Anda di halaman 1dari 22

ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

BAB IV

ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum
Pada praktek kerja lapangan (PKL) adalah pekerjaan Peningkatan

Kapasitas runway di Bandara Blimbingsari – Rogojampi, kec . Rogojampi

kabupaten Banyuwangi yang menjadi pokok pembahasan penulis adalah kondisi

Peningkatan Kapasitas yang ada saat ini banyak mengalami perubahan, perubahan

menjadinya Bandara Internasional.

4.2 Peralatan Yang Dibutuhkan Dalam Pekerjaan Runway

Peralatan memiliki peran penting pada kegiatan konstruksi. Peralatan

digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang sulit dilakukan dengan

tenaga manusia. Sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan

cepat dan lebih mudah. Adapun peralatan yang digunakan pada pengerjaan

perkerasan runway sebagai berikut:

4.2.1 Motor grader

Motor grader adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan

permukaan tanah sesuai dengan elevasi yang diinginkan. Alat ini juga

digunakan untuk menghampar lapisan CTBC dan lapisan base course.

Namun bila menggunakan motor grader elevasi yang dihasilkan

kemungkinan tidak rata. Sehingga harus dilakukan pengecekan dengan

menggunakan alat leveling.

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 18


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Gambar 4.1 Motor grader

4.2.2 Finisher

Finisher adalah alat yang digunakan untuk menghampar material

aspal atau material lainnya. Alat ini dilengkapi dengan wadah yang

berguna untuk tempat material yang akan dihampar. Bisanya finisher

memiliki sensor yang berguna untuk mengatur elevasi sesuai dengan

yang direncanakan. Sensor tersebut terhubung dengan sling yang

elevasinya sudah diatur sama dengan elevasi rencana. Elevasi yang

dihasilkan dari finisher terbilang rata namun tetap harus dilakukan

pengecekan dengan alat leveling.

Gambar 4.2 Finisher Gambar 4.3 Sensor pada finisher

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 19


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

4.2.3 Dump Truck (DT)

Dump truck adalah alat berat yang digunakan untuk mengangkut

material dari suatu tempat ke lokasi proyek. Setiap DT memiliki

kapasitas yang berbeda-beda.

Gambar 4.4 Dump Truck

4.2.4 Water Tank

Water Tank adalah alat berat yang digunakan untuk mengangkut air.

Selain untuk mengangkut air WT juga digunakan untuk menyirami

lapisan perkerasan baik itu lapisan base course dan lapisan CTBC.

Selain untuk membasahi lapisan perkerasan, WT juga digunakan untuk

menyiram jalan akses ke proyek sehingga mengurangi debu yang ada.

Gambar 4.5 Water Tank

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 20


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

4.2.5 Vibratory Roller

Vibratory roller adalah alat berat yang digunakan untuk

memadatkan lapisan perkerasan. Lapisan yang dipadatkan dengan

menggunakan vibro adalah lapisan sub grade, base course dan lapisan

CTBC. Sesuai dengan namanya, pada saat melakukan pemadatan alat

ini menghasilkan getaran. Getaran ini berfungsi untuk membuat butir-

butiran agregat mengisi bagian kosong pada lapisan tersebut sehingga

hasil pemadatan lebih baik.

Gambar 4.6 Vibratory Roller

4.2.6 Sheep foot roller ( Tamping Roller)

Sheep foot roller adalah alat yang digunakan untuk pemadatan

lapisan tanah. Sheep foot roller hanya digunakan untuk pemadatan

lapisan tanah jenis lempung atau campuran antara tanah lempung

dengan pasir. Alat ini tidak digunakan untuk memadatkan lapisan butir

kasar seperti pasir dan kerikil. Alat berat ini mirip dengan vibratory

roller hanya saja pada bagian bajanya terdapat benjolan seperti kaki

domba sehingga alat ini diberi nama sheep foot roller.

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 21


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Gambar 4.7 Sheep Foot Roller

4.2.7 Tandem roller (TR)

Tandem roller adalah alat yang digunakan untuk melakukan

pemadatan. Tandem roller memiliki kedua roda yang terbuat dari baja.

Tandem roller juga dilengkapi dengan tempat penyimpanan air

sehingga pada saat melakukan pemadatan, TR dapat mengeluarkan air

pada kedua rodanya.

Gambar 4.8 Tandem roller

4.2.8 Pneumatic Tired Roller (PTR)

Pneumatic Tired Roller adalah alat berat yang digunakan untuk

pemadatan lapisan perkerasan. PTR dilengkapi dengan roda yang

terbuat dari karet dan setiap roda memiliki jarak antara roda lain.

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 22


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Pemadatan dengan menggunakan alat ini memiliki ciri khusus dengan

adanya kneading effect. Efek ini menyebabkan air dan udara yang ada

pada lapisan perkerasan dikeluarkan melalui sela-sela antar setiap roda.

Gambar 4.9 Pneumatic Tired Roller

4.2.9 Sprayer aspal emulsi


Sprayer aspal emulsi adalah alat yang digunakan untuk

menyemprotkan emulsi aspal. Pada pekerjaan perkerasan emulsi aspal

yang disemprotkan adalah tack coat dan prime coat. Ada 2 metode

penyemprotan aspal emulsi dengan menggunakan truk dan ada yang

secara manual. Untuk dari penyemprotan dengan menggunakan truck

sprayer lebih rata dan lebih cepat dibanding dengan manual.

Gambar 4.10 Penyemprotan dengan Truk Sprayer

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 23


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Gambar 4.11 Penyemprotan secara Manual

4.3 Metode kerja Perkerasan Runway

Pada proyek Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta perkerasan yang

digunakan berjenis perkerasan flexible. Perkerasan tersebut memiliki 5

lapisan, yaitu lapisan Sub grade, Base course, CTBC, AC-BC dan AC-

WC. Setiap lapisan perkerasan memiliki standar-standar yang harus

dipenuhi. Untuk mencapai standar-standar tersebut maka ada metode kerja

yang harus dilakukan. Setiap pekerjaan lapisan pekerasan memiliki metode

kerja yang berbeda. Berikut adalah metode kerja dari setiap pekerjaan

perkerasan runway.

Gambar 4.12 Desain perkerasan Runway

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 24


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

4.3.1 Sub Grade


Tahapan pengerjaan lapisan Sub Grade:

Perbaikan Tanah Dasar

Lapisan tanah dasar perkerasan dilakukan perbaikan tanah dengan

menggunkan beberapa metode. Metode pertama adalah dengan

menggunakan PVD (Prefabricated Vertical Drain). Metode ini

digunakan untuk mempercepat terjadinya konsolidasi pada tanah.

Metode kedua adalah Stone Column, Stone column dilakukan dengan

memasukkan campuran agregat ke dalam tanah sehingga dapat

meningkatkan kekuatan tanah.

Trial compaction

Sebelum dilakukan pekerjaan sub grade, harus dilakukan trial

compaction terlebih dahulu. Trial compaction adalah proses melakukan

percobaan pemadatan dari suatu lapisan yang dilakukan di luar area

pekerjaan. Tujuan dilakukannya trial compaction adalah untuk

menentukan jumlah passing atau jumlah lintasan alat berat yang harus

diberikan untuk mendapatkan spesifikasi yang sesuai dengan RKS. Trial

compaction dilakukan dengan membuat 3 segmen, yang tiap segmen

berukuran 3m x 30m. Pada saat pemadatan tiap segmen akan diberikan

jumlah passing atau lintasan yang berbeda. Kemudian setelah dilakukan

pemadatan hasil pemadatan tersebut kemudian diuji. Dari hasil

pengujian maka dipilih jumlah passing yang paling optimum yang hasil

pengujiannya memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Jumlah

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 25


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

passing tersebutlah yang digunakan pada pekerjaan perkerasan di

lapangan.

Pelaksanaan Lapangan

Pada pekerjaan lapisan sub grade pelaksanaan lapangan dibagi

menjadi 2 tahapan yaitu tahap penghamaran dan tahap pemadatan.

• Tahap peghamparan

Setelah dilaksanakan pemilihan material, pengetesan dan trial

compaction maka selanjutnya dilakukan penghamparan material

di area kerja. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan

motor gader

• Tahap pemadatan

Pemadatan lapisan sub grade menggunakan beberapa jenis alat

berat yaitu Tandem roller, vibro roller dan PTR.

4.3.1 Base Course

Tahapan pengerjaan lapisan Base course:

1. Pemilihan Material di Quarry

Dalam pemilihan material yang digunakan pada lapisan base course

mengikuti kriteria yang ada pada RKS. Pada proyek runway 3 Bandara

Soekarno-Hatta menggunakan jenis fine agregat (batu pecah). Batu

pecah yang digunakan berasal dari batu gunung, batu kali yang dipecah

sedemikian sehingga butirannya memiliki ukuran yang sesuai dengan

persyaratan dan harus bebas dari kelebihan bahan-bahan yang gepeng,

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 26


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

panjang, lunak atau hancur, kotor dan bahan lainnya yang tidak

diinginkan. Gradasi agregat yang digunakan harus memenuhi

persyaratan gradasi seperti tabel di bawah.

Tabel 4.1Gradasi agregat lapisan Base course

(Sumber: RKS Pekerjaan perkerasan runway dan taxiway)

2. Uji Lab

Setelah dilakukan pemilihan material maka material tersebut

kemudian diuji laboratorium. Metode pengujian yang dilakukan untuk

lapisan base course adalah pengujian los angles, dan CBR test. Dari

hasil pengujian laboratorium berikut adalah syarat-syarat yang harus

dipenuhi oleh material pada lapisan base course.

Tabel 4.2 Kondisi Kualitas untuk bahan base course

(Sumber: RKS Pekerjaan perkerasan runway dan taxiway)

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 27


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

3. Trial compaction

Sama seperti pada lapisan Sub grade, pada lapisan Base course juga

dilakukan trial compaction. Dari hasil trial compaction akan didapatkan

jumlah passing dari alat pemadat. Alat yang digunakan pada saat

pemadatan lapisan base course diantaranya adalah Tandem roller, vibro

roller dan PTR . Masing-masing memiliki jumlah passing yang berbeda-

beda sesuai dengan hasil trial compaction. Tahapan pelaksanaan trial

compaction untuk lapisan base course sama dengan pelaksanaan trial

compaction pada lapisan sub grade.

4. Pelaksanaan Lapangan

Pada tahapan pelaksanaan lapangan dibagi menjadi 2 yaitu tahap

penghamparan dan tahap pemadatan.

• Tahap penghamparan

Pekerjaan awal sebelum penghamparan material adalah

membersihkan area kerja. Pembersihan area kerja menggunakan

kompresor sehingga pasir dan sampah pada area kerja dapat bersih.

Gambar 4.13 Pembersihan area kerja

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 28


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Ada 2 cara penghamparan yang dapat dilakukan yaitu

menggunakan motor

grader dan menggunakan finisher. Material yang dibawa

menggunakan dump truck dihamparkan pada area kerja. Kemudian

untuk meratakan dan mengatur elevasinya menggunakan grader.

Namun untuk mendapatkan elevasi yang baik dapat menggunakan

finisher. Ketebalan rencana lapisan base course pada proyek ini

adalah sebesar 42 cm. Namun untuk penghamparan tidak dapat

dilakukan penghamparan langsung setebal 42 cm. Maksimal

ketebalan dalam menghampar lapisan base course adalah setebal 15

cm. Sehingga harus dilakukan 2 kali penghamparan. Dalam

penghamparan ketebalan material juga tidak boleh sesuai dengan

ketebalan rencana karena ketebalan lapisan akan turun ketika

dipadatkan. Oleh sebab itu pada saat penghamparan ketebalan

lapisan dilebihkan sebanyak 5 cm dari ketebalan rencana. Hal

tersebut dilakukan agar pada saat pemadatan ketebalan lapisan akan

turun sesuai dengan ketebalan rencana.

Gambar 4.14 Penghamparan base course

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 29


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

• Tahap Pemadatan

Dalam tahapan pemadatan peralatan yang digunakan adalah

Tandem roller, vibro roller dan PTR. Jumlah passing dari setiap alat

ditentukan pada saat trial compaction. Penambahan air dapat

dilakukan namun tidak ada material lain yang berada pada air

tersebut. Penambahan air digunakan untuk mengurangi segregasi.

Karena dengan melakukan penambahan air butiran kecil akan naik

ke permukaan dan mengisi ruang kosong pada lapisan-lapisan

tersebut. Setelah dilakukan pemadatan maka lapisan base course

kemudian di uji. Pengujian ini dilakukan dengan 3 metode yaitu

CBR lapangan, DPT dan juga dengan Sandcone. Dari pengujian

tersebut akan didapatkan nilai dari CBR lapisan tersebut. Untuk

lapisan ini nilai CBR rencana sebesar 6 %.

4.3.2 Cement Treted Base Couse CTBC

Tahapan pengerjaan lapisan Base course:

1. Pemilihan Material

Lapisan CTBC adalah lapisan perkerasan yang terdiri dari material

batu pecah dan juga semen. Material halus berasal dari pemecahan

agregat itu sendiri. Untuk material batu pecah pada lapisan CTBC

menggunakan gradasi seperti tabel berikut:

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 30


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Tabel 4 3 Gradasi agregat pada lapisan CTBC

(Sumber: RKS Pekerjaan perkerasan runway dan taxiway)

Dalam memproduksi batu pecah harus dapat menghasilkan

produksi yang konsisten. Gradasi harus sesuai dengan tabel apabila

diuji dengan metode ASTM C 136 dan ASTM D 75. Sedangkan

untuk semen menggunakan semen Portland yang memenuhi

persyaratan STM 150. Penambahan pozzolan pada campuran semen

tidak lebih dari 30% berat. Kadar semen yang digunakan

berdasarkan hasil trial mix hasil laboratorium.

2. Uji Lab

Setelah material agregat dipilih kemudian material tersebut diuji

laboratorium yang harus memenuhi persyaratan seperti pada

tabel bawah.

Tabel 4.4 Syarat-syarat kualitas agregat CTBC

(Sumber: RKS Pekerjaan perkerasan runway dan taxiway)

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 31


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

3. Trial compaction

Trial compaction untuk lapisan ini sama dengan trial

compaction dari lapisan lain. Tujuan dari trial compaction adalah

untuk menentukan banyak lintasan yang digunakan untuk

pemadatan. Untuk pemadatan lapisan CTBC menggunakan Tandem

roller, vibro roller dan PTR. Tahapan pelaksanaan trial compaction

pada lapisan CTBC sama dengan lapisan lainnya.

4. Pelaksanaan Lapangan

Dalam pelaksanaan lapangan pada lapisan ini terdapat 2

tahapan yaitu :

penghamparan dan pemadatan.

• Tahap Penghamparan

Truk yang digunakan untuk membawa material harus

dilengkapi dengan terpal. Tahap penghamparan dilakukan

menggunakan finisher yang dihubungkan dengan dump truck.

Dalam penghamparan material maksimal setebal 25 cm per layer.

Jika melebihi batas maksimum maka penghamparan dilakukan 2

tahap dengan ketebalan dibagi rata per layer. Pada saat

penghamparan elevasi atau ketinggian material yang dihampar

harus lebih tebal dari ketebalan rencana sebesar + 5 cm. Hal

tersebut dilakukan karena elevasi akan turun pada saat dilakukan

pemadatan. Untuk penghamparan lapisan berikutnya dapat

dilakukan 24 jam setelah pemadatan lapisan awal.

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 32


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Gambar 4.15penghamparan lapisan CTBC

• Tahap pemadatan

Pemadatan lapisan CTBC dilakukan maksimal 45 menit

setelah penghamparan material. Untuk pemadatan lapisan CTBC

menggunakan alat berat berupa vibro roller, PTR dan Tandem

roller. Jumlah lintasan yang digunakan dalam pemadatan

berdasarkan hasil dari trial compaction. Setelah dilakukan

pemadatan maka selanjutnya dilakukan curing. Curing pada

lapisan CTBC dilakukan dengan menyemprotkan air ke

permukaan CTBC.

4.3.3 Prime coat

Sebelum lapisan AC-BC dihampar, lapisan CTBC terlebih dahulu

dilapisi oleh prime coat. Fungsi dari prime coat ini adalah untuk peresap

dan pengikat antara lapisan CTBC dan lapisan AC-BC. Jenis aspal untuk

prime coat ini adalah Asphalt Cement 60/70 komposisi sesuai hasil tes

viskositas, perihal bahan-bahan dilaksanakan dengan memakai pressure

distributor yang memenuhi syarat. Pelapisan prime coat menggunakan

alat penyemprot. Ada 2 metode yang dapat digunakan yaitu

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 33


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

menggunakan truk penyemprot atau dilakukan secara manual. Ketebalan

dari prime coat juga telah diatur pada RKS. Untuk melihat apakah

ketebalan prime coat sudah sesuai dengan desain yang ada maka

dilakukan paper test. Kertas uji diletakkan di lintasan yang akan dilewati

oleh truk penyemprot. Kemudian kertas tersebut akan ikut terlapisi oleh

prime coat. Selanjutnya kertas diambil kemudian ditimbang dan akan

mendapatkan ketebalan dari prime coat. Untuk penyemprotan prime coat

tidak dapat dilakukan apabila angin kencang dan pada saat hujan.

Gambar 4.16 Paper test

4.3.4 Aspalt Cement Binder Course (AC-BC)

Tahapan pengerjaan lapisan Base course:

1. Pemilihan material

Untuk material pada campuran aspal mengikuti gradasi berikut:

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 34


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Tabel 4.5.Ukuran Agregat penyusun campuran aspal

(Sumber: RKS Pekerjaan perkerasan runway dan taxiway)

Berdasarkan tabel di atas agregat dari AC-BC memiliki ukuran lebih

besar dibanding AC-WC. Jenis spesifikasi dan suhu campuran untuk

aspal adalah sebagai berikut:

a. Penetration grade 60 – 70

b. Spesification ASTM D 946 atau atau ASTM D6373

Performance Grade

c. Kadar Parafin kurang dari 2 %

d. Mixing Temperature ditentukan berdasarkan tes viscositas atau

biasanya 150° C - 160° C

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 35


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

2. Uji Lab

Sebelum memulai pekerjaan, setiap material di uji lab terlebih dahulu.

Pengujian lab dilakukan terhadap jenis aspal dan juga agregat campuran

aspal. Pengujian yang dilakukan sesuai dengan tabel di bawah.

Tabel 4.6 Persyaratan hasi uji laboratorium

(Sumber: RKS Pekerjaan perkerasan runway dan taxiway)

3. Trial compaction

Tahapan pelaksanaan trial compaction sama dengan lapisan

lain. Alat berat yang digunakan berupa Tandem roller dan PTR.

4. Pelaksanaan Lapangan

Dalam pekerjaan lapangan ada 2 tahapan yaitu penghamparan dan

pemadatan.

• Tahap penghamparan

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 36


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Tahap penghampaan dilakukan menggunakan asphalt finisher.

Dengan menggunakan asphalt finisher maka hasil penghamparan

akan menghasilkan elevasi yang konstan. Syarat ketebalan hampar

maksimum dari material aspal AC-BC adalah sebesar 8 cm,

sedangkan tebal lapisan rencana adalah 12 cm. Sehingga dilakukan

2 kali penghamparan lapisan satu dan lapisan dua. Dalam

penghamparan suhu material harus 135˚C - 155˚C. Jika suhu tidak

sesuai, maka material tersebut dapat ditolak. Karena apabila suhu

lebih rendah dari pada suhu tersebut maka hasil pemadatannya

akan tidak optimal. Sedangkan apabila di atas suhu tersebut maka

material dari campuran aspal akan rusak. Oleh sebab itu menjaga

suhu tetap berada pada rentang tersebut adalah hal yang harus

diperhatikan. Untuk menjaga suhu material yang dibawa dari AMP

menuju lapangan dump truck maka material tersebut ditutup

dengan terpal seperti pada gambar di bawah. Selain untuk menjaga

suhu tetap stabil, terpal juga digunakan untuk mengantisipasi

material tidak terjatuh saat di perjalanan menuju lokasi proyek.

Gambar 4.17 DT dengan terpal.

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 37


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

• Tahap pemadatan

Dalam tahap pemadatan dilakukan dengan beberapa alat berat

diantaranya adalah Tandem roller dan PTR. Jumlah lintasan atau

passing alat berat berdasarkan dari hasil trial compaction.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan

pemadatan diantaranya: melakukan pembersihan area kerja,

melakukan cutting pada joint secara vertikal. Namun joint tidak

perlu dilakukan cutting apabila melakukan penghamparan dengan

menggunakan metode hot joint. Hot joint dilakukan dengan

menggunakan 2 finisher sekaligus secara berdampingan. Jarak

dari finisher satu dengan yang lain kira-kira 10-15 meter.

Kompaksi dilakukan dari joint (pertemuan aspal dengan aspal

lain). Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan gelombang

pada joint.

4.3.5 Tack coat

Jenis aspal untuk coating menggunakan Asphalt Cement 60/70

perihal bahan-bahan dilaksanakan dengan memakai pressure distributor

yang memenuhi syarat. Hampir sama dengan prime coat, tack coat juga

berfungsi untuk menghubungkan antara lapisan perkerasan.

Perbedaannya dengan prime coat adalah tack coat digunakan untuk

menghubungkan atau merekatkan lapisan aspal dengan aspal lainnya.

Untuk ketebalan dari tack coat lebih kecil dibanding dengan prime coat.

Pelaksanaan pekerjaan juga sama dengan prime coat. Pengetesan

menggunakan prime coat juga tetap dilakukan menggunakan paper test.

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 38


ANALISA BAHAN DAN PEMBAHASAN BAB IV

Penghamparan lapisan selanjutnya dapat dilakukan setelah 30 menit

tack coat disemprotkan.

4.3.6 Aspalt Cement Wearing Course (AC-WC)

Dalam pelaksanaan pekerjaan AC-WC sama dengan pekerjaan

perkerasan AC-BC. Perbedaannya adalah pada material yang

digunakan. Agregat yang digunakan pada AC-WC berukuran lebih

kecil dibanding dengan AC-BC. Pengetesan yang dilakukan pada

pekerjaan AC-BC dilakukan juga pada lapisan AC-WC. Pada

pelaksanaan lapangan juga dilakukan dengan metode yang sama. Pada

pelaksanaan pekerjaan aspal hal yang paling diperhatikan adalah suhu

dari campuran aspal. Dari tahap penghamparan sampai pada tahap

pemadatan selalu dilakukan pengecekan suhu. Rentang suhu yang

diizinkan dari awal penghamparan sampai selesai adalah sebagai

berikut:

1. Penghamparan: 135⁰ C – 155⁰ C

2. Break down (pemadatan menggunakan Tandem roller): 120⁰ C -

135⁰ C

3. Intermediat (Pemadatan menggunakan PTR): 100⁰ C - 120⁰ C

4. Finishing (Pemadatan menggunakan Tandem roller): 90⁰ C - 100⁰

Pelebaran dan Perpanjangan Runway Bandara Blimbingsari - Banyuwangi | 39

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Penilaian PKL
    Surat Penilaian PKL
    Dokumen4 halaman
    Surat Penilaian PKL
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Dokumentasi Gambar
    Dokumentasi Gambar
    Dokumen6 halaman
    Dokumentasi Gambar
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar PKL
    Daftar Gambar PKL
    Dokumen1 halaman
    Daftar Gambar PKL
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan PKL
    Lembar Pengesahan PKL
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan PKL
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Absen PKL
    Absen PKL
    Dokumen1 halaman
    Absen PKL
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen5 halaman
    Bab 3
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • Minggu Ke 7
    Minggu Ke 7
    Dokumen10 halaman
    Minggu Ke 7
    habib fadil
    Belum ada peringkat
  • PRESENTASI
    PRESENTASI
    Dokumen35 halaman
    PRESENTASI
    habib fadil
    Belum ada peringkat