Materi Ramadhan 1443 H
Materi Ramadhan 1443 H
Waktu ibarat pedang (al-Waqtu Kas Saif), siapa yang terlena dengan hal
yang sia-sia yang tidak bermanfaat pasti dia akan tertebas oleh waktu itu.
Masa anak-anak, masa muda ataupun masa remaja datangnya hanya satu
kali dan masa itu tak akan kembali lagi walau sesaat.
Orang yang bodoh adalah jika diberikan modal (sehat fikiran dan badan
serta waktu luang) maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. Begitu
juga kita jika sudah diberi modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-
hamburkan maka kita termasuk orang yang bodoh.
Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka dialah orang yang
beruntung.
Orang yang pasti beruntung adalah orang yang mencari ilmu, orang yang
mengamalkan ilmu, orang yang mendakwahkan ilmu dan orang yang sabar
dalam menyebarkannya
.
Mengatur waktu dengan baik agar tidak sia-sia adalah dengan mengetahui
dan mempetakan, mana yang wajib, mana yang sunah dan mana yang
mubah.
Ramadahan ini adalah wahana yang paling tepat bagi diri kita untuk
memacu meningkatkan kualitas pemahaman kita terhadap agama sehingga
iman dan takwa kita bertambah, meningkatkan kualitas amal-amal kita
sehingga menjadi produktif, meningkatkan kualitas akhlak kita sehingga
menjadi suri tauladan dan meningkatkan kualitas kesabaran kita dalam
menetapi kebenaran.
Puasa terbukti mampu meningkatkan derajat kesehatan. Penyakit maag, tekanan darah
tinggi, dan kadar gula darah akan lebih terkontrol.
Menahan lapar dan haus, apalagi pada siang hari yang panas terik, terkadang memang butuh
perjuangan tersendiri. Namun, jika puasa kita dilandasi dengan iman dan keikhlasan untuk
ibadah, rasanya rasa lapar dan haus itu tak berarti apa-apa. Apalagi jika kita menyadari bahwa
puasa ternyata juga membawa begitu banyak hikmah dan manfaat buat kita, salah satunya
manfaat kesehatan.
Nah, agar puasa yang tengah kita jalankan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kesehatan, maka laksanakan puasa dengan benar.
Puasa yang benar artinya puasa yang sesuai dengan kaidah agama, juga kesehatan.
Untuk itu, simak beberapa tips berikut ini :
1. Makan dan minum yang cukup, sekitar 8-10 gelas sehari.
Dalam hal minum ini, para lansia (lanjut usia) seringkali tidak merasa haus walau baru minum
sedikit. Namun demi kesehatan, hendaknya diusahakan untuk minum yang cukup meski tidak
haus. Minum air di sini tidak selalu berarti air putih semata, tetapi minum teh, susu, jus buah,
koktil buah, bahkan kuah sayur juga termasuk dalam jumlah air yang kita konsumsi.
2. Untuk kebutuhan kalori, biasanya wanita membutuhkan kalori sekitar 1.900 kalori,
sementara pria 2.100 kalori.
Kalori sebanyak ini bisa terpenuhi dari makanan dan minuman yang disantap selama sahur dan
buka puasa. Tapi tentunya, makanan dan minuman itu harus memenuhi standar gizi yaitu 50
persen karbohidrat, 25 persen lemak, 10-15 persen protein, serta vitamin dan mineral
secukupnya. Untuk makanan, sebaiknya pilih makanan alami karena lebih aman. Misalnya:
karbohidrat diperoleh dari nasi, kentang, mi atau jagung. Protein dari daging, ikan, tempe, tahu,
dan lain-lain. Sedangkan sumber vitamin dan mineral ada pada sayuran dan buah-buahan
berwarna kuning, hijau tua, dan merah.
3. Saat berbuka puasa, hendaknya tidak makan sekaligus banyak, tapi secara bertahap.
Dimulai dengan menikmati makanan ringan atau minuman yang manis-manis. Jika Anda suka
kurma, makanlah buah yang berasa manis ini. Selain berguna untuk menyuplai energi, kurma
juga kaya kandungan zat gizi seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat.
4. Sedangkan pada saat sahur, meski kurang bernafsu untuk makan karena rasa kantuk
belum hilang, sebaiknya digunakan sebaik-baiknya.
Ada anjuran untuk makan sahur selambat mungkin, kira-kira setengah jam sebelum Imsak. Tapi
ingat, sebaiknya makan sahur tidak terlalu kenyang, kira-kira sepertiga dari kebutuhan kalori
sehari.
5. Jika tidak bisa makan nasi dalam jumlah yang cukup banyak (karena ada perubahan pada
lambung dan gerakan usus) cobalah untuk makan camilan. Untuk mencegah sembelit,
sebaiknya sayur dan buah dikonsumsi setiap hari. Jika perlu mengonsumsi suplemen.
6. Istirahat di waktu siang hari. Ini berguna untuk menghindari keluarnya keringat yang
sangat banyak. Karena semakin banyak keringat yang keluar akan mengakibatkan
DEHIDRASI pada tubuh kita
7. Jika ingin olahraga, bisa dilakukan pada sore hari sekitar satu atau setengah jam sebelum
berbuka.
َ تع
الى َ هلل
ِ ِ ضا
ً السَنِة فَْر
َ ان هذِِه
َ ضَ شْهِر رََم
َ ض
ِ اء َفْر
ِ ن أََد
ْ ت صَْوَم غٍَد َع
ُ َنَوْي
Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena
Allah Ta’ala.
3. Demi menjaga puasa agar tidak batal, maka hendaklah berhati-hati ketika berbuka dan bersahur dengan
memperhatikan ketepatan waktu (sampai nyata-nyata belum terbit fajar atau setelah nyata tiba waktu
Maghrib). Sebab dugaan yang salah terhadap ketetapan waktu akan membatalkan puasa.
Batal Puasa
1.Makan dan minum dengan sengaja. Bila tidak sengaja tidak batal puasanya. (HR. Jama’ah).
2.Masuknya sesuatu melalui mulut dengan cara menelan walaupun yang ditelan bukan makanan atau
minuman.
3.Makan atau minum karena menganggap masih malam akan tetapi kenyataannya fajar telah terbit (telah
masuk waktu subuh), atau karena menyangka sudah masuk Maghrib tetapi ternyata masih sore.
4.Sengaja muntah-muntah. Bila muntah secara terpaksa/refleks maka tidak batal puasanya. (HR.Ahmad).
5.Haid dan Nifas, sekalipun waktunya berada pada ujung puasa (menjelang Maghrib).
6.Berniat membatalkan puasa, menjadikan puasanya batal.
َ ق َوَثب
ت ُ العُرْو
ُ ِالظمأ وَْابتلت
َ َ ذه
بَ ُطْرت
َ ْك أف
َ رزِق
ْ لى
َ ع
َ آمْنتُ َو
َ كَ ت َوِب
ُ ك صُْم
َ اللهَُّم َل
.الى
َ تع
َ هللا
ُ شاءَ إن
ْ األجُْر
Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dengan rizki-Mu aku berbuka. Dahaga telah hilang, urat-urat
telah segar, dan mudah-mudahan pahalanya ditetapkan, semoga Allah menghendaki. Amien.
4. Mandi janabat, haid, dan nifas sebelum terbit fajar (waktu subuh).
5. Manjauhi hal-hal yang menjurus kepada bangkitnya kehendak nafsu yang mengasyikkan, apakah
dengan mendengar, mencium, menyentuh, maupun melihat, karena tidak sesuai dengan tujuan puasa
untuk mendidik diri.
6. Tidak mencaci maki, bicara jorok, berbicara tanpa faidah, serta menjaga diri dari mengumpat,
mengadu domba
Akhlak dalam wujud pengamalannya di bedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak
yang tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan rasulnya yang kemudian
melahirkan perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji,
sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan rasulnya dan
melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak yang
tercela.
Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari
akhlak yang baik (akhlak mahmudah).
Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang
tercela, di antaranya:
Kidzib atau Berbohong
Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.
3 tanda orang munafik:
1. Bila berkata berbohong
2. Bila berjanji mengingkari
3. Bila dipercaya khianat
Adzab / siksa bagi orang munafik adalah siksa api neraka yang paling bawah
Takabur atau sombong
Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.
Pendek kata: merasa dirinya lebih hebat dari orang lain.
Hasat atau Dengki
Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.
Bakhil atau Kikir
Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk
orang lain.
Pendek kata: susah bersedekah atau berzakat walaupun rezeki melimpah.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa puasa adalah benteng dari
syahwat, perisai dari neraka, Allah Tabaraka wa Ta'ala telah mengkhususkan satu pintu syurga
untuk orang yang puasa, puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari
kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang.
5. Bau mulutnya orang yang puasa lebih wangi dari baunya minyak misik (parfum surga)
Allah berfirman dalam sebuah hadis Qudsi :
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya sesungguhnya bau mulut orang yang puasa
lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak misik”
Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan
manusia dengan Tuhan (hablum minalloh) dan manusia dengan manusia ( hablum minannas), akhlak dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Taubat artinya meninggalkan segala perbuatan tercela yang telah dikerjakannya dengan niat karena
Allah s.w.t. Orang yang bertaubat mestilah memenuhi syarat-syarat berikut agar taubatnya diterima:
a) Meninggalkan maksiat dengan kesadaran.
b) Menyesal dengan perbuatan yang telah dikerjakan.
c) Berazam/punya tekad tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.
2. Khauf artinya takut pada Allah s.w.t, takut akan kemurkaanNya dengan memelihara din dan melakukan
perkara-perkara yang diperintah.
3. Zuhud artinya bersih atau suci hati dari sifat tamak harta dunia serta tidak bergantung kepada makhluk
lain. Hatinya sentiasa mengingati bahwa harta yang dimilikinya adalah sebagai amanah/titipan dari
Allah.
4. Sabar artinya tabah dalam menghadapi sesuatu ujian yang dukacita
5. Syukur artinya menyadari bahwa semua nikmat yang diperolehnya baik yang lahir mahupun batin
semuanya adalah dari Allah dan merasa gembira dengan nikmat itu serta bertanggungjawab kepada
Allah.
6. Ikhlas artinya mengerjakan amal ibadah dengan penuh ketaatan serta semua perbuatan yang
dilakukan semata-mata mengharapkan keridhaan Allah, bukan karena tujuan lain.
7. Tawakal artinya berserah diri kepada Allah dalam melakukan sesuatu perbuatan.
8. Mahabbah artinya cinta pada Allah dan hatinya sentiasa cenderung untuk berkhidmat dan beribadat
kepadaNya serta bersungguh-sungguh menjaga diri dan menjauh dari melakukan maksiat/dosa.
Sedangkan menurut terminologi syari'ah (istilah syara'), zakat berarti kewajiban atas
harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu
tertentu.
Sementara pengertian infaq adalah mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non
zakat.
Infaq ada yang wajib dan ada yang sunnah.
Infaq wajib diantaranya zakat, kafarat, nadzar, dll.
Infaq sunnah di antaranya, infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak
bencana alam, infak kemanusiaan, dll.
Terkait dengan infaq ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan
Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore :
"Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah
jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran".
Adapun Shadaqoh dapat bermakna infak, zakat dan kabaikan non materi.
Dalam hadits Rasulullah SAW memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang
cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqoh dengan hartanya, beliau
bersabda : "Setiap tasbih adalah shadaqoh, setiap takbir shadaqoh, setiap tahmid
shadaqoh, setiap tahlil shadaqoh, amar ma'ruf shadaqoh, nahi munkar shadaqoh dan
berlaku mesra pada istri shadaqoh". Dan shadaqoh juga adalah ungkapan kejujuran
( shiddiq ) iman seseorang.
Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa
sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan infaq.
Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah
dinamakan shadaqah.
Zakat, infaq dan shadaqah merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah atas karunia-
Nya. Sedangkan Syukur artinya menyadari bahwa semua nikmat yang diperolehnya
baik yang lahir mahupun batin semuanya adalah dari Allah dan merasa gembira dengan
nikmat itu serta bertanggungjawab kepada Allah.
Syukur ada dua: secara lisan dengan mengucap kata Alhamdulillah dan secara lahir
dengan mengeluarkan sebagian rezeki baik berupa zakat, infak ataupun shadaqah
Allah SWT berfirman:
1. “jika kalian bersyukur (atas nikmat-
nikmat-Ku) sungguh niscaya akan Aku tambah nikmat-nikmat itu padamu, namun
jika kalian mengkufurinya, sungguh adzab/siksa-Ku amatlah pedih.
2. Perumpamaan orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha mengetahui.
Allah akan member tambahan nikmat yang tak terhingga kepada orang yang
mensyukuri nikmat, di samping pahala yang berlipat 700 (tujuh ratus)s