Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH PERSEPSI, KEMUDAHAN DAN KEAMANAN TERHADAP

KEPUTUSAN PENGGUNAAN QUICK RESPONSE INDONESIAN


STANDARD (QRIS) PADA PELAKU UMKM DI PURBALINGGA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam


Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:
SARIFATUN NIKMAH
NIM. 1917202166

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI PROF. K.H. SAIFFFUDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2023
A. PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN DAN RISIKO
TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN QUICK RESPONSE
INDONESIAN STANDARD (QRIS) PADA PELAKU UMKM DI
PURBALINGGA.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Kemajuan teknologi informasi, mengubah metode berfikir
manusia. Berkembangnya pemikiran tersebut berdamapak pada dunia
bisnis khususnya dibidang keuangan. Seiring berkembangnya Financial
Technology (Fintech) di Indonesia membuat popularitas pembayaran
digital masyarakat semakin meningkat. Parastiti (2015) dalam (Hutami A.
Ningsih, Endang M. Sasmita, 2021) menjabarkan bahwa Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang terus berlangsung menawarkan
kemudahan-kemudahan bagi manusia yang sejalan dengan perkembangan
teknologi yang pesat, Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran ini
pun menggeser peran uang tunai menjadi non tunai yang lebih efisien dan
ekonomis.
Dari pemikiran tersebut timbul banyak inovasi baru, semacam
metode bertransaksi yang berganti dari masa kemasa, diawali dengan
transaksi yang memakai sistem barter, setelah itu menggunakan uang
kertas dan logam, serta saat ini munculah masyarakat yang melakukan
transaksi dari smartphone masing-masing dengan memakai dompet digital
semacam OVO, Dana, LinkAja, Gopay serta QRIS (Quick Response Code
Indonesian Standart) yang menggunkan QR Code (Hutami A. Ningsih,
Endang M. Sasmita, 2021).
Transaksi uang elektronik diindonesia terus menunjukan
peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk yang berpengaruh
besar terhadap peningkatan literasi termasuk masyarakat mendorong
tumbuhnya transaksi uang elektronik. perihal ini membuktikan adanya
minat yang besar untuk menggunakan uang elektronik sehingga uang
elektronik diindonesia mengalami peningkatan pesat dari tahun ketahun.
Pada tanggal 17 Agustus 2019 Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem
Pembayaran Indonesia (ASPI) meluncurkan QRIS (Quick response code
Indonesian standard) sebagai standart kode QR resmi di Indonesia. Quick
response code Indonesian standard (QRIS) yaitu standar QR Code untuk
pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet
elektronik atau mobile banking. Dengan begitu tujuan proses transaksi
pembayaran dengan QR Code jadi lebih mudah, cepat, serta terjaga
keamanannya.
Sejak diresmikan tanggal 1 Januari 2020 hingga 5 November 2022,
Bank Indonesia sudah mencatat Penggunaan QRIS sudah digunakan di
416 kabupaten dan 98 kota di seluruh penjuru di Indonesia, 123.805
merchant yang sudah bergabung diseluruh nusantara, dan sudah mengelola
data transaksi QRIS sebesar Rp. 366.303.981.959 dari semua merchant.
Jumlah pengguna QRIS ini menunjukan dampak yang baik terhadap
penggunaan dan perkembangan QRIS. Jumlah tersebut menunjukan
semakin banyaknya pengguna yang mempercayai QRIS untuk dipakai
sebagai alat transaksi. (Bank Indonesia, 2022)
QRIS (Quick Response Code Indonesian standart) ialah
pembayaran digital yang memakai QR Code untuk melakukan
transaksinya. QRIS ialah QR Code yang sangat memudahkan untuk
produsen atau pelaku usaha yang memakainya, karena QRIS hanya
memakai satu QR Code, jadi lebih mempermudah produsen serta
konsumen untuk bertransaksi. QRIS menjadi alternatif untuk melakukan
transaksi saat terjadinya pandemi, dengan menggunakan QRIS tetap bisa
menaati protocol kesehatan dengan scan QR Code saja.
Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner terhadap 50 UMKM
di kota Purbalingga pada Januari 2023. Mereka memilih menggunakan
Quick Response Code Indonesian standart (QRIS) karena mudah
digunakan. Seperti yang diungkapkan oleh Ika bahwa menggunakan QRIS
karena praktis, bisa melakukan transaksi dimanapun dan kapanpun.
Berbeda dengan Mahar, ia menggunakan QRIS karena ingin mengikuti
perkembangan teknologi yaitu dengan menggunakan pembayaran non
tunai. Rizka juga mengungkapkan bahwa penggunaan QRIS mempunyai
beberapa risiko yaitu keamanan data dan kegagalan saat bertransaksi.
Robbins (2001) dalam Utaminingsih (2014: 18) menyatakan
persepsi adalah tindakan individu menafsirkan dan memberi arti terhadap
lingkungan. Persepsi secara tidak langsung akan berpengaruh dalam
mendorong pelaku UMKM untuk menggunakan Quick Response
Indonesian Standard (QRIS). Sebanyak 95 persen responden UMKM di
Purbalingga mengungkapkan bahwa QRIS mudah digunakan, seperti
transaksi pembayaran yang mudah hanya perlu scan code saja, transaksi
pembayaran menjadi cepat dan efisien, pelaku usaha tidak perlu
menyiapkan uang kembalian untuk konsumen, pelaku usaha juga akan
terhindari dari uang palsu, QRIS menerima pembayaran dari mana saja,
dan mencegah semua kecurangan dalam bertransaksi.
Adanya persepsi nantinya akan memudahkan seseorang untuk
bertransaksi. Menurut Jogiyanto (2007) persepsi kemudahan penggunaan
adalah keyakinan tentang pengambilan keputusan. Jika pengguna berpikir
sistem teknis mudah digunakan, mereka akan menggunakannya.
Begitupun sebaliknya, jika pengguna berpikir sistem teknis tidak bekerja
dengan baik, maka mereka tidak akan menggunakannya. Sebanyak 85
persen responden UMKM di Purbalingga mengungkapkan bahwa QRIS
mudah dipelajari, mudah dikendalikan, jelas dan mudah dipahami.
Selain mudah dalam menggunakan QRIS juga terdapat risiko
keamanan yang mungkin terjadi. Persepsi risiko adalah persepsi mengenai
ketidakpastian yang diterima pengguna saat menggunakan layanan atau
produk fintech. Sebagai alat pembayaran non tunai penggunaan QRIS
tidak terlepas dari berbagai kendala, baik dari segi penggunaan ataupun
risiko. Semakin tinggi tingkat risiko, maka semakin kecil tingkat
kepercayaannya. Sebaliknya, semakin kecil tingkat risiko, semakin tinggi
tingkat kepercayaannya. Keputusan penggunaan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk
atau jasa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya
(finanda,2017). Sebanyak 65 persen responden UMKM di Purbalingga
mengungkapkan bahwa QRIS mempunyai risiko kemanan, seperti
keamanan data dan kegagalan saat bertransaksi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh josef evan sihaloho,
atifah ramadani dan suci rahmayanti dengan judul “implementasi sistem
pembayaran Quick response indonesian standard bagi perkembangan
UMKM di medan”, dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat tidak
berpengaruh terhadap minat. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya
QRIS dapat membantu para pedagang UMKM untuk mengalami
perkembangan dan memudahkan dalam transaksi. Penelitian yang
dilakukan oleh I Wayan Arta Setiawan, dkk yang berjudul QRIS Di Mata
UMKM: Eksplorasi Persepsi Dan Intensi UMKM Menggunakan QRIS.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa intensi UMKM
menggunakan QRIS dibentuk oleh : Persepsi Kegunaan, Persepsi
kemudahan, Pemahaman akan QRIS.
Penelitian ini mengambil studi kasus pada pelaku UMKM di
Purbalingga karena banyaknya masyarakat yang menjadi pelaku usaha.
Terdapat beberapa alasan mengapa mengambil studi kasus pada UMKM di
Purbalingga yaitu metode pembayaran Quick Response Indonesian
Standard (QRIS) di Purbalingga penggunanya terbatas hanya pada
beberapa merchant saja tidak seperti di kota lainnya seperti Purwokerto.
Sehingga perlu adanya penelitian yang bisa digunakan untuk
pengembangan pembayaran non tunai yaitu Quick Response Indonesian
Standard (QRIS) kedepannya.
Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian lebih lanjut
tentang bagaimana pengaruh pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menegah
(UMKM) untuk menggunakan alat pembayaran non tunai yaitu Quick
Response Indonesian Standard (QRIS). Oleh karena itu, penulis akan
melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Persepsi, Kemudahan
Penggunaan Dan Keamanan Terhadap Keputusan Penggunaan Quick
Response Indonesian Standard (QRIS) Pada Pelaku UMKM Di
Purbalingga”. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian
sebelumnya yaitu dengan menambahkan variabel keamanan penggunaan
Quick Response Indonesian Standard (QRIS).

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah persepsi berpengaruh positif terhadap keputusan penggunaan
Quick response Indonesian standard (QRIS) pada UMKM di
Purbalingga?
2. Apakah kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap
keputusan penggunaan Quick response Indonesian standard (QRIS)
pada UMKM di Purbalingga?
3. Apakah persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap keputusan
penggunaan Quick response Indonesian standard (QRIS ) pada
UMKM di Purbalingga?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk Mengetahui Pengaruh persepsi terhadap keputusan
penggunaan Quick response Indonesian standard (QRIS) pada
UMKM di Purbalingga
b. Untuk Menganalisis Pengaruh kemudahan terhadap keputusan
penggunaan Quick response Indonesian standard (QRIS) pada
UMKM di Purbalingga.
c. Untuk Menganalisis Pengaruh keamanan terhadap keputusan
penggunaan Quick response Indonesian standard (QRIS) pada
UMKM di Purbalingga.
2. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat praktis
1) Bagi Penulis
Penelitian ini dapat membantu penulis dalam
menambah pemahaman dan ilmu pengetahuan tentang
bagaimana pengaruh persepsi, kemudahan dan keamanan
terhadap keputusan pelaku UMKM menggunakan QRIS. Serta
sebagai bentuk pengaplikasian teori-teori penulis selama
perkuliahan.
2) Bagi Pelaku UMKM
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan pemahaman khususnya
pengetahuan tentang sistem pembayaran non tunai yaitu QRIS.
3) Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan
dan referensi pada penelitian berikutnya serta memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
b. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui alasan pelaku
UMKM di Purbalingga menggunakan Quick Response Indonesian
Standart (QRIS), serta dapat dijadikan acuan dan bahan pustaka
bagi penelitian selanjutnya.

E. KAJIAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang
dapat digunakan sebagai bahan acuan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1
Kajian Pustaka
No Nama Peneliti, Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Judul Dan
Tahun
1 Josef Evan Topik pembahasan Terdapat pada QRIS memiliki
Sihaloho, dkk, yang sama yaitu objek penelitian, pengaruh
Implementasi mengenai tempat terhadap
Sistem penggunaan QRIS. penelitian dan perkembangan
Pembayaran metode UMKM, dimana
Quick Response penelitian yang para pelaku
Indonesia digunakan yaitu usaha hanya
Standart Bagi kualitatif. menyediakan
Perkembangan satu QRIS dan
UMKM di dapat melayani
Medan, 2020. seluruh aplikasi
pembayaran
yang
menggunakan
QR Code.
2 Purnama Topik pembahasan Terdapat pada Persepsi
Ramadani mengenai QRIS objek penelitian manfaat,
Silalahi, dkk, dan menggunakan dan tempat kemudahan
Dampak metode penelitian penelitian. pergunaan, dan
penggunaan yang sama yaitu persepsi risiko
QRIS Terhadap kuantitatif. memberikan
Kepuasan dampak positif
Konsumen keputusan
Sebagai Alat memakai uang
Transaksi, 2022. elektronik
berbasis QRIS
pada beberapa
orang.
3 I Wayan Arta Topik pembahasan Terdapat pada Penelitian ini
Setiawan, dkk, mengenai QRIS objek penelitian, mengidentifikasi
QRIS Di Mata tempat bahwa intensi
UMKM: penelitian dan UMKM
Eksplorasi metode menggunakan
Persepsi Dan penelitian yang QRIS dibentuk
Intensi UMKM digunakan yaitu
Menggunakan kualitatif. oleh :
QRIS, 2022 1. Persepsi
Kegunaan.
2. Persepsi
kemudahan.
3. Pemahaman
akan QRIS.
4. Pengaruh
pihak luar
yaitu
pembeli,
teman dekat,
dan tokoh
terkenal.
5. Persepsi
hambatan
menggunaka
n QRIS yaitu
koneksi/jarin
gan
internet,biay
a
penggunaan,
dan limit
transaksi.
4 Hari Mantik, topik pembahasan Terdapat pada Dengan adanya
Pengembangan mengenai QRIS objek penelitian, QRIS sebagai
Quick Response tempat standart
Code Indonesian penelitian dan pembayaran dari
Standart metode pemerintah,
Menggunakan penelitian yang perang brand
Metode berbeda yaitu digital yang
Customer kualitatif. sebelumnya
Presented Mode cukup semarak
(QRIS-CPM) di pasar
Studi Kasus PT pembayaran,
MTI, 2021. kini menjadi
lebih tertib dan
sehat, tinggal
bagaimana para
pelaku jasa
pembayaran
mengemasnya
menjadi lebih
baik lagi.
5 Hutami A. Topik pembahasan Terdapat pada Persepsi
Ningsih, dkk, mengenai QRIS objek penelitian manfaat,
Pengaruh dan menggunakan dan tempat persepsi
Persepsi metode penelitian penelitian. kemudahan, dan
Manfaat, yang sama yaitu persepsi risiko
Persepsi kuantitatif. baik secara
Kemudahan sendiri-sendiri
Penggunan, dan maupun secara
Persepsi Risiko bersama-sama
Terhadap berpengaruh
Keputusan positif terhadap
Menggunakan keputusan
Uang Elektronik menggunakan
(QRIS) Pada uang elektronik
Mahasiswa, berbasis QRIS
2021. pada mahasiswa
UPI Y.A.I
Jakarta.
6 Ngakan Bagus Topik pembahasan Terdapat pada Faktor yang
Prasasta sama yaitu objek penelitian, mempengaruhi
Sudiatmika dan mengenai QRIS, tempat penggunaan
Ida Ayu Okta dan menggunakan penelitian dan merchant QRIS
Martini, Faktor- metode penelitian variabel antara lain
Faktor kuantitatif. penelitian. persepsi
Mempengaruhi kegunaan,
Niat Pelaku persepsi
UMKM Kota kemudahan,
Denpasar kepercayaan dan
Menggunakan pengaruh sosial
QRIS, 2022. berpengaruh
positif
signifikan
terhadap niat
menggunakan
merchant QRIS
bagi pelaku
UMKM kota
Denpasar.
Sedangkan
persepsi risiko
berpengaruh
negative
signifikan
terhadap niat
menggunakan
merchant QRIS
bagi pelaku
UMKM kota
Denpasar.
7 Ahmad Fahri Sama-sama Terdapat pada Pengetahuan
Syaifuddin membahas objek penelitian, berpengaruh
Kurnia Rahman, mengenai analisis tempat positif dan
Analisis Faktor faktor yang penelitian dan signifikan
Yang mempengaruhi variabel terhadap minat
Mempengaruhi minat penggunaan penelitian mahasiswa
Minat QRIS, dan menggunakan
Penggunaan menggunakan QRIS sebagai
QRIS Sebagai metode penelitian metode
Metode Kuantitatif. pembayaran
Pembayaran pada masa
Pada Masa pandemi,
Pandemi, 2022. manfaat
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
mahasiswa
menggunakan
QRIS sebagai
metode
pembayaran
pada masa
pandemi dan
risiko
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
mahasiswa
menggunakan
QRIS sebagai
metode
pembayaran
pada masa
pandemi.
8 Wirda Seputri Membahas Terdapat pada Terdapat
dan Muahmmad mengenai QRIS objek penelitian, pengaruh
Yafiz, QRIS dan menggunakan tempat kepercayaan,
Sebagai Alat metode penelitian penelitian dan budaya, gaya
Transaksi Kuantitatif variabel hidup dan
Digital Generasi penelitian. literasi
Z: Analisis keuangan
Faktor, 2022. terhadap
keputusan
menggunakan
QRIS.

F. KAJIAN TEORI
1. Persepsi
a. Pengertian persepsi
Menurut Istiarni, persepsi manfaat merupakan tingkatan
dimana pengguna percaya, bahwa dengan menggunakan suatu
produk yang ditawarkan mereka akan merasakan manfaat yang
didapat dari penggunaan produk tersebut. Chaabane dan pierre
menyatakan nilai Hedonik dari manfaat yaitu pengalaman, emosi,
dan secara pribadi manfaat yang memuaskan dalam belanja,
penggunaan media dapat meningkatkan loyalitas seseorang.
b. Indikator persepsi
Menurut Yang Y Liu dalam penelitian (Yogananda &
Dirgantara, 2017) menyatakan bahwa Persepsi manfaat terdiri dari
empat indicator, yaitu:
a) Mempermudah transaksi
b) Mempercepat transaksi
c) Memberikan keuntungan tambahan saat menyelesaikan
transaksi
d) Meningkatkan efisiensi dalam melakukan transaksi
2. Kemudahan penggunaan
a. Pengertian kemudahan penggunaan
Menurut jogiyanto (2019:934) persepsi kemudahan
penggunaan merupakan ukuran dimana seseorang meyakini bahwa
dalam menggunakan suatu teknologi dapat jelas digunakan dan
tidak membutuhkan banyak usaha tetapi harus mudah digunakan
dan mudah untuk mengoprasikannya. Sedangkan menurut Davis
(2019:30) kemudahan penggunaan merupakan tingkat ekspektasi
pengguna terhadap usaha yang harus dikeluarkan untuk
menggunakan sebuah sistem. Dapat disimpulkan bahwa
kemudahan merupakan kepercayaan seseorang untuk
menggunakan teknologi karena mudah digunakan.
Persepsi seseorang tentang kemudahan dalam
menggunakan sistem merupakan tingkat dimana seseorang percaya
bahwa menggunakan sistem tersebut dapat digunakan secara
mudah dan akan bebas dari kesalahan. Semakin mudah suatu
sistem tersebut digunakan maka semakin sedikit usaha yang
dilakukan untuk menggunakan sistem tersebut. Karena kemudahan
penggunaan merupakan usaha yang tidak memberatkan atau tidak
membutuhkan kemampuan yang tinggi ketika seseorang
menggunakan suatu sistem tersebut. (Kosanke, 2019).
Menurut Davis, kemudahan merupakan tingkat dimana
seseorang meyakini bahwa penggunaan terhadap suatu sistem
merupakan hal yang tidak sulit untuk dipahami dan tidak
memerlukan usaha berat dari pemakainya untuk bisa
menggunakannya. Dari beberapa defisini persepsi kegunaan, dapat
simpulkan bahwa kemudahan merupakan suatu sistem yang dibuat
bukan untuk mempersulit pemakainya melainkan untuk
mempermudah bagi penggunanya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemudahan dalam
menggunakan teknologi
Kemudahan menurut (Istiarni & Hadiprajitno, 2014) dalam
menggunakan teknologi di pengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya sebagai berikut:
1) Teknologi
Suatu teknologi yang digunakan secara terus menerus
akan memberikan kemudahan seseorang dalam penggunaan
teknologi.
2) Reputasi teknologi
Reputasi yang baik akan mendorong keyakinan
seseorang terhadap kemudahaan penggunaan, begitu pun
sebaliknya. Jika reputasi teknologi kurang baik maka orang
akan memiliki keyakinan kurang untuk penggunaan teknologi
tersebut.
3) Mekanisme pendukung
Dengan adanya mekanisme pendukung yang terpercaya
akan membuat pengguna merasa nyaman dan yakin dalam
penggunaan teknologi.
c. Indikator kemudahan penggunaan
Menurut Davis dalam penelitian yang dilakukan oleh
(Ahmad & Pambudi, 2013) untuk mengukur kemudahan
penggunaan terdapat lima indicator yaitu:
1) Mudah dipelajari
Mudah dipelajari dapat juga diartikan teknologi tersebut
saat pertama kali menggunakan teknologi (dalam hal ini
QRIS), pengguna langsung mengerti dan paham tata cara
penggunaan teknologi tersebut.
2) Dapat dikontrol
Dapat dikontrol yaitu pengguna mudah dalam
penggunaan dan tidak melakukan kesalahan dalam transaksi.
3) Fleksibel
Fleksibel dalam penggunaan QRIS yaitu pengguna bisa
melakukan transaksi dengan sangat mudah.
4) Mudah digunakan
Mudah digunakan adalah tidak adanya kendala dalam
menggunakan QRIS untuk melakukan transaksi.
5) Jelas dan dapat dipahami
Jelas dan dapat dipahami yaitu saat menggunakan QRIS
tidak adanya kesusahan.
3. Keamanan
a. Pengertian keamanan
Adiwarman A. Karim (2004) mendefinisikan risiko sebagai
sebuah kejadian dimasa yang akan datang, baik yang dapat
diperkirakan (antipaced) maupun yang tidak bisa diperkirakkan
(unantipatied) yang dapat menyebabkan terhadinya dampak
negative dalam sistem keuangan seperti pendapatan dan
permodalan lembaga perbankan.
Schiffman dan kanuk (2012) mengartikan risiko sebagai
sebuah ketidakpastian yang terjadi dan dialami oleh konsumen
akibat kesalahan dalam memprediksi efek atau konsekuensi dari
keputusan pembelian suatu produk atau objek tertentu yang mereka
lakukan.
Risiko merupakan suatu keadaan ketidakpastian yang
membuat seseorang mempertimbangkan keputusan. Persepsi risiko
adalah persepsi mengenai konsekuensi dan ketidakpastian dalam
penggunaan layanan atau produk. Persepsi risiko berpengaruh
terhadap tingkat kepercayaan. Semakin tinggi tingkat risiko yang
dimiliki seseorang, maka semakin kecil tingkat kepercayaannya
untuk menggunakan layanan atau produk tersebut, begitupun
sebaliknya.
Berdasarkan definisi risiko diatas, dapat disimpulkan
bahwa risiko merupakan suatu ketidakpastian dan konsekuensi
yang tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan. Risiko
dapat menjadi penghambat dalam mencapai tujuan yang
diinginkan, risiko memberikan dampak yang negative terhadap
pencapaian tujuan.
b. Keamanan dalam Quick Response Code Indonesian Standard
(QRIS)
Sebagai sistem cara bertransaksi non tunai yang baru, QRIS
memperhatikan keamanan dan privasi penggunanya. Menurut Eko
Irianto selaku kepala Divisi Edvisor Bank Indonesia Provinsi
Sulawesi Utara menyatakan bahwa Bank Indonesia menjadi bahwa
QRIS sistem pembayaran digital menjadi lebih aman karena
diawasi dari satu pintu. Dengan karakteristik yang dibangun yaitu
QRIS UNGGUL :
1) Universal, QRIS dapat menerima pembayaran melalui berbagai
aplikasi dengan menggunakan QR Code.
2) Gampang, Kemudahan bagi masyarakat yaitu masyarakat
hanya hanya memerlukan scan dan klik bayar. Sedangkan
kemudahan untuk Merchant yaitu hanya menyediakan satu QR
Code yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi.
3) Untung, yaitu dapat menggunakan aplikasi apapun untuk
pembayaran melalui QR Code. Sedangkan Merchant yaitu
hanya membutuhkan satu akun untuk menerima semua
pembayaran yang melalui QR Code.
4) Langsung, transaksi dengan QRIS langsung terjadi. Karena
prosesnya cepat dan seketika sehingga mendukung kelancaran
sistem pembayaran.
c. Indikator keamanan
Menurut Raman arasu dan Viswanathan indicator
keamanan meliputi dua hal, yaitu:
1. Jaminan keamanan
Jaminan keamanan berperan penting terhadap
kekhawatiran konsumen mengenai penyalahgunaan data
pribadi dan transaksi data yang mudah rusak. Dengan adanya
jaminan keamanan maka konsumen merasa aman dalam
transaksi.
2. Kerahasiaan data
Kerahasiaan data menjadi bagian penting bagi pemilik
data, maka kerahasiaan data konsumen harus benar-benar
dijaga.
4. Keputusan penggunaan
Kotler & Amstrong (2017) dalam penelitian (Kumbara, 2021)
mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah aktivitas
seseorang secara langsung terlibat untuk mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan guna memuaskan kebutuhan
dan keinginan seseorang. Keputusan merupakan pemilihan satu
diantara beberapa alternative guna memecahkan suatu masalah yang
dihadapi yang merupakan hasil dari pemikiran. Keputusan diambil
dengan mempertimbangkan berbagai aspek sehingga menghindari
kesalahan dalam pengambilan keputusan. Keputusan penggunaan
merupakan segala tindakan yang turut serta dalam usaha untuk
penentukan produk atau jasa termasuk proses pengambilan keputusan
untuk penggunaan.
Menurut kotler (1995) dalam penelitian (Kumbara, 2021)
terdapat tiga indicator untuk menentukan keputusan pembelian, yaitu:
a. Kemantapan, pada tahap ini konsumen akan melakukan keputusan
terhadap produk atau jasa dengan kriteria seperti mutu, kualitas dan
faktor yang menunjang kepuasan konsumen.
b. Mereknomendasikan produk ke orang lain.
c. Pembelian produk secara berulang, jika konsumen telah melakukan
pembelian secara berulang untuk produk atau jasa.
Berdasarkan indicator keputusan pembelian diatas, maka
didapatkan indikator keputusan penggunaan adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan pilihan penggunaan produk atau jasa
b. Merekomendasikan penggunaan produk atau jasa kepada orang
lain
c. Penggunaan secara terus menerus atau berulang.
5. Quick Response Indonesian Standard (QRIS)
a. Pengertian Quick Response Indonesian Standard (QRIS)
Menurut peraturan Bank Indonesia No. 23/8/2021 tentang
QRIS (Quick Response Indonesian Standard) adalah penyatuan
berbagai macam QR dari berbagai macam QR dari berbagai
Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR
Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran
bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR
Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Quick
Response Indonesian Standard (QRIS) adalah standar yang
dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem
Pembayaran Indonesia (ASPI).
Menurut Goleman, Daniel Quick Response Indonesian
Standard (QRIS) memberikan alternatif metode pembayaran non
tunai secara lebih efisien dengan menggunakan satu QR Code,
penyedia barang dan jasa (merchant) tidak perlu memiliki berbagai
jenis QR Code dari berbagai penerbit.
b. Jenis Mekanisme Transaksi Menggunakan QRIS
a) Merchant Presented Mode (MPM)
Standar Nasional QR Code Indonesia Merchant
Presented Mode (QRIS MPM) dan dikeluarkan sebagai acuan
teknis bagi seluruh acquirer, Merchant, PTEN, Dan Anggota
ASPI dalam menampilkan QRIS MPM untuk diterapkan pada
berbagai media. Mekanisme QR Code Merchant Presented
Mode, konsumen akan meng-scan QR Code yang telah
disediakan merchant. Ada 2 bentuk QR Code Merchant
Presented Mode :
1. Merchant Presented Mode Statis
Karakteristik Merchant Presented Mode Statis yaitu
QR Code berisi merchant ID dan bersifat tetap, ditampilkan
dalam sticker atau print-out. Dan nominal transaksi di input
oleh customer pada mobile device customer.
Gambar 1.1
Tampilan QRIS MPM

2. Merchant Presented Mode (MPM) Dinamis


Karakteristik Merchant Presented Mode (MPM)
Dinamis yaitu mesin EDC akan mencetak struk
pembayaran dengan terteranya QR Code dan monitor yang
menunjukan nominal pembayaran, setiap transaksi dicetak
dengan QR Code yang berbeda dan nominal pembayaran
tertera pada QR Code.
Gambar 1.2
QR Code Dinamis

Sumber : www.bi.go.id
b) Customer presented mode
Mekanisme QR Code Customer presented mode dapat
digunakan oleh setiap orang. Pelanggan cukup menunjukkan
QRIS yang ditampilkan dari aplikasi pembayaran pelanggan
untuk discan oleh merchant. QRIS CPM lebih ditujukan untuk
merchant yang membutuhkan kecepatan transaksi tinggi seperti
penyedia transportasi, parkir dan ritel modern.
c. Manfaat QRIS (Quick Response Indonesian Standard)
Adapun manfaat menggunakan Quick Response Indonesian
Standard (QRIS) sebagai berikut:
1. Bagi Pengguna Aplikasi QRIS:
a) Transaksi menjadi lebih cepat dan kekinian
b) Tidak perlu repot membawa uang tunai
c) Terhindar dari peredaran uang palsu
2. Bagi Merchant
a) Penjualan berpotensi meningkat
b) Kekinian
c) Terhindar dari uang palsu
d) Tidak perlu menyediakan uang kembalian
e) Transaksi tercatat secara otomatis
f) Terpisahnya uang untuk usaha dan personal
6. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
a. Pengertian Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
Menurut Peraturan Perundang-Undangan Negara Republik
Indonesia No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM). Pasal 1 dari UU tersebut, dinyatakan bahwa
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) adalah sebagai
berikut:
1) Usaha mikro adalah usaha produktif yang dimiliki orang
perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang
ini.
2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.
3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
4) Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan
oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang
meliputi usaha nasional milik Negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi
dan Indonesia.
5) Dunia usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha
Menengah, Dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan
ekonomi di Indoneisa dan berdomisili di Indonesia.
b. Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
Pada Undang-undang Negara republik Indonesia no.20
tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
pasal 6, menjelaskan tentang kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
yaitu nilai kekayaan bersih atau nilai asset tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan
kriteria sebagai berikut:
1) Usaha mikro yaitu unit usaha yang memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp. 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan tahunan paling
besar Rp. 300.000.000,00.
2) Usaha kecil yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp. 50.000.000,00 sampai dengan Rp. 500.000.000,00
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000 hingga
maksimum Rp. 2.500.000.000,00.
3) Usaha mengenah yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp. 500.000.000,00 sampai dengan paling banyak
Rp. 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp. 2.500.000.000,00 hingga maksimum Rp.
50.000.000.000,00.
c. Jenis-jenis UMKM
UMKM dikelompokan menjadi 4 yaitu:
1) Usaha perdagangan
Usaha perdagangan dibedakan menjadi 3 yaitu: kegenan,
pengecer, ekspor/impor dan sektor informal.
2) Usaha pertanian
Yang termasuk usaha pertanian yaitu perkebunan, peternakan,
dan perikanan.
3) Usaha industri
Industri makanan/minuman, pertambangan, pengrajin,
konveksi dan lain-lain.
4) Usaha jasa
Yang termasuk usaha jasa yaitu jasa konsultan, perbengkelan,
restoran, jasa kontruksi, jasa transportasi, jasa telekomunikasi,
jasa pendidikan, dan lain-lain.
d. Ciri-ciri Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)
Menurut Undang-undang no 20 tahun 2008, ciri-ciri
UMKM adalah sebagai berikut:
a) Ciri-ciri usaha mikro yaitu:
1. Jenis barang atau komoditi usaha tidak selalu tetap,
sewaktu-waktu dapat berganti.
2. Tempat usaha tidak selalu menetap, dapat berpindah-pindah
3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana
mungkin
4. Tidak memisahkan keuangan usaha dengan keuangan
personal
5. Sumber daya manusia belum memadai
6. Tingkat pendidikan rata-rata relative sangat rendah
7. Belum adanya akses ke perbankan tetapi sudah akses ke
lembaga keuangan non bank
8. Umumnya belum memiliki izin usaha atau persyaratan
legalitas lainnya termasuk NPWP.
b) Ciri-ciri usaha kecil yaitu:
1. Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya
sudah tetap tidak mudah berubah.
2. Tempat usaha umumnya sudah tetap tidak berpindah-
pindah.
3. Melakukan administrasi keuangan walaupun masih
sederhana.
4. Keuangan perusahaan sudah dipisahkan dengan keuangan
personal.
5. Sudah membuat neraca usaha.
6. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP.
7. Sumber daya manusia sudah memadai
8. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan
modal.
9. Sebagian besar belum dapat membuat manjemen usaha
dengan baik seperti bussines palnning.
c) Ciri-ciri usaha menengah yaitu:
1. Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
dengan pembagian tugas yang lebih jelas yaitu, bagian
keuangan, bagian pemasaran, dan bagian produksi.
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan teratur.
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi
perburuhan.
4. Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin
tetangga.
5. Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan
perbankan
6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang
terlatih dan terdidik.
G. MODEL PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran betujuan guna memudahkan peneliti untuk
menguraikan pokok permasalahan penelitian serta tersusun dan sistematis.

Persepsi penggunaan
QRIS (X1)

Keputusan penggunaan
kemudahan
QRIS (Y)
penggunaan QRIS
(X2)

Keamanan
penggunaan QRIS
(X3)
Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

H. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Persepsi Terhadap Keputusan Penggunaan QRIS
Penelitian (Hutami A. Ningsih, Endang M. Sasmita, 2021)
menunjukan hasil bahwa variabel persepsi manfaat berpengaruh positif
terhadap keputusan menggunakan uang elektronik berbasis Quick
Response Indonesian Standard (QRIS). Hal ini dapat diartikan bahwa
persepsi manfaat memiliki pengaruh yang kuat terhadap keputusan
UMKM dalam penggunaan QRIS.
H1: Persepsi Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap
Keputusan Penggunaan
2. Pengaruh Kemudahan Terhadap Keputusan Penggunaan QRIS
Penelitian (Sudiatmika & Martini, 2022) menunjukan hasil
bahwa variabel persepsi kemudahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap niat menggunakan merchant QRIS bagi pelaku UMKM kota
Denpasar. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi kemudahan memiliki
pengaruh yang kuat terhadap keputusan pelaku UMKM untuk
menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS).
H2 : Kemudahan Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap
Keputusan Penggunaan QRIS
3. Pengaruh Keamanaan Terhadap Keputusan Penggunaan QRIS
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Syaifuddin et al., 2022)
menunjukan hasil bahwa risiko berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat. Hal ini dapat diartikan bahwa risiko memiliki
pengaruh yang kuat terhadap keputusan pelaku UMKM untuk
menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS).
H3 : Keamanan Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap
Keputusan Penggunaan QRIS

I. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian langsung yang
dilaksanakan di lapangan pada objek yang akan diteliti (field
research). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
penelitian yang pengumpulan, penafsiran serta hasilnya
diinterpretasikan menggunakan angka. Metode kuantitatif pengolahan
datanya menggunakan perhitungan statistic yang bertujuan untuk
menguji hipotesis.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dituju dalam penelitian ini yaitu di kota
Purbalingga, tepatnya pada UMKM. Waktu penelitian dimulai bulan
Januari 2023 dan akan selesai pada bulan April 2023.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri
dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (sugiyono, 2017). Adapun populasi yang diambil
dari penelitian ini yaitu UMKM yang berada di kota Purbalingga,
yang telah bergabung dan menggunakan Quick Response Code
Indonesian Standard (QRIS).
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh popualsi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasi (Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes, 2015) .
Penelitian ini dalam melakukan pengambilan sampel
menggunakan teknik non probability sampling. Teknik non
probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampel pada
penelitian ini yaitu UMKM dipurbalingga dengan kriteria sebagai
berikut:
1) Sampel telah menggunakan QRIS sebagai alat transaksinya
2) Sampel merupakan UMKM yang berada di wilayah kota
Purbalingga
3) Sampel sudah terdaftar di marketplace
4) Sampel merupakan pelaku UMKM yang bersedia untuk
mengisi kuesioner dan diwawancarai.
Dikarenakan jumlah populasi yang tidak diketahui secara
pasti maka untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus
unknown population (Amrullah, 2017). Rumusnya adalah sebagai
berikut:
Z2p
n=
4 μ2
Dimana:
n = ukuran sampel
Z = tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian,
pada ɑ = 5%
(derajat keyakinan ditentukan 95%) maka Z = 1,96
𝜇 = margin of error, tingkat kesalahan yang ditolerir (ditentukan
10%)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh
perhitungan sebagai berikut:
Z2
n=
4 μ2
1,96 2
n=
4 (0,1)2
n = 96,4 ≈ 100 responden
Berdasarkan perhitungan diatas jumlah sampel yang akan
dibutuhkan adalah 96,4 responden. Agar penelitian ini
mendapatkan hasil yang baik, maka diambil sampel sebanyak 100
responden.
4. Variabel dan Indikator Penelitian
a. Variabel
Variabel penelitian adalah suatu objek penelitian yang
dipilih oleh seorang peneliti untuk dipelajari dan mendapatkan
sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2016). Di dalam suatu penelitian
terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu
persepsi manfaat (X1), persepsi kemudahan (X2) dan persepsi
risiko (X3), sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu keputusan menggunakan QRIS (Y).
b. Indicator
Tabel 1.2
Indikator Penelitian
No Variabel penelitian Indikator
1 Persepsi Manfaat penggunaan 1) Berguna
QRIS (X1) yaitu transaksi 2) Efektivitas
pembayaran menjadi lebih 3) Mempercepat
cepat dan efisien, dan transaksi
kepuasan konsumen 4) Meningkatkan
meningkat dalam transaksi produktivitas
jual beli.
2 Persepsi Kemudahan 1) Aplikasi
penggunaan QRIS (X2) yaitu 2) Memahami
pengguna hanya melakukan 3) Analisis
scan, memasukan nominal,
masukan PIN dan klik bayar.
Dengan menggunakan QRIS
mempermudah konsumen
dalam bertransaksi jual beli.
3 Persepsi Risiko penggunaan 1) Berupa adanya risiko
QRIS (X3) Menurut tertentu
Featherman dan Pavlou 2) Mengalami kerugian
(2002) dalam (Priambodo & 3) Pemikiran bahwa
Prabawani, 2016) Persepsi berisiko.
risiko merupakan suatu
persepsipersepsi tentang
ketidakpastian dan
konsekuensi-konsekuensi
tidak diinginkan dari
menggunakan produk atau
layanan.
4 Keputusan menggunakan 1) Keinginan
QRIS (Y) yaitu penggunaan 2) Ketertarikan
secara manfaat dan 3) Perasaan senang
kemudahan menjadi 4) Keterlibatan
keputusan untuk
menggunakan QRIS karena
sangat mempermudah
konsumen untuk bertransaksi
menggunakan QRIS.

5. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data di lapangan, peneliti mengumpulkan
data dengan cara membuat angket (kuesioner), dan melakukan
wawancara. Adapun pengumpulan data yang dilakukan peneliti, yaitu:
1) Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan
informasi dengan daftar pertanyaan tertulis yang bertujuan untuk
mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut. Penulis
memberikan daftar pertanyaan kepada para UMKM yang
menggunakan QRIS untuk mendapatkan jawaban yang diinginkan,
dimana angket tersebut dibuat dengan pertanyaan-pertanyaan
dengan variabel yang ingin diteliti penulis.
Pada penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan
instrument data berupa alat ukur untuk mengumpulkan data
penelitian. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan
menggunakan kuesioner adalah skala liker. Skala liker merupakan
beberapa pernyataan dalam mengukur sikap individu dengan
merespon pertanyaan dari 5 (lima) titik pilihan pertanyaan seperti
sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, setuju dan sangat
setuju.
Tabel 1.3
Instrument Skala Likert
No Pernyataan Skor
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 Tidak Setuju (TS) 2
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5
2) Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab antara
pewawancara dan responden untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan. Tujuan menggunakan metode wawancara yaitu untuk
mendapatkan informasi yang lebih jelas lagi dari para pelaku
UMKM yang telah menggunakan QRIS.
6. Teknis Analisis Data
1) Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya
kuesioner (Ghozali, 2011). Menurutnya, pembuktian uji
validitas diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor individu
setiap pertanyaan dengan skor total variabel. Jika korelasi
antara masing-masing variabel dengan keseluruhan variabel
kurang dari taraf signifikansi 0,01 atau 0,05 maka variabel
tersebut dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukan suatu pengertian
bahwasannya suatu instrument dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument
tersebut sudah baik.
2) Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan pengujian Hipotesis dengan
menggunakan analisis regresi berganda perlu dilakukan pengujian
asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar model
regresi dapat menjadi alat estimasi yang tidak bias. Uji asumsi
klasik meliputi:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel dependen dan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2018).
b) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari resifual suatu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2018). Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
7. Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda merupakan regresi linier dimana
variabel terikat (variabel Y) dihubungkan dengan dua atau lebih
variabel bebas (variabel X). penambahan variabel bebas ini diharapkan
dapat lebih menjelaskan karakteristik hubungan yang ada, walaupun
masih saja ada variabel yang terabaikan (Misbahuddin & Hasan,
2013:88).
Bentuk umum persamaan regresi linier berganda dapat
dituliskan sebagai berikut:
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e
Dimana:
Y = Keputusan menggunakan QRIS
b = Koefisien Regresi
X1 = Persepsi
X2 = Kemudahan
X3 = Keamanan
8. Uji hipotesis
a. Uji parsial (Uji t)
Uji signifikan atau uji t digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) secara individual (parsial) dengan asumsi
bahwa variabel yang lain tetap atau konstan (Gujarit, 2009).
Berdasarkan kriteria maka digunakan tingkat signifikansi 0,1
setelah thitung diperoleh sebagai berikut:
a) Jika thitung > dari ttabel maka Hipotesis diterima, artinya ada
pengaruh manfaat, kemudahan dan risiko terhadap keputusan
penggunaan.
b) Jika thitung < dari ttabel maka Hipotesis ditolak, artinya tidak
ada pengaruh manfaat, kemudahan dan risiko terhadap
keputusan penggunaan.
b. Uji simultan (Uji F)
Uji Simultan atau uji F digunakan untuk mengetahui
pengaruh secara simultan variabel independen (X) terhadap
varaibel dependen (Y) (Gujarati, 2009). Menentukan Fhitung >
Ftabel dengan taraf signifikan sebesar 5% dengan df = (n-k-1).
Ketentuan uji F adalah sebagai berikut:
a) Jika Fhitung > Ftabel maka Hipotesis diterima, artinya ada
pengaruh manfaat, kemudahan dan risiko terhadap keputusan
penggunaan.
b) Jika Fhitung < Ftabel maka Hipotesis ditolak, artinya tidak ada
pengaruh manfaat, kemudahan dan risiko terhadap keputusan
penggunaan.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen (X) dalam
menerangkan secara komprehensif terhadap variabel dependen (Y)
serta pengaruhnya secara parsial. Nilai koefisien determinasi (R2)
mempunyai range antara 0-1. Semakin besar R2 mengindikasikan
semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
J. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan dalam proposal ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka dan sistematika pembahasan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini terdiri dari landasan teori, kerangka penelitian serta
hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian, jenis
penelitian, sumber data, populasi dan sampel penelitian, variabel
penelitian, indicator penelitian pada masing-masing variabel, teknik
pengumpulan data serta teknik analisis data yang dipakai dalam menjawab
temuan pada penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bagian ini memuat isi mengenai deskripsi objek penelitian, analisis
data dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup
Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi terdiri dari
kesimpulan, saran-saran, serta penutup dari pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, & Pambudi, B. S. (2013). Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi


Kemudahan, Keamanan Dan Ketersediaan Fitur Terhadapminat Ulang
Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking (Studi Pada Program
Layanan Internet Banking Bri). Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.

Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes. (2015).

Hutami A. Ningsih, Endang M. Sasmita, B. S. (2021). pengaruh persepsi manfaat,


Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan Penggunan, dan Persepsi
Risiko Terhadap Keputusan Menggunakan Uang Elektronik (QRIS) pada
mahasiswa. In Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol (Vol. 4, Issue 1).

Istiarni, P. R. D., & Hadiprajitno, P. B. (2014). Analisis Pengaruh Persepsi


Manfaat, Kemudahan Penggunaan dan Kredibilitas Terhadap Minat
Penggunaan Berulang Internet Banking Dengan Sikap Penggunaan Sebagai
Variabel Intervening (Studi Empiris: Nasabah Layanan Internet Banking di
Indonesia). Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1–10. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Kumbara, V. B. (2021). Determinasi Nilai Pelanggan Dan Keputusan Pembelian:


Analisis Kualitas Produk, Desain Produk Dan Endorse. Jurnal Ilmu
Manajemen Terapan, 2(5), 604–630.

Sudiatmika, N. B. P., & Martini, I. A. O. (2022). Faktor-Faktor Mempengaruhi


Niat Pelaku UMKM Kota Denpasar Menggunakan QRIS. Jmm Unram,
11(3), 239–254. https://doi.org/10.29303/jmm.v11i3.735

Syaifuddin, A. F., Rahman, K., Baru, G., Kantor, I., Bank, P., & Solo, I. (2022).
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Qris Sebagai
Metode Pembayaran Pada Masa Pandemi. Asjif, 1(1), 1–21.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM, Bab I,


Pasal 1.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang Umkm, Bab I,


Pasal 6.

Yogananda, A. S., & Dirgantara, I. M. B. (2017). Pengaruh Persepsi Manfaat,


Persepsi Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan dan Persepsi Risiko
Terhadap Minat Untuk Menggunakan Instrumen Uang Elektronik.
Diponegoro Journal of Management, 6(4), 1–7.
KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat, perkenalkan saya Sarifatun Nikmah,


mahasiswa program studi perbankan syariah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri
Purwokerto. Dengan ini saya bermaksud melakukan penelitian sebagai bentuk
penyelesaian tugas akhir saya. Dengan judul penelitian:

Pengaruh Persepsi Manfaat, Kemudahan Dan Risiko Terhadap Keputusan


Penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) Pada Pelaku
UMKM Di Purbalingga.

Adapun tujuan dari penelitian ini semata-mata hanya digunakan untuk


kepentingan penelitian, sehingga semua data responden yang terkait akan dijaga
kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan tanpa persetujuan yang
bersangkutan. Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatiannya dan
kerjasama Saudara/I yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner
ini saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Sarifatun Nikmah

Biodata Responden

1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Nama usaha :
5. Lama berusaha :

Petunjuk pengerjaan kuisioner

a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i


untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada didalam kuesioner ini.
b. Berilah tanda (✔) pernyataan berikut yang sesuai dengan keadaan
yang sesungguhnya pada kolom yang tersedia.
c. Ada lima pilihan jawaban yang tersedia untuk masing-masing
pernyataan, yaitu:
 Sangat setuju (SS)
 Tidak Setuju (TS)
 Kurang Setuju (KS)
 Setuju (S)
 Sangat Setuju (SS)

Persepsi penggunaan QRIS (X1)

No Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Saya menggunakan QRIS
sebagai metode untuk
Bertransaksi
2 Saya merasa lebih mudah
dalam mengakses produk-
produk keuangan
3 QRIS dapat diakses melalui
smartphone
4 Saya merasa lebih mudah
dalam bertransaksi
5 Saya merasa bermanfaat jika
saya bertransaksi dengan
menggunakan QRIS
6 Saya selalu menggunakan
QRIS karena tidak
memerlukan waktu yang lama
untuk bertransaksi
7 Saya selalu mernggunakan
QRIS karena QRIS lebih cepat
dan mempermudah
bertransaksi

Kemudahan penggunaan QRIS (X2)

No Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Saya mengetahui apa itu
QRIS
2 Saya merasakan kemudahan
dalam bertransaksi
menggunakan QRIS
3 Saya merasa bertransaksi
menggunakan QRIS sangat
mengemat waktu
4 Saya merasa bertransaksi
menggunakan QRIS lebih
simple
5 Fitur dalam aplikasi QRIS
sangat mudah dipahami
6 Saat bertransaksi
menggunakan barcode lebih
mudah dipahami

Keamanan Penggunaan QRIS (X3)

No Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Saya khawatir apabila QRIS
yang saya gunakan tidak
dapat difungsikan dengan
baik
2 Saya merasa tidak aman saat
bertransaksi menggunakan
QRIS
3 Saya khawatir jika saldo saya
berkurang tanpa adanya
transaksi
4 Saya merasa tidak nyaman
menggunakan QRIS sebagai
alat pembayaran non tunai
5 Saya mengalami beberapa
kesulitan saat bertransaksi
menggunakan QRIS

Keputusan Penggunaan QRIS (Y)

No Pertanyaan STS TS KS S SS
1 Saya berminat menggunakan
QRIS untuk melakukan
transaksi non tunai
2 Saya merasa dengan
menggunakan QRIS dapat
meningkatkan penghasilan
3 Saya memutusakan untuk
menggunakan QRIS karena
saya memahami
penggunaannya
4 Saya menggunakan QRIS
karena syarat dan ketentuan
yang mudah
5 Saya menggunakan QRIS
karena tidak perlu repot
menyediakan uang kembalian
6 Saya menggunakan QRIS
untuk terhindar dari
penyebaran uang palsu
7 Dengan menggunakan QRIS
saya tidak perlu repot
membuat laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai