْلب‬

Terjemahannya:
Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu
bersyukur.

5
Ketika kita mengatakann bahwa salah satu spesifikasi aqidah islam adalah

kegaiban, itu sama sekali tidak berarti bahwa semua muatan aqidah bersifat gaib

dan tidak dapat ditangkap pancaindra dan akal. Tetapi maksudnya adalah bahwa

salah satu spesifikasi aqidah islam adalah bahwa ia percaya kepada apa yang

gaib.5

Ketiga Syumuliyah adalah integrakitas dimensi subtansi dan aplikasi.

Dimensi sybtansi berarti bahwa aqidah ini mempunyai persepsi yang integral

tentang masalah-masalah besar manusia dimana banyak manusia yang tersesat

dalam mencari dan memahaminya seperti persepsi tentang Tuhan, manusia,

alam, dan kehidupan. Aqidah islam jug mencakup perbuatan hati, anggota badan

dan lisan. Aqidah islam menumbuhkan perasaan manusia dan menghancurkan

semua faktor kelemahan yang sering membuatnya tunduk didepan kekuatan

selain Allah, serta memberinya semua anasir kehormatan dan kemuliaan. Makan

aqidah membebaskan pikiran dari sembahan-sembahan selain Allah,

membebaskan akal dari taklid buta dan hati dari kehendak-kehendak buruk.

Aqidah menyalakan pelita hidayah dan cahaya keyakinan sehingga manusia

memiliki kekuatan ilmu dan pembeda, dengan tidak lagi menerima syubhat dan

kesesatan. Karena cahaya dalam hatinya mampu menghilangkan gelapnya

syubhat, mematikan keraguan, hingga tiada lagi tempat bagi syahwat dan hawa

nafsunya.6

Akidah islam memiliki konsep yang spesifik. Ia merupakan akidah yang

tegas dan jelas, yang tidak menerima penambahan maupun pengurangan; takwil,

5
Al-Buraikan, 75–79.
6
Al-Buraikan, 85–89.

6
tasybih (penyerupaan terhadap Allah) maupun tajsid (menganggap Allah

memiliki jasad fisik). Akidah islam adalah akidah yang sangat simpel karena ia

merupakan akidah yang sesuai dengan fitrah. Akidah ini dibangun diatas pijakan

yang kokoh dan jelas yang tidak menerima ijtihad atau perubahan, sekalipun

zaman dan tempat itu sendiri mengalami perubahan.7 Akidah islamiah adalah

kepercayaan dan keyakinan akan wujud Allah swt. Dengan segala firman-Nya

dan kebenaran Rasulullah (Muhammad) saw. Dengan segala sabdanya. Firman-

firman (wahyu) Allah itu terkumpul dalm kitab suci samawi (Taubat, Zabur,

Injil, dan Al-Qur’an). Setelah turunnya AlQur’an semua kitab-kitab samawi

lainnya dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasca Al-Qur’an tidak ada lagi kitab suci

lainnya, sebagaimana tidak ada lagi Nabi dan Rasul pasca Muhammad saw.

Percaya kepada Allah dan Rasul dengan segala firman-Nya disebut Iman

Mujmal, yaitu kepercayaan secara global. Iman semacam itu dianggap sah bagi

orang awam. Sebab, dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan segala

firman-Nya dan sabdanya, berarti dengan sendirinya percaya kepada seluruh

rukun-rukun iman yang enam lainnya yakni malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari

akhir dan takdir. Semua tercakup dalam firman Allah dan sabda Rasul-Nya.

Percaya kepada rukun-rukun yang enam tersebut secara rinci disebut Iman

Mufasshal.8

Semua risalah-risalah samawi terpadu dalam satu corak risalah yang

menyeru untuk mempergunakan akal. Lama-kelamaan akal ini akan berkembang

dan dapat mengambil suatu tolak ukur yang membawa pada aqidah yang benar.

7
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis (Bandung: Pustaka Hidayah,
1998), 21–23.
8
Syihab, Akidah Ahlus Sunnah, 4–5.

7
Aqidah ini meletakkan aturan universal bagi manusia, yang sesuai dengan

kehidupan, dimana da kapanpun kurun waktunya. Sehingga dapat membentuk

suatu masyarakat yang ideal. Aqidah ini tak lain adalah risalah islam.

Dalam ajaran agama Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah)

merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan

rukun iman, yaitu keyakinan kepadaAllah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-

rasul-Nya, hari akhir,serta taqdir baik dan buruk.Ulama telah membagi ruang

lingkup pembahasan aqidah ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu:9

1. Ilahiyyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan dengan

Allah, seperti wujud Allah, sifat Allah, nama dan sifat Allah dan sebagainya.

2. Nubuwat,  yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah yang dibawa para

Rasul ,mu’jizat rasul  dan lain sebagainya.

3. Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam ghoib

seperti jin, iblis, syaitan , roh ,malaikat dan lain sebagainya

4. Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui

lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam

barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb.

B. Sumber Dan Fungsi Aqidah

Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa saja

yang disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau

diamalkan. akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi

9
Abdu Al-Ghoniy Abud, Aqidah Islam Versus Ideologi Modern (Ponorogo: Trimurti
Press, 1992), 1.

8
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. dan akal tidak

mampu juga menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu. tetapi

akal hanya perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran sipembawa berita

tersebut di buktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu aja.

Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber Aqidah. Firman

Allah: ”...dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) sebagai penjelas

atas segala sesuatu petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

yang berserah diri.”10

Apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Al Quran dan Oleh

Rasulullah dalam Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan).Akal

Pikiran tidak menjadi sumber aqidah, tapi hanya berfungsi memahami nash-nash

yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. Akal tidak akan mampu menjangkau

hal-hal yang ghaib.

Aqidah memiliki beberapa fungsi,antara lain: 11

a. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.

10
Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam
(Jakarta: Robbani Press, 1998), 4.
11
Abdurrahman Habanakah, Pokok-Pokok Akidah Islam (Jakarta: Gema Insani Press,
1998), 77.

9
b. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidah yang

kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang

mulia, dan bermu’amalat dengan baik.

c. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka

ibadah kita tersebut tidak akan diterima.

C. Prinsip-Prinsip Aqidah Islam

1. Iman kepada Allah

Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran

bahwa Allah-lah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan,

membina, mendidik dan menyediakan segala kebutuhan manusia.12

2. Iman kepada malaikat

Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran

bahwa Allah menciptakan malaikat dari cahaya. Sifat-sifat malaikat di

antaranya :13

a. Selalu patuh dan taat

b. Sebagai penyampai wahyu

c. Diciptakan dari cahaya

d. Mempunyai kemampuan yang luar biasa

3. Iman kepada kitab suci

Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :

a. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As

b. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As

12
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis (Bandung: Pustaka Hidayah,
1998), 21–23.
13
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.

10
c. Injil diturunkan kepada Nabi Isa As

d. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW14

4. Iman kepada Nabi dan Rasul

Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira

kepada umat manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh

terhadap ajaran Allah. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah

adalah :15

a. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena

Nabi tidak berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.

b. Amanah artinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya

c. Fathanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi mampu memahami perintah-

perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.

d. Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya apa

yang diwahyukan Allah kepadanya

5. Iman kepada hari akir

Beriman kepada hari akhir adalah meyakinibahwa manusia akan

mengalami kesudahan dan meminta pertanggung jawaban di kemudian

hari.Al-Qu’ran selalu menggugah hati dan pikiran manusia dengan

menggambarkan peristiwa-peristiwa hari kiamat, dengan nama-nama yang

unik, misalnya al-zalzalah, al-qari’ah, an-naba’ dan al-qiyamah. Istilah-

14
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.
15
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.

11
istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi

manusia pada saat itu.16

6. Iman kepada qada’ dan qadar

Menurut bahasa, qada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum,

ketetapan, pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah

adalah ketetapan Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tantang

segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar adalah

kejadian suatu ciptaanyang sesuai dengan penetapan.

Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin dengan

sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi

makhluknya.

Para ulama membagi takdir menjadi dua macam, yakni :17

a. takdir muallaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha)

manusia. misalnya : orang miskin berubah menjadi kaya atas kerja

kerasnya.

b. takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada pada diri manusia dan tidak

dapat diubah-ubah. misalnya : kematian, kelahiran dan jenis kelamin.

D. Fungsi Aqidah dalam Islam

Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi

bangunan yang akan didirikan, harus semakin kokoh fondasi yang dibuat. Kalau

16
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.
17
Abdul Halim ’Uways, Fiqih Statis Dan Fiqih Dinamis ,21–23.

12
fondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa

fondasi. Kalau ajaran islam kita bagi dalam sistematika Aqidah, Ibadah, Akhlak,

dan Mu’alimat atau Aqidah, Syari’ah dan Akhlak, atau Iman, Islam, dan Ihsan,

maka ketiga aspek atau keempat aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sama

sekali. Karena satu sama lain saling terkait. Seseorang yang memiliki aqidah

yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang

mulia dan bermu’alimat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh

Allah SWT kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Seseorang tidaklah dinamai

berakhlak mulia bila tidak memiliki aqidah yang benar. Begitu seterusnya bolak

balik dan bersilang. Seseorang bila saja merekayasa untuk terhindar dari

kewajiban formal, mislanya zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari

aqidah. Atau seseorsng bisa saja pura-pura melaksanakan ajaran formal islam,

tapi Allah tidak akan memberi nilai kalau tidak dilandasi dengan aqidah yang

benar (iman).18

18
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tuhid (Jakarta: Darul Haq, 2005), 8.

13
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari bahasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa islam dan aqidah

harus berjalan seimbang, karena sangatlah erat kaitanya bagi kehidupan seorang

muslim, dengan aqidah yang benar maka seorang muslim juga akan meliki tiang

dan pondasi agama yang baik. Aqidah terhadap ke Esaan Allah SWT ini akan

melahirkan keyakinan mengakui adanya Allah, sifat-sifatNya, hukum-

hukumNya, dan kekuasaanNya. Pokok Aqidah ini dengan sendirinya akan

mencakup kepercayaan-kepercayaan yang lain, seperti malaikat-malaikatNya,

para rasulNya, kitab-kitabNya, hari kebangkitan dan ketentuan takdirNya.

B. Saran

Saya berharap makalah ini dapat membantu bagi seluruh mahasiswa

khususnya para pembaca. Sebagai generasi muda hendaknya kita senantiasa

memperbaiki akidah kita mulai darisekarang.Karena akidah merupakan fondasi

agama kita. Demi penyempurnaan makalah ini, saya mengharap kritik dan saran

yang konstruktif.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad. Tauhid Ilmu Kalam. Bandung. CV Pustaka Jaya. 2009.

Asy Syaukani , Muhammad bin Ali bin Muhammad. Nail al-Autar. .Cairo.
Dar al-Fikr. 1983. Juz VI.

Elliyas, Bambang. Implementasi Tauhid di dalam Syarikat Islam. Jurusan


Aqidah Filsafat. Fakultas Ushuluddin. IAIN Sunan Kalijaga. 2003.

Hadi, Abdul. Metode Pengajaran Ilmu Tauhid. Al ‘Ulum Vol.56 No.2 April
2013.

http://aqidahakhlak12.blogspot.co.id/2012/12/b.html

http://blogocatatan.blogspot.co.id/2014/10/pengertianruang-lingkup-dan-

sumber.htmL

http://copyduty.blogspot.co.id/2011/04/makalah-aqidah.html

https://www.scribd.com/doc/240673947/MAKALAH-AQIDAH-DALAM-

ISLAM
Karsiyah, dkk.Konsep Kesatuan Iman. Iptek dan Amal Menuju Terbentuknya
Insan Kamil dalam Perspektif Pendidikan Islam. Volume 2. Nomor 2. Januari-Juni
2017

MatJalil. Falsafah Hakikat Iman Islam Dan Kufur. Ath Thariq Jurnal Dakwah
dan Komunikasi. Vol 2 No 2 .2018.

Tarmizi, Erwandi. Universitas Islam Madinah Bidang Riset dan Kajian


Ilmiah. Rukun Iman. 2007.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI. Al-


Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahannya .Bandung. CV.Penerbit Diponegoro. 2007.

15

Anda mungkin juga menyukai