Anda di halaman 1dari 38

Peralatan Pengangkut,

Penghampar, Pemadatan
Campuran Aspal
Pelatihan Pemeriksaan Unit Produksi Campuran
Beraspal (Asphalt Mixing Plant)

PU
PR

20
21
1. Dump Truck

▪ Truck merupakan kendaraan dalam jenis


alat berat yang khusus digunakan sebagai
alat angkut karena kemampuannya, yang
dapat bergerak cepat, dan biaya operasi
yang relatif murah.
▪ Truck biasanya digunakan untuk
mengangkut material konstruksi seperti
bebatuan besar, batu belah, pasir, tanah,
aspal, dan lainnya.

▪ Kelebihan truck sebagai alat angkut adalah sangat efisien untuk pengangkutan jarak
jauh dengan kapasitas muat besar. Selain beberapa kelebihan yang telah
disebutkan, alat ini juga memiliki kekurangan, yaitu dalam proses pengangkutan
material ke dalam truck yang masih memerlukan alat lain untuk pemuatannya.
Foto-Foto Dump Truck
Standar Kelaikan Operasi Dump Truck

1. Truk untuk mengangkut campuran beraspal harus mempunyai bak


terbuat dari logam yang rapat, bersih dan rata.
2. Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya
yang cocok.
3. Truk yang mempunyai badan menjulur dan bukaan ke arah belakang
harus disetel (dapat di dump).
4. Truk dalam kondisi baik siap pakai.
5. Truk yang mempunyai lebar yang sesuai dengan lebar alat
penghampar.
6. Jumlah truk untuk mengangkut campuran beraspal harus cukup.
2. Air Compressor

• Air Compressor adalah alat penghasil atau


penghembus udara bertekanan tinggi (high
pressure) yang digunakan untuk
membersihkan debu atau sampah-sampah
yang terdapat pada proyek pekerjaan jalan.
• Compressor berfungsi untuk membersihkan
kotoran-kotoran seperti debu-debu dan
samapah pada lokasi pekerjaan jalan raya
sebelum dilakukan prime coat ataupun
pada kegiatan pekerjaan lainnya yang
membutuhkan area yang bersih
Foto-Foto Air Compressor
Penggunaan Air Compressor dalam Pemebersihan Debu
BEBERAPA KEGUNAAN KOMPRESOR AIRMAN
PDS 185 S antara lain :

1. Disambungkan dengan Jack Hammer atau mesin bobok untuk melakukan


proses pembobokan beton ataupun aspal pada proyek kontruksi jalan dan
lain lain
2. Sebagai penyemprot angin untuk memberihkan kotoran , batu dan kerikil.
dan debu pada lapisan aggregat sebelum penyemprotan cairan aspal
dilakukan. Untuk mendapatkan hasil penyemprotan aspal yang baik dan
sempurna permukaan akan dilakukan penyemprotan dengan kompresor
AIRMAN PDS 185S yang menghasilkan tekanan 7 Bar .
3. Sebagai penyemprot angin pada sebelum dilakukan pengecoran bangunan.
Sebelum dilakukan proses pengecoran biasa terdapat banyak kotoran , batu
dan kerikil.
BEBERAPA KEGUNAAN KOMPRESOR AIRMAN
PDS 185 S antara lain :

4. Menjalankan mesin potong atau mesin lainnya. Biasa digunakan


bersamaan dengan mesin potong pipa pada proyek pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU). Pada proses pemipaan seringkali diperlukan proses
pemotongan dan penyambungan pipa . Dalam proses penyambungan pipa
pipa bertekanan tinggi , amat diperlukan pemotongan yang sangat presisi .
Kompresor AIRMAN PDS 185S dapat memberikan tekanan yang cukup
untuk menggerakan mesin – mesin potong pipa sehingga dapat bekerja
dengan baik dan presisi.
5. Pada proyek pengecatan pada kapal dan pembersihan permukaan lain
sebelum dilakukan proses pengecatan. Dalam proses pengecatan
diperlukan permukaan yang halus dan bersih untuk mendapatkan hasil
pengecatan yang sempurna .
3. Asphalt Sprayer / Asphalt Distributor

▪ Peralatan Penyemprot Aspal atau


Asphalt Distributor merupakan salah
satu peralatan yang dipakai dalam
kegiatan pekerjaan pengaspalan.
▪ Sebelum campuran aspal panas
(hotmix) dihampar, maka di atas
permukaan perkerasannya terlebih
dahulu disemprotkan aspal secara
merata
Penggunaan Asphalt Sprayer
Penggunaan Air Compressor dalam Pemebersihan Debu

SPRAYER UNTUK PEKERJAAN PRIME COAT


Penggunaan Asphalt Distributor
Penggunaan Asphalt Distributor
Standar Kelaikan Asphalt Distibutor
1. Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin
penggerak sendiri, memenuhi peraturan keamanan jalan.
2. Bilamana dimuati penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan
kecepatan penuh tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasi
pabrik pembuatnya.
3. Alat penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan
dioperasikan sedemikian rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang
sudah merata dapat disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi
lebar permukaan, pada takaran yang ditentukan dalam rentang 0,15 sampai
2,4 liter per meter persegi.
4. Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga
dapat mensirkulasikan aspal secara penuh yang dapat diatur ke arah
horisontal dan vertikal.
Standar Kelaikan Asphalt Distibutor (Lanjutan)
5. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel,
dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 ± 1 cm. Distributor aspal juga harus
dilengkapi pipa semprot tangan.
6. Setiap distributor yang dioperasikan sesuai dengan Grafik Takaran
Penyemprotan dan Buku Petunjuk Pelaksanaan atau memenuhi ketentuan
dalam Spesifikasi dalam segala seginya.
7. Ketelitian yang dapat dicapai distributor aspal terhadap suatu takaran
sasaran pemakaian alat semprot harus diuji dengan cara yang sama dengan
pengujian distribusi melintang
8. Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer
(pengukur kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang
telah dikalibrasi, sebuah termometer untuk mengukur temperatur isi
tangki, dan peralatan untuk mengukur kecepatan lambat.
Standar Kelaikan Asphalt Distibutor (Lanjutan)
9. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor harus dikalibrasi
untuk memenuhi toleransi yang ditentukan
Toleransi ketelitian dan ketentuan jarum baca yang dipasang pada
distributor aspal dengan batang semprot harus memenuhi ketentuan
berikut ini :
Ketentuan dan Toleransi Yang Dizinkan

1. Tachometer pengukur : ± 1,5 persen dari skala putaran penuh


kecepatan kendaraan sesuai ketentuan BS 3403:1972

2. Tachometer pengukur : ± 1,5 persen dari skala putaran penuh


kecepatan putaran sesuai ketentuan BS 3403:1972
pompa
Standar Kelaikan Asphalt Distibutor (Lanjutan)

3. Pengukur suhu : ± 5 ºC, rentang 0 - 250 ºC, minimum


garis tengah arloji 70 mm

4. Pengukur volume : ± 2 persen dari total volume tangki, nilai


atau tongkat celup maksimum garis skala Tongkat Celup 50 ltr
Standar Kelaikan Asphalt Sprayer
Bilamana diijinkan oleh Direksi Pekerjaan maka penggunaan perlatan
penyemprot aspal tangan dapat dipakai sebagai pengganti distributor
aspal. Perlengkapan utama peralatan penyemprot aspal tangan harus
selalu dijaga dalam kondisi baik, terdiri dari:
1. Tangki aspal dengan alat pemanas
2. Pompa yang memeberikan tekanan ke dalam tangka aspal sehingga
aspal dapat tersemprot keluar
3. Batang semprot yang dilengkapi dengan lubang pengatur keluarnya
aspla (nosel)
Standar Kelaikan Asphalt Sprayer
4. Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal
harus disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal
yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor
tidaklah praktis untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat
menyetujui pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
5. Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan
yang telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan,
ketinggian batang semprot dan penempatan nosel harus disetel
sesuai ketentuan grafik tersebut sebelum dan selama pelaksanaan
penyemprotan.
Perbandingan Asphalt Sprayer / Asphalt Distibutor
ASPHALT ASPHALT
NO URAIAN
SPRAYER DISTRIBUTOR
1 Kapasitas tanki aspal Kecil Besar

2 Hasil Kerja kerataan Kurang rata Rata

3 Lokasi kerja lebar jalan dapat < 3 meter > 3 meter

4 Penyemprotan Manual Mekanis

5 Efektif untuk pekerjaan Kecil Besar


4. Asphalt Finisher
▪ Konstruksi Asphalt Finisher cukup besar
sehingga membutuhkan trailer untuk
mengangkut alat ini ke medan proyek.
▪ Asphalt Finisher memiliki roda yang berbentuk
kelabang atau disebut dengan crawler track
dengan hopper yang tidak beralas. Sedangkan
di bawah hopper tersebut terdapat pisau yang
juga selebar hopper.
▪ Pada saat proses penghamparan, awalnya
dimulai dengan memasukkan aspal ke hopper.
Kemudian aspal akan langsung turun ke
permukaan dan disisir oleh pisau. Untuk
mendapatkan tingkat kerataan yang diinginkan
akan diatur oleh pisau tersebut.
4. Asphalt Finisher (Lanjutan)

▪ Asphalt finisher memiliki fungsi untuk


menghamparkan aspal pada suatu area dan
untuk mendapatkan lapisan yang rata.
▪ Paver dengan roda ban sebaiknya dipilih jika
pada pengaspalan jalan alat tersebut sering
dipindahkan.
▪ Sedangkan penggunaan paver dengan roda
crawler akan lebih menguntungkan jika kondisi
jalan yang akan dibangun menanjak atau
menurun. Hal ini karena paver beroda crawler
lebih stabil..
Foto – Foto Asphalt Finisher
Standar Kelaikan Operasi Asphalt Finisher
Alat Penghampar(Finisher) Harus:
1. Dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi dengan arah gerak yang
berlawanan untuk menempatkan campuran beraspal secara merata di depan
"screed" (sepatu) yang dapat disetel.
2. Dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan cepat dan
efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti halnya maju.
3. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat dilipat pada saat
setiap muatan campuran beraspal hampir habis.
4. Mempunyai perlengkapan elektronik dan/atau mekanis pengendali kerataan
seperti batang perata (leveling beams), kawat dan sepatu pengarah kerataan
(joint matching shoes) dan dan peralatan bentuk penampang (cross fall devices).
Standar Kelaikan Operasi Asphalt Finisher (Lanjutan)

Alat Penghampar(Finisher) Harus:


5. Dilengkapi dengan "screed" (perata) baik dengan jenis penumbuk (tamper)
maupun jenis vibrasi dan perangkat untuk memanasi "screed" (sepatu) pada
temperatur yang diperlukan untuk menghampar campuran beraspal tanpa
menggusur atau merusak permukaan hasil hamparan.
6. Istilah "screed" (perata) mengacu pada pengambang mekanis standar (standard
floating mechanism) yang dihubungkan dengan lengan arah samping (side arms).
7. Dalam kondisi baik atau siap pakai.
Perbandingan Asphalt Finisher Roda Karet dan Roda Crawler

RODA BAN
NO URAIAN RODA CRAWLER
KARET
1 Tingkat kerataan Kurang baik Baik

2 Mobilitas (sering berpindah) Baik Kurang baik

3 Lokasi menanjak/menurun Kurang baik Baik


Dapat digunakan pada
Tidak di sarankan Di Sarankan
4 penghamparan semua pekerasan
(pada surface) (pada surface)
asphalt
5. Pneumatic Tire Roller (PTR)
▪ Alat ini biasa juga disebut dengan
Universal Compactor, roda-roda
penggilasnya terdiri dari ban karet yang
dipompa (pneumatic).
▪ Penggilas dengan ban ini memiliki ciri
khusus dengan adanya kneading effect,
dimana air dan udara dapat ditekan keluar
(pada tepi-tepi ban) yang segera akan
menguap pada keadaan udara yang kering.
▪ Alat ini baik sekali digunakan pada
pekerjaan pemadatan pada material
granular atau digunakan pada pemadatan
lapisan aus, antara, dan lapisan pondasi.
Foto – Foto Pneumatic Tire Roller (PTR)
Standar Kelaikan Operasi Pneumatic Tire Roller

1. Memiliki tidak kurang dari sembilan roda yang permukaan nya halus
dengan ukuran yang sama dan mampu dioperasi kan pada tekanan ban
pompa (6,0 - 6,5) kg/cm2 atau (85 – 90) psi pada jumlah lapis anyaman
ban (ply) yang sama.
2. Roda-roda harus berjarak sama satu sama lain pada kedua sumbu dan
diatur sedemikian rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang
satu terletak di antara roda-roda pada sumbu yang lainnya secara
tumpang-tindih (overlap).
3. Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada tekanan
operasi yang disyaratkan sehingga selisih tekanan pompa antara dua
roda tidak melebihi 0,35 kg/cm2 (5 psi).
Standar Kelaikan Operasi Pneumatic Tire Roller (Lanjutan)

4. Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan untuk memeriksa


dan menyetel tekanan ban pompa di lapangan pada setiap saat.
5. Setiap alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara penyetelan berat
total dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban per lebar roda
dapat diubah dalam rentang (300 – 600) kilogram per 0,1 meter.
6. Tekanan dan beban roda harus disetel sesuai dengan permintaan
Pengawas Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan setiap aplikasi
khusus.
7. Pada umumnya pemadatan dengan alat pemadat roda karet pada setiap
lapis campuran beraspal harus dengan tekanan yang setinggi mungkin
yang masih dapat dipikul bahan.
Standar Kelaikan Operasi Pneumatic Tire Roller (Lanjutan)

8. Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk


mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi
air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit
diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.
9. Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 10 km/jam untuk roda
karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan
bergesernya campuran panas tersebut.
10. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-
tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran
aspal.
11. Jumlah lintasan tergantung dari material dan jenis campuran aspal nya.
Standar Kelaikan Operasi Pneumatic Tire Roller (Lanjutan)

12. Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas
permukaan yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan
tersebut berada dibawah temperatur titik lembek aspal yang
digunakan.
6. Tandem Roller
▪ Tandem roller termasuk sebagai alat pemadatan.
▪ Biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, artinya fungsi alat ini adalah untuk
meratakan permukaan.
▪ Tandem roller tidak digunakan untuk permukaan keras dan tajam karena dapat
merusak roda.
Standar Kelaikan Operasi Tandem Roller

1. Pemadat roda baja (steel wheel roller) di mana salah satu pemadat
adalah alat pemadat bergetar drum ganda (twin drum vibratory) dan
Alat pemadat tandem statis
2. Alat pemadat tandem statis minimum harus mempunyai berat statis
tidak kurang dari 8 ton untuk campuran beraspal selain SMA dan 10
ton untuk SMA.
3. Roda gilas harus bebas dari permukaan yang datar, penyok, robek-
robek atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan.
Standar Kelaikan Operasi Tandem Roller (Lanjutan)
4. Penggilasan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah
berikut ini :
A. Pemadatan Awal
Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat
pemadat roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet.
Penggilasan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di
dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum
dua lintasan pengilasan awal.
B. Pemadatan Antara
Penggilasan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat
roda karet sedekat mungkin di belakang penggilasan awal.
C. Pemadatan Akhir
Standar Kelaikan Operasi Tandem Roller (Lanjutan)
C. Pemadatan Akhir
Penggilasan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat
pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi).
5. Penggilasan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan
kemudian dari tepi luar.
6. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan
berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada
tikungan harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak kearah
yang lebih tinggi.
7. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih (overlap) minimum
setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir
pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya.
Standar Kelaikan Operasi Tandem Roller (Lanjutan)
8. Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk
penggilasan awal harus terlebih dahulu menggilas lajur yang telah
dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda
penggilas yang menggilas tepi sambungan yang belum dipadatkan.
9. Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja
dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan
bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan arah
penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang
menyebabkan terdorongnya campuran aspal.
10. Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus
untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal masih
dalam kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan
ketidakrataan dapat dihilangkan.

Anda mungkin juga menyukai