Diuretik
Diuretik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ion natrium dan klorida, dan dengan ini bersamaan akan meningkatkan
ekskresi air. Terbaik adalah jika obat dapat mengatur elektrolit organisme
jerat henle tipe furosemid, efek timbul sangat cepat. Efek yang baik pada
diuretika loop, pada bagian menebal jerat henle menaik, hazid pada tubulus
kortortus distal serta diuretika hemat kalium pada duktus renalis rekti. Tempat
kerja menentukan kekuatan kerja dan efek samping penting diuretika (Mycek,
1997)
dosis kerja yang hampir linier disebut diuretika piaton tinggi. Pada diuretika
ini, dengan peningkatan dosis akan dapat dicapai efek diuresis yang lebih
diuretika yang mempunyai kurva dosis. Kerja cepat menjadi datar, berarti
B. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tubuli proksimal
direabsorbsi secara aktif untuk lebih kurang 70 % antara lain ion Na + dan
air, begitu pula glukosa dan udem. Karena reabsorbsi berlangsung secara
2. Lengkungan henle
Dibagian menaik henle’s loop ini Ca 25% dari semua ion Cl- yang
telah difiltrasi secara aktif, disusul dengan readsorbsi pasif dari Na + dan
3. Tubuli distal
tanpa air sehingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonis.Senyawa
4. Saluran pengumpul
saluran ini.
B. Penggolongan Diuretika
1. Diuretik osmotik
memelihara aliran urin dalam keadaan toksik akut setelah menelan zat-
infus percobaan apakah diuresis dapat terjadi. Jika tak terjadi diuresis,
tubulus dari ion natrium, karena jumlah ion N+ yang masuk ke lumen
dengan cepat.
(Ganiswara, 2002)
3. Diuretik tiazid
banyak. Sebaiknya ekskresi ion kalsium dan ion fosfat akan berkurang.
Tiazid juga berkhasiat pada keadaan metabolisme adosis dan pada terapi
Tiazid diabsorbsi dengan baik dan cepat dari dalam usus dan
bervariasi.Efeknya lebih lambat dan lemah, juga lebih lama (6-48 jam)
edema yang menyertai gagal jantung kongesif, sirosis hati dan sindrom
tekanan darah 10-15 mmHg dalam 3-4 hari pertama pengobatan kontinyu
(Katzung, 1998)
kerja yang lebih pendek dari tiazid. Hal ini sebagian besar ditentukan
(Katzung, 1998)
ekstrasel akibat diuresis, maka aliran darah ginjal menurun dan hal ini
hiperkalsemia.
sistem transport asam organik ditubuli proksimal. Dengan cara ini obat
yang lebih distal lagi. Diuretik kuat diberikan secara oral atau parenteral,
gagal jantung.
Bila ada nefrosis atau gagal ginjal kronik, maka diperlukan dosis
diuretik kuat yang lebih besar. Diuretik kuat dapat menurunkan kadar
lebih banyak ion Na+ yang difilter pada kecepatan yang lebih tinggi ke site
luminal untuk K+ dan sel prinisipal dan ion H+ dalam sel interkalasi (Tjay,
2007)
Antagonis aldosteron
masuk ke inti sel bersama reseptornya, dan sintesis protein yang diinduksi
dalam membrane sel lumen. Akibatnya absorbsi akan berkurang dan pada
Dosis awal tiap hari 200-400 mg, pada terapi jangka panjang perhari 100-
200 mg. Pada penggunaan yang lama, perlu dijaga keseimbangan elektrolit
pasien.
Turunan sikloamidin
diabsorbsi dari usus, efek diuretik muncul setelah 1 jam dan mencapai
pasien dengan udem. Tetapi obat golongan ini akan lebih bermanfaat bila
diberikan bersama dengan diuretik lain seperti tiazid atau loop. Mengingat
K+.Juga harus waspada bila memberikan diuretik ini bersama dengan obat
2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Timbangan
3. Sonde / kanulla
4. Sarung tangan
5. Stop watch
6. Wadah pengamatan
1. Aquadest
2. Na CMC
3. Tablet Furosemida
4. Tablet spironolaakton
C. Cara kerja