Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR KEWASPADAAN STANDAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/104/SPO. 00 1/6
Jl. Surabaya – Malang PPI/XII/2017
KM. 50
Ditetapkan,
Direktur,
STANDAR Tanggal terbit
PROSEDUR 22 Desember 2017
OPERASIONAL dr. Rike Jeff Yus Jeffi Habibi
NIK 201600001
PENGERTIAN Kewaspadaan Standar dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap
semua pasien di semua fasilitas kesehatan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
TUJUAN
melaksanakan kewaspadaan standar
Pegawai rumah sakit wajib menerapkan kewaspadaan
standar (sesuai dengan SK direktur No.
KEBIJAKAN 027.03/104/SK.Dir.RSS/XII/2017 tentang Kebijakan
Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.)

1. Kebersihan Tangan
PROSEDUR a. Hindari menyentuh permukaan disekitar pasien agar
tangan terhindar kontaminasi pathogen dan dan
kepermukaan
b. Bila tangan tidak tampak kotor dekontaminasi tangan
dengan menggunakan alcohol handrub
c. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan 5 moment
WHO
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum melakukan prosedur / tindakan aseptic
3) Setelah terpapar atau kontak dengan cairan tubuh
pasien
4) Setelah kontak dengan pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
d. Lakukan 6 langkah kebersihan tangan sesuai
standarnya WHO
1) Gosok telapak dengan telapak tangan
2) Gosok punggung dan sela-sela jari punggung tangan
lakukan pada kedua tangan
3) Gosok kedua telapak tanga dan sela-sela jari saling
mengunci.
4) Gosok ruas punggung jar dengan kedua tangan saling
mengunci
5) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan, lakukan juga sebaliknya
6) Gosok dengan memutar ujung jar tangan kanan
Dt telapak tangan kiri, lakukan juga sebaliknya
PROSEDUR KEWASPADAAN STANDAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/104/SPO. 00 2/6
Jl. Surabaya – Malang PPI/XII/2017
KM. 50
2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan , Masker,
Google (kaca mata pelindung ) pelindung wajah, gaun
PROSEDUR
Sarung tangan
a. Pakai bila mungkin terkontaminasi darah, cairan
tubuh, eksresi dan bahan terkontaminasi, mucus
membrane dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang
berpotensi terkontaminasi
b. Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang
untuk membersihkan lingkungan
c. Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat
pasien langsung
d. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,
sebelum menyentuh benda dan permukaan yang tidak
terkontaminasi, sebelum beralih ke pasien yang lain
e. Jangan memakai sarung tangan 1 pasang untuk
pasien yang berbeda
Gantilah sarung tanga bila tangan berpindah dari area
tubuh yang terkontaminasi ke area tubuh yang bersih
Cuci tangan setelah melepas sarung tangan
Pelindung wajah
a. Pakailah untuk melindungi kunjungtiva, mucus
membrane mata, hidung. mulut, selama
melaksanakan prosedur dan aktivitas perawatan
pasien yang beresiko terjadi cipratan semprotan
darah, cairan tubuh sekresi, ekskresi.
b. Pilih sesuai dengan tindakan yang akan dikenakan
c. Masker bedah dapat dipakai secara umum untuk
petugas rumah sakit untuk mencegah transmisi
melalui partikel bear dari droplet saat kontak erat
(<3m) dari pasien saat batuk / bersin.
d. Pakailah selama tindakan yang menimbulkan aerosol
walaupun pada pasien tidak diduga infeksi
e. Gunakan masker partikulat untuk mencegah transmisi
partikel ≤5mc
PROSEDUR KEWASPADAAN STANDAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/104/SPO. 00 3/6
Jl. Surabaya – Malang PPI/XII/2017
KM. 50
Pelindung tubuh
a. Kenakan gaun (bersih, tidak steril) untuk melindungi
PROSEDUR
kulit mencegah baju meniadi kotor, kulit
terkontaminasi selama prosedur merawat pasien yang
memungkinkan terjadinya percikan / semprotan cairan
tubuh pasien.
b. Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan air
c. Lepaskan gaun segera dan cucilah tangan untuk
mencegah transmisi mikroba ke pasien lain dan
lingkungan
d. Kenakan gaun saat merawat pasien infeksi yang
secara epidemiologik penting, lepaskan sat akan
keluar rang pasien
e. Jangan memakai gaun berulang walaupun untuk
pasien yang sama
f. Bukan indikasi pemakaian rutin mask ke ruang risiko
tinggi.
3. Peralatan perawatan pasien
a. Buatkan aturan dan prosedur untuk menampung,
transportasi, peralatan yang mungkin terkontaminasi
darah atau cairan tubuh
b. Lepaskan bahan organic dari peralatan kritikal dengan
bahan pembersih
c. Tangani peralatan yang terkena darah, cairan tubuh
sekresi, ekskresi dengan benar sehingga kulit dan
mucus membrane terindung, cegah baju
terkontaminasi, cegah transfer mikroba ke pasien lain
dan lingkungan. Pastikan peralatan yang telah dipakai
untuk pasien infeksi telah dibersihkan dan tidak
dipakai untuk pasien yang lain. Pastikan peralatan
yang sekali pakai dibuang dan dihancurkan melalui
cara yang benar dan peralatan yang dipakai lang
diproses secara benar
d. Peralatan nonkritikal terkontaminasi didesinfeksi
setelah paki. Peralatan semikritikal didesinfeksi atau
distenlisasi.
e. Peralatan kritikal harus didisinfeksi kemudian
distenikan
f. Peralatan makan pasien dibersihkan dengan air
panas dan dicuci dalam alat pencuci otomatis atau
manual dengan sabun natural tap setelah
makan.Benda disposisi dibuang ketempat sampah.
PROSEDUR KEWASPADAAN STANDAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/104/SPO. 00 4/6
Jl. Surabaya – Malang PPI/XII/2017
KM. 50
g. Bila tidak tampak kotor, lap permukaan peralatan
yang besar (USG, X-Ray) setelah keluar ruangan
PROSEDUR
isolasi
h. Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi
pemapasan terutama setelah dipakai pasien infeksius
saluran nafas.
4. Pengendalian lingkungan
a. Pastikan bahwa rumah sakit membuat dan
melaksankan prosedur rutin untuk pembersihan,
desinfeksi permukaan lingkungan, tempt tidur,
peralatan disamping tempt tidur dan pinggirannya,
permukaan yang sering tersentuh dan pastikan
kegiatan in dimonitor
b. Tetapkan desinfeksi standard untuk menghalau
pathogen dan menurunkan secara signifikan di
permukaan terkontaminasi sehingga memutuskan
rantai penularan penyakit
c. Lakukan pembersihan sebelum didesinfeksi
d. Ikuti aturan pabrik cairan desinfeksi, waktu kontak dan
cara pengencerannya
e. Lakukan pembersihan permukaan horizontal sekitar
pasien secara rutin dan tiap pasien pulang Untuk
mencegah aerosolisasi pathogen infeksi saluran
napas, hindari penggunaan sapu
f. Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah
dipakai
g. Peralatan pembersihan harus dibersinkan, dikeringkan
setiap kali setelah pakai.
Jangan fogging dengan didesinfektan, tidak terbukti
mengendalikan infeksi dan berbahaya bagi petugas
5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan
linen
a. Penanganan transport dan proses linen yang terkena
darah cairan tubuh, sekresi, eksresi dengan prosedur
yang benar untuk mencegah kullt, mucus membrane
terekspose dan terkontaminasi linen
PROSEDUR KEWASPADAAN STANDAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/104/SPO. 00 5/6
Jl. Surabaya – Malang PPI/XII/2017
KM. 50
b. Buang tertebih dahulu kotoran (missalfeces), letakkan
linen dalam kantong linen
PROSEDUR
c. Hindari menyortir linen di ruang perawatan pasien,
jangan memanipulasi linen terkontaminasi hindari
kontaminasi terhadap udara, permukaan dan orang
d. Kirim linen ke laundry sesuai alur pengiriman yang
sudah diterapkan
e. Pastikan kantong tidak boor dan ikatan ldak lepas
selama transportasi
f. Petugas yanq menangan ilinen harus menggunakan
APD
6. Kesehatan karyawan / pelindung petugas kesehatan
a. Berhati - hat saat bekerja untuk mencegah trauma
saat menangani jarum, scalpel dan alat tajam lain
yang dipakai setelah prosedur, sat membersihkan
instrument dan sat membuang jarum
b. Jangan melakukan recapping jarum yang sudah
dipakai, memanipulasi jarum dengan tangan menekuk
¡arum, mematahkan, melepas jarum dan spuit
c. Buang jarum, scapel, spuit, dan peralatan tajam habis
pakai kedalam wadah tahan tusukan sebelum
diproses ke incinerator
d. Pakai mouthpiece, resusitasi atau peralatan resusitasi
yang lain resusitasi ke mulut untuk mengganti metode
e. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian
tubuh selain akan menyuntik
7. Penempatan pasien
a. Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi
lingkungan atau yang tidak dapat diharapkan menjaga
kebersihan atau control lingkungan kedalam ruang
rawat yang terpisah. Bila ruangan tidak
memungkinkan konsultasikan ke Sub Komite PPI RS
Sahabat
b. Cara penempatan pasien sesuai jenis kewaspadaan
terhadap transmisi infeksi
8. Hygiene pemafasan / etika batuk
a. Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian
sekresirespirasi untuk mencegah transmisi pathogen
dalam droplet
PROSEDUR KEWASPADAAN STANDAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


002/104/SPO. 00 6/6
Jl. Surabaya – Malang PPI/XII/2017
KM. 50
b. Beri poster pada pintu mask dan tempat strategis
bahwa pasien atau penqunjung dengan gejala klinis
PROSEDUR
infeksi saluran napas harus menutup mulut dan
hidung dengan tissue kemudian membuangnya dan
mencuci tangan
c. Anjurkan pasien dan penunggu dengan gejala klinis
infeksi saluran napas mengqunakan masker
9. Praktek menyuntik yang aman
a. Pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada setiap
sutikan, untuk mencegah kontaminasi pada peralatan
injeksi dan terapi
b. Pastikan bat injeksi yang digunakan onedose
10. Praktek untuk lumbal pungsi
Pemakaian masker pada insersi atau injeksi suatu obat
kedalam area spinal / epidural melalui prosedur lumbal
punksi, untuk mencegah transmisi droplet flora orafaring

Anda mungkin juga menyukai