Anda di halaman 1dari 35

PELEBARAN DAN PERPANJANGAN

RUNWAY BANDARA BLIMBINGSARI


BANYUWANGI

Oleh :
AHMAD NUR HABIBULLAH 1610611061
Bandar Udara Internasional Blimbingsari
Run Way
• Runway adalah tempat pesawat mendarat (landing) dan
tinggal landas (Take Off).
• Runway merupakan Icon dari Bandara
Bagian –Bagian Run Way
a. Structural Pavement adalah bagian yang memikul beban pesawat yang diberi lapis keras sesuai
dengan perhitungan bebannya
b. Shoulder adalah bagian yang berbatasan dengan structural pavement untuk menahan erosi akibat air
dan hembusan pesawat atau tempat peralatan dalam melakukan perbaikan
c. Runway Safety Area adalah daerah pengamanan landasan (termasuk structural pavement dan
shoulder) catatan: daerah ini harus mampu mendukung kendaraan pemadam kebakaran / alat
penggusur salju untuk perawatan
d. Blast Pad adalah untuk menahan erosi pada bagian permukaan yang terletak di ujung runway akibat
hembusan pesawat. Oleh karena itu dapat diperkeras atau ditanami rerumputan. Panjang Blast Pad
sekitar 200 ft; bila melayani pesawat berbadan lebar dapat mencapai 400 ft.
e. Extended Safety Area adalah bagian yang berbatasan dengan structural pavement untuk menahan
erosi akibat air dan hembusan pesawat atau tempat peralatan dalam melakukan perbaikan.
Dimensi Landas Lacu (Runway) Bandara
Blimbingsari

• Panjang landas pacu yang dulunya 1.800 m


diperpanjang menjadi 2.250 m.
• Lebar landas pacu yang awalnya 30 m diperlebar
menjadi 45 m.
Standard Panjang Runway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005)
Lebar Run Way (ICAO, 2009)

Standard Lebar Runway


(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005)
Standard Runway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005)
Standard Runway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005)

Seluruh kemiringan memanjang runway, ditentukan


dengan membagi perbedaan antara maksimum dan
minimum elevasi sepanjang garis tengah runway
dengan panjang runway
• Perubahan berurutan dari satu kemiringan memanjang
ke lainnya harus dipenuhi dengan kurva vertikal, dengan
perbandingan dari perubahan minimum adalah :
Shoulder Runway
• Yang dimaksud dengan shoulder (bahu) adalah bahu
jalan yang berada di samping kanan dan kiri runway
yang berfungsi untuk mengurangi kerusakan pesawat
saat keluar dari runway.
• Pada gambar, shoulder dan runway dipisahkan
dengan garis putih.
• Shoulder runway hanya digunakan untuk runway
dengan code letter D, E dan F. Untuk Mengetahui
tentang code letter.
• Lebar keseluruhan (runway dengan shouldernya)
untuk runway dengan code letter D dan E adalah
sebesar 45 m.
Standard Lebar Shoulder Runway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005)
Run Way Strip

• Runway strip adalah luasan bidang tanah yang menjadi daerah landas
pacu yang penentuannya tergantung pada panjang landas pacu dan jenis
instrumen pendaratan (precission aproach) yang dilayani yaitu 30 m.
Beberapa bentuk dari konfigurasi dasar runway
(Horonjeff, 1994) adalah sebagai berikut :

 Runway tunggal
 Runway Sejajar
 Runway Dua Jalur
 Runway Bersilangan
 Runway V Terbuka
Runway tunggal

Kondisi VFR berkisar diantara 50-100 operasi perjam,


sedangakan kondisi IFR kapasitasnya berkurang 50-70
operasi, tergantung campuran pesawat terbang dan alat”
bantu navigasi yang tersedia.
• Kondis VFR (Visual Flight Rules) adalah kondisi
penerbangan dengan keadaan cuaca yang sedemikian
rupa sehingga pesawat terbang dapat mempertahankan
jarak pisah yang aman dengan cara” visual.
• Kondisi IFR (Instrument Flight Rules) adalah kondisi
penerbangan apabila jarak penglihatan atau batas
penglihatan berada dibawah yang ditentukan VFR.
• Dalam kondisi IFR jarak pisah yang aman diantara
pesawat merupakan tanggung jawab petugas
pengendali lalu lintas udara, sedangkan dalan kondisi
VFR hal itu merupakan tanggung jawab penerbang.
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PELEBARAN DAN
PERPANJANGAN RUNWAY
ALAT

• Motor grader
Motor grader adalah alat berat yang
digunakan untuk meratakan permukaan
tanah sesuai dengan elevasi yang
diinginkan. Alat ini juga digunakan untuk
menghampar lapisan CTBC dan lapisan
base course. Namun bila menggunakan
motor grader elevasi yang dihasilkan
kemungkinan tidak rata. Sehingga harus
dilakukan pengecekan dengan
menggunakan alat leveling.
ALAT

• Finisher
Finisher adalah alat yang digunakan
untuk menghampar material aspal atau
material lainnya. Alat ini dilengkapi dengan
wadah yang berguna untuk tempat material
yang akan dihampar. Bisanya finisher
memiliki sensor yang berguna untuk
mengatur elevasi sesuai dengan yang
direncanakan. Sensor tersebut terhubung
dengan sling yang elevasinya sudah diatur
sama dengan elevasi rencana.
ALAT

• Dump Truck (DT)


Dump truck adalah alat berat yang
digunakan untuk mengangkut material dari
suatu tempat ke lokasi proyek. Setiap DT
memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
ALAT

• Water Tank
Water Tank adalah alat berat yang
digunakan untuk mengangkut air. Selain
untuk mengangkut air WT juga digunakan
untuk menyirami lapisan perkerasan baik itu
lapisan base course dan lapisan CTBC.
Selain untuk membasahi lapisan perkerasan,
WT juga digunakan untuk menyiram jalan
akses ke proyek sehingga mengurangi debu
yang ada.
ALAT

• Vibratory Roller
Vibratory roller adalah alat berat yang
digunakan untuk memadatkan lapisan
perkerasan. Lapisan yang dipadatkan
dengan menggunakan vibro adalah lapisan
sub grade, base course dan lapisan CTBC.
Sesuai dengan namanya, pada saat
melakukan pemadatan alat ini menghasilkan
getaran. Getaran ini berfungsi untuk
membuat butir-butiran agregat mengisi
bagian kosong pada lapisan tersebut
sehingga hasil pemadatan lebih baik.
ALAT

• Vibratory Roller
Vibratory roller adalah alat berat yang
digunakan untuk memadatkan lapisan
perkerasan. Lapisan yang dipadatkan
dengan menggunakan vibro adalah lapisan
sub grade, base course dan lapisan CTBC.
Sesuai dengan namanya, pada saat
melakukan pemadatan alat ini menghasilkan
getaran. Getaran ini berfungsi untuk
membuat butir-butiran agregat mengisi
bagian kosong pada lapisan tersebut
sehingga hasil pemadatan lebih baik.
ALAT

• Tandem roller (TR)


Tandem roller adalah alat yang digunakan
untuk melakukan pemadatan. Tandem roller
memiliki kedua roda yang terbuat dari baja.
Tandem roller juga dilengkapi dengan tempat
penyimpanan air sehingga pada saat
melakukan pemadatan, TR dapat
mengeluarkan air pada kedua rodanya.
ALAT

• Pneumatic Tired Roller (PTR)


Pneumatic Tired Roller adalah alat berat
yang digunakan untuk pemadatan lapisan
perkerasan. PTR dilengkapi dengan roda
yang terbuat dari karet dan setiap roda
memiliki jarak antara roda lain. Pemadatan
dengan menggunakan alat ini memiliki ciri
khusus dengan adanya kneading effect. Efek
ini menyebabkan air dan udara yang ada
pada lapisan perkerasan dikeluarkan melalui
sela-sela antar setiap roda.
ALAT

• Sprayer aspal emulsi


Sprayer aspal emulsi adalah alat yang
digunakan untuk menyemprotkan emulsi
aspal. Pada pekerjaan perkerasan emulsi
aspal yang disemprotkan adalah tack coat
dan prime coat. Ada 2 metode penyemprotan
aspal emulsi dengan menggunakan truk dan
ada yang secara manual. Untuk dari
penyemprotan dengan menggunakan truck
sprayer lebih rata dan lebih cepat dibanding
dengan manual.
METODE PELAKSANAAN

• Pekerjaan Tanah (Galian)


Galian dengan ketebalan 80,5 cm.
METODE PELAKSANAAN

• Pekerjaan Sub Grade


Sub Grade dengan ketebalan 15 cm.
Metode pertama adalah dengan
menggunakan PVD (Prefabricated Vertical
Drain). Metode ini digunakan untuk
mempercepat terjadinya konsolidasi pada
tanah. Metode kedua adalah Stone Column,
Stone column dilakukan dengan
memasukkan campuran agregat ke dalam
tanah sehingga dapat meningkatkan
kekuatan tanah
METODE PELAKSANAAN

• Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat


Base course dengan ketebalan 15 cm.
Pada proyek runway Bandara Blimbingsari
menggunakan jenis fine agregat (batu
pecah). Batu pecah yang digunakan berasal
dari batu gunung, batu kali yang dipecah
sedemikian sehingga butirannya memiliki
ukuran yang sesuai dengan persyaratan.
Syarat Agregat
METODE PELAKSANAAN

• Pekerjaan CTB
Lapisan CTBC adalah lapisan perkerasan
yang terdiri dari material batu pecah dan juga
semen. Material halus berasal dari
pemecahan agregat itu sendiri. Cement
Treated Base dengan ketebalan 15 cm.
Gradasi Agregat CTB

Syarat Ketentuan CTB


METODE PELAKSANAAN

• Pekerjaan AC-BC
• AC-BC dengan ketebalan 7,5 cm. Jenis
spesifikasi dan suhu campuran untuk
aspal adalah sebagai berikut:
• Penetration grade 60 – 70
• Spesification ASTM D 946 atau atau
ASTM D6373 Performance Grade
• Kadar Parafin kurang dari 2 %
• Mixing Temperature ditentukan
berdasarkan tes viscositas atau biasanya
150° C - 160° C
Ukuran Agregat

Syarat Uji Lab


METODE PELAKSANAAN

• Pekerjaan AC-WC
AC-BC dengan ketebalan 5 cm.
Metodenya Sebagai berikut :
• Penghamparan: 135⁰ C – 155⁰ C
• Break down (pemadatan menggunakan
Tandem roller): 120⁰ C - 135⁰ C
• Intermediat (Pemadatan menggunakan
PTR): 100⁰ C - 120⁰ C
• Finishing (Pemadatan menggunakan
Tandem roller): 90⁰ C - 100⁰
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai