Konsep Literasi TIK Dan Urgensinya Pada Abad 21
Konsep Literasi TIK Dan Urgensinya Pada Abad 21
Lidia Viamifta Pradani, Ardelia Davy Inggrita, Islamiah Pratiwi Ayu Larasati
Bahasa 2, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Di era yang canggih seperti sekarang ini, pendidik memiliki peran yang sangat
penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut
diperlukan berbagai upaya dan inovasi agar proses pembelajaran semakin menarik
dan bervariatif. Salah satunya yang tidak dapat dilepaskan untuk saat ini adalah
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.
Apalagi dengan adanya pandemi yang melanda dunia dalam sejak dua tahun lalu.
Dunia pendidikan khususnya di Indonesia dipaksa untuk melakukan perubahan
dalam skala besar.
Kita sekarang hidup di dunia di mana TIK menjadi sangat penting dalam
setiap tempat kerja dan pendidikan. Guru mendapat manfaat dari literasi TIK karena
itu memungkinkan mereka untuk bekerja secara mandiri berinteraksi dalam
kelompok berkembang efektif. Keterampilan TIK dan mempelajari caranya
berkomunikasi menafsirkan dan bertukar data informasi dan ide literasi TIK penting
dalam lingkungan saat ini sejak TIK bisa praktis ditemukan di mana saja dalam
kehidupan kita sehari-hari. TIK telah membuat banyak hal lebih mudah akses mudah
ke informasi menghemat waktu kita memungkinkan kita untuk berkomunikasi lebih
banyak secara efektif. Mempromosikan inovasi dalam berbagai industri
meningkatkan pembelajaran teknik dan masih banyak lagi tujuan literasi TIK. Literasi
TIK memungkinkan kita untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menilai
hasil, dan mengirimkan informasi secara bertanggung jawab cara yang dapat
diterima dan berhasil itu juga membuat kita lebih mudah untuk melakukannya
Literasi digital lebih dari sekadar mengetahui cara menggunakan internet itu
adalah salah satu keterampilan yang paling penting di abad ke-21 dan itu terutama
penting bagi remaja saat ini kalau literasi berarti kemampuan membaca dan menulis
maka literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan memahami dan
membuat konten online mari kita bahas skill yang pertama yaitu menggunakan
kemampuan untuk menggunakan tidak hanya googling untuk jawaban ini tentang
cara menggunakan situs web perangkat dan platform media lainnya yang saya yakin
banyak dari kita sudah tahu bagaimana melakukannya itu juga melibatkan
penemuan yang kredibel sumber informasi saya bisa menggunakan internet ketika
digital literasi adalah kemampuan untuk memahami kemampuan memahami berarti
memiliki keterampilan untuk menilai dan mengevaluasi hal-hal yang kita lihat dan
dengar secara online apakah kita sedang membaca fakta atau sedang membaca
berita palsu apakah kita dicuci otak atau kita benar-benar mendapatkan informasi
informasi yang kami terima ini dapat berubah perilaku dan persepsi kita tentang
dunia jadi sangat penting untuk mengetahui kapan itu terjadi dan karena kami
menghabiskan lebih banyak waktu online kita perlu menyeimbangkan online kita dan
kehidupan luring kita perlu memahami perbedaannya antara sehat dan tidak sehat
hubungan daring kita juga perlu berkontribusi dalam masyarakat secara aman dan
bertanggung jawab tata kramaketerampilan ketiga dan terakhir menuju digital literasi
adalah kemampuan untuk mencipta dan saya tidak hanya berbicara tentang
menciptakan presentasi untuk kelas Anda sekalipun yang diperhitungkan juga saya
berbicara tentang membuat blog dan posting di media sosial dan ketika kita
melakukan itu penting untuk tahu bahwa apa pun yang kami poskan di luar sana
bisa memiliki efek pada orang informasi yang kami bagikan dapat berupa dipahami
dalam berbagai cara sehingga kami perlu memikirkan hal itu menggunakan
memahami dan menciptakan tiga keterampilan untuk membantu mempercepat Anda
belajar dan membantu Anda menjadi digital terpelajar dan lain kali Anda berada di
depan a layar dan ya itu termasuk ponsel Anda perhatikan risikonya dan terapkan ini
tiga keterampilan untuk menjadi kompeten warga digital.
Literasi teknologi informasi dan komunikasi sendiri memiliki tujuh elemen
penting. Tujuh elemen ini harus benar-benar dipahami dan diterapkan agar peserta
didik, pendidik maupun penyelenggara Pendidikan mampu menerapkan teknologi
informasi dan kominikasi dengan baik. Tujuh elemen literasi teknologi informasi dan
komunikasi terdiri dari define, access, evaluate, manage, integrate, create, dan
communicate.
1. Define memilik arti memahami atau mengartikulasikan ruang lingkup masalah
informasi yang bertujuan untuk memberikan fasilitas dalam pencarian informasi
dengan memanfaatkan teknologi.
2. Akses (access) merupakan suatu kegiatan atau proses mengambil dan
mengumpulkan informasi lewat duna digital.
3. Evaluasi (evaluate) merupakan suatu kegiatan atau proses untuk menilai apakah
sebuah informasi sudah sesuai dengan aturan dalam dunia digital.
4. Mengelola (manage) merupakan kegiatan atau suatu proeses yang bertujuan
untuk mengatur seluruh informasi yang ada dan menyimpannya dnegan rapi agar
mudah dicari di masa yang akan dating.
5. Mengintegrasikan (integrate) merupakan kegiatan atau proses yang bertujuan
untuk menyatukan seluruh informasi dengan alat digital sehingga informasi yang
ada menjadi jelas meskipun berasal dari berbagai sumber.
6. Mencipta (create) adalah kegiatan atau proses menciptakan, mengadaptasi,
menerapkan atau mendesain sebuah informasi dalam ruang lingkup digital agar
bisa dimanfaatkan di kemudian hari.
7. Berkomunikasi (communicate) merupakan kegiatan atau proses untuk
memberikan informasi kepada orang atau pihak lain dalam berbagai bentuk.
Tujuannya adalah agar informasi yang disampaikan dapat dimanfaatkan dengan
baik.
Dalam literasi teknologi, informasi komunikasi ada beberapa standar yang
harus dipenuhi agar dapat dikatakan bahwa seseorang atau kelompok sudah
mengerti mengenai teknologi informasi dan komunikasi secara mendalam. Standar
yang ada dalam literasi teknologi, informasi dan komunikasi didasarkan pada
keputusan dari International Society for Technology in Education (ISTE). ISTE
sendiri adalah sebuah kerangka kerja yang membahas mengenai strategi penerapan
teknologi khususnya dalam dunia Pendidikan yang betujuan agar proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik. Standar ISTE ini harus dikuasai dan
dipahami dengan baik oleh semua komponen tersebut di mana ISTE sendiri terdiri
Standar tersebut berdasarkan dari International Society for Technology in Education
(ISTE) yang menjelaskan bahwa kerangka kerja terkait strategi digital dalam dunia
Pendidikan memiliki dampak yang positif pada kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini
ISTE merancang kerangka kerja yang lengkap termasuk membuat standar teknologi
untuk peserta didik, guru, hingga pimpinan sekolah. Standar teknologi yang
dirancang ISTE terdiri dari Empowered Learning, Digital Citizen, Knowledge
Constructor, Innovative Designer, Computational Thinker, Creative Communicator,
dan Global Collaborator.
Selain standar yang ditetapkan oleh ISTE untuk mengetahui mengenai literasi
teknologi, informasi dan komunikasi ada juga standar yang didasarkan pada
keputusan yang dibuat oleh International Technology Education Association (ITEA).
ITEA sendiri mengatakan bahwa standar literasi teknologi, informasi dan komunikasi
terdiri dari 20 indikator utama. Di mana indicator tersebut terdiri dari tahap awal
seperti pemahaman peserta didik tentang teknologi sampai pada infrastruktur yang
mendukung teknologi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada dua standar utama yang biasa digunakan
untuk mengetahui literasi teknologi, informasi dan komuniasi bagi peserta didik,
pendidik, maupun penyelenggara Pendidikan. Standar tersebut adalah standar dari
ISTE dan ITEA yang masing-masing memiliki indikator tersendiri.
Era digital membuat guru harus melek teknologi di era TIK karena peserta
didik yang akan mereka ajar adalah mereka yang lahir dan berkembang di era
digital. Teknologi memiliki dampak yang signifikan pada peserta didik. Karena
peserta didik pada dasarnya ingin menjadi ahli di bidang teknologi. Orang
memperlakukan internet dan ponsel seperti bahan pokok. Facebook dan WhatsApp
adalah platform media sosial yang populer di kalangan pelajar. Ini menunjukkan
bahwa meskipun peserta didik saat ini sangat mahir dalam bidang teknologi, guru
mereka tidak. Guru yang masing sangat kurang melek teknologi dibandingkan
dengan peserta didiknya. Karena itu, sering terjadi kesenjangan antara peserta didik
dan guru yang tidak menggunakan teknologi dalam pelajaran mereka. Bagaimana
menggabungkan teknologi dengan pendidikan dan menutup celah adalah strategi
yang solid. Hubungan peserta didik dan pendidik dapat diperkuat melalui identifikasi
dan pemanfaatan minat peserta didik (Sari, 2014).
Menurut (Eggen. Paul., 2012), kriteria guru dan peserta didik di sekolah abad
21 atau abad digital adalah mereka yang mengaitkan penggunaan teknologi di kelas.
Salah satu cara bagi guru untuk membantu peserta didik agar siap menghadapi
kehidupan di era digital adalah dengan menggunakan keahlian mereka dalam mata
pelajaran, pendidikan, dan teknologi untuk mendukung pengalaman belajar,
kreativitas, dan inovasi peserta didik tingkat lanjut di lingkungan dunia nyata dan
virtual.
Karena kemajuan teknologi digital saat ini, guru tidak lagi menjadi sumber
utama pengetahuan bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru harus dapat
mendorong dan memfasilitasi penggunaan kemajuan digital oleh peserta didik
mereka untuk mencari dan mengakses sumber belajar. Peserta didik didorong oleh
ini untuk menjadi lebih terlibat dalam pendidikan mereka dan mencari sumber
pengetahuan menggunakan teknologi baru. Jenis pengetahuan baru yang harus
diperoleh pendidik agar dapat memasukkan teknologi ke dalam pembelajaran
disebut TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge).
Ciri-ciri seorang guru pada abad ke-21 antara lain sebagai berikut:
2. Memiliki keinginan dan kemampuan TIK, media baru, dan melek digital.
Kesimpulan
Latihan soal
Referensi
Pertiwi, D. H., Jiwa, R. A. P., Ajismanto, F., Susanti, R., Sukmawati, F., Andrian,
R., ... & Ardiansyah, M. R. (2022). Literasi TIK dan Media Pembelajaran. Pradina
Pustaka.
Rahayu, R., Iskandar, S., & Abidin, Y. (2022). Inovasi pembelajaran abad 21 dan
penerapannya di Indonesia. Jurnal Basicedu, 6(2), 2099-2104.
Rustan Efendy dan Siti Ahsanul Haq. (2022). Analisis Literasi Teknologi Informasi
Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Jarak Jauhdi Masa Pandemi. AL-ISHLAH:
Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 20. No. 1