Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN WAKTU – MEMANFAATKAN WAKTU

Waktu ibarat pedang (al-Waqtu Kas Saif), siapa yang terlena dengan hal
yang sia-sia yang tidak bermanfaat pasti dia akan tertebas oleh waktu itu.

Masa anak-anak, masa muda ataupun masa remaja datangnya hanya satu
kali dan masa itu tak akan kembali lagi walau sesaat.

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam


kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan menjalankan amal saleh
dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-Ashr 1-3)

Alangkah ruginya kita disaat menjalani sesuatu yang berharga kemudian


kita sia-sia kan. KARENA satu desah nafas takkan pernah kembali setelah
kita keluarkan.
Ada 3 modal utama yang manusia miliki untuk meraih sesuatu:
1. Sehat akal fikiran
2. Sehat jasmani / badan
3. Waktu luang

Orang yang bodoh adalah jika diberikan modal (sehat fikiran dan badan
serta waktu luang) maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. Begitu
juga kita jika sudah diberi modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-
hamburkan maka kita termasuk orang yang bodoh.

Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka dialah orang yang
beruntung.

Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang


diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia
adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya." (HR. Ahmad)

Rasulullah SAW juga bersabda: ”Sebaik-baiknya manusia adalah yang


paling banyak manfaatnya bagi orang lain”.

Orang yang pasti beruntung adalah orang yang mencari ilmu, orang yang
mengamalkan ilmu, orang yang mendakwahkan ilmu dan orang yang sabar
dalam menyebarkannya
.
Mengatur waktu dengan baik agar tidak sia-sia adalah dengan mengetahui
dan mempetakan, mana yang wajib, mana yang sunah dan mana yang
mubah.

Ramadahan ini adalah wahana yang paling tepat bagi diri kita untuk
memacu meningkatkan kualitas pemahaman kita terhadap agama sehingga
iman dan takwa kita bertambah, meningkatkan kualitas amal-amal kita
sehingga menjadi produktif, meningkatkan kualitas akhlak kita sehingga
menjadi suri tauladan dan meningkatkan kualitas kesabaran kita dalam
menetapi kebenaran.

Materi Pondok Ramadhan 1443H


SEHAT SELAMA BERPUASA
Di antara Keistimewaan puasa yaitu kesehatan dan sekaligus kebahagiaan.
Janji Allah diberikan kepada orang yang berpuasa ditegaskan dengan sabda
Nabi Muhammad SAW bersabda:
''Berpuasalah maka anda akan sehat.''
Dengan berpuasa akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.

Puasa terbukti mampu meningkatkan derajat kesehatan. Penyakit maag, tekanan darah
tinggi, dan kadar gula darah akan lebih terkontrol.
Menahan lapar dan haus, apalagi pada siang hari yang panas terik, terkadang memang butuh
perjuangan tersendiri. Namun, jika puasa kita dilandasi dengan iman dan keikhlasan untuk
ibadah, rasanya rasa lapar dan haus itu tak berarti apa-apa. Apalagi jika kita menyadari bahwa
puasa ternyata juga membawa begitu banyak hikmah dan manfaat buat kita, salah satunya
manfaat kesehatan.
Nah, agar puasa yang tengah kita jalankan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kesehatan, maka laksanakan puasa dengan benar.
Puasa yang benar artinya puasa yang sesuai dengan kaidah agama, juga kesehatan.
Untuk itu, simak beberapa tips berikut ini :
1. Makan dan minum yang cukup, sekitar 8-10 gelas sehari.
Dalam hal minum ini, para lansia (lanjut usia) seringkali tidak merasa haus walau baru minum
sedikit. Namun demi kesehatan, hendaknya diusahakan untuk minum yang cukup meski tidak
haus. Minum air di sini tidak selalu berarti air putih semata, tetapi minum teh, susu, jus buah,
koktil buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita konsumsi.
2. Untuk kebutuhan kalori, biasanya wanita membutuhkan kalori sekitar 1.900 kalori,
sementara pria 2.100 kalori.
Kalori sebanyak ini bisa terpenuhi dari makanan dan minuman yang disantap selama sahur dan
buka puasa. Tapi tentunya, makanan dan minuman itu harus memenuhi standar gizi yaitu 50
persen karbohidrat, 25 persen lemak, 10-15 persen protein, serta vitamin dan mineral
secukupnya. Untuk makanan, sebaiknya pilih makanan alami karena lebih aman. Misalnya:
karbohidrat diperoleh dari nasi, kentang, mi atau jagung. Protein dari daging, ikan, tempe, tahu,
dan lain-lain. Sedangkan sumber vitamin dan mineral ada pada sayuran dan buah-buahan
berwarna kuning, hijau tua, dan merah.
3. Saat berbuka puasa, hendaknya tidak makan sekaligus banyak, tapi secara bertahap.
Dimulai dengan menikmati makanan ringan atau minuman yang manis-manis. Jika Anda suka
kurma, makanlah buah yang berasa manis ini. Selain berguna untuk menyuplai energi, kurma
juga kaya kandungan zat gizi seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat.
4. Sedangkan pada saat sahur, meski kurang bernafsu untuk makan karena rasa kantuk
belum hilang, sebaiknya digunakan sebaik-baiknya.
Ada anjuran untuk makan sahur selambat mungkin, kira-kira setengah jam sebelum Imsak. Tapi
ingat, sebaiknya makan sahur tidak terlalu kenyang, kira-kira sepertiga dari kebutuhan kalori
sehari.
5. Jika tidak bisa makan nasi dalam jumlah yang cukup banyak (karena ada perubahan pada
lambung dan gerakan usus) cobalah untuk makan camilan. Untuk mencegah sembelit,
sebaiknya sayur dan buah dikonsumsi setiap hari. Jika perlu mengonsumsi suplemen.
6. Istirahat di waktu siang hari. Ini berguna untuk menghindari keluarnya keringat yang
sangat banyak. Karena semakin banyak keringat yang keluar akan mengakibatkan
DEHIDRASI pada tubuh kita
7. Jika ingin olahraga, bisa dilakukan pada sore hari sekitar satu atau setengah jam sebelum
berbuka.

Materi Pondok Ramadhan 1443H


KIAT-KIAT PUASA
Untuk melaksanakan puasa Ramadhan, harus melakukan dua rukunnya, yaitu:
1) Niat,
2) Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan, mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
(QS.Al-Bayyinah:5 dan Al-Baqarah:187)
1. Niat puasa dilakukan sebelum terbit fajar setiap malam sepanjang bulan Ramadhan. (HR.
Ahmad). Dianjurkan niat dilakukan pada awal Ramadhan untuk seluruh bulan, di samping berniat setiap
malam hari, untuk menjaga kemungkinan lupa.
2. Dalam niat disunahkan Talaffudz (malafadzkan niat) dan diwajibkan dalam hati karena niat itu di
dalam hati, seperti ucapan:

َ ‫تع‬
‫الى‬ َ ‫هلل‬
ِ ِ ‫ضا‬
ً ‫السَنِة فَْر‬
َ ‫ان هذِِه‬
َ ‫ض‬َ ‫شْهِر رََم‬
َ ‫ض‬
ِ ‫اء َفْر‬
ِ ‫ن أََد‬
ْ ‫ت صَْوَم غٍَد َع‬
ُ ‫َنَوْي‬
Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena
Allah Ta’ala.
3. Demi menjaga puasa agar tidak batal, maka hendaklah berhati-hati ketika berbuka dan bersahur dengan
memperhatikan ketepatan waktu (sampai nyata-nyata belum terbit fajar atau setelah nyata tiba waktu
Maghrib). Sebab dugaan yang salah terhadap ketetapan waktu akan membatalkan puasa.

Batal Puasa
1.Makan dan minum dengan sengaja. Bila tidak sengaja tidak batal puasanya. (HR. Jama’ah).
2.Masuknya sesuatu melalui mulut dengan cara menelan walaupun yang ditelan bukan makanan atau
minuman.
3.Makan atau minum karena menganggap masih malam akan tetapi kenyataannya fajar telah terbit (telah
masuk waktu subuh), atau karena menyangka sudah masuk Maghrib tetapi ternyata masih sore.
4.Sengaja muntah-muntah. Bila muntah secara terpaksa/refleks maka tidak batal puasanya. (HR.Ahmad).
5.Haid dan Nifas, sekalipun waktunya berada pada ujung puasa (menjelang Maghrib).
6.Berniat membatalkan puasa, menjadikan puasanya batal.

Ketika berpuasa disunnahkan melakukan beberapa etika puasa, di antaranya yaitu:


1. Mengakhirkan makan sahur, sehingga menjelang terbit fajar (waktu subuh). Panggilan Imsyak,
Tahrim, atau Adzan awal sebelum subuh, tidak menjadi penghalang makan sahur. (HR.Bukhari
Muslim).
2. Menyegerakan berbuka. Dalam berbuka hendaknya mendahulukan kurma, atau air, susu, madu,
atau sesuatu yang manis. Agar berbuka tidak mengganggu waktu sholat Maghrib di awal waktu,
hendaknya berbuka secukupnya atau makanan ringan. (HR. Tirmidzi).
3. Membaca do’a setelah berbuka. Bukan dibaca sebelum atau di tengah-tengah berbuka.

َ ‫ق َوَثب‬
‫ت‬ ُ ‫العُرْو‬
ُ ِ‫الظمأ وَْابتلت‬
َ َ ‫ذه‬
‫ب‬َ ُ‫طْرت‬
َ ْ‫ك أف‬
َ ‫رزِق‬
ْ ‫لى‬
َ ‫ع‬
َ ‫آمْنتُ َو‬
َ ‫ك‬َ ‫ت َوِب‬
ُ ‫ك صُْم‬
َ ‫اللهَُّم َل‬
.‫الى‬
َ ‫تع‬
َ ‫هللا‬
ُ ‫شاء‬َ ‫إن‬
ْ ‫األجُْر‬
Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dengan rizki-Mu aku berbuka. Dahaga telah hilang, urat-urat
telah segar, dan mudah-mudahan pahalanya ditetapkan, semoga Allah menghendaki. Amien.
4. Mandi janabat, haid, dan nifas sebelum terbit fajar (waktu subuh).
5. Manjauhi hal-hal yang menjurus kepada bangkitnya kehendak nafsu yang mengasyikkan, apakah
dengan mendengar, mencium, menyentuh, maupun melihat, karena tidak sesuai dengan tujuan puasa
untuk mendidik diri.
6. Tidak mencaci maki, bicara jorok, berbicara tanpa faidah, serta menjaga diri dari mengumpat,
mengadu domba

Materi Pondok Ramadhan 1443H


Menghindari Sifat Tercela (Akhlak Madzmumah)

Akhlak dalam wujud pengamalannya di bedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak
yang tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasulnya yang kemudian
melahirkan perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji,
sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan rasulnya dan
melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak yang
tercela.
Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari
akhlak yang baik (akhlak mahmudah).
Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang
tercela, di antaranya:
 Kidzib atau Berbohong
Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.
3 tanda orang munafik:
1. Bila berkata berbohong
2. Bila berjanji mengingkari
3. Bila dipercaya khianat
Adzab / siksa bagi orang munafik adalah siksa api neraka yang paling bawah
 Takabur atau sombong
Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.
Pendek kata: merasa dirinya lebih hebat dari orang lain.
 Hasat atau Dengki
Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.
 Bakhil atau Kikir
Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk
orang lain.
Pendek kata: susah bersedekah atau berzakat walaupun rezeki melimpah.

Materi Pondok Ramadhan 1443H


AKHLAK KEPADA ORANG TUA

[1]. Merupakan Amal Yang Paling Utama


‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata.
“ Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang
paling utama?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada
waktunya.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada
kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab,
‘Jihad/berjuang di jalan Allah’
[2]. Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua
Sesuai hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, disebutkan:
“Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada
keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”
[3]. Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang Dialami
Yaitu, dengan cara bertawassul (berdoa) dengan amal shalih tersebut.
[4]. Akan Diluaskan Rizki Dan Dipanjangkan Umur
Sesuai sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan di-panjangkan umurnya, maka
hendaklah ia menyambung silaturrahimnya.”
Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan adalah silaturahmi kepada orang tua
sebelum kepada yang lain. Banyak di antara saudara-saudara kita yang sering
berkunjung kepada teman-temannya, tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang,
bahkan tidak pernah. Padahal ketika masih kecil, dia selalu bersama orang tuanya.
Sesulit apa pun harus tetap diusahakan untuk bersilaturahmi kepada kedua orang
tua, karena dekat kepada keduanya -insya Allah- akan dimudahkan rizki dan
dipanjangkan umurnya.
[5]. Akan Dimasukkan Ke Surga Oleh Allah ‘Azza wa Jalla
Berbuat baik kepada orang tua dan taat kepada keduanya dalam kebaikan
merupakan jalan menuju Surga. Dan di antara dosa-dosa yang Allah ‘Azza wa
Jalla segerakan adzabnya di dunia adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada
orang tua. Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik kepada orang tuanya,
Allah akan meng-hindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Allah
‘Azza wa Jalla dan akan dimasukkan ke Surga.

BENTUK-BENTUK AKHLAK KEPADA ORANG TUA

Materi Pondok Ramadhan 1443H


[1]. Bergaul bersama keduanya dengan cara yang baik.
Di dalam hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa memberi
kegembiraan kepada seseorang mukmin termasuk shadaqah, lebih utama lagi
kalau memberi kegembiraan kepada orang tua kita
[2]. Berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut.
Hendaknya dibedakan adab ber-bicara antara kepada kedua orang tua dengan ke-
pada anak, teman atau dengan yang lain. Berbicara dengan perkataan yang mulia
kepada kedua orang tua.
[3]. Tawadhu’ (rendah hati).
Tidak boleh kibr (som-bong) apabila sudah meraih sukses atau memenuhi jabatan
di dunia, karena sewaktu lahir, kita berada dalam keadaan hina dan
membutuhkan pertolongan, kita diberi makan, minum, dan pakaian oleh orang
tua.
[4]. Memberi infaq (shadaqah) kepada kedua orang tua (yang kekurangan dan tidak
mampu bekerja) karena pada hakikatnya semua harta kita adalah milik orang tua.
Oleh karena itu berikanlah harta itu kepada kedua orang tua, baik ketika mereka
minta ataupun tidak.
[5 ]. Mendo’akan kedua orang tua.
Di antaranya dengan do’a berikut:
“Wahai Tuhan-ku, kasihilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidikku sewaktu kecil.”

Seandainya orang tua masih berbuat khilaf/dosa/kesalahan atau melakukan perbuatan


yang tidak diajarkan Rasululullah saw, kita tetap harus berlaku lemah lembut kepada
keduanya, dengan harapan agar keduanya kembali kepada jalanyang benar. kita terus
berdo’a siang dan malam agar orang tua kita diberi petunjuk ke jalan yang benar.
Amien

KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN

Materi Pondok Ramadhan 1443H


Banyak sekali ayat memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk Taqorrub
(mendekatkan diri) kepada Allah Azza wa Jalla dan menjelaskan keutamaan-keutamaannya,
seperti firman Allah Ta'ala yang artinya :
"Dan kalau kalian puasa, itu lebih baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya".
(Surat Al-Baqoroh : 184)

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa puasa adalah benteng dari
syahwat, perisai dari neraka, Allah Tabaraka wa Ta'ala telah mengkhususkan satu pintu syurga
untuk orang yang puasa, puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari
kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang.

Di antara keutamaan-keutamaan puasa di bulan Ramadhan yaitu :

1. Puasa adalah perisai (pelindung)


Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa syurga diliputi dengan perkara-
perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syah- wat, jika telah jelas demikian -
wahai muslim- sesungguhnya puasa itu menghan curkan syahwat, mematahkan tajamnya
syahwat yang bisa mende- katkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang
puasa dari neraka, oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng
dari neraaka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka.
Bersabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam (yang artinya):
"Tidaklah ada seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia
(karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim
Sabda Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasalam : 70 musim yakni : perjalanan 70 tahun
"Barang siapa yang berpuasa sehari di jalan Allah maka diantara dia dan neraka ada parit
yang luasnya seperti antara langit dengan bumi".

2. Puasa bisa memasukan seorang hamba ke dalam surga.


Dari Abi Umamah radhiallahu 'anhu :
"Aku berkata : "Ya Rasulullahu Shalallahu 'alaihi wasallam tunjukkan padaku amalan
yang bisa memasukanku ke syurga; beliau menjawab: "Atasmu puasa, tidak ada (amalan)
yang semisal dengan itu.

3. Orang puasa yang diberi pahala yang tidak terhitung


Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
"Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa (pahalanya tak ter- batas), karena puasa itu
untuk Aku (Allah) dan Aku akan membalasnya.
"Semua amalan Ibnu Adam dilipat gandakan, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali, sampai tujuh
ratus kali lipat, Allah Ta'ala berfirman : Kecuali puasa, karena dia itu untuk-Ku dan Aku yang
akan membalasnya

4. Orang yang berpuasa punya dua kegembiraan

Materi Pondok Ramadhan 1443H


Allah berfirman dalam sebuah hadis Qudsi :
“Orang yang puasa punya dua kegembiraan, jika berbuka gembira, jika bertemu dengan
Tuhannya(Allah) gembira, karena puasa yang dia lakukan”

5. Bau mulutnya orang yang puasa lebih wangi dari baunya minyak misik (parfum surga)
Allah berfirman dalam sebuah hadis Qudsi :
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya sesungguhnya bau mulut orang yang puasa
lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak misik”

6. Puasa dan Al-Qur'an akan memberikan syafaat/pertolongan kepada ahlinya :


Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda (yang artinya) :
"Puasa dan Al-Qur'an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat, puasa akan
berkata : "Wahai Tuhanku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat/kesenangan,
berilah dia syafaat karenaku, Al-Qur'an pun berkata : "Aku telah menghalanginya dari
tidur di malam hari, berilah dia syafaat. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"maka keduanya memberi syafaat."

7. Pintu Surga bernama Royyan bagi orang yang puasa.


Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda (yang artinya) :
"sesungguhnya dalam syurga ada satu pintu yang disebut dengan Royyan, orang-orang yang
puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang
memasukinya. jika telah masuk orang terakhir yang puasa ditutuplah pintu tersebut, barang siapa
yang masuk akan minum, dan barang siapa yang minum tidak akan merasa haus untuk
selamanya."

Akhlakul-Karimah / Akhlak Mahmudah / Perilaku Terpuji

Materi Pondok Ramadhan 1443H


Menurut pendekatan etimologi/bahasa, perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk
tunggal "Khuluqun" yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Secara terminology/istilah,
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir
berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran
dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan
terpuji, baik dari segi akal dan syariat agama, maka ia disebut akhlak yang
baik. Dan jika lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut
akhlak yang buruk.

Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan
manusia dengan Tuhan (hablum minalloh) dan manusia dengan manusia ( hablum minannas), akhlak dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu:

 Akhlak Terhadap Allah


Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki
sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau
hakekatnya.

 Akhlak terhadap Diri Sendiri


Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga
diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang
harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol,
menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela.

 Akhlak terhadap sesama manusia


Manusia adalah makhluk social yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak
bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain.
Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta
mendewasaan kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan
memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.

SIFAT-SIFAT TERPUJI SEORANG MUKMIN

1. Taubat artinya meninggalkan segala perbuatan tercela yang telah dikerjakannya dengan niat karena
Allah s.w.t. Orang yang bertaubat mestilah memenuhi syarat-syarat berikut agar taubatnya diterima:
a) Meninggalkan maksiat dengan kesadaran.
b) Menyesal dengan perbuatan yang telah dikerjakan.
c) Berazam/punya tekad tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.
2. Khauf artinya takut pada Allah s.w.t, takut akan kemurkaanNya dengan memelihara din dan melakukan
perkara-perkara yang diperintah.
3. Zuhud artinya bersih atau suci hati dari sifat tamak harta dunia serta tidak bergantung kepada makhluk
lain. Hatinya sentiasa mengingati bahwa harta yang dimilikinya adalah sebagai amanah/titipan dari
Allah.
4. Sabar artinya tabah dalam menghadapi sesuatu ujian yang dukacita
5. Syukur artinya menyadari bahwa semua nikmat yang diperolehnya baik yang lahir mahupun batin
semuanya adalah dari Allah dan merasa gembira dengan nikmat itu serta bertanggungjawab kepada
Allah.
6. Ikhlas artinya mengerjakan amal ibadah dengan penuh ketaatan serta semua perbuatan yang
dilakukan semata-mata mengharapkan keridhaan Allah, bukan karena tujuan lain.
7. Tawakal artinya berserah diri kepada Allah dalam melakukan sesuatu perbuatan.
8. Mahabbah artinya cinta pada Allah dan hatinya sentiasa cenderung untuk berkhidmat dan beribadat
kepadaNya serta bersungguh-sungguh menjaga diri dan menjauh dari melakukan maksiat/dosa.

Materi Pondok Ramadhan 1443H


Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. berkata :
1. Budi pekerti yang mulia ada sepuluh: dermawan, malu, jujur, menyampaikan
amanat, rendah hati (tawadhu), cemburu dalam hal ibadah dan kebaikan, berani
(dalam kebenaran), santun, sabar, dan syukur.
2. Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi:
(pertama), tidak diketahui orang pemberani kecuali dalam situasi perang.
(Kedua), tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika sedang marah.
(Ketiga), tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika (temannya) sedang butuh
3. Janganlah sekali-kali engkau menjadi orang yang keburukannya lebih kuat
daripada kebaikannya, kekikirannya lebih kuat daripada kedermawanannya, dan
kekurangannya lebih kuat daripada kebajikannya.
4. Pandanglah buruk pada dirimu apa yang engkau pandang buruk pada selainmu.
5. Tidak ada teman yang seperti akhlak yang baik, dan tidak ada harta warisan seperti
adab/budi pekerti

Zakat, Infaq, dan Shadaqah

Materi Pondok Ramadhan 1443H


Makna Zakat
Secara Bahasa (lughat), berarti : tumbuh; berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi)
atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10).
Seorang yang membayar zakat karena keimanannya niscaya akan memperoleh
kebaikan yang banyak.
Allah SWT berfirman : "Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.". (QS : At-Taubah : 103).

Sedangkan menurut terminologi syari'ah (istilah syara'), zakat berarti kewajiban atas
harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu
tertentu.

Sementara pengertian infaq adalah mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non
zakat.
Infaq ada yang wajib dan ada yang sunnah.
Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, nadzar, dll.
Infaq sunnah di antaranya, infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak
bencana alam, infak kemanusiaan, dll.
Terkait dengan infaq ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan
Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore :
"Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah
jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran".

Adapun Shadaqoh dapat bermakna infak, zakat dan kabaikan non materi.
Dalam hadits Rasulullah SAW memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang
cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqoh dengan hartanya, beliau
bersabda : "Setiap tasbih adalah shadaqoh, setiap takbir shadaqoh, setiap tahmid
shadaqoh, setiap tahlil shadaqoh, amar ma'ruf shadaqoh, nahi munkar shadaqoh dan
berlaku mesra pada istri shadaqoh". Dan shadaqoh juga adalah ungkapan kejujuran
( shiddiq ) iman seseorang.

Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa
sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan infaq.
Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah
dinamakan shadaqah.

Zakat, infaq dan shadaqah merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah atas karunia-
Nya. Sedangkan Syukur artinya menyadari bahwa semua nikmat yang diperolehnya
baik yang lahir mahupun batin semuanya adalah dari Allah dan merasa gembira dengan
nikmat itu serta bertanggungjawab kepada Allah.
Syukur ada dua: secara lisan dengan mengucap kata Alhamdulillah dan secara lahir
dengan mengeluarkan sebagian rezeki baik berupa zakat, infak ataupun shadaqah
Allah SWT berfirman:
1. “jika kalian bersyukur (atas nikmat-
nikmat-Ku) sungguh niscaya akan Aku tambah nikmat-nikmat itu padamu, namun
jika kalian mengkufurinya, sungguh adzab/siksa-Ku amatlah pedih.
2. Perumpamaan orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha mengetahui.
Allah akan member tambahan nikmat yang tak terhingga kepada orang yang
mensyukuri nikmat, di samping pahala yang berlipat 700 (tujuh ratus)s

Materi Pondok Ramadhan 1443H

Anda mungkin juga menyukai