Anda di halaman 1dari 2

Nama : Linda Suci Triliana

NIM/ Off : 160351606476/ B

Jurnal Sumber Daya Energi (Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Osmosis)

Energi listrik merupakan kebutuhan utama masyarakat di seluruh dunia, semua aspek
kebutuhan hampir dipenuhi dengan bantuan listrik. Sejak tahun 2014 penggunaan listrik di
Indonesia semakin meningkat. Oleh karena itu, perlu membangun pembangkit listrik yang
baru dan terbarukan. Indonesia merupakan Negara yang sebagaian besar wilayahnya berupa
lautan, sehingga dapat menggunakan air laut dengan memanfaatkan tenaga osmosis sebagai
sumber energi alternatif. Adanya garis pantai maka ditemukan daerah kontak air sungai
dengan air laut yaitu di daerah muara sehingga air sungai yang menuju laut akan
menghasilkan tekanan di zona permeabel yang di konversi menjadi energi listrik.

Teknologi pembangkit listrik tenaga osmosis mulai dikenalkan pada tahun 1990 di
Norwegia. Cara kerja pembangkit listrik tenaga osmosis yaitu air sungai dan air laut disaring
melulai filtrasi untuk menghilangkan pengotor pada air. Selanjutnya air sungai masuk ke
dalam modul membran, sedangkan air laut diberi tekanan tambahan melalui sebelum masuk
ke dalam modul membran. Di dalam modul membran akan terjadi peristiwa osmosis dimana
air tawar akan berpindah melalui membran semipermeabel ke air laut, setelah air keluar dari
modul membran maka laju air volumetric air bertekanan tinggi akan meningkat dan mengalir
menuju turbin, tetapi tidak seluruh air akan mengalir ke turbin tersebut melainkan akan
diumpan ke penukar tekanan dan kembali ke laut. Air yang mengalir pada turbin dengan
tekanan yang besar akan menggerakkan turbin untuk menghasilkan energi listrik.

Bahan yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga osmosis berupa pipa-pipa
yang terbuat dari baja dikarenakan baja memiliki sifat yang tidak mudah terkorosif.
Karakteristik membran yaitu mampu dilewati air dan rejeksi terhadap garam, bahan yang
digunakan untuk membran yaitu Thin Film Composite (TFC). Terdapat dua model
pembangkit listrik tenaga osmosis yaitu sea-level power plant atau sama dengan
Underground PLO Plant dan subsea-level power plant atau sama dengan SHEOPP
Converter. Perbedaan dari kedua model ini adalah, pada sea-level power plant menggunakan
alat pengatur tekanan dikarenakan tidak adanya perbedaan ketinggian sehingga tidak
mempengaruhi tekanan pada pembangkit sehingga dibantu dengan alat penukar tekanan
tersebut serta pada model ini pembangkit dibangun didekat sungai dan laut yang membuang
air payau hasil pembangkit ke muara sungai untuk menjaga ekosistem, sedangkan pada
subsea-level power plant tidak menggunakan alat pengatur tekanan tetapi telah adanya
perbedaan ketinggian pada pembangkit sehingga memberikan tekanan atau dapat mengatur
tekanan serta pembangkit model ini dibangun dibawah permukaan air laut yang membuang
air payau ke gua bawah laut.

Penerapan ilmu pengetahuan yang digunakan yaitu proses osmosis dan teknologi
osmosis. Proses pembangkit listrik ini melibatkan perubahan energi kinetik menjadi energi
listrik dengan memutar rotor pada generator, untuk memutar rotor tersebut dibutuhkan
tekanan. Pada proses osmosis ini yang memanfaatkan air laut dan air tawar menghasilkan
tekanan yang besar. Osmosis adalah sifat yang dimiliki suatu fluida untuk berpindah melalui
lapisan semipermeabel diantara dua fluida dengan kepekatan berbeda (konsentras berbeda).
Lapisan ini yang memisahkan dua fluida dengan kepekatan berbeda dan lapisan ini hanya
dapat dilalui oleh air maka partikel padatan akan tertahan. Perpindahan fluida akibat aliran
fluida dari kepekatan rendah menuju kepekatan tinggi mengakibatkan adanya perubahan
volume yang menimbulkan tekanan pada fluida yang lebih pekat. Tekanan dimanfaatkan
sebagai sumber energi kinetik pemutar roto generator pada pembangkit listrik tenaga
osmosis.

Kelebihan PLTO yaitu tidak memerlukan lahan luas dan biaya yang tidak begitu besar
layaknya PLTA, tidak menimbulkan efek samping seperti polusi udara dan air, menghasilkan
energi listrik yang stabil atau tidak dipengaruhi oleh kondisi cuaca, mengurangi
ketergantungan bahan bakar fosil dan bahan bakunya gratis dan melimpah serta energi yang
dihasilkan lebih besar dibandingkan energi yang dihasilkan dengan sumber angin.
Kekurangan dari PLTO yaitu memerlukan biaya cukup besar untuk instalasi dan
pengembangannya, masih sedikit negara yang memanfaatkan teknologi PLTO dikarenakan
masih sedikit yang menguasai ilmu teknologi ini, dan sedikit investor yang bemrinat
mengembangkan pembangkit tenaga listrik osmosis.

Anda mungkin juga menyukai